2023
LAPORAN
SURVEY KEPUASAN PEGAWAI UPTD PUSKESMAS AMPELA
TAHUN 2023
A. Latar Belakang
Kualitas pelayanan publik telah menjadi salah satu isu penting
dalam penyelenggaraan layanan publik di Indonesia. Perbaikan dan
peningkatan kualitas layanan publik menjadi substansi penting untuk
menghilangkan kesan buruknya pelayanan publik yang selama ini
diberikan oleh institusi penyedia layanan publik. Selama ini pelayanan
publik masih diidentikkan dengan kelambanan, ketidakadilan, dan
biaya tinggi. Belum lagi dalam hal etika pelayanan di mana perilaku
aparat penyedia layanan yang kurang empati dan tanggap dalam
memberikan pelayanan yang baik, sehingga berakibat pada rendahnya
kepercayaan atau kepuasan masyarakat terhadap pemerintah.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam menilai kualitas
pelayanan publik adalah dengan melakukan pengukuran terhadap
kepuasan masyarakat/pelanggan baik Eksternal maupun Internal
terhadap layanan publik yang diberikan. Sehubungan dengan hal ini,
Kementerian PAN-RB telah menetapkan Permenpan-RB Nomor 14
tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survey Kepuasan
Masyarakat Unit penyelenggara Pelayanan Publik yang memberikan
arahan dan pedoman yang jelas dan tegas terkait pengukuran
kepuasan masyarakat.
Dalam ketentuan tersebut, Survei Kepuasan Masyarakat
dilakukan terhadap unit penyelenggaraan pelayanan publik dengan
menggunakan indikator dan metodologi survei yang sudah ditentukan.
Pada dimensi yang lain, beberapa studi menunjukkan bahwa terdapat
hubungan atau korelasi yang positif antara kepuasan masyarakat
dengan kepuasan pegawai. Aktivitas organisasi tidak dapat berjalan
apabila tanpa adanya keikutsertaan pegawai. Sehingga dalam
sebuah organisasi, kepuasan kerja secara menyeluruh merupakan hal
yang penting. Kepuasan pegawai ini merupakan suatu prasyarat untuk
meningkatkan produktifitas, tanggung jawab, kualitas, loyalitas dan
pelayanan kepada pelanggan (customer service) dari organisasi
bersangkutan.
Kepuasan pegawai menjadi hal penting dalam sektor jasa, karena
jika organisasi mampu menyediakan lingkungan kerja internal yang
unggul, maka pegawai akan produktif, bertanggung- jawab, puas, dan
loyal kepada organisasi sehingga berdampak pada kemampuan
memberikan pelayanan yang prima kepada pengguna layanan (KPK,
2008). Dengan kata lain, pegawai yang puas dan bahagia menciptakan
pelanggan yang puas dan loyal (Chi & Gursoy, 2009).
Salah satu unit penyedia layanan publik adalah rumah sakit
umum daerah. Saat ini tumbuhnya persaingan antar rumah sakit yang
semakin ketat dan tajam menuntut fasilitas kesehatan khususnya
Puskesmas milik Pemerintah Kota Sabang untuk mempertinggi daya
saingnya dengan berusaha memberikan kepuasan kepada semua
pasiennya. Termasuk bagi UPTD Puskesmas Ampela perlu terus
melakukan evaluasi terhadap kepuasan pegawainya.
Pegawai merupakan aset penting bagi rumah sakit. Keberadaan
aset ini adalah fakta bila Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
bagian integral dari organisasi, sehingga segala masalah yang berkait
dengan SDM di organisasi harus dipecahkan dengan baik dan benar.
Puskesmasmembutuhkan pegawai yang mampu bekerja lebih baik dan
lebih cepat, sehingga diperlukan pegawai yang mempunyai kinerja (job
performance) yang tinggi. Melakukan Survey Kepuasan Pegawai
terhadap pelayanan yang diberikan secara internal diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam strategi pengembangan dalam
pengelolaan Sumber Daya Manusia di UPTD Puskesmas Ampela serta
memberikan input sebagai bahan evaluasi untuk menentukan
kebijakan- kebijakan ataupun program-program yang efektif dan tepat
sasaran.
Atas dasar uraian di atas, UPTD Puskesmas Ampela berinisiatif
untuk secara simultan melakukan Kegiatan Survey Kepuasan Pegawai
(SKP) dalam rangka menghadirkan kualitas pelayanan publik yang
paripurna. Pelaksanaan Survey Kepuasan Pegawai di lingkungan UPTD
Puskesmas Ampela dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa
pengukuran terhadap kepuasan pegawai dengan argumentasi bahwa
terdapat korelasi antara kepuasan publik dengan kepuasan pegawai.
Jika UPTD Puskesmas Ampela mampu memetakan tingkat kepuasan
pegawai tersebut diharapkan kinerja organisasi dapat semakin optimal.
B. Tujuan
Tujuan umum dilakukannya Survey Kepuasan Pegawai (SKP) di
lingkungan UPTD Puskesmas Ampela ini adalah untuk mengukur
tingkat kepuasan pegawai terhadap kinerja organisasi dan mengetahui
kualitas layanan internal UPTD Puskesmas Ampela. Secara spesifik,
hasil SKP akan menginformasikan antara lain :
1. Kelemahan atau kekurangan dari masing-masing unsur
dalam penyelenggara pelayanan manajemen internal;
2. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan
upaya tindak lanjut yang perlu dilakukan atas hasil Survey
Kepuasan Pegawai;
3. Diketahui indeks kepuasan pegawai secara menyeluruh
terhadap hasil pelaksanaan penyelenggaran tata kelola
organisasi pada ;
Sasaran yang ingin dicapai dengan pelaksanaan SKP di
lingkungan pada UPTD Puskesmas Ampela ini adalah :
1. Mendorong partisipasi pegawai dalam menilai kinerja organisasi;
2. Mendorong penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan
kualitas manajemen internal;
3. Mengukur kecenderungan tingkat kepuasan pegawai terhadap
kinerja manajeman organisasi.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Survey Kepuasan Masyarakat /Pegawai
mencakup entitas yang tertera pada Permenpan-RB No. 14 Tahun
2017, Tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Adapun ruang lingkup kegiatan
Survey Kepuasan Pegawai (SKP) didasari pada telahaan teori dan studi
empiris yang sudah dilakukan sebelumnya. Diantaranya adalah studi
Robbins & Judge (2009) serta Luthans (2011) yang menyebutkan
terdapat lima faktor kepuasan kerja pegawai meliputi, 1. Kepuasan
terhadap Pekerjaan itu sendiri (work itself); 2. Kepuasan terhadap
imbalan (renumeration); 3. Kepuasan terhadap supervisi dari atasan
(supervision); 4. Kepuasan terhadap rekan kerja (interpersonal relation);
dan 5. Kepuasan terhadap kesempatan promosi (promotion).
Selain studi di atas, terdapat pula teori kepuasan kerja yang
cukup sering digunakan yakni teori dua faktor oleh Herzberg (1959).
Teori ini membagi kepuasan kerja ke dalam dua faktor motivasi,
yakni faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan satisfier
atau intrinsic motivation dan faktor pemelihara (maintenance factor)
yang disebut dengan disatisfier atau extrinsic motivation .
Faktor pemuas tersebut terdiri dari komponen Prestasi
(Achievement), Pengakuan (Recognition), Tanggung Jawab
(Responsibility), Peluang untuk maju (Advancement), dan Kepuasan
kerja itu sendiri (the work itself). Sedangkan faktor pemelihara
meliputi, Kompensasi (payment & status), Keamanan dan keselamatan
kerja (job security), Kondisi kerja (working condition), Kebijakan
(Company Policy & Administration), Supevisi Teknis (Supervision
Technical), Hubungan Interpersonal Antar Teman, Sejawat, dengan
Atasan dan dengan Bawahan (Interpersonal Relation).
Dari penjelasan di atas terdapat irisan ruang lingkup yang sama,
sehingga dalam Survey Kepuasan Pegawai ini digunakan kombinasi
antara teori dua faktor (Herzberg, 1959) dan studi Robbins & Judge
(2009) serta Luthans (2011). Ruang lingkup kegiatan Survey Kepuasan
Pegawai tersebut diatas, masih dapat disesuaikan menurut kebutuhan,
karakteristik, dan konteks lingkungan UPTD Puskesmas Ampela.
BAB II
PROFIL UPTD PUSKESMAS AMPELA
C. Struktur Organisasi
D. Jenis Pelayanan
A. Kepuasan Pelanggan
Pada tingkatan yang lebih luas, untuk mengukur kepuasan
pelanggan telah pula dikembangkan Indeks Kepuasan Pelanggan atau
Customer Satisfaction Index yang selain merupakan ukuran untuk
melihat sampai sejauhmana tingkat kepuasan pelanggan juga
merupakan ukuran yang digunakan untuk melihat kecenderungan
perubahan kepuasan pelanggan dari waktu ke waktu. Indeks
Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction Index) dikembangkan
pertama kali oleh University of Michigan, dengan sebutan American
Customer Satisfaction Index (ACSI) pada tahun 1994, yang kemudian
digunakan juga di Eropa dengan sebutan European Customer
Satisfaction Index (ECSI), dan pada negara-negara tertentu juga
dikembangkan indeks kepuasan konsumen untuk negaranya masing-
masing.
IKM atau Indeks Kepuasan Pelanggan memberikan manfaat
antara lain:
(1) menyediakan data kepuasan konsumen dari waktu ke waktu
sehingga dapat ditelusuri informasi mengenai customer loyality;
(2) mengidentifikasi potential barriers untuk masuk ke dalam pasar;
(3) memperkirakan return on investment; dan
(4) menunjukkan area dimana kepuasan pelanggan belum dapat
dipenuhi.
A. Metode Penelitian
Survei yang dilakukan mempergunakan pendekatan metode
kuantitatif dengan pengukuran menggunakan Skala Likert. Skala
Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam
kuesioner (angket), dan merupakan skala yang paling banyak
digunakan dalam riset berupa survei. Metode ini dikembangkan oleh
Rensis Likert. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang terhadap suatu jenis layanan publik. Pada skala
Likert responden diminta untuk menentukan tingkat persetujuan
mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari
pilihan yang tersedia.
B. Tahapan Survei
Pelaksanaan SKM terhadap penyelenggaraan pelayanan publik
serta SKP terhadap penyelenggaraan pelayanan internal PUSKESMAS
dilaksanakan melalui tahapan perencanaan, persiapan, pelaksanaan,
pengolahan dan penyajian hasil survei, yang mencakup
langkahlangkah sebagai berikut:
1. Menyusun instrumen survei;
2. Menentukan besaran dan teknik penarikan sampel;
3. Menentukan responden;
4. Melaksanakan survei;
5. Mengolah hasil survei;
6. Menyajikan dan melaporkan hasil
C. Teknin Survei Kepuasan Pegawai
Dalam melakukan pengumpulan data lapangan, beberapa teknik
digunakan antara lain : Pengisian kuesioner melalui daring (online)
menggunakan Google Form yang dapat diisi kapan saja oleh masing-
masing pegawai dalam rentang pelaksanaan survey.
D. Penetapan Jumlah Responden
Pemilihan sampel dalam survey ini menggunakan metode
accidental sampling, yaitu pelanggan internal/pegawai yang ada pada
saat survey dijadikan sebagai sampel. Besar sampel dihitung dengan
menggunakan rumus dari MENPAN yaitu :
(Jumlah Unsur Pertanyaan + 1) x 10 = jumlah responden
F. Bahan Pengukuran
1. Kuesioner.
Dalam penyusunan Survey Kepuasan Pegawai (SKP)
digunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data
kepuasan pegawai yang merupakan data primer. Kuesioner
disusun berdasarkan tujuan survei terhadap tingkat
kepuasan pegawai.
2. Bagian dari Kuesioner.
Kuesioner dibagi atas 3 (tiga) bagian yaitu:
• Bagian Pertama, pada bagian pertama berisikan judul
kuesioner dan nama instansi yang dilakukan survei.
• Bagian Kedua, Pada bagian kedua dapat berisikan
identitas responden, antara lain: jenis kelamin, usia,
pendidikan dan pekerjaan. Identitas dipergunakan
untuk menganalisis profil responden.
• Bagian Ketiga, Pada bagian ini berisikan daftar
pertanyaan yang terstruktur maupun tidak terstruktur.
Pertanyaan yang terstruktur berisikan jawaban dengan
pilihan berganda (pertanyaan tertutup), sedangkan
jawaban tidak terstuktur (pertanyaan terbuka) berupa
pertanyaan dengan jawaban bebas, dimana responden
dapat menyampaikan harapan, pendapat, saran, kritik
dan apresiasi.
3. Bentuk Jawaban
Desain bentuk jawaban dalam setiap pertanyaan unsur
pelayanan dalam kuesioner, berupa jawaban pertanyaan
pilihan berganda. Tingkat kualitas di mulai dari sangat
baik/puas sampai dengan tidak baik/puas. Pembagian
jawaban dibagi dalam 4 (empat) kategori, yaitu:
1) Tidak baik, diberi nilai persepsi 1;
2) Kurang baik, diberi nilai persepsi 2;
3) Baik, diberi nilai persepsi 3;
4) Sangat baik, diberi nilai persepsi 4.
G. Teknik Pengolahan Data
Setiap pertanyaan survei masing-masing unsur diberi nilai. Nilai
dihitung dengan menggunakan "nilai rata-rata tertimbang" masing-
masing unsur pelayanan. Dalam penghitungan survei kepuasan
Pegawai terhadap unsur-unsur yang dikaji, setiap unsur memiliki
penimbang yang sama. Nilai penimbang ditetapkan dengan rumus
sebagai berikut:
Bobot nilai rata – rata Jumlah Bobot 1 = 0,030
tertimbang = =
Jumlah Unsur 33
Jumlah Unsur SKP, terdapat 11 unsur dan 33 sub unsur maka
bobot nilai rata-rata tertimbang adalah 1/33 atau 0,030. Selanjutnya
untuk memperoleh nilai SKP digunakan pendekatan nilai rata-rata
tertimbang dengan rumus sebagai berikut:
Total dari Nilai Persepsi Per Insur
SKP = x Nilai Penimbang
Total Unsur yang terisi
A. Profil Responden
Jumlah keseluruhan pegawai UPTD Puskesmas Ampela baik yang
berstatus PNS maupun Non PNS mencapai 100 orang. Dari jumlah
tesebut berdasarkan metode Besar sampel dihitung dengan
menggunakan rumus dari Permenpan-RB No.14 Tahun 2017,
ditetapkan target sampel minimal 340 orang. Adapun sebaran sampel
dan realisasi capaian dapat terlihat di Tabel 5.1
B. Analisis Hasil Survei
Berdasarkan konsep two factor theory, kepuasan pegawai diukur
pada faktor kepuasan kerja (satisfies atau motivator) dan faktor
ketidakpuasan kerja (dissatisfies atau hygene). Faktor motivator
tersebut terdiri dari 5 unsur yakni prestasi, peluang untuk maju, kerja
itu sendiri, pengakuan, dan tanggung jawab. Sedangkan faktor hygene
terdiri dari 6 unsur meliputi kompensasi, keamanan dan keselamatan
kerja, kondisi kerja, kebijakan, supervisi, serta hubungan
interpersonal. Dari 11 unsur pengukuran tersebut, selanjutnya
diturunkan ke dalam sub-sub unsur yang masing-masing unsur
diberikan sub unsur yang seimbang sebanyak 3 sub unsur, sehingga
diperoleh 33 sub unsur.
Adapun analisis data dari keseluruhan sub unsur tersebut
mengadaptasi dari model analisis Permenpan-RB No. 14 Tahun 2017,
sehingga hasil akhirnya juga akan diperoleh nilai indeks yang dapat
dinilai sebagai nilai indeks kepuasan pegawai.
Hasil analisis Survey Kepuasan Pegawai (SKP) UPTD Puskesmas
Ampela dari 100 responden diperoleh hasil umum sebagai berikut:
Tabel 5.1.1
SURVEY KEPUASAN PEGAWAI
UPTD PUSKESMAS AMPELA KOTA SABANG
TAHUN 2022
NILAI INDEKS KEPUASAN RESPONDE
Jumlah = 414 Orang
PEGAWAI N
77.76 Jenis Kelamin :
BAIK Laki-laki : 90 Orang
Perempuan : 325 Orang
Status :
PNS : 267 Orang
Non PNS : 147 Orang
Periode Survey :
Mei 2022 – Juni 2022
SU31 3,205
U11- Kerja Itu Sendiri (Work
SU32 3,229 Itself) 3,233 Baik
SU33 3,265
Sub
Nilai Sub Unsur Rata- Rata Unsur Persepsi Kepuasan
Unsur
SU28 3,135
SU29 3,019 3,036 Kurang Baik
SU30 2,954