PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peningkatan mutu tidak hanya perlu dilakukan pada mutu produk atau jasa/
layanan yang diberikan tetapi lebih kepada hal mendasar dari suatu organisasi yaitu
adanya oeningkatan mutu dari sistem manajemen yang digunakan secara
berkesinambungan.
Salah satu ukuran yang digunakan untuk mengetahui tingkat kualitas/ mutu
(Quality Manajemen System atau QMS) sebuah organisasi adalah tingkat kepuasan
pelanggan (Customer Sertification Level arau CLS) atau apa yang diterima pelanggan
sebagai hasil dari pelaksanaan system manajemen organisasi tersebut. Tingkat
kepuasan pelanggan dapat diketahui dengan melakukan pengukuran atas kepuasan
pelanggan terhadap hasil produk/ jasa yang diberikan oleh organisasi dengan
melakukan suatu penelitian atau survey yang terarah dan sistematis.
Salah satu kecenderungan positif yang sedang berlangsung saat ini adalah
munculnya kesadaran bahwa masalah menajemen mutu atas layanan atau produk
bukan hanya menjadi perhatian sektor/ organisasi privat saja tetapi juga mulai
menjadi perhatian sektor atau organisasi publik atau in
1
Puskesmas Kecamatan Jagakarsa adalah salah satu organisasi / lembaga
pemerintahan yang memiliki fungsi dan tugas pokok untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat. Dalam melaksanakan program dan kegiatan dibidang kesehatan pihak
Puskesmas Kecamatan Jagakarsa tidak hanya melibatkan unit atau satuan yang
berada dalam lingkup intern organisasinya saja (internal customer), tetapi juga akan
melibatkan pihak-pihak yang berada diluar lingkup organisasinya (external
customers) baik sebagai pihak yang menggunakan produk atau layanan kesehatan
(users) maupun sebagai pihak yang memberikan dukungan dalam pelaksanan
program (emplementers). Upaya untuk mengetahui informasi umpan balik (feedback)
mengenai tingkat pemenuhan kebutuhan, kepentingan serta layanan oleh masing-
masing pelanggan sangat penting dilakukan. Urgensi perlunya feedback tersebut
disebabkan oleh beberapa pertimbangan. Pertama, informasi umpan balik akan
memberikan gambaran tentang posisi organisasi terhadap para pihak yang terkait.
Kedua, sebagai konsekuensi dari aspek pertama, determinasi dari posisi yang dimiliki
akan membantu menentukan arah tindakan kedepan (action plan) sebagai respon
keorganisasian yang sesuai. Ketiga, informasi umpan balik akan menjadi masukan
bagi upaya perbaikan yang terus berkesinambungan (continual improvement). Bagi
organisasi hal terakhir ini penting untuk meningkatkan positioning dan kualitas
layanan sehingga pada gilirannya diharapkan kepuasan atas pelayanan terhadap akan
semakin meningkat.
2
b. Mengetahui faktor-faktor yang memberikan kepuasan pelanggan
setelah mereka mengikuti/menerima layanan yang diberikan oleh
pihak Puskesmas Kecamatan Jagakarsa.
c. Menentukan faktor-faktor yang dapat meningkatkan mutu layanan
yang diberikan oleh Puskesmas Kecamatan Jagakarsa.
3. Manfaat Survey
Hasil survey ini diharapkan tidak hanya mampu menggambarkan dan
memetakan sejumlah faktor penentu kepuasan pelanggan, tetapi juga bermanfaat
dalam memberikan informasi umpan balik dalam menyusun rencana tindakan ke arah
perbaikan berkesinambungan (continual improvement) yang menjadi salah satu
sasaran akhir dari manajemen mutu. Survey kepuasan pelanggan ini pada dasarnya
merupakan salah satu instrument penting dan langkah awal menuju standarisasi mutu
layanan sesuai dengan konsep ISO 9001: 2008.
3
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Kepuasan Pelangan
6
yang penuh perhatian serta peduli pada kebutuhan dan kepentingan
pelanggan.
7. E : Empowerement, yaitu strategi yang dimaksudkan untuk
memperdekat jarak dan kesenjangan antara pemberi layanan dan
penerima layanan. Cara yang dapat dilakukan adalah mendorong pegawai
untuk bertanggung jawab dan mampu bersikap responsif atas
pekerjaannya. Upaya empowerement ini seyogyanya dibarengi dengan
reward sistem yang sesuai.
Ada 5 (lima) macam gap atau kesenjangan yang menjadi ukuran kepuasan.
7
Gap 3 : Kurangnya pemenuhan layanan
Kesenjangan antara spesifikasi kualitas layanan dan pemberian layanan
kepada masyarakat. Kesenjangan ini lebih diakibatkan oleh ketidakmampuan sumber
daya manusia organisasi layanan untuk memenuhi standar layanan yang telah
ditetapkan atau bekerja melebihi kapasitasnya, kurangnya pelatihan, tidak
memperdulikan standar yang telah ditetapkan atau standar yang kurang jelas atau
saling bertentangan, serta peralatan kerja yang kurang tepat. Misalnya, front liner
dihadapkan pada standar yang berbeda antara keharusan menangani keluhan
masyarakat dengan keharusan untuk memberikan pelaynan secara tepat.
Dalam penelitian ini, tools yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan
dirancang untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan 4 hal,yaitu :
8
4. Decision-satisfaction, berkaitan dengan upaya mengumpulkan opini dari
responden terhadap pelayanan yang diberikan Puskesmas Kecamatan
Jagakarsa.
Hal – hal yang dijelaskan diatas sangat bermanfsst dalam hal memudahkan
proses penentuan atribut dari masing-masing dimensi mutu yang akan diukur sesuai
dengan kelompok responden atau unit analisis yang telah ditentukan sebelumnya.
Salah satu studi mengenai dimensi dari kualitas pelayanan adalah hasil kajian
Gronnos, seorang pakar dari swedia. Menurutnya, ada 3 dimensi dari kualitas
pelayanan. Pertama adalah technical quality, yaitu yang berhubungan dengan
outcome suatu pelayanan. Kedua adalah functional quality yang lebih banyak
berhubungan dengan proses delivery atau bagaimana pelayanan diberikan kepada
pelanggan.dan yang ketiga adalah image atau reputasi dari produsen yang
menyediakan jasa. Namun konsep yang hingga saat ini masih dianggap popular
adalah konsep servqual yang dikembangkan oleh parasuraman, berry dan Zeithaml.
Menurut ketiga pakar ini, ada 5 dimensi yang mempengaruhi kepuasan pelanggan,
yaitu Tangible, Emphaty, Reliability, Responsiveness dan Assurance ( TERRA).
Kelebihan dari konsep ini adalah karena didasarkan atas suatu riset yang sangat
komprehensif, mudah dipahami dan mempunyai instrumen yang jelas untuk
melakukan pengukuran.
9
5. Dimensi kelima adalah Assurance, yaitu dimensi kualitas yang berhubungan
dengan kemampuan perusahaan dalam menanamkan rasa percaya dan
keyakinan kepada para pelanggannya.
10
BAB III
METODOLOGI, ANALISA DAN HASIL PENELITIAN
A. Desain Penelitian
11
5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung
jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan
yang dimiliki petugas dalam memberikan / menyelesaikan pelayanan kepada
masyarakat.
7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam
waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.
8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanan pelayanan dengan tidak
membedakan golongan / status masyarakat yang dilayani.
9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling
menghargai dan menghormati;
10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap
besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;
11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antaran biaya yang dibayarkan
dengan biaya yang telah ditetapkan;
12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanan waktu pelayanan, sesuai
dengan ketentuan yang telah ditentukan;
13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang
bersih, rapi,dan teratur sehingga dapat memberikan rasa kepada penerima
pelayanan;
14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit
penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat
merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang
diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
1) Pengarah.
2) Pelaksana yang terdiri dari :
Ketua.
Anggota sekaligus sebagai surveyor sebanyak 5 orang
3) Sekretariat sebanyak 2 orang.
12
2. penyiapan bahan
a) Kuesioner
Dalam penyusunan IKM digunakan kuesioner sebagai alat bantu
pengumpulan data kepuasan masyarakat penerima pelayanan. Kuesioner
disusun berdasarkan tujuan survei terhadap tingkat kepuasan masyarakat.
Bentuk kuesioner sebagaimana terlampir.
c) Bentuk jawaban
Bentuk jawaban pertanyaan dari setiap unsur pelayanan secara umum
mencerminkan tingkat kualitas pelayanan, yaitu dari yang sangat baik sampai
tidak baik. Untuk kategori tidak baik diberi nilai persepsi 1, kurang baik diberi
nilai persepsi 2, baik diberi nilai persepsi 3, sangat baik diberi nilai persepsi 4.
Contoh:
13
3. Penetapan Responden, lokasi dan waktu pengumpulan data
a.Jumlah Responden
Responden dipilih secara acak yang ditentukan sesuai dengan cakupan
wilayah masing-masing unit pelayanan. Untuk memenuhi akurasi hasil
penyusunan indeks, responden terpilih ditetapkan minimal 150 orang
dari jumlah populasi penerima layanan, dengan dasar (“Jumlah
unsur”+1) x 10 = Jumlah responden (14+1) x 10 = 150 responden.
Penyusunan Jadwal.
2. pengisian kuesioner
pengisian kuesioner dilakukan dengan cara sebagai berikut:
c. Pengolahan Data
1. Metode Pengolahan data
Nilai IKM dihitung dengan menggunakan “ nilai rata-rata tertimbang”
masing-masing unsur pelayanan. Dalam penghitungan indeks kepuasan
masyarakat terhadap 14 unsur pelayanan yang dikaji, setiap unsur
14
pelayanan memiliki penimbang yang sama dengan rumus sebagai
berikut :
Jumla h bobot 1
Bobotnilairata−ratatertimbang= = =0.071
Jumla h Unsur 14
TotaldariNilaiPresepsiPerUnsur
IKM = × NilaiPenimbang
TotalUnsuryangterisi
Tabel :
Nilai Persepsi, Interval Konversi IKM, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan
15
2. Perangkat pengolahan data
Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan di Puskesmas Kecamatan
Jagakarsa dilakukan secara manual sebagai berikut :
16
1. Indeks per unsur pelayanan
Berdasarkan hasil penghitungan indeks kepuasan masyarakat, jumlah nilai
dari setiap unit pelayanan diperoleh dari jumlah nilai rata-rata setiap unsur
pelayanan. Sedangkan nilai indeks komposit (gabungan) untuk setiap unit
pelayanan, merupakan jumlah nilai rata-rata dari setiap unsur pelayanan
dikalikan dengan penimbang yang sama, yaitu 0,071.
= 84.25
b. Nilai pelayanan A
Yang menjadi populasi dalam survei ini adalah semua pihak yang secara
langsung menerima layanan yaitu 150 orang pasien Puskesmas Kecamatan
Jagakarsa, yaitu di unit pelayanan :
1) Loket
2) BP umum
3) BP gigi
4) KB
5) KI
6) KA
7) Laboratorium
8) Kamar Obat
17
9) Klinik Gizi
Tabel
Loket 20 orang
BPU 20 orang
BPG 20 orang
KB 15 orang
KI 15 orang
KA 15 orang
Laboratorium 15 orang
Gizi 15 orang
Laki 28
Perempuan 122
Total 150
Usia Jumlah
< 20 8
20 – < 30 50
30 – < 40 54
40 – < 50 18
18
50 – < 60 11
≥60 9
Total 150
Pendidikan Jumlah
SD 7
SMP 33
SMU 90
Diploma 7
Sarjana 13
Pasca Sarjana 0
Total 150
e. Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah
PNS 1
TNI / Polri 1
Swasta 39
Mahasiswa / Pelajar 9
Total 150
19
RENCANA TINDAK LANJUT
petugas tidak membiarkan pasien menunggu antrian masuk ke ruang periksa terlalu
lama. Unsur kecepatan pelayanan dari tahun 2009 sampai tahun 2014 merupakan
bangunan 2 lantai.
Layanan rumah bersalin, mata dan THT sementara tidak ada karena terbatas
tetap memberikan pelayanan yang optimal. Untuk rumah bersalin sedang dalam
proses pembangunan. Lokasinya adalah rumah dinas yang berada tepat disebelah
puskesmas.
Tindak lanjut yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah, dengan
Kecamatan Jagakarsa yang berpindah lokasi dan kurangnya SDM. Kami telah
memasang televisi agar pasien tidak bosan dalam menunggu antrian. Untuk loket,
poli umum, dan apotek sudah kita sediakan pengeras suara agar pasien dapat
mendengar dengan jelas panggilan pasien. Sedangkan untuk pelayanan poli PTM
antrian pasien. Diruang tunggu pasien sudah dipasang kipas angina agar
memperlancar sirkulasi udara ketika banyak pasien sehingga pasien tidak merasa
SIKDA (Sistem Informasi Kesehatan Daerah) agar proses pendaftaran dan pelayanan
pasien lebih efektif dan efisien salah satunya dari segi waktu pelayanan.
20
SUSUNAN PANITIA PELAKSANA
TENTANG TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN
PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA
Panitia Pelaksana
Ketua : Maryati
21
22
Hasil Survei Kepuasan Pelanggan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa
Tahun 2008 s/d 2015
23
“Kecepatan Pelayanan” mengenai “Kejelasan
Petugas Pelayanan”
24