Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ketrin Eunike Bolla

Kelas : IX A

GAYA BELAJAR DI MASA PANDEMI

Berikut ini adalah 3 gaya belajar di masa pandemi :


1. Gaya Belajar Visual
Sesuai dengan namanya, seseorang yang memiliki gaya belajar visual akan cenderung lebih
mudah menyerap, mengatur, dan mengolah suatu informasi melalui indera penglihatan atau
dengan cara melihat. Seseorang yang memiliki gaya belajar ini biasanya memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: Lebih mudah mengingat sesuatu yang dilihat daripada yang didengar Lebih
suka membaca daripada dibacakan Teliti terhadap detail Seorang perencana dan pengatur
jangka panjang yang baik Suka mempelajari materi dengan cara membaca catatan dan
membuat ringkasan Namun di sisi lain, seseorang dengan gaya belajar ini sering kesulitan
mengingat instruksi yang hanya diucapkan secara verbal. Hal itu yang membuatnya sering lupa
menyampaikan pesan yang sifatnya verbal kepada orang lain.
2. Gaya Belajar Auditori.
Gaya belajar auditori memiliki kecenderungan dalam mengolah informasi yang banyak
dipengaruhi oleh indra pendengaran. Oleh karena itu, bagi seseorang yang memiliki gaya
belajar ini, sangat membutuhkan suasana belajar yang kondusif karena sulit menyerap informasi
di tengah keributan. Ciri-ciri lainnya adalah: Suka sekali melakukan diskusi dan menjelaskan
sesuatu dengan panjang lebar Suka berbicara sendiri Lebih menyukai musik daripada seni lukis
atau patung Suka mengikuti kegiatan seminar atau ceramah. Karena orang yang memiliki gaya
belajar auditori lebih mudah mengingat sesuatu yang didiskusikan daripada dilihat, hal ini
membuatnya menjadi cenderung malas membuat catatan.
3. Gaya Belajar Kinestetik
Seseorang dengan gaya belajar kinestetik cenderung lebih mudah menyerap, mengatur, dan
mengolah suatu informasi melalui sentuhan dan gerakan tubuh. Misalnya saat berpikir tentang
sesuatu, mereka terbiasa melakukan gerakan khusus seperti jalan mondar-mandir, mengetuk-
ngetuk jari ke meja, atau menggoyangkan kaki. Baca juga: Mahasiswa, Ini Trik Belajar Efektif
untuk 3 Gaya Belajar Ciri-ciri dari seseorang dengan gaya belajar kinestetik adalah: Sangat
senang dengan kegiatan praktik Tidak mudah terganggu dengan situasi keributan Sering
menggunakan isyarat tubuh ketika bicara atau menjelaskan sesuatu Suka menyentuh untuk
mendapat perhatian. Karena suka bergerak, akan sulit jika mereka diminta untuk duduk diam
dalam waktu yang lama. Dan kalau gerakan yang dilakukan terlalu ekstrim, kadang sering
dianggap mengganggu orang lain.
Nama : Ketrin Eunike Bolla
Kelas : IX A
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Teks Inspiratif
Contoh Teks Inspiratif
Teks Cerita Inspiratif
Kentang, Telur, dan Biji Kopi
Ada seorang anak yang mengeluh kepada ayahnya bahwa hidupnya menderita. Dia tidak
tahu harus bagaimana lagi. Dia lelah terus berjuang setiap saat. Sepertinya masalah tidak
ada habisnya, silih berganti datang. Satu masalah selesai muncul lagi masalah lainnya.
Sang ayah, seorang juru masak, membawanya ke dapur. Dia mengisi tiga panci dengan air
dan meletakkannya di atas api. Setelah air dalam ketiga panci itu mulai mendidih, dia
meletakkan kentang di panci pertama, telur di panci kedua, dan bubuk kopi di panci ketiga.
Kemudian duduk kembali dan menunggu tanpa berkata sepatah pun kepada putrinya. Sang
anak menggerutu dan menunggu tidak sabar, menduga-duga yang dikerjakan ayahnya.
Setelah 20 menit dia mematikan api. Dia mengambil kentang dan meletakkannya ke dalam
mangkuk. Dia mengambil telur dan meletakkannya ke dalam mangkuk. Setelah itu
mengambil rebusan air kopi dan dimasukkan ke dalam cangkir. Dia menoleh ke putrinya
dan bertanya. "Nak, apa yang kamu lihat?" "Kentang, telur, dan kopi", dia cepat menjawab.
"Lihat lebih cermat", kata ayahnya, "Pegang kentang itu." Sang anak melakukannya dan
kentangnya sudah empuk.
Kemudian dia diminta mengupas telur, dia mengamati telur rebusnya keras. Akhirnya dia
diminta menghirup aroma kopi yang harum hingga membuatnya tersenyum.
"Ayah, apa maksud semua ini?" tanyanya. Sang ayah kemudian menjelaskan bahwa
kentang, telur, dan kopi menghadapi tantangan yang sama, air mendidih. Namun, masing-
masing bereaksi berbeda. Kentang yang keras setelah masuk ke dalam air mendidih
berubah menjadi lembut dan lemah. Telur yang rapuh yang hanya dilapisi cangkang tipis
saat dimasukkan ke dalam air mendidih isi telur berubah menjadi keras. Yang unik adalah
gilingan biji kopi. Setelah dimasukkan ke dalam air mendidih, mengubah air menjadi
sesuatu yang baru. "Yang mana kamu?" tanyanya kepada putrinya. "Saat tantangan dan
kesulitan mengetuk pintumu, bagaimana tanggapanmu? Apakah kamu kentang, telur, atau
biji kopi?" Anakku, dalam hidup ini segala sesuatu terjadi di sekitar kita. Akan tetapi, kita lah
yang menentukan akan menjadi apa, menjadi lebih lemah, lebih kuat, atau menjadi sesuatu
yang baru? Kamu pilih yang mana?
Nama : Ketrin Eunike Bolla
Kelas : IX A
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Teks Inspiratif
Contoh Teks Inspiratif
Jangan Buang Waktumu Untuk Mengeluh
Pada sebuah desa hidup seorang cendekiawan, di mana setiap hari cendekiawan tersebut
menerima keluhan yang diucapkan oleh banyak warga desa. Hal tersebut terus berulang-
ulang hingga membuat cendekiawan melakukan sebuah tindakan.

Ia mulai mengumpulkan semua orang desa dan menceritakan sebuah lelucon. Semua
orang ketika tertawa dengan lelucon yang dibawakan cendekiawan tersebut. Hari kedua
cendekiawan kembali mengumpulkan orang-orang desa kembali.

Cendekiawan tersebut masih menceritakan lelucon yang sama dengan hasil akhir para
penduduk desa menjadi tertawa terpingkal-pingkal. Hari ketika cendekiawan kembali
menceritakan lelucon yang sama. Namun respons yang diberikan oleh penduduk desa
sedikit berbeda dari dua hari sebelumnya.

Salah satu penduduk desa mulai bertanya kenapa cendekiawan membacakan cerita
lelucon yang sama. Mereka merasa bosan dengan lelucon yang sama dan dibacakan oleh
cendekiawan tersebut.

Cendekiawan pun menjawab dengan sedikit kalimat “jika pada lelucon yang sama kalian
bisa bosan dan tak bisa tertawa kembali, namun kenapa dengan masalah yang sama tetap
saja bisa buat kalian menangis,”

Artinya penduduk desa tersebut terlalu memikirkan satu masalah dalam hidupnya tanpa
mencari jalan keluar. Yang mereka hanyalah mengeluh, mengeluh dan mengeluh tanpa
ada tindakan.

Tanpa sadar kita juga sering seperti para penduduk desa yang suka mengeluh terhadap
masalah yang sedang di hadapi. Bahkan kita kerap berfokus terhadap masalah bukan
bagaimana cara untuk menyelesaikannya.

Hal inilah yang membuat kita tetap berada diposisi yang sama. Jika mungkin kita berani
mencoba untuk menyelesaikan masalah. Maka mungkin saja kebiasaan mengeluh sudah
tidak ada dalam diri kita.

Ayo mulai sekarang cobalah untuk lebih banyak mencari jalan keluar dari masalah daripada
berpusing ria terhadap permasalahan yang sedang dialami dan tak memikirkan bagaimana
cara menyelesaikannya.

Anda mungkin juga menyukai