A. Cerita inspiratif ialah salah satu bentuk teks narasi yang memberikan kebaikan kepada
orang yang membacanya. Ceritanya berisi cerita yang baik dapat menggunggah
perasaan, memberi kesan yang mendalam bahkan dalam tingkat yang lebih tinggi mampu
membuat seseorang berjanji pada dirinya untuk menjadi seperti yang dibacanya.
Hari ini Putri berulang tahun yang ke 14. Biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu akan
memasak makanan kesukaannya dan ayah akan memberikan hadiah. Begitu bel pulang
sekolah berbunyi, Putri langsung bergegas pulang, berharap kejutan dari orang tuanya.
Tapi hari itu ternyata adik Putri sedang sakit, sehingga ibu repot merawat anaknya yang
sakit. Otomatis, sirnalah harapan putri untuk makan makanan kesukaannya.
Putri kesal pada orangtuanya karena merasa tidak diperhatikan. Ia lalu pergi dari rumah
menuju ke taman sambil marah-marah. Tidak lama kemudian, perutnya mulai melilit
karena lapar.
Saat itu hanya ada tukang bakso keliling yang berjualan di taman. Putri pun mendekati
tukang bakso itu, sayangnya ia tak memiliki uang. Melihat wajah Putri yang memelas,
tukang bakso itu menawarinya semangkuk bakso gratis.
Sambil memakan semangkuk bakso itu, tiba-tiba air mata putri menetes. Abang tukang
bakso pun bertanya, ‘Kenapa nangis, Neng?’
‘Sebenarnya ini hari ulang tahunku, aku terharu, abang yang baru kenal malah baik
banget,” jawab Putri. “Orang tuaku malah ngga peduli.’
‘Ya kalo abang yang baru kasih Neng makan sekali aja udah bikin terharu, apalagi orang
tua Neng yang udah bertahun-tahun kasih makan. Jangan ngeremehin orang tua sendiri
Neng, nanti nyesel lho!’ kata abang tukang bakso.
Putri pun mendengarkan nasihat abang bakso itu dan pulang. Sampai di rumah, ia
meminta maaf pada ibunya.
Baca dan pahami cerita Inspiratif berikut!
Suatu masa, terdapat anak lelaki yang sering mengeluh kepada Ayahnya yang
seorang petani. Dia lelah harus berjuang pergi ke sekolah puluhan kilo meter dengan jalan
kaki. Lalu, Sang Ayah mengajaknya ke dapur, menyalakan kompor, lalu mendidihkan air dan
memasukan kentang, telur, dan biji kopi secara bergantian.
Setelah selesai memasak ketiga benda tersebut, Sang Ayah memasukannya ke tiga
mangkuk yang berbeda.
“Nak, apa yang kamu lihat di depanmu?” tanyanya
“Kentang, telur, san kopi, Yah”
“Lihat tekturnya lebih seksama. Apakah ada yang berubah?”
“Kentang berubah menjadi lembut, telur berubah jadi keras, dan biji kopi berubah jadi
kopi. Apa maksudnya, Yah?”
Ayah pun tersenyum dan menjelaskan bahwa kentang, telur, dan kopi menghadapi
tantangan yang sama, yaitu air mendidih. Namun, masing-masing bereaksi dengan berbeda.
Kentang yang keras berubah menjadi lemah dan lembut, telur yang rapuh dan mudah pecah
berubah menjadi keras, dan biji kopi justru mengubah air menjadi sesuatu yang baru. “Yang
mana kamu?” tanya Sang Ayah kepada putranya. “Saat tantangan dan kesulitan mengetuk
pintumu, bagaimana tanggapanmu? Apakah kamu kentang, telur, atau biji kopi?”
Anak lelaki itu pun terdiam mendengar penjelasan dari ayahnya. Ia mulai mengerti
bahwa hal-hal yang terjadi menimpa kita, kita sendiri lah yang menentukan akan menjadi apa.
Bisa menjadi lebih lemah, lebih kuat, atau menjadi sesuatu yang baru.