SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Siska Permatasari
NIM: 2285150024
Disusun Oleh
SISKA PERMATASARI
2285150034
SISKA PERMATASARI
NIM. 2285150034
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Siska Permatasari
(2285150034)
Diketahui
Ketua Jurusan BK
NIP. 197908012006042003
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Siska Permatasari
(2285150034)
Diketahui
Ketua Jurusan BK
NIP. 197908012006042003
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpakan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pengaruh Teknik Sosiodrama “Ubrug” Terhadap Efikasi Diri Siswa
(Studi Pra-Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMPN 5 Kota Serang Tahun Ajaran
2019/2020)”.
Penelitian skripsi dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan dalam jenjang perkuliahan Strata 1 pada Program Studi Bimbingan dan
Konseling di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pada penelitian skripsi, peneliti
menyadari masih belum mendekati kesempurnaan oleh karena itu, peneliti sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sebagai bahan masukan
yang bermanfaat, demi perbaikan dan peningkatan diri dalam bidang ilmu
pengetahuan.
Peneliti menyadari, berhasilnya penyusunan skripsi tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak yang telah memberikan semangat dan doa kepada peneliti
dalam menghadapi setiap tantangan sehingga, sepatutnya peneliti mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Fatah Sulaiman, ST., MT. selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Dase Erwin Juansah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
3. Ibu Dr. Hj. Evi Afiati, M.Pd. selaku ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling.
4. Ibu Rahmawati, S.Psi.,M.A dan Ibu Raudah Zaimah D, M.Pd. selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah membimbing dan meluangkan waktu untuk
membantu peneliti selama proses penyusunan skripsi.
5. Dosen dan Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling Untirta yang telah
memberikan ilmu yang menunjang untuk penyusunan skripsi selama proses
perkuliahan.
v
6. Bapak Jindar Tamimi selaku Kepala Sekolah SMPN 5 Kota Serang, yang
telah memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah.
7. Ibu Dra. Hj. Hartati dan Ibu Mardiyati, S.Pd selaku guru BK SMPN 5 Kota
Serang yang telah membantu peneliti selama penelitian di sekolah.
8. Kepada siswa-siswa yang telah membantu peneliti dalam melakukan
penelitian khususnya kelas IX SMPN 5 Kota Serang
9. Kepada orang tua tercinta dan tersayang Bapak Dedi Hanedi, S.H dan Ibu Lia
Supartini yang telah mendoakan, mendukung serta memberikan dorongan
sepenuhnya bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi dan perkuliahan.
10. Kepada teteh, kakak, dan adik tersayang yang selalu mendoakan dan
menyemangati peneliti.
11. Kepada pemuda/i komplek yang selalu mendukung, menghibur,
menyemangati dan membantu dalam segala hal yang menunjang proses
penelitian.
12. Sahabatku, Febriyani S.Pd, Prawita S.Pd, Vela Febrianti, yang sama-sama
memberikan semangat dalam proses perkuliahan dan penyusunan skripsi.
13. Teman-teman satu dosen pembimbing yang selalu memberi energi positif dan
berjuang bersama dalam proses bimbingan baik suka dan duka.
14. Teman-teman Bimbingan dan Konseling tahun 2015 yang telah berjuang
bersama semenjak perkuliahan dimulai hingga penyusunan tugas akhir.
15. Orang-orang yang secara langsung maupun tidak langsung ikut serta dalam
penyusunan skripsi peneliti.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat dimanfaatkan dan dapat memberikan
sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan bagi penulis maupun
para calon pendidik Serang, 20 Agustus 2020
Peneliti
Siska Permatasari
NIM. 2285150034
vi
MOTTO
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya),
dan bila kamu ditimpa kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu
meminta pertolongan
(Q.S An Nahl: 53)
Selalu Ada Harapan Bagi Orang Yang Berdo’a Dan Selalu Ada Jalan Bagi Orang
Yang Berusaha.
vii
DAFTAR ISI
ABSTRACT .................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
viii
2.1 Pengertian Efikasi Diri ............................................................. 14
2.2 Aspek-Aspek Efikasi Diri......................................................... 16
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Efikasi Diri ................................. 21
2.4 Ciri-ciri Efikasi Diri ................................................................. 24
2.5 Cara Meningkatkan Efikasi Diri ............................................... 25
3. Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Sosiodrama “Ubrug” ......... 25
3.1 Bimbingan Kelompok ............................................................. 25
3.2 Teknik Sosiodrama ................................................................... 30
3.3 Kesenian Ubrug ........................................................................ 36
4. Pengaruh Teknik Sosiodrama Terhadap Efikasi Diri Siswa ........... 38
B. Kerangka Berfikir ..................................................................................... 39
C. Hipotesis ................................................................................................... 40
ix
2. Uji Wilcoxon ....................................................................................... 69
C. Hasil Pembahasan Penelitian .................................................................... 71
1. Mengetahui Efikasi Diri Siswa Kelas SMPN 5 Kota Serang Setelah
Mengikuti Teknik Sosiodrama “Ubrug” ............................................. 74
2. Mengetahui Pengaruh Teknik Sosiodrama “Ubrug” Terhadap Efikasi
Diri Siswa Kelas IX di SMPN 5 Kota Serang .................................... 76
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 78
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR GRAFIK
xiii
ABSTRAK
xiv
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of the given "Ubrug"
sociodrama technique on students' self-efficacy as well as the effectiveness of
the technique given. The type of research used was pre-experimental using one
group pre-post test design. The population taken as many as 112 students with
the characteristics of IX grade students (a, b and c), aged 15 years, have low
self-efficacy with the characteristics of lack of self-confidence, and behavior
that is slightly closed. From that, a total sample of 15 students was obtained
with a purposive sampling technique. The data collection method uses a
student self-efficacy questionnaire consisting of 34 statement items with a
reliability value (rcount) of 0.896. In the pre-test results students obtained a
mean of 55.3%, while for post-test results students obtained a mean of 73.8%.
Wilcoxon test results there are results that show a t-test of 2.266 with df = N-1 =
14, so t-table = (2.160) at a significant initial (α = 0.05). The result of t count ≥
ttable, that is 2,266 ≥ (2,160), sig level. (2-tailed) = 0,000 and significance level
(α = 0.05), , it can be concluded that the Sociodrama Technique "Ubrug" can
increase the self-efficacy of IX grade students at SMPN 5 Kota Serang.
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu sistem yang terdiri dari tiga bagian, yaitu input
(siswa dan guru sebagai pendidik), proses yang dipengaruhi oleh lingkungan dan
metode pengajaran, serta output atau hasil. Pendidikan adalah bagian penting dari
kehidupan setiap orang. Halntersebutn dijelaskannpadan halamann5nBabn1
Undang-UndangnNomorn20nTahunn2003ntentangnSistemnPendidikan Nasional
(Sisdiknas).NUndang-undangntersebut menjelaskan bahwanpendidikan nadalah
upayansadar dannterencananuntuk memperkayansuasananbelajar dan suasana
pembelajaran. Proses ini memungkinkan agar siswa dapat secaraNaktif
mengembangkannpotensinya sehingga siswa memilikinkekuatannspiritual agama,
pengendalian diri, kepribadian, kebijaksanaan, akhlak mulia dan keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat,nbangsa,ndan negara.
Masanremajanmerupakannmasantransisindarinmasa kanak-kanak hingga
dewasa.NWirawan S.S & Eko. A (1991:98) mengungkapkan bahwa menurut
WHO batasan usiaNremaja adalah 10-20Ntahun yaituNremajaNawal 10-14
tahun,NremajaNakhirNusia 15-20 tahun,NsedangkanNbatasan usiaNremajaNdi
masyarakat Indonesia adalah 11-24 tahun, serta belum menikah. Menurut Hurlock
E.B (1980:207) siswa dalam masa pubertas dini memiliki beberapa karakteristik,
yaitu masa remaja merupakan masa perubahan pada tubuh dengan cepat, dan
perubahan tingkah laku serta sikapNjugaNberkembangNpesat. PerubahanNyang
terjadi,NsepertiNperubahanNemosi,NperubahanNfisik, NperubahanN minatN dan
perilaku,NsertaNambisiNremajaNyangNlebihNbesarNterhadapNhal-halNtertentu.
Siswa pada masa remaja awal biasanya berambisi terhadap sesuatu, namun
tidak sedikit siswa yang tidak yakin akan kemampuannya. Peningkatan dan
penurunan prasangka pada masanremajansangat dipengaruhinoleh lingkungan
nsekitarnya. Jika seorangnremaja beradandalamnlingkungan nindividual dan
didukungn oleh nteman-temann yang tidak sesuai, maka remajaNtersebut
tidakNakan memperdulikan orang lain di sekitarnya, bahkan sulit untuk menilai
1
2
bagaimana penampilannya dalam situasi tertentu. Perilaku siswa yang tidak yakin
dengan kemampuannya akan sangat mempengaruhi kehidupannya karena manusia
hidup dalam lingkungan sosial, oleh karena itu jika perilaku tersebut tidak dapat
segera diatasi dapat merugikan moralitas anak bangsa.
Satu hal yang perlu ditingkatkan oleh siswa adalah efikasi diri. Setiap siswa
sangat perlu memiliki efikasiNdiri, karena ituNmerupakanNsalahNsatuNaspek
pengetahuanNtentangNdiriNatauN self-knowledgeNyangN palingN berpengaruh
dalam kehidupan sehari-hari. Efikasi diri mengacu pada seseorang yang dapat
mengendalikan situasi dan mencapai hasil yang positif. Efikasi diri adalah
konstruksi yang dikemukakan oleh Bandura berdasarkan teori kognitif sosial.
Secara teoritis menurut Bandura (1997:5) mengemukakan bahwa tindakan
manusia merupakan suatu hubungan kelompok dengan timbal balik antara
individu, lingkungan, dan perilaku.
Bandura (Indahsari, 2017:48) mengartikan efikasi diri sebagai keyakinan
seorang siswa terhadap kemampuannyaNdalamNmelaksanakanNtugas atau
tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu. Efikasi diri juga
dapat mengambil berbagai ukuran kontrol untuk fungsi diri siswa dalam peristiwa
dilingkungan dan percaya bahwa efikasi diri adalah dasar dari agen manusia.
Pemahaman yang lebih luas tentang efikasi diri didefinisikan sebagai keyakinan
siswa pada kemampuannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Efikasi diri
berupaya memahami fungsi individu dalamnpengendalianndiri, npengaturan
proses nberpikir,nmotivasi,nkondisi emosional, dan aspek psikologis. Bandura
(1997:4) menambahkan bahwa efikasindiri merupakan salah satu potensi dalam
faktor kognitif manusia karena sangat mempengaruhi perilaku setiap orang.
Efikasi diri juga menggambarkan bagaimana orang merasa, berpikir, memotivasi
diri sendiri dan berperilaku.
Menurut Ormrod (Purwanto, 2015:11) efikasi diri adalah penilaian
kemampuan seseorang untuk melakukan perilaku tertentu atau mencapai tujuan
tertentu. Sementara menurut Bandura (Santrock, 2017:286), efikasi diri juga
dianggap sebagai faktor penting bagi siswa dengan atau tanpa prestasi. Perilaku
yang sering dikelompokkan oleh efikasi diri adalah siswa tidak dapat memiliki
3
kemampuan sendiri, dan jangkauan teman biasanya tidak mendukung, siswa akan
selalu memiliki prasangka negatif terhadap diri sendiri atau orang lain dan
menurunkan motivasi mereka.
Menurut Bandura (Mahmudi dan Suroso, 2014:187), beberapa ciri orang
dengan efikasiNdiri rendahNadalahNmerasaNtidakNberdaya, sedih, cuek, cemas,
menjauhkanNdiriNdariNtugas-tugas Nsulit, cepat menyerah saat menghadapi
kendala, dan cenderung akan memperkelompokkan kekurangan diri sendiri dan
lambat untuk memulihkan kembali dari perasaan gagal. Menurut Bandura
(1994:71), siswa dengan efikasi diri tinggi akan berpikir bahwa mereka telah
gagal karena kurangnya usaha, pengetahuanndannketerampilan. Siswanakan lebih
meningkatkann usahanya untuknmencegah kemungkinannkegagalan dan
berkomitmen dalam mencapai tujuan. Siswa dengan efikasi diri rendah kurang
pandai menangani tugas-tugas yang dihadapi, tidak dapat mengumpulkan tugas
dengan tepat waktu, cenderung menghindari tekanan dengan cara membolos dan
kurang percaya diri sehingga menyontek saat mengerjakan PR atau ujian.
Seperti hal nya di kota Serang, ketika walikota Serang berencana melakukan
sidak di kantor Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) Serang di lingkungan
Kepandean, walikota Serang Syafrudin menjaring banyak siswa saat jam sekolah
banyak yang pada nongkrong. Orang nomor satu di kota Serang itu langsung
meminta mereka kembali ke sekolahnya. Perilaku siswa yang tidak efisien
tentunya akan mempengaruhi prestasi siswa di sekolah. Jika dibiarkan, sikap
siswa dengan efikasi diri rendah akan terus dipertahankan pada setiap jenjang
pendidikan yang akan dilalui.
Anggara F, Yusuf A.M, Marjohan (2016) melakukan studi modeling tentang
tentang efektifitas layanan bimbingan kelompok dengan modeling untuk
meningkatkan efikasi diri siswa dalam menghadapi ujian. Penelitian ini
membuktikan bahwa bimbingan dan pemodelan kelompok dapat secara efektif
meningkatkan efikasi diri dalam menghadapi ujian. Siswa juga lebih termotivasi
untuk mengikuti ujian akhir tahun dibandingkan sebelumnya. Pengenalan tersebut
menunjukkan bahwa dalam berbagai kegiatan akademik, siswa memiliki rasa
efikasi diri dalam berbagai kegiatan.
4
2. ManfaatnPraktis
a. ProdinBimbinganndannKonseling
Penelitianndapatndijadikannsebagai kajian keilmuan bagi akademisi
program studi BimbinganndannKonseling Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa yang akan melakukan penelitian mengenai efikasi diri
siswa melalui kesenian Ubrug.
b. Sekolah
Peneltian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi sekolah
untuk lebih memfasilitasi guru BK dalam pemberian layanan
bimbingan yang tepat mengenai efikasi diri siswa melalui kesenian
Ubrug.
c. Guru Bimbingan dan Konseling
Dapat digunakan sebagai bahan acuan pembuatan program layanan
bimbingan dan konseling sehingga dapat memberikan layanan yang
tepat agar siswa mampu meningkatkan belajar dan memiliki
keyakinan diri dengan kemampuan yang dimiliki.
d. Siswa
Siswa mampu mengimplementasikan keyakinan yang ada di dalam
dirinya seoptimal mungkin, sehingga keyakinan tersebut dapat terus
berkembang didalam kehidupan sehari-hari.
e. Penelitian Selanjutnya
Penelitian dapat digunakan sebagai kajian pengembangan keilmuan
untuk lebih mengembangkan mengenai efikasi diri siswa meski
dengan menggunakan metode penelitian lain.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Perkembangan Peserta Didik Siswa SMP
a. Definisi
Menurut ketentuan Pasaln1nayat (2) Undang-UndangnDasar
tahunn1989 tentangnSistem Pendidikan Nasional, anggota
masyarakat yang berusaha berkembang pada jalur, jenjang dan jenis
tertentu melalui proses pendidikan. Mengenai pendidikan dasar dan
menengah, menurut Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 dan 29
tahun 1990 disebut sebagai siswa. Perkembangan siswa merupakan
cara gerak ataunperubahannyang dimulainsecaran dinamisndari
pembuahan dan berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia.
Perkembangannini terjadinkarena kedewasaan dannpengalaman.
Siswa merupakan subjek utama pendidikan, pendidik selalu
berhubungan dengan siswa, namun setelah guru menyelesaikan
tugasnya anak dituntut untuk mengamalkan ilmu dalam kehidupan
bermasyarakat. Tugas utama siswa adalah belajar dan belajar. Siswa
harus hidup mandiri dan mampu menyelesaikan tugas pendidikan,
namun tetap tergantung pada kemampuan dan perubahannya.
Perubahan perkembangan siswa remaja merupakan hasil dari
proses biologis, kognitif, dan sosial-emosional yang saling terkait.
Seiring bertambahnya usia, proses biologis mencakup perubahan ciri
fisik siswa yang akan mengarah pada kematangannya. Proses kognitif
mencakup perubahan dalam pemikiran pribadi, kecerdasan, dan
bahasa, sedangkan proses emosional sosial mencakup perubahan
dalam hubungan pribadi dengan orang lain dan perubahan yang
menyertai dalam emosi dan kepribadian.
Menurut Santrock (Nasruddin, 2017:17), siswa remaja diartikan
sebagai masa perkembangan transisi dari masa kanak-kanak hingga
10
11
e) Mampunberpikirnabstrak
Padahal, menurut Sidik Jatmika (Putro, 2017:26), rentang
kehidupannmasanremajanmemiliki ciri-cirin tertentun yang membuat
nya berbeda dengan periode sebelumnya dan selanjutnya. Masa
remaja selalu menjadi masa yang sulit bagi remaja dan orang tuanya.
2. Efikasi.Dirin
a. Pengertian.Efikasi.Diri
Efikasi diri adalah konstruksi yangndikemukakan oleh Bandura
berdasarkan teori kognitif sosial. Bandura (1997:4) mengemukakan
bahwa efikasi diri merupakan salah satu potensi dalam faktor
kognitif manusia, karena memiliki pengaruh yang besar terhadap
perilaku manusia. Bandura (Indahsari, 2017:48) mengartikan efikasi
diri sebagai keyakinan seorang siswa terhadap kemampuannya
dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk
memperoleh hasil tertentu. Efikasi diri juga menggambarkan
bagaimana orang merasa, berpikir, memotivasi diri sendiri dan
berperilaku.
Selain itu, menurut Schunk (Fonna dan Mursalin, 2018:34)
efikasi diri mempengaruhi motivasi belajar siswa, sehingga terkait
dengan keberhasilan belajar siswa dengan efikasi diri yang tinggi
akan berusaha keras untuk mencapai keberhasilan dalam
pembelajaran. Sebaliknya, jika efikasi diri siswa rendah, siswa
cenderung menghindari pekerjaan rumah atau tidak memiliki
motivasi untuk mengerjakannya, sehingga jika menemui hambatan
mereka akan cepat menyerah. Olehnkarenanitu, efikasi dirinberperan
pentingnpada diri siswa, Myers (Kusrieni, 2014:102)
Sementara itu, Ormrod (Rusniawati, 2019:9) mengemukakan
bahwa efikasi diri adalah penilaian kemampuan seseorang untuk
melakukan perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Dalam
kehidupannsehari-hari,nrasa efikasindirinyang nkuat cenderung
menjadi tenang dan mencari solusi atas permasalahan tersebut
15
Efikasi diri adalah sugesti dalam arti "saya bisa", dan perilaku
tidak kompeten adalah keyakinan sehingga menjadi sugesti "saya
tidak bisa". Bandura (Anggraini et al., 2017:51) mengungkapkan
bahwa efikasindirinmemiliki pengaruhnyang nbesarnterhadap
perilaku. Siswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan mampu
menghadapi segala tugas dan masalah dalam hidupnya.
Berdasarkan sudut pandang dinatas, dapatndisimpulkannbahwa
efikasindiri merupakan keyakinannsiswa pada kemampuannya dalam
menyelesaikanntugas. Keyakinan siswa dipengaruhi oleh lingkungan
dan faktor kognitifnya. Siswa yang yakin dengan kemampuannya
akan memiliki peluang besar untuk sukses. Sebaliknya siswa yang
kurang yakin dengan kemampuannya akan menjadi kendala dalam
melaksanakan tugasnya.
b. Aspek-Aspek Efikasi Diri
Bandura (Mahmudi dan Suroso. 2014:186) mengungkapkan
bahwa perbedaan efikasi diri siswa terletak pada tiganaspek/
komponennyaitun kesulitan n(level), kekuatan n(strength) ndan
generalisasin(generality). Setiap aspek memiliki pengaruh penting
terhadap kinerja efikasi diri siswa dan dapat dijelaskan lebih jelasnya
sebagai berikut:
1) Aspek Tingkat (Level)
Aspek Level adalah pertanyaan yang berkaitan dengan
seberapa sulit siswa merasa mampu atau tidak mampu
menyelesaikan suatu tugas. Derajat kesulitan yang dimaksud
oleh Bandura (1997:42) adalah derajat kesulitan tugas yang
dihadapi siswa. Jika siswandihadapkannpada tugas-tugasnyang
disusunnmenurut tingkatnkesulitan mereka sendiri, nmaka
efikasindirinmereka mungkinnterbatas padantugas-tugas nyang
mudah,nsedangnataunbahkan yangnpalingnsulit, dan tugas-tugas
ini memiliki keterbatasan persepsi dan tidak dapat memenuhi
persyaratan perilaku siswa. Setiap level. Semakinntinggintingkat
17
2) Aspek Kekuatann(strength)n
Aspeknini terkait denganntingkat intensitasnkeyakinan
ataunekspektasi individunterhadap kemampuannya sendiri.
Menurut Bandura (Setyawan, 2014:10) aspek ini berkaitan
dengan kuatnya keyakinan siswa terhadap kemampuannya
sendiri. Kurangnya dukungan dapat dengan mudah
mengguncang keyakinan yang rapuh. Di sisi lain,nkeyakinan
yangnkuat akannmendorongnindividu untuknterus beroperasi.
Dimensi ini biasanya berkaitan langsung dengan dimensi level,
yaitu semakin tinggi tingkat kesulitan tugas, semakin lemah
kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas tersebut.
a. Keyakinan individu
Keyakinan mengacu pada tingkat stabilitas keyakinan atau
harapan seseorang. Keyakinan tidaknhanya datangndari
siswa,ntetapi jugandarin dorongan eksternal dengan
pengalaman prestasi orang lain melalui persuasi verbal
sehingga mampu mempengaruhi keyakinan siswa. Salah
satu contohnya adalah siswa tidak dapat menyelesaikan
tugas matematika. Keyakinan ini mungkin dipengaruhi oleh
hatinya sendiri, atau secara verbal dibujuk oleh orang lain
untuk dapat menyelesaikan tugas matematika.
b. Harapan
Harapan merupakannsesuatu yangndapat dibentukn di
kalangan siswa danndapatndigunakan nsebagainlangkah
untuk melakukannperubahan. Misalnya, jika siswa yakin
bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
tugas matematika, baik itu keyakinan yang dibentuk dari
dalam atau luar dirinya, maka siswa memiliki ekspektasi
terhadap nilai akhir atau tugas matematika yang telah
diselesaikan. Nilai atau hasil akhir adalah harapan siswa
untuk mencapai kesuksesan dalam dirinya.
19
e. Cara.Meningkatkan.Efikasi.Diri
Ormod (Raditiana, 2013:29) menjelaskan beberapa upaya untuk
meningkatkan efikasi diri, yaitu:
1) Menguasai pengetahuan dan keterampilan dasar sampai dikuasai
2) Perhatikan catatan kemajuan siswa pada keterampilan yang
kompleks
3) Mengerjakan PR menunjukkan bahwa siswa hanya bisa berhasil
jika mereka bekerja keras dan pantang menyerah.
4) Yakinkan siswa bahwa mereka bisa sukses
5) Perhatikan model teman-teman sebayanya.
2) Tahapnperalihan
Ketua kelompoknmenjelaskan pekerjaan anggotankelompok
padantahap selanjutnyandari kegiatannkelompok, yang
merupakan kegiatanninti darinkeseluruhannkegiatan.
3) Tahapnpelaksanaann
Mengajukan pertanyaan atauntopik, anggota mendiskusikan
pertanyaan atauntopik secaranmendalam, pertanyaan dan
jawaban antara anggota dan pemimpin kelompok tentang
masalahnatau topiknyang sedangndibahas
4) Tahapnpengakhirann
Ketua kelompoknmengemukakan bahwanacara akannsegera
berakhir. Ketua kelompok dannanggota membagikan kesan
dan hasil acara mereka serta mendiskusikan acara
berikutnya.
4. Manfaat bimbingan kelompok
Menurut Sukardi (Rini, 2015:28) manfaat bimbingan
kelompok adalah:
1) Bimbingan kelompok menyediakan berbagai macam
kesempatan untuk berpendapat dan diskusi tentang berbagai
hal yang terjadi di sekitar mereka;
2) Memiliki pemahaman yang objektif, akurat dan cukup luas
tentang apa yang mereka bicarakan dalam kelompok;
3) Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri dan
lingkungannya, terkait dengan apa yang mereka bicarakan
dalam kelompok;
4) Menulis kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap
yang buruk dan dukungan terhadap yang baik.
Selain itu, Winkel dan Sri Hastuti (Rini, 2015:28-29)
menyebutkan manfaat layanan bimbingan kelompok, yaitu:
1) Memberikan informasi yang dibutuhkan siswa
30
c) Tindak lanjut
Sebagai metode pengajaran, sosiodrama hendaknya tidak
hanya diakhiri dengan drama, tetapi harus terus didasarkan
pada tanya jawab, diskusi, kritik, dan evaluasi.
c. Kesenian Ubrug
1) Definisi
Provinsi Banten yang dibentuk memiliki beragam tradisi
lisan yang masih hidup dan berkembang di masyarakat, salah
satunya adalah kesenian tradisional ubrug. Banten dikenal
dengan kesenian ubrug yang berkembang secara turun temurun
di lingkungan masyarakat. Ubrug yang mengekspresikan
hiburan yang menggundang gelak tawa sampai saat ini masih
berkembang, diantaranya kelompok Ubrug Tiga Saderek
dibawah pimpinan Mr. Kobet atau Mang Cantel di Kecamatan
Walantaka.
Ubrug merupakan tradisi lisan karena memilikinciri-ciri
sebagai berikut:ntradisi yang awet, energik dan berkelanjutan,
pemahaman penonton, penutur, ruang dan waktu yang sama,
serta spontan, Pudentia (Seha, 2014:108). Seorang seniman
Mang Cantel dari Walantaka Serang mengatakan bahwa ubrug
berasalndari katan"gabrugan", "abrag", "grubug" dann"ubreg"
(istilahnJawanSerang).nGabrugan artinya menggunakan aktor
sesuai dengan keahlian dan kemampuannya. Abragndalam arti
teksntidak ada artinya atauntidak memiliki isi naskah dialog.
Grubugnartinya berbohong, sedangkannubreg artinya rebut,
berisik,nbercanda ataunngebanyol. Istilah lain untuknubrug
berasal dari kata sunda “sagebrugan” yang berarti bercampur di
satu tempat. Secara umum, ubrug adalah komunitas komedi, dan
hanya jika tidak ada teks, ia memiliki kemampuan pertunjukan
alami untuk tujuan hiburan.
37
4. Pengaruh.Teknik Sosiodrama.Terhadap.Efikasi.Diri.Siswa
Teknik sosiodrama “Ubrug” pada efikasi diri siswa sangat
bermanfaat untuk meningkatkan efikasi diri siswa yang kurang baik.
Teknik sosiodrama “Ubrug” dapat mengajak siswa untuk belajar
berinteraksi dan berkomunikasi secara jujur dan terbuka. Orang dengan
39
B. Kerangka.Berfikirnn
Pemberian teknik sosiodrama ada hubungannya dalam peningkatan
efikasi diri siswa. Berdasarkan berbagai gagasan teori dan hasil penelitian
maka kerangka berfikir penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
O1 O2
Treatment
teknik sosiodrama dan tahap terakhir adalah memberikan post test mengenai
efikasi diri siswa dengan instrument yang sama. Hasil tersebut selanjutnya
dapat dilihat ada perubahan atau tidak sebelum diberikan layanan dan sesudah
diberikan layanan.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawabannsementara yangndiajukan
penelitinberkenaan dengannrumusan masalahnyang dibuatnya.nBerdasarkan
teori dan kerangka pemikiran yang dikemukakan, maka rumusannhipotesis
penelitian sebagai berikut:
1. Hipotesis Kerja (Ha) : Teknik sosiodrama dapat meningkatkan efikasi
diri siswa kelas IX SMPN 5 Kota Serang.
2. Hipotesis Nol (Ho): Teknik sosiodramantidak dapat nmeningkatkan
efikasi dirinsiswa kelas IX SMPN 5 Kota Serang.
BAB III
41
42
B. Lokasi.dan.Waktu.Penelitian
Penelitiannini dilaksanakanndi SMPnNegeri 5 Kota Serang, yang terletak
dinJl. Wr. JaudnNo.57, Kasemen, Kec.Kasemen, Kota Serang. Banten 42191.
Waktunpenelitian dilaksanakan pada bulan September - Februari tahun ajaran
2019/2020.
Tabel 3.1 Jadwal Waktu Penelitian
Bulan
No Kegiatan
Sep Okt Nov Des Jan Feb
1 Persiapan Penelitian
a. Pembuatan instrument X
b. Menjudgment instrument X X
d. Analisis hasil
X
uji coba instrument
Pelaksanaan Penelitian
a. Pre-test X
b. Mengisi lembar
2 X
persetujuan subyek
c. Treatment X
d. Post-test X
Akhiran
a. Analisisndatan X
3
b. Evaluasi X
c. Penyusunannlaporann X
43
Variabel X Variabel Y
2. Indikator penelitian
Indikator adalah variabel yang menunjukkan atau menampilkan
perubahan yang dapat digunakan untuk mengukur perubahan. Indikator
efikasi diri yang digunakan dalam penelitian ini adalah level (tingkat
kesulitan tugas), streght (kekuatan keyakinan) dan generality
(generalisasi).
Tabel 3.2 Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu tahap persiapan penelitian, tahap
pelaksanaan penelitian, dan tahap penelitian akhir.
1. Tahap Persiapan Penelitian
a) Membuat surat izin penelitian
b) Menentukan waktu pelaksanaan, populasi dan sampel penelitian
c) Pembuatan instrument yang akan digunakan dalam penelitian
d) Melakukan judgment instrument kepada pnelitian
e) Melakukan uji coba instrument.
f) Menganalisis hasil uji coba instrument penelitian untuk mengetahui
layak atau tidaknya soal tersebut digunakan sebagai instrument
penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a) Memberikan pre-test menggunakan kuesioner yang telah disusun
b) Melakukan replika sebanyak 8 kali dengan 4 tema sebelum diberikan
treatmen.
c) Memberikan treatmen dengan cara menerapkan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik sosiodrama “ubrug”.
d) Memberikannpost-test kepadansampel untuk mengukur peningkatan
efikasi diri siswa setelah diberi perlakuan (treatment).
3. Tahap Akhir Penelitian
a. Evaluasi hasil
b. Analisis data
c. Menyusun laporan hasil penelitian
46
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi. Senada dengan
yang diungkapkan oleh Sugiyono (2017:137), sampel merupakan bagian
dari ukuran dan karakteristik populasi. Pengambilan sampel harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar
dapat menggambarkan populasi yang sebenarnya atau representatif.
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk mengambil
sampel. Sugiyono (2016:85) menjelaskan bahwa purposive sampling
merupakan teknik pengambilan sampel dengan sumber data berdasarkan
pertimbangan tertentu. Artinya tidak semua sampel memiliki kriteria yang
sesuai dengan fenomena yang diteliti. Pengambilan sampel ini harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga memungkinkan peneliti menentukan
47
G. Teknik Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah metode atau teknik yang
digunakan peneliti untuk memperoleh data penelitian. Dalam penelitian
ini metode angket digunakan sebagai metode pengumpulan data untuk
pre-test dan post-test. Data interval diperoleh dari metode angket
kemudian diinterpretasikan sebagai metode analisis data. Angket
merupakan teknik pengumpulan data yang dijawab dengan memberikan
serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
(Sugiyono, 2017:225).
Penelitian ini menggunakan jenis kuesioner tertutup atau kuesioner
yang sudah disediakan jawabannya. Adapun alasan penulis menggunakan
kuesioner tertutup adalah untuk memberikan kemudahan kepada
responden dalam memberikan jawaban dan menghemat keterbatasan
48
75%
= 18,75%
4
5) Menghitung.Skor.terendah.dan.tertinggi
6) Menghitung Rentang.Skala
𝑚−1
RS = n ( )
𝑚
b. Statistik Inferensial
Sugiyono (2014:148) menjelaskan bahwa statistik inferensial
adalah teknik statistik yang digunaan untuk menganalisis data dan
hasilnya diberlakukan untuk populasi. Lebih lanjut, statistik inferensial
ini dilakukan dalam dua penguji analisis data yaitu uji prasayarat analisis
dan uji hipotesis. Uji prasyarat analisis dengan cara uji normalitas
sedangkan uji hipotesis dengan uji Wilcoxon.
1) Pengujian Prasyarat Analisis
Uji normalitas yaitu uji yang dilakukan sebagai prasyarat untuk
melakukan analisis data, tujuan uji normalitas yaitu untuk
mengetahui distribusi data yang baik dan layak untuk membuktikan
data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diolah melalui
software SPSS v.20 dengan teknik Kolmogorov-smirnov.
Hasil uji normalitas diperoleh bahwa jika p (Kolmogorov-
smirnov) > 𝛼, maka sampel berasal dari populasi berdistribusi
normal dan demikian sebaliknya. Distribusi data dikatakan normal
apabila probabilitas (signifikansi) lebih besar dari 0,05 (p≥0,05)
2) Pengujian Hipotesis
50
25,26,29 27,28,30
Tugas Ganda 6
Generality
(generalitas) 33,35,36 31,32,34
Lintas Bidang 6
JUMLAH 18 18 36
25,26,29 27,28,30
Tugas Ganda 6
Generality
(generalitas) 33,35,36 31,32,34
Lintas Bidang 6
JUMLAH 18 18 36
53
JUMLAH 18 18 34
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
2. Validitas Isi
Menurut Yusuf (Shinta 2019:99), validitas isi merupakan
aset dasar dalam instrumen penelitian, karena validitas isi akan
menjelaskan keabsahan/validitas aspek yang diukur dalam
instrumen tersebut. Validitas isi menekankan keabsahan alat yang
telah disusun dan dikaitkan dengan domain yang diuji. Oleh
karena itu, setelah berkonsultasi dengan para ahli, dilakukan
pengujian dan analisis. Uji validitas isi bertujuan untuk
memahami pemahaman siswa terhadap perangkat penelitian.
Uji validitas instrument dalam penelitian ini dilakukan
dengan scale reliability, dimana akan ada beberapa butir item
yang gugur. Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas
dengan product moment atau biasa disebut rhitung pada tiap butir
pernyataan didapat kemudian dengan cara membandingkan nilai
rhitung dengan rtabel dan melihat nilai signifikasi (sig). Hasil yang
diperoleh dari n=49 maka rtabel nya sebesar 0,2759 maka item
tersebut dinyatakan valid karena, nilai (rhitung > rtabel). Setelah
melakukan uji validitas, ada beberapa item pada instrumen yang
tidak valid. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian setelah
melakukan uji validitas sebagai berikut:
Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas
Kesimpulan Item Pernyataan Jumlah
1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,2
Valid 34
1,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,36
Jumlah 36
a. Uji Reliabilitas
Sugiyono (2017:173) mendefinisikan instrument atau alat ukur
yang reliabilitas yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa kali
57
𝑘 ∑𝜎𝑏 2
𝑟11 = ( ) (1 − 2 )
𝑘−1 𝜎 𝑡 Arikunto (Rizki, 2014:44)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas Instrument
K : Banyaknya butir pernyataan
∑σb2 : Jumlah varian butir
σ2 t : Varian total
Pada tabel disajikan interpensi ketercapaian tingkat reliabilitas
instrument. Dari hasil perhitungan data menggunakan software SPSS
20.00 pada 36 item peryataan diperoleh nilai reliabilitas (rhitung)
sebesar 0.896. Artinya instrument mampu menghasilkan skor-skor
pada setiap item dengan konsisten serta layak untuk digunakan dalam
penelitian.
Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha N of
Items
0.896 34
58
∑𝑥
Mean = 𝑋 = 𝑛
Sugiyono (Karimah, 2019:69)
Keterangan:
𝑋 : rata-rata nilai
∑𝑥 : jumlah skor
𝑛 : jumlah siswa
I. Data Penelitian
Menurut Sekaran dan Bougie (2017:130), sumber data dapat diperoleh
dari sumber primer maupun sekunder. Data primer (primary data) mengacu
pada informasi yang diperoleh secara langsung (data tangan pertama) oleh
peneliti dan terkait dengan variabel yang berkaitan dengan tujuan penelitian
tertentu. Data sekunder (secondary data) mengacu pada informasi yang
dikumpulkan dari sumber yang ada.
Pada penelitiannini, sumberndata yangnditeliti adalahndata primernyang
bersifatnkuantiatif, yaitunmenyebarkan kuesionerndan melakukannobservasi
secaranlangsung dengannpihak-pihak yangnberhubunganndengan npenelitian
yangndilakukanndi SMP Negeri 5 Kota Serang.
59
J. Hipotesis Statistik
Menurut Cholid (Sugiyono, 2017:285-286), hipotesis statistik yaitu
pernyataan yang dapat diuji secara statistik mengenai hubungan antara dua
atau lebih variabel penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
1. Hipotesis Alternatif (Ha) = Ada pengaruh teknik sosiodrama “Ubrug”
terhadap efikasi diri siswa kelas IX SMP Negeri 5 Kota Serang.
2. Hipotesis Nol (Ho) = Tidak ada pengaruh teknik sosiodrama “Ubrug”
tidak dapat meningkatkan efikasi diri siswa kelas IX SMP Negeri 5 Kota
Serang.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. AnalisisnData
1. Efikasi Diri Siswa Kelas IX SMPN 5 Kota Serang Tahun Ajaran
2019/2020
Hasil skor yang diperoleh dari penyebaran skala efikasi diri siswa
dengan jumlah populasi yang dipilih, maka berikut adalah efikasi diri
siswa kelas IX SMPN 5 Kota Serang yang diperoleh dari pengumpulan
data terhadap 112 siswa.
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Min, Max, Mean, Standar Deviasi
EfikasinDiri Siswa
Hipotetik Empiris
Variabel N
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
Efikasi
15 34 136 85 17 91 122 105.33 10.801
Diri
60
61
Gambaran Persentase
Efikasi Diri Siswa
100%
80%
Sangat tinggi
60%
Tinggi
40%
Rendah
20%
0%
Grafik Batang 4.1 Efikasi Diri Siswa Kelas IX SMPN 5 Kota Serang
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa efikasi diri siswa kelas IX
SMPNn5 KotanSerang tahunnajaran 2019/2010 sudah cukup tinggi,
terlihat dari kategori tinggi memiliki persentase sebanyak 80.3%.
2. Hubungan Efikasi Diri Siswa dengan Teknik Sosiodrama “Ubrug”
a. Pre-test
Pre-test merupakan salah satu tindakan yang dilakukan sebelum
melakukan treatment, tujuannya untuk menentukan sampel dari
populasi yang akan dijadikan kelompok ekperimen. Berdasarkan hasil
penelitian pada tanggal 13 Januari 2020, 17 siswa memiliki efikasi diri
yang lebih rendah dari hasil pre-test. Berikut hasil subjek penelitian
pre-test.
62
1 AIF 82 Rendaha
2 MAR 84 Rendaha
3 MZ 79 Rendaha
4 MAS 79 Rendaha
5 N 79 Rendaha
6 YH 76 Rendaha
7 AO 76 Rendaha
8 J 77 Rendaha
9 K 77 Rendaha
10 MP 79 Rendah
11 SAM 80 Rendah
12 SN 82 Rendah
13 SS 79 Rendah
14 HR 75 Rendah
15 H 81 Rendah
3 MZ 122 SangatnTinggi
5 N 101 Tinggin
6 YH 102 Tinggin
7 AO 97 Tinggin
8 J 100 Tinggin
9 K 96 Tinggin
10 MP 91 Tinggin
13 SS 93 Tinggi
14 HR 100 Tinggi
15 H 99 Tinggi
68
Dari tabel diatas terlihat bahwa terdapat peningkatan dalam efikasi diri
siswa, terdapat 11 siswa berada dalamnkategori tinggindan 4nsiswa berada
dalam kategorinsangat tinggi.
Tabel 4.5 Hasil Pre-test dan Post-test
Descriptive Statistics
Mean
N Min Max Sum Mean SD
%
Valid N (listwise) 15
B. Pengujian Hipotesis
1. Uji Prasyarat Analisis
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan menggunakan
teknik sosiodrama “Ubrug” terhadap efikasi diri siswa. Pada penelitian
ini, peneliti menguji data dengan uji normalitas serta menguji hipotesis
dengan uji wilcoxon. Pengujian prasyarat analisis ini menggunakan SPSS
v.20. Berikut hasil pengujian tersebut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pre-test Post-test
N 15 15
Mean 79.0000 105.3333
a,b
Normal Parameters Std.
2.53546 10.80123
Deviation
Absolute .167 .221
Most Extreme
Positive .167 .221
Differences
Negative -.167 -.148
Kolmogorov-Smirnov
.645 .857
Z
Asymp. Sig. (2-tailed) .799 .455
a. Test distribution is Normal.
69
Dari hasil data tersebut menunjukkan bahwa data tersebut normal karena
hasil signifikansi berjumlah 0.799 untuk data pretest dan 0.455 untuk data
posttest yang berarti p> 0.05.
2. Uji Wilcoxon
Pada uji hipotesis peneliti menggunakan uji Wilcoxon dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Wilcoxon Pre-testndan nPost-test Secara Keseluruhan
Ranks
Mean Sum of
Keterangan N Ranks
Rank
Negative Ranks 0 0.00 0.00
Dari data tersebut diketahui bahwa nilai negative ranks adalah 0, yang
artinya tidak ada penurunan dari nilai pre test ke nilai post test. Pada positive
ranks untuk pre test dan post test terdapat 15 data positif yang artinya ke 15
siswa mengalami efikasi diri dengan rata-ratanpeningkatan sebesarn8.00,
sedangkannuntuk sum of ranks nya adalah sebesar 120.00. Lalu nilai ties pada
uji wilcoxon diatas adalah 0, itu berarti tidak ada nilai yang sama antara hasil
pre test dan post test yang dialami siswa.
70
Z -3.408 -
3 MZ 79 122 43 Meningkat
5 N 79 101 22 Meningkat
6 YH 76 102 23 Meningkat
7 AO 76 97 21 Meningkat
8 J 77 100 23 Meningkat
9 K 77 96 19 Meningkat
10 MP 79 91 12 Meningkat
12 SN 82 120 38 Meningkat
13 SS 79 93 14 Meningkat
14 HR 75 100 25 Meningkat
15 H 81 99 18 Meningkat
Dari tabel diatas dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah hasil post-
test, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil sebelum dan sesudah
diberikan tes. Sebelum mendapat perlakuan skor kategori subjek tergolong
rendah, dan setelah mendapat perlakuan skor kategori subjek menjadi tinggi
dan sangat tinggi.
D. Keterbatasan Penelitian
Menurut bandura (Ulfah, 2015:13) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi efikasi diri siswa, diantara nya yaitu: (1) sifat tugas yang
dihadapi siswa, (2) insentif eksternal, (3) status atau peran siswa dalam
lingkungan dan (4) informasi tentang kemampuan diri siswa. Sebelum
diberikan perlakuan (pre-test) nilai rata-ratanya adalah 79.00 atau 55.3%.
Oleh sebab itu diperlukan studi lebih lanjut terkait penelitian ini untuk
memperhatikan variabel-variabel lainnya diantaranya seperti minat belajar
siswa dan atau motivasi hasil belajar siswa. Adapun dalam pelaksanaan
treatmen yang dilakukan secara kelompok sejumlah 15 orang tanpa
pembatasan variable distraktor. Maka sangat memungkinkan pengaruh
distraktor lain di lingkungan yang dapat mempengaruhi responden.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang teknik sosiodrama “Ubrug” terhadap
efikasi diri siswa kelas IX SMPN 5 Kota Serang terdapat perubahan siswa pada
saat sebelum dan sesudah diberikan treatment. Populasi yang didapat sejumlah
112 siswa dengan kategori sangat tinggi 7 siswa, tinggi 90 siswa dan rendah 15
siswa. Siswa yang memiliki kategori rendah sebelum diberikannya treatment
memiliki hasil mean sebesar 79.00 atau 55.3%, lalu peneliti melakukan 8 kali
perlakuan serta diberikannya treatment dan didapat peningkatan mean sebesar
105.33 atau 73.8%. Teknik sosiodrama “Ubrug” terbukti dapat meningkatkan
efikasi diri siswa yang ditujukkan dari hasil post-test. Maka dapat di simpulkan
bahwa dengan diberikannya teknik sosiodrama “Ubrug” dapat meningkatkan
efikasi diri siswa kelas IX SMPN 5 Kota Serang.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan peneliti yang telah dikemukakan, maka terdapat
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Program Studi Jurusan Bimbingan dan Konseling FKIP Untirta
Program studi bimbingan dan konseling bisa menggunakan hasil penelitian
ini untuk mengambangkan kajian keilmuan serta menjadi bagi akademik
Prodi BK FKIP Untirta khususnya mengenai bimbingan pribadi-sosial yang
didasarkan pada efikasi diri siswa.
2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Mengingat layanan bimbingan kelompok dalam kegiatan bimbingan
konseling masih jarang dilaksanakan di sekolah, sedangkan konselor
memperhatikan kondisi siswa, rancangan program bimbingan dan konseling
pribadi-sosial yang telah dibuat agar dapat dilaksanakan secara optimal dan
agar dapat meningkatkan efikasi diri siswa.
79
80
3. Bagi Sekolah
Sekolah bisa menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dan
kajian dalam menyelenggarakan program bimbingan dan konseling yang
didasarkan pada layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan efikasi
diri siswa.
4. Bagi Siswa
Layanan bimbingan kelompok siswa di kelas IX SMPN 5 Kota Serang
terbukti dapat membantu efikasi diri siswa. Untuk itu di sarankan kepada
siswa agar mampu mengelola diri untuk menyadari betapa pentingnya efikasi
diri untuk masa depan yang lebih baik.
5. Bagi penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini bisa menjadikan bahan rujukan dalam mengkaji lebih jauh
mengenai efikasi diri siswa, serta diharapkan dapat melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi efikasi
diri siswa sebagai perbandingan kelompok lain pada penelitian selanjutnya.
Selain itu perlunya memperhatikan variabel distraktor dalam penelitian
selanjutnya dikarenakan penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen,
untuk mengatahui pengaruh teknik sosiodrama “Ubrug” terhadap efikasi diri
siswa tanpa mempertimbangkan adanya kontrol maka perlu adanya penelitian
lanjutan yang menghadirkan control untuk mengetahui besaran lebih lanjut
kebermanfaatan penerapan treatmen.
81
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, O,D. Wahyuni, E,N. dan Soejanto, L,T. (2017). Hubungan antara
efikasi diri dengan resiliensi menghadapi ujian pada siswa kelas XII SMAN
1 Trawas. Jurnal Konseling Indonesia. 2(2): 52-53
Firdaus, I. (2014). Pengaruh terpaan iklan media luar ruang terhadap sikap
berhenti merokok. Skripsi pada Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Indahsari, N, W. (2017). Hubungan sikap belajar dan efikasi diri terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas v SDN gugus Ahmad Yani. Skripsi pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Negeri
Semarang: tidak diterbitkan
Sekaran, Uma dan Bougie, R. (2017). Metode Penelitian untuk Bisnis Pendekatan
Pengembangan-Keahlian. Jakarta. Salemba Empat.
Setyawan, A. (2014). Pengaruh efikasi diri, kecakapan sosial dan informasi karir
terhadap kematangan untuk berkarir. Skripsi pada Program Studi
Pendidikan Teknik Mekatronika: tidak diterbitkan
Sri, R. dan Sundari, S. (2014). Perkembangan anak dan remaja. Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya
Wahdania, Ulfiani, R. dan Sri, S. (2017). Pengaruh Efikasi Diri, Harga Diri, dan
Motivasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik kelas X SMA
Negeri 1 Bulupoddo Kab. Sinjai. Jurnal Matematika dan Pembelajaran.
5(1): 68
Yusuf, S. dan Sugandhi, N.M. (2017). Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Daftar Pustaka
Ahmadi. (1991). Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta. (Hal 17)
Effendi, S.V dan Praja, J.S. (2003) Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. (Hal
2)
Insano. (2004). Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Press. (Hal 17)
Monks, (2009). Tahap Perkembangan Masa Remaja. Medical Journal New Jersey
Muagman, 1980. Jakarta: Grafindo Jakarta. (Hal 11)
Munir. et al. (2017). Pengaruh Penggunaan Metode Role Playing Terhadap Minat
Belajar Siswa Kelas X Pada Materi Virus Di Sma Azharyah Palembang.
Jurnal Florea. 1(4). (Hal 5)
Prayitno. (2008). Farmakologi Dasar. Jakarta: Penerbit Lenskopi. (Hal 18, 19, 20)
Rusmiati. (2017). Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi
Ekonomi Siswa MA Al Fattah Sumbermulyo. UTILITY Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dan Ekonomi. 1(1). (Hal 1)
Sapriya. et al. (2007). Konsep Dasar IPS di SD. Bandung: Laboratorium Pendidik
Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia. (Hal 5, 7)
Santrock, J.W. (1995). Perkembangan Masa Hidup (Edisi Kelima). Alih bahasa
oleh Achmad Chusairi dan Juda Damanik. Jakarta: Erlangga. (Hal 24)
Sardini. et al. (2013). Pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Pelajaran
Ekonomi Siswa Kelas XI Ips Man Pontianak. Pontianak. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Tanjungpura. Tidak
Diterbitkan. (Hal 5)
Sarwono, S.W. (2006). Psikologi Remaja, Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. (Hal 10)
Surya, Moh (1988), Dasar- Dasar Konseling Pendidikan (Konsep dan Teori),
Yogyakarta: Kota Kembang. (Hal 22, 24
----------- (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. (Hal 12)
1. PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju
masa dewasa. Sarlito Wirawan S. & Eko A. (2009:11) mengungkapkan
bahwa batas usia remaja menurut WHO yaitu 10-20 tahun, yaitu remaja awal
10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Siswa yang menduduki bangku
Sekolah Menengah Pertama (SMP) biasanya memiliki beberapa karakteristik
seperti adanya perubahan fisik baik laki-laki dan perempuan, perubahan
perilaku dan juga sikap juga berkembang dengan pesat pula. Perubahan yang
terjadi seperti perubahan emosi, perubahan tubuh, perubahan minat dan
perilaku, serta remaja lebih bersikap ambisius terhadap sesuatu.
Perilaku siswa yang tidak yakin akan kemampuan yang dimiliki sangat
berpengaruh terhadap kehidupannya karena manusia hidup dalam lingkungan
sosial, sehingga apabila perilaku tersebut tidak segera diatasi maka
dikhawatirkan akan merusak moral anak bangsa. Salah satu yang perlu
dikembangkan dalam sebuah perilaku yaitu harus adanya efikasi diri.
Bandura (2001:470) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan manusia
pada kemampuan mereka untuk melatih sejumlah ukuran pengendalian
terhadap fungsi diri mereka dan kejadian-kejadian di lingkunganya, serta
yakin jika efikasi diri adalah fondasi keagenan manusia. Oleh sebab itu
efikasi diri sangat perlu dimiliki oleh setiap siswa karena merupakan salah
satu aspek pengetahuan tentang diri atau self knowledge yang paling
berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Beberapa hasil penelitian sebelumnya banyak yang mendukung
menggunakan layanan bimbingan kelompok. Salah satunya Syaefullah dan
Syefullah. I (2015) menerapkan layanan bimbingan kelompok mengenai
upaya meningkatkan efikasi diri akademik melalui diskusi kelompok pada
136
2. WAKTU
Pemberian uji coba instrumen sampai dengan melakukan treatmen dan
posttest akan di laksanakan selama ± 1 bulan dengan 8 replikasi berupa tiap
layanan diberi waktu pelaksanaan sekitar 45 menit.
3. TUJUAN
Beberapa tujuan dari pemberian treatmen yaitu:
1. Secara khusus, treatmen ini berguna agar siswa memiliki rasa percaya diri
serta keyakinan yang ada di dalam dirinya. Sebab efikasi diri berupaya
untuk memahami fungsi individu dalam pengendalian diri, pengaturan
proses berpikir, motivasi, kondisi afektif, dan psikologis
2. Secara umum, treatmen ini berguna agar siswa mampu
mengimplementasikan tidak hanya dalam ruang lingkup sekolah, namun
juga dalam kehidupan sehari-hari. Sebab perilaku siswa yang tidak yakin
akan kemampuan yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap
137
4. MANFAAT
Manfaat dari adanya treatmen yang akan diberikan kepada siswa yaitu
agar siswa lebih yakin akan kemampuan yang dimilikinya. Meningkatkan
efikasi diri siswa akan membuat siswa lebih yakin terhadap kemampuan yang
dimilikinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, serta mendorong siswa
untuk tetap selalu optimis terhadap masalah atau hambatan yang sedang
dihadapi.
5. PROSEDUR
a. Persiapan
1. Persiapan tempat dan ruangan: tempat akan disiapkan ketika sudah
memiliki data siswa serta sudah mengurus perijinan dari sekolah.
Syarat ruangan: tenang, bersih, terdapat ventilasi udara/ jendela, dan
tidak mengganggu kelas yang lain
2. Persiapan pakaian: menginformasikan pakaian pada saat pengisian
lembar persetujuan dan diulangi dengan menginformasikannya
menjelang latihan dengan kordinasi dilakukan oleh pihak sekolah
Syarat pakaian: Pakaian harus longgar serta disesuaikan dengan peran
yang dimainkan, serta hal-hal yang mengganggu jalannya latihan
(atribut yang tidak diperlukan) dilepas terlebih dahulu, bagi yang
membawa HP mohon untuk di silent.
3. Persiapan tempat dan vasilitas saat menjelang latihan.
Persiapan satu jam sebelum kelengkapan vasilitas treatmen berupa:
a. Ruangan secukupnya
b. Sound system
c. Recording
d. Alat tradisional (kendang, gong kecil/besar, dan gamelan)
138
6. INTSTRUKSI
a. Terimakasih atas keterlibatan dalam latihan
140
7. TEMA LATIHAN
1. Kebakaran
• Pemeran :
Ibu Sekar –
2 anak pr –
1 anak lk –
5 warga –
6 anak warga –
• Durasi : 1x45 menit
banyak makanan. Sekar pun menjadi sangat ramah kepada para warga
dan saling membantu jika ada warga yang kesulitan.
2. Gotong Royong
• Pemeran :
5 pasang suami istri –
4 warga –
3 anak warga –
Pak RT dan Istri –
3 penjaga mushola
3 tukang sampah –
• Durasi : 1x45 menit
3. Cerdas Cermat
• Pemeran :
6 orang cerdas cermat -
(1 kelompok 3 orang)
2 juri -
144
2 orang teman -
5 penonton -
• Durasi : 1x45 menit
Sebuah sekolah bernama “SMP Maju Terus”, memiliki siswa yang
tidak begitu banyak tetapi rata-rata dari mereka sangat sekali ingin
sekolah. Sekolah ini dekat sekali dengan desa “Gembira Ria” tempat
rumah mereka. Pada suatu hari kedatangan murid baru dari kalangan
orang kaya bernama Firhan, dia sombong dan juga egois. Suatu ketika di
sekolah tersebut akan mengadakan lomba cerdas cermat bagi seluruh
kelas VIII, dan siswa baru itu pun mengikuti lombanya karena merasa ia
pernah sekolah di kota dan ilmunya pun pasti lebih banyak daripada yang
tinggal di desa. Terbentuklah 2 kelompok dengan masing-masing 3
anggota. Ternyata setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh juri, ia selalu
ingin menjawabnya tanpa harus berdiskusi terlebih dahulu kepada dua
temannya. Alih-alih ingin terlihat hebat dan lebih menonjol dibandingkan
teman yang lainnya karena berhasil membunyikan bel, justru jawabannya
terdapat beberapa yang salah karena tidak didiskusi terlebih dahulu
kepada teman yang lainnya. Hal ini yang membuat tim kelompoknya
kalah dan dan akhirnya kelompok lawan yang menang. Banyak yang
menyoraki anak baru itu dan membuatnya merasa malu dan bersalah
kepada teman kelompoknya.
Akhirnya teman-teman yang lainnya pun ikut menyemangati anak
baru itu seusai acara cerdas cermat selesai. Bahwa kita tidak boleh
menyombongkan diri atas ilmu yang kita punya, sebab ilmu itu sangat
luas dan alangkah lebih baiknya jika kita amalkan daripada harus
disombongkan. Tinggal dikota atau di desa itu sama saja, tinggal
bagaimana kita mampu menyerap ilmu yang diberikan guru kepada kita.
Semenjak kejadian itu, Firhan lebih sering membaca buku lagi di
perpustakaan bersama teman-temannya dan apabila ada ilmu yang tidak
dimengeriti akan didiskusikan lagi bersama teman-teman yang lainnya.
145
4. Sahabatku
• Pemeran :
Karin –
Ibu Karin –
5 sahabat Karin –
Wali kelas –
4 orang –
3 orang kaka kelas –
• Durasi : 1x45 menit
8. PENUTUP
Adik-adik, mari sekarang kita bersantai sejenak karena latihan hari ini
telah selesai. Berikan tepuk tangan untuk kita semua karena telah berhasil
melewati latihan pertama secara maksimal. Diharapkan untuk latihan
berikutnya harus lebih semangat lagi, fokus, penghayatan yang lebih
mendalam terhadap peran agar terus menjadi lebih baik lagi untuk latihan-
latihan berikutnya.
Adik-adik masih boleh bersantai atau duduk sejenak , sesudah itu kita
akan bicarakan apa yang terjadi pada diri adik-adik dan rasakan. Penting
untuk diketahui bila adik-adik sudah terampil dalam memainkan peran
meskipun masih banyak yang gugup dan kurang percaya diri. Namun saya
mengapresiasikan untuk adik-adik semua karena sudah mau untuk ikut
bergabung dalam hal ini.
147
DOKUMENTASI
Saat Treatment
150
Daftar Pustaka
Wirawan, S dan Eko. A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Bandura, A. (2001). Guide for constructing celf efficacy scales. Diakses 08
Oktober 2014 pukul 17:36 wib)
Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok Dasar Dan
Profil. Jakarta: Ghalia Indonesia
Syaefullah dan Inhad Syaefullah. (2015). Upaya meningkatkan efikasi diri
akademik melalui diskusi kelompok pada siswa kelas viii di smp negeri 3
bukateja purbalingga.Skripsi pada Program Studi Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan UNY: tidak diterbitkan
151
152
153