Anda di halaman 1dari 3

Nama : Poeloeng Arsa Sidanu

NPM : 191169004
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian
Dosen : Dr. Agus Wahyudi, M.S.

1. Tema : Pengaruh upah, motivasi kerja dan kepuasan terhadap kinerja karyawan
Topik : Kepuasan kerja

2. Gejala yang terjadi :


Smart Education Learning merupakan lembaga bimbingan belajar privat yang
menyediakan jasa pengajaran dengan mendatangi rumah murid. Lembaga tersebut berokasi di
Jalan Bumi Manti 2 Kampung Baru, Bandar Lampung. Smart Education Learning terbuka
untuk seluruh wilayah di Bandar Lampung dan untuk semua tingkat pendidikan. Lembaga
initelah beroperasi sejak 2015. Visi dari lembaga ini adalah sebagai penyedia layanan les
privat terkemuka di Bandar Lampung yang mengutamakan kualitas pengajaran.
Smart Education Learning memiliki hampir 100 pengajar. Tetapi, pengajar yang aktif
hanya ada 48 orang. Sebagian besar pengajar berstatus mahasiswa dan fresh graduate.
Berdasarkan observasi yang telah diketahui dari salah satu pekerja lembaga tersebut terkait
upah. Upah yang didapat berbeda berdasarkan jenjang pendidikan dan jarak rumah klien.
Berikut rincian upah yang didapat untuk satu kali pertemuan selama 1,5 jam :
- Paud-SD
Dekat : Rp 35.000
Jauh : Rp 38.000
- SMP
Dekat : Rp 38.000
Jauh : Rp 40.000
- SMA
Dekat : Rp 40.000
Jauh : Rp 45.000
- Ujian (SBMPTN, tes masuk perguruan tinggi)
Dekat : Rp 45.000
Jauh : Rp 50.000
Upah tersebut terkadang tidak sesuai dengan jarak yang ditempuh dari lembaga. Dalam proses
kerja, pemangku tidak turut andil terkait kelengkapan pengajaran, sehingga pekerja harus
memenuhi sendiri kebutuhan pengajarannya. Kelengkapan pengajaran tersebut seperti modul,
spidol, pena dan kertas. Saat ini kualitas lembaga dinilai para pekerja mengalami
kemunduran, karena tidak sedikit wali murid yang merasa pembayaran terlalu mahal dan
memilih untuk bekerjasama sendiri dengan pengajar. Tidak hanya wali murid yang memilih
mundur, tetapi beberapa karyawan juga memilih bekerja di tempat lain. Hal ini disebabkan
karena rendahnya kepuasan karyawan terhadap atasan. Berikut ini faktor penyebab
munculnya yang mungkin (Internal dan Eksternal):
 Faktor internal :
- Komitmen lembaga
- Motivasi karyawan
- Kurangnya kompetensi

 Faktor eksternal :
- Banyaknya persaingan yang semakin ketat dengan lembaga lain
- Upah karyawan
- Kondisi lingkungan lembaga yang kurang strategis
- Kondisi lingkungan kerja

3. Metode yang tepat untuk penelitian ini adalah kualitatif


Berdasarkan penjabaran hasil observasi, komitmen lembaga yang merupakan
keterpihakan dan kepedulian karyawan, terasa kurang. Hal ini bisa disebabkan karena
interaksi antara pemangku dan karyawan tidak berjalan baik. Dalam hal ini, kualitas
hubungan antara karyawan dan pemangku sangat penting, demi menjaga komitmen karyawan
terhadap lembaga. Kurangnya komitmen dapat berdampak pada efektivitas lembaga. Oleh
sebab itu, penting untuk mengenali lebih jauh faktor-faktor yang mengungkapkan hubungan
atasan-bawahan untuk meningkatkan komitmen lembaga. Adanya komitmen yang baik juga
menandakan kepuasan kerja karyawan. Hal ini sesuai dengan pendapat Brudney dan Condrey
(1993) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi antara lain adalah
: variasi suatu pekerjaan, kesuksesan dan tingkat pengupahan, komitmen dan kepercayaan
organisasi, sikap terhadap pengupahan, tingkat kepentingan imbalan moneter, kaitan dantara
pengupahan dengan kerja dan akurasi serta transparansi dalam sistem pengupahan. Seorang
atasan akan berpandang positif terhadap karyawan apabila interaksi antara atasan-bawahan
berkualitas tinggi, sehingga bawahan akan merasakan bahwa atasan memberikan dukungan
dan motivasi. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan bawahan terhadap atasan, sehingga
mereka melakukan lebih dari yang diharapkan atasan. Seperti pernyataan Goal Theory,
Suprihanto (1987) yakni kinerja atau prestasi seseorang bergantung pada motivasi orang
tersebut terhadap pekerjaan yang dilakukan. Semakin tinggi moticasi seseorang untuk
melakukan pekerjaan tersebut, maka semakin tinggi tingkat kinerja. Berlaku juga sebaliknya,
semakin renda motivasi seseorang dalam melakukan pekerjaan, maka semakin rendah
kinerjanya.

Bahasan lebih lanjut, pemangku terlalu mengedepankan profitabilitas. Sehingga


menyampingkan kedudukan karyawan. Seperti yang diketahui, peran pekerja sangat penting
sebagai penggerak aktivitas untuk mempertahankan keunggulan lembaga. Sehingga
diperlukan perhatian khusus, karena mereka meluangkan waktu, tenaga dan pikiran.
Disamping itu mereka juga merupakan makhluk sosial yang memiliki perasaan dan harapan
yang dapat mempengaruhi kinerja, dedikasi, loyalitas dan kecintaan terhadap lembaga. Dalam
hal ini, lembaga harus mampu menciptakan kondisi yang dapat mendorong pekerja
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan secara optimal. Salah satunya dengan
memberikan balas jasa upah yang memuaskan, karena upah akan menjadi efektif jika
dihubungkan dengan kinerja secara nyata. Tidak hanya itu, lembaga harus menggunakan
strategi kompensasi yang tepat untuk memberikan kepuasan kerja.

Referensi :

Brudney, J.L., and S.E. Condrey. 1993. Pay for Performance Explaining the Differences in
Managerial Motivation Public Productivity and Management Review, XVII (2).

Suprihanto. 1987. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: CV. Karunia Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai