Anda di halaman 1dari 102

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan

kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia khususnya di kemasyarakatan.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja

Pengertian puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai

pusat pembangunan kesehata, pusat pembinaan pesan serta masyarakat dalam bidang

kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan

kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan pada suatu

masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya

kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat di terima dan terjangkau

oleh masyakat dengan peran serta aktif masyakat dan menggunakan hasil

pengembangan ilmu pengetahuan dan mencapai derajat kesehatan yang optimal,

tanpa mengabaikan ,mutu pelayanan kepada perorangan.

16
Puskesmas Sukamulya Kecamatan Cigugur Kabpuaten Kuningan merupakan

Unit Pelaksana Teknis Dinas yang bertanggung jaawab terhadap permasalahan

kesehatan yang ada di wilayah Kecamatan Cigugur bertekad untuk memberikan

pelayanan kesehatan yang terbaik dan bermutu tanpa mengabaikan upaya kesehatan

promotif dan prefentif melalui peningkatan sumberdaya dan pemenuhan sarana dan

prasarana untuk memperoleh hasil yang terbaik.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dipahami bahwa kualitas pelayanan dan

kepuasan masyarakat di puskesmas merupakan peermasalahan penting dan saling

berhubungan. Puskesmas sebagai lembaga yang menyediakan layanan kesehatan

perlu memiliki SDM yang yang mampu memberikan kualitas pelayanan kepada

masyarakat, karena kepuasan pasien tergantung pada kualitas pelayana. Suatu

pelayanan dikatakan berkualitas ditentukan oleh layanan jasa yang diberikan bias

memenuhi kebutuhan dan harapan pasien.

Penurunan kualitas pelayanan yang merugikan masyarakatn akan

mengakibatkan terjadinya pelayanan publik yang berbelit-belit, biaya tinggi, waktu

yang lama, tidak ada jaminan penyelesaian, tidak akuntabel, prosedur yang panjang,

persyaratan yang dibuat-buat, dan lain-lain. Berkenaan dengan hal tersebut, maka

harus melakukan dengan cara meingkatkan kualitas pelayananm publik. Peningkatan

kualitas pelayanan dapat diprogramkan setelah melalui serangkaian kajian ilmiah.

Kajian ilmiah/akademis dapat diperoleh setelah mengetahui dan mengkaji berbagai

persoalan pelayanan publik. Adapun untuk UPT Puskesmas Kecamatan Cigugr

17
memiliki persentase Indeks kepuasan Masyarakat sebesar 85.55 dengan uraian

pengukuran mencangkup kedisplinan petugas, ketepatan jaadwal waktu pelayanan,

kenyamanan unit pelayanan, tanggung jawab petugas, kesesuian biaya, keadilan

pelayanan, kesopanan dan keramahan serta kejelasan dan kepastian petugas. Hal

tersebut menunjukan kinerja unit pelayana yang baik namun masih saja terdapat

masalah yang terjadi.

Berdasarkan hasil penjajagan, peneliti menduga bahwa kepuasan pasien masih

rendah di Puskesmas Sukamulya Kecamatan Cigugur, hal ini tercermin dari indikasi

sebagai berikut:

1. Tidak tersedianya layanan IGD pada waktu dan tempat yang dibutuhkan. Hal

tersebut dikatakan oleh salah satu perwakilan yang ada di Puskesmas

Sukamulya sehingga ketika pada saat keadaan darurat pelayanan tidak dapat

dilakukan.

2. Kekurangan obat-obatan menjadi permasalahan karena bertambahnya pasien

diluar dari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan sehingga terjadilah yang

namanya keterbatasan stok obat-obatan untuk warga Kecamatan Cigugur

Kabupaten Kuningan tersendiri

3. Tidak efisiennya waktu pelayanan yang dilakukan oleh puskesmas sukamulya

yang dimana pelayanan dibagi menjadi dua tahap satu pendaftaran satu

pembayaran administrasi yang dilakukan diwaktu siang.

18
Peneliti menduga masalah di atas disebabkan oleh kurangnya kualitas pelayanan

yang diberikan oloeh petugas di Puskesmas Sukamulya, hal tersebut terlihat dari

indikasi tersebut:

1. Tidak ada jaminan tepat waktu dalam pelayanan. Ditandai dengan jadwal

operasional Puskesmas puskesmas yang tidak sesuai waktu yang telah

ditentukan, seperti pengambilan nomor antrian yang seharusnya dimulai

pukul 7.30 WIB tetapi fakta di lapangan menunjukan bahwa nomor

antrian baru dimulai

2. Kurangnya pengetahuan masyarakat dari luar yang berkunjung ke

Puskesmas tentang adanya pelayanan stok obat-obatan yang harusnya

untuk Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan sendiri

Mengingat kualitas pelayanan Pusekesmas Sukamulya Kecamatan Kuningan

yang di berikan kepada masyarakat selama ini masih banyak kelemahan dan

kekurangan sehingga masyarakat tidak merasa puas dengan layanan tersebut maka

dirasa perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut “Hubungan Kualitas Pelayanan

dengan Kepuasan Masyarakat di Puskesmas Sukamulya Kecamatan Cigugur”

19
1.2 Rumusan Masalah

Untuk memeudahkan penelitian agar memiliki arah yang jelas, maka perlu

dirumuskan permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan uraian latar belakang

penelitian diatas, maka peneliti menduga permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaiamana hubungan kualitas pelayanan dengan kepuasan masyarakat di

Puskesmas Sukamulya Kecamatan Cigugur?

2. Apa saja faktor-faktor yang menjadi penghambat hubungan kualitas

pelayanan dengan kepuasan masyarakat di Puskesmas Sukamulya Kecamatan

Kuningan?

3. Apakah hubungan usaha-usaha yang dilakukan dalam mengatasi hamabatan-

hamabatan mengenai kualitas pelayanan dengan kepuasan masyarakat diatas

Puskeasmas Kuningan Kecamatan Kuningan?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran mengenai apa yang ingin di peroleh

dan dicapai dalam suatu penelitian. Berdasarkan perumusan maslah diatas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menemukan data dan menggambarkan informasi mengenai hubungan

kaulitas pelaynan dengan kepuasan masyarakat di Puskesmas Sukamulya

Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.

20
2. Mengembangkan data dan menggambarkan informasi mengenai

hambatan-hambatan mengenai hubungan kualitas pelayanan dengan

kepuasan masyarakat di Puskesmas Sukamulya Kecamatan Cigugur

Kabupaten Kuningan.

3. Menerapkan data dan informasi tentang uasaha-uasaha untuk

menanggulangi hambatan-hambatan hubungan kualitas pelayanan

terahadap kepuasan masyarakat di Puskesmas Sukamulya Kecamatan

Cigugur Kabupaten Kuningan.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian terdiri dari kegunaan teoritis yang berdasarkan

pertimbangan kontektual dan konseptual dan kegunaan praktis untuk perbaikan bagi

lembaga yang bersangkutan. Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

mengembangkan teori dan konsep dalam Administrasi Negara khususnya

berkaitan dengan kualitas pelayanan dan diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti yang sedang menimba ilmu di

jurusan Ilmu Administrasi Publik.

2. Seacara Praktis

21
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi khususnya bagi

petugas kesehatan pada Puskesmas Sukamulya Keacamatan Cigugur

Kabupaten Kuningan untuk meningkatan kualitas pelayanannya, sebagai

sarana untuk melatih diri serta meningkatkan kemampuan berfikir melalui

penelitian karya ilmiah serta sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang

melakukan penelitian yang selanjutnya dalam objek yang sama. Penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat untuk menjadi bahan masukan sebagai

pertimbangan dan sambungan pemikiran yang bermanfaat untuk mengatasi

masalah mengenai kualitas pelayanan pada Unit Pelayanan Terpadu atau

intansi lainnya.

1.4 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.4.1 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan kerangka untuk mengalirkan jalan pikiran

yang logis dengan perkataan lain, menyusun kerangka pemikiran yang sesungguhnya

diarahkan untuk menjawab secara rasional atas masalah yang telah dirumuskan.

Selain itu, kerangka pemikiran juga harus mencerminkan hubungan antara variable

yang diteliti.

Dari pemahaman tersebut, maka peneliti akan memaparkan beberapa teori

atau konsep yang menjadi landasan teoritis dalam sebuah penelitian mengenai

22
pengaruh kualitas pelayanan kesehatan terhadap kepuasan masyarakat pada

Puskesmas Sukamulya Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan

Adapun pengertian kualitas dan jasa dan layanan pelayanan, menurut

Tjiptono dan Chandra dalam Satibi (2012:61) dijelaskan sebagai berikut: “kualitas

jasa adalah tingkat keunggulan yang di harapkan dan pengendalian atas tingkat

keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut

untuk memenuhi pelanggan”, pengertian tersebut menunjukan bahwa manakala jasa

atau layanan yang diterima oleh pengguna pelayanan sesuai dengan harapan meraka,

maka kualitas jasa atau layanan akan dipresepsikan

Selanjutnya untuk mengetahui kualitas pelayanan dapat diukur dari lima

dimensi, yang diungkap menurut Zeithaml et Al. dalam Hardiansyah (2018:63),

yaitu sebagai berikut:

(1) Tangible (Berwujud), yaitu kualitas pelayanan terlihat dari faktor yang

tampak dengan mata;

a. Penampilan petugas dalam melayani masyarakat

(2) Reality (Kehandalan), yaitu (Kehandalan), yaitu kemampuan dan kehandalan

untuk menyediakan pelayanan terpecaya;

a. Kecermatan petugas dalam melayani masyarakat

b. Memiliki standar pelayanan yang jelas

(3) Resposivness (Ketanggapan), terdiri atas indikator :

23
a. Petugas merespom setiap masyrakat yang ingin mendapatkan

pelayanan

b. Petugas melakukan pelayanan dengan cepat

c. Semua keluhan pelanggan direspon olh petugas

(4) Assurance (jaminan), terdiri atas indikator:

a. Petugas memberikan jaminan tepat waktu dalam pelayanan

b. as memberikan jaminan tepat waktu dalam pelayanan

c. Petugas memberikan jaminan kepastian biaya dalam pelayanan.

(5) Emphathy (Empati), terdiri atas indikator:

a. Menadahulukan kepentingan masyarakat

b. Petugas melayani dengan sikap ramah

c. Petugas melayani dengan baik tidak diskriminatif (membeda-bedakan)

Pohan (2007:144) menyebutkan bahwa kepuasan masyarakat pasien tingkat

perasaan masyarakat yaang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang

diperolehnya, setelah masyarakat membandingkan dengan apa yang diharapkannya.

Pohan (2007:144) mengusulkan beberapa karakteristik sebagai perangkat

pengkuran kepuasan yaitu sebagai berikut:

1. Kepuasan terhadap akses, dinyatakan oleh sikap dan pengetahuan tentang

a. Sejauh mana layanan kesehatan tersedia pada waktu dan

tempat saat dibutuhkan.

24
b. Kemudahan memperoleh layanan kesehatan, baik dalam

keadaan biasa atupun dalam keadaan gawat darurat.

2. Kepuasan terhadap mutu layanan kesehatan, dinyatakan oleh sikap

terhadap:

a. Kompetensi teknik dan atau profesi layanan kesehatan lain

yang berhubungan dengan masyarakat.

b. Keluhan dari masyrakat atau bagaimana tentang kepuasan

yang dirasakan oleh masyarakat sebagai hasill dari layanan

kesehatan.

3. Kepuasan terhadap proses layanan kesehatan, termasuk hubungan antar

manusia, ditentukan dengan melakukan pengukuran:

a. Sejauh mana ketersediaan layanan pukesmas menurut

penelitian masyarakat.

b. Tingkat kepercayaan dan keyakinan terhadap apoteker.

4. Kepuasan terhadap sistem sistem layanan kesehatan, ditentukan oleh

sikap terhadap:

a. Sistem perjanjian, termasuk menunggu giliran, waktu tunggu,

pemanfaatan waktu selama menunggu, sikap mau menolong

atau kepedulian personel, mekanisme pemecahan masalah dan

keluhan yang timbul.

b. Lingkup dan sifat keuntungan dan layanan pelayanan yang di

tawarkan.

25
Kotler dalam Tjiptono (2004:148) mengatakan kaulitas pelayanan dpaat

dihubungkan dengan kepuasan masyrakat dalam sebuah pelayanan yang prima untuk

menunjukan bahwa kehandalan, ketanggapan dan empati dibangkitkan oleh suatu

pelayanan yang prima yang perlu diterapkan oleh setiap petugas pelayanan khususnya

di puskesmas. Pada akhirnya, kepuasan masyarakat menjadi tolok ukur untuk

menerapkam pelayanan yang lebih baik.

Adapun skema kerangka berfikir untuk melihat lebih jelas pengaruh kualitas

pelayanan terhadap kepuasan masyarakat yang dikemukakan oleh para ahli

1.4.2 Hipotesis

Bertitik tolak dari kerangka pemikiran tersebut di atas, maka peneliti

menetapkan hipotesis sebagai berikut:

1.4.2.1 Hipotesis Penelitian

1. Adanya pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan di masyarakat

Puskesmas Cigugur Kecamatan Kuningan.

2. Terdapat faktor-faktor yang menjadi hambatan pengaruh kualitas pelayanan

terhadap kepuasan di masyarakat Puskesmas Cigugur Kecamatan Kuningan.

3. Terdapat usaha-usaha yang dilakukan dalam menanggulangi hambatan-

hambatan pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan di masyarakat

Puskesmas Cigugur Kecamatan Kuningan.

26
1.4.2.2 Hipotesis Statistik

𝐻0 ∶ 𝜌𝑠 ≤ 0 yaitu kualitas pelayanan: kepuasan masyarakat ≤ 0 , kualitas

pelayanan (X) kepuasan masyarakat (Y) . Artinya kualitas pelayanan terhadap

kepuasan masyarakat tidak ada perbedaan pengaruh.

𝐻1 ∶ 𝜌𝑠 < 0 yaitu kualitas pelayanan: kepuasan masyarakat < 0 , kualitas

pelayanan (X) kepuasan masyrakat (Y) . Artinya kualitas pelayanan terhadap

kepuasan masyarakat ada perbedaan pengaruh.

Berikut ini uraian paradigma penelitiannya:

GAMBAR 2
Paradigma Berpikir

Py

Pyx
X Y

Keterangan :

27
X = Variabel Kualitas Pelayanan
Y = Variabel Kepuasan Masyarakat
Pyx = Pengaruh Variabel Kualitas Pelayanan terhadap variabel Kepuasan
Masyarakat

 = Epsilon

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa definisi

operasional harus bisa diukur dan dipahami orang lain. Adapun definisi operasional

penelitian ini adalah :

1. Pengaruh adalah menunjukkan seberapa besar keterkaitan atau pengaruh

antara

2. Kualitas Pelayanan

3. Kepuasan Masyarakat

28
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Berdasarkan masalah diatas maka penulis akan menyebutkan teori-teori dari

para ahli yang selanjutnya akan ditetapkan sebagai kajian pustaka. Berikut ini penulis

akan menyebutkan pengertian menurut beberapa ahli.

2.1.1 Konsep Administrasi Publik

2.1.1.1 Pengertian Administrasi

Pengertian administrasi secara umum adalah suatu bentuk usaha dan kegiatan

yang berkaitan dengan pengaturan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan. Pengertian

administrasi secara sempit ialah suatu bentuk kegiatan yang meliputi catat-mencatat,

surat-menyurat, pembukuan sederhana, ketik-mengetik, dan sebagainya yang

mempunyai sifat teknis ketatausahaan.

Sedangkan pengertian administrasi secara luas ialah segala bentuk proses kerja sama

dari dua orang atau lebih untuk mencapai tujuannya dengan memanfaatkan sarana

dan prasana khusus secara berdaya guna dan berhasil guna. Dari definisi administrasi

tersebut kita bisa mengetahui 3 hal penting, diantaranya adalah sebagai berikut :

29
 Administrasi merupakan sebuah seni sekaligus proses. Dimana seni dari

administrasi ini adalah kita membutuhkan kiat khusus yang sifatnya

kondisional dan situasional karena selalu terkait dengan situasi, kondisi,

waktu dan tempat.

 Dalam administrasi terdapat unsur-unsur tertentu diantaranya adalah terdapat

dua atau lebih orang didalamnya, adanya kerjasama antar orang tersebut dan

sifatnya formal serta hirarkis. Dan administrasi ini juga memiliki tujuan, tugas

dan ketersedian sarana dan prasarana.

 Administrasi muncul secara bersamaan dengan munculnya peradaban manusia

dimana administrasi ini adalah untuk mencapai tujuan bersama.

30
Berkaitan dengan hal itu, Leonard D. White dalam Handayaningrat

(1986:2) bahwa: “Administrasi adalah suatu proses yang pada umumnya terdapat

pada semua usaha kelompok, negara atau swasta, sipil atau militer, usaha yang besar

atau usaha kecil…dsb”

Pendapat diatas dapat diartikan bahwa adaministrasi adalah kegiatan yang

dilakukan oleh semua organisasi mulai dari organisasi yang kecil maupun organisasi

yang besar.

Definisi administrasi menurut H. A. Simon dalam Handayaningrat (1986:2)

bahwa: “Administrasi yaitu sebuah kegiatan dari pada kelompok yang mengadakan

kerja sama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan berdasarkan tujuan bersama yang

telah ditetapkan”.

Pendapat diatas dapat diartikan bahwa administrasi adalah kegiatan kerjasama

yang dilakukan suatu kelompok untuk tercapainya tujuan yang sebelumnya sudah

ditetapkan oleh organisasi.

Dari pendapat beberapa ahli di atas maka penulis menyimpulkan bahwa

administrasi adalah kegiatan berkelompok yang memiliki tujuan yang sama untuk

mecapai tujuan yang sama.

2.1.1.2 Pengertian Publik

Mengacu kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia yang ditulis oleh

Poerwadinata dalam Satibi (2012:10) istilah publik mengandung sejumlah makna,

31
antara lain sebagai berikut: (1) masyarakat umum, rakyat umum, orang banyak dan

(2) rakyat. Dari pengertian tersebut menunjukan bahwa istilah publik dapat dimaknai

secara beragam, sesuai dengan tujuan, keperluan atau kepentingan pengguna istilah

tersebut.

Kemudian Tangkilisan dalam Satibi (2012:11) memetakan tiga pengertian

yang berkaitan dengan istilah public, yakni sebagai umum, masyarakat, dan negara.

Ketiga pengertian tersebut dapat dimanifestasikan dalam contoh sebagai berikut:

1. Kata public bisa diterjemahkan sebagai umum, misalnya istilah public


offering (penawaran umum), public ownership (milik umum), public
switched (jaringan telpon umum), dan public utility (perusahaan
umum).
2. Kata public bisa diartikan sebagai masyarakat, misalnya public
relations (hubungan masyarakat), public service (pelayanan
masyarakat), dan public interest (kepentingan masyarakat).
3. Kata public bisa diterjemahkan sebagai negara, misalnya public
outhorities (otoritas negara), public building (gedung negara), public
finance (keuangan negara), public revenue (penerimaan negara), dan
public sector (sector negara).

Berpijak pada beberapa pemahaman diatas, dapat diketahui bahwa istilah

public dapat dimaknai secara bervariatif dan sangat tergantung pada perspektif,

kepentingan serta konteks penggunaa istilah tersebut. Dengan demikian pemaknaan

istilah public akan cocok diterapkan, manakala sesuai dengan konteks dan

kepentingan penggunaan istilah public tersebut.

32
2.1.1.3 Pengertian Administrasi Publik

Konsep administrasi publik di Indonesia pada dasarnya bukanlah konsep yang

baru, karena konsep administrasi publik tersebut sudah ada sejak dahulu, hanya para

pakar mengganti istilah administrasi negara menjadi administrasi publik.

Menurut Felix A. Nigro dan Llyod G. Nigro dalam Sodikin (2015:5)

mengemukakan lima definisi mengenai pengertian Administrasi Publik, antara lain:

1. Public administration is cooperative group effort in public setting


(administrasi publik adalah suatu kerja sama kelompok dalam
lingkungan pemerintah);
2. Public administration covers all three branches: executive, legislative,
dan judicial, and their interrelationship (administrasi publik meliputi
tiga cabang pemerintahan: eksekutif, legislative, dan yudikatif serta
hubungan antar mereka);
3. Public administration has an important role formulating of public
policy and is this a part of the political process (administrasi publik
mempunyai peranan penting dalam perumusan kebijakan negara, dan
karenanya merupakan bagian dari proses politik);
4. Public administrations is cosely associated with numerous private
groups and individuals in providing services to the community
(administrasi publik sangat erat berkaitan dengan berbagai macam
kelompok swasta dan individu dalam menyajikan pelayanan kepada
masyarakat);
5. Public administrations is different in significant wyas from privat
administration (administrasi publik dalam beberapa hal berbeda pada
penempatan pengertian dengan administrasi privat).

Sedangkan menurut Chandler dan Plano dalam Pasolong (2016:7)

menjelaskan bahwa:

“Administrasi publik merupakan seni dan ilmu (art and science) yang
ditujukan untuk mrngatur public affairs dan melaksanakan berbagai
tugas yang ditentukan. Administrasi publik sebagai disiplin ilmu
bertujuan untuk memecahkan masalah publik melalui perbaikan-

33
perbaikan terutama di bidang organisasi, sumber daya manusia, dan
keuangan”.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa

administrasi publik lebih kepada aktifitas kenegaraan. Objek disiplinadministrasi

publik adalah pelayanan publik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa administrasi

publik sangat penting dipelajari oleh setiap masyarakat yakni untuk memahami akan

arti pentingnya kegiatan administrasi dalam suatu negara yang dikaitkan dengan

kewenangan publik.

2.1.2 Konsep Organisasi

Secara sederhana organisasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang

merupakan wadah atau sarana untuk mencapai berbagai tujuan atau sasaran

organisasi yang memiliki banyak komponen yang melandasi diantaranya terdapat

banyak orang, tata hubungan kerja, spesialis pekerjaan dan kesadaran rasional dari

anggota sesuai dengan kemampuan, dan spesialisasi mereka masing-masing.

Organisasi selain dipandang sebagai wadah kegiatan orang juga dipandang sebagai

proses, yaitu menyoroti interaksi diantara orang-orang yang menjadikan anggota

organisasi.

Menurut Siagian dalam Silalahi (2013:124) mengemukakan bahwa

“Organisasi adalah setiap bentuk hubungan antara dua orang atau lebih yang bekerja

sama untuk mencapai sesuatu tujuan bersama dan terikat secara formal dalam suatu

34
ikatan hirarki dimana selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang

yang disebut bawahan”.

Waldo dalam Silalahi (2013:124) mengemukakan pendapat bahwa

“Organisasi adalah struktur hubungan-hubungan diantara orang-orang berdasarkan

wewenang dan bersifat tetap dalam suatu sistem administrasi”. Sedangkan menurut

Silalahi (2013-125) “Organisasi adalah kolektivitas sekelompok orang yang mau

melakukan interaksi berdasarkan hubungan kerja berdasarkan pembagian kerja dan

otoritas yang tersusun secara hierarkis dalam suatu struktur yang mencapai tujuan”.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi

adalah suatu wadah yang terdiri dari unsur manusia yang saling bekerja sama dan

saling menguntungkan untuk kepentingan bersama dalam pencapaian tujuan

organisasi.

2.1.3 Konsep Manajemen Publik

2.1.3.1 Pengertian Manajemen

Untuk menjalankan organisasi tertentu perlu diterapkannya konsep

manajemen agar tercapainya tujuan organisasi yang telap ditetapkan, menurut Terry

yang dikutip oleh Handayaningrat (1990:20) dalam bukunya Pengantar Studi Ilmu

Administrasi dan Manajemen bahwa manajemen adalah: “Suatu proses yang

membeda-bedakan atas: perencanaaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan,

35
dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat

menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.”

Pengertian manajemen itu sendiri seperti dikemukakan oleh Hasibuan yang

dikutip oleh Makmur (2013:6) dalam bukunya Teori Manajemen Stratejik Dalam

Pemerintahan Dan Pembangunan yaitu “Manajemen adalah ilmu dan seni untuk

mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia lainnya secara efektif dan efisien

untuk mencapai tujuan tertentu”.

Dengan kata lain terdapat adanya proses aktivitas – aktivitas khusus yang

merupakan bagian dari proses manajemen. Seperti yang dikemukakan Silalahi

(2011:22) dalam bukunya asas-asas manajemen, sebagai berikut ”Manajemen sebagai

proses perencanaan, pengorganisasian, penyedian sumber daya, pengkomunikasian,

pemimpinan, pemotivasian, dan pengendalian sumber daya dan tugas untuk mencapai

tujuan organisasional secara efektif dan secara efisien.”

Dari pendapat ahli diatas disimpulkan bahwa Manajemen di definisikan

sebagai proses karena harus melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu yang saling

berkaitan untuk mencapai tujuan. Manajemen sangat mempengaruhi kehidupan

hampir semua manusia dan manajemen dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang

mempelajari mengapa dan bagaimana manusia bekerjasama dalam mencapai tujuan.

36
2.1.3.2 Prinsip-Prinsip Manajemen

Prinsip utama dari manajemen adalah efisiensi (daya guna) dan efektivitas

(hasil guna) dalam mencapai hasil atau tujuan yang direncanakan. Fayol dalam

Silalahi (2013:158), mengemukakan prinsip-prinsip dari manajemen, yaitu:

1. Division of Work, pembagian kerja berdasarkan spesialisasi


menjadikan kegiatan-kegiatan buruh dapat diarahkan pada efisiensi.
2. Authority and Responsibility, kekuasaan adalah alat untuk melakukan
perintah dan kekuatan untuk dituruti secara tepat.
3. Discipline, disiplin benar-benar penting untuk menjalankan
perusahaan dan tanpa disiplin perusahaan tidak akan berhasil.
4. Unity of Command, kesatuan komando atau perintah menjadikan
setiap pekerja menerima perintah dari satu orang yaitu dari atasannya
langsung.
5. Unity of Direction, kesatuan arah menunjukan satu intruksi dan satu
rencana dari suatu kelompok kegiatan yang mempunyai tujuan yang
sama.
6. Subordination of Individual to General Interest, kepentingan individu
harus ditempatkan dibawah kepentingan organisasi secara umum.
7. Remuneration, pemberian imbalan atau kompensasi bagi bawahan atau
pimpinan memerlukan keadilan sesuai dengan kompensasi pekerjaan
yang dilakukan.
8. Centralization, sentralisasi adalahh sangat penting bagi organisasi dan
merupakan konsekuensi dalam suatu organisasi.
9. Scalar Chain or Hierarchy, mata rantai adalah hubungan dari tingkat
kekuasaan paling atas hingga paling bawah secara hierarki atau
berjenjang.
10. Order, keteraturan dalam menempatkan individu-individu pada tempat
atau posisi yang sesuai akan lebih akrab dengan pekerjaannya.
11. Equity, persamaan menunjukkan rasa keadilan dalam organisasi.
12. Stability of Tenure, stabilitas jabatan atau pekerjaan merupakan
stabilitas seorang melalkukanpekerjaan atau tugasnya.
13. Initiative, inisiatif artinya bawahan diberi kebebasan memikirkan dan
memberi pendapat tentang pekerjaannya, bahkan juga menilai hasil
kerjanya.
14. Esprit de Corps, rasa kebanggan korporasi menekankan perlunya team
work dan hubungan antar individu serta semangat persatuan yang
mendorong rasa bersatu dalam organisasi.

37
2.1.3.3 Fungsi Manajemen

Dari definisi Terry dalam Silalahi (2013:165) mengemukakan empat fungsi

manajemen yaitu:

1. Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan


penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai
tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan,
memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan
merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksuud untuk
mencapai tujuan.
2. Pengorganisasian (organization) yaitu sebagai cara untuk
mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut
kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah
direncanakan.
3. Penggerakan (actuating) yaitu untuk menggerakan organisasi agar
berjalan sesuai dengan pembagian kerja masing-masing serta
menggerakan seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi agar
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana
dan bisa memcapai tujuan.
4. Pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari
organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta
mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa
terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari
rencana.

Hakikat dari fungsi manajemen dari Terry adalah apa yang direncakan, itu

yang akan dicapai. Maka itu fungsi perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin

agar dalam proses pelaksanaanya bisa berjalan dengan baik serta segala kekurangan

bisa diatasi. Sebelum kita melakukan perencanaan, ada baiknya rumuskan dulu tujuan

yang akan dicapai.

38
Pada dasarnya ada kesukaran untuk membedakan kegiatan administrasi dan

manajemen. Akan tetapi pada dasarnya proses kegiatan administrasi lebih

menitikberatkan pada penentuan tujuan organisasi sedangkan manajemen

menitikberatkan pada penggerakan dalam rangka pencapaian tujuan.

Peran manusia yang termasuk sumber daya organisasi merupakan hal yang

sangat penting karena sumber daya manusia tidak saja dipandang sebagai unsur

produksi namun juga manusia yang memiliki emosi dan kepribadian yang dapat

dijadikan sebagai pendorong untuk menggerakkan organisasi. Pendekatan manajemen

yang dilakukan dalam pengelolaan sumber daya manusia yaitu dengan mempelajari

dan mengembangkan organisasi dapat tercapainya tujuan organisasi.

2.1.3.4 Pengertian Manajemen Publik

Pandangan serta perkembangan manajemen publik belakangan ini, Satibi

(2012:13) berpendapat bahwa:

“Manajemen publik dapat diterjemahkan sebagai pengelolaan sector-


sektor publik yang dilakukan oleh institusi publik (pemerintah) baik
terikat dengan aspek perencanaan, pengorganisasia, pengendalian,
strategi maupun evaluasi terhadap sumber daya manusia, anggaran,
sarana dan prasarana, teknologi serta sumber daya lainnya yang
diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Pandangan diatas, mencerminkan bahwa manajemen publik akan berkaitan

dengan berbagai aspek kehidupan yang sangat kompleks dan rumit. Pandangan

tersebut dilandasi oleh argumentasi bahwa manajemen publik tidak saja bersentuhan

dengan masalah kebijakan publik, politik, dan keuangan semata, tetapi juga akan

39
bersentuhan dengan aspek lainnya. Itulah sebabnya, kemudian manajemen publik

banyak mengilhami kegiatan administrasi publik yang menjadi leading sector dalam

menjalankan sistem pemerintahan.

2.1.3.5 Prinsip-Prinsip Manajemen Publik

Mencermati urgensi pelaksanaan manajemen publik, maka perlunya sejumlah

prinsip dasar yang melandasi efektivitas pelaksanaan manajemen publik. Adapun

menurut Satibi (2012:21) berpendapat bahwa prinsip-prinsip dasar yang dimaksud

antara lain sebagai berikut:

1. Akuntable, mengandung arti bahwa pelaksanaan manajemen publik


harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan program yang telah
dirancang.
2. Transparan, mengandung arti bahwa pelaksanaan manajemen publik
harus bersifat terbuka dan dapat diakses serta dikontrol oleh berbagai
pemangku kepentingan, termasuk oleh masyarakat secara umum.
3. Responsive, mengandung arti bahwa pelaksanaan manajemen publik
sudah seharusnya mempertimbangkan aspirasi, keinginan, kebutuhan,
dan harapan masyarakat.
4. Efektif, mengandung arti bahwa pelaksanaan manajemen publik harus
memperhatikan prinsip efektivitas yang tercermin dari pencapaian
target atau sasaran serta tujuan yang telah ditetapkan.
5. Efisien, mengandung arti bahwa pelaksaan manajemen publik harus
menggunakan sumber daya organisasi yang dimiliki, khususnya
sumber daya anggaran secara tepat dan tepat sesuai dengan kebutuhan.
6. Adaptif, mengandung arti bahwa pelaksaan manajemen publik sudah
selayaknya mampu mengadaptasi diri dengan pergeseran,
perkembangan, dan percepatan ilmu pengetahuan, teknologi serta
sistem infoormasi.
7. Rasional, mengandung arti bahwa program dan pelaksaan manajemen
publik harus dapat dicerna secara logis.
8. Professional, mengandung arti bahwa pelaksanaan manajemen publik
harus dilaksanakan oleh aparat yang memiliki kemampuan, keahlian
serta kompetensi yang memadai sesuai program atau rencanayang
telah ditetapkan.

40
Melalui penggunaan prinsip-prinsip diatas, manajemen publik yang

dilaksanakan oleh institusi publik diharapkan dapat berjalan denganefektif.

Efektivitas pelaksaaan manajemen publik tersebut, dapat dicermati dari manfaat atau

output yang dihasilkan.

2.1.4 Konsep Pelayanan Publik

2.1.4.1 Pengertian Pelayanan

Dilihat dari perspektif administrasi publik, Sedarmayanti dalam Satibi

(2012:27) melandaskan bahwa “Pelayanan mengandung makna melayani suatu jasa

yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam segala bidang. Kegiatan pelayanan kepada

masyarakat merupakan salah satu tugas dan fungsi adminisrasi negara”. Pandangan

semacam ini, mencerminkan bahwa aparatur sebagai bagian penting dalam

menjalankan fungsi administrasi publik memiliki tanggungjawab untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

Sedangkan menurut Lovelock dalam Herdiansyah (2018-14) mengatakan

bahwa: “Service adalah produk yang tidak berwujud, berlangsung sebentar dan

dirasakan atau dialami”. Artinya service merupakan produk yang tidak ada wujud

atau bentuknya sehingga tidak ada bentuk yang dapat dimiliki, dan berlangsung

sesaat atau tidak tahan lama, tetapi dialami dan dapat dirasakan oleh penerima

layanan.

41
2.1.4.2 Pengertian Pelayanan Publik

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara no 63

tahun 2003, definisi dari pelayanan publk adalah sebagai berikut:

“Segala bentuk pelayanan yang dilakukan oleh instansi pemerintah


dipusat, didaerah dan dilingkungan Badan Usaha Milik Negara atau
Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, baik
dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Menurut Ratminto dan Winarsih dalam Hardiansyah (2018:15) pelayanan

publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan “Pelayanan umum atau pelayanan

publik adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama

pemerintah ataupun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pmbyaran

guna memenuhi kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat”.

2.1.4.3 Klasifikasi Pelayanan Publik

Menurut Mahmudi dalam Hardiansyah (2018:26) pelayanan publik yang

harus diberikan oleh pemerintah dapat diklasifiksikan ke dalam dua kategori utama,

yaitu: pelayanan kebutuhan dasar dan pelayanan umum. Adapun penjelasannya

sebagai berikut:

1. Pelayanan kebutuhan dasar, yang harus diberikan oleh pemerintah

meliputi kesehatan, pendidikan dasar, dan bahan kebutuhan pokok

masyarakat.

42
2. Pelayanan umum, pemerintah sebagai instansi penyedia pelayanan

publik juga harus memberikan pelayanan umum kepada msyarakatnya.

Pelayanan umum yang harus diberikan pemerintah terbagi dalam tiga

kelompok, yaitu pelayanan administratif, pelayanan barang, dan

pelayanan jasa.

2.1.4.4 Asas-Asas Pelayanan Publik

Bahwa pelayanan publik dilakukan tiada lain untuk memberikan kepuasan

bagi pengguna jasa, karena itu penyelenggaranya secara niscaya membutuhkan asas-

asas pelayanan. Dengan kata lain, dalam memberikan pelayanan publik, instansi

penyedia pelayanan publik harus memperhatikan asas pelayanan publik.

Asas-asas pelayanan publik menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara noo 63 tahun 2003 sebagai berikut:

1. Transpansi, bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua


pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah
dimengerti.
2. Akuntabilitas, dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Kondisional, sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan
penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan
efektivitas.
4. Partisipatif, mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggara
pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan
harapan masyarakat.
5. Kesamaan hak, tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku,
ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban pemberi dan penerima pelayanan
publik harus memenuhi hak dan kewajinam masing-masing pihak.

43
2.1.4.5 Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Penyelenggaran pelayanan publik dilakukan oleh penyelenggara pelayanan

publik, yaitu penyelenggara negara/pemerintah, penyelenggara perekonomian dan

pembangunan, lembaga independen yang dibentuk oleh pemerintah, badan

usaha/badan hokum yang diberi wewenang melaksanakan sebagian tugas dan fungsi

pelayanan publik, badan usaha/badan hokum yang bekerjasama dan/atau dikontrak

untuk melaksanakan sebagian tugas dan fungsi pelayanan publik. Serta masyarakat

umum atau swasta yang melaksanakan sebagian tugas dan fungsi pelayanan publik

yang tidak mampu disediakan oleh pemerintah/pemerintah daerah.

2.1.4.6 Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik

2.1.4.7 Standar Pelayanan Publik

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan,

sebagai jaminan adanya kepastian bagi pemberi didalam pelaksanaan tugas dan

fungsinya dan bagi penerima pelayanan dalam proses pengajuan permohonannya.

Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan

pelayanan publik sebagai pedoman yang wajib ditaati dan dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan, dan menjadi pedoman bagi penerima pelayanan dalam

44
proses pengajuan permohonan, serta sebagai alat control masyarakat dan/atau

penerima layanan atas kinerja penyelenggara pelayanan.

2.1.4.8 Kualitas Pelayanan Publik

Pengertian yang dikemukakan oleh Sampara dalam Satibi (2012:59)

menterjemahkan kualitas sebagai berikut:

“Standar yang harus dicapai oleh seseorang, kelompok, lembaga, atau


organisasi mengenai kualitas sumber daya manusia, kualitas cara
kerja, proses, dan hasil kerja atau produk yang berupa barang dan jasa.
Berkualitas mempunyai arti merumuskan kepada yang dilayani, baik
internal maupun eksternal dalam arti optimal pemenuhan atas
tuntutan/persyaratan pelanggan/masyarakat”.

Menurut Zeithaml dalam Herdiansyah (2011:40) mengemukakan bahwa

“kualitas pelayanan merupakan suatu metode yang diturunkan secara empiris yang

dpat digunakan oleh organisasi pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

Metode ini meliputi pengembangan pemahaman mengenai kebutuhan layanan yang

dirasakan oleh pelanggan”.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa kualitas pelayanan merupakan standar yang harus dicapai baik

oleh seseorang/kelompok/organisasi atau institusi pemerintah mengenai hasil kerja

atau produk yang berupa barang atau jasa. Kualitas pelayanan dapat dikatakan juga

sebagai pemenuhan atas tuntutan atau harapan masyarakat oleh penyelenggara

pelayanan,

45
2.1.5 Konsep Kepuasan Masyarakat

2.1.5.1 Pengertian Kepuasan Masyarakat

Kepuasan masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan

keberhasilan penyelenggaraan pelayanan publik karena masyarakat adalah konsumen

dari layanan yang dihasilkan. Kepuasan masyarakat dapat ditunjukan melalui sikap

konsumen setelah menggunakan jasa yang didapatkan. Kepuasan pelanggan akan

terlihat dari seberapa baik bentuk layanan yang didapatkan dan dirasakan. Semakin

baik kualitas pelayanan yang didapatkan, maka kepuasan pelanggan akan semakin

baik.

Kata kepuasan (statisfaction) menurut Tjiptono dan Chandra (2005:195)

berasal dari bahasa latin “satis” yang berarti cukup baik, memadai, dan “factio” yang

berarti melakukan atau membuat. Kepuasan bisa diartikan sebagai “upaya pemenuhan

sesuatu” atau “membuat sesuatu memadai”.

Kotler dalam Satibi (2012:88) menterjemahkan “kepuasan pelanggan sebagai

perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara

kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk atau harapan-harapannya”.

Pada posisi lain, Lavelok dalam Arief yang dikutip oleh Satibi (2012:88)

mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan dapat diterjemahkan sebagai berikut

kepuasan sama dengan pelayanan yang dirasakan dan diharapkan. Konsep ini

mengandung arti bahwa jika pelanggan merasakan pelayanan lebih baik dari yang

46
diharapkan, maka akan senang. Namun sebaliknya apabila hal tersebut dibawah

harapan mereka, maka tidak akan merasa puas. Oleh karena itu, pelayanan publik

juga harus mempertimbangkan kinerja pelayanan yang ditampilkan sesuai dengan

pelayanan yang diberikan.

2.1.5.2 Dimensi Kepuasan Masyarakat

Menurut Irawan (2004:37) ada lima dimensi utama kepuasan pelanggan,

yaitu:

1. Price (harga). Untuk pelanggan yang sensitive, biasanya harga murah


adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan
mendapatkan value for money yang tinggi. Komponen harga ini
relative tidak penting bagi mereka yang tidak sensitive terhadap harga.
2. Service Quality (kualitas pelayanan). Sangat bergantung dari tiga hal
yaitu sistem, teknologi, dan manusia. Kepuasan pelanggan terhadap
kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru karena pembentukan attitude
dan behavior yang seiring dengan keinginan perusahaan bukanlah
pekerjaan mudah. Pembenahan harus dilakukan mulai dari proses
rekruitmen, training, dan budaya kerja.
3. Product Quality (kualitas produk). Pelanggan meresa puas setelah
membeli dan menggunakan produk tersebut apabila kualitas produk
yang baik.
4. Emotional Factor. ditunjukan oleh konsumen atas kepuasan yang
diperoleh mereka dalam menggunakan suatu produk/jasa yang
menimbulkan rasa bangga dan rasa percaya diri.
5. Efficiency (kemudahan). Memperoleh produk atau jasa tersebut dan
kemudahan dalam pembayaran dapat membuat pelanggan akan
semakin puas bila relative mudah, nyaman dan efisien dalam
mendapatkan suatu produk atau pelayanan.

47
2.1.6 Teori Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Masyarakat

Nursalam (2014:324) mengemukakan bahwa kepuasan pasien berhubungan

dengan kualitas pelayanan Puskesmas. Dengan mengetahui tingkat kepuasan pasien,

manajemen Puskesmas dapat melakukan peningkatan kualitas pelayanan.

Menurut Pohan (2006:157) mengemukakan tingkat kepuasan yang akurat

sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesahatan. Oleh

karena itu pengukuran tingkat kepuasan pasien perlu dilakukan secara berkala,

teratur, akurat, dan berkesinambungan.

Kotler dalam Tjiptono (2004:148) mengatakan kualitas pelayanan dapat

dihibungkan dengan kepuasan masyarakat dalam sebuah pelayanan yang prima untuk

menunjukkan bahwa kehandalan, ketanggapan, dan empati dibangkitkan oleh suatu

pelayanan yang prima yang perlu diterapkan oleh setiap petugas kesehatan khususnya

di Puskesmas. Pada akhirnya, kepuasan masyarakat menjadi tolak ukur untuk

menerapkan pelayanan yang lebih baik.

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

48
3.1 Objek Penelitian

3.1.1. Visi dan Misi

Visi dan Misi UPTD PUSKESMAS SUKAMULYA KECAMATAN CIGUGUR


Tahun 2014 – 2018
Visi : Terwujudnya masyarakat Kecamatan Cigugur yang sehat dan mandiri

melalui pelayanan kesehatan yang prima dan optimal

misi :

1. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan

2. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan

3. Mendorong kemandirian individu, keluarga dan masyarakat untuk hidup

sehat dan produktif

4. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan petugas dalam

memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat.

strategi : Dengan memperhatikan tolak ukur keberhasilan program :

1. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor yang terkait

2. Menyelenggarakan program upaya peningkatan kesehatan masyarakat melalui

promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,

peningkatan kesehatan keluarga termasuk kb dan pengobatan dasar serta upaya

kesehatan masyarakat lainnya sesuai kebutuhan.

49
3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan yang bermutu, merata dan

terjangkau melalui pelayanan rawat jalan di puskesmas dan poskesdes.

4. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan petugas dalam

memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat.

Melaksanakan survai tingkat kepuasan pelanggan secara periodic

3.1.2. Tupoksi Puskesmas Sukamulya Kecamatan Cigugur Kabupaten

Kuningan

1. Tugas Pokok

UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Dinas dibidang pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya

(Peraturan Bupati Kuningan nomor 41 tahun 2016).

2. Fungsi

1. Pelaksanaan dan penyelenggaraan sebagian tugas dinas di bidang

pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada

masyarakat dalam wilayah kerjanya

2. Pelaksanaan pembinaan teknis kepada Puskesmas Pembantu dan Bidan

Desa

3. Pengelolaan urusan ketatausahaan UPTD

50
3.1.3.1. Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas, Tugas Tmbahan Pegawai

1. Kepala UPTD PUSKESMAS SUKAMULYA

a. Tugas Pokok:

Memimpin, merencanakan, mengawasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan

pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat dalam

wilayah kerjanya

b. Fungsi

Sebagai Seorang Manager

c. Uraian Tugas

1. Menyusun Rencana dan Program kerja UPTD Puskesmas;

2. Memimpin , mengkoordinasikan , mengendalikan dan mengawasi

seluruh kegiatan UPTD Puskesmas;

3. Melakukan koordinasi dengan Dinas / Badan / Instansi terkait dalam

rangka kelancaran pelaksanaan kegiatan Puskesmas;

4. Memberikan Pembinaan teknis kepada Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa;

5. Memberikan saran dan informas kepada Kepala Dinas Kesehatan

untuk bahan penetapan kebijakan lebih lanjut;

6. Menyusun dan menyiapkan anggaran rutin UPTD;

51
7. Melaksanakan kegiatan pencegahan, pengamatan dan pemberantasan

penyakit;

8. Melaksanakan kegiatan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,

perbaikan gizi dan usaha kesehatan usia lanjut;

9. Melaksanakan pengawasan kualitas air dan lingkungan, penyehatan

lingkungan pemukiman, penyehatan tempat-tempat umum dan penyehatan

makanan / minuman;

10. Melaksanakan pembinaan dan penyusunan petunjuk teknis usaha

penyuluhan kesehatan masyarakat, sarana kesehatan dan metode serta

penyebarluasan informasi kesehatan;

11. Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan, pelayanan darurat

karena kecelakaan,kegiatan kesehatan gigi dan mulut, usaha kesehatan mata,

kesehatan jiwa, serta kesehatan olah raga, perawatan kesehatan masyarakat,

pengelolaan obat-obatan dan alat laboratorium dan pembinaan sarana

pelayanan kesehatan dasar swasta;

12. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Puskesmas kepada Kepala

Dinas Kesehatan

13. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Kesehatan

d. Tugas Tambahan

52
Melaksanakan Tugas Khusus yang diberikan Kepala Dinas Kesehatan

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

a. Tugas Pokok

Melaksanakan administrasi ketatausahaan, kepegawaian,keuangan dan

perlengkapan di lingkungan UPTD.

b. Fungsi

1. Pelaksanaan Penyusunan Rencana dan Program Kerja UPTD Puskesmas

2. Pemberian pelayanan teknis ketatausahaan di lingkungan UPTD

3. Pelaksanaan Administrasi Keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan

pelaksanaan kerumahtanggaan UPTD

4. Penyusunan bahan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan UPTD

c. Uraian Tugas

1. Menyusun rencana dan Program kerja Puskesmas

2. Menyusun dan mengkoordinasikan program kerja yang berkaitan

dengan bidang administrasi dan ketatausahaan yang meliputi urusan umum,

keuangan, kepegawaian, dan perlengkapan;

3. Menyusun dan mempersiapkan naskah dinas, mengolah kearsipan dan

dokumentasi;

53
4. Menyelenggarakan pelayanan teknis administrasi dan ketatausahaan di

lingkungan UPTD;

5. Menyelenggarakan urusan rumah tangga UPTD;

6. Menyusun, mempersiapkan, dan mengkoordinasikan rencana angaran

satuan kerja UPTD;

7. Melaksanakan administrasi keuangan, kepegawaian dan perlengkapan

di lingkungan UPTD;

8. Membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran kegiatan

UPTD;

9. Melaksanakan inventarisasi barang – barang inventaris di lingkungan

UPTD;

10. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala UPTD dala

bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan serta bidang ketatausahaan

lainnya;

11. Melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala UPTD;

d. Tugas Tambahan

Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.

3. Dokter Umum Ahli Muda

a. Tugas Pokok :

54
Mengusahakan agar fungsi pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah

Puskesmas berjalan lancar.

b. Fungsi

Dokter Puskesmas

c. Uraian Tugas

1. Melakukan pelayanan medik umum konsul pertama;

2. Melakukan tindakan darurat medik/ P3K tingkat sedang;

3. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap;

4. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana;

5. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu;

6. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita;

7. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak;

8. Melakukan pelayanan imunisasi;

9. Melakukan pelayanan gizi;

10. Melakukan penyuluhan medik;

11. Membuat catatan medik pasien rawat jalan;

12. Membuat catatan medik pasien rawat inap;

13. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;

14. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;

55
15. Menguji kesehatan individu;

16. Menjadi tim penguji kesehatan;

17. Melakukan tugas jaga panggilan / on call; dan

18. Melakukan tugas jaga di tempat.

d. Tugas Tambahan

1. Penanggung jawab program haji

2. Penaggung jawab teknis medis PONED

3. Penanggung jawab UKP,Kefarmasian dan Laboratorium

4. Dokter Gigi :

a. Tugas Pokok

Membuat perencanaan, melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut,

mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi hasil pelayanan dipoli gigi.

b. Fungsi

Membantu Kepala Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi

terhadap pasien di Puskesmas

c. Uraian Tugas

56
1. Merencanaan kebutuhan alat dan bahan untuk pelayanan di poli gigi

2. Melakukan tindakan pencegahan infeksi pada seluruh proses

pelayanan di poli gigi

3. Melaksanaan anamnesa dan pemeriksaan kondisi gigi dan mulut

pasien poli gigi

4. Menegakkan diagnose kasus gigi dan mulut

5. Melaksanaan tindakan medis gigi bila diperlukan

6. Mencatat diagnosa dan tindakan yang dilakukan

7. Memberikan konseling dan penyuluhan untuk pemeriksaan gigi rutin

8. Melakukan pencatatan dan pelaporan

d. Tugas Tambahan

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD Puskesmas.

5. Bendahara

A. TUGAS POKOK :

Membuat laporan harian pendapatan daerah dari Puskesmas Sukamulya disetor

melalui Dinas Kesehatan dan pelaporan STS ke Dinas Kesehatan Kabupaten

Kuningan

57
B. FUNGSI

Melaksanakan tugas sebagai Bendahara Penerimaan Pembantu Puskesmas

Sukamulya

C. URAIAN TUGAS

1. Menyiapkan dokumen permintaan uang persediaan (UP),tambahan uang

persediaan (TUP) dan langsung (LS) yang ditujukan

2. Memriksa ketersediaan uang, mengambil uang dan mencatat pergeseran

uang dari bank berdasarkan SP2D yang dikeluarkan oleh KPPN dalam

rangka penyimpanan dana untuk pembayaran

3. Menerima uang hasil retribusi pelayanan kesehatan dari loket pendaftaran

setiap hari

4. Membukukan memverifikasi kelengkapan berkas dan mendokumentasikan

bukti penerimaan dan pengeluaran uang atas pelaksanaan kegitan agar

memudahkan adminstrasi pertanggung jawaban

5. Menyetor uang hasil retribusi pelayanan kesehatan umum ke dinas kesehatan

6. Merekap hasil retribusi puskesmas setiap bulannya

7. Meyusun laporan bulanan pelaksanaan urusan perbendaharaan dan

melaporkan ke KPA (Kuasa Pengguna Anggaran)

8. Melakukan rekonisalisai data keuangan BMN (Barang Milik Negara) Ke

KPPN agar tertatanya dan terkelolanya urusan penatausahaan keuangan dan

58
BMN yang dapat mendukung kelancaran pekerjaan di unit kerja/ UPT

dengan baik

9. Menyusun draf laporan kegiatan di eselon IV terkait

10. Menyusun lapora pelaksanaan tugas sebagai pertanggung jawaban kepda

pemimpiin

11. Melakukan tugas kedinasaan lain yang diperintah pimpinan.

D. TUGAS TAMBAHAN

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD Puskesmas.

6. KEPEGAWAIAN

A. TUGAS POKOK :

B. FUNGSI

C. URAIAN TUGAS

1. Mengetik dengan komputer ataupun mesin tik sesuai dengan konsep yang

diberikan;

59
2. Menerima, mencatat dan memberi nomor agenda atau kode surat, baik surat

masuk maupun surat keluar dengan menulis nomor dan tanggal penerimaan,

perihal isi surat serta pemasalahannya unuk memudahkan pengecekan;

3. Mendistribusikan surat masuk kepada unit yang dituju dan membuat tanda

terima untuk melacak keberadaan surat;

4. Menerima dan memeriksa buku ekspedisi yang telah ditandatangani oleh

penerima surat untuk mengetahui kesesuaiannya;

D. TUGAS TAMBAHAN

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD Puskesmas.

7. PELAKSANA TATA USAHA

A. TUGAS POKOK :

Meningkatkan peran serta Masyarakat dalam upaya mencapai derajat kesehatan

melalui promosi kesehatan

B. FUNGSI

1. Melaksanakan Penyuluhan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat

untuk berperilaku hidup sehat.

2. Melaksanakan Teknis Usaha Kesehatan Informasi dan PHBS serta

Penyebarluasan Informasi Kesehatan pada Wilayah kerja UPTD Puskesmas.

60
3. Melaksanakan Teknis penyuluhan Pengembangan Potensi dan Peran Serta

Masyarakat pada Wilayah kerja UPTD Puskesmas.

4. Melaksanakan Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data Program Usaha

Kesehatan Institusi,PHBS serta Potensi Masyarakat pada Kegiatan Promosi

Kesehatan di Wilayah kerja UPTD Puskesmas.

C. URAIAN TUGAS

1. Menyebar luaskan segala informasi kesehatan melalui berbagai media

penyuluhan.

2. Mengkoordinasikan kegiatan penyuluhan kelompok dan perorangan

3. Melaksanakan program dan langkah – langkah kerja pada kegiatan Promosi

Kesehatan

4. Melaksanakan program Usaha Kesehatan Institusi.

5. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan : Posyandu, Bank darah Desa,

Desa Siaga, JPKM, POS Daya

6. Melaksanakan pembinaan dalam upaya meningkatkan peran serta masyarakat

terhadap kelompok organisasi, TOMA, TOGA

7. Menjalin kerja sama lintas program maupun lintas sektoral dalam hal

penyuluhan

8. PETUGAS ADMINISTRASI

61
A. TUGAS POKOK :

Melaksanakan Kegiatan Administrasi Puskesmas

B. FUNGSI

Membantu Kepala Puskesmas dalam fungsinya sebagai Petugas Administrasi

C. URAIAN TUGAS

1. Menerima uang hasil Retribusi pelayanan Kesehatan dari loket pendaftaran

setiap harinya.

2. Menerima uang klaim peserta Jamkesmas dari Bendahara Jamkesmas.

3. Menyetorkan uang hasil retribusi pelayanan kesehatan umum dan Jamkesmas

ke Dinas Kesehatan Kab Kuningan.

4. Menyetorkan uang Operasional 50% Rutin dan Jamkesmas ke Pembantu

Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Jamkesmas.

5. Merekap hasil pendapatan Retribusi Puskesmas setiap Bulannya.

6. Melaksanakan Pendaftaran peserta Askes PNS

7. Membantu kelengkapan administrasi rujukan pasien ke Rumah Sakit.

8. Membantu Merekap jumlah pengunjung Askes dan Askeskin,Bp Desa.

D. TUGAS TAMBAHAN

Pembantu bendahara penerima

62
9. PENANGGUNG JAWAB LOKET OBAT

A. TUGAS POKOK

Sebagai penanggung jawab loket obat di puskesmas.

B. FUNGSI

Membantu Kepala Puskesmas dalam melaksanakan pelayanan Obat di Puskesmas.

C. URAIAN TUGAS

1. Membantu Menyiapkan obat setiap hari pelayanan

2. Membantu Merekap resep ke dalam buku harian

3. Membantu meracik obat sesuai perintah dokter

4. Membantu mengatur penyimpanan obat dan alat kesehatan

5. Membantu mengatur distribusi obat sederhana untuk Pustu, BP Desa, UKS,

P3K, Pusling dan lain-lain.

D. TUGAS TAMBAHAN

Melaksanakan tugas lainnya yan g diberikan oleh Kepala Puskesmas

10. PEKARYA KESEHATAN

A. TUGAS POKOK :

63
Melaksanakan pelayanan pendaftaran pasien di Puskesmas dan penyusunan kartu

rawat jalan

B. FUNGSI

Sebagai petugas pendaftaran

C. TUGAS POKOK

1. Melakukan pendaftaran pasien umum/ Askes PNS/ BPJS Non PBI ysng akan

berobat

2. Mencatat setiap kunjungan peskesmas dalam buku register kunjungan pasien

baru dan lama

3. Menerima uang retribusi/ tindakan ke bendahara penerima setiap hari

4. Menyetorkan uang hasil ratribusi /tindakna ke bandahara penerima setiap hari

5. Merekap hasil kunjungan umum / Askes PNS /BPJS Non PBI

6. Menyetor uang hasil retribusi pelayanan kesehatan umum ke dinas kesehatan

7. Menyetorkan laporan –laporan program ke dinas

8. Memantau kelengkapan absensi pegawai

9. Melakukan tugas –tugas yang diperintah oleh atasan (Ka. Puskesmas)

D. TUGAS TAMBAHAN

Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Puskesmas

64
11. PERAWAT PENYELIA

A. TUGAS POKOK

Melaksanakan kegiatan asuhan keperawatan kepada masyarakat di wilayah kerja

UPTD Puskesmas dalam rangka melakukan upaya preventif.

B. FUNGSI

Membantu Kepala Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan keperawatan

Puskesmas.

C. URAIAN TUGAS

1. Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan pada individu dalam

rangka melakukan upaya preventif;

2. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada kelompok dalam rangka melakukan

upaya preventif; Membentuk dan mempertahankan keberadaan kelompok

masyarakat pemerhati masalah kesehatan;

3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan rencana tindakan pembedahan;

4. Memfasilitasi lingkungan dengan suhu yang sesuai dengan kebutuhan pasien;

5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam memberikan asuhan keperawatan;

6. Memfasilitasi keluarga untuk mengekspresikan perasaan;

7. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal

65
8. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;

9. Melakukan tindakan keperawatan spesifik terkait kasus dan kondisi pasien;

10. Manajemen nyeri pada setiap kondisi;

11. Menyusun rencana kegiatan individu perawat;

12. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan;

13. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;

14. Melaksanakan penanggulangan penyakit; dan

15. Melakukan supervisi lapangan.

D. TUGAS TAMBAHAN

Penanggung jawab program Perkesmas

12. PERAWAT PELAKSANA LANJUTAN

A. TUGAS POKOK :

Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan dasar di BP

B. FUNGSI

Membantu Kepala Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap

pasien di BP Puskesmas

C. URAIAN TUGAS

66
1. Memeriksa dan mengobati penderita secara pasif

2. Melaksanakan pemeriksaan dan pengobatan penderita. Dalam rangka rujukan

menerima konsultasi.

3. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dari masyarakat di dalam wilayah

kerjanya.

4. Melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi , apabila

Puskesmas tidak mampu melayani penderita dengan persetujuan penderita

terlebih dahulu

5. Mengadakan Surveilence penyakit menular

6. Melaksanakan Tugas –tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala

UPTD Puskesmas.

D. TUGAS TAMBAHAN

Koordinator Program SP3

13. PELAKSANA PERAWAT GIGI

A. TUGAS POKOK :

Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas

B. FUNGSI

67
1. Membantu Kepala Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan dalam

Puskesmas

2. Membantu dokter gigi dalam kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas

C. TUGAS POKOK

1. Melakukan pencabutan gigi persistensi; dan

2. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan asuhan kesehatan

gigi dan mulut rawat jalan

D. TUGAS TAMBAHAN

Pelaksana program UKS/UKGS

14. BIDAN PERTAMA

A. TUGAS POKOK :

Melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi perempuan, pelayanan

keluarga berencana, pelayanan kesehatan bayi dan anak serta pelayanan kesehatan

masyarakat.

B. FUNGSI

Membantu Kepala Puskesmas dalam memberikan pelayanan kebidanan

68
C. URAIAN TUGAS

1. Mempersiapkan pelayanan kebidanan

2. Melakukan pemeriksaan anamnesa klien/pasien pada kasus kegawatdaruratan

kebidanan

3. Melakukan pemeriksaan fisik klien/pasien pada kasus kegawatdaruratan

kebidanan

4. Membuat diagnose kebidanan sesuai dengan hasil pengkajian pada kasus

patalogis kebidanan

5. Membuat diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil pengkajian pada kasus

kegawatdaruratan kebidanan

6. Melaksanakan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada kasus patalogis

kebidanan

7. Melaksanakan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada kasus

kegawatdaruratan kebidanan

8. Menyusun rencana oprasional kebidanan pada kasus patalogis kebidanan

9. Menyusun rencana oprasional kebidanan pada kasus kegawatdaruratan

kebidanan

10. Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan pada klien/ pasien dengan

kasus patalogis kegawatdaruratan kebidanan

11. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien dengan kasus patalogis

kebidanan

69
12. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien dengan kasus

kegawatdaruratan kebidanan

13. Melakukan KIE klien/pasien secara masyarakat

14. Melakukan konseling pada klien/pasien pada kasus kegawatdaruratan

kebidanan

15. Melakukan rujukan klien/pasien pada kasus fisiologis

16. Melakukan rujukan klien/pasien pada kasus patalogis

17. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan klien/pasien pada kasus

kegawatdaruratan kebidanan

18. Melakukan dokumentasi pada asuhan kebidanan pada kasus patalogis

kebidanan

19. Melaksanakan dokumentasi pada asuhan kebidanan pada kasus

kegawatdaruratan kebidanan

20. Melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat dengan membentuk dan atau

membina daerah binaan

21. Melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat dengan melaksanakan

musyawarah masyarakat desa

22. Melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat dengan melakukan

pembinaan pada bidan praktek swasta,polindes,pustu

23. Melaksanakan pelayanan kesehatan pada masyarakat dengan melakukan

asuhan kebidanan pada masyarakat/wilayah/kelompok

70
D. TUGAS TAMBAHAN

Penaggung jawab PONED

15. ASISTEN APOTEKER

A. TUGAS POKOK :

Melaksanakan penyiapan pekerjaan kefarmasian yang meliputi penyiapan data untuk

penyiapan perangkat lunak, penyiapan pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan

perbekalan kesehatan rumah tangga, serta penyiapan pelayanan kefarmasian

B. FUNGSI

Sebagai asisten apoteker

C. URAIAN TUGAS

1. Mengumpulkan data rencana tahunan;

2. Mengumpulkan data rencana 3 bulanan;

3. Mengumpulkan data rencana bulanan;

4. Menyiapkan data pengadaan sediaan formasi, alat kesehatan dan perbekalan

kesehatan rumah tangga;

5. Menyiapkan dan menimbang bahan obat, tingkat kesulitan I;

6. Menyiapkan ruangan produksi sediaan obat jadi;

71
7. Menyiapkan sterilisasi bahan;

8. Melaksanakan pengemasan kembali, tingkat kesulitan I;

9. Melaksanakan pengiriman dan pengambilan sediaan farmasi alat kesehatan

dan perbengkelan kesehatan rumah tangga, tingkat kesulitan I;

10. Membuat catatan, stok dan laporan pemakaian sediaan farmasi alat kesehatan

dan perbengkelan kesehatan rumah tangga;

11. Meracik dan mengemas obat tingkat kesulitan 2;

12. Melaksanakan tugas di tempat yang mempunyai resiko tinggi atau rawan.

D. TUGAS TAMBAHAN

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD Puskesmas.

16. SANITARIAN PELAKSANA LANJUTAN

A. TUGAS POKOK :

Melaksanakan pengamatan, pengawasan kesehatan lingkungan dan pemberdayaan

masyarakat dalam hal perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat

memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat.

B. FUNGSI

Melaksanakan Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data Program Kesehatan

Lingkungan di Wilayah kerja UPTD Puskesmas

72
C. URAIAN TUGAS

1. Menyusun instrumen pengumpulan data secara primer untuk pengamatan

kesehatan lingkungan;

2. Melakukan kajian data secar diskriftif (sederhana) untuk pengamatan

kesehatan lingkungan;

3. Konsultasi kesehatn lingkungan objek kelompok I tingkat lanjut secara lokal

untuk tindak lanjut pengawasan kesehatan lingkungan;

4. Konsultasi kesehatn lingkungan objek kelompok II tingkat lanjut secara lokal

untuk tindak lanjut pengawasan kesehatan lingkungan;

5. Melakukan kunjungan /bimbingan teknis objek kelompok II loka;

6. Menilai studi dampak kesehatan lingkungan secara garis besar < 9 jam untuk

tindak lanjut pengawasan kesehatan lingkungan;

7. Menilai penyediaan HACCP < 9 jam untuk tindak lanjut pengawasan

kesehatan lingkungan;

8. Menilai penyajian analisis kesehatan lingkungan lainnya < 9 jam untuk tindak

lanjut pengawasan kesehatan lingkungan;

9. Menyusun rencana tahunan tingkat puskesmas;

10. Mengumpulkan data tingkat puskesmas;

11. Mengolah data laporan tahunan tingkat puskesmas;

12. Menganalisis data laporan tahunan tingkat puskesmas;

13. Menyusun rencana 3 bulanan tingkat puskesmas;

73
14. Menyusun rencana bulanan tingkat puskesmas;

15. Menyusun rencana operasional tingkat puskesmas;

16. Melakukan pengumpulan data sekunder untuk pengamatan kesehatan

lingkungan;

17. Melakukan pengolahan data secara manual;

18. Melakukan pengawasan kesehatan lingkungan (IS TTU);

19. Melakukan pengawasan kesehatan lingkungan (IS TPM);

20. Melakukan pengawasan kesehatan lingkungan (Industri);

21. Melakukan pengawasan kesehatan lingkungan (IS Rumah);

22. Mengambil sampel air bersih PDAM diperiksa;

23. Mengambil sampel air bersih PDAM diperiksa zat kimia;

24. Mengambil sampel Amiu diperiksa secara bakteriologis;

25. Melakukan pemberdayaan individu (klinik sanitasi); dan

26. Melakukan pemberdayaan kelompok.

D. TUGAS TAMBAHAN

1. Melaksanakan Program Kesehatan Kerja

2. Bendahara barang inventaris

17. NUTRISIONIS PELAKSANA LANJUTAN

A. TUGAS POKOK :

74
Melaksanakan kegiatan perbaikan Gizi di wilayah kerja UPTD Puskesmas.

B. FUNGSI

Membantu Kepala Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan Program Gizi di wilayah

kerja Puskesmas Sukamulya.

C. URAIAN TUGAS

1. Mengolah data pelayanan gizi,makanan dan dietetik dengan tabulasi silang

dalam rangka menyusun rencana lima tahunan;

2. Mengolah data pelayanan gizi,makanan dan dietetik dengan tabulasi silang

dalam rangka menyusun rencana tahunan;

3. Mengolah data pelayanan gizi,makanan dan dietetik dengan tabulasi silang

dalam rangka menyusun rencana triwulan;

4. Mengolah data pelayanan gizi,makanan dan dietetik dengan tabulasi silang

dalam rangka menyusun rencana bulanan;

5. Menganalisis data pelayanan gizi, makanan dan dietetik dalam rangka

menyusun rencana harian;

6. Menyusun rancangan pelayanan gizi, makanan dan dietetik dalam rangka

menyusun rencana harian;

7. Mengumpulkan data tentang pelaksanaan posyandu,konsumsi gizi, KMS

balita, SKDN, Balok SKDN, bahan pangan setempat untuk keperluan

75
penyusunan dan pengembangan resep makanan PMT, penyuluhan dan

pemulihan;

8. Mencatat dan melaporkan bahan, materi, pangan, peralatan dan sarana di

ruang penyimpanan makanan secara triwulan;

9. Melakukan konsultasi gizi khusus: balita, buteki, remaja dan usila;

10. Melakukan pengawasan pada hasil pengukuran TB, BB, dan umur;

11. Melakukan pengawasan pada hasil pengukuran LILA;

12. Melakukan pengawasan pada hasil pengukuran IMT;

13. Melakukan pengawasan pada konsultasi gizi umum; dan

14. Melakukan pencatatan triwulan terhadap penyediaan PMT balita dan ibu

hamil.

D. TUGAS TAMBAHAN

Membantu bendahara pengeluaran

18. PENGEMUDI AMBULAN

A. TUGAS POKOK :

Memeriksa, merawat memperbaiki dan mengemudikan ambulan

B. FUNGSI

Sebagai driver

76
C. URAIAN TUGAS

1. Memeriksa kelengkapan kendaraan dengan cara mengecek rem, oli dan lampu

di mesin, air radiator, air aki dan tekanan udara ban agar kendaraan dapat

dikendalikan dengan baik

2. Memanaskan mesin kendaraan guna mengetahui kelainan mesin

3. Merawat kendaraan dengan cara membersihkan mesin, ruangan dalam dan

luar kendaraan agar kendaraan kelihatan bersih

4. Memperbaiki kerusakan kecil kendaraan agar kendaraan dapat berfungsi

dengan baik

5. Mengemudikan kendaraan berdasarkan arahan yang berlaku untuk melayani

penumpang

6. Menyusun laporan pelaksanaan tugas sebagai pertanggungjawaban kepada

pimpinan

D. TUGAS TAMBAHAN

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD Puskesmas

77
3.1.1. Data Pegawai

TABEL 3.1

Data Pegawai puskesmas sukamulya berdasarkan kepangkatan

NO NIP NAMA PANGKAT Gol

Ru

1 19691101 200212 1 drg. ONO SUMARNO Pembina IV/

002 a

2 19680528 198903 1 H. SAEPUDIN, Pembina IV/

006 SAP,S.Kep.Ners,. a

3 19610902 198111 2 ELA ROMLAH, Am.Kep. Penata Tk.I III/

002 d

4 19610916 198603 2 Hj. ANIH, S.KM. Penata Tk.I III/

008 d

5 19680823 198803 2 Hj. NUR AISYAH, Am.Keb. Penata Tk.I III/

002 d

6 19680505 199003 2 CLARA NINING RUSTINI, Penata Tk.I III/

007 A.Md.Keb. d

78
7 19700808 199101 1 YUYUS AGIUSDIANA Penata Tk.I III/

001 KARTAATMAJA, S.Kep. d

8 19611219 198901 1 DADANG KARDANI Penata Tk.I III/

001 d

9 19800728 201001 1 dr. DUDIN FAHRUDIN Penata Tk.I III/

003 d

10 19670804 199203 2 IROH ROHAMI, Am.Keb. Penata Tk.I III/

014 d

11 19710505 199303 2 MONIKA SUSILAWATI, Penata Tk.I III/

010 Am.Keb. d

12 19700708 199503 2 VERONIKA SUSILOWATI, Penata Tk.I III/

002 Am.Keb. d

13 19740101 199403 2 NANI NURHAYANI, Penata Tk.I III/

005 AMKG. d

14 19730726 199303 2 IKA SRIWANTIKA, Penata Tk.I III/

002 S.Farm.,Apt. d

15 19801105 201001 2 dr. Hj. RINA SUFRIANI Penata III/c

008

79
16 19720803 199503 2 MAGDALENA TULAK, Penata III/c

002 A.Mg.

17 19670203 199203 1 UJANG WAWAN Penata III/c

010 HERWANTO, S.Kep.

18 19680404 199401 2 NINING SUARNING, Penata III/c

002 Amd.Kep.

19 19640123 198603 2 DJUHAYATI Penata Muda III/

006 Tk.I b

20 19660606 198803 2 TITA KORDIAWATI Penata Muda III/

027 Tk.I b

21 19650805 198908 2 YUYU JUNAENSIH Penata Muda III/

003 Tk.I b

22 19651003 198803 1 SUPRIATNA Penata Muda III/

005 Tk.I b

23 19780729 200701 2 DEVY YULIANINGSIH, Penata Muda III/

006 S.ST. Tk.I b

24 19730307 200212 2 ELI RAHMAWATI, S.ST. Penata Muda III/

002 Tk.I b

80
25 19741218 200112 2 IIN INPRESSYANI, Penata Muda III/

001 Am.Keb. Tk.I b

26 19801017 200801 2 LINA HERLIAWATI, S.KM. Penata Muda III/

007 Tk.I b

27 19790625 200701 2 YENI YUNITA Penata Muda III/

004 RISNAWATI, A.Md.Kep. Tk.I b

28 19780928 200604 2 IIS ISNAWATI, A.Md. Kep. Penata Muda III/

016 Tk.I b

29 19701112 200604 2 NATHALIA E. JUNARSIH, Penata Muda III/

002 Am.Keb. Tk.I b

30 19720928 200604 2 ELIS SETIAWATI, A.Md. Penata Muda III/a

004 Keb.

31 19780429 200604 2 HENDRAYANI, AM.Keb. Penata Muda III/a

006

32 19730209 200501 2 TITI, A.Md.Keb. Penata Muda III/a

001

33 19750225 200604 2 IDA FARIDA ARIYANI, Penata Muda III/a

004 A.Md. Keb.

81
34 19890617 201101 2 SHARI NUR'AENI, Penata Muda III/a

004 A.Md.Keb.

35 19620213 199703 1 AKUN SARKUN Pengatur II/d

001 Tk.I

36 19810206 201001 2 ELIS SUMARNI Pengatur II/c

002

37 19660214 200906 1 AHMADI Pengatur II/c

001

38 19871125 201704 2 CICIN SRI MULYATI, Pengatur II/c

002 A.Md.Keb.

39 19760219 200701 2 AAT SUTIHAT Pengatur II/c

005

Sumber: Data Pegawai Puskesmas Sukamulya

Tabel 3.2

JUMLAH PEGWAI PUSKESMAS SUKAMULYA

No Satus Pegawai Jumlah

1 ASN 39

82
2 PPT 3

3 HONORER 12

JUMLAH 54

Sumber: Data Pegawai Puskesmas Sukamulya

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:13)

penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable

mandiri, baik satu variable atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan dengan variable lain. Metode deskriptf juga diterjemahkan oleh

Nawawi dalam Satibi (2011-76) sebagai prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambar atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian

(seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan

fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Adapun menurut Sugiyono (2012-14) metode penelitian kuantitatif adalah

metode penelitian yang berlandaskan pada sifat potivisme, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu yang memiliki tujuan menguji hipotesis yang telah

83
ditetapkan dan digeneralisasikan. Dilihat dari desain penelitian, Creswell dalam

Nugroho yang dikutip Satibi (2011:33) mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif

esensinya bertujuan untuk menguji suatu teori dan penarikan kesimpulan.

3.2.1 Variabel Operasional Penelitian

3.2.1.1 Variabel Penelitian

Variabel merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai. Pengertian

semacam ini tentunya masih sangat abstrak (samar-samar). Oleh karena itu, dalam

rangka penyusunan instrumen penelitian, variabel penelitian perlu diterjemahkan

secara rinci ke dalam pengertian yang lebih operasional, yang kemudian dikenal

dengan istilah opersional variabel. Operasional variabel penelitian dimaknai sebagai

konsep yang menghubungkan antara teori atau variabel yang masih abstrak ke dalam

realitas. Selai itu, operasionalisasi variabel dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan

memudahkan dalam menetapkan pengukuran terhadap variabel-variabel yang akan

diteliti. Kemudian secara fungsional, operasional variabel dapat digunakan sebagai

dasar dalam pembuatan angket atau kuesioner, sehingga dapat membanu dalam

menjaring data dan informasi setepat mungkin.

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kualitas Pelayanan (X) merupakan usaha untuk memenuhi harapan

masyarakat berupa jasa yang diberikan oleh Puskesmas Sukamulya

Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.

84
2. Kepuasan Masyarakat (Y) merupakan tingkat perasaan masyarakat

yang berasal dari hasil kinerja layanan kesehatan yang diberikan oleh

Puskesmas Sukamulya Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.

3.2.1.2 Operasional Variabel

Operasional penelitian dimaknai sebagai konsep yang menghubungkan antara

teori atau variabel yang masih abstrak ke dalam realitas. Selain itu, operasional

variabel dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan memudahkan dalam menetapkan

pengukuran terhadap variabel-variabel yang akan diteliti. Kemudian secara

fungsional, operasional variabel dapat digunakan sebagai dasar dalam pembuatan

angket atau kuesioner, sehingga membanu dalam menjaring data dan informasi

setepat mungkin.

Berikut operasional variabel kualitas pelayanan dan kepuasan masyarakat

sebagai berikut:

Tabel 3.1
Operasional Variabel Bebas

85
Sumber: Zeithaml et al. dalam Hardiansyah (2018:63), dimodifikasi oleh peneliti.

Item
Variabel Aspek Indikator

1
a. Penampilan petugas
1. Tangible
2
b. Tempat pelayanan

3
a. Kecermatan petugas
2. Realiability
4
b. Standar pelayanan

5
a. Respon petugas
Kualitas
3. Responsivness 6
Pelayanan (X) b. Kecepatan pelayanan

7
c. Tanggap terhadap keluhan

8
a. Jaminan tepat waktu
4. Assurance
9
b. kepastian biaya pelayanan

10
a. kepentingan masyarakat
5. Empathy
11
b. Tidak diskriminatif

86
Tabel 3.2
Operasional Variable Terkait (Y)

Item
Variabel Landasan Utama Indikator
+

a. Tersedia pada waktu dan 12


tempat
1. Akses layanan kesehatan
b. Kemudahan memperoleh 13
pelayanan
Kepuasan 14
a. Kompetensi pegawai
Masyarakat administrasi
2. Mutu layanan kesehatan
15
(Y) b. Perubahan yang di rasakan

3. Kepuasan proses terhadap a. Ketersediaan layanan 16


pelayanan kesehatan puskesmas

4. Kepuasan terhadap sistem 17


a. Tidak diskriminatif
layanan kesehatan

Sumber: Pohan (2007:144), dimodifikasi oleh peneliti

3.2.2 Populasi dan Sampel

Menurut Nawawi dalam Satibi (2011:83) populasi diterjemahkan sebagai

keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan,

tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai atau peristiwa sebagai sumber data yang

memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.

87
Berdasarkan pengertian diatas, populasi dalam penelitian ini adalah

masyarakat yang dating ke Puskesmas Sukamulya Kecamatan Cigugur Kabupaten

Kuningan dalam hubungan dengan objek penelitian.

Selanjutnya menurut Sugiyono (2005:96) sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel penelitian adalah sebagiam dari

populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

Adapun penentuan jumlah sampel yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah dengan teknik accidental sampling biasa juga disebut sebagai incidental

sampling atau convenience sampling. Menurut Satibi (2011:90) accidental sampling

merupakan teknik sampling dimana pemilihan sampel dilakukan secara kebetulan.

Artinya, pemelihan sampel dilakukan dari siapa saja yang kebetulan ada atau

dijumpai sesuai dengan focus penelitian yang dikaji dalam penelitian ini yaitu

pengunjung atau masyarakat Puskesmas Sukamulya Kecamatan Cigugur Kabupaten

Kuningan.

Teknik sampling ini, boleh jadi merupakan salah satu teknik sampling yang

paling mudah dan cepat untuk mendapatkan data dan informasi terkait dengan

masalah atau fenomena yang akan dikaji. Menurut Frankel dan Walden (1993:92)

menyarankan besar sampel minimum untuk penelitian korelasional sebanyak 20

orang, maka dari itu untuk mengetahui seberapa besar tingkat hubungan kualitas

pelayanan dengan kepuasan masyarakat di Puskesmas Sukamulya Kecamatan

Cigugur Kabupaten Kuningan, peneliti mengambil 30 orang sampling yang dating ke

88
Puskesmas Sukamulya Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Selanjutnya satu

orang dijadikan sebagai narasumber untuk wawancara yaitu Kepala Puskesmas UPT

Puskesmas Sukamulya Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Studi kepustakaan, yaitu proses kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh data dengan melakukan penelusuran dan penelahaan

lieratur yang berhubungan dengan masalah yang akan ditetiliti dengan

menggali dan memahami teori-teori dan konsep-konsep dasar yang

dikemukakan oleh para pakar dan referensi dari berbagai data

sekunder yang bersumber dari buku-buku, artikel dokumen, dan

laporan yang berupa jurnal atau hasil catatan penting lainnya tentang

hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian.

2. Studi lapangan, yaitu dengan melakukan penelitian langsung pada

objek yang sedang diteliti dengan teknik-teknik sebagai berikut:

1. observasi non partisipan, yaitu teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung

ke Puskesmas Sukamulya Kecamatan Cigugur Kabupaten

Kuningan, guna memperoleh gambaran yang tepat mengenai

masalah dan hambatan yang dihadapi serta upaya perbaikan

89
yang diperlukan, dengan catatan peneliti tidak ikut serta dalam

proses kegiatan sehari-hari objek penelitian yang diteliti.

2. wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan menggunakan metode Tanya jawab secara langsung

dilakukan kepala puskesmas Puskesmas Sukamulya

Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Dengan pedoman

wawancara yang telah disiapkan sebelumnya untuk

mendapatkan informasi mengenai Hubungan Kualitas

Pelayanan dengan Kepuasan Masyarakat.

3. angket, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara menyebarkan angket yang didalamnya berisi

jumlah pertanyaan yang bersifat tertutup, artinya semua

alternative jawaban sudah disiapkan sebelumnya untuk

mendapat informasi dengan menggunakan skala ordinal yaitu

dengan memberikan skor pada pernyataan positif. Guna angket

ini adalah untuk mendapatkan jawaban dan informasi sekitar

masalah yang diteliti pada populasi penelitian.

3.2.4 Teknik Analisis Data

Melakukan analisis data merupakan bagian yang sangat penting, karena

didalamnya terdapat data-data yang diolah menjadi lebih sederhana agar mudah

diinterpretasikan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Penyebab angket-angket yang

akan menjadi sumber data melalui jawaban-jawaban tersebut kemudian diolah.

90
Pengolahan data tersebut menggunakan metode bobot nilai skor, jawaban yang paling

mendukung diberi nilai yang lebih tinggi dibandingkan jawaban yang tidak

mendukung. Untuk mengetahui pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y

digunakan analaisis jalur. Pengujian yang dilakukan terhadap variabel X dan Y untuk

mengetahui pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji.

Tahap-tahap dilakukan untuk menganalisis data penelitian ini, dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penulis melakukan pengumpulan dengan cara sampling dimana

diselidiki adalah sampel yang merupakan sebuah sub dari pengukuran-

pengukuran yang dipilih dari populasi yang menjadi perhatian dalam

penelitian ini.

2. Setelah metode pengumpulan telah selesai dilakukan, kemudian

ditemukan alat untuk memperoleh data dari elemen-elemen yang akan

diselidiki, alat yang akan dipakai dipenelitian ini adalah daftar-daftar

pernyataan kuesioner yang berhubungan dengan penilaian. Kuesioner

tersebut diberikan kepada masyarakat atau pengunjung Puskesmas

Sukamulya Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan menggunakan

tipe skala Linkert (linkert type item), tiap jawaban dari pernyataan

yang telah diberikan akan diberi skor, dimana hasil menghasilkan

skala pengukuran ordinal. Skor terendah yaitu 1 (satu), dan skor

91
tertinggi yaitu 5 (lima). Adapun jawaban dari setiap pernyataan dalam

kuesioner tersebut diberi bobot nilai dimana 1 menunjukkan sangat

tidak setuju dan bobot nilai 5 sangat setuju.

3. Apabila data telah terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data

dan dianalisis. Dalam penelitian ini penulis menngunakan uji statistic

untuk menilai variabel (X) dan variabel (Y).

Penelitian yang sifatnya verbal dan substantive artinya belum bisadiuji, oleh

karena itu harus diterjemahkan ke dalam hipotesis statistic yang sudah opersional.

Skala pengukuran untuk kedua variabel tersebut menggunakan skala ordinal

dengan teknik Linkert pada table berikut:

Tabel 3.3
Kriteria Jawaban dan Skor Nilai Pernyataan

No Bobot Nilai
Pernyataan
+

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Tanpa Pendapat (TP) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono dalam Satibi (2011:97)

92
3.2.5 Uji Validitas Data

Menurut Azwar (1986), validalitas berasal dari kata validity yang mempunyai

arti sejuah mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurannya. Selain itu Cooper dan Sehindler dalam Zulganef (2006) mengemukakan

validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur

memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti.

Sedangkan menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas berhubungan

dengan suatu perubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam

penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya

yang diukur. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh man

alat ukur yang digunakan dalam mengukur apa yang diukur.

Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS, teknik

pengujian sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan

validitas Pearson Product Moment. Analisis ini dengan cara mengkorelasikan

masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah pebjumlahan dari

keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkolerasi signifikan dengan skor total

menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam

mengungkapkan apa yang diungkapkan

Rumus validitas Pearson Product Moment:

93
n (∑Xi Yi ) − (∑Xi ). (∑Yi )
rxy =
√{n. ∑Xi2 − (∑X i )2 }. {n. ∑Yi2 − (∑Yi )2 }

Sumber : Sumiati (2005-2014:54) dalam bukunya Statistik

Dimana :

rxy = Koefisien korelasi

∑Xi = Jumlah skor item

∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden

Suatu item dikatakan valid apabila nilai r hasil hitung > dari nilai r tabel

product moment pearson dengan angka kepercayaan α dan db n-1

3.2.6 Uji Reliabilitas

Menurut Walizer (1987) reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengertian

dari reliability (reliabilitas) adalah keajegan pengukuran. Sugiharto dan Situnjak

(2006) menyatakan bahwa reliabilitas menunjukan pada sesuatu pengertian bahwa

instrument yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang

digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu

mengungkapkan informasi yang sebenarnya dilapangan. Ghozali (2009) menyatakan

bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur sesuatu kuesioner yang merupakan

indikator dari perubah atau konstruk, sesuatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal

94
jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu

ke waktu. Reliabilitas sesuatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya

prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang memiliki reliabiltas yang tinggi adalah

pengukuran yang dapat hasilkan data reliabel.

Pada hal ini peneliti menguji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha

Cronbach karena instrument penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat.

Rumus Alpha Cronbach

𝑘 ∑ 𝜎𝑖²
r11 = (𝑘−1) . (1 − )
𝜎²

Dimana:

r11 = Nilai reliabilitas


∑ 𝑆𝑖 = Jumlah varians skor tiap-tiap nilai
𝑆𝑡 = Varians total
k = Jumlah item

Varians butir itu sendiri dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

(∑ 𝑋𝑖)²
𝜎𝑖 ² = ∑ 𝑋𝑖² −
𝑁

Keterangan:

95
𝜎𝑖 ² = Varian butir pertanyaan ke –n (misalnya ke-1, ke-2,

dan seterusnya)

∑ 𝑋𝑖 = Jumlah skor jawaban subjek untuk butir pertanyaan ke – n

Berdasarkan rumus diatas, seluruh variabel reliable bila harga undek reabilitas

yang diperoleh paling tidak mencapai 0,6 sedangkan untuk tes-tes standar atau yang

distandarkan, harga indek reliabilitas paling tidak harus 0,90. Apabila dalam uji coba

ini sudah reliabel dan valid, maka dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka

pengumpulan data.

Lalu selanjutnya a dan b dapat dicari dengan menggunakan rumus :

(Ʃ𝑦𝑖 )(Ʃ𝑥𝑖 2 ) − (Ʃ𝑥𝑖 )(Ʃ𝑥𝑖 𝑦𝑖 )


𝑎=
𝑛 Ʃ𝑥𝑖 2 − (Ʃ𝑥𝑖 )2

𝑛 Ʃ𝑥𝑖 𝑦𝑖 − (Ʃ𝑥𝑖 )(Ʃ𝑦𝑖 )


𝑏=
𝑛 Ʃ𝑥𝑖 2 − (Ʃ𝑥𝑖 )2

Sumber: Conover (1980) yang dikutip oleh Sumiati dalam bukunya Statistik
(2015:57)

Istilah Analisis:

1. Signifikan yaitu data yang mempunyai makna, maksudnya dalam satu

item hasil perhitungan korelasi antar nilai item dengan totalnya

menunjukan koefisien korelasi yang signifikan, artinya hasil perhitungan

mempunyai makna atau arti penting.

96
2. Titik fokus digunakan untuk pengertian batasan antara signifikan dengan

non signifikan data hasil analisis yang telah dihitung.

3. Alpha α yaitu derajat kepercayaan α = 0,05 mempunyai arti bahwa tingkat

kepercayaan adalah 95% dan apabila terjadi kesalahan atau kekeliruan

dalam analisis dapat diberikan toleransi hanya sampai 5% dan dalam ilmu

sosial pada umumnya mempergunakan α = 0,05.

4. ρ = Lambang dari korelasi, sebagai symbol untuk mengetahui eratnya

hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat

(Y).

5. Setelah melakukan pengujian hipotesis dan jika hasilnya signifikan, maka

untuk menentukan keeratan hubungan kedua variabel dapat digunakan

kriteria koefisien determinasi Guildford (1956).

Tabel 3.4
Pedoman Interpretasi Validalitas Data

No Interval Koefisien Tingkat Hubungan

1 ≥ 0,00 ˂ 0,20 Hubungan yang sangat kecil

2 ≥ 0,20 ˂ 0,40 Hubungan yang kecil (tidak erat)

3 ≥ 0,40 ˂ 0,70 Hubungan yang moderet / sedang

4 ≥ 0,70 ˂ 0,90 Hubungan yang erat

5 ≥ 0,90 ˂ 1,00 Hubungan yang sangat erat

Sumber : Guildford dalam Imas Sumiati dengan bukunya Statistik


(2015:54)

97
3.2.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian

3.2.7.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada Puskesmas Sukamulya yang terletak di Jalan

Sultan Sjahrir no 597 Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Jawa Barat.

3.2.7.2 Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian/Diagram Gant

Tahun 2019
No. Kegiatan Bulan Juni Juli Agustus September
Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. TAHAP PERSIAPAN

Perizinan

Penjajagan

Pengajuan Judul

Studi Pustaka

TAHAP
2.
PENELITIAN

Observasi

Wawancara

98
Penyebaran Angket

Penarikan Angket

TAHAP
3.
PENYUSUNAN

Pengolahan Data

Analisis Data

Pembuatan Laporan

4. TAHAP PENGAJUAN

Sidang Ristek

Revisi Sidang Ristek

BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Kuantitatif hubungan Kualitas pelayanan terhadap Kepuasan

Masyarakat

Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai objek dan metode penelitian yang

digunakan. Dalam bab ini, penulis akan memaparkan hasil penelitian yang telah

dilakukan dan dilanjutkan dengan perhitungan statistic dan pengujian hipotesis.

99
Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya, bahwa penelitian ini menggunakan

data primer dengan menyebarkan kuisioner kepada responden. Penelitian dalam

penulisan ini pada puskesmas sukamulya kecamatan cigugur.. Dimana responden

penelitian adalah berjumlah 20 orang Hasil observasi angket dan hasil wawancara

merupakan data primer, yang selanjutnya akan peneliti olah analisa data, melalui

langkah-langkah berikut :

Uji Validitas

Langkah selanjutnya dilakukan dengan analisis item/uji validitas yang

dihitung dengan (SPSS). Kegunaannya adalah untuk memeriksa apakah data skor

angket tersebut memenuhu syarat untuk analisis selanjutnya atau tidak, jika tidak

maka data tersebut perlu di drop (dikeluarkan/tidak diikutsertakan dalam analisis

selanjutnya).

Analisis kedua variabel berdasarkan hasil angket yang telah disebarkan

kepada responden sebanyak 20 angket. Peneliti menyebarkan angket langsung kepada

responden secara langsung tatap muka dengan menjelaskan cara pengisiannya /

menjawabnya. Jumlah angket yang peneliti sebarkan sebanyak 20 angket yang terdiri

dari 8 item pernyataan dengan 8 item mengenai Variabel Kualitas pelayanan dan 8

item mengenai indikator Kepuasan Masyarakat Setelah angket terkumpul, data-data

tersebut diolah ke dalam bentuk Tabel Daftar Skor Jawaban Angket Variabel yang

dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini

100
Tabel 4.1
Daftar Skor Jawaban Angket Variabel (X) Kualitas Pelayanan

No KUALITAS PELAYANAN Skor


Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
1 4 4 4 5 4 4 4 4 33
2 3 4 4 4 4 4 5 4 32
3 4 5 5 5 5 5 4 5 38
4 2 3 3 3 5 3 4 3 26
5 4 5 5 5 5 5 5 5 39
6 4 5 2 2 4 2 3 2 24
7 2 3 3 3 5 3 4 3 26
8 3 4 4 4 5 4 5 4 33
9 2 2 2 2 4 2 3 2 19
10 2 2 2 5 4 2 3 2 22
11 2 3 3 3 3 3 4 3 24
12 3 5 2 2 3 2 3 2 22
13 4 3 3 3 3 3 4 3 26
14 3 4 2 5 3 2 3 2 24
15 4 5 5 3 5 5 4 5 36
16 3 2 2 3 3 2 3 2 20
17 3 4 3 4 3 3 4 3 27
18 3 4 4 4 4 4 5 4 32
19 2 4 4 3 4 4 5 4 30
20 4 4 3 2 3 3 3 3 25
JUMLAH 558

Sumber : hasil penelitian 2019

Hasil perhitungan dari seluruh jawaban responden melalui program

SPSS, mengenai koefisien Korelasi Range Spearman dari tiap-tiap item

dengan total skor variabel Kualitas Pelyanan, yaitu :

Tabel 4.2
Hasil Analisis Item Kualitas Pelayanan

101
No. Korelasi
r table Keterangan
Item Koefisien
1 0.472 0.359 Valid

2 0.577 0.359 Valid

3 0.959 0.359 Valid

4 0.532 0.359 Valid

5 0.609 0.359 Valid

6 0.959 0.359 Valid

7 0.797 0.359 Valid

8 0.959 0.359 Valid

Sumber: Hasil Penelitian 2019

Berdasarkan hasil angket yang dijabarkan ke dalam 8 item diperoleh

hasil analisis bagaimana pelaksanaan Kualitas pelayanan di puskesmas

sukamulya kecamatan cigugur dengan ketentuan Kualitas Sumber Daya

Manusia dituangkan melalui pernyataan positif, total skor dapat dihitung

sebagai berikut :

a. Total Skor Terendah yaitu:

8 item x 20 responden x 1 (nilai skor) = 160

102
b. Total Skor Rendah yaitu:

8 item x 20 responden x 2 (nilai skor) = 320

c. Total Skor Sedang yaitu:

8 item x 20 responden x 3 (nilai skor) = 480

d. Total Skor Tinggi yaitu:

8 item x 20 responden x 4 (nilai skor) = 640

e. Total Skor Tertinggi:

6 item x 23 responden x 5 (nilai skor) = 800

Hasil perhitungan total skor dari variabel Kualitas Pelayanan sebesar

558 sehingga bila digambarkan dalam tahapan kuartil akan diperoleh

gambaran sebagai berikut :

Terendah Rendah Sedang Tinggi Tertinggi

558
160 320 480 640 800
Gambaran 4.1

Sikap Responden terhadap Kualitas Pelayanan

Gambar menunjukkan, bahwa sikap responden terhadap variabel (X) Kualitas

Pelayanan berdasarkan perhitungan total skor angket berada pada kategori antara

sedang dan tinggi. Dapat dikatakan analisis dari sikap responden terhadap Kepuasan

103
menunjukkan sikap positif, jadi diketahui bahwa Kualitas Pelayanan sudah

dijalankan sesuai dengan indikator-indikator kualitas pelayanan tersebut.

Berikut ini adalah Tabel Daftar Skor Jawaban Angket Variabel Terikat yang

dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3
Daftar Skor Jawaban Angket Variabel (Y) Kepuasan Masyarakat

KEPUASAN MASYARAKAT
Skor
Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16
4 4 5 4 5 4 5 5 36
4 5 4 4 4 5 5 4 35
5 4 5 5 5 4 5 5 38
3 2 3 5 4 4 3 5 29
5 4 5 5 5 5 5 5 39
5 3 2 4 3 3 2 5 27
3 2 3 5 5 4 5 4 31
4 3 4 5 4 5 5 5 35
2 3 2 4 3 3 5 4 26
2 3 5 4 5 3 5 5 32
3 3 3 3 5 4 5 5 31
5 3 2 3 5 3 5 5 31
3 2 3 3 5 4 3 3 26
4 3 5 3 3 3 2 3 26
5 3 3 5 4 4 5 4 33
2 3 3 3 2 3 2 4 22
4 3 4 3 3 4 5 5 31
4 4 4 4 4 5 4 5 34
4 3 3 4 4 5 5 5 33
4 4 2 3 3 3 3 5 27
JUMLAH 622

Berikut ini adalah tabulasi korelasi skor item Koordinasi dengan

menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) :

104
1) Tabulasi Data Variabel Terikat (Y) Kepuasan Masyarakat

Hasil perhitungan dari seluruh jawaban responden melalui program SPSS,

mengenai koefisien Korelasi Range Spearman dari tiap-tiap item dengan total skor

variabel Kinerja Pegawai, yaitu :

Tabel 4.4
Hasil Analisis Item Kinerja Pegawai

No. Korelasi
r table Keterangan
Item Koefisien
9 0.512 0.359 Valid

10 0.586 0.359 Valid

11 0.600 0.359 Valid

12 0.600 0.359 Valid

13 0.543 0.359 Valid

14 0.716 0.359 Valid

15 0.671 0.359 Valid

16 0.482 0.359 Valid

Sumber: Hasil Penelitian 2019

Berdasarkan hasil angket yang dijabarkan ke dalam 8 item diperoleh hasil

analisis bagaimana pelaksanaan kepuasan masyarakar dalam tanggapan puskesmas

105
sukamulya kecamatan cigugur dituangkan melalui pernyataan positif, total skor dapat

dihitung sebagai berikut :

f. Total Skor Terendah yaitu:

8 item x 20 responden x 1 (nilai skor) = 160

g. Total Skor Rendah yaitu:

8 item x 20 responden x 2 (nilai skor) = 320

h. Total Skor Sedang yaitu:

8 item x 20 responden x 3 (nilai skor) = 480

i. Total Skor Tinggi yaitu:

8 item x 20 responden x 4 (nilai skor) = 640

j. Total Skor Tertinggi:

7 item x 23 responden x 5 (nilai skor) = 800

Hasil perhitungan total skor dari variabel Kepuasan Masyarakat

sebesar 622 sehingga bila digambarkan dalam tahapan kuartil akan diperoleh

gambaran sebagai berikut :

Terendah Rendah Sedang Tinggi Tertinggi

622
160 320 480 640 800

Gambaran 4.2

106
Sikap Responden terhadap kepuasan Masyarakat

Gambar menunjukkan, bahwa sikap responden terhadap variabel (Y)

kepuasan Masyarakat berdasarkan perhitungan total skor angket berada pada

kategori antara sedang dan tinggi. Dapat dikatakan analisis dari sikap responden

terhadap kepuasan masyarakat menunjukkan sikap positif, jadi diketahui bahwa

kepuasan masyarakat sudah sudah terpenuhi .

Uji Reabilitas

Setelah peneliti melakukan validitas dilanjutkan kepada uji reliabilitas yakni

untuk mengecek atau mengetahui apakah kedua variabel yang digunakan peneliti

reliabilitas atau tidak. Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan

(keterandalan dan keajegan).

Semua variabel reliabilitas bila harga indeks reliabilitas yang diperoleh paling

tidak mencapai 0,6. Apabila dalam uji coba ini sudah reliabel dan valid, maka dapat

digunakan untuk pegukuran dalam rangka pengumpulan data.

Hasil hitung reliabilitas dengan bantuan program SPSS adalah sebagai berikut :

107
Tabel 4.5
Uji Reliabilitas Variabel (X) Kualitas pelayanan

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.781 9
Sumber: Hasil Hitung SPSS 2019

Tabel 4.6
Uji Reliabilitas Variabel (Y) Kepuasan Masyarakat

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.746 9

Sumber: Hasil Hitung SPSS 2019

Selanjutnya uraian mengenai tingkat reliabilitas data angket tersebut dapat


dilihat pada tabel berikut:

108
Tabel 4.7
Reliabilitas Variabel hubungan antaran kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Masyarakat

Kriteria
Variabel Nilai Reliabilitas Keterangan
Reliabilitas
Kualitas 0,781 0,60 Reliabel
Pelayanan
Kepuasaan 0,746 0,60 Reliabel
Masyarakat
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2019

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa standar item alpha variabel

Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Masyarakat berada pada standar indeks reliabilitas,

artinya data tersebut dinyatakan reliabel dan dapat dipandang mewakili atau paling

tidak mendekati variabel yang diukur. Dengan demikian indikator-indikator Kualitas

Pelayanan sebagai alat analisis yang digunakan untuk mengukur variabel Kepuasan

Masyarakat sudah tepat.

Uji Regresi

Analisis regresi digunakan untuk melakukan analisis data yang terdiri lebih

dari satu variabel , dimana terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat.

Hubungan fungsional antara kedua variabel dapat dinyatakan dalam bentuk regresi

linier sederhana sedangkan untuk satu variabel terikat dan beberapa variabel bebas

dinyatakan dalam bentuk regresi multipel.

109
Misalkan kita memiliki perubah bebas X.1, X.2, X.3,....., Xn dan satu

perubahan tak bebas Y. Kita ingin melihat bagaimana pola pengaruh antara

perubahan bebas dengan perubahan tak bebasnya dengan menggunakan analisis

regresi.

Tabel 4.8
Uji Koefisien Regresi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


Square Estimate

1 .851a .725 .709 2342.15626 1.212

a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan (X)


b. Dependent Variable: Kepuasan Pelayanan (Y)

Sumber: Hasil Hitung SPSS 2019

Dari tabel diatas didapatkan nilai R2 = 0,851 atau 85.10% (adalah

pengkuadratan dari koefisien korelasi 0,851 x 0,851 = 0,724), R square bisa disebut

koefisien determinasi yang artinya bahwa kontribusi variabel Kualitas pelayanan

terhadap Kepuasan Masyarakat adalah sebesar 85.1 % variabel (Y) bisa dijelaskan

oleh suatu variabel bebas (X) diatas sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain

(100% - 85.1% = 14.9%) R Square berkisar pada angka 0 sampai dengan 1, dengan

catatan semakin kecil angka R Square maka semakin lemah pengaruh kedua variabel

tersebut.

110
Keeratan pengaruh kedua variabel atau hubungan dapat dilihat pada gambar

berikut :

Py𝜀 = 14.9 %
Pyx= 85.1%

X Y

Gambar 4.3
Paradigma Pengaruh X terhadap Y
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2019

Keterangan :

X : Variabel Kualitas Pelayanan

Y : Variabel Kepuasan Masyarakat

𝜀 : Variabel Lain diluar Koordinasi yang berpengaruh terhadap


Kepuasan Masyarakat
Pyx : Hubungan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan

Masyarakat

Py𝜀 : Pengaruh Variabel lain diluar penelitian

Dijelaskan oleh suatu variabel bebas (X) diatas sedangkan sisanya dijelaskan

oleh variabel lain (100% - 85.1 % = 14.9 %) R Square berkisar kepada angka 0

111
sampai dengan 1, dengan catatan semakin kecil angka R Square maka semakin lemah

pengaruh kedua variabel.

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang kecil

yaitu 0,851 atau 85.1 % Variabel Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Masyarakat

pada Puskesmas Sukamulya kecamatan Cigugur mempunyai pengaruh yang sangat

kuat.

Tabel 4.9
Uji Model

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 259927459.343 1 259927459.343 47.383 .000b

1 Residual 98742527.207 18 5485695.956

Total 358669986.550 19

a. Dependent Variable: Kepuasan Pelayanan (Y)


b. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan (X)

Sumber: Hasil Hitung SPSS 2019

Dengan Hipotesis :

H0 : Model regresi tidak dipakai untuk memprediksi Y1

H1 : Model regresi bisa digunakan untuk memprediksi nilai Y1

Dari uji ANOVA atau Ftabel didapat F hitung adalah 47.383 dengan tingkat

signifikan 0,000. Karena (47.383) < 0,005 maka hipotesis ditolak, artinya model

regresi diatas bisa digunakan untuk prediksi nilai Y.

112
Tabel 4.10
Persamaan Regresi

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize t Sig. Collinearity
Coefficients d Statistics
Coefficients
B Std. Error Beta Toleranc VIF
e
(Constant) 8302.523 1777.824 4.670 .000
1 Kualitas Pelayanan .660 .096 .851 6.884 .000 1.000 1.000
(X)
a. Dependent Variable: Kepuasan Pelayanan (Y)
Sumber: Hasil Hitung SPSS 2019

Tabel diatas menggunakan persamaan regresi :

Y = 8302.523+ 0,660 X

Uji t untuk menguji signifikan konstranta dan variabel dependent (variabel

bebas). Adapun rumusan hipotesis untuk kasus ini adalah :

H0 : Koefisien regresi tidak berarti dalam model

H1 : Koefisien regresi berarti dalam model

Dasar pengambilan Keputusan :

Dengan membandingkan statistik hitungan dengan statistik tabel (Uji

T) :

 Jika nilai sig < 0,05, atau Thitung > Ttabel, maka terdapat

pengaruh variabel X terhadap variabel Y (maka H0 diterima)

113
 Jika nilai sig > 0,05, atau Thitung < Ttabel, maka tidak terdapat

pengaruh variabel X terhadap variabel Y (maka H0 ditolak)

Dasar Probabilitas dengan membandingkan statistik hitungan dengan

statistik tabel (Uji F) :

 Jika nilai sig < 0,05, atau Fhitung > Ftabel, maka terdapat

pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y (maka

H0 diterima)

 Jika nilai sig > 0,05, atau Fhitung < Ftabel, maka tidak terdapat

pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y (maka

H0 ditolak).

Berdasarkan perhitungan statistik tabel Coefficients diatas diketahui nilai Sig

0,000 < 0,05 dan nilai Thitung sebesar 6.884 > Ttabel 2,093. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa maka H1 diterima yang berarti “terdapat pengaruh” Kualitas pelayanan

terhadap kepuasan Masyarakat.

Berdasarkan output diatas dari perhitungan statistik tabel ANOVA diketahui

nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai Fhitung sebesar 47.383 > Ftabel 4,35

sehingga dapat disimpulkan bahwa “terdapat pengaruh kualitas Pelayanan secara

simultan” terhadap Kepuasan Masyarakat.

114
4. Analisis Koefisien Determinasi

Selanjutnya peneliti melakukan uji koefisien determinasi untuk mengetahui

pengaruh Good Governance terhadap Kinerja Organisasi pada Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan Kabupaten Kuningan.

KD = rs 2 x 100%

= 0,851

= 85.1%

Hasil diatas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang besar

yaitu 0,851 atau 85,1% Variabel Kualitas pelayanan terhadap kepuasan

Masyarakat pada puskesmas sukamulya kecamatan cigugur.

115
116
117

Anda mungkin juga menyukai