TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana
LEMBAR PENGESAHAN
Dr. Nono Agus Santoso, S.Si., M.T. Purwaditya Nugraha, S.Si., M.T.
NIP. 199108142019031011 NRK. 1994053120201287
Disahkan oleh,
Koordinator Program Studi Teknik Geofisika
Jurusan Teknologi Produksi Dan Industri
Institut Teknologi Sumatera
Tugas Akhir ini adalah karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Sebagai civitas akademik Institut Teknologi Sumatera, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Nama : Satya Aji Ferdiansyah
NIM : 118120137
Program Studi : Teknik Geofisika
Jurusan : Teknologi Produksi Dan Industri
Jenis Karya : Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Institut Teknologi Sumatera Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Institut Teknologi Sumatera berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
ABSTRAK
Kata kunci:
vi
ABSTRACT
Keywords:
vii
RIWAYAT HIDUP
Satya Aji Ferdiansyah, lahir di Magelang pada tanggal 27 Juli 2000. Penulis
merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Agus Kheriyono
dan Ibu Tri Saryati.
MOTTO
"Hargai dirimu, hargai prosesmu tanpa berpikir bahwa dirimu tak layak dan orang
lain lebih baik darimu."
"Jangan pernah menakar kesuksesan orang lain pada diri sendiri, karena kita
memiliki timeline yang berbeda."
ix
PERSEMBAHAN
Dengan segenap hati dan penuh rasa syukur, saya persembahkan skripsi ini
kepada:
ALLAH SWT
Puji dan Syukur saya ucapkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang
selalu memberikan perlindungan dan kelancaran sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas serta kewajiban selama perkuliahan dan proses pengerjaan
Tugas Akhir ini.
Abang,
Galang Saputra
Sebagai tanda sayang, Aji persembahkan karya tulis ini kepada Abang saya
Galang Saputra yang selalu mendoakan Aji dan mendukung dalam keadaan apa
pun. Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan di mana pun kalian
berada.
Diriku,
Untuk saya yang sudah berjuang keras hingga saat ini, Saya persembahkan karya
tulis ini. Terima kasih sudah mampu melewati semua proses yang ada selama
perkuliahan, terutama jatuh bangun dalam pembuatan karya tulis ini. Terima kasih
untuk tekad dan keyakinan sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.
x
Sahabatku,
Kontrakan Anak Rantau (Basecamp)
Untuk member Kontrakan Anak Rantau (Atha Febiyoga Tamam, Dhio Arya Haq
Prayoga, Muhammad Fikri Maskuri, Nungga Saputra, Rifqi Apryandi Zuhdi,
Rizki Dinata, Yoga Mustofa) Terima kasih untuk doa, motivasi, dukungan waktu
dan saran yang selalu kalian berikan kepada saya. Terima kasih sudah menjadi
teman sekaligus keluarga kecil selama kuliah dan banyak hal yang sudah kalian
berikan selama ini. Sukses selalu untuk kita semua dan semoga selalu dalam
perlindungan Allah SWT kapan pun dan di mana pun kalian berada.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
“Identifikasi Struktur Sesar Berdasarkan Anomali Gayaberat Menggunakan Filter
Second Vertical Derivative (Studi Kasus: Jalan Ryacudu, Bandar Lampung)”.
Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik tidak lepas dari bantuan banyak
pihak.
1. Risky Martin Antosia, S.Si., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Geofisika Institut Teknologi Sumatera.
2. Dr. Nono Agus Santoso, S.Si., M.T. selaku dosen pembimbing pertama yang
telah memberikan izin penggunaan data untuk penelitian serta sangat sabar
dalam memberikan arahan dan saran kepada penulis.
3. Purwaditya Nugraha, S.Si., M.T. selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberi arahan terhadap penulisan tugas akhir.
4. Izaina Nurfitriana, S.Si., M.T. selaku dosen wali saya yang telah memberikan
banyak masukan dan saran selama masa perkuliahan.
5. Dosen Teknik Geofisika yang telah banyak memberikan ilmu kepada saya.
6. Bapak Agus Kheriyono dan Ibu Tri Saryati yang selalu mendukung penulis
dalam hal dan bidang apapun, menjadi pendengar yang baik, dan selalu
mengerti dengan kesusahan yang penulis hadapi.
7. Galang Saputra selaku kakak pertama yang selalu mendukung dan memberi
semangat.
8. Bang Irham yang telah mengajarkan penulis dalam pengolahan data.
9. Anak rantau (Atha, Dhio, Fikri, Nungga, Rifqi, Dinata, Yoga) yang sudah
bersama-sama dengan penulis dalam menjalani proses pendidikan di Teknik
Geofisika ITERA.
10. Trio wek-wek (Anggi, Chantika, Mifta) yang menemani dan memberi masukan
dalam mengerjakan Tugas Akhir.
xii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Timeline kegiatan penelitian ................................................................. 22
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tatanan fisiografi dan morfologi daerah Lampung (Mangga dkk.,
1993) ....................................................................................................................... 4
Gambar 2.2 Peta geologi regional lembar Tanjungkarang (dimodifikasi dari
Mangga dkk., 1993) ................................................................................................ 5
Gambar 2.3 Stratigrafi daerah penelitian (Mangga dkk., 1993) ............................. 6
Gambar 2.4 Tampilan software koreksi tidal. ....................................................... 10
Gambar 2.5 Ilustrasi looping pengukuran gayaberat ............................................ 11
Gambar 2.6 Titik pengukuran pada ketinggian terhadap Mean Sea Level (Telford
dkk., 1990) ............................................................................................................ 12
Gambar 2.7 Koreksi bouguer pada gayaberat (Telford dkk, 1990) ...................... 13
Gambar 2.8 Pemisahan zona regional, residual, dan noise ................................... 16
Gambar 2.9 Reinterpretasi keberadaan sesar ditandai garis biru (Siringoringo dkk.,
2021) ..................................................................................................................... 18
Gambar 2.10 Korelasi gabungan semua metode yang digunakan (Pascaloa, 2020)
............................................................................................................................... 19
Gambar 2.11 Ilustrasi sesar normal (Putri & Annisa, 2021) ................................. 19
Gambar 2.12 Peta anomali bouguer dengan model bawah permukaan (Rustadi dkk.,
2021) ..................................................................................................................... 20
Gambar 2.13 Peta anomali bouguer Bandar Lampung (Zaenudin dkk., 2017) .... 21
Gambar 3.1 Lokasi daerah penelitian.................................................................... 22
Gambar 3.2 Desain akuisisi daerah penelitian ...................................................... 23
Gambar 3.3 Diagram alir penelitian Tugas Akhir ................................................. 25
Gambar 4.1 Kurva sebaran data Complete Bouguer Anomaly .............................. 26
Gambar 4.2 CBA (garis tegas), anomali regional (garis titik), dan anomali residual
(garis putus)........................................................................................................... 27
Gambar 4.3 Kurva ln A terhadap k ....................................................................... 29
Gambar 4.4 Grafik analisa derivative terhadap CBA ........................................... 29
xvii
DAFTAR SIMBOL
Bandar Lampung memiliki salah satu infrastruktur penting yakni jalan Ryacudu
yang berfungsi sebagai jalan penghubung antara jalan Lintas Sumatera dengan jalan
Tol Trans Sumatera (Putra dkk., 2020). Sebagai salah satu infrastruktur penting
yang di bawah permukaannya terdapat sesar yang melintasi jalan tersebut hal ini
ditinjau berdasarkan Peta Geologi Lembar Tanjungkarang (Mangga dkk., 1993).
Salah satu faktor yang menyebabkan adanya masalah tersebut adalah geologi
bawah permukaan, faktor ini yang menjadi fokus dari penelitian ini untuk
mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan dari jalan tersebut.
1
densitas batuan dengan cara mengukur percepatan gravitasi bumi (Uwiduhaye dkk.,
2018).
2
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian Tugas Akhir ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut.
3
BAB II KAJIAN TEORI
Lampung merupakan daerah yang memiliki kondisi fisiografi dan morfologi yang
beragam. Pada Gambar 2.1 secara fisiografi, Lampung terdiri dari tiga lajur yang
disebabkan oleh peristiwa tektonik yaitu, bagian barat Lajur Bengkulu, bagian
tengah barat daya Lajur Bukit Barisan, dan bagian timur Lajur Jambi-Palembang.
Di sisi lain, secara morfologi, Lampung memiliki tiga satuan morfologi yaitu,
bagian timur sebagai daratan bergelombang, bagian tengah barat Daya sebagai
pegunungan kasar, bagian barat sebagai pantai berbukit (Mangga dkk., 1993).
Gambar 2.1 Tatanan fisiografi dan morfologi daerah Lampung (Mangga dkk., 1993)
4
Pada Gambar 2.2 Lembar Tanjungkarang memiliki urutan stratigrafi yang tersusun
mulai dari yang muda hingga tua yaitu, Kuarter, Tersier, Pra-Tersier (Mangga dkk.,
1993). Pada masa Pra-Tersier terdiri dari formasi Kuarsit Sidodadi (Pzgk) yang
memiliki batuan dasar sebagai penyusun seperti batuan metamorf Kompleks
Gunung Kasih Tak Terpisahkan (Pzg). Pada masa Tersier terdiri dari Formasi
Tarahan (Tpot) dan Batuan Granit tak terpisahkan (Tmgr) yang tersusun oleh
batuan intrusif atau terobosan dan juga batuan produk gunung api. Batuan paling
muda pada masa Kuarter terdiri dari Formasi Lampung (QTl) dan Endapan Gunung
Muda Pesawaran (Qhvp) yang tersusun oleh produk gunung api, endapan
permukaan, dan batuan sedimen.
Gambar 2.2 Peta geologi regional lembar Tanjungkarang (dimodifikasi dari Mangga dkk., 1993)
5
di sekitar Tanjung Karang. Adapun stratigrafi yang menyusun daerah penelitian
dapat dilihat pada Gambar 2.3 sebagai berikut.
6
memiliki ciri batuan malihan dengan derajat rendah – sedang. Batuan ini terdiri dari
sekis, gnes, dan kuarsit. Formasi ini terbentuk pada masa Paleozoikum.
2.3 Sesar
Pulau Sumatera sangat dipengaruhi oleh sesar semangko. Aktifitas dari sesar
semangko banyak membentuk sesar minor yang tesebar di wilayah Provinsi
Lampung. Sesar merupakan struktur tektonik berupa rekahan yang mengalami
pergeseran dari posisi sebenarnya (Suntoko & Supartoyo, 2016). Bandar Lampung
merupakan daerah yang memiliki banyak sesar sebagai struktur geologi pada
Lembar Tanjung Karang yang memiliki arah barat laut - tenggara dan kelurusan
timur laut - barat daya, dan beberapa sesar minor berarah utara - selatan. Sesar yang
memiliki arah barat laut - tenggara di daerah Lampung merupakan sesar yang paling
banyak ditemukan dan yang paling kompleks (Mangga dkk., 1994).
7
Gambar 2.4 Gaya tarik menarik antar dua benda
𝑚1 𝑚2 (2.1)
𝐹=𝐺
𝑟2
Benda jatuh telah mengalami respon percepatan gravitasi hal ini disebut gaya
gravitasi. Benda yang mengalami percepatan secara vertikal kebawah merupakan
bentuk gaya tarik bumi terhadap massa benda diluar bumi (Sarkowi, 2014). Pada
Hukum II Newton dinyatakan bahwa gaya merupakan perkalian massa benda
dengan percepatannya, maka dapat ditulis persamaan berikut.
𝐹 = 𝑚𝑎 (2.2)
𝐹 = 𝑚𝑔 (2.3)
Maka bentuk korelasi antara persamaan 2.1 dengan 2.3 dapat dinotasikan sebagai
berikut.
𝑚 (2.4)
𝑔=𝐺
𝑟2
8
potensial skalar. Medan gravitasi konservatif dapat dinotasikan dari fungsi
potensial skalar yakni (Blakely, 1996):
𝐹(𝑥,𝑦,𝑧) (2.5)
𝛻𝑈(𝑥, 𝑦, 𝑧) = − = −𝑔(𝑥, 𝑦, 𝑧)
𝑚
Fungsi potensial skalar apabila diubah menjadi koordinat polar maka menjadi
persamaan berikut:
𝐹(𝑟,𝜃,𝜙) (2.6)
𝛻𝑈(𝑟, 𝜃, 𝜙) = − = −𝑔(𝑟, 𝜃, 𝜙)
𝑚
𝑟 𝑚
𝑈(𝑟) = − ∫∞ [𝐺 𝑟 2] 𝑑𝑟
𝑟 1
𝑈(𝑟) = −𝐺 ∫∞ 𝑚 (𝑟 2) 𝑑𝑟
𝑚
𝑈(𝑟) = 𝐺 (2.8)
𝑟
Koreksi pasang surut atau tidal merupakan koreksi yang dilakukan karena adanya
pengaruh tarikan gayaberat yang diakibatkan benda angkasa seperti bulan dan
matahari dalam pembacaan anomali gayaberat dipermukaan. Oleh karena itu, perlu
9
dilakukan koreksi untuk menghilangkan efek-efek terhadap bulan dan matahari.
Data gayaberat yang dipengaruhi oleh tidal dihitung melalui proses komputasi
(Longman, 1959).
Nilai tidal diperoleh dari software tidal yang disebut tidelongman.exe dengan cara
meng-input.
• Nama file
• Beda waktu lokal dengan GMT
• Longitude dan latitude
• Tanggal mulai
• Tanggal akhir
• Waktu mulai dan waktu selesai
Hasil dari program tersebut berupa waktu dan nilai tidal, kemudian disesuaikan
nilai tidal dengan waktu pengukuran data gayaberat.
Koreksi apungan dilakukan karena adanya efek perbedaan waktu yang dilakukan
pada stasiun yang sama. Hal ini dikarenakan perubahan harga pegas alat selama
pengukuran berlangsung. Perubahan sifat elastis pegas pada gravimeter akibat dari
penurunan daya alat dan guncangan saat pengukuran.
10
Gambar 2.5 Ilustrasi looping pengukuran gayaberat
Dapat dilihat pada Gambar 2.7 merupakan skema looping saat pengukuran. Oleh
karena itu untuk menghilangkan efek ini, maka dilakukan koreksi drift dengan
menggunakan persamaan berikut.
𝑔𝑛 − 𝑔1 (2.10)
𝑑𝑟𝑖𝑓𝑡 = (𝑡 − 𝑡1 )
𝑡𝑛 − 𝑡1 𝑠
Koreksi drift didapatkan dengan mengunakan persamaan berikut.
Koreksi yang dilakukan karena bentuk bumi mendekati spheroidal, sebagai acuan
untuk menghilangkan dan mengabaikan efek benda diatasnya. Menurut Geodetic
Reference System 1980 (GRS80) nilai gayaberat terkoreksi lintang dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut.
11
2.5.1.4 Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction)
Gambar 2.6 Titik pengukuran pada ketinggian terhadap Mean Sea Level (Telford dkk., 1990)
Koreksi yang dilakukan untuk menghilangkan efek dari tarikan massa bawah
permukaan antara titik pengukuran dan titik acuan dengan asumsi lapisan batuan
tersebut berupa slab tak berhingga dapat dilihat pada Gambar 2.9. Oleh karena itu,
persamaan yang digunakan sebagai berikut.
12
Gambar 2.7 Koreksi bouguer pada gayaberat (Telford dkk, 1990)
𝐵𝐶 = 0,04191 𝜌 ℎ (2.16)
𝜌 (2.17)
𝑇𝐶 = 0,04191 (𝑟 − 𝑟1 + √𝑟1 2 + 𝑧 2 − √𝑟2 2 + 𝑧 2 )
𝑛 2
Nilai gayaberat yang telah dilakukan tahapan koreksi disebut juga anomali bouguer.
Nilai anomali bouguer dibagi menjadi dua, yakni Simple Bouguer Anomaly (SBA)
dan Complete Bouguer Anomaly (CBA) yg dinotasikan kedalam persamaan berikut.
𝑆𝐵𝐴 = 𝑔𝑜𝑏𝑠 − 𝑔Ɵ + 𝐹𝐴𝐶 (2.18)
𝐶𝐵𝐴 = 𝑆𝐵𝐴 + 𝑇𝐶 (2.19)
13
bouguer, dan koreksi medan (Muhajirin dkk., 2020). Berdasarkan koreksi tersebut
akan menghasilkan sebuah Complete Bouguer Anomaly.
∆𝑔𝑟𝑒𝑔 = 𝑝0 + 𝑝1 𝑥
𝑝0 = 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑡(∆𝑔𝐶𝐵𝐴 𝑥)
𝑝1 = 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒(∆𝑔𝐶𝐵𝐴 𝑥) (2.20)
Nilai 𝑝1 merupakan konstanta dari persamaan ∆𝑔𝐶𝐵𝐴 dan spasi pengukuran (𝑥)
yang dihitung sebagai fungsi slope digunakan untuk mencari trendline. Nilai 𝑝0
merupakan konstanta dari persamaan ∆𝑔𝐶𝐵𝐴 dan spasi pengukuran yang dihitung
sebagai fungsi intercept digunakan untuk mencari titik potong trendline dengan
sumbu-Y.
Anomali regional telah didapatkan dari hasil perhitungan polinomial, maka untuk
langkah selanjutnya menghitung anomali residual. Complete Bouguer Anomaly
merupakan jumlah dari anomali regional ditambah dengan anomali residual. Oleh
karena itu, untuk memperoleh anomali residual maka perlu dilakukan dengan cara
mengurangi Complete Bouguer Anomaly dengan anomali regionalnya (Kaerey
dkk., 2002).
14
2.5.3 Analisis Spektrum
Analisis spektrum pada metode gayaberat digunakan untuk estimasi kedalaman dari
zona regional dan residual. Proses analisis spektrum yang digunakan dalam
penelitian ini adalah satu dimensi. Konsep dasar dari analisa spektrum adalah
transformasi fourier yang menerapkan proses pengubahan domain spasial ke dalam
domain frekuensi. Persamaan yang digunakan sebagai berikut:
∞
(2.29)
𝐹(𝑘) = ∫ 𝑓(𝑥)𝑒 −𝑑𝑥 𝑑𝑥
−∞
2𝜋 (2.30)
𝑘=
𝜆
Transformasi fourier 𝐹(𝑘) merupakan sebuah fungsi kompleks dengan komponen
real dan imajiner, yakni dapat ditulis sebagai berikut:
1 (2.31)
2 2 2
|𝐹(𝑘)| = [(𝑅𝑒𝐹(𝑘)) + (𝐼𝑚𝐹(𝑘)) ]
𝐼𝑚𝐹(𝑘)
𝜃(𝑘) = 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛
𝑅𝑒𝐹(𝑘)
Fungsi |𝐹(𝑘)| adalah amplitudo sedangkan 𝜃(𝑘) adalah fase spektrum atau
bilangan gelombang (𝑘).
15
Gambar 2.8 Pemisahan zona regional, residual, dan noise
16
Konsep pemodelan kedepan dengan poligon bersisi dapat diketahui menggunakan
persamaan sebagai berikut (Blakely, 1996):
17
2.6 Kajian Pustaka Penelitian Sebelumnya
2.6.1 Penilaian Ulang Sesar di Area Way Huwi, Lampung Selatan dengan
Metode Gayaberat
Penelitian dengan menggunakan metode gayaberat ini untuk memberikan
reinterpretasi sesar yang lebih detail di daerah Way Huwi (Siringoringo dkk., 2021).
Daerah ini merupakan pusat pendidikan dan perekonomian baru di Bandar
Lampung bagian timur. Sesar di daerah penelitian ini teridentifikasikan bertipe
Horst-Graben dan terbentuk sebelum Formasi Lampung diendapkan. Arah sesar
normal ini berarah Timur Laut-Barat Daya, hal ini berbeda dengan interpretasi sesar
pada peta geologi regional Tanjung Karang dengan arah Baratlaut-Tenggara, dapat
dilihat pada Gambar 2.9. Asal-usul Sesar Way Huwi secara tidak langsung bagian
dari perpanjangan Selat Sunda.
Gambar 2.9 Reinterpretasi keberadaan sesar ditandai garis biru (Siringoringo dkk., 2021)
18
Gambar 2.10 Korelasi gabungan semua metode yang digunakan (Pascaloa, 2020)
19
2.6.4 Geophysical Approach for Assessment of Seawater Intrusion in the
Coastal Aquifer of Bandar Lampung, Indonesia
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik tomografi dan
gayaberat (Rustadi dkk., 2021). Metode geolistrik digunakan untuk memetakan
keberadaan akuifser dan zona resistivitas rendah oleh intrusi air laut, sedangkan
metode gayaberat digunakan untuk membuat peta struktur yang dapat
menghubungkan akuifer pantai dan akuifer darat. Dapat dilihat pada Gambar 2.12
untuk hasil yang didapat.
Gambar 2.12 Peta anomali bouguer dengan model bawah permukaan (Rustadi dkk., 2021)
20
Gambar 2.13 Peta anomali bouguer Bandar Lampung (Zaenudin dkk., 2017)
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bulan
Kegiatan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
Studi Literatur
Pengolahan Data
Analisis dan Interpretasi
Data
Seminar Proposal
Ujian Komprehensif
Sidang Akhir
22
Desain akuisisi dilakukan disepanjang jalan Ryacudu (dapat dilihat pada Gambar
3.2). Hasil pengukuran yang dihasilkan sebanyak 25 titik pengukuran yang berarah
timur laut - barat daya dan penelitian dilakukan dengan jarak antar titik 250 m
dengan menggunakan alat gravimeter Scintrex CG-6.
3.2.2 Bahan
1. Data sekunder g ayaberat jalan Ryacudu
Data sekunder merupakan hasil akuisisi gayaberat yang dilakukan oleh
Mahasiswa Teknik Geofisika ITERA pada tahun 2020. Data berupa titik
koordinat stasiun pengukuran, bacaan alat (nilai percepatan gravitasi), dan
23
elevasi. Data terdiri dari 25 titik pengukuran dengan spasi 250 m dengan
menggunakan alat gravimeter Scintrex CG-6.
2. Peta Geologi
Peta geologi yang digunakan merupakan Lembar Geologi Tanjung Karang
(Mangga dkk., 1993).
24
SVD merupakan high pass filter. Filter Second Vertical Derivative juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi jenis sesar/patahan.
25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1 Kurva sebaran data Complete Bouguer Anomaly dari hasil pengukuran gayaberat
Berdasarkan pada Gambar 4.1 hasil dari pengukuran yang dilakukan 25 titik
didapatkan sebaran nilai Complete Bouguer Anomaly berkisar antara 103,794 mGal
sampai dengan 119,418 mGal. Anomali rendah berada pada rentang nilai 103,79
mGal hingga 107,29 mGal yang tersebar di daerah pada jarak 1000 m sampai 2750
m dan anomali tinggi berada pada rentang nilai 114,26 mGal hingga 119,41 mGal
yang tersebar di daerah pada jarak 4000 m sampai 6000 m.
26
4.2 Pemisahan Anomali Regional dan Residual
Complete Bouguer Anomaly adalah anomali gayaberat yang masih dipengaruhi oleh
target dibawah permukaan yakni struktur dalam dan struktur dangkal. Pemisahan
anomali regional dan residual di lakukan dengan menggunakan filter polinomial
orde satu. Filter ini memperkirakan trendline dari Complete Bouguer Anomaly
dengan menggunakan pendekatan linear yang menghasilkan anomali regional.
Complete Bouguer Anomaly dikurang dengan anomali regional maka akan
menghasilkan anomali residual.
Gambar 4.2 CBA (warna biru), anomali regional (warna jingga), dan anomali residual (warna abu)
Berdasarkan kurva pada Gambar 4.2 menggambarkan 3 jenis respon anomali yang
didapatkan yaitu, Complete Bouguer Anomaly, anomali regional, dan anomali
residual. Anomali regional merupakan respon anomali berupa trendline dari hasil
perhitungan Complete Bouguer Anomaly. Trendline didapatkan dari persamaan
linear dari trend data Complete Bouguer Anomaly. Anomali regional memiliki
sebaran nilai yang tidak berfluktuasi dalam domain jarak, anomali regional juga
menunjukkan struktur geologi bawah permukaan yang relatif dalam karena bersifat
frekuensi rendah. Nilai anomali regional berkisar antara 102,068 mGal sampai
dengan 118,327 mGal. Kurva anomali regional ini memiliki kemiringan (slope)
sebesar 0,027 mGal/m dan intercept sebesar 102,068 mGal. Titik potong antara
anomali regional terhadap sumbu y pada jarak 0 m disebut intercept. Semakin jauh
jarak yang ditempuh maka semakin besar nilai anomali regional.
27
Hasil pengurangan antara Complete Bouguer Anomaly dengan anomali regional
merupakan anomali residual. Anomali residual menggambarkan struktur geologi
yang relatif dangkal karena memiliki sifat frekuensi tinggi sehingga menghasilkan
respon anomali yang berfluktuasi dengan domain jarak. Anomali residual memiliki
nilai berkisar antara -5,042 mGal sampai dengan 4,389 mGal. Anomali residual
terendah berlokasi pada jarak 2750 m dan nilai tertinggi berlokasi pada jarak 250
m.
Pemisahan zona regional dan residual dilakukan dengan melihat nilai cutoff dari
bilangan gelombang (𝑘) untuk zona regional memiliki cutoff bilangan gelombang
antara nilai 0 𝑓 sampai 0.005 𝑓, sedangkan zona residual memiliki cutoff bilangan
gelombang antara nilai 0.005 𝑓 sampai 0.011 𝑓, untuk cutoff bilangan gelombang
antara 0.013 𝑓 sampai 0.02 𝑓 berlaku sebagai noise. Hasil dari analisis spektrum
menghasilkan grafik 𝐿𝑛 𝐴 dengan 𝑘. Berdasarkan trend regional dan residual
didapatkan nilai estimasi kedalaman regional sebesar 2368,7 m dan residual sebesar
137,1 m (Gambar 4.3).
28
Gambar 4.3 Pemisahan zona regional, residual, dan noise
Terduga struktur
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa dalam pengukuran yang dilakukan di
sepanjang jalan Ryacudu menghasilkan respon anomali bouguer dan juga nilai SVD
29
pada kurva diatas. Nilai SVD tertinggi adalah 0,00006979 yang terdapat pada
interval 1500, sedangkan nilai SVD terendah adalah -0,00010592 terdapat pada
interval 1750. Respon anomali SVD yang menunjukkan nilai SVD 0 mGal/m2
mengindikasikan bahwa daerah tersebut terduga adanya struktur sesar. Berdasarkan
filter SVD didapatkan adanya 2 dugaan sesar yang melintasi titik pengukuran.
30
Berdasarkan hasil forward modelling dapat diinterpretasikan bahwa daerah
penelitian tersusun oleh stratigrafi dari Formasi Lampung (QTl) sebagai lapisan
atas dan Kompleks Gunung Kasih (Pzg) sebagai lapisan bawah atau basement lokal.
Pada model geologi bawah permukaan (yang ditunjukkan oleh Gambar 4.5)
terdapat tiga lapisan. Penentuan lapisan yang dilakukan berdasarkan data geologi
dan penelitian daerah setempat. Lapisan pertama sebagai lapisan atas yang tersusun
oleh soil dan batulempung tufan dengan densitas rata-rata batuan adalah 2,13 gr/cc.
Lapisan kedua sebagai batupasir tufan dengan densitas rata-rata batuan adalah 2,42
gr/cc. Lapisan pertama dan lapisan kedua merupakan lapisan penyusun dari
Formasi Lampung (QTl) yang memiliki ketebalan rata-rata 200 m. Lapisan ketiga
merupakan Kompleks Gunung Kasih (Pzg) dengan ketebalan rata-rata 400 m yang
memiliki batuan penyusun yaitu batuan metamorf dan juga densitas batuan rata-rata
lapisan tersebut adalah 2.74 gr/cc.
Pada penampang model bawah permukaan dari hasil forward modelling terdapat
dua dugaan sesar yang teridentifikasikan (dapat dilihat pada Gambar 4.5). Oleh
karena itu, interpretasi sesar pada daerah penelitian terindikasi adanya dua dugaan
struktur sesar. Struktur sesar pada arah barat – timur berada dibagian timur laut
jalan Ryacudu, sedangkan struktur sesar dengan arah barat laut – tenggara berada
dibagian selatan jalan Ryacudu.
31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah:
1. Berdasarkan anomali gayaberat menggunakan filter Second Vertical
Derivative di daerah penelitian terindikasi adanya dugaan struktur sesar.
Respon anomali SVD yang menunjukkan nilai SVD 0 mGal/m2
mengindikasikan bahwa daerah tersebut terduga adanya struktur sesar.
Berdasarkan filter SVD didapatkan adanya 2 dugaan sesar yang melintasi titik
pengukuran.
2. Hasil forward modelling menunjukkan daerah penelitian memiliki tiga lapisan
yaitu lapisan pertama berupa soil dan batu lempung tufan dengan densitas 2,13
gr/cc, lapisan kedua berupa batu pasir tufan dengan densitas 2,42 gr/cc, dan
lapisan ketiga berupa batuan metamorf dengan densitas 2,74 gr/cc. Pada
penampang model bawah permukaan daerah penelitian terindikasi adanya dua
dugaan struktur sesar. Struktur sesar pada arah barat – timur berada dibagian
timur laut jalan Ryacudu, sedangkan struktur sesar dengan arah barat laut –
tenggara berada dibagian selatan jalan Ryacudu.
5.2 Saran
Saran untuk penelitian Tugas Akhir ini adalah.
1. Penelitian ini digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang
berlangsung di daerah setempat.
32
DAFTAR PUSTAKA
33
Rustadi, Darmawan, I. G. B., Haerudin, N., Suharno, & Setiawan, A. (2021).
Geophysical approach for assessment of seawater intrusion in the coastal
aquifer of Bandar Lampung, Indonesia. IOP Conference Series: Materials
Science and Engineering, 1173(1), 012007. https://doi.org/10.1088/1757-
899x/1173/1/012007
Sarkowi, M. (2014). Eksplorasi Gaya Berat. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siringoringo, L. P., Paembonan, A. Y., & Rahmanda, V. (2021). Fault
Reassessment in Way Huwi Area , South Lampung using Gravity Method.
Jurnal Geofisika, 19(01), 36–40.
Suntoko, H., & Supartoyo, S. (2016). Konfirmasi Patahan Permukaan
Berdasarkan Data Geologi Dan Data Gempa Daerah Kawasan Puspiptek
Serpong. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir, 18(1), 1.
https://doi.org/10.17146/jpen.2016.18.1.2874
Telford, W. M., L. P. Geldart, and R. E. S. (1990). Applied Geophysics, 2nd ed.
Cambridge University Press.
Uwiduhaye, J. d’Amour, Mizunaga, H., & Saibi, H. (2018). Geophysical
investigation using gravity data in Kinigi geothermal field. northwest
Rwanda. J. Afr. Earth Sci, 139(https://doi.org/10.1016/j.jafrearsci.2
017.12.016), 184– 192.
Wardhana, D. D., Harjono, H., & Sudaryanto, S. (2014). Struktur Bawah
Permukaan Kota Semarang Berdasarkan Data Gayaberat. Jurnal RISET
Geologi dan Pertambangan, 24(1), 53.
https://doi.org/10.14203/risetgeotam2014.v24.81
Zaenudin, A., & Yulistina, S. (2020). Studi Identifikasi Struktur Geologi Bawah
Permukaan Untuk Mengetahui Sistem Sesar Berdasarkan Analisis First
Horizontal Derivative (FHD), Second Vertical Derivative (SVD), Dan 2,5D
Forward Modeling Di Daerah Manokwari Papua Barat. Jurnal Geofisika
Eksplorasi, 4(2), 62–76. https://doi.org/10.23960/jge.v4i2.15
Zaenudin, A., Darmawan, I. G. B., Armijon, Minardi, S., & Haerudin, N. (2017).
Pendugaan Penurunan Tanah (Land Subsidence) di Bandar Lampung Dengan
Metode Insar dan Gayaberat Mikro. AVoER9 Seminar Nasional Penelitian
dan Pengabdian Kepada Masyarakat, November, 277–280.
http://repository.lppm.unila.ac.id/8283/1/PROSIDING SEMINAR AVoER
9_2017-1.pdf
34
LAMPIRAN
35