Anda di halaman 1dari 8

Ungkapan “Sedia payung sebelum hujan” nasehat orang tua jaman dulu.

Maksudnya,
jika kita akan bepergian di musim penghujan, meskipun saat itu hari cuaca Nampak
cerah, janganlah lupa membawa payung. Bisa jadi ditengah jalan cuaca yang semula
cerah ceria mendadak mendung dan turun hujan. Jika payung disediakan, meskipun
hujan kita tetap akan terlindung dan tetap dapat melanjutkan perjalanan sampai ke
tujuan.

Rasulullah SAW juga sudah memberikan nasehat demikian dan dapat di jadikan
pegangan dalam menempuh hidup yang merupakan perjuangan ini. Nasehat dari
Baginda Nabi sekaligus menunjukkan sifat leadership (kepemimpinan) yang melihat jauh
ke masa depan. Rasulullah SAW menasehatkan kepada ummatnya agar selalu siap
untuk menggunakan dengan sebaik-baiknya lima perkara sebelum datang lima perkara
yang lain yang merupakan kebalikannya.
Inti dari nasehat tersebut  : pergunakan sebaik-baiknya waktu muda sebelum tua,
gunakan kekayaan sebelum datang  kemiskinan, gunakan kesehatan sebelum datang
sakit, gunakanlah waktu ada kesempatan sebelum datang kesempitan, dan gunakanlah
hidup sebelum datang kematian.

Kesempatan Sebelum Kesempitan


Hidup didunia, ibarat menempuh perjalanan jauh, ada kalanya menempuh jalan datar
dan ada kalanya pula menempuh jalan terjal berliku-liku serta berbahaya. Ada masa
susah, ada pula masa senang. Ada kalanya terbuka kesempatan, ada kalanya pula
terbentur jalan buntu. Susah senang memang merupakan pakaian hidup didunia ini.
Namun ada dua hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah kesempatan
dan kesempitan ini.

Pertama : Ada orang yang selalu mampu memanfaatkan kesempatan (dalam arti yang
baik) pada suatu peristiwa tertentu. Padahal kesempatan sedemikian itu hanya muncul
sewaktu-waktu dan sebentar saja.

Kedua : Berusaha menciptakan peluang atau kesempatan ditengah-tengah kesempitan.


Banyak orang yang masih mengerjakah hal-hal yang menguntungkan walaupun ia telah
memikul beban pekerjaan yang berat. Hal ini bisa ia lakukan karena setiap perkerjaan
dilakukannya dengan penuh keikhlasan dan relax. Tetapi lebih banyak orang yang
selalu berat-berat, dan merasa selalu sibuk, meskipun sebenarnya pekerjaannya biasa-
biasa saja dan prestasinyapun tidak menonjol.

Kedua macam kesempatan seperti diatas, harus dipergunakan, dan jangan sampai
menunggu datangnya kesempitan yang akan memberikan rasa kecewa karena waktu
sudah tidak tersedia lagi.

Sehat Sebelum Sakit


Kesehatan amat penting artinya bagi kehidupan kita semua. Meskipun kekayaan
melimpah ruah, kedudukan tinggi, pengetahuan cukup, dan kelebihan apapun lainnya,
akan tetapi bila badan selalu sakit-sakitan, semua itu tadi tak dapat dimanfaatkan secara
efektif. Oleh karena itu ahli kesehatan menasihatkan bahwa mencegah penyakit lebih
baik dari pada mengobati. Rasulullah SAW senantiasa memperhatikan kesehatan.

Dalam salah satu Hadits Beliau menyatakan bahwa sumber penyakit terletak dalam
perut besar, hal mana sesuai dengan pendapat para ahli kesehatan modern. Mengenai
kesehatan dan makanan beliau menasehatkan dalam satu hadits yang terkenal, “Kami
adalah satu kaum yang tidak makan sebelum lapar. Dan jika kami makan, tidak terlalu
kenyang”. Bagi orang yang sedang mengidap penyakit barulah dapat menyadari bahwa
betapa besarnya harga kesehatan. Dengan kesehatan yang prima, kita dapat
melakukan berbagai amal perbuatan yang baik disamping ibadah dengan nyaman.

Waktu Muda Sebelum Tua


Tidak sedikit orang tua yang menyesali hidupnya dengan mengatakan, misalnya : “Jika
diwaktu muda saya berhemat, atau mau belajar giat, atau tidak menyia-yiakan waktu…
tentulah hidup saya tidak seperti sekarang ini”. Sikap jiwa mengeluh atau menyesal diri,
mengeluh atau bahkan putus asa, jelas tidak dapat dibenarkan oleh agama. Seperti
pepatah, “Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna”. Oleh karena itu
yang lebih penting, terutama bagi para pemuda adalah standar akan kepemudaannya
serta memanfaatkan masa muda untuk mempersiapkan diri untuk masa depan.

Memang sering kali anak muda berpendapat bahwa masa muda itu tidak akan terjadi
dua kali. Oleh karena itu mumpung masih muda waktu dihabiskan untuk menikmati
kelezatan hidup sepuas-puasnya. Sikap mental pemuda yang demikian ini
mengakibatkan pemuda yang terjun “mereguk kenikmatan hidup duniawi” tanpa peduli
merusak badan, merusak nama, merusak pikiran dan lain sebagainya, bahkan akhirnya
menghisap narkoba atau sejenisnya. Jika ada anak-anak muda yang tekun belajar,
malah diejek.

Katanya, ia akan menjadi sarjana dan kemudian menjadi penganggur. Mereka yang rajin
ketempat ibadah, mendengarkan pengajian atau mengdalami agama dengan diskusi
misalnya, dikatakan sok alim. Soal ibadah atau melakukan amal kebijakan, bagi anak-
anak seperti ini dianggap tidak penting, atau sesudah tua saja nanti dikerjakan. Mana
kala sudah bungkuk, batuk-batuk dan bertobat, barulah perlu pegang tasbih dan pergi
ke masjid, kata mereka mengejek. Syukurlah hal ini hanya pendapat sebagian kecil saja
dari anak-anak muda, sedangkan selebihnya yang lain mempergunakan waktu mudanya
dengan hal-hal yang positif untuk meraih masa depannya.

Kaya Sebelum Miskin


Pasang naik surut dalam hidup senantiasa dialami setiap orang. Kekayaan yang
dikumpulkan dengan susah payah, tidak mustahil dapat lenyap dalam hitungan menit
bahkan hitungan detik, semisal ditimpa banjir, kebakaran, dicuri orang dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, selagi kekayaan masih ada ditangan perlu diperhatikan
untuk apa harta dibelanjakan. Adakah sedikit kita telah menyisihkannya untuk amal
jariyah, untuk menyumbang pembangunan berbagai sarana pendidikan, tempat ibadah,
membantu anak yatim, fakir miskin dan lain sebagainya.

Sebab, apa bila harta sudah terlanjur lenyap, padahal kita belum menunaikan amal
barang sedikitpun akan rugi dan menyesallah kita. Itulah sebabnya Rasulullah
mengingatkna kita semua agar mempergunakan saat kaya sebelum datang saat miskin.
Dalam Sabda Beliau yang lain, Beliau menasehatkan agar manusia dapat hidup
qanaah, yaitu dapat bersikap mencukupkan sekedar yang ada dan menerimanya
dengan ridha.

Hidup Sebelum Mati


Hidup didunia ini hanyalah sebentar saja, ibarat Bahasa jawa “mampir ngomber”, sesuai
dengan makana kata dunia yang berarti dekat. Rasulullah SAW pernah mengibaratkan
hidup didunia ini laksana istirahat sebentar di bawah pohon yang rindang bagi para
musafir yang sedang berjalan diterik matahari. Jika berbagai macam penyakit pada
zaman modern ini telah dapat ditemukan obatnya, maka penyakit tua dan mati inilah
yang mustahil ditemukan obatnya.

Masa depan manusia yang amat pasti, satu-satunya adalah mati. Jantung, hati, ginjal
dapat diganti atau disambung, akan tetapi ruh tidak dapat “ditekniki”. Dalam Al-Quran
Allah SWT menegaskan : “Apa bila sudah datang ajal, maka ajal itu tak dapat di undur
atau diajukan sesaatpun” (Al Al’raf : 4). “Dimana saja kamu berada niscaya maut akan
mendatangi, biarpun kamu berlindung dalam benteng yang kuat”. (An Nisa : 78).
Walaupun pada umumnya maut datang pada saat seseorang sudah berusia lanjut,
tetapi dia juga mendatangi mereka yang berusia muda, bahkan mereka yang masih
anak-anak.

Boleh jadi, hari ini si Fulan ikut mengantar jenajah kekubur, dan besok pagi jenazah si
Fulan pula yang diantarkan orang ketempat peristirahatan terakhirnya. Oleh karena
maut datang pada saat yang rahasia kendati ia pasti datang, maka berbahagialah
mereka yang telah mempersiapkan diri untuk menghadapi hari yang telah pasti itu,
dengan bekal amal dan ibadah. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa : “Jika meninggal
anak Adam, terpotonglah seluruh amalnya, kecuali tiga hal. Amal/Shodaqoh Jariyah,
Ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya”.
Di riwayatkan oleh sahabat Ibnu 'Abbas Radiallahu anha, Rasulullah SAW
bersabda :

Artinya :
Manfaatkanlah olehmu lima (5) perkara sebelum datang lima (5) perkara :
1. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu.
2. Masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu.
3. Masa kayamu sebelum datang masa fakirmu
4. Masa luangmu sebelum datang masa sempitmu.
5. Masa hidupmu sebelum datang matimu.

BAGAIMANA CARANYA MEMANFAATKAN LIMA MACAM PERKARA


TERSEBUT ?

1. Manfaatkan masa mudamu sebelum datang masa tuamu.

image : pixabay

Masa muda adalah masa untuk berkembang dan berkarya untuk masa depan yang
cerah. Masa muda adalah masa untuk menuntut ilmu baik ilmu dunia maupun ilmu
akhirat. Kedua - keduanya harus berjalan seimbang, karena kebahagian di akhirat
juga di tentukan oleh ilmu di dunia.
Rasulullah SAW pernah bersabda :" Bekerjalah untuk duniamu seakan -akan kamu
akan hidup selama  - lamanya, dan beramalah untuk akhiratmu seakan -akan kamu
akan mati esok hari". Itu artinya kita harus bekerja penuh dengan semangat untuk
kehidupan dunia dan kita harus lebih giat lagi beramal untuk kepentingan akhirat
seolah - olah tidak ada kesempatan lain karena kita akan mati esok hari. Bukankah
umur seseorang tidak ada yang pernah tahu selain daripada Allah SWT sendiri ?
Sungguh adalah sebuah kerugian jika masa muda kita malah santai, bermalas -
malasan bahkan asyik berbuat kemaksiatan. Ingatlah kita tidak pernah tahu apakah
kita akan di beri kesempatan dan waktu untuk bertobat atau tidak. Jadi ingatlah
manfaatkan masa muda kita sebaik mungkin karena jika sudah datang masa tua kita
dan kita belum mempunyai bekal yang cukup kita akan menyesal nantinya.

2. Manfaatkan masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu

image : pixabay

Salah satu bentuk nikmat dari Allah SWT yang patut kita syukuri setiap hari adalah
nikmat sehat. Karena apa ? Karena dengan nikmat sehat kita bisa melakukan
aktivitas apa saja. Berapa banyak orang kaya yang tidak dapat menikmati harta
kekayaannya karena menderita sakit. Semua harta kekayaannya hanya bisa di lihat
dan di pandang saja karena tidak bisa dia nikmati. Mau makan ini tidak boleh, mau
makan itu tidak boleh, semua serba tidak boleh akibat dari penyakitnya yang
berpantang untuk memakan ini dan itu.
Dimasa sehat kita juga harus rajin beribadah kepada Allah SWT. Kita hanya akan
menyesal jika kita sudah sakit tak berdaya yang bahkan hanya untuk sekedar duduk
pun tidak mampu, kita belum sempat beribadah kepada-NYA.

3. Manfaatkan masa kayamu sebelum datang masa fakirmu

image : pixabay
Menjadi orang kaya adalah tujuan dari sebagian besar orang di dunia ini. Semua itu
karena adanya anggapan bahwa kalau kita kaya semua urusan apapun akan
tampak mudah. Sekilas memang ada benarnya juga, tapi tanggung jawab terhadap
harta kekayaan yang kita miliki juga lebih berat nantinya di akhirat bukan ?
Bukankah harta kita kelak akan di pertanyakan darimana asalnya dan kemana itu
dibelanjakan?
Jika sekarang ini kita di takdirkan oleh Allah SWT menjadi orang kaya, maka kita
harus menggunakan harta tersebut untuk berbuat kebajikan dan beramal shaleh.
Perbanyak sedekah, infaq dan menyantuni anak yatim. Pergunakan kesempatan
beribadah dengan lantaran harta yang kita miliki, karena jika kita jatuh miskin kita
tidak punya kemampuan lagi untuk bersedekah, infaq dan menyantuni anak yatim.

4. Manfaatkan masa luangmu sebelum datang masa sempitmu

image : pixabay

Sebuah pertanyaan klasik sering kita dengar, sudah shalat belum ? Nanti dulu, lagi
banyak pembeli tanggung. Ini adalah sebuah hal yang ironi karena untuk urusan
akhirat justru sering mengesampingkan dan menundanya sementara kita punya
waktu luang yang cukup. 
Waktu terus berjalan dan berputar tanpa pernah bisa di ulang walau hanya sedetik
saja. Karena itu menyia - nyiakan waktu luang anda untuk hal - hal yang sia - sia dan
kemaksiatan adalah sebuah kerugian yang nyata.
Bukankah Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ashr sebagai berikut :

Artinya: 
1. Demi masa
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran
5. Manfaatkan masa hidupmu sebelum datang matimu.

image : pixabay

Hidup di dunia ini hanyalah sementara. Dunia bukanlah tujuan akhir dari hidup kita.
Dunia hanyalah sebuah tempat persinggahan dimana kita akan menuju ke sebuah
tujuan yang utama yaitu kehidupan akhirat yang abadi. 
Dunia adalah tempat dimana kita menyiapkan bekal kita untuk kita bawa ke akhirat
kelak. Banyak orang yang justru salah, merasa dunia ini adalah tujuan hidupnya dan
melupakan akhirat. Di dunia dia hidup bermewah - mewahan dan berfoya - foya
tanpa sedetikpun memikirkan bagaimana dengan akhirat kelak.
Bukankah setiap manusia tahu bahwa setiap mahluk yang bernyawa pasti akan mati
?
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anbiyaa ayat 35 :

Artinya:
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya
kepada Kamilah kamu dikembalikan

Lalu, mengapa kita hanya mengingat dunia tanpa memikirkan akhirat?


Karena itu sebagai orang yang beriman kita hendaknya rajin beribadah dan beramal
shaleh selagi kita masih di berikan kesempatan untuk hidup oleh Allah SWT. Jika
kita di takdirkan mati dan belum sempat berbuat kebajikan dan amal shaleh, lalu
bagaimana nasib kita kelak di akhirat ? Jika demikian, sungguh kita adalah orang -
orang yang celaka.
Mengingat kematian akan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Untuk itu kita di
anjurkan untuk bertakziah ketika ada orang yang meninggal dunia, manfaatnya
adalah agar mengingatkan diri kita akan datangnya kematian. Mengingatkan diri kita
bahwa kelak kitapun akan sama dengannya, pergi meninggalkan dunia dan segala
isinya kembali kepada sang khaliq yaitu Allah SWT. Mengingatkan diri kita bahwa
tidak ada gunanya menyombongkan diri karena ketika kita di panggil oleh Allah SWT
tidak ada satupun harta benda dan keluarga yang menyertai kita.
Hanya ada tiga (3) macam hal yang akan menyertai dan menemani kita kelak di
akhirat yaitu :

 Amal Jariyah
 Ilmu yang bermanfaat
 Anak yang shaleh yang mau mendoakan orang tuanya.

Lebih lanjut mengenai tiga hal tersebut akan saya share di artikel saya selanjutnya. 
Demikianlah artikel mengenai manfaatkan lima perkara sebelum datang lima
perkara. Semoga bisa memberikan manfaat bagi kita semua dan semakin
menambah ketaqwaan kita kepada Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai