Anda di halaman 1dari 10

1.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KESEHATAN


Menurut L.W.Green,di dalam Notoatmodjo ( 2003 ) faktor penyebab
masalah kesehatan adalah faktor perilaku dan faktor non perilaku. Faktor
perilaku khususnya perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor,
yaitu :
1.Faktor-faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Adalah faktor yang terwujud dalam kepercayaan, kayakinan, nilai-nilai
dan juga variasi demografi, seperti : status ekonomi, umur, jenis
kelamin dan susunan keluarga. Faktor ini lebih bersifat dari dalam diri
individu tersebut.

a.Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sngat penting
untuk terbentuknya perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni:
1) Awareness (kesadaran)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2) Interest (merasa tertarik)
Tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap
subjek sudah muali timbul.
3) Evaluation(menimbang-nimbang)
Menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik
lagi.
4)Trial
Dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
5)Adoption
Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
b.Keyakinan
Keyakinan adalah pendirian bahwa suatu fenomena atau objek benar
atau nyata. Kebenaran adalah kata-kata yang sering digunakan untuk
mengungkapkan atau menyiratkan keyakinan agar terjadi perubahan
perilaku.
1) Seseorang harus yakin bahwa kesehatannya terancam
2) Orang tersebut harus merasakan potensi keseriusan kondisi itu
dalam bentuk nyeri atau ketidaknyamanan, kehilangan waktu
untuk bekerja, kesulitan ekonomi.
3) Dalam mengukur keadaan tersebut, orang yang bersangkutan
harus yakin bahwa manfaat yang berasal dari perilaku sehat
melebihi pengeluaran yang harus dibayarkan dan sangat
mungkin dilaksanakan serta berada dalam kapasitas
jangkauannya.
4) Harus ada “isyarat kunci yang bertindak” atau suatu kekuatan
pencetus yang membuat orang itu merasa perlu mengambil
tindakan.
c. Nilai
Secara langsung bahwa nilai-nilai perseorangan tidak dapat
dipisahkan dari pilihan perilaku. Konflik dalam hal nilai yang
menyangkut kesehatan merupakan satu dari delema dan tantangan
penting bagi para penyelenggara pendidikan kesehatan.
d. Sikap
Sikap merupakan salah satu di antara kata yang paling samar namun
paling sering digunakan di dalam kamus ilmu-ilmu perilaku. Sikap
sebagai suatu kecenderung jiwa atau perasaan yang relatif tetap
terhadap kategori tertentu dari objek, atau situasi ( Notoatmodjo,
2003).

2. Faktor-faktor Pemungkin (Enambling Factors)


Adalah faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik,
termasuk di dalamnya adalah berbagai macam sarana dan prasarana,
misal : dana, transportasi, fasilitas, kebijakan pemerintah dan lain
sebagainya.
a. Sarana
adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang
berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan
pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang
berhubungan dengan organisasi kerja.
b. Prasarana
adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang
dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini
tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan
dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.
1) Dana
merupakan bentuk yang paling mudah yang dapat
digunakan untuk menyatakan nilai ekonomis dan karena
dana atau uang dapat dengan segera dirubah dalam
bentuk barang dan jasa.
2) Transportasi
adalah pemindahan manusia, hewan atau barang dari
satu
tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah
wahana yang digerakkan oleh manusia dan atau mesin.
Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia
dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
3) Fasilitas
adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya
dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu
tujuan.
4) Kebijakan Pemerintah
yaitu suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama
yang harus ditaati dan berlaku mengikat seluruh
warganya. Setiap pelanggaran akan diberi sanksi sesuai
dengan bobot pelanggarannya yang dilakukan dan
sanksi dijatuhkan didepan masyarakat oleh lembaga
yang mempunyai tugas menjatuhkan sanksi

2. Faktor-faktor Pendukung (Reinforcing Factors)


faktor-faktor ini meliputi : faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,
tokoh agama, sikap dan perilaku petugas termasuk petugas kesehatan,
undang – undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah
daerah yang terkait dengan kesehatan.
a. Sikap
adalah kecenderungan bertindak berpersepsi, berpikir, dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku,
tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara
tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang,
tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.
b. Tokoh Masyarakat
Adalah orang yang dianggap serba tahu dan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap masyarakat . Sehingga segala tindak-tanduknya
merupakan pola aturan patut diteladani oleh masyarakat.
c. Tokoh Agama
adalah panutan yang merepresentasikan kegalauan umatnya dan
persoalan yang sudah diungkap oleh para tokoh agama menjadi
perhatian untuk diselesaikan dan dicarikan jalan keluarnya.
d. Petugas Kesehatan
merupakan tenaga profesional, seyogyanya selalu menerapkan etika
dalam sebagian besar aktifitas sehari-hari. Etika yang merupakan suatu
norma perilaku atau biasa disebut dengan asas moral, sebaiknya selalu
dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat kelompok manusia
( Notoatmodjo, 2003 ).
PRILAKU YANG TDK MENUNJANG
KESEHATAN

Apa itu gaya hidup tidak sehat?


Gaya hidup tidak sehat adalah suatu gaya hidup di mana
seseorang melakukan kegiatan yang merugikan kesehatannya.
Gaya hidup ini menjadi kebiasaan yang dilakukan secara berulang.
Adapun bentuk gaya hidup tidak sehat yang umumnya dilakukan,
antara lain:
1. Pola makan yang buruk
Pola makan menjadi faktor terbesar dalam gaya hidup yang
memiliki pengaruh langsung pada kesehatan. Akan tetapi, banyak
orang yang menjalani pola makan yang buruk terutama dengan
mengonsumsi makanan tak sehat, seperti halnya junk food. Hal ini
bisa membuat Anda kekurangan gizi. Selain itu, makan terlalu
banyak atau terlalu cepat juga termasuk ke dalam pola makan
yang buruk.
2. Kurang aktif bergerak
Jarang atau tidak berolahraga sama sekali juga menjadi salah satu
bentuk gaya hidup tidak sehat. Ketika tubuh kurang aktif bergerak,
maka dapat menjadi lebih mudah lelah, pegal-pegal, dan
cenderung memiliki risiko penyakit kronis yang tinggi.
3. Kebiasaan tidur yang buruk
Tidur tentu penting dalam menunjang kesehatan. Oleh sebab itu,
memiliki kebiasaan tidur yang buruk, misalnya begadang, dapat
berpengaruh terhadap kesehatan fisik maupun mental seseorang.

4. Kecanduan perangkat teknologi


Perangkat teknologi, seperti halnya tv, handphone atau komputer
memang dapat memfasilitasi kehidupan manusia. Namun, jika
digunakan secara berlebihan bisa memunculkan dampak yang
buruk. Hal ini dipicu oleh terpancarnya sinar biru atau blue
light dalam jumlah yang signifikan dari perangkat
tersebut. Paparan blue light tersebut dapat memengaruhi pola
tidur maupun merusak penglihatan.

5. Merokok
Sudah bukan rahasia lagi jika merokok termasuk dalam gaya
hidup tidak sehat. Kebiasaan merokok dikaitkan dengan berbagai
masalah kesehatan, seperti penyakit kardiovaskular, asma, kanker,
dan cedera otak. Aktivitas ini juga dapat menjadi candu yang tak
mudah dihilangkan.

6. Kecanduan obat-obatan
Kecanduan obat-obatan dapat membahayakan tubuh. Obat
pereda nyeri (painkiller), seperti opioid kerap digunakan
sembarangan tanpa resep dokter. Hal ini bisa memberi efek yang
berbahaya pada tubuh, antara lain masalah pada ingatan,
kurangnya kesadaran, masalah pada koordinasi tubuh,
kebingungan, depresi, dan overdosis.

Apa saja efek dari gaya hidup tidak sehat


terhadap tubuh?
Memiliki gaya hidup yang tak sehat bisa mendatangkan berbagai
macam masalah kesehatan baik fisik maupun mental. Hal ini dapat
ditandai dengan sulit tidur, bertambahnya atau menurunnya berat
badan secara tiba-tiba, sering merasa lemas, mengorok, jarang
buang air besar, sering gatal-gatal, bibir pecah-pecah terutama di
sudut mulut, dan lainnya. Adapun efek dari gaya hidup tidak sehat
yang bisa terjadi pada Anda:

 Gangguan suasana hati


 Masalah penglihatan, seperti rabun jauh

 Masalah sendi dan tulang, seperti osteoporosis dan asam


urat
 Impotensi

 Kecemasan

 Kurang gizi

 Kolesterol

 Hipertensi

 Gagal ginjal

 Diabetes

 Sirosis hati

 Obesitas

 Terkena penyakit sindrom metabolik

 Depresi

 Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK)

 Penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung, penyakit


jantung koroner, stroke, aritmia, trombosis vena dalam
(DVT)

 Kanker

 Kematian

Tentu saja Anda tidak ingin merasakan efek tersebut bukan? Oleh
sebab itu, mulailah mengubah gaya hidup tak sehat yang Anda
lakukan dari sekarang. 
Bagaimana mengatasi gaya hidup tidak sehat?
Mengubah gaya hidup memang tidaklah mudah, namun Anda
harus melakukannya demi kesehatan diri sendiri. Adapun tips
mengatasi gaya hidup tidak sehat di antaranya:

 Mengonsumsi makanan yang sehat


Mulailah mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, seperti
sayur, buah, daging, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Pastikan
Anda juga menerapkan aturan isi piring dengan gizi seimbang
agar mendapat nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Selain itu, jangan
makan terlalu banyak atau terlalu cepat karena dapat
memengaruhi kesehatan pencernaan.

 Mengonsumsi vitamin
Siapa bilang mengonsumsi vitamin tidaklah penting? Suplemen
tersebut dapat membantu Anda mencukupi asupan vitamin
harian. Vitamin A, C, dan E menjadi vitamin yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Vitamin tersebut dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah stres
oksidatif (ketidakseimbangan kadar antioksidan dan radikal bebas
dalam tubuh), mengurangi risiko penyakit kronis, mencegah
penuaan, menjaga kesehatan mata, dan mempercepat pemulihan
setelah sakit. Suplemen ini sangatlah diperlukan terutama bagi
Anda yang belum yakin dapat memenuhi asupan vitamin dari
makanan.

 Olahraga teratur
Agar tubuh sehat, cobalah melakukan olahraga secara
teratur minimal 30 menit dalam sehari. Belum ada bukti penelitian
yang menyepakati kapan waktu yang tepat untuk berolahraga.
Namun, yang jelas kegiatan ini penting untuk dilakukan baik pada
pagi, sore, atau malam hari daripada tidak sama sekali.Hal yang
terpenting, yaitu menyesuaikan waktu olahraga dengan waktu
yang Anda miliki. Menggerakan tubuh bisa membuat kondisi Anda
lebih bugar dan prima. Selain itu, Anda juga dapat terhindar dari
kelebihan berat badan. Di era new normal ini, Kemenpora
menerbitkan protokol kesehatan dalam memulai kembali kegiatan
olahraga dengan tetap menjaga jarak, menghindari kerumunan,
dan mencuci tangan.

 Batasi pemakaian perangkat teknologi


Selalu batasi pemakaian perangkat teknologi, misalnya satu hari
tidak lebih dari 3 jam terutama pada anak-anak. Akan tetapi, jika
penggunaan perangkat memang harus dilakukan konstan,
khususnya pada pekerja kantoran, maka ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan.Anda harus menerapkan aturan 20-20-20, yaitu
setiap 20 menit melihat suatu objek yang jauhnya 20 kaki (6
meter) selama 20 detik untuk mengistirahatkan mata. Selain itu,
pasanglah filter blue light pada layar perangkat teknologi yang
Anda gunakan. Anda juga bisa menggunakan kacamata antiradiasi
untuk meminimalkan paparan sinar biru.

 Cukup tidur
Tidur dengan cukup dapat mengembalikan energi tubuh dan
membuat Anda lebih segar ketika bangun di pagi hari. Orang
dewasa harus mencukupi kebutuhan tidurnya yaitu 7-8 jam per
hari. Hentikan kebiasaan begadang dengan mengkondisikan
tempat tidur senyaman mungkin, atur pencahayaan kamar redup,
dan hindari mengonsumsi kafein agar dapat tertidur nyenyak.

 Berhenti merokok
Hentikanlah kebiasaan merokok agar Anda lebih sehat. Setiap kali
ingin merokok, cobalah alihkan perhatian. Anda bisa mengunyah
permen karet tanpa gula, minum air putih, menyikat gigi,
memainkan pulpen, atau melakukan hal lainnya. Ingatlah pula
tujuan Anda untuk berhenti merokok.

 Tidak menggunakan obat-obatan sembarangan


Anda bisa mengonsumsi obat bebas resep yang dibeli di apotek
untuk keluhan tertentu. Namun, apabila obat memerlukan resep
dokter, maka Anda tidak boleh menggunakannya sembarangan.
Gunakanlah obat tersebut hanya jika disarankan oleh dokter. Di
samping itu, jika Anda sudah kecanduan obat-obatan, Anda bisa
melakukan pendaftaran rehabilitasi pada lembaga yang
berwenang.Menerapkan gaya hidup sehat membutuhkan
komitmen dan kemauan yang kuat. Ingatlah bahwa menerapkan
gaya hidup sehat sangat bermanfaat bagi diri sendiri. Yuk, mulai
terapkan gaya hidup ini dari sekarang agar Anda senantiasa tetap
sehat!

PENGERTIAN/DEFENISI
Perilaku kesehatan merupakan keadaan diri seseorang dalam melakukan sesuatu
seperti bertindak, bersikap, berpikir, dan memberikan umpan balik atau respon pada
suatu hal dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Respon tersebut dapat
berupa respon aktif dan pasif. Respon aktif yaitu tindakan yang langsung dilakukan
dan respon pasif yaitu tindakan dalam bentuk berpikir atau berpendapat

Perilaku menurut Skinner merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap


stimulus, yang dibedakan menjadi dua:

1. Perilaku tertutup (covert behaviour),  apabila respons tersebut terjadi dalam


diri sendiri, dan sulit diamati dari luar (orang lain) yang disebut dengan
pengetahuan (knowledge) dan sikap (attitude).
2. Perilaku Terbuka (Overt behaviour), apabila respons tersebut dalam bentuk
tindakan yang dapat diamati dari luar (orang lain) yang disebut praktek (practice)

Perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespon, maka teori Skinner ini disebut teori ‘S-O-R” (Stimulus-
Organisme-Respons). Berdasarkan batasan dari Skinner tersebut, maka dapat
didefinisikan bahwa  perilaku adalah kegiatan  atau aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang dalam rangka pemenuhan keinginan, kehendak, kebutuhan, nafsu, dan
sebagainya. Kegiatan ini mencakup :

1. Kegiatan kognitif: pengamatan, perhatian, berfikir yang disebut Pengetahuan


2. Kegiatan emosi: merasakan, menilai yang disebut Sikap (afeksi)

3. Kegiatan  konasi: keinginan, kehendak   yang disebut tindakan (practice)


 
Perilaku kesehatan adalah suatu repson seseorang (organisme) terhadap stimulus
atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan dan minuman serta lingkungan. Dalam konteks pelayanan kesehatan,
perilaku kesehatan dibagi menjadi dua: 1) Perilaku masyarakat yang dilayani atau
menerima pelayanan (consumer), Perilaku pemberi pelayanan atau petugas
kesehatan yang melayani (provider).

Anda mungkin juga menyukai