Anda di halaman 1dari 54

IDENTIFIKASI STRUKTUR SESAR BERDASARKAN

ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN FILTER SECOND


VERTICAL DERIVATIVE
(STUDI KASUS: JALAN RYACUDU, BANDAR LAMPUNG)

TUGAS AKHIR

Satya Aji Ferdiansyah


118120137

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
LAMPUNG SELATAN
2022
IDENTIFIKASI STRUKTUR SESAR BERDASARKAN
ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN FILTER SECOND
VERTICAL DERIVATIVE
(STUDI KASUS: JALAN RYACUDU, BANDAR LAMPUNG)

TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana

Satya Aji Ferdiansyah


118120137

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
LAMPUNG SELATAN
2022
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir Sarjana dengan judul “IDENTIFIKASI STRUKTUR SESAR


BERDASARKAN ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN FILTER
SECOND VERTICAL DERIVAITVE (STUDI KASUS: JALAN RYACUDU,
BANDAR LAMPUNG).” adalah benar dibuat oleh saya sendiri dan belum pernah
dibuat dan diserahkan sebelumnya, baik sebagian ataupun seluruhnya, baik oleh
saya ataupun orang lain, baik di Institut Teknologi Sumatera maupun di institusi
pendidikan lainnya.

Lampung Selatan, 27 Juli 2022


Penulis

Satya Aji Ferdiansyah


118120137

Diperiksa dan disetujui oleh,


Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Nono Agus Santoso, S.Si., M.T. Purwaditya Nugraha, S.Si., M.T.
NIP. 199108142019031011 NRK. 1994053120201287
Disahkan oleh,
Koordinator Program Studi Teknik Geofisika
Jurusan Teknologi Produksi Dan Industri
Institut Teknologi Sumatera

Risky Martin Antosia, S.Si., M.T.


NIP. 198503132019031015
iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Akhir ini adalah karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Satya Aji Ferdiansyah


Nim : 118120137
Tanda Tangan :
Tanggal : xx Oktober 2022
iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Institut Teknologi Sumatera, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Nama : Satya Aji Ferdiansyah
NIM : 118120137
Program Studi : Teknik Geofisika
Jurusan : Teknologi Produksi Dan Industri
Jenis Karya : Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Institut Teknologi Sumatera Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Identifikasi Struktur Sesar Berdasarkan Anomali Gayaberat Menggunakan


Filter Second Vertical Derivative
(Studi Kasus: Jalan Ryacudu, Bandar Lampung)

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Institut Teknologi Sumatera berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Lampung Selatan

Pada tanggal : xx Oktober 2022


Yang menyatakan,

Satya Aji Ferdiansyah


v

Identifikasi Struktur Sesar Berdasarkan Anomali Gayaberat Menggunakan


Filter Second Vertical Derivative
(Studi Kasus: Jalan Ryacudu, Bandar Lampung)

Satya Aji Ferdiansyah 118120137


Pembimbing 1 Dr. Agus Nono Santoso, S.Si., M.T.
Pembimbing 2 Purwaditya Nugraha, S.Si., M.T.

ABSTRAK
Kata kunci:
vi

Identification of Fault Structure Based on Gravity Anomaly Using Second


Vertical Derivative Filter in Ryacudu Road, Bandar Lampung
Satya Aji Ferdiansyah 118120137
Advisor 1 Dr. Agus Nono Santoso, S.Si., M.T.
Advisor 2 Purwaditya Nugraha, S.Si., M.T.

ABSTRACT
Keywords:
vii

RIWAYAT HIDUP

Satya Aji Ferdiansyah, lahir di Magelang pada tanggal 27 Juli 2000. Penulis
merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Agus Kheriyono
dan Ibu Tri Saryati.

Penulis memulai pendidikan Taman Kanak – Kanak (TK) di TK Satya Dharma


Sudjana II pada tahun 2005, kemudian melanjutkan Sekolah Dasar (SD) di SDN 1
Gunung Madu yang lulus pada tahun 2012, kemudian melanjutkan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Satya Dharma Sudjana yang lulus pada tahun 2015, dan
menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Terusan
Nunyai yang lulus pada tahun 2018.

Pada tahun 2018 penulis diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan


jenjang Strata Satu (S1) di Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Program Studi
Teknik Geofisika.
viii

MOTTO

"Hargai dirimu, hargai prosesmu tanpa berpikir bahwa dirimu tak layak dan orang
lain lebih baik darimu."
"Jangan pernah menakar kesuksesan orang lain pada diri sendiri, karena kita
memiliki timeline yang berbeda."
ix

PERSEMBAHAN

Dengan segenap hati dan penuh rasa syukur, saya persembahkan skripsi ini
kepada:

ALLAH SWT
Puji dan Syukur saya ucapkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang
selalu memberikan perlindungan dan kelancaran sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas serta kewajiban selama perkuliahan dan proses pengerjaan
Tugas Akhir ini.

Bapak dan Ibu,


Agus Kheriyono dan Tri Saryati
Aji persembahkan karya tulis ini kepada Bapak Agus Khriyono dan Ibu Tri
Saryati yang tak henti berdoa dan mendukung di mana pun Aji berada. Aji
mengucapkan banyak terima kasih untuk doa, dukungan serta materi yang telah
banyak diberikan untuk memenuhi kebutuhan hidup selama menempuh
pendidikan hingga saat ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan
di mana pun Bapak dan Ibu berada serta membalas seluruh kebaikan Bapak dan
Ibu.

Abang,
Galang Saputra
Sebagai tanda sayang, Aji persembahkan karya tulis ini kepada Abang saya
Galang Saputra yang selalu mendoakan Aji dan mendukung dalam keadaan apa
pun. Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan di mana pun kalian
berada.

Diriku,
Untuk saya yang sudah berjuang keras hingga saat ini, Saya persembahkan karya
tulis ini. Terima kasih sudah mampu melewati semua proses yang ada selama
perkuliahan, terutama jatuh bangun dalam pembuatan karya tulis ini. Terima kasih
untuk tekad dan keyakinan sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.
x

Sahabatku,
Kontrakan Anak Rantau (Basecamp)
Untuk member Kontrakan Anak Rantau (Atha Febiyoga Tamam, Dhio Arya Haq
Prayoga, Muhammad Fikri Maskuri, Nungga Saputra, Rifqi Apryandi Zuhdi,
Rizki Dinata, Yoga Mustofa) Terima kasih untuk doa, motivasi, dukungan waktu
dan saran yang selalu kalian berikan kepada saya. Terima kasih sudah menjadi
teman sekaligus keluarga kecil selama kuliah dan banyak hal yang sudah kalian
berikan selama ini. Sukses selalu untuk kita semua dan semoga selalu dalam
perlindungan Allah SWT kapan pun dan di mana pun kalian berada.

Dosen Pembimbing Tugas Akhir


Sebagai penghargaan saya, untuk Bapak Nono Agus Santoso, S.Si., M.T. dan
Bapak Purwaditya Nugraha, S.Si., M.T. Telah banyak sekali waktu, ilmu,
pengalaman serta bimbingan yang telah ibu berikan kepada saya. Oleh karena itu
saya ucapkan banyak terima kasih atas semua yang telah diberikan dalam proses
pengerjaan Laporan Tugas Akhir ini.
xi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
“Identifikasi Struktur Sesar Berdasarkan Anomali Gayaberat Menggunakan Filter
Second Vertical Derivative (Studi Kasus: Jalan Ryacudu, Bandar Lampung)”.
Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik tidak lepas dari bantuan banyak
pihak.

Terima kasih saya ucapkan kepada.

1. Risky Martin Antosia, S.Si., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Geofisika Institut Teknologi Sumatera.
2. Dr. Nono Agus Santoso, S.Si., M.T. selaku dosen pembimbing pertama yang
telah memberikan izin penggunaan data untuk penelitian serta sangat sabar
dalam memberikan arahan dan saran kepada penulis.
3. Purwaditya Nugraha, S.Si., M.T. selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberi arahan terhadap penulisan tugas akhir.
4. Izaina Nurfitriana, S.Si., M.T. selaku dosen wali saya yang telah memberikan
banyak masukan dan saran selama masa perkuliahan.
5. Dosen Teknik Geofisika yang telah banyak memberikan ilmu kepada saya.
6. Bapak Agus Kheriyono dan Ibu Tri Saryati yang selalu mendukung penulis
dalam hal dan bidang apapun, menjadi pendengar yang baik, dan selalu
mengerti dengan kesusahan yang penulis hadapi.
7. Galang Saputra selaku kakak pertama yang selalu mendukung dan memberi
semangat.
8. Bang Irham yang telah mengajarkan penulis dalam pengolahan data.
9. Anak rantau (Atha, Dhio, Fikri, Nungga, Rifqi, Dinata, Yoga) yang sudah
bersama-sama dengan penulis dalam menjalani proses pendidikan di Teknik
Geofisika ITERA.
10. Trio wek-wek (Anggi, Chantika, Mifta) yang menemani dan memberi masukan
dalam mengerjakan Tugas Akhir.
xii

11. Teman-teman seperbimbingan (Zahra, Fitri, Agnes, Prastowo, Benny,


Mandira, Fiqhan, Kinan, Desta, Farel, Petrus, dan Raysha).
12. Rekan-rekan prodi Teknik Geofisika Angkatan 2018 selaku teman
seperjuangan kuliah. dan
13. Dan teman-teman lain yang telah membantu saya dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Saya menyadari, bahwa Tugas Akhir yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
semua pembaca agar saya dapat menjadi lebih baik lagi dikemudian hari.

Lampung Selatan, xx Oktober 2022

Satya Aji Ferdiansyah


xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii
MOTTO .............................................................................................................. viii
PERSEMBAHAN................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR SIMBOL ........................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
1.5 Batasan Masalah ....................................................................................... 3
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 4
2.1 Geologi Regional ...................................................................................... 4
2.2 Geologi Daerah Penelitian........................................................................ 5
2.3 Sesar ......................................................................................................... 7
2.4 Konsep Dasar Metode Gayaberat ............................................................. 7
2.4.1 Hukum Newton ................................................................................. 7
2.4.2 Medan Potensial Gayaberat............................................................... 8
2.5 Teori Khusus Mengenai Pengolahan dan Pemodelan Data ...................... 9
2.5.1 Koreksi Data Gayaberat .................................................................... 9
2.5.2 Pemisahan Anomali Regional dan Residual ................................... 13
2.5.3 Analisis Spektrum ........................................................................... 15
2.5.4 Second Vertical Derivative (SVD) .................................................. 16
2.5.5 Pemodelan Ke Depan (Forward Modeling).................................... 16
2.6 Kajian Pustaka Penelitian Sebelumnya .................................................. 18
2.6.1 Penilaian Ulang Sesar di Area Way Huwi, Lampung Selatan dengan
Metode Gayaberat .......................................................................................... 18
xiv

2.6.2 Pemodelan Geoteknik Untuk Menentukan Karakteristik Lapisan


Tanah Sebelum Pembangunan Gedung Kuliah Umum di Embung Besar
Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia ........................................ 18
2.6.3 Identifikasi Jenis Sesar Semangko Segmen Sunda di Tenggara
Provinsi Lampung dan Barat Laut Provinsi Banten Menggunakan Metode
Gravitasi Analisa Derivatif ............................................................................ 19
2.6.4 Geophysical Approach for Assessment of Seawater Intrusion in the
Coastal Aquifer of Bandar Lampung, Indonesia ........................................... 20
2.6.5 Pendugaan Penurunan Tanah (Land Subsidence) di Bandar
Lampung Dengan Metode Insar dan Gayaberat Mikro ................................. 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 22
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian serta Desain Akuisisi ............................. 22
3.2 Alat dan Bahan ....................................................................................... 23
3.2.1 Alat .................................................................................................. 23
3.2.2 Bahan............................................................................................... 23
3.3 Prosedur Penelitian ................................................................................. 24
3.3.1 Menghitung Complete Bouguer Anomaly (CBA) ........................... 24
3.3.2 Pemisahan Anomali Regional dan Residual Gayaberat .................. 24
3.3.3 Analisis Spektrum ........................................................................... 24
3.3.4 Second Vertical Derivative (SVD) .................................................. 24
3.3.5 Pemodelan Bawah Permukaan ........................................................ 25
3.4 Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 26
4.1 Complete Bouguer Anomaly (CBA) ....................................................... 26
4.2 Pemisahan Anomali Regional dan Residual .......................................... 27
4.3 Analisis Spektrum .................................................................................. 28
4.4 Second Vertical Derivative (SVD) ......................................................... 29
4.5 Forward Modeling 2D............................................................................ 30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 32
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 32
5.2 Saran ....................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 33
LAMPIRAN ......................................................................................................... 35
xv

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Timeline kegiatan penelitian ................................................................. 22
xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tatanan fisiografi dan morfologi daerah Lampung (Mangga dkk.,
1993) ....................................................................................................................... 4
Gambar 2.2 Peta geologi regional lembar Tanjungkarang (dimodifikasi dari
Mangga dkk., 1993) ................................................................................................ 5
Gambar 2.3 Stratigrafi daerah penelitian (Mangga dkk., 1993) ............................. 6
Gambar 2.4 Tampilan software koreksi tidal. ....................................................... 10
Gambar 2.5 Ilustrasi looping pengukuran gayaberat ............................................ 11
Gambar 2.6 Titik pengukuran pada ketinggian terhadap Mean Sea Level (Telford
dkk., 1990) ............................................................................................................ 12
Gambar 2.7 Koreksi bouguer pada gayaberat (Telford dkk, 1990) ...................... 13
Gambar 2.8 Pemisahan zona regional, residual, dan noise ................................... 16
Gambar 2.9 Reinterpretasi keberadaan sesar ditandai garis biru (Siringoringo dkk.,
2021) ..................................................................................................................... 18
Gambar 2.10 Korelasi gabungan semua metode yang digunakan (Pascaloa, 2020)
............................................................................................................................... 19
Gambar 2.11 Ilustrasi sesar normal (Putri & Annisa, 2021) ................................. 19
Gambar 2.12 Peta anomali bouguer dengan model bawah permukaan (Rustadi dkk.,
2021) ..................................................................................................................... 20
Gambar 2.13 Peta anomali bouguer Bandar Lampung (Zaenudin dkk., 2017) .... 21
Gambar 3.1 Lokasi daerah penelitian.................................................................... 22
Gambar 3.2 Desain akuisisi daerah penelitian ...................................................... 23
Gambar 3.3 Diagram alir penelitian Tugas Akhir ................................................. 25
Gambar 4.1 Kurva sebaran data Complete Bouguer Anomaly .............................. 26
Gambar 4.2 CBA (garis tegas), anomali regional (garis titik), dan anomali residual
(garis putus)........................................................................................................... 27
Gambar 4.3 Kurva ln A terhadap k ....................................................................... 29
Gambar 4.4 Grafik analisa derivative terhadap CBA ........................................... 29
xvii

DAFTAR SIMBOL

F = Gaya tarik menarik antara dua buah benda (N)


G = Konstanta gayaberat (6,67 x 10-11 Nm2/kg2)
𝑔 = Percepatan gravitasi (m/s2)
m1 = Massa bumi (kg)
m2 = Massa benda (kg)
r2 = Jarak antar benda (m2)
𝐺𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑙 = Gayaberat terkoreksi tidal (mGal)
𝐺𝑟𝑒𝑎𝑑 = Nilai gayaberat bacaan alat (mGal)
𝐺𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑑𝑟𝑖𝑓𝑡 = Gayaberat terkoreksi drift (mGal)
𝐺𝑜𝑏𝑠 = Gayaberat observasi (mGal)
𝐺𝑏𝑎𝑠𝑒 = Gayaberat base (mGal)
∆𝑔 = Gayaberat relatif (mGal)
𝑔𝜑 = Gayaberat terkoreksi lintang (radian)
𝐹𝐴𝐶 = Free Air Correction (mGal)
𝐹𝐴𝐴 = Free Air Anomaly (mGal)
𝐵𝐶 = Koreksi bouguer (mGal)
ℎ = Ketinggian stasiun pengukuran (m)
𝜌 = Densitas batuan (gr/cc)
𝑇𝐶 = Terrain Correction (mGal)
𝑆𝐵𝐴 = Simple Bouguer Anomaly (mGal)
𝐶𝐵𝐴 = Complete Bouguer Anomaly (mGal)
𝑝0 = Intercept (mGal)
𝑝1 = Slope (mGal/m)
𝑥 = Jarak (m)
∆𝑔𝑅𝑒𝑔 = Anomali regional (mGal)
∆𝑔𝑅𝑒𝑠 = Anomali residual (mGal)
𝘨 = Nilai anomali gayaberat (mGal)
∆𝑥 = Selisih antara jarak pada lintasan (m)
SVD = Second Vertical Derivative (mGal/m2)
xviii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bandar Lampung adalah salah satu kota penting yang ada di Provinsi Lampung
dimana merupakan wilayah yang memiliki kondisi geologi yang berada pada
pengaruh sesar. Wilayah tersebut dilintasi oleh Sesar Lampung-Panjang
berdasarkan Peta Geologi Lembar Tanjungkarang (Mangga dkk., 1993). Secara
geologi, sesar merupakan suatu bidang rekahan yang mengalami pergerakan antara
batuan satu dengan batuan yang lain, sesar memiliki cakupan area yang disebut
sebagai zona sesar.

Bandar Lampung memiliki salah satu infrastruktur penting yakni jalan Ryacudu
yang berfungsi sebagai jalan penghubung antara jalan Lintas Sumatera dengan jalan
Tol Trans Sumatera (Putra dkk., 2020). Sebagai salah satu infrastruktur penting
yang di bawah permukaannya terdapat sesar yang melintasi jalan tersebut hal ini
ditinjau berdasarkan Peta Geologi Lembar Tanjungkarang (Mangga dkk., 1993).
Salah satu faktor yang menyebabkan adanya masalah tersebut adalah geologi
bawah permukaan, faktor ini yang menjadi fokus dari penelitian ini untuk
mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan dari jalan tersebut.

Metode geofisika merupakan metode yang cocok digunakan untuk


mengidentifikasi kondisi geologi bawah permukaan (Kaerey dkk., 2002). Geofisika
adalah ilmu yang mempelajari fenomena kebumian yang terletak di bawah
permukaan dengan menggunakan prinsip fisika. Solusi untuk mempelajari struktur
bawah permukaan adalah metode gayaberat. Prinsip dasar metode gayaberat adalah
dengan mengukur percepatan gravitasi bumi berdasarkan variasi densitas batuan
bawah permukaan (Telford dkk., 1990). Besaran fisis dari hasil pengukuran metode
gayaberat adalah percepatan gravitasi bumi. Data tersebut dilakukan pengolahan
untuk mendapatkan anomali percepatan gravitasi bumi sehingga menghasilkan
densitas batuan penyusun. Selanjutnya identifikasi struktur geologi bawah
permukaan dengan menginterpretasikan variasi medan gravitasi dan densitas
batuan daerah penelitian. Metode gayaberat adalah metode yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan berdasarkan perbedaan

1
densitas batuan dengan cara mengukur percepatan gravitasi bumi (Uwiduhaye dkk.,
2018).

Penelitian sebelumnya survei geofisika menggunakan metode gayaberat telah


dilakukan oleh (Siringoringo dkk., 2021). Penelitian dengan menggunakan metode
gayaberat ini, dimana pengolahan data yang dilakukan menggunakan filter
polinomial orde-1 dan hasil identifikasi anomali residual, second vertical derivative
(SVD), dan forward modeling 2D untuk mengidentifikasi terduga sesar yang ada di
jalan Ryacudu, Bandar Lampung.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian yang dilakukan, rumusan masalah Tugas
Akhir ini adalah.
1. Bagaimana struktur sesar daerah penelitian berdasarkan filter second vertical
derrivative?
2. Bagaimana densitas batuan dan pemodelan struktur bawah permukaan di
daerah penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian Tugas Akhir ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui dugaan struktur sesar daerah penelitian berdasarkan filter second
vertical derrivative.
2. Mengetahui sebaran densitas batuan penyusun dan ilustrasi model bawah
permukaan menggunakan forward modeling 2D.

2
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian Tugas Akhir ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut.

1. Dapat menjadi informasi mengenai keberadaan struktur sesar di jalan Ryacudu,


Bandar Lampung.
2. Dapat menjadi bahan bacaan di perpustakaan Institut Teknologi Sumatera yang
berkaitan dengan topik penulisan tugas akhir ini.
3. Dapat menjadi pengetahuan yang mendukung pengembangan ilmu geofisika
dan ilmu geoteknik.

1.5 Batasan Masalah


Penelitian Tugas Akhir ini memiliki batasan masalah antara lain.

1. Penelitian ini hanya menggunakan metode gayaberat.


2. Penelitian ini menggunakan pengolahan data gayaberat satu dimensi.
3. Analisis struktur yang digunakan hanya filter Second Vertical Derivative
(SVD).

3
BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Geologi Regional


Pulau Sumatera merupakan hasil dari peristiwa subduksi yang terjadi pada masa
Kenozoikum antara dua lempeng yaitu batas lempeng Samudera Hindia yang
menunjam ke bawah lempeng Benua Eurasia. Hal tersebut merupakan sebab
terjadinya rotasi dari Pulau Sumatera yang sebelumnya berarah barat - timur
menjadi barat laut - tenggara (Hall, 2014). Deformasi ini menyebabkan pergerakan
Sesar Sumatera yang mulai aktif pada masa tersebut. Sesar Sumatera terbentuk
sebagai hasil dari proses subduksi secara bertahap selama periode Tersier Bawah
hingga Resen, kemudian menghasilkan busur magma yang luas di Pegunungan
Barisan yang terletak di sepanjang bagian barat pulau Sumatera (Mangga dkk.,
1993).

Lampung merupakan daerah yang memiliki kondisi fisiografi dan morfologi yang
beragam. Pada Gambar 2.1 secara fisiografi, Lampung terdiri dari tiga lajur yang
disebabkan oleh peristiwa tektonik yaitu, bagian barat Lajur Bengkulu, bagian
tengah barat daya Lajur Bukit Barisan, dan bagian timur Lajur Jambi-Palembang.
Di sisi lain, secara morfologi, Lampung memiliki tiga satuan morfologi yaitu,
bagian timur sebagai daratan bergelombang, bagian tengah barat Daya sebagai
pegunungan kasar, bagian barat sebagai pantai berbukit (Mangga dkk., 1993).

Gambar 2.1 Tatanan fisiografi dan morfologi daerah Lampung (Mangga dkk., 1993)

4
Pada Gambar 2.2 Lembar Tanjungkarang memiliki urutan stratigrafi yang tersusun
mulai dari yang muda hingga tua yaitu, Kuarter, Tersier, Pra-Tersier (Mangga dkk.,
1993). Pada masa Pra-Tersier terdiri dari formasi Kuarsit Sidodadi (Pzgk) yang
memiliki batuan dasar sebagai penyusun seperti batuan metamorf Kompleks
Gunung Kasih Tak Terpisahkan (Pzg). Pada masa Tersier terdiri dari Formasi
Tarahan (Tpot) dan Batuan Granit tak terpisahkan (Tmgr) yang tersusun oleh
batuan intrusif atau terobosan dan juga batuan produk gunung api. Batuan paling
muda pada masa Kuarter terdiri dari Formasi Lampung (QTl) dan Endapan Gunung
Muda Pesawaran (Qhvp) yang tersusun oleh produk gunung api, endapan
permukaan, dan batuan sedimen.

Gambar 2.2 Peta geologi regional lembar Tanjungkarang (dimodifikasi dari Mangga dkk., 1993)

2.2 Geologi Daerah Penelitian


Bandar Lampung merupakan kota dengan kondisi geologi yang berada pada
pengaruh sesar berdasarkan Peta Geologi Lembar Tanjungkarang (Mangga dkk.,
1993). Dapat dilihat pada Gambar 2.2 peta tersebut memperlihatkan jelas adanya
beberapa sesar yang melintasi kota Bandar Lampung. Daerah penelitian didominasi
litologi batuan dari Formasi Lampung yang banyak tersebar di Teluk Lampung dan

5
di sekitar Tanjung Karang. Adapun stratigrafi yang menyusun daerah penelitian
dapat dilihat pada Gambar 2.3 sebagai berikut.

Gambar 2.3 Stratigrafi daerah penelitian (Mangga dkk., 1993)

1. Formasi Lampung (QTl)


Vulkanoklastika tufan dan tuf riolit-dasit merupakan bagian dari Formasi Lampung.
Tuf yang bersifat riolitan memiliki warna putih kecokelatan. Batupasir tufan
memiliki warna putih kusam kekuningan. Tuf berbatuapung memiliki warna kelabu
kekuningan hingga putih kelabu. Formasi ini terendapkan di lingkungan air payau,
fluvial, dan terestial. Formasi Lampung ditindih secara tak selaras oleh endapan
Kuarter dan menindih tak selaras satuan-satuan yang lebih tua. Formasi Lampung
banyak tersebar di bagian Timur dan Timur Laut di Peta Geologi Lembar
Tanjungkarang (Mangga dkk., 1993).

2. Kompleks Gunung Kasih Tak Terpisahkan (Pzg)


Formasi ini termasuk ke dalam batuan malihan yang tercatat di satuan geologi Peta
Geologi Lembar Tanjung Karang (Mangga dkk., 1993). Batuan dengan umur tertua

6
memiliki ciri batuan malihan dengan derajat rendah – sedang. Batuan ini terdiri dari
sekis, gnes, dan kuarsit. Formasi ini terbentuk pada masa Paleozoikum.

2.3 Sesar
Pulau Sumatera sangat dipengaruhi oleh sesar semangko. Aktifitas dari sesar
semangko banyak membentuk sesar minor yang tesebar di wilayah Provinsi
Lampung. Sesar merupakan struktur tektonik berupa rekahan yang mengalami
pergeseran dari posisi sebenarnya (Suntoko & Supartoyo, 2016). Bandar Lampung
merupakan daerah yang memiliki banyak sesar sebagai struktur geologi pada
Lembar Tanjung Karang yang memiliki arah barat laut - tenggara dan kelurusan
timur laut - barat daya, dan beberapa sesar minor berarah utara - selatan. Sesar yang
memiliki arah barat laut - tenggara di daerah Lampung merupakan sesar yang paling
banyak ditemukan dan yang paling kompleks (Mangga dkk., 1994).

2.4 Konsep Dasar Metode Gayaberat

Metode gayaberat merupakan metode yang digunakan untuk menggambarkan


batuan bawah permukaan berdasarkan variasi densitas batuan dengan
memanfaatkan medan percepatan gravitasi bumi (Wardhana dkk., 2014).
Keunggulan metode gayaberat dalam pengukuran yaitu dapat mengilustrasikan
struktur geologi bawah permukaan dan distribusi densitas batuan dibawah
permukaan. Dalam sistem SI tercatat nilai percepatan gravitasi bumi adalah 9,80
m/s2. Satuan yang lebih kecil dinyatakan dalam mikrometer/s2 atau g.u (gravity
unit). Dalam pengukuran gayaberat untuk nilai yang didapat biasanya termasuk
satuan cgs yang dinyatakan dalam cm/s2.

2.4.1 Hukum Newton


Prinsip dasar metode gayaberat adalah Hukum Newton tentang gravitasi. Pada
Gambar 2.4 gaya gravitasi merupakan gaya tarik antara pusat benda dengan benda
lainnya (Telford dkk., 1990). Hal tersebut juga dikenal sebagai Hukum Newton
yang dinyatakan dengan persamaan 2.1.

7
Gambar 2.4 Gaya tarik menarik antar dua benda
𝑚1 𝑚2 (2.1)
𝐹=𝐺
𝑟2
Benda jatuh telah mengalami respon percepatan gravitasi hal ini disebut gaya
gravitasi. Benda yang mengalami percepatan secara vertikal kebawah merupakan
bentuk gaya tarik bumi terhadap massa benda diluar bumi (Sarkowi, 2014). Pada
Hukum II Newton dinyatakan bahwa gaya merupakan perkalian massa benda
dengan percepatannya, maka dapat ditulis persamaan berikut.

𝐹 = 𝑚𝑎 (2.2)

Nilai a (percepatan) dapat diganti dengan g (percepatan gravitasi bumi), sehingga


pada konsep gayaberat persamaan dapat ditulis menjadi.

𝐹 = 𝑚𝑔 (2.3)

Maka bentuk korelasi antara persamaan 2.1 dengan 2.3 dapat dinotasikan sebagai
berikut.
𝑚 (2.4)
𝑔=𝐺
𝑟2

2.4.2 Medan Potensial Gayaberat


Menurut Lowrie (2007) dalam geofisika, pengukuran gayaberat mengalami
perubahan kecil dari suatu tempat ke tempat lain yang disebabkan oleh struktur
bawah permukaan. Penerapan dalam geofisika sebuah medan menjadi komponen
yang lebih diutamakan dibandingkan dengan sebuah gaya. Potensial gayaberat
merupakan perpindahan suatu massa dari suatu titik ke titik tertentu yang
memerlukan sebuah energi. Medan potensial dapat dinyatakan sebagai gradien atau

8
potensial skalar. Medan gravitasi konservatif dapat dinotasikan dari fungsi
potensial skalar yakni (Blakely, 1996):

𝐹(𝑥,𝑦,𝑧) (2.5)
𝛻𝑈(𝑥, 𝑦, 𝑧) = − = −𝑔(𝑥, 𝑦, 𝑧)
𝑚

Fungsi potensial skalar apabila diubah menjadi koordinat polar maka menjadi
persamaan berikut:

𝐹(𝑟,𝜃,𝜙) (2.6)
𝛻𝑈(𝑟, 𝜃, 𝜙) = − = −𝑔(𝑟, 𝜃, 𝜙)
𝑚

Selanjutnya dilakukan proses penyederhanaan menggunakan persamaan potensial


skalar seperti berikut:
𝑟
𝑈(𝑟, 𝜃, 𝜙) = ∫∞(𝛻𝑈)𝑑𝑟
𝑟
𝑈(𝑟, 𝜃, 𝜙) = − ∫∞ 𝑔𝑑𝑟 (2.7)

Pengaplikasian persamaan (2.4) terhadap persamaan (2.8) maka didapatkan


persamaan berikut:

𝑟 𝑚
𝑈(𝑟) = − ∫∞ [𝐺 𝑟 2] 𝑑𝑟
𝑟 1
𝑈(𝑟) = −𝐺 ∫∞ 𝑚 (𝑟 2) 𝑑𝑟
𝑚
𝑈(𝑟) = 𝐺 (2.8)
𝑟

2.5 Teori Khusus Mengenai Pengolahan dan Pemodelan Data


2.5.1 Koreksi Data Gayaberat
Menurut Telford (1990) dalam pengukuran gayaberat besarnya nilai yang didapat
di permukaan bumi di pengaruhi oleh lima faktor yaitu topografi, lintang,
ketinggian, pasang surut, dan variasi densitas. Koreksi perlu dilakukan dalam
pengolahan data guna menghilangkan efek pengaruh tersebut dan menghasilkan
anomali gayaberat. Berikut beberapa koreksi gayaberat yang digunakan dalam
pengolahan data.

2.5.1.1 Koreksi Pasang Surut (Tide Corecction)

Koreksi pasang surut atau tidal merupakan koreksi yang dilakukan karena adanya
pengaruh tarikan gayaberat yang diakibatkan benda angkasa seperti bulan dan
matahari dalam pembacaan anomali gayaberat dipermukaan. Oleh karena itu, perlu

9
dilakukan koreksi untuk menghilangkan efek-efek terhadap bulan dan matahari.
Data gayaberat yang dipengaruhi oleh tidal dihitung melalui proses komputasi
(Longman, 1959).

Nilai tidal diperoleh dari software tidal yang disebut tidelongman.exe dengan cara
meng-input.
• Nama file
• Beda waktu lokal dengan GMT
• Longitude dan latitude
• Tanggal mulai
• Tanggal akhir
• Waktu mulai dan waktu selesai
Hasil dari program tersebut berupa waktu dan nilai tidal, kemudian disesuaikan
nilai tidal dengan waktu pengukuran data gayaberat.

Gambar 2.4 Tampilan software koreksi tidal.

Menghitung nilai 𝐺𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑙 dengan persamaan berikut.


𝐺𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑙 = 𝐺𝑟𝑒𝑎𝑑 + 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑙 (2.9)

2.5.1.2 Koreksi Apungan (Drift Corecction)

Koreksi apungan dilakukan karena adanya efek perbedaan waktu yang dilakukan
pada stasiun yang sama. Hal ini dikarenakan perubahan harga pegas alat selama
pengukuran berlangsung. Perubahan sifat elastis pegas pada gravimeter akibat dari
penurunan daya alat dan guncangan saat pengukuran.

10
Gambar 2.5 Ilustrasi looping pengukuran gayaberat

Dapat dilihat pada Gambar 2.7 merupakan skema looping saat pengukuran. Oleh
karena itu untuk menghilangkan efek ini, maka dilakukan koreksi drift dengan
menggunakan persamaan berikut.

𝑔𝑛 − 𝑔1 (2.10)
𝑑𝑟𝑖𝑓𝑡 = (𝑡 − 𝑡1 )
𝑡𝑛 − 𝑡1 𝑠
Koreksi drift didapatkan dengan mengunakan persamaan berikut.

𝐺𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑑𝑟𝑖𝑓𝑡 = 𝐺𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑙 − 𝑑𝑟𝑖𝑓𝑡 (2.11)

2.5.1.3 Nilai Gayaberat Observasi

Gayaberat observasi yakni nilai percepatan gayaberat yang belum memberikan


informasi variasi densitas batuan pada titik pengukuran akibat adanya tarikan dari
lingkungan sekitar. Secara matematis, persamaan yang digunakan untuk
menghitung sebagai berikut.

∆𝑔 = 𝐺𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑑𝑟𝑖𝑓𝑡 (𝑛) − 𝐺𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑑𝑟𝑖𝑓𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 (2.11)


Gayaberat observasi didapatkan dengan cara menghitung persamaan berikut.

𝐺𝑜𝑏𝑠 = 𝐺𝑏𝑎𝑠𝑒 + ∆𝑔 (2.12)

2.5.1.4 Koreksi Lintang (Lattitude Correction)

Koreksi yang dilakukan karena bentuk bumi mendekati spheroidal, sebagai acuan
untuk menghilangkan dan mengabaikan efek benda diatasnya. Menurut Geodetic
Reference System 1980 (GRS80) nilai gayaberat terkoreksi lintang dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut.

𝑔𝜑 = 978032.7 (1 + 0.0053024𝑠𝑖𝑛2 𝜑 + 0.0000058 𝑠𝑖𝑛2 2𝜑) (2.13)

11
2.5.1.4 Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction)

Koreksi yang dilakukan untuk menghilangkan pengaruh ketinggian antara titik


pengamatan dan datum. Pada Gambar 2.8 besar faktor FAC pada daerah ekuator
adalah 0,3086 mGal/m. Persamaan yang digunakan untuk dalam koreksi udara
bebas sebagai berikut.

Gambar 2.6 Titik pengukuran pada ketinggian terhadap Mean Sea Level (Telford dkk., 1990)

𝐹𝐴𝐶 = 𝑂, 3086 ℎ (2.14)


𝐹𝐴𝐴 = 𝑔𝑜𝑏𝑠 − 𝑔𝜑 + 𝐹𝐴𝐶 (2.15)

2.1.5.5 Metode Nettleton

Pengolahan gayaberat dalam menentukan densitas batuan menggunakan metode


Nettleton. Metode Nettleton merupakan estimasi rapat massa dengan menerapkan
koreksi silang antara perubahan elevasi terhadap referensi tertentu dan anomali
gayaberat. Metode ini mengestimasikan densitas yang digunakan sesuai dengan
densitas permukaan maka penampang anomali gayaberat yang dihasilkan akan
lebih smooth.

2.5.1.6 Koreksi Bouguer

Koreksi yang dilakukan untuk menghilangkan efek dari tarikan massa bawah
permukaan antara titik pengukuran dan titik acuan dengan asumsi lapisan batuan
tersebut berupa slab tak berhingga dapat dilihat pada Gambar 2.9. Oleh karena itu,
persamaan yang digunakan sebagai berikut.

12
Gambar 2.7 Koreksi bouguer pada gayaberat (Telford dkk, 1990)

𝐵𝐶 = 0,04191 𝜌 ℎ (2.16)

2.5.1.7 Koreksi Medan (Terrain Correction)

Koreksi yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh topografi di permukaan yang


relatif kasar dan perbedaan elevasi pada permukaan maupun lembah di sekitar titik
pengukuran. Penerapan koreksi ini dibagi menjadi dua berdasarkan radiusnya, yaitu
inner zone dan outer zone, sehingga persamaan yang digunakan adalah sebagai
berikut:

𝜌 (2.17)
𝑇𝐶 = 0,04191 (𝑟 − 𝑟1 + √𝑟1 2 + 𝑧 2 − √𝑟2 2 + 𝑧 2 )
𝑛 2

2.1.5.8 Anomali Bouguer

Nilai gayaberat yang telah dilakukan tahapan koreksi disebut juga anomali bouguer.
Nilai anomali bouguer dibagi menjadi dua, yakni Simple Bouguer Anomaly (SBA)
dan Complete Bouguer Anomaly (CBA) yg dinotasikan kedalam persamaan berikut.
𝑆𝐵𝐴 = 𝑔𝑜𝑏𝑠 − 𝑔Ɵ + 𝐹𝐴𝐶 (2.18)
𝐶𝐵𝐴 = 𝑆𝐵𝐴 + 𝑇𝐶 (2.19)

2.5.2 Pemisahan Anomali Regional dan Residual


Nilai percepatan gravitasi hasil pengukuran masih dipengaruhi oleh tarikan gaya
benda langit, kelelahan alat, letak geografi, elevasi, variasi rapat massa batuan, dan
topografi. Cara mengurangi pengaruh terhadap nilai percepatan gravitasi yakni,
koreksi tidal, koreksi apungan, koreksi latitude, koreksi udara bebas, koreksi

13
bouguer, dan koreksi medan (Muhajirin dkk., 2020). Berdasarkan koreksi tersebut
akan menghasilkan sebuah Complete Bouguer Anomaly.

Complete Bouguer Anomaly merupakan hasil penjumlahan antara anomali regional


dengan anomali residual. Anomali regional dipengaruhi oleh struktur yang dalam
dan anomali residual dipengaruhi oleh struktur dangkal. Pentingnya dilakukan
pemisahan anomali residual karena metode gayaberat mampu menjangkau target
yang dalam di bawah permukaan namun kebanyakan menargetkan struktur yang
dangkal. Pemisahan anomali regional dan residual dengan menggunakan filter
polinomial, hal ini telah teruji bahwa filter yang paling efektif digunakan adalah
polinomial (Purnomo dkk., 2016).

Filter polinomial digunakan untuk menghitung anomali residual, tetapi terlebih


dahulu menghitung anomali regional. Dalam mendapatkan anomali regional
menggunakan filter polinomial bisa dihitung melalui persamaan berikut.

∆𝑔𝑟𝑒𝑔 = 𝑝0 + 𝑝1 𝑥
𝑝0 = 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑡(∆𝑔𝐶𝐵𝐴 𝑥)
𝑝1 = 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒(∆𝑔𝐶𝐵𝐴 𝑥) (2.20)

Nilai 𝑝1 merupakan konstanta dari persamaan ∆𝑔𝐶𝐵𝐴 dan spasi pengukuran (𝑥)
yang dihitung sebagai fungsi slope digunakan untuk mencari trendline. Nilai 𝑝0
merupakan konstanta dari persamaan ∆𝑔𝐶𝐵𝐴 dan spasi pengukuran yang dihitung
sebagai fungsi intercept digunakan untuk mencari titik potong trendline dengan
sumbu-Y.
Anomali regional telah didapatkan dari hasil perhitungan polinomial, maka untuk
langkah selanjutnya menghitung anomali residual. Complete Bouguer Anomaly
merupakan jumlah dari anomali regional ditambah dengan anomali residual. Oleh
karena itu, untuk memperoleh anomali residual maka perlu dilakukan dengan cara
mengurangi Complete Bouguer Anomaly dengan anomali regionalnya (Kaerey
dkk., 2002).

∆𝑔𝑅𝑒𝑠 = ∆𝑔𝐶𝐵𝐴 − ∆𝑔𝑅𝑒𝑔 (2.28)

14
2.5.3 Analisis Spektrum
Analisis spektrum pada metode gayaberat digunakan untuk estimasi kedalaman dari
zona regional dan residual. Proses analisis spektrum yang digunakan dalam
penelitian ini adalah satu dimensi. Konsep dasar dari analisa spektrum adalah
transformasi fourier yang menerapkan proses pengubahan domain spasial ke dalam
domain frekuensi. Persamaan yang digunakan sebagai berikut:

(2.29)
𝐹(𝑘) = ∫ 𝑓(𝑥)𝑒 −𝑑𝑥 𝑑𝑥
−∞

Komponen 𝑘 adalah bilangan gelombang terhadap panjang gelombang 𝜆 atau


frekuensi 𝑓, dimana nilai 𝑘 didapat dari persamaan berikut:

2𝜋 (2.30)
𝑘=
𝜆
Transformasi fourier 𝐹(𝑘) merupakan sebuah fungsi kompleks dengan komponen
real dan imajiner, yakni dapat ditulis sebagai berikut:

1 (2.31)
2 2 2
|𝐹(𝑘)| = [(𝑅𝑒𝐹(𝑘)) + (𝐼𝑚𝐹(𝑘)) ]

𝐼𝑚𝐹(𝑘)
𝜃(𝑘) = 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛
𝑅𝑒𝐹(𝑘)
Fungsi |𝐹(𝑘)| adalah amplitudo sedangkan 𝜃(𝑘) adalah fase spektrum atau
bilangan gelombang (𝑘).

Estimasi kedalaman zona regional dan residual ditentukan dengan menganalisis


spektrum amplitudo terhadap bilangan gelombang, dimana kemiringan atau slope/2
grafik menunjukkan kedalaman sumber anomali. Berdasarkan korelasi antara 𝐿𝑛 𝐴
terhadap 𝑘 maka didapatkan grafik yang menghasilkan gradien yang merupakan
estimasi kedalaman zona regional, zona residual, maupun zona noise dapat dilihat
pada Gambar 2.10. Anomali regional sebagai frekuensi rendah sedangkan anomali
residual sebagai frekuensi tinggi.

15
Gambar 2.8 Pemisahan zona regional, residual, dan noise

2.5.4 Second Vertical Derivative (SVD)


Dalam pengolahan data gayaberat salah satu filter yang digunakan adalah Second
Vertical Derivative (SVD). Filter ini digunakan untuk menentukan batas-batas
struktur yang ada di daerah penelitian dan memunculkan efek dangkal dari zona
regionalnya (Zaenudin, & Yulistina., 2020). Second Vertical Derivative merupakan
filter yang bersifat High Pass Filter karena menghasilkan anomali dangkal, yang
memiliki konsep meloloskan sinyal anomali dengan frekuensi tinggi dan
menghambat sinyal anomali frekuensi rendah.

SVD dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut.


𝘨(𝑖+1) − 2𝘨(𝑖) + 𝘨(𝑖−1) (2.32)
𝑆𝑉𝐷 =
∆𝑥 2

2.5.5 Pemodelan Ke Depan (Forward Modeling)


Dalam pengolahan data gayaberat terdapat suatu proses untuk mencari suatu model
yang menghasilkan respon yang cocok dengan data pengamatan yaitu pemodelan
geofisika. Model yang didapatkan merupakan hasil yang memiliki informasi
geologi bawah permukaan pada lokasi pengukuran data, dalam pemodelan
geofisika membutuhkan data anomali gayaberat dan data pendukung seperti kondisi
geologi. Pemodelan ke depan (forward modeling) secara sederhana merupakan
proses membuat model yang cocok dengan data lapangan (Grandis, 2009).
Proses pemodelan ke depan menggunakan proses trial and error yang merupakan
proses coba-coba dengan cara mengubah-ubah harga parameter model tersebut,
sehingga mendapatkan kesesuaian antara data teoritis dengan data observasi.

16
Konsep pemodelan kedepan dengan poligon bersisi dapat diketahui menggunakan
persamaan sebagai berikut (Blakely, 1996):

17
2.6 Kajian Pustaka Penelitian Sebelumnya
2.6.1 Penilaian Ulang Sesar di Area Way Huwi, Lampung Selatan dengan
Metode Gayaberat
Penelitian dengan menggunakan metode gayaberat ini untuk memberikan
reinterpretasi sesar yang lebih detail di daerah Way Huwi (Siringoringo dkk., 2021).
Daerah ini merupakan pusat pendidikan dan perekonomian baru di Bandar
Lampung bagian timur. Sesar di daerah penelitian ini teridentifikasikan bertipe
Horst-Graben dan terbentuk sebelum Formasi Lampung diendapkan. Arah sesar
normal ini berarah Timur Laut-Barat Daya, hal ini berbeda dengan interpretasi sesar
pada peta geologi regional Tanjung Karang dengan arah Baratlaut-Tenggara, dapat
dilihat pada Gambar 2.9. Asal-usul Sesar Way Huwi secara tidak langsung bagian
dari perpanjangan Selat Sunda.

Gambar 2.9 Reinterpretasi keberadaan sesar ditandai garis biru (Siringoringo dkk., 2021)

2.6.2 Pemodelan Geoteknik Untuk Menentukan Karakteristik Lapisan Tanah


Sebelum Pembangunan Gedung Kuliah Umum di Embung Besar
Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia
Hasil penelitian pemodelan geoteknik berupa data geolistrik mapping yang
dikorelasikan dengan data sekunder yaitu data bor mesin dan N-SPT serta coring
magnetik (Pascaloa, 2020). Lapisan keras yang didapatkan merupakan batuan pasir
tuffan dengan nilai resistivitas tinggi (>135 Ωm), suseptibilitas 2,7-81,4(x10-
8
m3/kg), dan SPT >60 blow/foot pada kedalaman 7 m hingga 14 m dari permukaan
dapat dilihat pada Gambar 2.10.

18
Gambar 2.10 Korelasi gabungan semua metode yang digunakan (Pascaloa, 2020)

2.6.3 Identifikasi Jenis Sesar Semangko Segmen Sunda di Tenggara Provinsi


Lampung dan Barat Laut Provinsi Banten Menggunakan Metode
Gravitasi Analisa Derivatif
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode gravitasi (Putri dkk., 2021).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi jenis sesar
semangko pada segmen sunda menggunakan data gravitasi satelit TOPEX. Dalam
mengidentifikasi jenis sesar tersebut telah dilakukan analisa derifatif menggunakan
FHD dan SVD dari anomali Bouguer. Dari hasil analisis FHD dan SVD jenis sesar
semangko pada segmen sunda merupakan sesar normal dapat dilihat pada Gambar
2.11.

Gambar 2.11 Ilustrasi sesar normal (Putri & Annisa, 2021)

19
2.6.4 Geophysical Approach for Assessment of Seawater Intrusion in the
Coastal Aquifer of Bandar Lampung, Indonesia
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik tomografi dan
gayaberat (Rustadi dkk., 2021). Metode geolistrik digunakan untuk memetakan
keberadaan akuifser dan zona resistivitas rendah oleh intrusi air laut, sedangkan
metode gayaberat digunakan untuk membuat peta struktur yang dapat
menghubungkan akuifer pantai dan akuifer darat. Dapat dilihat pada Gambar 2.12
untuk hasil yang didapat.

Gambar 2.12 Peta anomali bouguer dengan model bawah permukaan (Rustadi dkk., 2021)

2.6.5 Pendugaan Penurunan Tanah (Land Subsidence) di Bandar Lampung


Dengan Metode Insar dan Gayaberat Mikro
Penelitian ini dilakukan untuk pendugaan penurunan tanah menggunakan metode
InSAR dan metode gayaberat mikro (Zaenudin dkk., 2017). Dari hasil analisis
InSAR didapatkan adanya indikasi penurunan tanah di Bandar Lampung dengan
kecepatan di atas 5 mm/tahun dan tertinggi 30 mm/tahun. Hasil dari analisis
gayaberat mikro penurunan tanah yang terjadi di Bandar Lampung berkorelasi
dengan keberadaan Sesar Panjang-Lampung dapat dilihat pada Gambar 2.13.

20
Gambar 2.13 Peta anomali bouguer Bandar Lampung (Zaenudin dkk., 2017)

21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian serta Desain Akuisisi


Penelitian Tugas Akhir ini dimulai bulan Desember 2021 – Agustus 2022 di
Kampus Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan. Kegiatan penelitian terdiri
dari studi literatur, pengolahan data, analisis dan interpretasi yang dapat dilihat pada
Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Timeline kegiatan penelitian

Bulan
Kegiatan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
Studi Literatur
Pengolahan Data
Analisis dan Interpretasi
Data
Seminar Proposal
Ujian Komprehensif
Sidang Akhir

Data yang digunakan merupakan hasil akuisisi metode gayaberat Mahasiswa


Teknik Geofisika di jalan Ryacudu pada Tahun 2020. Lokasi daerah penelitian
Tugas Akhir ditunjukkan pada Gambar 3.1 yang berada di Kabupaten Bandar
Lampung, Lampung. Pada sistem Universal Transverse Mercator (UTM) daerah
penelitian termasuk ke dalam zona 48S.

Gambar 3.1 Lokasi daerah penelitian

22
Desain akuisisi dilakukan disepanjang jalan Ryacudu (dapat dilihat pada Gambar
3.2). Hasil pengukuran yang dihasilkan sebanyak 25 titik pengukuran yang berarah
timur laut - barat daya dan penelitian dilakukan dengan jarak antar titik 250 m
dengan menggunakan alat gravimeter Scintrex CG-6.

Gambar 3.2 Desain akuisisi daerah penelitian

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Penelitian Tugas Akhir memerlukan peralatan yang membantu dan mempermudah
dalam pengerjaan berupa laptop yang digunakan dalam semua proses studi literatur,
pengolahan data, dan interpretasi. Hal pendukung dalam proses pengolahan data
hingga pembuatan Tugas Akhir dibutuhkan laptop yang dilengkapi dengan software
atau perangkat lunak yakni Surfer 13, Global Mapper, QGIS, dan Oasis Montaj.

3.2.2 Bahan
1. Data sekunder g ayaberat jalan Ryacudu
Data sekunder merupakan hasil akuisisi gayaberat yang dilakukan oleh
Mahasiswa Teknik Geofisika ITERA pada tahun 2020. Data berupa titik
koordinat stasiun pengukuran, bacaan alat (nilai percepatan gravitasi), dan

23
elevasi. Data terdiri dari 25 titik pengukuran dengan spasi 250 m dengan
menggunakan alat gravimeter Scintrex CG-6.
2. Peta Geologi
Peta geologi yang digunakan merupakan Lembar Geologi Tanjung Karang
(Mangga dkk., 1993).

3.3 Prosedur Penelitian


Tugas Akhir ini dilakukan untuk mendapatkan hasil identifikasi struktur geologi
bawah permukaan berdasarkan data anomali residual gayaberat dan Second Vertical
Derivative (SVD). Tugas Akhir ini memiliki langkah-langkah prosedur penelitian
diantaranya:

3.3.1 Menghitung Complete Bouguer Anomaly (CBA)


Data pengukuran gayaberat berupa titik koordinat, bacaan alat, dan elevasi yang
akan dilakukan beberapa koreksi gayaberat untuk mendapatkan nilai Complete
Bouguer Anomaly (CBA).

3.3.2 Pemisahan Anomali Regional dan Residual Gayaberat


Pada tahap pemisahan anomali regional dan residual pada pengolahan data
gayaberat menggunakan metode polinomial. Metode ini dilakukan dengan cara
menghitung anomali regional menggunakan formula sederhana seperti pada
persamaan (2.20). Langkah selanjutnya mencari anomali residual dengan cara
Complete Bouguer Anomaly dikurang dengan anomali regional.

3.3.3 Analisis Spektrum


Pada tahap analisis spektrum satu dimensi dilakukan dengan menggunakan
transformasi fourier. Konsep dasar transformasi fourier adalah mengubah domain
waktu menjadi domain frekuensi. Kurva dari hasil analisis spektrum berupa ln A
dan k, dimana kurva tersebut mengandung informasi batas zona regional dan
residual yang akan dilakukan estimasi kedalaman.

3.3.4 Second Vertical Derivative (SVD)


Pada tahap ini menggunakan filter Second Vertical Derivative dengan menghitung
turunan kedua dari data anomali bouguer dan menghasilkan output berupa data
Second Vertical Derivative yang menunjukkan sumber anomali dangkal, karena

24
SVD merupakan high pass filter. Filter Second Vertical Derivative juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi jenis sesar/patahan.

3.3.5 Pemodelan Bawah Permukaan


Pemodelan bawah permukaan data gayaberat yang dipakai pada penelitian ini yaitu
pemodelan kedepan. Pemodelan kedepan menggunakan input data anomali residual
dan data SVD. Pada proses pemodelan perlu diperhatikan informasi geologi daerah
penelitian, anomali residual, informasi kedalaman, informasi nilai densitas, dan
Second Vertical Derivative.

3.4 Diagram Alir Penelitian


Tugas Akhir memiliki diagram alir yang dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Diagram alir penelitian Tugas Akhir

25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Complete Bouguer Anomaly (CBA)


Data gayaberat yang telah didapatkan dari pengukuran berupa koordinat, nilai
percepatan gravitasi, dan elevasi yang masih menyimpan noise atau pengaruh
terhadap data gayaberat. Untuk mereduksi atau menghilangkan pengaruh tersebut
perlu dilakukan koreksi gayaberat. Hasil dari koreksi ini adalah nilai Complete
Bouguer Anomaly.

Gambar 4.1 Kurva sebaran data Complete Bouguer Anomaly dari hasil pengukuran gayaberat

Berdasarkan pada Gambar 4.1 hasil dari pengukuran yang dilakukan 25 titik
didapatkan sebaran nilai Complete Bouguer Anomaly berkisar antara 103,794 mGal
sampai dengan 119,418 mGal. Anomali rendah berada pada rentang nilai 103,79
mGal hingga 107,29 mGal yang tersebar di daerah pada jarak 1000 m sampai 2750
m dan anomali tinggi berada pada rentang nilai 114,26 mGal hingga 119,41 mGal
yang tersebar di daerah pada jarak 4000 m sampai 6000 m.

26
4.2 Pemisahan Anomali Regional dan Residual
Complete Bouguer Anomaly adalah anomali gayaberat yang masih dipengaruhi oleh
target dibawah permukaan yakni struktur dalam dan struktur dangkal. Pemisahan
anomali regional dan residual di lakukan dengan menggunakan filter polinomial
orde satu. Filter ini memperkirakan trendline dari Complete Bouguer Anomaly
dengan menggunakan pendekatan linear yang menghasilkan anomali regional.
Complete Bouguer Anomaly dikurang dengan anomali regional maka akan
menghasilkan anomali residual.

Gambar 4.2 CBA (warna biru), anomali regional (warna jingga), dan anomali residual (warna abu)

Berdasarkan kurva pada Gambar 4.2 menggambarkan 3 jenis respon anomali yang
didapatkan yaitu, Complete Bouguer Anomaly, anomali regional, dan anomali
residual. Anomali regional merupakan respon anomali berupa trendline dari hasil
perhitungan Complete Bouguer Anomaly. Trendline didapatkan dari persamaan
linear dari trend data Complete Bouguer Anomaly. Anomali regional memiliki
sebaran nilai yang tidak berfluktuasi dalam domain jarak, anomali regional juga
menunjukkan struktur geologi bawah permukaan yang relatif dalam karena bersifat
frekuensi rendah. Nilai anomali regional berkisar antara 102,068 mGal sampai
dengan 118,327 mGal. Kurva anomali regional ini memiliki kemiringan (slope)
sebesar 0,027 mGal/m dan intercept sebesar 102,068 mGal. Titik potong antara
anomali regional terhadap sumbu y pada jarak 0 m disebut intercept. Semakin jauh
jarak yang ditempuh maka semakin besar nilai anomali regional.

27
Hasil pengurangan antara Complete Bouguer Anomaly dengan anomali regional
merupakan anomali residual. Anomali residual menggambarkan struktur geologi
yang relatif dangkal karena memiliki sifat frekuensi tinggi sehingga menghasilkan
respon anomali yang berfluktuasi dengan domain jarak. Anomali residual memiliki
nilai berkisar antara -5,042 mGal sampai dengan 4,389 mGal. Anomali residual
terendah berlokasi pada jarak 2750 m dan nilai tertinggi berlokasi pada jarak 250
m.

4.3 Analisis Spektrum


Analisis spektrum 1D dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel.
Prinsip dari analisis spektrum menggunakan transformasi fourier yang mengubah
domain waktu menjadi domain frekuensi. Proses transformasi Fourier
mendapatkan komponen berupa bilangan real dan imajiner. Data anomali bouguer
dilakukan proses Fourier analysis yang akan menghasilkan bilangan amplitudo.
Amplitudo masih dalam bentuk domain waktu sehingga harus diubah menjadi
domain frekuensi, untuk mendapatkan bilangan gelombang (𝑘) yang didapat dari
frekuensi tersebut. Nilai 𝐿𝑛 𝐴 dihasilkan dari bilangan amplitudo.

Pemisahan zona regional dan residual dilakukan dengan melihat nilai cutoff dari
bilangan gelombang (𝑘) untuk zona regional memiliki cutoff bilangan gelombang
antara nilai 0 𝑓 sampai 0.005 𝑓, sedangkan zona residual memiliki cutoff bilangan
gelombang antara nilai 0.005 𝑓 sampai 0.011 𝑓, untuk cutoff bilangan gelombang
antara 0.013 𝑓 sampai 0.02 𝑓 berlaku sebagai noise. Hasil dari analisis spektrum
menghasilkan grafik 𝐿𝑛 𝐴 dengan 𝑘. Berdasarkan trend regional dan residual
didapatkan nilai estimasi kedalaman regional sebesar 2368,7 m dan residual sebesar
137,1 m (Gambar 4.3).

28
Gambar 4.3 Pemisahan zona regional, residual, dan noise

4.4 Second Vertical Derivative (SVD)


Hasil dari filtering data anomali bouguer menggunakan Second Vertical Derivative
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4. Filter SVD merupakan high pass filter
dengan menghasilkan sebuah anomali dangkal, respon anomali tersebut dapat
digunakan untuk mengidentifikasi struktur yang berasosiasi pada berkedalaman
dangkal.

Terduga struktur

Gambar 4.4 Analisa struktur sesar menggunakan filter SVD

Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa dalam pengukuran yang dilakukan di
sepanjang jalan Ryacudu menghasilkan respon anomali bouguer dan juga nilai SVD

29
pada kurva diatas. Nilai SVD tertinggi adalah 0,00006979 yang terdapat pada
interval 1500, sedangkan nilai SVD terendah adalah -0,00010592 terdapat pada
interval 1750. Respon anomali SVD yang menunjukkan nilai SVD 0 mGal/m2
mengindikasikan bahwa daerah tersebut terduga adanya struktur sesar. Berdasarkan
filter SVD didapatkan adanya 2 dugaan sesar yang melintasi titik pengukuran.

4.5 Forward Modeling 2D


Forward modeling didapatkan dengan menggunakan input data anomali residual
dan Second Vertical Derivative jalan Ryacudu, Bandar Lampung yang memiliki
panjang lintasan dari titik pengukuran 6250 m dan kedalaman 750 m seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.5 yang melintasi sesar pada Peta Geologi Lembar
Tanjungkarang yang telah diinterpretasikan oleh (Mangga dkk, 1994).

Gambar 4.5 Forward modeling jalan Ryacudu

30
Berdasarkan hasil forward modelling dapat diinterpretasikan bahwa daerah
penelitian tersusun oleh stratigrafi dari Formasi Lampung (QTl) sebagai lapisan
atas dan Kompleks Gunung Kasih (Pzg) sebagai lapisan bawah atau basement lokal.
Pada model geologi bawah permukaan (yang ditunjukkan oleh Gambar 4.5)
terdapat tiga lapisan. Penentuan lapisan yang dilakukan berdasarkan data geologi
dan penelitian daerah setempat. Lapisan pertama sebagai lapisan atas yang tersusun
oleh soil dan batulempung tufan dengan densitas rata-rata batuan adalah 2,13 gr/cc.
Lapisan kedua sebagai batupasir tufan dengan densitas rata-rata batuan adalah 2,42
gr/cc. Lapisan pertama dan lapisan kedua merupakan lapisan penyusun dari
Formasi Lampung (QTl) yang memiliki ketebalan rata-rata 200 m. Lapisan ketiga
merupakan Kompleks Gunung Kasih (Pzg) dengan ketebalan rata-rata 400 m yang
memiliki batuan penyusun yaitu batuan metamorf dan juga densitas batuan rata-rata
lapisan tersebut adalah 2.74 gr/cc.

Pada penampang model bawah permukaan dari hasil forward modelling terdapat
dua dugaan sesar yang teridentifikasikan (dapat dilihat pada Gambar 4.5). Oleh
karena itu, interpretasi sesar pada daerah penelitian terindikasi adanya dua dugaan
struktur sesar. Struktur sesar pada arah barat – timur berada dibagian timur laut
jalan Ryacudu, sedangkan struktur sesar dengan arah barat laut – tenggara berada
dibagian selatan jalan Ryacudu.

31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah:
1. Berdasarkan anomali gayaberat menggunakan filter Second Vertical
Derivative di daerah penelitian terindikasi adanya dugaan struktur sesar.
Respon anomali SVD yang menunjukkan nilai SVD 0 mGal/m2
mengindikasikan bahwa daerah tersebut terduga adanya struktur sesar.
Berdasarkan filter SVD didapatkan adanya 2 dugaan sesar yang melintasi titik
pengukuran.
2. Hasil forward modelling menunjukkan daerah penelitian memiliki tiga lapisan
yaitu lapisan pertama berupa soil dan batu lempung tufan dengan densitas 2,13
gr/cc, lapisan kedua berupa batu pasir tufan dengan densitas 2,42 gr/cc, dan
lapisan ketiga berupa batuan metamorf dengan densitas 2,74 gr/cc. Pada
penampang model bawah permukaan daerah penelitian terindikasi adanya dua
dugaan struktur sesar. Struktur sesar pada arah barat – timur berada dibagian
timur laut jalan Ryacudu, sedangkan struktur sesar dengan arah barat laut –
tenggara berada dibagian selatan jalan Ryacudu.

5.2 Saran
Saran untuk penelitian Tugas Akhir ini adalah.
1. Penelitian ini digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang
berlangsung di daerah setempat.

32
DAFTAR PUSTAKA

Blakely, R. J. (1996). Potential theory in gravity and magnetic applications.


Cambridge university press.
Grandis, H. (2009). Pengantar Pemodelan Inversi Geofisika. Himpunan Ahli
Geofisika Indonesia (HAGI).
Hall, R. (2014). : Indonesia tectonics: subduction, extention, provenance, and
more. Indonesian Petroleum Association, Proceedings 38th Annual
Exhibition and Convention, IPA14-G-36(Jakarta, Indonesia).
Kaerey. P., Brooks. M., & Hill, I. (2002). An Introduction to Geophysical
Exploration. Blackwell Science. United Kingdom.
Longman, I. M. (1959). Formulas for computing the tidal accelerations due to the
moon and the sun. Journal of Geophysical Research, 64(12), 2351–2355.
Lowrie, W. (2007). Fundamentals of Geophysics. Cambridge, New York,
Melbourne: Cambridge Universi.
Mangga, S.A., Amiruddin, T. Suwardi., S. Gafoer, dan S. (1994). Geologi
Lembar Tanjung Karang. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Mangga, S. A., Amiruddin, T., Suwardi., Gafoer., S., & Sidarto. (1993).
Geological map of the TanjungKarang Quadrangle, Sumatera. Geological
Research and Development Centre, Bandung.
Muhajirin, Ismail, N., & Bukhari. (2020). The Computation of Residual and
Regional Anomaly of Gravity Method Data By Polynomial Filter Using
Microsoft Excel. Journal of Aceh Physics Society, 9(2), 37–41.
https://doi.org/10.24815/jacps.v9i2.15745
Pascaloa, M. R. (2020). Pemodelan Geoteknik Untuk Menentukan Karakteristik
Lapisan Tanah Sebelum Pembangunan Gedung Kuliah Umum di Embung
Besar Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia. Institut Teknologi
Sumatera.
Purnomo, J., Koesuma, S., & Yunianto, M. (2016). Pemisahan Anomali Regional-
Residual pada Metode Gravitasi Menggunakan Metode Moving Average,
Polynomial dan Inversion. Indonesian Journal of Applied Physics, 3(01), 10.
https://doi.org/10.13057/ijap.v3i01.1208
Putra, F. D., Paembonan, A. Y., & Rizki, R. (2020). Aplikasi Metode Flat Base
Electrical Resistivity Survey Uuntuk Mengetahui Kerusakan Di Jalan
Terusan Ryacudu, Lampung Selatan. Jurnal Geosaintek, 6(3), 153–160.
Putri, M., & Annisa, N. (2021). Identifikasi Jenis Sesar Semangko Segmen Sunda
di Tenggara Provinsi Lampung dan Barat Laut Provinsi Banten
Menggunakan Metode Gravitasi Analisa Derivatif. Jurnal Indonesia Sosial
Sains, 2(6), 936–948.

33
Rustadi, Darmawan, I. G. B., Haerudin, N., Suharno, & Setiawan, A. (2021).
Geophysical approach for assessment of seawater intrusion in the coastal
aquifer of Bandar Lampung, Indonesia. IOP Conference Series: Materials
Science and Engineering, 1173(1), 012007. https://doi.org/10.1088/1757-
899x/1173/1/012007
Sarkowi, M. (2014). Eksplorasi Gaya Berat. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siringoringo, L. P., Paembonan, A. Y., & Rahmanda, V. (2021). Fault
Reassessment in Way Huwi Area , South Lampung using Gravity Method.
Jurnal Geofisika, 19(01), 36–40.
Suntoko, H., & Supartoyo, S. (2016). Konfirmasi Patahan Permukaan
Berdasarkan Data Geologi Dan Data Gempa Daerah Kawasan Puspiptek
Serpong. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir, 18(1), 1.
https://doi.org/10.17146/jpen.2016.18.1.2874
Telford, W. M., L. P. Geldart, and R. E. S. (1990). Applied Geophysics, 2nd ed.
Cambridge University Press.
Uwiduhaye, J. d’Amour, Mizunaga, H., & Saibi, H. (2018). Geophysical
investigation using gravity data in Kinigi geothermal field. northwest
Rwanda. J. Afr. Earth Sci, 139(https://doi.org/10.1016/j.jafrearsci.2
017.12.016), 184– 192.
Wardhana, D. D., Harjono, H., & Sudaryanto, S. (2014). Struktur Bawah
Permukaan Kota Semarang Berdasarkan Data Gayaberat. Jurnal RISET
Geologi dan Pertambangan, 24(1), 53.
https://doi.org/10.14203/risetgeotam2014.v24.81
Zaenudin, A., & Yulistina, S. (2020). Studi Identifikasi Struktur Geologi Bawah
Permukaan Untuk Mengetahui Sistem Sesar Berdasarkan Analisis First
Horizontal Derivative (FHD), Second Vertical Derivative (SVD), Dan 2,5D
Forward Modeling Di Daerah Manokwari Papua Barat. Jurnal Geofisika
Eksplorasi, 4(2), 62–76. https://doi.org/10.23960/jge.v4i2.15
Zaenudin, A., Darmawan, I. G. B., Armijon, Minardi, S., & Haerudin, N. (2017).
Pendugaan Penurunan Tanah (Land Subsidence) di Bandar Lampung Dengan
Metode Insar dan Gayaberat Mikro. AVoER9 Seminar Nasional Penelitian
dan Pengabdian Kepada Masyarakat, November, 277–280.
http://repository.lppm.unila.ac.id/8283/1/PROSIDING SEMINAR AVoER
9_2017-1.pdf

34
LAMPIRAN

35

Anda mungkin juga menyukai