C A H YA D I TA K A R I AWA N !Update your soul firmware
• Sejak sebelum menikah, Anda harus meng-update
firmware diri Anda • Zaman terus berubah, tantangan terus berkembang • Manusia telah Allah ciptakan dalam format mampu berubah, mampu bertahan, mampu menyesuaikan diri dengan keadaan • Kenali diri sendiri, untuk memiliki firmware jiwa yang selalu update Self Awareness, Pengenalan dan Kesadaran Diri
• Abu Hamid Al-Ghazali dalam kitab Kimiya As-Sa‘adah
menyatakan bahwa mengenal diri (ma‘rifatun nafs) adalah kunci untuk mengenal Allah. Beliau mengutip firman Allah: • ك ِ ق ۗ َأ َولَ ْم يَ ْك َ ِّف بِ َرب ُّ اق َوفِي َأنفُ ِس ِه ْم َحتَّ ٰى يَتَبَي ََّن لَهُ ْم َأنَّهُ ْال َح ِ ََسنُ ِري ِه ْم آيَاتِنَا فِي اآْل ف َأنَّهُ َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْي ٍء َش ِهي ٌد • “Kami akan perlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di seluruh penjuru dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah kepada mereka bahwa Al-Qur’an itu benar. Tidakkah cukup bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu” (Fushilat : 53). Self Awareness, Pengenalan dan Kesadaran Diri
• Imam Al-Ghazali mengutip riwayat:
• من عرف نفسه فقد عرف ربّه • “Man ‘arafa nafsahu arafa Rabbahu. Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya”. • Tentang ungkapan tersebut, Imam As-Suyuthi menyatakan, “Imam Nawawi pernah ditanya, lantas beliau menjawab, ‘Ungkapan itu tidak mempunyai dasar sebagai hadits Nabi.” • Ibnu Taimiyah menilai ungkapan tersebut sebagai hadits maudhu’. • Az-Zarkasyi mengutip perkataan Imam As-Sam’ani yang menyebutkan bahwa ungkapan itu dari seorang ulama sufi terkenal Yahya bin Muadz Ar-Razi (Yunal Isra, 2018). Self Awareness, Pengenalan dan Kesadaran Diri
• Al-Ghazali menganggap, orang-orang yang
merasa sudah mengenali dirinya sendiri dengan mengatakan, “Saya mengenal diri saya sendiri. Saya punya tangan, kaki, kepala, perut”, mereka belum mengenal dirinya sendiri. Mereka hanya mengerti hal-hal fisik. Self Awareness, Pengenalan dan Kesadaran Diri
• Ma’rifatun nafs atau self awareness sangat penting bagi
kehidupan manusia. Berbagai sifat positif akan bisa dioptimalkan, berbagai sifat negatif akan bisa dihilangkan – apabila mengenal dan menyadari diri sendiri. • Self awareness atau kesadaran diri adalah pengenalan yang mendalam dan menyeluruh, serta perhatian terhadap diri sendiri, terkait kelebihan dan kekurangan, potensi dan hambatan, serta pengaruh lingkungan. • Orang yang memiliki self awareness, cenderung mengenal secara jelas berbagai macam kondisi diri, baik berupa kekuatan maupun kelemahan. Self Awareness, Pengenalan dan Kesadaran Diri
• Dr. Tasha Eurich menyatakan, “Research suggests that when we see
ourselves clearly, we are more confident and more creative”. Di sinilah salah satu jawaban yang bisa diberikan, mengapa pebisnis senior bisa terkalahkan oleh pebisnis baru. Ketika para pebisnis baru lebih memiliki self awareness, maka dirinya menjadi lebih percaya diri dan lebih kreatif. • Restoran yang sudah sangat lama berdiri dan terkenal, bisa kalah oleh restoran yang baru saja buka. Perusahaan yang sudah sangat besar, bisa kalah bersaing dengan perusahaan yang masih kecil. Guru yang sudah senior, bisa dikalahkan kemampuan mengajarnya oleh guru baru. • Penyebab itu bernama ma’rifatun nafs atau self-awareness. Kegagalan Self Awareness
Banyak orang yang merasa telah mengenali
dirinya sendiri, padahal ternyata tidak mengenal. Dalam penelitiannya, Dr. Tasha Eurich menemukan 95% orang merasa diri mereka memiliki self-awareness, namun kenyataannya hanya 15% dari mereka yang benar-benar sadar diri. ?Mengapa Gagal
Pertama, blind spot. Kita tidak mungkin mengenali diri
kita seutuhnya. Ada bagian dari diri kita yang tidak bisa kita kenali tanpa orang lain yang melihatnya. Kedua, feel-good effect. Kita merasa bahagia saat melihat sisi positif diri kita, sehingga cenderung fokus hanya melihat hal-hal positif dari diri kita sendiri. Ketiga, cult of self. Mengkultuskan diri sendiri, akibat dari popularitas yang tercipta melalui media sosial. Kita merasa hebat, merasa keren, merasa mampu. ! Bongkar Diri Anda
Sadari, emosi apa yang sedang membanjiri
diri Anda saat ini : takut, cemas, pesimis, bahagia, berdaya, optimis Sadari, apa kekurangan dan kelemahan Anda dalam menuju pelaminan Sadari, apa yang belum anda miliki Sadari, apa yang bisa Anda lakukan untuk melakukan perbaikan di masa sekarang dan yang akan datang Tiga Cara Meningkatkan Kemampuan Self Awareness
Pertama, ambil keputusan
Ambil keputusan penting untuk mengenali diri anda. Putuskan untuk menemukan kebenaran tentang diri anda, sepahit apapun rasanya. Pertimbangkan untuk mengenal diri Anda secara internal maupun eksternal . Ada banyak cara dan metoda untuk melakukannya.
Kedua, dapatkan feedback dari orang lain
Mengapa banyak orang yang “hebat” berhenti bertumbuh? Karena mereka berhenti menerima feedback. Mereka yang merasa “sudah mapan” sering overestimate mengukur kemampuan mereka sendiri. Pengalaman menciptakan kepercayaan diri semu tentang kemampuan diri sehingga kita berhenti belajar, tidak mau berlatih, tidak pernah mempertanyakan asumsi yang kita buat sendiri.
Ketiga, lakukan introspeksi diri secara tepat
Caranya adalah dengan go wide (meluas) bukan go deep (mendalam). Go deep adalah terlalu banyak bertanya “mengapa” sementara go wide adalah dengan banyak bertanya “apa.” Terlalu banyak bertanya “mengapa” membuat Anda berpikir mendalam. Pertanyaan “mengapa” menghasilkan pembenaran di balik pikiran, perasaan dan perilaku Anda. Ini adalah cara yang tidak tepat dalam melakukan introspeksi diri. Proses Self Awareness
Untuk mengenali diri sendiri yang sejati, harus dimulai dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang diri. Imam Al-Ghazali berpendapat, pertanyaan mendasar untuk mengenal diri sendiri adalah “Apa dan siapa saya? Saya datang dari mana? Untuk apa saya tercipta ? Apa yang membuat saya menjadi bahagia dan sengsara?” “Who am I” adalah pertanyaan mendasar, untuk menemukan kesejatian diri. Dengannya akan mempertautkan dengan pengenalan kepada kehadiran dan intervensi Allah dalam diri. Mengenali dan mengerti, bahwa ada intervensi Allah dalam detak jantung, dalam denyut nadi, dalam tarikan nafas, dalam aliran darah, dalam lintasan pemikiran, dalam kondisi hati setiap hari. Proses Self Awareness
Ketika menjadi khalifah, Umar bin Khathab pernah mendatangi
Hudzaifah. “Wahai Hudzaifah, apakah engkau melihat adanya kemunafikan dalam diriku?” “Tidak ada, wahai Amirul Mukminin!” “Janganlah engkau sungkan mengatakannya,” kata Umar. “Sungguh tidak ada, hanya saja engkau masih menyimpan dua stel pakaian. Satu engkau pergunakan pada musim dingin, dan satunya lagi untuk musim panas!” Mendengar penjelasan tersebut, Umar segera menyedekahkan satu stel pakaian yang masih disimpannya, walau sebenarnya Hudzaifah tidak menyebut hal itu sebagai tanda adanya kemunafikan dalam diri Umar. Membangun Karakter Pribadi Pribadi Salih / Salihah Pribadi Dewasa Pribadi Pembelajar (ilmu dan ketrampilan) Pribadi Mandiri Pribadi Produktif Pribadi Kuat, Tahan Banting Pribadi Penyabar, Penyayang, Pengasih a. Pribadi Salih/Salihah Memahami kecenderungan umum laki-laki dan perempuan Menetapi etika interaksi offline maupun online Menjaga kehormatan diri Mengenali perubahan perasaan : ketertarikan, kecenderungan, ketergantungan Mengelola perasaan, agar sesuai tuntunan Ilahi b. Pribadi Dewasa Mampu mengenali perasaan dengan baik Mengetahui batasan yang sesuai untuk orang lain Mampu mengambil tanggung jawab Berpikir sebelum bertindak Mampu bersikap empati Terbuka dengan pendapat yang berbeda Mampu membangun hubungan sosial yang baik dalam waktu lama Mampu mengelola emosi Memiliki kemampuan untuk mengendalikan impuls c. Pribadi Pembelajar Sebanyak apapun Anda belajar sebelum menikah, tidak akan cukup untuk menjalani kehidupan berumah tangga. Karena rumah tangga selalu tumbuh dan berkembang. Friedman (1986) menyatakan, meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya masing-masing secara unik, namun pada dasarnya seluruh keluarga mengikuti pola yang relatif sama. Duvall dan Milller mengajukan teori “8 Stages of The Family Life Cycle” yang menjelaskan tahap-tahap perjalanan kehidupan sebuah keluarga dari awal sampai akhirnya, sebagai berikut: Stage 1 : Beginning Family / Stage 2 : Childbearing Family / Stage 3 : Family With Preschoolers / Stage 4 : Family With School-age Children / Stage 5 : Family With Teenagers / Stage 6 : Launching Family / Stage 7 : Middle‐age Family / Stage 8 : Aging Family. Pada setiap tahap tersebut memiliki kondisi, tantangan dan tugas perkembangan yang spesifik. Maka Anda harus menyiapkan diri untuk terus menerus belajar di sepanjang perjalanan kehidupan berumah tangga. d. Pribadi Mandiri Mampu mengambil keputusan terbaik untuk diri dan keluarganya Mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarga Tidak tergantung kepada orangtua secara finansial Tidak berada di bawah bayang-bayang orangtua secara emosional Mampu menyelesaikan masalah Mampu mengelola konflik bersama pasangan e. Pribadi Produktif Mampu menghasilkan produktivitas dalam berbagai bentuknya Memahami makna dan ukuran produktivitas dalam aspek yang luas Tidak menyia-nyiakan waktu dan sumber daya yang dimiliki Mampu mendefinisikan nilai produktivitas dari sumber daya yang dimiliki Memiliki peran kebaikan bagi orang lain dan lingkungan sekitar f. Pribadi Kuat Hidup berumah tangga tidak hanya akan bertemu dengan hal- hal menyenangkan dan sesuai harapan Akan bertemu juga dengan masalah, konflik, kekecewaan, yang harus dihadapi dengan baik Pasangan Anda bukan makhluk sempurna –sebagaimana juga Anda, maka pasti akan Anda temukan hal yang tidak sesuai ekspektasi Anda Hidup bersama dalam waktu lama dengan orang yang sama – memerlukan pribadi yang kuat, “tahan banting” Mengasuh dan mendampingi tumbuh kembang anak, memerlukan pribadi yang kuat g. Pribadi Penyabar, Penyayang, Pengasih 80 % isi hidup berumah tangga adalah kesabaran Jika tidak memiliki kesabaran –rumah tangga akan mudah berantakan Pasangan Anda menghendaki ekspresi cinta dan kasih sayang dari Anda Anak-anak memerlukan sentuhan cinta dan kasih sayang dari orangtua Menyusun Proposal Nikah Jika anda sudah merasa siap untuk menikah, wujudkan kesiapan anda dalam bentuk proposal tertulis. Ya benar, proposal tertulis. Sebuah proposal berbentuk tulisan yang tersimpan dalam file dan bisa dicetak dalam lembar-lembar kertas. Sebuah proposal yang menunjukkan kesiapan diri anda menghadapi pernikahan dan berumah tangga. Juga sekaligus menunjukkan jati diri anda. Proposal ini menjadi bahan dialog serta bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan untuk menikah. Anda tidak akan memutuskan sendirian bukan? Anda pasti memerlukan pihak-pihak lain untuk ikut memutuskan pernikahan. Misalnya orang tua, calon mertua, dan terlebih lagi adalah calon pasangan hidup anda. Maka menikah adalah bab mempertemukan berbagai kepentingan, dan bukan mempertentangkannya. Bahan Bacaan Heba El-Haddad, The Four Benefits of Cultivating Self-Awareness, https://khalilcenter.com, diakses 16 April 2021 Hepi Andi Bustomi, 101 Sahabat Nabi, Pustaka Al-Kautsar Imam Al-Ghazali, Kimia Kebahagiaan, Mizan, 1995 Tasha Eurich, What Self-Awareness Really Is (and How to Cultivate It), Harvard Business Review, https://hbr.org, 4 Januari 2018 Yunal Isra, Membincang Hadis “Man Arafa Nafsahu Arafa Rabbahu”, 19 Februari 2018, https://bincangsyariah.com Muhammad Masrur, Konsep Mengenali Diri Menurut Imam Al-Ghazali, 2 Juni 2020, https://bincangsyariah.com