Anda di halaman 1dari 34

HASIL SURVEI KEPUASAN PEGAWAI

PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI

DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS TEMBUKU II


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa , laporan hasil
kegiatan survei kepuasan pegawai (SKP) Puskesmas Tembuku II telah selesai.

Survey Kepuasan Pegawai (SKP) di lingkungan Puskesmas Tembuku II


ini untuk mengukur tingkat kepuasan pegawai terhadap kinerja organisasi
sehingga tercipta pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang berkualitas
Puskesmas Tembuku II. Dari hasil SKP ini nantinya manajemen akan bisa
melakukan evaluasi atas manajemen yang selama ini dijalankan

Kami sadari laporan ini belum sempurna, oleh karenanya masukan dan
saran perbaikan sangat kami harapkan guna penyempurnaannya dan Semoga
dari hasil tindak lanjut hasil SKP ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan
pelayanan di UPT Puskesmas Tembuku II

Bangli

Kepala UPT Puskesmas Tembuku II

dr. M. Tamibudirejeki, S.Ked


NIP. 19880518 201503 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kualitas pelayanan publik telah menjadi salah satu isu penting dalam
penyelenggaraan layanan publik di Indonesia. Perbaikan dan peningkatan
kualitas layanan publik menjadi substansi penting untuk menghilangkan
kesan buruknya pelayanan publik yang selama ini diberikan oleh institusi
penyedia layanan publik. Selama ini pelayanan publik masih diidentikkan
dengan kelambanan, ketidakadilan, dan biaya tinggi. Belum lagi dalam hal
etika pelayanan di mana perilaku aparat penyedia layanan yang kurang
empati dan tanggap dalam memberikan pelayanan yang baik, sehingga
berakibat pada rendahnya kepercayaan atau kepuasan masyarakat
terhadap pemerintah.

Salah satu upaya yang dilakukan dalam menilai kualitas pelayanan


publik adalah dengan melakukan pengukuran terhadap kepuasan
masyarakat/pelanggan baik Eksternal maupun Internal terhadap layanan
publik yang diberikan. Sehubungan dengan hal ini, Kementerian PAN-RB
telah menetapkan Permenpan-RB No. 14 tahun 2017 Tentang Pedoman
Penyusunan Survey Kepuasan Masyarakat Unit penyelenggara Pelayanan
Publik yang memberikan arahan dan pedoman yang jelas dan tegas terkait
pengukuran kepuasan masyarakat.

Dalam ketentuan tersebut, Survei Kepuasan Masyarakat dilakukan


terhadap unit penyelenggaraan pelayanan publik dengan menggunakan
indikator dan metodologi survei yang sudah ditentukan. Pada dimensi
yang lain, beberapa studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan atau
korelasi yang positif antara kepuasan masyarakat dengan kepuasan
pegawai. Aktivitas organisasi tidak dapat berjalan apabila tanpa adanya
keikutsertaan pegawai. Sehingga dalam sebuah organisasi, kepuasan
kerja secara menyeluruh merupakan hal yang penting. Kepuasan pegawai
ini merupakan suatu prasyarat untuk meningkatkan produktifitas,
tanggung jawab, kualitas, loyalitas dan pelayanan kepada pelanggan
(customer service) dari organisasi bersangkutan.

Kepuasan pegawai menjadi hal penting dalam sektor jasa, karena jika
organisasi mampu menyediakan lingkungan kerja internal yang unggul,
maka pegawai akan produktif, bertanggung- jawab, puas, dan loyal
kepada organisasi sehingga berdampak pada kemampuan memberikan
pelayanan yang prima kepada pengguna layanan (KPK, 2008). Dengan
kata lain, pegawai yang puas dan bahagia menciptakan pelanggan yang
puas dan loyal (Chi & Gursoy, 2009).

Salah satu unit penyedia layanan publik adalah Puskesmas. Saat ini
tumbuhnya persaingan antar Puskesmas yang semakin ketat dan tajam
menuntut setiap Puskesmas di kabupaten Bangli untuk mempertinggi
daya saingnya dengan berusaha memberikan kepuasan kepada semua
pasiennya. Termasuk bagi Puskesmas Tembuku II perlu terus
melakukan evaluasi terhadap kepuasan pegawainya.

Pegawai merupakan aset penting bagi Puskesmas. Keberadaan aset ini


adalah fakta bila Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan bagian
integral dari organisasi, sehingga segala masalah yang berkait dengan
SDM di organisasi harus dipecahkan dengan baik dan benar. Puskesmas
membutuhkan pegawai yang mampu bekerja lebih baik dan lebih cepat,
sehingga diperlukan pegawai yang mempunyai kinerja (job performance)
yang tinggi. Melakukan Survey Kepuasan Pegawai terhadap pelayanan
yang diberikan secara internal diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam strategi pengembangan dalam pengelolaan Sumber
Daya Manusia di Puskesmas Tembuku II serta memberikan input
sebagai bahan evaluasi untuk menentukan kebijakan- kebijakan ataupun
program-program yang efektif dan tepat sasaran.

Atas dasar uraian di atas, Puskesmas Tembuku II berinisiatif untuk


secara simultan melakukan Kegiatan Survey Kepuasan Pegawai (SKP)
dalam rangka menghadirkan kualitas pelayanan publik yang paripurna.
Pelaksanaan Survey Kepuasan Pegawai di lingkungan Puskesmas
Tembuku II dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa pengukuran
terhadap kepuasan pegawai dengan argumentasi bahwa terdapat korelasi
antara kepuasan publik dengan kepuasan pegawai. Jika Puskesmas
Tembuku II mampu memetakan tingkat kepuasan pegawai tersebut
diharapkan kinerja organisasi dapat semakin optimal.

B. Tujuan
Tujuan umum dilakukannya Survey Kepuasan Pegawai (SKP) di
lingkungan Puskesmas Tembuku II ini adalah untuk mengukur tingkat
kepuasan pegawai terhadap kinerja organisasi sehingga tercipta
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang berkualitas Puskesmas
Tembuku II.

Secara spesifik, hasil SKP akan menginformasikan antara lain :


1. Kelemahan atau kekurangan dari masing-masing unsur dalam
penyelenggara pelayanan manajemen internal;
2. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya
tindak lanjut yang perlu dilakukan atas hasil Survey Kepuasan
Pegawai;
3. Diketahui indeks kepuasan pegawai secara menyeluruh terhadap hasil
pelaksanaan penyelenggaran tata kelola organisasi pada
Puskesmas Tembuku II;
C. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dengan pelaksanaan SKP di lingkungan
pada Puskesmas Tembuku II ini adalah :

1. Mendorong partisipasi pegawai dalam menilai kinerja organisasi;


2. Mendorong penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas
manajemen internal;
3. Mengukur kecenderungan tingkat kepuasan pegawai terhadap kinerja
manajeman organisasi.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Survey Kepuasan Pegawai mencakup entitas
yang tertera pada Permenpan-RB No. 14 Tahun 2017, Tentang Pedoman
Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan
Publik. Adapun ruang lingkup kegiatan Survey Kepuasan Pegawai (SKP)
didasari pada telahaan teori dan studi empiris yang sudah dilakukan
sebelumnya. Diantaranya adalah studi Robbins & Judge (2009) serta
Luthans (2011) yang menyebutkan terdapat lima faktor kepuasan kerja
pegawai meliputi, 1. Kepuasan terhadap Pekerjaan itu sendiri (work itself);
2. Kepuasan terhadap imbalan (renumeration); 3. Kepuasan terhadap
supervisi dari atasan (supervision); 4. Kepuasan terhadap rekan kerja
(interpersonal relation); dan 5. Kepuasan terhadap kesempatan promosi
(promotion).

Selain studi di atas, terdapat pula teori kepuasan kerja yang cukup
sering digunakan yakni teori dua faktor oleh Herzberg (1959). Teori ini
membagi kepuasan kerja ke dalam dua faktor motivasi, yakni faktor
pemuas (motivation factor) yang disebut dengan satisfier atau intrinsic
motivation dan faktor pemelihara (maintenance factor) yang disebut
dengan disatisfier atau extrinsic motivation .

Faktor pemuas tersebut terdiri dari komponen Prestasi (Achievement),


Pengakuan (Recognition), Tanggung Jawab (Responsibility), Peluang untuk
maju (Advancement), dan Kepuasan kerja itu sendiri (the work itself).
Sedangkan faktor pemelihara meliputi, Kompensasi (payment & status),
Keamanan dan keselamatan kerja (job security), Kondisi kerja (working
condition), Kebijakan (Company Policy & Administration), Supevisi Teknis
(Supervision Technical), Hubungan Interpersonal Antar Teman, Sejawat,
dengan Atasan dan dengan Bawahan (Interpersonal Relation).

Untuk survey di Puskesmas Tembuku II akan menggunakan studi


Robbins & Judge (2009) serta Luthans (2011). Ruang lingkup kegiatan
Survey Kepuasan Pegawai tersebut diatas, masih dapat disesuaikan
menurut kebutuhan, karakteristik, dan konteks lingkungan Puskesmas
Tembuku II.
BAB II
PROFIL PUSKESMAS TEMBUKU II

A. GEOGRAFI DAN SEJARAH SINGKAT


Puskesmas Tembuku II terletak di Banjar Metra Tengah, Desa
Yangapi, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli. Puskesmas ini berdiri
pada tahun 2007. Puskesmas Tembuku II mewilayahi 2 Desa dengan 28
Dusun dengan jumlah penduduk 19.944 jiwa. Desa yang menjadi wilayah
kerja terdiri dari Desa Yangapi dan Desa Peninjoan. Desa Yangapi terdiri
dari 13 dusun, luas wilayah 17,38 Km2, dan jumlah penduduk 9250 jiwa.
Desa Peninjoan terdiri dari 15 dusun, luas wilayah 13,56 Km2, dan jumlah
penduduk 10694 jiwa. Jarak dari puskesmas ke ibukota kecamatan 8 km
dan dapat ditempuh dalam waktu 15 menit. Jarak dari puskesmas ke
ibukota kabupaten 16 km dan dapat ditempuh dalam waktu 30 menit.

Wilayah Kerja Puskesmas Tembuku II termasuk daerah yang


mempunyai iklim tropis yang relatif sejuk. Temperatur udara bervariasi
dan ditentukan oleh ketinggian tempat. Air yang berasal dari curah hujan
sangat bermanfaat untuk tanaman kawasan hutan, kawasan pertanian,
perkebunan, perikanan dan air bersih.
Seiring berjalannya waktu, Puskesmas Tembuku II mengalami
perkembangan berturut-turut sebagai berikut:
1. Puskesmas rawat jalan dari tahun 2007 sampai dengan tahun
2014
2. Puskesmas dengan Rawat Inap dari tahun 2014 sampai dengan
sekarang
Puskesmas Tembuku II menawarkan pelayanan kesehatan dasar ,
yang berkualitas untuk anak-anak, individu, keluarga, kelompok maupun
karyawan dari segala kelompok usia. Berbekal tekad untuk menghadapi
tantangan yang ada saat ini serta keinginan untuk memenuhi segala
tuntutan kebutuhan penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih baik,
Puskesmas Tembuku II senantiasa meningkatkan kualitas sarana dan
prasarana, peralatan medis pendukung serta kualitas sumber daya
manusia yang ada dan didukung oleh dokter umum, dokter gigi, perawat,
Bidan, tenaga penunjang laboratorium, Farmasi , tenaga administrasi
yang senantiasa berupaya memberikan pelayanan kesehatan sesuai
standar
Secara keseluruhan pelayanan yang tersedia di Puskesmas
Tembuku II meliputi : Rawat Jalan, Rawat Inap, Pelayanan Gawat
Darurat, Pelayanan Penunjang Diagnostik, dan Pelayanan farmasi. Selain
itu Puskesmas Tembuku II melakukan program pembangunan kesehatan
yaitu pertama pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial ( UKM
Esensial ) Meliputi : a. Pelayanan Promosi kesehatan termasuk UKS, b.
Pelayanan Kesehatan Lingkungan, c. Pelayanan Kesehatan Keluarga, d.
Pelayanan Gizi Masyarakat, e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, f. Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat. Kedua Upaya
Kesehatan Masyarakat Pengembangan ( UKM Pengembangan ) meliputi :
a. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, b. Pelayanan Kesehatan Jiwa, c.
Pelayanan Kesehatan Indera, d. Pelayanan Kesehatan Olah Raga, e.
Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Komplementer, f. Pelayan Kesehatan
Lajut Usia ( Lansia ), g. Pelayanan Kesehatan Sekolah, h. Pelayanan
Kesehatan Kerja,

Sejak berdirinya pada tahun 2007, Puskesmas Tembuku II


telah mengalami beberapa kali pergantian pimpinan berturut-
turut sebagai berikut:

1. Drg Ida Bagus Made Candra, M.kes (2007-2010)


2. dr. I Made Naris Pujawan S.Ked (2011-2013)
3. drg. I Wayan Suweta M.Si (2014-2021)
4. dr. M Tamibudirejeki, S.Ked (2022- sekarang)

B. KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk wilayah kerja puskesmas Tembuku II pada Tahun
2022 sebesar 19944 jiwa. Perbandingan penduduk laki-laki dengan
perempuan (sex ratio) di Puskesmas Tembuku II Tahun 2022 adalah
101.98 %.

C. TINGKAT PENDIDIKAN
Pendidikan adalah salah satu sektor yang mempengaruhi kualitas
sumber daya manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikannya diharapkan
kualitas sumber daya manusia semakin baik. Makin tinggi tingkat
pendidikan maka diharapkan kemampuan untuk hidup sehat juga makin
meningkat. Untuk wilayah kerja Puskesmas Tembuku II, sebagian besar
penduduk masih tamatan sekolah menengah Atas , hanya generasi muda
yang sebagian bisa melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
D. KEADAAN SOSIAL EKONOMI
Seperti juga daerah lainnya di Propinsi Bali mata pencaharian
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tembuku II, sebagian besar adalah
pertanian. Sektor ini telah mampu menghasilkan produk-produk seperti
Jeruk, jagung, kacang-kacangan dan sayur mayur. Pola konsumsi atau
kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan biasanya akan selalu
mengalami perubahan dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan, selera dan lingkungan.

E. VISI DAN MISI, TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

1. Visi
Visi adalah suatu keadaan atau arah masa depan yang ingin dicapai
oleh sebuah organisasi. Visi tidak bersifat faktual karena memang belum
terwujud dan tidak bersifat statis sehingga harus dipandang sebagai
proses yang dinamis. Puskesmas adalah pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat,
disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Adapun Visi dari Puskesmas Tembuku II adalah ” Menjadikan Pusat
Pelayanan Kesehatan Yang profesional, Berkualitas, dan ramah
Untuk tercapainya Kecamatan Tembuku Yang sehat ”
2. Misi
Untuk dapat mewujudkan Visi dimaksud maka ditetapkan Misi
Pembangunan Kesehatan di Puskesmas Tembuku II sebagai berikut:
a. Menggerakan Pembangunan Kesehatan di Wilayah Kerja
b. Mendorong Kemandirian Hidup sehat Bagi Individu, Keluarga dan
Masyarakat.
c. Memelihara dan meningkatkan Mutu , Pemerataan dan
Keterjangkauan Pelayanan yang di selenggarakan.
3. Tujuan
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat”
4. Tata Nilai
Tata nilai dalam pelaksanaan program di UPT. Puskesmas Tembuku
II yaitu :
a. Berpihak kepada masyarakat
Masyarakat sebagai subyek pelayanan, berhak menentukan jenis
pelayanan kesehatan yang terbaik Masyarakat sebagai obyek
pelayanan wajib diberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
dengan sikap yang sopan dan ramah
b. Bertindak cepat dan tepat
Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan atau
tindakan kesehatan, terhadap kasus/masalah yang bisa bersifat
mendadak (emergency) maupun mendesak (urgency) Tepat dalam
melaksanakan proses pelayanan sesuai protap atau standar
prosedur operasional yang telah ditentukan
c. Menegakkan kedisplinan
Disiplin kerja : menegakkan semangat kerja dalam memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau sasaran program
Disiplin administrasi : melakukan pencatatan dan pelaporan hasil
kegiatan pelayanan secara tertib teratur, terarah, terbuka dan
terukur
d. Menunjukkan Tranparansi
Menunjukkan keterbukaan pelayanan, dengan aturan kerja yang
jelas, ringkas dan tuntas sehingga bisa dipahami oleh sasaran
program Menunjukkan keterbukaan anggaran, sesuai dengan tata
hukum dan peraturan yang berlaku dalam lingkup pelayanan
kesehatan
e. Mewujudkan Akuntabilitas
Bertanggung jawab terhadap masyarakat sangat penting sekali
karena menyangkut upaya peningkatan pemberdayaan derajat
kesehatan msyarakat secara holistik Hasil kegiatan pelayanan
diarahkan secara bertanggung jawab terhadap institusi internal
didalam lingkup pelayanan kesehatan dan kepada institusi ekternal
diluar lingkup pelayanan kesehatan
5. Aturan
Aturan yang digunakan dalam pelaksanaan program di UPT.
Puskesmas Tembuku II yaitu :
a. Setiap petugas harus membawa SPT dan menunjukkan SPT pada
sasaran
b. Setiap petugas harus menyampaikan maksud dan tujuan sesuai
dengan SPT
c. Bukti kunjungan harus tertulis
d. Dan aturan lainnya sesuai peraturan kepegawaian
6. Janji Layanan :
“ Melayani Dengan Sepenuh Hati “
7. Budaya
Budaya yang dikedepankan dalam pelaksanaan program di UPT.
Puskesmas Tembuku II yaitu :
a. Budaya disiplin baik itu displin waktu maupun berpakain
b. Budaya kreatif dan inovatif dalam mempercepat pencapaian kinerja
c. Budaya bertanggung jawab terhadap pelayanan yang telah diberikan
kepada masyarakat
d. Budaya terbuka terhadap segala masukan baik masukan teman
maupun masyarakat dalam perencanaan maupun pelaksanaan
program
8. Strategi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat
b. Mendorong kesadaran dan peran aktif masyarakat untuk
membangun prilaku hidup bersih dan sehat.
c. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme sumber daya manusia
d. Mendorong kesadaran masyarakat dan peran aktif lintas sektor
dalam menciptakan lingkungan sehat
9. Kebijakan
a. Memberikan prioritas dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan masyarakat
b. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang hidup bersih dan
sehat
c. Meningkatkan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan kepada
masyarakat
d. Peningkatan kwalitas dan kwantitas tenaga kesehatan
e. Meningkatkan manajeman dan standar pelayanan kesehatan
masyarakat
f. Mendorong masyarakat dan peran aktif lintas sektor dalam
menciptakan lingkungan sehat dalam pembangunan kesehatan
10. Sasaran
a. Meningkatkan umur harapan hidup
b. Meningkatkan kemandirian masyarakat dibidang kesehatan
c. Menurunkan angka kematian bayi, balita dan ibu melahirkan
d. Menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada anak
balita

F. INDIKATOR HASIL
Indikator hasil adalah indikator untuk mengukur atau menunjukkan
tingkat pencapaian Kecamatan Sehat dibanding dengan target yang telah
ditetapkan. Indikator hasil ini meliputi:
1. Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat yaitu :
a. Angka Kematian Bayi (AKB)
b. Angka Kematian Balita (AKABA)
c. Angka Kematian Ibu Maternal
d. Angka Kesakitan dari Penyakit-penyakit yang Menonjol
e. Persentase Anak Balita yang Bergizi Buruk
f. Persentase Ibu Hamil yang Kurang Energi Kronik (KEK)
g. Persentase Ibu Hamil yang Anemi Gizi Besi (AGB)
h. Persentase Penderita Gondok Akibat Kurang Yodium (GAKY)
i. Prevalensi Penderita GAKY pada Anak Sekolah
j. Persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
k. Persentase Wanita Usia Subur (WUS) yang Menderita Anemia
l. Persentase Remaja Putri yang Menderita Anemia
m. Persentase Wanita Pekerja yang Menderita Anemia
n. Persentase Anak Sekolah yang Normal Perbandingan Tinggi dan Berat
badannya
2. Indikator Perilaku Sehat yaitu:
a. Persentase desa melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Strata III dan IV
b. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri
c. Persentase sekolah dan Madrasah yang bebas penyalahgunaan NAPZA
d. Persentase penduduk yang tidak merokok
e. Proporsi penduduk yang menggunakan sarana kesehatan
f. Persentase penduduk yang terlindungi JPKM/Dana Askes lain
3. Indikator Lingkungan Sehat yaitu :
a. Persentase rumah sehat
b. Persentase sekolah dan madrasah sehat
c. Persentase sarana ibadah, pesantren, majelis taklim sehat
d. Persentase tempat-tempat umum (kantor, toko, pasar dan lain-lain)
sehat
e. Persentase keluarga yang memiliki sarana lingkungan sehat jamban,
tempat sampah, pengelolaan air limbah, dan persediaan air bersih.
4. Indikator Pelayanan Kesehatan yaitu:
a. Rasio sarana kesehatan dasar terhadap penduduk
b. Rasio sarana kesehatan rujukan terhadap penduduk
c. Persentase yang ditolong tenaga kesehatan
d. Persentase bayi yang telah diimunisasi lengkap (berdasarkan
cakupan imunisasi campak)
e. Persentase peserta KB terhadap pasangan usia subur (PUS)

G. PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN


1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial ( UKM Esensial )
a. Pelayanan Promosi kesehatan termasuk UKS
b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
c. Pelayanan Kesehatan Keluarga
d. Pelayanan Gizi Masyarakat
e. Pealayan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
f. Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan ( UKM Pengembangan )
a. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
b. Pelayanan Kesehatan Jiwa
c. Pelayanan Kesehatan Indera
d. Pelayanan Kesehatan Olah Raga
e. Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Komplementer
f. Pelayan Kesehatan Lajut Usia ( Lansia )
g. Pelayanan Kesehatan Sekolah
h. Pelayanan Kesehatan Kerja
H. DERAJAT KESEHATAN
Indikator pencapaian derajat kesehatan suatu negara dinyatakan
dengan angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu
maternal dan angka kematian kasar. Adapun pencapaian di Puskesmas
Tembuku II tahun 2022 sebagai berikut :
1. Angka Kematian
Angka kematian secara umum sangat berhubungan/dipengaruhi
oleh tingkat kesakitan dan status gizi.
a. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi adalah indikator yang berhubungan
dengan ketersediaan pemanfaatan dan kualitas pelayanan kesehatan
terutama pelayanan maternal dan perinatal. Variabel lain yang
berhubungan adalah gizi keluarga, tingkat pendidikan ibu, serta
pendapatan keluarga.

Grafik 1

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH di Puskesmas Tembuku II

Tahun 2017 – 2022

PUSKESMAS
15
13
11 11.54
11.32
9 9.8
7
5
3 4.01
3.47
1
2017 2018 2019 2020 2021 2022
PUSKESMAS 9.8 11.32 11.54 3.47 14.13 4.01

Angka Kematian Bayi di wilayah kerja Puskesmas Tembuku II


tahun 2022 mengalami penurunan yaitu 4,01 dibandingkan 2021
yaitu 14,13 per 1000 kelahiran hidup .
b. Angka Kematian Balita
Angka kematian balita (umur 0-5 tahun) menggambarkan tingkat
permasalahan anak balita pada pelayanan kesehatan ibu dan anak
(KIA) atau posyandu, dan faktor-faktor lain yang berpengaruh
terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi penyakit infeksi
dan kecelakaan. Berdasarkan Laporan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
tidak ada Balita yang meninggal pada Tahun 2022 ini. Angka
Kematian Balita (AKB) di Puskesmas Tembuku II adalah 1 per 1000
kelahiran hidup.
c. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) menggambarkan tingkat kesadaran
prilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kesehatan
lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama ibu hamil,
pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas, serta
kondisi sosial ekonomi masyarakat. Untuk tahun 2021 angaka
kematian Ibu adalah 4,01 ( 1 per 1000 KH ) di wilayah kerja
Puskesmas Termbuku II. Angka kematian ibu di wilayah kerja
Puskesmas Tembuku II dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Grafik 2
Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) per 100.000 KH
di Puskesmas Tembuku II Tahun 2017 - 2022

PUSKESMAS
4.25 4.01
3.8
3.75
3.25
2.75
2.25
1.75
1.25
0.75
0.25 0 0 0 0
2017 2018 2019 2020 2021 2022
PUSKESMAS 0 0 3.8 0 0 4.01

Dari data diatas tergambar AKI di Puskesmas Tembuku II


Tahun 2022 yaitu 4,01 naik dari tahun 2021 yaitu 0
d. Umur Harapan Hidup
Umur harapan hidup bermanfaat untuk mengetahui berapa
lama orang dapat hidup sejak dari usia baru lahir. Hal ini dianggap
sebagai indikator umum bagi taraf hidup. Angka tersebut
diperoleh secara langsung melalui sensus penduduk yang
dilakukan sekali setiap 10 tahun dan survey nasional lainnya.
Untuk Kabupaten Bangli umur harapan hidup (UHH) Tahun 2022
sebesar 71,73 tahun.

I. MORBIDITAS ATAU ANGKA KESAKITAN


Gambaran angka kesakitan disajikan dalam angka prevalensi dan
insiden beberapa penyakit antara lain penyakit Demam Berdarah Dengue,
Malaria, Tuberkulosis Paru, Kusta, Diare, Disentri, Pneumonia, Tetanus
Neonatorum, Campak, Hepatitis, HIV dan AIDS. Pada tahun 2022
ditemukan penderita 4 orang penderita DBD. Penyakit TB Paru tahun
2022 ditemukan sebanyak 6 orang turn dari tahun dari tahun 2021
ditemukan 8 kasus atau 40 per 100.000 penduduk. Penyakit saluran
pencernaan seperti diare masih juga ditemukan di Puskesmas Tembuku II,
untuk tahun 2022 ditemukan sebanyak 256 kasus atau 4.75 %, hal ini
naik dari tahun 2021, ditemukan sebanyak 209 kasus atau 1.05 % .
J. STATUS GIZI
Laporan program upaya perbaikan gizi masyarakat di dapat angka
BBLR untuk Puskesmas Tembuku II Tahun tahun 2022 sebanyak 2 kasus
BBLR atau 0.15% hal ini menurun dari tahun 2021ditemukan sebanyak 6
kasus (2.1 %). Dalam pengukuran status gizi balita dipergunakan Gizi
Buruk dan KEP Total atau gizi buruk ditambah gizi kurang. Dari hasil PSG
Tahun 2022, KEP total mencapai 0,1.26 %, hal ini naik dari tahun 2021
dengan KEP Total mencapai 0.44 %.

K. KEADAAN LINGKUNGAN
Dalam menggambarkan keadaan lingkungan dengan mengacu pada
indikator Indonesia Sehat yang merupakan upaya sektor kesehatan dan
sector terkait akan disajikan indikator sebagai berikut:
1. Rumah Sehat
Dari laporan program yang tergolong rumah memenuhi syarat
kesehatan pada tahun 2022 mencapai 97.46% meningkat dari tahun
2021 yang mencapai 95.%.
2. Sanitasi Tempat –Tempat Umum
Keadaan Sarana TTU Sehat di Puskesmas Tembuku II dilihat dari
keadaan , pasar, Tempat Ibadah, Bale Banjar dan TTU lainnya. Untuk
tahun 2022, pemeliharaan sanitasi TTU yang memenuhi syarat
mencapai 89% menurun dibandingkan Tahun 2021 yang mencapai
100%.
3. Akses Terhadap Air Minum
Kemajuan pembangunan di bidang sanitasi dasar sulit diukur
secara konkrit karena keberhasilan dari program ini tidak hanya dilihat
dari bertambahnya sarana-sarana tersebut oleh masyarakat, namun
dengan melihat angka kesakitan diare yang berkaitan erat dengan
kualitas air yang dugunakan masyarakat maka dampak penggunaan
sarana air bersih dapat diperkiraan. Persentase keluarga yang memiliki
akses terhadap air minum di Puskesmas Tembuku II Tahun 2022
mencapai 97.92% meningkat dari tahun 2021 yang mencapai 97.27%
4. PUS Yang Menjadi Akseptor KB
Keberhasilan program KB dapat dilihat dari pencapaian target KB
baru, cakupan peserta KB aktif dan MKET (Metoda Kontrasepsi Efektif
Terpilih) yang meliputi:
a. Pencapaian Target Peserta KB Baru
Berdasarkan data pada Tahun 2022 pencapaian peserta KB
baru Puskesmas Tembuku II sebesar 3.9 % meningkat dari tahun
2021 yang mencapai 1.9%

.b. Peserta KB Aktif


Cakupan peserta KB Aktif dapat diketahui dari beberapa
indikator antara lain: cakupan peserta KB Aktif terhadap PUS
untuk Tahun 2022 mencapai 81.51%, meningkat dari tahun 2021
sebesar 79.9%. Cakupan pola penggunaan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) yang meliputi: IUD, operasi dan implant
merupakan metode yang efektif dalam menjarangkan kehamilan
karena memiliki daya ungkit terhadap TFR (Total Fertility Rate).

L. PERILAKU SEHAT
Perilaku Sehat adalah hal-hal yang dilakukan manusia yang didasari
oleh pengetahuan, sikap dan kemampuan yang berdampak positif atau
negative terhadap kesehatan. Dalam menilai perilaku hidup sehat
masyarakat digunakan indikator:
1. Tatanan Rumah Tangga Ber-PHBS
Tatanan rumah tangga sehat diukur dari indikator persalinan
sehat, ASI ekslusif,menimbang bayi dan balita tiap bulan, mencuci
tangan,memberantas jentik, tidak merokok, aktifitas fisik, diit sayur
dan buah, jamban, air bersih. Tatanan rumah tangga yang
menerapkan PHBS untuk tahun 2022 sebesar 87.1 % meningkat dari
Tahun 2021 yang mencapai 86.7%
2. Posyandu
Jumlah posyandu tahun 2021 sebanyak 28 Posyandu . Klasifikasi
posyandu tahun 2022, dimana dari 28 posyandu, semua posyandu
masih tergolong posyandu purnama.

M. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN


Tujuan pokok program upaya kesehatan adalah meningkatkan
pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasil guna serta
terjangkau oleh segenap masyarakat. Sasaran program ini adalah
tersedianya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan baik oleh pemerintah
maupun swasta yang didukung oleh peran serta masyarakat dan sistem
pembiayaan praupaya
1. Pemanfaatan Puskesmas Pembatu/Poskesdes dan Puskel
Di Puskesmas Tembuku II terdapat 3 puskesmas pembantu, 3
poskesdes, dan 1 puskesmas keliling. Pemanfaatan fasilitas puskesmas
dapat dilihat dari rata-rata kunjungan per hari buka. Pada Tahun 2022
rata-rata kunjungan puskesmas per hari buka 68 per puskesmas/hari
buka hal ini mengalami peningkatan dari tahun 2021 yang mencapai
29 per puskesmas/hari buka.
2. Puskesmas dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan
Pada Tahun 2022 jumlah Puskesmas dan jejaringnya dengan
kemampuan laboratorium kesehatan sederhana sudah dapat berjalan
dengan optimal meski keterbatasan tenaga dan sarana prasarana.
Pelayanan Laboboratorium yang sudah dapat dilaksanakan antara lain
pemeriksaan spesisimen darah sebanyak 1491, Pemeriksaan HB
sebanyak 290 ,VCT HIV/AIDS sebanyak 239 orang serta PPIA test
sebanyak 686 Orang

N. SUMBER DAYA KESEHATAN


Upaya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila
pemenuhan sumber daya tenaga, pembiayaan dan sarana kesehatan dapat
memadai dan seimbang dengan kebutuhan. Sumber daya kesehatan dapat
diukur dengan beberapa indikator kecukupan sebagai berikut :
1. Tenaga Kesehatan
Distribusi dan kecukupan tenaga kesehatan tenaga medis sangat
menentukan terpenuhinya standar kesehatan masyarakat.
Berdasarkan sumber kepegawaian Puskesmas Tembuku II Tahun
2022, jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tembuku II Tahun 2022
dapat dilihat dalam tabel berikut

Tabel I.
Tenaga Kesehatan Puskesmas Tembuku II
Tahun 2022

Yang Status Kepegawaian


N ada ASN PTT Pengabdi
Jenis Ketenagaan Ket
O sekaran / Kontrak
g
I. Puskesmas
Induk
1 Dokter Umum 3 3 0 0 1
kapus
2 Dokter Gigi 3 3 0 0
3 Penyuluh 1 1 0
Kesmas/SKM
4 Perawat
a. S1 5 4 0 1
b. D III 7 5 0 2
5 Bidan
a. D III 23 13 2 10
b. D I 1 1 0 0
6 Terapis Gilut 1 0 0 1
7 Sanitarian 3 2 1 0 1 KTU
8 Nutrisionis 2 0 1 1
9 Asisten Apoteker 1 1 0 0
10 Tenaga Lab 2 0 0 2
11 Administrator 1 0 0 1
Kesehatan
12 Tenaga 5 0 4 1
Administrasi
13 Pengemudi 1 1 0
14 Pramu kebersihan 1 1 0 0
II. Pustu
1 Bidan 4 2 1 1
III. Poskesdes
1 Bidan 3 2 1 0
Jumlah Total 66 38 8 20

2. Pembiayaan Kesehatan
Anggaran Pembangunan Kesehatan bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Bangli.

Tabel 2
Jumlah Anggaran Pembangunan Kesehatan Menurut Sumber Pembiayaan
Di Puskesmas Tembuku II Tahun 2022

NO SUMBER BIAYA Alokasi Realisasi


Rp %
1 BOK 723.093.500 622.351.012 86.07

2 BLUD 1.609.812.491 1.359.451.233,7 84,44


5
Jumlah 2.332.905.991 1.981802.245,75 84,95

Sumber : Laporan Keuangan Puskesmas Tembuku II Tahun 2022

Dari tabel diatas tergambar Tahun 2022 anggaran kesehatan


sebagian besar berasal dari dana BLUD yaitu sebesar 69%, sedangkan
dari BOK yaitu sebesar 30,9 %.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepuasan Pelanggan
Pada tingkatan yang lebih luas, untuk mengukur kepuasan
pelanggan telah pula dikembangkan Indeks Kepuasan Pelanggan atau
Customer Satisfaction Index yang selain merupakan ukuran untuk
melihat sampai sejauhmana tingkat kepuasan pelanggan juga
merupakan ukuran yang digunakan untuk melihat kecenderungan
perubahan kepuasan pelanggan dari waktu ke waktu. Indeks Kepuasan
Konsumen (Customer Satisfaction Index) dikembangkan pertama kali oleh
University of Michigan, dengan sebutan American Customer Satisfaction
Index (ACSI) pada tahun 1994, yang kemudian digunakan juga di Eropa
dengan sebutan European Customer Satisfaction Index (ECSI), dan pada
negara-negara tertentu juga dikembangkan indeks kepuasan konsumen
untuk negaranya masing-masing.

IKM atau Indeks Kepuasan Pelanggan memberikan manfaat antara lain:


1. menyediakan data kepuasan konsumen dari waktu ke waktu
sehingga dapat ditelusuri informasi mengenai customer loyality;
2. mengidentifikasi potential barriers untuk masuk ke dalam pasar;
3. memperkirakan return on investment; dan
4. menunjukkan area dimana kepuasan pelanggan belum dapat
dipenuhi.
Indeks kepuasan pelanggan dimaksud mencakup seluruh produk
barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen, baik yang diproduksi oleh
sektor swasta maupun pemerintah. Indeks ini secara langsung berkaitan
dengan kepuasan pelanggan terhadap kualitas barang maupun jasa yang
dibelinya. Dalam perkembangan selanjutnya, indeks kepuasan tidak
hanya dikembangkan untuk maksud-maksud tersebut di atas, tetapi juga
digunakan untuk mengukur sejauhmana tingkat kepuasan masyarakat
terhadap penyelenggaraan pemerintahan, baik pelanggan Eksternal
maupun Internal.

B. Pengukuran Kepuasan Pegawai


Ruang lingkup kegiatan Survey Kepuasan Pegawai mencakup entitas
yang tertera pada Permenpan-RB No. 14 Tahun 2017, Tentang Pedoman
Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan
Publik. Adapun ruang lingkup kegiatan Survey Kepuasan Pegawai (SKP)
didasari pada telahaan teori dan studi empiris yang sudah dilakukan
sebelumnya. Diantaranya adalah studi Robbins & Judge (2009) serta
Luthans (2011) yang menyebutkan terdapat lima faktor kepuasan kerja
pegawai meliputi,

Unsu Faktor Kepuasan kerja pegawai


r
1 Kepuasan terhadap Pekerjaan itu sendiri (work itself)
2 Kepuasan terhadap imbalan (renumeration)
3 Kepuasan terhadap supervisi dari atasan (supervision)
4 Kepuasan terhadap rekan kerja (interpersonal relation)
5 Kepuasan terhadap kesempatan promosi (promotion)

Faktor pemuas yang disebut juga Motivator Faktor yang


merupakan fakor pendorong seseorang untuk berprestasi yang
bersumber dari dalam diri seseorang tersebut (kondisi intrinsik)
antara lain:

1. Kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri (Work ItSelf)


Pimpinan membuat usaha-usaha riil dan meyakinkan,
sehingga bawahan mengerti akan pentingnya pekerjaan yang
dilakukannya dan usaha berusaha menghindar dari kebosanan
dalam pekerjaan bawahan serta mengusahakan agar setiap
bawahan sudah tepat dalam pekerjaannya

2. Kepuasan terhadap imbalan (renumeration)

Pada umumnya masing-masing manajer tidak dapat


menentukan sendiri skala gaji yang berlaku didalam unitnya.
Namun demikian masing-masing manajer mempunyai kewajiban
menilai apakah jabatan-jabatan dibawah pengawasannya
mendapat kompensasi sesuai pekerjaan yang mereka lakukan.
Para manajer harus berusaha untuk mengetahui bagaimana
jabatan didalam kantor diklasifikasikan dan elemen-elemen apa
saja yang menentukan pengklasifikasian itu.

3. Kepuasan terhadap supervisi dari atasan (supervision))


Technical supervisor yang menimbulkan kekecewaan dimaksud
adanya kurang mampu pada pihak atasan, bagaimana caranya
mensupervisi dari segi teknis pekerjaan yang merupakan tanggung
jawabnya atau atasan mempunyai kecakapan teknis yang lebih
rendah dari yang diperlukan dari kedudukannya. Untuk mengatasi
hal ini para pimpinan harus berusaha memperbaiki dirinya dengan
jalan mengikuti pelatihan dan pendidikan.

4. Kepuasan terhadap rekan kerja (interpersonal relation)

Interpersonal relation menunjukkan hubungan perseorangan antara


teman sejawat, bawahan dengan atasannya, dimana kemungkinan
bawahan merasa tidak dapat bergaul dengan atasannya

5. Kepuasan terhadap kesempatan promosi (promotion)

Sebagai lanjutan dari keberhasilan pelaksanaan, pimpinan harus


memberi pernyataan pengakuan terhadap keberhasilan bawahan. Hal
ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu a. Langsung
menyatakan keberhasilan di tempat pekerjaannya, lebih baik
dilakukan sewaktu ada orang lain; b. Surat penghargaan; c. Memberi
hadiah berupa uang tunai; d. Memberikan medali, surat penghargaan
dan hadiah uang tunai; e. Memberikan kenaikan gaji promosi.
Promosi merupakan salah satu faktor motivator bagi bawahan. Faktor
pengembangan ini benar-benar berfungsi sebagai motivator, maka
pemimpin dapat memulainya dengan melatih bawahannya untuk
pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Bila ini sudah dilakukan
selanjutnya pemimpin memberi rekomendasi tentang bawahan yang
siap untuk pengembangan, untuk menaikkan pangkatnya, dikirim
mengikuti pendidikan dan pelatihan lanjutan
BAB IV
METODOLOGI

A. Metode

Survei yang dilakukan mempergunakan pendekatan metode


kuantitatif dengan pengukuran menggunakan Skala Likert. Skala Likert
adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner
(angket), dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam
riset berupa survei. Metode ini dikembangkan oleh Rensis Likert. Skala
Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu
jenis layanan publik. Pada skala Likert responden diminta untuk
menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan
dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.
B. Tahapan Survei
Pelaksanaan SKM terhadap penyelenggaraan pelayanan internal
Puskesmas Tembuku II dilaksanakan melalui tahapan perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, pengolahan dan penyajian hasil survei, yang
mencakup langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun instrumen survei;


2. Menentukan besaran dan teknik penarikan sampel;
3. Menentukan responden;
4. Melaksanakan survei;
5. Mengolah hasil survei;
6. Menyajikan dan melaporkan hasil

C. Teknin Survei Kepuasan Pegawai


Dalam melakukan pengumpulan data lapangan, beberapa teknik
digunakan antara lain : Pengisian kuesioner melalui daring (online)
menggunakan Google Form yang dapat diisi kapan saja oleh masing-
masing pegawai dalam rentang pelaksanaan survey.
D. Penetapan Jumlah Responden
Pemilihan sampel dalam survey ini menggunakan metode total sampling,
teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi.
Alasan mengambil total sampling karena jumlah populasi yang kurang dari
100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. (Masturoh &
Anggita, 2018). Jadi jumlah responden semua staf Puskesmas Tembuku II
yaitu 66 orang.
E. Variabel SKP
Survey Kepuasan Pegawai terdiri dari 5 variabel/unsur kepuasan
dengan 10 sub unsur kepuasan dengan rincian sebagai berikut :

UNSUR VARIABEL KOMPONEN (SUB UNSUR)


KEPUASAN
1 Pekerjaan itu 1. Pekerjaan sesuai dengan minat & kemampuan
sendiri (work pegawai
itself) 2. Lingkungan sosial*) & fisik*) menunjang
pekerjaan
*) lingkungan sosial menyangkut interaksi antar
pegawai dan juga dengan masyarakat pengguna
layanan; sedangkan lingkungan fisik
menyangkut keadaan fisik tempat bekerja
seperti gedung, penerangan, sirkulasi udara,
kebisingan,dll
2 Imbalan 1. Kompensasi yang diberikan adil dan masuk akal
(renumeration) 2. Kompensasi yang diberikan sesuai dengan posisi
& kualitas kerja
3 Supervisi dari 1. Pegawai diberikan supervisi yang adil serta
atasan instruksi yang jelas
(supervision) 2. Pegawai menerima umpan balik (feedback) yang
konstruktif dari atasan
4 Rekan kerja 1. Adanya motivasi dan dukungan dari rekan kerja
(interpersonal
2. cara kerja dan kinerja rekan kerja
relation)
5 Kesempatan 1. Pengakuan atas capaian & keberhasilan
promosi pekerjaan dari atasan dan rekan kerja
2. Pegawai mendapatkan kesempatan yang sama/
(promotion))
adil dalam pengembangan karir/ kompetensi
F. Bahan Pengukuran
1. Kuesioner.
Dalam penyusunan Survey Kepuasan Pegawai (SKP) digunakan
kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data kepuasan pegawai yang
merupakan data primer. Kuesioner disusun berdasarkan tujuan survei
terhadap tingkat kepuasan pegawai.

2. Bagian dari Kuesioner.


Kuesioner dibagi atas 3 (tiga) bagian yaitu:
 Bagian Pertama, pada bagian pertama berisikan judul kuesioner dan
nama instansi yang dilakukan survei.
 Bagian Kedua, Pada bagian kedua dapat berisikan identitas responden,
antara lain: Nama, jenis kelamin, pendidikan, Tugas Tambahan, status
Kepegawaian.
 Bagian Ketiga, Pada bagian ini berisikan daftar pertanyaan yang
terstruktur. Pertanyaan yang terstruktur berisikan jawaban dengan
pilihan berganda (pertanyaan tertutup),.
3. Bentuk Jawaban
Desain bentuk jawaban dalam setiap pertanyaan unsur pelayanan
dalam kuesioner, berupa jawaban pertanyaan pilihan berganda. Tingkat
kualitas di mulai dari sangat puas sampai dengan tidak puas. Pembagian
jawaban dibagi dalam 4 (empat) kategori, yaitu:

a. tidak puas, diberi nilai persepsi 1;


b. kurang puas, diberi nilai persepsi 2;
c. puas, diberi nilai persepsi 3;
d. sangat puas, diberi nilai persepsi 4.

G. Teknik Pengolahan Data


Setiap pertanyaan survei masing-masing unsur diberi nilai. Nilai dihitung
dengan menggunakan "nilai rata-rata tertimbang" masing-masing unsur
pelayanan. Dalam penghitungan survei kepuasan Pegawai terhadap unsur-
unsur yang dikaji, setiap unsur memiliki penimbang yang sama. Nilai
penimbang ditetapkan dengan rumus sebagai berikut:

Bobot nilai rata – rata tertimbang = Jumlah Bobot = 1 = 0,1


Jumlah Unsur 10

Jumlah Unsur SKP, terdapat 5 unsur dan 10 sub unsur maka bobot nilai
rata-rata tertimbang adalah 1/10 atau 0,1. Selanjutnya untuk memperoleh
nilai SKP digunakan pendekatan nilai rata-rata tertimbang dengan rumus
sebagai berikut:

SKP = Total dari Nilai Persepsi Per Insur x Nilai Penimbang


Total Unsur yang terisi

Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian SKP yaitu antara 25 –


100, maka hasil penilaian tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar
25, dengan rumus sebagai berikut:

Konfersi SKP = SKP x 25

Hasil konversi SKP tersebut kemudian disandingkan dengan Tabel Nilai


Interval untuk memperoleh hasil penilaian atas Mutu pelayanan dan
Kinerja pelayanan.

Nilai Persepsi, Nilai Interval, Nilai interval Konversi, Mutu pelayanan dan
Kinerja Pelayanan Sesuai Permenpan –RB No. 14 Tahun 2017

Nilai Nilai IntervalNilai Mutu Kinerja


Persep Interval Pelaya Pelayanan
si Konversi nan
1 1,00 – 2,599 25,00 – 64,99 D Tidak Baik
2 2,60 – 3,064 65,00 – 76,60 C Kurang Baik
3 3,064 – 3,532 76,61 – 88,30 B Baik
4 3,532 – 4,00 88,31 – 100,00 A Sangat Baik
Tabel 4.2
BAB V
HASIL SURVEI KEPUASAN PEGAWAI PUSKESMAS TEMBUKU II

A. Profil Responden
Jumlah keseluruhan pegawai Puskesmas Tembuku II baik yang berstatus
PNS maupun Non PNS mencapai 66 orang. Dan semuanya dipakai responden
yaitu 66 orang . Adapun sebaran sampel dan realisasi capaian dapat terlihat di
Tabel 5.1

Tabel. Sampel Survei


Jumlah Status Kepegawaian
N
Jenis Ketenagaan sampel ASN PTT Pengabdi Ket
O
/ Kontrak
I. PuskesmasInduk
1 Dokter Umum 3 3 0 0 1kapus
2 Dokter Gigi 3 3 0 0
3 Penyuluh 1 1 0
Kesmas/SKM
4 Perawat
a. S1 5 4 0 1
b. D III 7 5 0 2
5 Bidan
a. D III 23 13 2 10
b. D I 1 1 0 0
6 Terapis Gilut 1 0 0 1
7 Sanitarian 3 2 1 0 1 KTU
8 Nutrisionis 2 0 1 1
9 Asisten Apoteker 1 1 0 0
10 Tenaga Lab 2 0 0 2
11 Administrator 1 0 0 1
Kesehatan
12 Tenaga 5 0 4 1
Administrasi
13 Pengemudi 1 1 0
14 Pramu kebersihan 1 1 0 0
II. Pustu
1 Bidan 4 2 1 1
III. Poskesdes
1 Bidan 3 2 1 0
Jumlah Total 66 38 8 20
Tabel 5.1

B. Analisis Hasil Survei


Berdasarkan studi Robbins & Judge (2009) serta Luthans (2011) yang
menyebutkan terdapat lima faktor kepuasan kerja pegawai meliputi, 1.
Kepuasan terhadap Pekerjaan itu sendiri (work itself); 2. Kepuasan terhadap
imbalan (renumeration); 3. Kepuasan terhadap supervisi dari atasan
(supervision); 4. Kepuasan terhadap rekan kerja (interpersonal relation); dan 5.
Kepuasan terhadap kesempatan promosi (promotion). Dari 5 unsur
pengukuran tersebut, selanjutnya diturunkan ke dalam sub-sub unsur yang
masing-masing unsur diberikan sub unsur yang seimbang sebanyak 2 sub
unsur, sehingga diperoleh 10 sub unsur.

Adapun analisis data dari keseluruhan sub unsur tersebut mengadaptasi dari
model analisis Permenpan-RB No. 14 Tahun 2017, sehingga hasil akhirnya
juga akan diperoleh nilai indeks yang dapat dinilai sebagai nilai indeks
kepuasan pegawai.

Hasil analisis Survey Kepuasan Pegawai (SKP) Puskesmas Tembuku II dari 66


responden diperoleh hasil umum sebagai berikut:

SURVEY KEPUASAN PEGAWAI


UPT Puskesmas Tembuku II
Tahun 2023
NILAI INDEKS KEPUASAN RESPONDEN
PEGAWAI
Jumlah = 66 Orang
72,92 Jenis Kelamin :
Laki-laki : 15 Orang
Perempuan : 51 Orang
Status :
PNS : 38
KURANG BAIK Orang Non PNS : 28 Orang
Periode Survey
: Juli 2023

Tabel 5.2
Dari hasil SKP UPT Puskesmas Tembuku II Tahun 2023 tersebut jika
dikonversi menggunakan interval Permenpan-RB No. 14 Tahun 2017 (Tabel
5.2) maka diperoleh gambaran bahwa persepsi kepuasan pegawai UPT
Puskesmas Tembuku II berada pada kategori Kurang Baik dengan capaian
nilai indeks kepuasan pegawai sebesar 72,92 Nilai Persepsi, Nilai Interval,
Nilai interval Konversi, Mutu pelayanan dan Kinerja Pelayanan Sesuai
Permenpan –RB No. 14 Tahun 2017

Nilai Nilai Interval Nilai Mutu Kinerja


Interval
Persep Pelayan Pelayanan
si Konversi an
1 1,00 – 2,599 25,00 – 64,99 D Tidak Baik
2 2,60 – 3,064 65,00 – 76,60 C Kurang Baik
3 3,064 – 3,532 76,61 – 88,30 B Baik
4 3,532 – 4,00 88,31 – A Sangat Baik
100,00
Tabel 5.3

Capaian Kepuasan Pegawai UPT


Puskesmas Tembuku II Berdasarkan
Unsur dan Sub Unsur Tahun 2023
Sub Nilai Sub Unsur Kepuasan Rata- Rata Persepsi
Unsur Unsur Unsur Kepuasan
SU1 2,985 U1- Pekerjaan itu 2,932 Kurang Baik
SU2 2,879 sendiri
(work itself)
SU3 2,636 U2- Imbalan 2,621 Kurang Baik
SU4 2,606 (renumeration)
SU5 2,955 U3- Supervisi dari 2,977 Kurang Baik
SU6 3,000 atasan (supervision)
SU7 3,106 U4- Rekan kerja 3,068 Baik
SU8 3,030 (interpersonal
relation)
SU9 2,939 U5- Kesempatan 2.984 Kurang Baik
SU10 3,030 promosi (promotion))

Tabel 5.4
C. Analisi SKP Berdasarkan Unsur Kepuasan Pegawai U1- Pekerjaan itu
sendiri (workitself)
Sub Unsur Nilai Sub Unsur Rata- Rata Unsur Persepsi Kepuasan
SU1 2,985
2,93 Kurang Baik
SU2 2,879
2

Pilihan U1 U2 Rata-rata (%)


Tidak Baik 0,0 0,0 0,0
Kurang Baik 15,15 24,24 19,70
Baik 71,21 63,64 67,42
Sangat Baik 13,64 12,12 12,88
Total Persentase 100 100 100%
Total Responden 66 66

Hasil Survei - Pekerjaan itu sendiri di Puskesmas Tembuku II mempunyai


kategori KURANG BAIK, yaitu dengan nilai rata-rata tertimbang 2,932
atau konversi sebesar 73,3

U2 Imbalan (renumeration)

Sub Unsur Nilai Sub Unsur Rata- Rata Unsur Persepsi Kepuasan
SU3 2,636 2,621 Kurang Baik
SU4 2,606

Pilihan U3 U4 Rata-rata
(%)
Tidak Baik 0,0 0,0 0,0
Kurang Baik 40,91 45,45 43,18
Baik 54,55 48,48 51,52
Sangat Baik 4,55 6,06 5,30
Total 100 100 100%
Persentase
Total 66 66
Responden
Hasil Survei Imbalan di UPT Puskesmas Tembuku II mempunyai kategori
KURANG BAIK, yaitu dengan nilai rata-rata tertimbang 2,621 atau konversi
sebesar 65,525

U3- Supervisi dari atasan (supervision)


Sub Unsur Nilai Sub Unsur Rata- Rata Unsur Persepsi Kepuasan
SU5 2,955
2,977 Kurang Baik
SU6 3,000

Pilihan U5 U6 Rata-rata (%)


Tidak Baik 0 0 0,0
Kurang Baik 13,64 9,09 11,36
Baik 77,27 81,82 79,55
Sangat Baik 9,09 9,09 9,09
Total Persentase 100 100 100%
Total Responden 66 66

Hasil Survei Supervisi dari atasan di UPT Puskesmas Tembuku II


mempunyai kategori KURANG BAIK, yaitu dengan nilai rata-rata tertimbang
2,977 atau konversi sebesar 74,43
U4- Rekan kerja (interpersonal relation)
Sub Unsur Nilai Sub Unsur Rata- Rata Unsur Persepsi Kepuasan
SU7 3,106 3,06
Baik
SU8 3,030 8

Pilihan U7 U8 Rata-rata (%)


Tidak Baik 0 0 0
Kurang Baik 6,06 10,61 8,33
Baik 78,79 74,24 76,52
Sangat Baik 16,67 13,64 15,15
Total Persentase 100 100 100%
Total Responden 66 66
Hasil Survei Rekan kerja di UPT Puskesmas Tembuku II mempunyai kategori
BAIK, yaitu dengan nilai rata-rata tertimbang 3,068 atau konversi sebesar
76,7

U5- Kesempatan promosi (promotion)

Sub Nilai Sub Unsur Rata- Rata Unsur Persepsi


Unsur Kepuasan
U9 2,894 2,98 Kurang Baik
U10 3,030 4

Pilihan U9 U10 Rata-rata (%)


Tidak Baik 0 0 0
Kurang Baik 15,15 9,09 12,12
Baik 75,76 78,79 77,27
Sangat Baik 9,09 12,12 10,61
Total Persentase 100 100 100%
Total Responden 66 66

Hasil Survei Kesempatan promosi di UPT Puskesmas Tembuku II


mempunyai kategori
KURANG BAIK, yaitu dengan nilai rata-rata tertimbang 2,984 atau konversi
sebesar 74,60
BAB VI
PENUTUP

Demikian Survey Kepuasan Pegawai UPT Puskesmas Tembuku II


Tahun 2023, diharapkan dapat memberikan gambaran secara garis
besar hasil dari pencapaian kepuasan ataupun keinginan pegawai.
Survey Kepuasan Pegawai UPT Puskesmas Tembuku II
merupakan salah satu publikasi data dan informasi yang ada di UPT
Puskesmas Tembuku II. Hasil Laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan dalam hal penyajian. Oleh karena itu untuk meningkatkan
kualitas profil kami akan menerima kritik dan sarannya.
Diharapkan Hasil Survey Kepuasan UPT Puskesmas Tembuku II
ini dapat bermanfaat dalam rangka pemberian layanan kesehatan
kepada masyarakat yang bermutu, sesuai standar, efektif dan efisien di
masa yang akan datang.

36

Anda mungkin juga menyukai