Anda di halaman 1dari 5

Wiryo Hananto. 2002. Peningkatan gizi bayi, anak, ibu hamil, dan menyusi dengan bahan makanan local.

Jakarta: CV. Agung Seto.

Pendahuluan

Gizi merupakan salah satu factor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejjahteraan
manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan keserasian antara
perkembangan fisik dan perkembangan mental orang tersebut. Terdapat kaitan yang sangat erat antara
status gizi dengan konsumsi makanan. Tingkat status gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat
gizi optimal terpenuhi. Namun demikian, perlu diketahui bahwa keadaan gizi seseorang dalam suatu
masa bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada saat itu saja, tetapi lebih banyak ditentukan
oleh konsumsi zat gizi pada masa yang telah lampau, bahkan jauh sebelum masa itu. Ini berarti bahwa
konsumsi zat gizi masa kanak-kanak/balita memberi andil terhadap status gizi setelah dewasa.

Bayi dan balita merupakan kelompok masyarakat yang paling peka terhadap kekurangan gizi. Dari data
yang telah terkumpul dinegara-negara maju dengan jelas menunjukan bahwa ada hubungan yang nyata
antara tingkat social ekonomi dengan berat badan bayi yang dilahirkan. Mereka yang lahir dari ibu
dengan status ekonomi yang rendah biasanya menghasilkan bayi premature atau bayi berat lahir rendah
(BBLR) yang mempunyai berat badan 300-400 gram lebih ringan dari bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu
yang cukup ekonominya.

ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, karena selain zat gizi ataupun zat anti yang
dikandungnya, ASI mempunyai zat asam lemak yang disebut sebagai Docosa Hexaenoid Acid (DHA). DHA
yang hanya terdapat dalam ASI manusia ini mempunyai ungsi untuk mengisi sel-sel otak manusia,
sehingga bayi yang mendapat ASI secara bermakna akan mempunyai Intelegence Quotient (IQ) yang
jauh lebih tinggi daripada yang kurang mendapat ASI. Di kota, promosi susu bubuk makin gencar yang
mengurangi jumlah ASI yang diminum. Di desa, pemberian makanan padat dini dalam jumlah yang
relative besar untuk dilambung bayi menyebabkan jumlah ASI yang terminum sedikit. Kedua hal
tersebut baik di desa maupun di kota akan menyebabkan tingkat kecerdasan IQ bayi menjadi rendah
yang secara keseluruhan menyebabkan kualitas SDM menjadi lebih buruk.

Kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak

Air

Jumlah air yang dianjurkan untuk diberikan pada bayi sangat penting terutama pada bayi muda
dibandingkan dengan golongan umur selanjutnya, karena air merupakan nutrien yang menjadi medium
untuknutrien-nutrien yang lain. Sehingga intake dari pada nutrien tersebut ditentukan oleh kadarnya
dalam cairan dan jumlah cairan (termasuk air) yang diberikan. Sebaliknya, air dapat diberikan tanpa
harus bersama-sama dengan nutrient yang lain. Umumnya dapat dikatakan bahwa kebutuhan air
berhubungan erat dengan intake kalori dan berat enis air kencing, yang bergantung pada banyaknya zat
yang dilarutkan daam air kencing tersebut. Kelebihan intake air tidak berbahaya bila diberikan secara
oral, tetapi sebaliknya bila kekurangan dapat mengakibatkan dehidrasi.
Kalori

Jumlah energy yang dianjurkan untuk bayi dihitung berdasarkan jumlah konsumsi energy yang
diperlukan agar dapat tumbuh dengan baik dan sehat. Bayi baru lahir memerlukan konsumsi energy
yang selalu meningkat per unit berat badan, khususnya antara satu sampai 6 bulan. Pada waktu bayi
tersebut memerlukan energy sekitar 112 kkal per kilogram berat badan. Selanjutnya sampai usia satu
tahun pertama keperluan energy per unit berat badan menurun dan hal itu berlangsung selama masa
anak-anak. Kalori pada bayi
Gizi bayi yang dibutuhkan oleh bayi

a. Energy
Kebutuhan energy bagi bayi yang cukup selama tahun pertama kahidupan sangat bervariasi
menurut usia dan berat badan. Taksiran kebutuhan enrgi selama 2 buan pertama, yaitu : pada
masa pertumbuhan cepat, adalah 120 kkal/kg BB/hari. Secara umum, selama 6 bulan pertama
kehidupan, bayi memerlukan energy sebesar kira-kira 115-120 kkal/kg/hari, yang kemudian
berkurang menadi sekitar 105-110 kkal/kg/hari pada 6 bulan sesudahnnya.
Energy terutama dipasok oleh karbohidrat dan lemak. Protein uga dapat digunakan sebagai
sumber energy, terutama jijka sumber lain sangat terbjajtjas. Kebutuhan akan energy dapat
ditaksir dengan cara mengukur luas permukaan tubuh atau menghitug secara langsung
konsumsi energy itu: yang hilang dan terpakai. Namun cara yang terbaik adalah mengaati pola
pertumbuhan yang meliputi berat dan tinggi badan, lingkar kepala, kesehatan dan kepuasan
bayi. Asupan energy dapat diperkirakan dengan cara menghitung besaran energy yang
dikeluarkan.
b. Cairan
Kebutuhan akan cairan berkaitan dengan asupan kalori, suhu lingkungan, keadaan isik,
kecepatan pertumbuhan, dan berat air seni. Air kira-kira merupakan 70% berat badan pada saat
lahir yang kemudian menurun sampai 60% menelang bayi berusia jjj12 bulan. Umlah air yanjg
dibutuhkan oleh bayi (dan anak) lebih besar adalah 50% kebutuhan orang dewasa. Rasio cairan :
kalori adalah 1,5 cc/1kkal (rasio orang dewasa = 1 cc/kkal).
Bayi yang sehat akan merasa kenyang dengan pasokan ASI sebanyak 150-200 cc/kgBB/hari
(setara dengan 100-130 kkal?kg/hari) selama 6 bulan kehidupan.
c. Lemak
Air susu ibu memasok sekitar 40-50% energy sebagai lemak (3-4 gr/100cc). lemak minimal harus
mencukupi kebutuhan energy, tetapi uga ujntuk memudahkan penyerapan asam lemak esensial,
vitamin yang terlarut dalam lemak, kalsium serta mineral lain, dan ugja untuk menyeimbangkan
diet agar zat gizi lain tidak terpakai sebagai sumber energy. Setidaknya 10% asam lemak
sebaiknya dalam bentuk tak jenuh ganda, yang biasanya dalam bentuk asam linoleat. Asam
linoleat juga merupakan asam lemaka esensial. Asam ini terkandung di dalam sebagian besar
minyak tetumbuhan.
d. Karbohidrat
Kebutuhan akan karbohiddart tergantung pada besarnya kebutuhan akan kalori. Sebaiknya 60-
70% energy dipasok oleh karbohidrat. Jenis karbohidrat yang diberikan adalah laktosa, bukan
sukrosa karena laktosa bermanfaat untuk saluran pencernaan bayi. Manaat ini berupa
pembentukan flora yang bersiat asam dalam usus besarsehingga penyerapan kalsium meningkat
dan pemyerapan fenol dapat di kurangi.
e. Protein
Besaran pasokan protein dihitung berdasarkan kebutuhan untuk bertumbuh kembang dan
umlah nitrogen yang hilang lewat air seni, tinaj, dan kulit. Mutu protein bergantung pada
kemudahannya untuk dicerna dan diserap serta komposisi asam amino di dalamnya. Ijka asam
amino kurang, pertumbuhan ajrigan dan organ, berat dan tinggi badan , srta lingkar kepala akan
terpengaruh.
Asupan protein berlebih terutama pada bayi kecil akan menyebabkan kelebihan asam amino
yang harus dimetabolisme dan di eliminasi sehingga menimbulkan stress berat pada hati dan
ginajl tempat deaminasi berlangsung.
f. Vitamin dan mineral
Air susu ibu yang sehat dan cukup makan dianggap cukup mengandung elemen kelumit, kecuali
vitamin D dan di beberapa daerah tertentu, fluor . sebelum diputuskan untuk memberikan
suplementasi perlu dipertimbangkan keadaan, seperti: status gizi bayi serta ibu, perkiraan
asupan makanan ibunya, makanan padat apa yang akan diberikan pada bayi pada saat
penyapihan, dan komposisi zat gizi dalam makanan tersebut.
g. Pola suplementasi secara umum
Ijka bayi diberikan asi susu ibu dalam jumlah yang adekuat dan ibu memiliki status gizij yang
baik, suplementasi tidak perlu diberikan, kecuali pada daerah-daerah tertentu yang memerlukan
tambahan lour dan vitamin D. fluor yang ditambahkan 0,25 cc/hari. Vitamin D dianurjkan 400 IU
(10πg)/hari, terutama begi mereka yang arang bersenjtuhandengan matahari. Sementara itu,
pemberian dua suplemen lain, yaitu besi dan vitamin K, masih diperdebatkan.
h. Zat besi
Sebagian klinis menganurkan agar bjayi baru lahir diberikan 7 mg Fesulat (keterserapan 10%).
Bayi yang telah berusia 4-6 bulan akan menenuhkan protein bakterioa=static dalam ASI, yaitu
laktoferin, yang pada gilirannnya dapat menurnkan keefektifan laktoferin. Gejala yang
ditimbulkan akibat Fe adalah sembelit, muntah, diare, pewarnaan gigi, serta defisiensi Zn
(karena penyerapannya diganggu oleh Fe).
i. Vitamin K
untuk mencegah pendarahan dianjurkan pemberian vitamin K secara parental, sebab produksi
vitamin K oleh mukosa usus beum berlangsung karena selama beberapa hari sesudah lahir,
saluran usus bayi masih steril.

Frekuensi pemberian makanan


Pemberian pertama cukup dua kali sehari, satau atau dua sendok the penuh. Kebutuhan bayi
akan meningkat seiring tumbuh kembangnya. Jika bayi telahmenggemari makanan baru
tersebut, ia akan mengonsumsi 3-6 sendok besar penuh setiap kali makan. Pada usia 6-9 bulan
bayi setidaknya membutuhkan empat porsi. Jika dengantakaran tersebut bayi masih kelaparan
berilah makanan seingan, misalnya biscuit. Buah-buahan merupakan makanan selingan yang
sempurna. Bayi memerlukan sesuatu untuk dimakan setiap 2 jam, begitu ia terbangun.
Menginjal usia 9 bulan, bjayi telah mempunyai gigi dan mulai pandai mengunyah kepingan
makanan. Sekitar usia 1 tahun, bayi sudah mampu memakan makanan orang dewasa. Pada saat
itu, ia makan mungkin empat kali sampai lima kali seharri. Anak usia 2 tahun memerlukan
makanan separuh takaran orang dewasa.
Jenis-jenis makanan bayi
a. Asi
b. Susu formula
c. Buah-buahan
d. Makanan padat
e. Makanan selingan

Memilih makanan untuk bayi

Tahap perkembangan peberian makanan kepada bayi harus disesuaikan dengan perajlanan ususnya.
Pada bayi usia 0-6 bulan masi mengkonsumsi makanan cair berupa asi atau susu formula. Ketika
menginal jumur 6-12 bulan bayi sudah mulai mengkonsumsi makanan yang lunak, semi-padat, dengan
tekstur yang lrmbut. Sampai akhirnya berusia 12 bulan harus siap menyantap maanan padat, dengan
tekstur yang agak kasar seperti potongan sayuran dan buah kedalam bubur bayi atau bubur tim saring,
dan rasa yang bervariasi.

Arisman.2009.gizi dalam daur kehidupan.jakarta:EGD

Soebachman, Agustina.2012.enu Sehat dan Lezat Untuk Bayi dan Balita.Yogyakarta:IN AzNa
Books

Anda mungkin juga menyukai