Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

BUDAYA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Disusun oleh :
Alpiah mutmainnah mh (2140704042)
Fadira (2140704045)
Ilda fazrah (2140704060)
Cori fatika (2140704064)
Frisya pujastira duristika (2140704066)
Chesar wulandari (2140704069)
Sri Sonia zahro (2140704078)
Silmay putri anggely (2140704081)

PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.Atas rahmat dan hidayah-nya,penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “BUDAYA DALAM PRAKTIK
KEBIDANAN” Dengan tepat waktu makalah di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Asuhan Kebidanan .
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Mega octamelia ,S.ST.,M.Kes selaku dosen
mata kuliah Asuhan Kebidanan. Oleh sebab itu,saran dan kritik yang membangun diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Tarakan, 10 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................................1
1.2. Tujuan........................................................................................................................................1
1.3. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Pengaruh Sosial Budaya Dalam Lingkup Kesehatan.....................................................................2
B. Pengaruh Sosial Budaya Dalam Lingkup Kebidanan....................................................................3
C. Pengaruh Sosial Budaya Yang Positif Dan Negatif Dalam Lingkup Kebidanan..........................3
BAB III..................................................................................................................................................5
PENUTUP.............................................................................................................................................5
A. Kesimpulan....................................................................................................................................5
B. Saran..............................................................................................................................................5

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak
membawa perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup
maupun tatanan sosial termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam
suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh
masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti
konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab-akibat antara makanan
dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik
positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak.
Menjadi seorang bidan bukanlah hal yang mudah. Seorang bidan harus siap fisik
maupun mental, karena tugas seorang bidan sangatlah berat. Bidan yang siap mengabdi di
kawasan pedesaan mempunyai tantangan yang besar dalam mengubah pola kehidupan
masyarakat yang mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. Tidak
mudah mengubah pola pikir ataupun sosial budaya masyarakat. Apalagi masalah proses
persalinan yang umum masih banyak menggunakan dukun beranak.
Ditambah lagi tantangan konkret yang di hadapi bidan di pedesaan adalah
kemiskinan, pendidikan rendah, dan budaya. Karena itu, kemampuan mengenali masalah
dan mencari solusi bersama masyarakat menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki
bidan.
Untuk itu, seorang bidan agar dapat melakukan pendekatan terhadap masyarakat perlu
mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yaitu meliputi tingkat pengetahuan
penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebisaan sehari-hari, pandangan
norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal yang berkaitan dengan wilayah
tersebut.

1.2. Tujuan
Untuk mengetahui aspek sosial budaya yang berkaitan dengan peran seorang bidan.

1.3. Rumusan Masalah


1. Bagaimana aspek sosial budaya yang berkaitan dengan pra perkawinan dan
perkawinan ?
2. Bagaimana aspek sosial budaya yang berkaitan dengan kehamilan?
3. Bagaimana aspek sosail budaya yang berkaitan dengan kelahiran, nifas dan bayi baru
lahir?
4. Bagaimana pendekatan melalui budaya dan kegiatan kebudayaan kaitannya dengan
peran seorang bidan ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengaruh Sosial Budaya Dalam Lingkup Kesehatan


Menurut G.M.Foster (1973), aspek budaya dapat mempengaruhi kesehatan :
1. Pengaruh tradisi
Tradisi adalah suatu wujud budaya yang abstrak dinyatakan dalam bentuk
kebiasaan, tata kelakuan dan istiadat. Ada beberapa tradisi di dalam masyarakat
yang dapat berpengaruh negatif maupun juga berpengaruh positif.
a. Contoh negatif: tradisi cincin leher. Meskipun berbahaya karena penggunaan
cincin ini bisa membuat tulang leher menjadi lemah dan bisa mengakibatkan
kematian jika cincin dilepas, namun tradisi ini masih dilakukan oleh sebagian
perempuan suku kayan. Mereka meyakini bahwa leher jenjang seperti jerapah
menciptakan seksual atau daya tarik seksual yang kuat bagi kaum pria. Selain
itu, perempuan dengan leher jenjang diibaratkan seperti naga yang kuat
sekaligus indah
b. Contoh positif: tradisi nyirih yang dapat menyehatkan dan menguatkan gigi.
2. Sikap fatalistis
Sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan. Contoh : beberapa
anggota masyarakat dikalangan kelompok tertentu (fanatik) sakit atau mati adalah
takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera mencari pertolongan
pengobatan bagi anaknya yang sakit.
3. Pengaruh nilai
Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehata.
Contoh masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daripada beras merah,
padahal mereka mengetahui bahwa vitamin BI lebih tinggi pada beras merah
daripada beras putih.
4. Sikap ethnosentris
Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan
dengan kebudayaan pihak lain. Misal sikap seorang yang menggunakan vitsin pada
makanannya yang menganggap itu lebih benar daripada orang yang tidak
menggunakan vitsin padahal vitsin tidak bagi kesehatan.
5. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya
Contoh: dalam upaya perbaikan gizi, di suatu daerah pedesaan tertentu menolak
untuk makan daun singkong, walaupun mereka tau kandungan vitaminnya sangat
tinggi. Setelah diselidiki ternyata masyarakat beranggapan daun singkong hanya
pantas untuk makanan kambing dan mereka menolaknya karena status mereka tidak
dapat disamakan dengan kambing.
6. Pengaruh norma
Contoh: upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami
hambatan karena ada norma yang melarang hubungan antara dokter yang
memberikan pelayanan dengan bumil sebagai pengguna pelayanan.
7. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan
Apabila seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan
masyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi
jika melakukan perubahan, menganalisis faktor-faktor yang terlibat/berpengaruh

2
pada perubahan dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi
dengan perubahan tersebut

B. Pengaruh Sosial Budaya Dalam Lingkup Kebidanan


Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga kesehatan
harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana jangan sampai menyinggung “kearifan lokal”
yang sudah berlaku di daerah tersebut. Penyamapaian mengenai pengaruh adat dapat melalui
berbagai teknik, misalnya melalui media masa, pendekatan tokoh masyarakat dan penyuluhan
yang menggunakan media efektif. Namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh
mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan bagi kesehatan. Jika
menemukan adanya adat yang sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan, tidak
ada salahnya memberikan respon yang positif dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis
dengan masyarakat. Faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi-konsepsi
mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab akibat dan kondisi sehat sakit, kebiasaan dan
ketidaktahuan seringkali membawa dampak positif maupun negatif. Dalam penelitiannya
yang berjudul kepercayaan wanita jawa tentang perilaku atau kebiasaan yang dianjurkan dan
dilarang selama hamil di semarang menyatakan bahwa ibu hamil menyakini dampak apabila
melakukan perilaku atau kebiasaan yang dianjurkan selama hamil seperti makan dicobek
yang besar, ngepel lantai saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun lambu, diberi minyak
kelapa, acara mitoni anak pertama akan memberikan kesehatan dan keselamatan kepada bayi
yang dikandung dan ibu akan mudah melahirkan. Sebaiknya apabila melakukan kebiasaaan
yang dilarang akan memberikan dampak yang tidak baik bagi ibu dan bayi yang dikandung
seperti membunuh binatang saat hamil akan mengakibatkan keguguran, merendam baju atau
pakaian atau cucian piring atau gelas akan mengakibatkan bayi yang dikandung akan pindah.
Memotong ayam atau menyembelih sapi saat hamil juga diyakini akan mengakibatkan
kecacatan bagi bayi yang dikandung.

C. Pengaruh Sosial Budaya Yang Positif Dan Negatif Dalam Lingkup Kebidanan
a. Dampak positif
1. Menambah wawasanSebagai bidan, kita dapat berbagi pengetahuan dan
mendapat pengetahuan tentang asuhan kebidanan terhadap ibu ataupun anak.
2. Sebagai bidan mengerti proses terjadinya dimana suatu penyakit akan timbul
pada ibu hamil.
3. Meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan suatu
kesehatan.
b. Dampak negatif
1. Dampak terhadap pasien
 Seperti didaerah pedesaan, orang jawa kebanyakan masih mempercayai
dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan di
rumah. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan
bahwa masih terdapat praktikpraktik persalinan oleh dukun yang dapat
membahayakan si ibu. Sebuah penelitian menunjukkan beberapa
tindakan praktik yang membawa resiko infeksi seperti “ngolesi”
( membasahi vagina dengan minyak kelapa untuk memperlancar
persalinan ). “kodok” ( memasukkan tangan ke dalam vagina dan uterus
untuk mengeluarkan plasenta ) atau “nyanda” ( setelah persalinan, ibu
duduk dengan posisi bersandar dan kaki diluruskan ke depan selama

3
berjam-jam yang dapat menyebabkan pendarahan dan pembengkakan )
( iskandar dan meiwita, 1996 dalam khazanah, 2011 )
 Dampak terhadap kebidanan
ika banyak masyarakat yang masih memegang teguh kepercayaan
terhadap aspek-aspek budaya, seperti dukun misalnya. Maka
kepercayaan terhadap bidan akan kurang sehingga jasa kebidanan tidak
diminati. Mereka akan cenderung memilih dukun untuk proses
kelahiran.

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bidan sebagai salah seorang anggota tim Kesehatan yang terdekat dengan
masyarakat, mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan status
kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah kerjanya.
Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat
khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir,
anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang
cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya.
Seorang bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut,yang
meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan
kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa,kesenian, dan hal-
hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
Melalui kegiatan-kegiatan kebudayaan tradisional setempat bidan dapat
berperan aktif untuk melakukan promosi kesehatan kepada masyaratkat dengan
melakukan penyuluhan kesehatan di sela-sela acara kesenian atau kebudayaan
tradisional tersebut.

B. Saran
Bidan harus selalu menjaga hubungan yang efektif dengan masyarakat dengan selalu
mengadakan komunikasi efektif

5
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, MA 103, Ilmu Sosial Budaya Dasar. Untuk Prog Bidan Pusdiknakes. Jakarta
1996.

Nasrul Effendi. Drs. Perawatan Kesehatan Masyarakat, EGC. Jakarta 19

Sosial budaya dasar, Syafrudin, SKM,M.Kes Ambarwati, dkk. 2008. Asuhan Kebidanan
Nifas. Jakarta: Mitra Cendikia Offset.

Anda mungkin juga menyukai