Hingga suatu hari, dia mendapatkan janji bertemu dengan seorang kaya
di kota, dengan harapan si tuan kaya mau memberi sumbangan uang.
Setelah bertemu, si gadis muda menceritakan keadaan desanya dan
sarana pendidikan yang jauh dari memadai serta memohonkan bantuan
untuk mereka.
Dengan nada bosan dan tidak bersahabat, tuan kaya berkomentar santai,
“Gadis muda. Kamu salah alamat. Di sini bukan badan amal yang
memberi sumbangan cuma-cuma. Kalau memang anak-anak desamu
tidak bisa sekolah, ya itu nasib mereka. Kenapa aku yang harus
membantu?”
Tetapi sebelum pergi, dia mencoba berusaha yang terakhir, “Tuan, kalau
boleh, apakah saya bisa meminjam sekantong bibit unggul biji kacang
yang tuan hasilkan selama ini? Anggaplah hari ini tuan telah membantu
kami dan saya berjanji tidak akan mengganggu tuan lagi.”
Dengan heran dan karena ingin segera mengusir si gadis, tanpa banyak
cakap, segera diberinya sekantong bibit kacang tanah yang diminta.
Sepulang dari sana, si gadis memulai gerakan menanam biji kacang tanah
di atas tanah penduduk miskin, dengan tekad sebanyak satu kantong biji
kacang tanah, akan menghasilkan kacang sebanyak yang bisa tumbuh di
sana.
Alkisah di sebuah kota kecil ada seorang petani yang sedang duduk di tepi
sawah. Dia duduk sambil memandangi sawahnya yang luasnya tidak
seberapa itu. Disamping sawah tersebut ada juga ladang miliknya.
Jadi, semut hitam berbaris dari akar pohon yang paling bawah sampai
batang pohon yang paling tinggi. Tupai yang melihat semut hitam
berbaris langsung pergi dari pohon ladang tersebut. Konon, semut hitam
adalah musuh dari tupai. Karena kekompakan semut hitam dan jumlahnya
banyak, maka tupai tidak berani dengan semut hitam.
Semangkuk Bakso
Cerita motivasi dari semangkuk bakso
Pesan Moral : Dalam hidup ini, Banyak sesuatu yang terjadi di sekitar kita.
Banyak hal-hal yang terjadi pada kita. Tetapi satu-satunya hal yang benar-benar
penting adalah apa yang terjadi di dalam diri kita.
Jadi, manakah diri anda? Apakah anda adalah sebuah kentang, telur, atau biji
kopi?