Gunakanlah yang lima sebelum datang yang lima: Masa mudamu sebelum “
datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa
kayamu sebelum masa miskinmu, masa kosongmu sebelum datang masa
”.sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu
)HR Al-Hakim; sanadnya shahih(
Hadis Nabi tentang "lima perkara sebelum lima perkara" itu maksudnya adalah
supaya kita mempergunakan waktu dan kesempatan dengan sebaik-baiknya,
sebelum hilangnya kesempatan tersebut. Hadis tersebut diriwayatkan Imam
Hakim dalam kitab al-Mustadrak.
Lima hal itu merupakan inti misi dan visi hidup manusia, karena kunci
kesuksesan itu terletak pada bagaimana kita "mempergunakan kesempatan
dengan sebaik-baiknya". Mempergunakan kesempatan adalah bentuk pasrah
pada upaya & usaha, bukan pada hasil. Prinsip pasrah pada upaya & usaha akan
membentuk jiwa yang teguh, tegar, kuat, dan tidak mudah putus asa. Bila suatu
saat upaya kita belum menghasilkan target yang kita harapkan, maka kita tidak
lantas putus asa, karena kewajiban kita adalah berupaya. Berupaya dan
berupaya.,
Al Munawi mengatakan.
َّ َ ُ َ ُ اَل َ
ف ِه ِذ ِه الخ ْم َسة َي ْع ِرف ق ْد َر َها ِإال َب ْع َد َز َو ِال َها
“Lima hal ini (waktu muda, masa sehat masa luang, masa kaya dan waktu
ketika hidup) barulah seseorang betul-betul mengetahui nilainya setelah
kelima hal tersebut hilang.” (At Taisir Bi Syarh Al Jami’ Ash Shogir, 1/356)
Benarlah kata Al Munawi. Seseorang baru ingat kalau dia diberi nikmat sehat,
ketika dia merasakan sakit. Dia baru ingat diberi kekayaan, setelah jatuh
miskin. Dan dia baru ingat memiliki waktu semangat untuk beramal di masa
muda, setelah dia nanti berada di usia senja yang sulit beramal. Penyesalan
3
tidak ada gunanya jika seseorang hanya melewati masa tersebut dengan sia-
sia.
Lima perkara itu merupakan inti misi dan visi hidup manusia di alam dunia ini,
karena kunci kesuksesan itu terletak pada bagaimana kita “mempergunakan
kesempatan dengan sebaik-baiknya”. Mempergunakan kesempatan adalah
bentuk pasrah pada upaya dan usaha, bukan pada hasil. Prinsip pasrah pada
upaya dan usaha akan membentuk jiwa yang teguh, tegar, kuat, dan tidak
mudah putus asa. Bila suatu saat upaya kita belum menghasilkan target yang
kita harapkan, maka kita tidak lantas putus asa, karena kewajiban kita adalah
berupaya dan tentunya tidak lupa untuk berdo kepada Allah yang Maha Kuasa
dan Maha Bijaksana. Berdoa dan berupaya Insya Allah keberhasilan dan
kesuksesan akan menyertai kita. Amin Ya Robbal ‘Alamina.