Anda di halaman 1dari 4

MT.

Asy-Syabab Hubbul Ilmi

Tabligh Akbar Spesial Milad Ke-2

Pemateri : Habib Ahmad bin Muhammad Bafagih


Moderator : Astrid Diana Kartika
Hari/Tanggal : Kamis, 07 September 2023

You Only Live Once


"Kamu Hanya Hidup Satu Kali"

Orang-orang zaman dahulu memakai kalimat ini, tujuannya untuk memotivasi. Namun
terkadang kalimatnya dipakai dalam keadaan yang tidak tepat. Seperti, berfoya-foya,
bersenang-senang, bersantai-santai, atau hal-hal yang dapat memancing daripada murka-Nya.
Maka dari itu, kalimat ini perlu dipergunakan dengan situasi yang baik dan tentunya berharap
makna yang baik. Tentu di dalam Islam, makna ini tidak bertolak belakang dengan ajaran
agama Islam dikarenakan memang betul sebagai hamba-Nya hanya dikasih hidup satu kali
saja. Kehidupan itu tidak akan ada remidi, jadi nanti jika gagal di dunia tidak dapat hidup lagi.
Sekali manusia lahir, maka akhirnya akan meninggal.
Pegang motivasi yang besar dari kalimat ini dengan semakin meningkatkan kualitas
hidup diri sendiri serta memperbarui menjadi lebih baik lagi dari kehidupan. Tidak ada
memperbarui yang lebih baik dari hidup, selain semakin dekatnya hubungan dengan Allah
SWT.
Memperbarui diri sendiri bukan berarti menjadikan kaya raya atau yang mempunyai
barang mewah. Akan tetapi seberapa dekat kepada Allah SWT dengan konsisten dalam
beribadah kepada-Nya. Hal inilah yang menjadikan memperbarui diri dari kehidupan setiap
manusia. Sehingga, kalimat ini menjadi motivasi besar.
Setiap manusia tidak ada kesempatan lagi kecuali kehidupan yang sekarang ini. Jika
bukan hari ini untuk memperbaruinya, maka kapan lagi? Selagi nafas masih diberi oleh Allah
SWT, anggota tubuh masih diberi kesehatan oleh Allah SWT. Terkadang, mungkin nyawa
masih ada. Namun, Allah berikan satu kebatasan sebelum kematian itu datang. Seperti, Allah
SWT memberikan rasa sakit sehingga dengan rasa sakit itu tidak dapat bergerak seperti
biasanya.
Maka dalam hal ini, terdapat satu hadits terkenal dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah SAW
bersabda :
ْ‫سقَ ِمكَ َو ِغنَاكَ قَ ْب َل فَ ْق ِركَ َو اِ ْغت َ ِن ْم‬
َ ‫شبَابَكَ قَ ْب َل َه َر ِمكَ َو ِص َّحت َكَ قَ ْب َل‬
َ : ‫سا قَ ْب َل َخ ْم ٍس‬
ً ‫َخ ْم‬
َ‫ش ْغ ِلكَ َو َحيَات َكَ قَ ْب َل َم ْوتِك‬ َ ‫فَ َرا‬
َ ‫غكَ قَ ْب َل‬
Artinya :
Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
1. Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
2. Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
3. Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
4. Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
5. Hidupmu sebelum datang kematianmu.

Salah satu dari lima perkara ini adalah "Hidupmu sebelum datang kematianmu".
Sebelum merasakan kematian, maka manfaatkan kehidupan sehari-hari dan kematian itu tidak
ada bocoran dari siapapun karena yang tahu hanya Allah SWT. "Waktu sehatmu sebelum
datang waktu sakitmu". Kalo udah sakit, kadang sering tidak bersyukur. Seperti, kaki
terkilir. Andai kata sedang sehat, apakah sering bersyukur. Maka dari itu, setidaknya
pergunakan anggota tubuh ke hal-hal yang baik.
Setiap manusia harus memahami bahwasanya hidup tidak akan terulang lagi. Andai
kata seseorang berharap mati suri, mungkin bagi Allah bisa saja. Tapi, apakah mungkin ketika
sudah mati suri dapat hidup berhari-hari lagi?. Dan ada seseorang yang mati suri kemudian
hidup kembali, orang yang mati suri tadi merasakan betapa mengerikannya alam barzah
sampai akhirnya Ia bertaubat. Tidak usah yang mati suri, seharusnya mendengarkan kisah ini
saja sudah sadar walaupun sebelumnya di Al-Qur'an sudah terdapat gambaran tentang akhirat
dan juga dari kisah para ulama. Maka dari itu, seharusnya setiap manusia sadar bahwasanya
setiap manusia benar-benar memanfaatkan kehidupan sebaik serta sepositif mungkin dan
tentunya dengan beribadah kepada Allah SWT.
Sebagaimana Allah menciptakan manusia untuk satu misi yang besar dalam kehidupan.
Dalam Surat Al-Zariat : 56, Allah berfirman :
ِ ‫نس ِإ َّّل ِل َي ْعبُد‬
‫ُون‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ٱ ْل ِجنَّ َو‬
َ ‫ٱْل‬
Artinya :
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku".
Ayat diatas mengatakan bahwa Allah SWT menciptakan manusia bukan untuk main-
main atau bersantai. Diperbolehkan perihal duniawi, tetapi harus ingat bahwa tugas utama
sebagai seorang manusia adalah ibadah kepada-Nya.
Dalam Hadits Qudsi, Allah berkata "Wahai anak manusia, Aku menciptakanmu
untuk menyembah-Ku". Maksudnya adalah jangan main-main dan jangan meninggalkan.
Namun, tidak dipermasalahkan jika selama sudah melakukan ibadah dan ingin menikmati
perkara dunia yang sewajarnya. Seperti, dipersilakan seseorang ingin membeli mobil atau
mencari harta namun tetap ingat shalat lima waktu dan ibadah lainnya.

Cara hidup satu kali tapi mendapatkan nilai yang baik dari Allah SWT.

Di dalam Al-Qur'an bahwasanya seseorang yang sudah meninggal, orang yang


meninggal itu berharap ingin kembali ke dunia untuk bersedekah dan beribadah kepada Allah
SWT. Karena sedekah sifatnya universal (ibadah yang dapat dirasakan oleh orang lain) dan
sedekah pasti akan di terima oleh Allah SWT.

Note :
 Jangan berharap mati suri atau mati kemudian dihidupkan kembali. Sebelum
berakhirnya kehidupan. Maka, manfaatkan untuk ibadah semampunya. Terutama,
beribadah yang bermanfaat untuk orang lain.

 Manfaatkan waktu untuk beribadah kepada Allah SWT. Seperti, jangan meninggalkan
shalat lima waktu, puasa ramadhan, zakat, zikir sehabis shalat, membaca Al-Qur'an.
Hal seperti ini benar-benar memanfaatkan kehidupan yang sekali dan semoga
mendapatkan nilai terbaik ketika meninggal dalam keadaan husnul khatimah.

QnA :

1. Apa perbedaan antara infak dan sedekah?


Jawab :
Sama saja antara infak dan sedekah karena arti dari keduanya ialah memberikan
sesuatu harta kepada orang lain.

2. Bagaimana caranya mengingatkan diri bahwa kematian pasti ada. Sedangkan diri
sendiri terlalu sibuk dengan pekerjaan dan dunia, karena pada zaman sekarang jarang
sekali untuk mengingat kematian?
Jawab :
Caranya dengan belajar ilmu agama, hadir dikajian walaupun online tapi sebisa
mungkin kajian offline.

3. Bagaimana cara untuk Istiqomah dalam beribadah?


Jawab :
Istiqomah dalam beribadah menjadi suatu pr bagi setiap manusia. Setidaknya ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya Istiqomah dalam beribadah.
Cara untuk Istiqomah dalam suatu ibadah, yaitu :
1. Pasang niat yang baik dan kuat untuk Istiqomah dalam ibadah.
2. Mengetahui keutamaan dalam ibadah.
3. Bertahap atau sedikit demi sedikit.
Bagi seorang pemula, supaya tidak memberatkan ibadah. Maka, cukup fokus ke
satu ibadah saja. Seperti mengerjakan shalat dhuha dua rakaat saja tapi dikerjakan
setiap hari daripada mengerjakan shalat dhuha delapan kali tapi tidak dikerjakan setiap
harinya dan hal ini mengakibatkan tidak istiqomah. Sebagaimana dari Aisyah ra beliau
mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
ْ‫اْو ِإ ْنْ َق هل‬ ‫بْاأل َ ْع َما ِلْ ِإلَ ه‬
َ ‫ىَّْللاِْتَعَالَىْأَد َْو ُم َه‬ ُّ ‫أ َ َح‬
Artinya:
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu
walaupun itu sedikit".

4. Bagaimana supaya hati khusyuk dan bersambung kepada Allah SWT hingga diri
sendiri benar-benar mentauhidkan Allah SWT di setiap waktu?
Jawab :
Tentunya dengan memperbaharui iman karena khusyuk tergantung kualitas iman
sendiri. Iman dapat naik atau turun. Naiknya iman karena ketaatan dan turunnya iman
karena kemaksiatan. Maka dari itu, sebisa mungkin usahakan kehidupan itu lebih
dominan ke arah ibadah daripada maksiat. Hal ini dapat mempermudah diri sendiri
untuk khusyuk dalam beribadah.

5. Adakah rekomendasi kitab atau buku yang ringan sebagai pondasi untuk anak
millenial?
Jawab :
Untuk seumur hidup ialah Al-Qur'an. Jika kitab yang lain itu sesuai genrenya.
Ada fikih, akidah, atau tasawuf. Maka pedoman yang pertama ialah Al-Qur'an. Kitab
atau buku bagi seorang pemula, antara lain :
1. Fikih
Kitab Safinatunnajah karangan Syekh Salim bin Abdullah bin Saad bin Sumair
Al hadhrami.
2. Tasawuf
Kitab Bidayatul Hidayah karangan Imam al-Ghazali
3. Akidah
Kitab Aqidatul Awwam karangan Syaih Ahmad Marzuki.
6. Bagaimana yang harus dilakukan jika orang selalu memandang baik padahal tidak
sebaik apa yang dipikirkan dan dikatakan karena terkadang malu kepada Allah SWT?
Jawab :
Jika dipuji sama orang lain kemudian merasa tidak sesuai dengan apa yang dipuji,
seharusnya diri sendiri menjadikan itu motivasi sesuai dengan apa yang dipujinya itu.
Jika ada yang memuji, aamiinkan saja. Dikarenakan, jika tidak di aamiinkan. Maka,
diri sendiri tidak berharap menjadi orang yang shaleh. Jangan terbang dan terlena
ketika dipuji sama orang lain. Apalagi jika pujian itu tidak ada di dalam diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai