Anda di halaman 1dari 83

RANCANG BANGUN MESIN FILAMENT EXTRUDER YANG BERBASIS

ARDUINO MEGA 2560 DENGAN HASIL POLYLACTIC ACID (PLA)

SKRIPSI

ILHAM JATI PAMUNGKAS


NPM 15650071

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2020
RANCANG BANGUN MESIN FILAMENT EXTRUDER YANG BERBASIS
ARDUINO MEGA 2560 DENGAN HASIL POLYLACTIC ACID (PLA)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Teknik dan Informatika


Universitas PGRI Semarang untuk Penyusunan Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

ILHAM JATI PAMUNGKAS


NPM 15650071

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS PGRI SEMARAN
2020

ii
SKRIPSI

RANCANG BANGUN MESIN FILAMENT EXTRUDER YANG BERBASIS


ARDUINO MEGA 2560 DENGAN HASIL POLYLACTIC ACID (PLA)

Disusun dan diajukan oleh


ILHAM JATI PAMUNGKAS
NPM 15650071

Telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan di


hadapan Dewan Penguji

Semarang, 21 Oktober 2020

Pembimbing II
Pembimbing I

Yuris Setyoadi, S.Pd., M.T Aan Burhanudin, S.T.,M.T


NIP.138201417 NIP/NPP 148301458

iii
SKRIPSI

RANCANG BANGUN MESIN FILAMENT EXTRUDER YANG BERBASIS


ARDUINO MEGA 2560 DENGAN HASIL POLYLACTIC ACID (PLA)

Disusun dan diajukan oleh


ILHAM JATI PAMUNGKAS
15650071
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 2 November 2020
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Dewan Penguji
Ketua, Sekertaris,

Drs. Slamet Supriyadi, M.Env.st Aan Burhanuddin, S.T.,M.T


NIP. 195912281986031003 NIP. 138201417

Penguji I, Penguji II,

Ir. Suheli, M.T Agus Mukhtar, S.PD., M.T


NIP. 155010507 NIP. 148101429
Penguji III,

Yuris Setyoadi, S.Pd., M.T


NIP. 138201417

MOTO DAN PERSEMBAHAN

iv
Moto :
1. “Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada-Nya, dan tidak ada daya
dan kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya”. (HR. Muslim)
2. “Allah senantiasa akan hadir menyemangati siapa pun yang sungguh -
sungguh berjuang di jalan-Nya dengan ketulusan dan kesabaran”.(Susilo
Bambang Yudhoyono)
3. “Study to start again, because life goes on”.(Peneliti)

Persembahan :
Kupersembahkan Skripsi ini untuk :
1. Allah SWT
2. Bapak dan Ibu yang telah mengasuh
mendoakan dan memberi semangat
hingga saat ini.
3. Kakak, Adikku tercinta dan seluruh
keluargaku yang senantiasa memberi
dukungan.
4. Sahabat - sahabatku d ikontrakan,
Yusril, Rizal, Riyan, Azrul, Ahmad,
Huda ,dan Rozid.
5. Dosen pembimbing dan semua dosen
yang telah memberiku ilmu
pengetahuan.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

v
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ilham Jati Pamungkas
NPM : 15650071
Progdi : Teknik Mesin
Fakultas : Teknik dan Informatika

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan plagiarisme. Apabila pada kemudian
hari skripsi ini terbukti hasil plagiarisme, saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.

Semarang, 21 Oktober 2020


Yang membuat pernyataan

Ilham Jati Pamungkas


NPM 15650071

ABSTRAK

vi
Teknologi rapid prototyping (RP) telah mengalami perkembangan pesat
selama beberapa waktu terakhir salah satunya Fused Deposition modeling (FDM).
Dalam penggunaannya, sering kali bahan yang dipakai untuk mencetak model
terbuang ketika proses pencetakan selesai dikarenakan ketidaksesuaian antara
hasil produk dengan rancangan awal yang diinginkan. Selain itu, dalam model-
model yang kompleks dibutuhkan support material. Oleh karena itu diperlukan
mesin filament extruder yang mampu untuk mendaur ulang maupun
memproduksi filamen seperti PLA secara mandiri.
Pada penelitian ini dilakukan proses perancangan mesin Filament extruder
untuk meminimalisasi kerugian-kerugian yang terjadi baik soal biaya maupun
waktu terkait proses 3D printing. Filament extruder ini mampu membuat serta
mendaur ulang filamen PLA, dengan pembuatan menggunakan biji plastik PLA
maupun mendaur ulang sisa hasil cetakan 3D printer yang terbuang atau tidak
terpakai. Proses perancangan mesin filament extruder terdiri dari Ardiuno Mega
2560 sebagai pengendali utama dalam mengendalikan kecepatan motor melalui
driver motor serta suhu dari elemen pemanas, motor DC sebagai pemutar screw,
heater band sebagai pemanas plastik, thermocouple sebagai sensor suhu, nozzle
sebagai pencetak ukuran diameter ekstrusi filamen. Bahan yang digunakan adalah
filamen polylactic acid (PLA) warna putih berdiameter 1.75 mm dengan kisaran
temperatur leleh mulai dari 150 – 155°C yang dihancurkan menjadi seukuran
pellet. Penelitian yang dilakuakan pada mesin filament extruder menggunakan 5
variasi pengaturan temperature suhu pemanas, yaitu; 150⁰C, 152⁰C, 153⁰C,
154⁰C, dan 155⁰. Pada percobaan variasi dengan hasil terbaik pada suhu yang
dilak ukan diameter filamen yang dihasilkan dari proses ekstrusi yaitu 1,72mm
pada ukuran suhu 153⁰C dengan kecepatan produksi 806 mm/menit atau 0,106
kg/jam.

Kata Kunci: Filament Extruder, Fused Deposition Modeling, Polylactic Acid

PRAKATA

vii
Puji syukur Allah SWT , penelitian dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi
inidengan lancar. Skripsi yang berjudul Rancang Bangun Mesin Filament
extruder Yang Berbasis Ardiuno Mega 2560 Dengan Hasil Polylactic Acid
(PLA) ini disususn untuk memenuhi sebagai syarat memperoleh gelar sarjana
teknik. Penyusunan skripsi ini tidak lepas darihambatan dan rintangan serta
kesulitan – kesulitan. Namun berkat bimbingan,bantuan, nasihat, dan dorongan
serta saran – saran dari berbagai pihak, khususnya pembimbing, segala hambatan
dan rintangan serta kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini dengan hati penulis sampaikan terimaksih kepada:
1. Allat SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya serta selalu
melindungi saya dalam proses penyusunan proposal. sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan sampai tuntas.
2. Bapak dan Ibu yang telah mendidik dan membesarkan saya, selalu
mendo’akan dan memberi semangat serta selalu mendukung segala sesuatu
yang menjadikan saya seperti sekarang ini.
3. Dr. Muhdi S.H., M.Hum. Selaku Rektor di Universitas PGRI Semarang yang
telah memberi kesempatan kepada saya untuk menimba ilmu di kampus
Universitas PGRI Semarang.
4. Aan Burhanudin, S.T., M.T selaku Ketua Program Studi Prodi Teknik Mesin
yang telah memberi pengaruh positif bagi program studi dan mahasiswa
khususnya.
5. Yuris Setyoadi, S.Pd., M.T selaku Dosen pembimbing I, atas bimbingan dan
arahannya mulai proses pengajuan Judul hingga tersusun Skripsi ini.
6. Aan Burhanudin, S.T., M.T selaku Dosen pembimbing II, yang sangat sabar
membimbing dan memberi arahan sehingga dalam penyusunan Skripsi ini
disusun dengan sebaik-baiknya,namun masih terdapat kekurangan didalam
penyusunan Skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat diharapkan, tidak lupa harapan kami
semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta dapat menambah
ilmu pengetahuan kami.

viii
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknik Mesin yang telah memberi bekal
ilmu kepada penulis selama belajar di Universitas PGRI Semarang.
8. Teman – teman seperjuangan teknik mesin Universitas PGRI semarang
terlebih angkatan 2015, yang selalu memberikan saya candaan dan semangat
agar tidak bermalas – malasan untuk mengerjakan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih kurang dari kata sempuna, oleh
karena iu penulis berharap masukkan dan saran dari pembaca sehingga proposal
skripsi ini menjadi lebih baik. Dengan segala keterbatasan yang ada penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis pribadi dan
pembaca pada umumnya.

Semarang, 21 Oktober 2020

Ilham Jati Pamungkas

NPM 15650071

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL LUAR......................................................................................................i
SAMPUL DALAM..................................................................................................ii
ix
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..............................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
PRAKATA...........................................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii
DAFTAR TABEL..................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Identifikasi Masalah......................................................................................3

C. Pembatasan Masalah.....................................................................................3

D. Rumusan Masalah.........................................................................................3

E. Tujuan Penelitian..........................................................................................3

F. Manfaat Penelitian........................................................................................3

G. Penegasan Istilah...........................................................................................4

H. Sistematika Penulisan Skripsi.......................................................................5

1. Pendahuluan..............................................................................................5

2. Kajian Teori...............................................................................................5

3. Metode Penelitian......................................................................................5

4. Hasil dan Pembahasan...............................................................................6

5. Penutup......................................................................................................6

6. Daftar Pustaka...........................................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................7


A. Tinjauan Pustaka.............................................................................................7

x
B. Landasam Teori.............................................................................................11

1. Polimer....................................................................................................11

2. Poly Lactic Acid (PLA)..........................................................................12

3. Extrusion Molding PLA..........................................................................15

4. Arduino Mega 2560.................................................................................17

5. Input & Output........................................................................................18

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................20


A. Model Pengembangan.................................................................................20

1. Desain Mesin Filament Extruder............................................................21

2. Desain Rangka.........................................................................................22

3. Desain Panel Assy....................................................................................23

B. Alat dan Bahan............................................................................................23

1. Alat Penelitian.........................................................................................23

2. Bahan Penelitian......................................................................................27

C. Prosedur Penelitian.....................................................................................38

D. Proses Pembuatan.......................................................................................42

1. Pembuatan Hopper..................................................................................42

2. Pembuatan Barrel....................................................................................43

3. Pembuatan Nozzle....................................................................................43

4. Pembuatan Dudukan Barrel....................................................................44

5. Pembuatan pilar.......................................................................................44

E. Lokasi dan Fokus Penelitian.......................................................................45

F. Variabel Penelitian......................................................................................45

G. Populasi dan Sampel...................................................................................45

H. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................46

xi
I. Teknik Analisa Data....................................................................................46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................47


A. Proses Assembly..........................................................................................47

B. Pengujian Dan Hasil....................................................................................50

1. Pengujian Pengoprasian Mesin...............................................................50

2. Analisa dan Pembahasan.........................................................................51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................56


DAFTAR PUSTAKA............................................................................................57
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................60

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2.1 Mesin filament extruder DTMI UGM.................................................7

xii
Gambar 2.2 Potongan pallet setelah melalui proses blender...................................8
Gambar 2.3 Tata letak dari percobaan produksi filamen.........................................9
Gambar 2.4 Rumus Struktur Poly Asam Laktat ...................................................13
Gambar 2.5 Struktur molekul asam laktat.............................................................14
Gambar 2.6 Schematic view of an extruder ..........................................................16
Gambar 2.7 Arduino Mega 2560...........................................................................18

Gambar 3.1 Desain mesin filament extruder. 21


Gambar 3.2 Casing body dengan menggunakan plat stainless steel......................22
Gambar 3.3 Panel Assy..........................................................................................23
Gambar 3.4 Gerinda tanggan.................................................................................24
Gambar 3.5 Gerinda potong...................................................................................24
Gambar 3.6 Bor tangan..........................................................................................25
Gambar 3.7 Timbangan digital..............................................................................25
Gambar 3.8 Tang potong.......................................................................................26
Gambar 3.9 Blender...............................................................................................26
Gambar 3.10 Obeng...............................................................................................27
Gambar 3.11 Tang Rivet........................................................................................27
Gambar 3.12 Pipa ukuran panjang 20 cm dan diameter 14 mm............................28
Gambar 3.13 Ardiuno mega 2560..........................................................................28
Gambar 3.14 LCD 12C..........................................................................................29
Gambar 3.15 Auger bit...........................................................................................29
Gambar 3.16 Driver L298N...................................................................................30
Gambar 3.17 Band Heater.....................................................................................30
Gambar 3.18 Flange Drat Galvanis......................................................................31
Gambar 3.19 Fuse..................................................................................................31
Gambar 3.20 Motor wiper......................................................................................32
Gambar 3.21 Kabel jumper female to female........................................................32
Gambar 3.22 Thermocouple Sensor Module..........................................................33
Gambar 3.23 Power Supply...................................................................................33
Gambar 3.24 Potensiometer...................................................................................34

xiii
Gambar 3.25 Temerature Rex C100......................................................................34
Gambar 3.26 Modul Relay.....................................................................................35
Gambar 3.27 Rivet..................................................................................................35
Gambar 3.28 Saklar................................................................................................36
Gambar 3.29 End Cap............................................................................................36
Gambar 3.30 Plat Stainless steel............................................................................37
Gambar 3.31 Saklar toggle.....................................................................................37
Gambar 3.32 Diagram Alir Penelitian...................................................................39
Gambar 3.33 Mikrometer sekrup...........................................................................42
Gambar 3.34 Hopper..............................................................................................42
Gambar 3.35 Barrel...............................................................................................43
Gambar 3.36 Nozzle...............................................................................................43
Gambar 3.37 Dudukan barrel................................................................................44
Gambar 3.38 Pilar penyangga................................................................................44
Gambar 4.1 Melubangi Plat Stainless Steel...........................................................47
Gambar 4.2 Penyatuan Menggunakan Rivet..........................................................48
Gambar 4.3 Merancang Flament Extruder ...........................................................48
Gambar 4.4 Modifikasi Flang Drat.......................................................................49
Gambar 4.5 Nozzel.................................................................................................50
Gambar 4.6 Penggumpalan Filamen Pada Suhu Lebih Dari 155⁰C......................51
Gambar 4.7 Bentuk Filamen Pada Suhu 155⁰C.....................................................51
Gambar 4.8 Grafik Pengukuran di 10 detik...........................................................54
Gambar 4.9 Grafik Pengukuran di 20 detik...........................................................55
Gambar 4.10 Grafik Pengukuran di 30 detik.........................................................55

DAFTAR TABEL
Halaman

xiv
Tabel 2.1. Data temperatur transisi dan temperatur lebur plastik.................12
Tabel 3.1. Bagian-bagian pada mesin filament extruder .....................................22
Tabel. 3.2 Hasil variasi pengujian .........................................................................44
Tabel. 4.1. Hasil diameter filamen Polylactic Acid (PLA) pada variasi penelitian
suhu. 51
Tabel. 4.2. Hasil penelitian pada mesin dalam produksi filamen. 52

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Gambar 3D Filament Extruder Dan Komponen................................61

xv
Lampiran 2 Gambar Filament Extruder Dan Ukuran............................................62
Lampiran 3 Gambar Panel Assy.............................................................................63
Lampiran 4 Gambar Casing Body Dengan Menggunakan Plat Stainless Steel.....63
Lampiran 5 Gambar 3D Alat Produksi Pada Filament Extruder...........................64
Lampiran 6 Gambar Penggumpalan Filamen Pada Suhu Diatas 155⁰C................64
Lampiran 7 Gambar Hasil Filamen Pada Suhu 155⁰C..........................................65

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembngan dalam bidang elektronika membuat beberapa pekerjaan
dapat diselesaikan dengan cepat, efektif, dan efisien. Sebagai contoh dalam
sistem pencetakan seperti sekarang ini. Dalam sistem pencetakan di perlukan
sebuah printer, dimana printer ini akan mencetak format file yang terdapat
pada PC atau komputer, yang kemudian akan dapat di lihat hasil jadinya
barang yang di inginkan. Namun kebanyakan printer yang ada di percetakan
hanya mencetak tulisan pada kertas dan tidak mencetak barang jadi yang di
inginkan konsumen.
Tetapi perkembangan teknologi rapid prototyping (RP) kini
memungkinkan untuk memperkenalkan kembali model fisik sebagai cara
yang intuitif untuk mendemonstrasikan konsep - konsep mekanika (Lipson,
2005). Teknologi RP sangat membantu dalam mengurangi waktu dari siklus
pengembangan produk dengan menciptakan model fisik untuk evaluasi visual
secara langsung dari model komputer 3D, yang kemudian diteruskan untuk
dicetak salah satunya menggunakan 3D printer (Li, 2000), atau cukup dikenal
juga proses ini dengan istilah additive manufacturing (AM) dalam dunia
industri manufaktur dan 3D printing dalam kalangan umum.
Dengan kata lain, additive manufacturing adalah proses penggabungan 2
material untuk membuat objek dari data model 3D, umumnya lapisan demi
lapisan, berlawanan dengan subtractive manufacturing seperti cutting,
drilling, dan milling yang dalam prosesnya mengurangi material dari benda
kerja, hingga mencapai bentuk yang diinginkan. Dengan kemajuan dalam
pengembangan karakteristik dimensi, mekanika, dan thermal dari material
RP, dorongan untuk mampu menciptakan model fungsional secara penuh
dengan sangat cepat menjadi semakin kuat.
Terdapat beberapa macam teknologi RP, di antaranya laminated object
manufacturing (LOM), Selective Laser Sintering (SLS), photopolymerization
(stereolithography, SLA), dan Fused Deposition Modeling (FDM). Proses
1
2

yang paling umum digunakan mesin-mesin 3D printer saat ini menggunakan


metode FDM. Metode FDM menciptakan objek 3 dimensi dengan cara
membentu lapisan-lapisan termoplastik secara berurutan dari gulungan
filamen yang dilelehkan dan diekstrusikan melalui nozzel.
Namun kelemahan terbesar dari 3D printing dan metode FDM adalah
kesalahan-kesalahan dalam proses pencetakan sering kali terjadi. Dalam
proses 3D printing, part akhir yang dihasilkan sering tidak sesuai dengan
desain awal yang diharapkan seperti ketidaksesuaian dimensi, surface finish
yang tidak bagus, cracking, dan lain sebagainya. Selain itu, untuk mencetak
part-part dengan bentuk yang kompleks atau memiliki overhang, dibutuhkan
support material atau support structure. Support material ini nantinya akan
terbuang karena tidak terpakai ketika model atau part telah selesai dicetak.
Hal ini tentu menghabiskan cukup banyak filamen yang akhirnya tidak
terpakai.
Oleh karena,diperlukan suatu cara atau alat untuk meminimalisasi
kerugian-kerugian yang terjadi baik soal biaya maupun waktu terkait proses
3D printing. Maka dilakukan penelitian dengan judul “Rancang bangun
mesin filament extruder yang berbasis ardiuno mega 2560 dengan hasil
polilactic acid (PLA)”. Filament extruder ini mampu membuat serta
mendaur ulang filamen PLA, dengan pembuatan menggunakan biji plastik
PLA maupunmendaur ulang sisa hasil cetakan 3D printer yang terbuang atau
tidak terpakai. Cara kerja mesin filament extruder ini adalah dengan
memasukkan bahan yang dapat berupa sisa dari produk seperti PLA atau ABS
yang sudah tidak terpakai maupun masih berupa biji plastik (pellet) ke dalam
sebuah corong atau hopper yang terhubung dengan screw atau auger
pendorong untuk diteruskan ke sebuah unit pemanas untuk kemudian
dilelehkan dan dibentuk kembali menjadi filamen baru lalu dikeluarkan
melalui nozzle. Mesin filament extruder dirancang dengan inofasi yang
berbasis sistem elektronik dengan menggunakan sistem Arduino Mega 2560
untuk memberi kemudahan pengoprasian secara otomatis, dan akurat.
3

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah ditulis, identifikasi masalah yang akan
dijadikan bahan penelitian sebagai berikut:
1. Perancangan mesin filament extruder yang berbasis arduino mega.
2. Proses pemanfaatan sisa filament PLA yang tidak digunakan.
C. Pembatasan Masalah
Masalah pada penelitian ini bisa sangat meluas pembahasannya, maka
batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Sampel bahan filament 3D print yang digunakan adalah PLA.
2. Parameter filament extruder dalam penelitian ini hanya terbatas pada
perubahan pengaturan suhu dan kecepatan rotasi motor penggerak
screw atau auger.
3. Tidak membahas program Ardiuno Mega.
4. Tidak membahas cara penggulungan filament.
5. Tidak membahas umur alat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, dapat
dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana rancang bagun filament extruder yang menggunakan
bahan baku PLA ?
2. Berapa suhu optimal yang diperlukan untuk pembuatan filament PLA?
3. Berapa Rpm optimal yang diperlukan untuk pembuatan filament PLA
E. Tujuan Penelitian
1. Perancangan alat filament extruder dengan mengetahui hasil filament
PLA.
2. Untuk mengetahui suhu optimal pada mesin filament extruder dengan
hasil filament PLA.
3. Untuk mengetahui Rpm optimal dalam proses pembuatan PLA pada
mesin filament extruder.
F. Manfaat Penelitian
1. Untuk alat filament extruder dapat meminimalisasi kerugian-kerugian
yang terjadi baik soal biaya maupun waktu terkait proses 3D printing.
4

2. Diharapkan penulis dan semua pihak yang berkepentingan dapat lebih


3. memahami konsep kerja dari hasil penelitian yang dilakukan penulis.
4. Diharapkan mesin filament extruder tersebut dapat memanfaatkan sisa -
sisa hasil filamen yang tidak layak.
5. Sebagai bahan pustaka di lingkungan Universitas PGRI Semarang
khususnya di Program Studi Teknik Mesin.
G. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami isi proposal
skripsi ini, perlu adanya penegasan beberapa istilah sebagai berikut :
1. Filamen PLA
Filamen PLA merupakan filamen plastik yang bersifat bio-degradeble,
yaitu dapat terurai lebih cepat dalam lingkungan dibandingkan
plastiklainnya, sehingga dapat dikatakan lebih ramah lingkungan, secara
fisik PLA lebih kaku dan PLA tidak tahan terhadap panas yang tinggi.
2. Filament extruder
Filament extruder adalah alat pembuat filamen. Cara kerja filament
extruder cukup mudah yaitu cukup memenaskan plastik lalu dengan
tekanan tinggi di dorong kearah nozzle dan hasilnya berupa benang.
Ukuran 3D printer filamen sendiri harus konstant yaitu berdiameter
1,75mm sampai 2,75mm, tetapi rata rata pada 3D makers menggunakan
filamen berdiameter 1.75mm.
3. Arduino Mega 2560
Arduino Mega 2560 adalah papan pengembangan mikrokontroller yang
berbasis Arduino dengan menggunakan chip ATmega2560. Board ini
memiliki pin I/O yang cukup banyak, sejumlah 54 buah digital I/O pin
(15 pin diantaranya adalah PWM), 16 pin analog input, 4 pin UART
(serial port hardware). Arduino Mega 2560 dilengkapi dengan sebuah
oscillator 16 Mhz, sebuah port USB, power jack DC, ICSP header, dan
tombol reset.
5

H. Sistematika Penulisan Skripsi


1. Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN bermaksud mengantar pembaca ke dalam
pembahasan suatu masalah. Dengan membaca bagian pendahuluan,
pembaca sudah mendapat gambaran umum tentang pokok pembahasan
dan gambaran umum tentang penyajian sehinggah memudahkan untuk
memahami seluruh skripsi. Pendahuluan terdiri sebagai berikut :
a. Latar Belakang Masalah
b. Identifikasi masalah
c. Pembatasan Masalah
d. Rumusan Masalah
e. Tujuan Penelitian
f. Manfaat Penelitian
g. Penegasan istilah
h. Sistematika Penulisan Skripsi
2. Kajian Teori
BAB II KAJIAN TEORI memuat teori-teori yang mendukung
persoalan yang dibahas. Dalam konteks ini, peneliti perlu dengan baik
menyusun teori. Peneliti harus baik mengelola bahasa, sehingga tidak
terkesan asal mengambil dari berbagai sumber tanpa memberikan
apresiasi terhadap yang dikutip. Kajian teori terdiri dari sebagai berikut:
a. Tinjauan Pustaka
b. Landasan Teori
c. Hipotesis Penelitian
3. Metode Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN, berisikan pendekatan dan
metode penelitian yang digunakan. Metode penelitian terdiri dari sebagai
berikut :
a. Model pengembangan
b. Alat dan bahan
c. Prosedur penelitian
d. Lokasi dan fokus penelitian
6

e. Populasi dan sempel


f. Variabel Penelitian
g. Teknik Pengumpulan Data
h. Teknik Analisis Data
4. Hasil dan Pembahasan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN, berisikan data yang dikaji
dalam bentuk tabel dan diagram, kemudian dibuat deskripsi hasil yang
sudah dicapai. Pembahasan merupakan analisis data apakah hipotesis
penelitian diterima atau bahkan ditolak.
5. Penutup
BAB V PENUTUP, merupakan simpulan dari jawaban rumusan
masalah yang sudah dikemukakan dalam pendahuluan. Simpulan
menyebutkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan dijelaskan
secara ringkas. Saran yang terkait dengan tema penelitian, dengan
pembaharuan yang harus peneliti selanjutnya lakukan dengan langkah
dan prosedur yang sudah jelas.
6. Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA, merupakan sumber/pendukung isi yang
digunakan untuk penelitian dan disesuaikan dengan rujukan yang ada
dalam teks.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang proses optimasi parameter mesin filament extruder
pernah dilakukan oleh Michael (2019). Mesin filament extruder yang
digunakan memiliki dimensi 880mm (panjang) x 240 mm (lebar) x 545 mm
(tinggi). Mesin ini beroprasi menggunakan microcontroller Arduino UNO
R3. Dengan kapasitas tampung pellet atau sisa-sisa filamen 3D, temperatur
proses pemanasan maksimum 400°C. Bahan screw yang digunakan adalah
SUS.304, dengan panjang screw185 mm, lebar 19 mm, pitch 10 mm.

Gambar 2.1 Mesin filament extruder DTMI UGM. (Michel,2019)


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah filament polylactic
acid (PLA) warna merah berdiameter 3 mm dengan kisaran temperatur leleh
mulai dari 190 – 220°C, yang dihancurkan menjadi seukuran pellet. Pellet
dibuat dengan cara memotong filamen PLA menjadi ukuran yang cukup
menggunakan tang potong, kemudian dihaluskan lebih lanjut menjadi
potongan - potongan lebih kecil yang homogen dan uniform menggunakan
blender. Hasil pellet yang sudah melalui proses blender dapat dilihat dalam
Gambar 2.2.

7
8

Gambar 2.2 Potongan pallet setelah melalui proses blender. (Micheal, 2019)
Pengaturan awal temperatur pemanas pada mesin filament extruder
ditentukan sebesar 185°C, dipilih berdasarkan temperatur titik leleh dari
material PLA. Sementara untuk kecepatan screw, hasil dari beberapa refrensi
penelitian menunjukkan tidak ada ukuran pasti dan sangat beragam kecepatan
motor diatur mulai dari nol, menuju hasil optimal, hingga pada tingkatan
sudah tidak optimal lagi dalam mengekstruksi filamen. Manufaktur filamen
dilakukan dengan cara memasukan pellet PLA yang telah dibuat sebelumnya
ke dalam corong atau hopper pada mesin filament extruder hingga penuh.
Sebelum menyalakan motor penggerak, heater terlebih dahulu dinyalakan dan
ditunggu hingga temperatur dan PID pada mesin stabil. Proses ini
berlangsung selama kurang lebih 30 menit. Motor penggerak dapat
dinyalakan mulai dari kecepatan nol hingga mencapai kecepatan putaran yang
diinginkan. Pellet pada hopper akan mulai masuk ke dalam screw oleh
pengaruh gravitasi dan terdorong maju disepanjang berrel akibat tekanan
yang diberikan screw. Di dalam berrel, pellet ahan meleleh oleh panas heater
sebelum akhirnya dibentuk menjadi filamen dan keluar melalui nozzel.
Variasi pada parameter proses dilakukan untuk mencari parameter proses
optimal dalam memproduksi filamen jenis PLA. Tiap variasi pengaturan
dilakukan dan dicatat selama 30 sampai 60 menit proses berlangsung. Proses
ekstruksi diasumsikan telah mencapai steady-state dalam rentang waktu
tersebut.
9

Terdapat dua macam pengukuran dan satu pengujian yang dilakukan


didalam penelitian, yaitu pengukuran diameter filamen menggunakan caliper,
pengukuran debit filamen hasil menggunakan timbangan gram dan stopwatch,
dan pengujian karakteristik mekanis filamen dengan metode uji Tarik
menggunakan computer servo control material testing machine (Mesin Uji
Berbasis Servo Komputer) HT-2402 produksi Hung Ta Instrumment Co., Ltd.
Penelitian lain tentang extrude juga dilakukan oleh Haq. (2003). Seperti
penelitian yang dilakukan oleh Michael (2019), penelitian ini juga
menggunakan bahan dasar polycaprolactone (PCL). Menurut haq, PCL
memiliki beberapa keuntungan jika dibanding dengan polimer lain seperti
PLA, di antaranya PCL lebih stabil dalam kondisi ambient, lebih murah, dan
mudah didapat dalam jumlah yang besar. Extruder yang digunakan Haq.
menggunakan jenis mesin single screw extruder, mesin ini memiliki 4 buah
unit pemanas dan tiap umitmya menjadi parameter proses yang divaraiasikan
didalam penelitian. Mesin ini dikombinasikan dengan sebuah water bath dan
roller puller seperti yang ditunjukan (gambar).

Gambar 2.3 Tata letak dari percobaan produksi filamen (Haq, 2013)
Sementara fokus penelitian haq. Lebih kepada upaya menghasilkan
filamen dengan mesin filament extruder, babagowda (2018). Memproduksi
filamen PLA dengan komposisi sampah PLA daur ulang dengan berbagai
perbandingan dan lebih lanjut lagi melakukan studi tentang karakteristik dan
efek property mekanisnya dalam aplikasi actual 3D printing dengan
menggunakan uji Tarik (tensile test) dan uji lentur (flextral/bending test). Dua
10

parameter input yang digunakan Babagwodo sebagai acuan hasil percobaan


adalah persentase komposisi PLA daur ulang saat pembuatan filamen dan
ketebalan lapisan atau layer pada saat pembuatan specimen uji menggunakan
proses FDM atau 3D printing. Variasi persentase komposisi material PLA
daur ulang yang digunakan dalam memproduksi filamen antara lain 10%,
20%, 30%, 40%, dan 50%; sedangkan variasi ketebalan layer dalam
pembuatan specimen uji diatur 0,1 mm, 0,2 mm, dan 0,3 mm tanpa mengubah
sudut orientasi dan feed rate dari mesin 3D printing. Hasil akhir setelah
dilakukan uji tarik dan uji lentur menunjukan specimen dengan kekuatan tarik
atau tensile strength terbesar didapatkan dengan parameter proses ketebalan
layer 0,1 mm dengan persentase PLA daur ulang sebesar 10%, sedangkan
kekuatan lentur atau flexural strength terbesar didapatkan dengan parameter
proses ketebalan layer 0,1 mm dengan presentase PLA daur ulang 20%.
Penelitian serupa tentang efek temperatur ekstrusi dan putaran screw
pada diameter dan ultimate tensile strength filamen PLA hasil juga dilakukan
oleh Liu, (2017). Proses ekstrusi dengan rentang nilai temperatur antara
185°C – 200°C dengan interval 5°C dan putaran screw 2 – 6 RPM. Partikel
(pellet) PLA ukuran 3,5 mm dihancurkan menjadi powder lalu dikeringkan
dalam suhu 60°C selama 8 jam di dalam ruang vakum sebelum diproduksi
menjadi filamen menggunakan extruder. Filamen berhasil terekstrusi pada
suhu 190°C – 195°C dengan kecepatan screw 2 -5 RPM. Lebih lanjut lagi,
Liu melakukan penelitian tentang efek parameter proses FDM seperti
ketebalan layer, temperatur ekstrusi, dan kecepatan ektrusi pada galat
dimensi, kekasaran permukaan, densitas, dan tensile strength pada specimen
uji terbentuk dari hasil filamenyang berhasil terproduksi pada penelitian
sebelumnya. Variasi pada ketebalan layer diatur 0,1 mm, 0,2 mm, dan 0,3
mm; variasi pada temperatur ekstrusi diatur mulai dari 200°C – 230°C dengan
interval 10°C; dan variasi pada kecepatan ekstrusi diatur 30 mm/s – 120 mm/s
dengan interval 30 mm/s. hasil karakteristik mekanis terbaik didapatkan
dengan pengaturan ketebalan layer 0,1 mm, temperatur ekstusi 220°C dan
kecepatan ekstrusi 60 mm/s pada saat pembuatan specimen uji menggunakan
11

proses FDM dengan hasil galat dimensi 0,011, kekerasan permukaan 5,2 um,
densitas 1,16 g/cm³, dan tensile strength 51,7 MPa.
Dari hasil uji coba filamen terdapat dua macam pengukuran dan satu
dengan melakukan tujuan pustaka akan penelitian-penelitian yang pernah
dilakukan seperti penelitian Micheal, Haq, Babagowda, dan juga Liu. Di atas,
akan lebih mudah memetakan penelitian yang sudah dan belum pernah
dilakukan sebelumnya, serta menjadi refrensi penting dalam melakukan
penelitian.
B. Landasam Teori
1. Polimer
Plastik adalah polimer rantai panjang atom mengikat satu sama lain.
Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau monomer. Bahan
pembuat plastik pada mulanya adalah minyak dan gas sebagai sumber
alami, tetapi di dalam perkembangannya bahan-bahan ini digantikan dengan
bahan sintetis sehingga dapat diperoleh sifat-sifat plastik yang diinginkan
dengan cara kopolimerisasi, laminasi dan ekstrusi (Kadir, 2012). Plastik
biasanya bersifat sintetis, paling sering berasal dari petrokimia, namun ada
sebagian pula yang bersifat alami. Karena biaya yag relatif rendah,
kemudahan manufaktur, fleksibilitas dan kedap air, plastik digunakan dalam
berbagai hal.
Plastik dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu thermosetting
dan thermoplastic. Thermoplastic adalah bahan plastik yang jika
dipanaskan sampai temperatur tertentu, akan mencair dan dapat dibentuk
kembali menjadi bentuk yang diinginkan.
Pengetahuan sifat thermal dari berbagai jenis plastik sangat penting
dalam proses pembuatan dan daur ulang plastik. Sifat-sifat thermal yang
penting adalah titik lebur (Tm), temperatur transisi (Tg) dan temperatur
dekomposisi. Temperatur transisi adalah temperatur dimana plastik
mengalami perenggangan struktur sehingga terjadi perubahan dari kondisi
kaku menjadi lebiih fleksibel. Temperatur lebur adalah temperatur dimana
plastik mulai melunak dan berubah menjadi cair.
12

Temperatur dekomposisi merupakan batasan dari proses pencairan. Jika


suhu dinaikkan diatas temperatur lebur, plastik akan mudah mengalir dan
struktur akan mengalami dekomposisi. Dekomposisi terjadi karena energi
thermal melampaui energi yang mengikat rantai molekul. Secara umum
polimer akan mengalami dekomposisi pada suhu diatas 1,5 kali dari
temperatur transisinya (Surono, U.B., 2013).
Data sifat thermal yang penting pada proses daur ulang plastik bisa
dilihat pada :
Tabel 2.1. Data temperatur transisi dan temperatur lebur plastik (Surono,
U.B, 2013)
Jenis Bahan Tm (oC) Tg (oC) Temperatur Proses Maks (oC)
PP 168 5 80
HDPE 134 -110 82
LDPE 330 -115 260
PA 260 50 100
PET 250 70 100
ABS - 110 85
PS - 90 70
PPMA - 100 85
PC - 150 246
PVC - 90 71
PLA 200 60 40

2. Poly Lactic Acid (PLA)


Asam laktat (lactic aid) adalah salah satu asam organik yang penting
di industri, terutama di industri makanan. Di samping itu, penggunaannya
sekarang lebih luas karena bisa dipakai sebagai bahan baku pembuatan poly
lactic acid, biodegradable plastik yang merupakan polimer dari asam laktat
(Hofvendahl and Hahn-Hagerdal, 2000). Pengolahan bahan baku pati cukup
mudah dilakukan dengan melibatkan proses fermentasi asam laktat menjadi
Poly Lactic Acid (PLA). PLA memiliki sifat mirip dengan plastik
konvensional (Pranamuda, 2001). Salah satu jenis biodegradabel poliester
adalah Poli asam laktat (poly lacticacid). Poli asam laktat (PLA) ditemukan
13

pada tahun 1932 oleh Carothes (Dupont) yang memproduksi PLA dengan
berat molekul rendah dengan memanaskan asam laktat pada kondisi vakum.
Pada tahap selanjutnya, dupont dan ethicon memfokuskan pembuatan
aplikasi medical grade satures, implan dan kemasan obat.
Baru-baru ini, beberapa perusahan seperti Shimadxu dan Mitsui Tuatsu
di Jepang telah memproduksi sejumlah PLA untuk aplikasi plastik. Poli
asam laktat atau Poli laktida (PLA) dengan rumus kimia
(CH3CHOHCOOH)n adalah sejenis polimer atau plastik yang bersifat
biodegradabel, termoplastik dan merupakan poliester alifatik yang terbuat
dari bahan-bahan terbarukan seperti pati jagung, pati ubi dan sebagainya.
Walaupun PLA sudah dikenal sejak abad yang lalu, namun baru diproduksi
secara komersial dalam beberapa tahun terakhir dengan keunggulannya
yaitu dengan memiliki kemampuan untuk terdegradasi secara biologi.

Gambar 2.4 Rumus Struktur Poly Asam Laktat (rieko.wordpress.com)


Pada Gambar 2.4. terdapat rumus struktur Poly Asam Laktat, yang
secara struktur Poly asam laktat adalah asam karboksilat dengan satu
gugusan (hidroksil) yang menempel pada gugus karboksil. Asam laktat larut
dalam air dan etanol serta bersifat higroskopik. Dalam air, ia terlarut lemah
dan melepas proton (H+), membentuk ion laktat. Asam ini juga larut dalam
alkohol dan bersifat menyerap air (higroskopik). Langkah pertama dalam
sintesa PLA adalah produksi asam laktat. Asam laktat (IUPAC: 2-hy Droxy
propanoic acid ) yang biasa disebut asam susu adalah salah satu bahan
kimia yang berperan penting dalam industri biokimia. Asam laktat pertama
kali berhasil diisolasi oleh ahli kimia Swedia, Carl Wilhelm Scheele pada
14

tahun 1780. Asam laktat mempunyai rumus kimia C3H6O3, termasuk


keluarga asam hidroksida propionat dengan rumus molekul
CH3CHOHCOOH.

Gambar 2.5 Struktur molekul asam laktat (rieko.wordpress.com)


Pada Gambar 2.5 adalah struktur molekul asam laktat. Asam laktat
dalam larutan akan kehilangan satu proton dari gugus asam dan
menghasilkan ion laktat CH3CH(OH)COO. Berikut ini adalah gambar
struktur molekul asam asetat.
Asam laktat adalah cairan pekattak berwarna, tak berbau, larut di dalam
air dalam berbagai perbandingan, alkohol dan eter tetapi tidak larut dalam
kloroform. Senyawa ini termasuk asam lemah dengah daya penguapan yang
rendah. Kelebihan PLA dibandingkan dengan plastik yang terbuat dari
minyak bumi adalah:
1. Biodegradable artinya PLA dapat diuraikan secara alami di
lingkungan oleh mikroorganisme.
2. Biocompatible dimana pada kondisi normal, jenis plastik ini dapat
diterima oleh sel atau jaringan biologi. Dihasilkan dari bahan yang
dapat diperbaharui (termasuk sisa bahan industri) dan bukan dari
minyak bumi.
3. 100% recyclable melalui proses hidrolisis asam laktat dan digunakan
kembali untuk aplikasi yang berbeda atau bisa digabungkan untuk
menghasilkan produk lain.
4. Tidak menggunakan pelarut organik/bersifat racun dalam
memproduksi PLA.
15

5. Dapat dibakar sempurna dan menghasilkan gas CO2 dan air.


Saat ini, PLA sudah digunakan untuk beragam aplikasi, diantaranya
dibidang medis, kemasan dan tekstil. Dibidang medis, PLA sudah lama
digunakan sebagai benang jahit pada saat operasi serta bahan pembungkus
kapsul, Selain itu, pada dasawarsa terakhir PLA juga dikembangkan dalam
upaya perbaikan jaringan tubuh manusia. PLA juga telah dikembangkan
untuk pembuatan kantong plastik (retail bags), kontainer, bahan ediblefilm
untuk sayuran dan buah. Dalam bentuk film dan bentuk foam digunakan
untuk pengemas daging, produk susu, atau roti. Dapat juga digunakan untuk
botol dan cangkir sekali pakai untuk kemasan air, susu, jus dan minuman
lainnya. Piring, mangkok, nampan, tas, film pertanian penggunaan lain dari
jenis plastik ini. Selain itu dibidang tekstul PLA juga telah diaplikasikan
untuk pembuatan kaos dan tas. Di Jepang, PLA bahkan sudah
dikembangkan sebagai bahan dasar pembuatan Compact Disc (CD) oleh
Sanyo. (Botelho et al, 2014).
3. Extrusion Molding PLA
Proses ekstrusi dianggap sebagai salah satu teknik pemrosesan yang
paling banyak digunakan dalam industri plastik. Extrusion merupakan
proses kompresi dimana material mengalir ke dalam lubang cetakan melalui
suatu penekanan dan juga menghasilkan material continue dengan bentuk
penampang sesuai dengan bentung lubang cetakan (die).
Ekstrusion dilaksanakan dengan penekanan material ke dalam suatu
rongga tertutup melalui suatu die, baik dengan cara press mekanik maupun
hidrolik. Metode produksi ini banyak digunakan untuk menghasilan benda
yang berbentuk panjang dan sederhana seperti rotan, pipa, sedota, selang
serta berbagai profil yang memiliki bentuk sederhana dan memanjang.
Umumnya hasil produksi akan langsung mengalami proses pendinginan
melalui media air. Sistem produksi plastik dengan metode ekstrusi juga
banyak dipergunakan untuk proses daur ulang plastik.
16

Gambar 2.6 Schematic view of an extruder (www.researchgate.net)


Berikut ini adalah komponen utama dari extruder :
a. Hopper
Hopper adalah sebuah komponen dari mesin extruder dimana fungsi
dari hopper ini adalah untuk memasukkan biji plastik atau bahan baku
bisa apa saja. Biasanya hopper ini terbuat dari plat besi baja, mild
steel, serta plat kapal tergantung selera dan keinginan konsumen. Biji
plastik dimasukkan ke dalam hopper ini, kemudian oleh screw di
dorong ke depan.
b. Screw
Screw berfungsi untuk mendorong atau menarik bahan baku plastik
untuk dicetak.
c. Motor Penggerak
Dalam hal penggerak ini kita bisa menggunakan berbagai macam
pilihan yakni bisa menggunakan motor listrik atau bisa juga
menggunakan mesin diesel, atau bisa juga menggunakan motor bensin
dari masing-masing motor penggerak ini mempunyai kelebihan dan
juga mempunyai kekurangan. Fungsinya adalah untuk memutar screw
agar biji plastik bisa terdorong menuju ke arah cetakan.
d. Gear box
Fungsinya unttuk mengubah putaran tinggi yang dihasilkan oleh
motor listrik atau mesin diesel menjadi putaran lambat namun lebih
kuat. Untuk gear box sendiri ada berbagai macam tipe, untuk masing-
masing tipe bisa dibedakan dengan ukurannya seperti misalnya tipe-60
lebih kecil dari pada gear box yang berukuran tipe-80.
17

e. Die
Die adalah desain dan pembuatan sesuai dengan ukuran tertentu dari
suatu extruder dan bentuk yang diinginkan produk akhir yang akan
dihasilkan. Banyak desain die yang tersedia, tergantung pada ekstrusi
proses dan spesifikasi die sangat penting, sehingga produk akhir yang
akan diproduksi akurat.
f. Rangka
Pada mesin extruder ini biasanya terbuat dari bahan UNP bisa produk
manapun, kalau di dalam negeri kita sering menggunakan produknya
krakatau steel dan kadang kita juga sering menggunakan produk luar
negeri.
4. Arduino Mega 2560
Arduino adalah board berbasis mikrokontroler atau papan rangkaian
elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu
sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel.
Mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC (intergrated circuit) yang
bisa diprogram menggunakan komputer. Tujuan menanamkan program pada
mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronik dapat membaca input,
memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output sesuai yang
diinginkan. Jadi mikrokontroler bertugas sebagai otak yang mengendalikan
proses input, dan output sebuah rangkaian elektronik.
Pada gambar (0) merupakan jenis Ardiuno Mega tipe 2560, Arduino
mega 2560 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis
Arduino dengan menggunakan chip ATmega2560, Board ini memiliki pin
I/O yang cukup banyak, sejumlah 54 buah digital I/O pin (15 pin
diantaranya adalah PWM), 16 pin analog input, 4 pin UART (serial port
hardware). Arduino mega 2560 dilengkapi dengan sebuah oscillator 16
Mhz, sebuah port USB, power jack DC, ICSP header, dan tombol reset.
Board ini sudah sangat lengkap, sudah memiliki segala sesuatu yang
dibutuhkan untuk sebuah mikrokontroler. Dengan penggunaan yang cukup
sederhana anda tinggal menghubungkan power dari USB ke PC anda atau
melalui adaptor AC/DC ke jack DC.
18

Gambar 2.7 Arduino Mega 2560 (www.arduino.cc)


5. Input & Output
Masing-masing dari 54 pin digital pada Mega dapat digunakan sebagai
input atau output, menggunakan pinMode(), digitalWrite(), dan
digitalRead() fungsi. Mereka beroprasi di 5 volt. Setiap pin dapat
memberikan atau menerima maksimum 40 ma dan memiliki resistor pull-up
internal yang (terputus secara default) dari 20-50 KOhms. Selain itu,
beberapa pin memiliki fungsi khusus:
Serial: 0 (RX) dan 1 (TX); Serial 1: 19 (RX) dan 18 (TX); Serial 2; 17
(RX) dan 16 (TX); Serial 3: 15 (RX) dan 14 (TX). Digunakan untuk
menerima (RX) dan mengirimkan data serial (TX) TTL. Pin 0 dan 1 juga
terhubung ke pin dari ATmega8U2 USB-to TTL Chip Serial.
a. Interupsi Eksternal: 2 (mengganggu 0), 3 (mengganggu 1), 18
(interrupt 5), 19 (interrupt 4), 20 (interrupt 3), dan 21 (interrupt 2) Pin
ini dapat dikonfigurasi untuk memicu interupsi pada nilai yang rendah,
tepi naik atau jatuh, atau perubahan nilai. Lihat attachinterrupt() fungsi
untuk rincian.
b. PWM: 0 13. Memberikan output PWM 8-bit dengan fungsi analog
Write ().
c. SPI: 50 (MISO), 52 (SCK), 53 (SS) pin ini mendukung komunikasi SIP
menggunakan perpustakaan SPI. Pin SPI juga pecah pada header ICSP,
yang secara fisik kompatibel dengan Uno, Duemilanove dan Diecimila.
d. LED 13 Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin
tinggal nilai, LED menyala, ketika pin rendah, itu OFF.
19

e. 12C: 20 (SDA) dan 21 (SCL), Dukungan 12C (TWI) komunikasi


menggunakan perpustakaan kawat (dokumentasi di website wiring).
Perhatikan bahwa pin ini tidak di lokasi yabg sama dengan pin 12C
pada Duemilanove atau Diecimila.
Arduino mega 2560 memiliki 16 input analog, yang masing-masing
menyediakan 10 bit resolusi (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Secara deflud
mereka mengukur nilai tanah ke 5 volt, meskipun adalah mungkin untuk
mengubah batas atas dari kisaran mereka menggunakan pin AREF dan
fungsi analogrefrence (). Ada beberapa pin lainnya di papan:
1. AREF tegangan refrensi untuk input analog. Digunakan dengan
analogrefrence().
2. Reset bawah garis LOW ini untuk me-reset mikrokontroler. Biasanya
digunakan untuk menambahkan tombol reset untuk perisai yang
menghalangi satu di papan tulis.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research &
Development) yang merupakan pembatasan dari pendekatan kualitatif dan
kuantitatif, dan terutama untuk menjebatani kesenjangan antara penelitiandan
praktek pendidikan (Semiawan, 2007 dalam Sutopo, 2008: 78), selanjutnya
Semiawan menjelaskan bahwa (R&D) dalam pendidikan diarahkan pada
pengembangan produk yang efektif bagi keperluan sekolah, dan merupakan
penelitian terapan. Penelitian ini lebih mementingkan perubahan untuk
perbaikan (what works better), dari pada kemengapaan (why) dan
mementingkannya dalam bidang pendidikan.
Sedangkan menurut Sujadi (2003:164 dalam Pargito, 2009) Penelitian dan
Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses
atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung
jawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras
(hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di
laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program
komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau
laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan,
bimbingan, evaluasi, manajemen.
Fokus pada penelitian ini adalah parameter proses pada mesin Filament
Extruder yang berbasis Ardiuno mega 2560. Terdapat dua jenis pengontrolan,
dua jenis sensor yaitu sensor temperatur dan sensor digital caliper. Arduino
mega 2560 digunakan sebagai pengendali utama. Pengendali utama akan
mengendalikan kecepatan motor melalui driver motor serta suhu dari elemen
pemanas. Motor yang digunakan adalah motor DC dan motor Stepper. Motor
DC digunakan sebagai puller filament dengan kecepatan diatur dari
pembacaan jangka sorong. Mikrometer digunakan sebagai sensor diameter
filament yang dihasilkan dari proses ekstrusi. Thermocouple digunakan
20
21

sebagai sensor suhu dari elemen pemanas. Karena mesin filament extruder
yang sudah ada di pasaran belum bisa menyimpan suhu dan kecepatan. Data
pada pengendali utama dapat ditampilkan pada sebuah layar LCD. Mesin
filament extruder ini sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut:
a. Kapasitas : 0,1 kg
b. Temperatur : Maksimum 400 °C
c. Kecepatan : Maksimum 225 (dari Potensiometer)
d. Panjang Screw : 300 mm
e. Diameter Screw : 19 mm
f. Pitch Screw : 10 mm
g. Mendesain mesin filament extruder menggunakan software
solidworks.
1. Desain Mesin Filament Extruder
Pembuatan desain mesin filament extruder 3D Printer ini
menggunakan perangkat lunak software solidworks. Desain dalam
perancangan ini dibuat menyesuaikan kriteria yang telah dibahas. Mesin
filament extruder ini dirancang untuk dapat menampung plastik,
memanaskannya, mendorongnya hingga menjadi filamen yang continue.
Sistem mekanik yang dibangun terdiri dari motor DC, dan motor stepper.
Seperti dapat dilihat dari gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Desain mesin filament extruder.


22

Table 3.1. Bagian-bagian pada Mesin Filament Extruder

NO KETERANGAN
1. Rangka Mesin Extruder
2. Potensiometer
3. Saklar Toggle
4. Fuse
5. Pipa Screw
6. Heater Band
7. Nozzle
8. Hopper
9. Flange Drat
10. Screw
11. Motor DC
12. Temperature controller

2. Desain Rangka
Bahan yang digunakan untuk kerangka adalah alumunium extruder
karena kokoh dan memiliki ketahanan terhadap karat, selain itu mudah
untuk dirangkai karena bentuknya sudah umum. Seperti yang ditunjukan
oleh gambar 3.2.

Gambar 3. 2 Casing body dengan menggunakan plat stainless steel


23

3. Desain Panel Assy


Pada rancangan ini terdapat panel control, yang terdiri dari beberapa
komponen yaitu. Potensiometer, Saklar Toggle, Power Button, dan
Temperature controller seperti yang ditunjukan oleh gambar 3.3.

Gambar 3. 3 Panel Assy.


B. Alat dan Bahan
Pada perancangan ini dibutuhkan alat dan bahan yang digunakan
untuk memproduksi mesin filament extruder.
1. Alat Penelitian
Berikut ini adalah alat -alat yang digunakan dalam proses pembuatan
mesin filament extruder dan filamen 3D printer:
a. Gerinda Tangan
Gerinda tangan merupakan alat perkakas yang digunakan untuk
mengasah, memotong, dan merapikan benda kerja. Dalam pembuatan
mesin ini gerinda tangan digunakan untuk memotong bahan-bahan dan
merapikan bahan dari sisa potongan dari bahan logam seperti pipa baja
anti karat, plat baja dan kuningan. Gerinda tangan ini juga digunakan
untuk membersihkan karat pada baja siku yang dipakai sebelum proses
pengecatan. Berikut dapat dilihat gerinda tangan yang digunakan.
24

Gambar 3. 4 Gerinda tanggan


b. Gerinda Potong
Pada dasarnya gerinda potong memiliki prinsip kerja yang sama
dengan gerinda tangan, hanya saja gerinda potong lebih cocok untuk
pemotongan benda dengan ukuran yang lebih tebal dan utnuk profil
potongan yang berbentuk tegak lurus. Pada pengerjaan mesin extruder ini
gerinda potong digunakan untuk memotong baja siku dan kuningan.

Gambar 3. 5 Gerinda potong


c. Bor Tangan
Bor tangan adalah perkakas yang digunakan untuk membuat profil
lubang pada suatu permukaan benda yang dioperasikan dengan memakai
tangan. Dalam perancangan ini bor tangan digunakan untuk membuat
lubang baut pada baja siku agar bisa dibongkar pasang. Berikut dapat
dilihat bor tangan yang digunakan.
25

Gambar 3. 6 Bor tangan


d. Timbangan Digital
Timbangan digital adalah Suatu alat timbangan elektronik yang bisa
untuk mengukur berat. Timbangan digital ini tidak sama dengan
timbangan kuno karena timbangan digital menggunakan prinsip
teknologi, sel beban dimana sel elektronik mengukur muatan benda
didalam keadaan tertentu.

Gambar 3. 7 Timbangan digital


e. Tang Potong
Tang potong (cutting pliers) merupakan salah satu jenis tang yang
berfungsi untuk memotong logam-logam yang kecil seperti untuk
memotong kawat, memotong kabel dan lain sebagainya. Pada bagian
rahang dari tang ini memiliki bentuk rahang yang tajam dan runcing.
26

Gambar 3. 8 Tang potong


f. Blender
Blender adalah alat elektronik berupa sebuah wadah dilengkapi
pisau berputar yang digunakan untuk mengaduk, mencampur,
menggiling, ata melunakkan bahan makanan. Pisau berbentuk seperti
sebuah baling-baling pendek yang dipasang pada bagian bawah wadah.
Pisau ini diputar dengan cepat dengan tenaga dari sebuah motor sehingga
alat ini dengan segar dapat mencampur, mencincang, dan melimatkan
bahan-bahan yang dimasukkan ke dalamnya .

Gambar 3. 9 Blender
g. Obeng
Obeng adalah sebuah alat bantu untuk membuka dan menutup
perangkat elektronik dan memiliki satuan ukuran set dan bentuk. Obeng
memiliki dua jenis yaitu, Obeng Min (-) Screwdriver, dan Obeng Plus (+)
Screwdriver.
27

Gambar 3. 10 Obeng
h. Tang Rivet
Tang rivet merupakan sebuah alat perkakas yang secara khusus
didesain untuk membantu memudahkan pekerjaan dalam memasang paku
keeling. Alat ini dapat digunakan untuk memasang berbagai ukuran paku
keeling mula dari yang kecil hingga paku keeling yang paling besar.
Adapun cara kerja tang rivet sangat sederhana, yaitu dengan menarik
paku keeling agar bisa membuat dua bagian yang ingin disatukan
menjadi terpasang erat.

Gambar 3. 11 Tang Rivet


2. Bahan Penelitian
Berikut ini adalah bahan yang digunakan dalam proses pembuatan
mesin filament extruder dan filamen 3D printer:
a. Pipa Stainless Steel
Pipa stainless steel merupakan pipa baja yang memiliki persentasi
chromium yang tinggi yang menyebabkan pipa menjadi lebih tahan
terhadap karat. Dalam perancangan ini pipa stainless digunakan sebagai
barel yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pemanasan biji
28

plastik. Barel ini juga harus tahan deformasi yang diakibatkan paparan
panas dan dapat menghantarkan panas dengan baik. Pipa yang dipakai
juga harus sesuai ukurannya dengan screw yang dipakai nantinya agar
aliran plastik tidak mengalir berbalik arah dari nozzle. Pipa stainless steel
yang dipakai dapat dilihat pada gambar.

Gambar 3. 12 Pipa ukuran panjang 20 cm dan diameter 14 mm


b. Ardiuno mega 2560
Arduino adalah board berbasis mikrokontroler atau papan
rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen
utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari
perusahaan Atmel. Mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC
(intergrated circuit) yang bisa deprogram menggunakan komputer.
Tujuan menanamkan program pada mikrokontroler adalah agar rangkaian
elektronik dapat membaca input, memproses input tersebut dan kemudian
menghasilkan output sesuai yang diinginkan.

Gambar 3. 13 Ardiuno mega 2560


29

c. LCD 12C
Yang dimangsut dengan 12C LCD adalah modul LCD yang di
kendalikan secara serial sincron dengan protokol 12C/IIC (Inter
Integrated Circuit) atau TWI (Two Wire Interface).

Gambar 3. 14 LCD 12C


d. Auger bit
Bor auger bit adalah jenis mata bor yang digunakan untuk
mengebor aneka jenis kayu ataupun material lunak lainnya, mata bor ini
berbentuk ulir tunggal atau singel flut digunakan untuk mesin bor dengan
putaran rendah.

Gambar 3. 15 Auger bit


e. Driver L298N
Driver motor L298N merupakan module driver motor DC yang
paling banyak digunakan atau dipakai di dunia elektronika yang
difungsikan untuk mengontrol kecepatan serta arah perputaran motor DC.
IC L298 merupakan sebuah IC tipe H-bridge  yang mampu
30

mengendalikan beban-beban induktif seperti relay, solenoid, motor DC


dan motor stepper.

Gambar 3. 16 Driver L298N


f. Band Heater
Merupakan elemen pemanas yang terbuat dari kumparan
(gulungan) kawat atau pita bertahanan listrik tinggi (niklin), yang
kemudian dilapisi oleh isolator tahan panas (mica sheet), dan pada bagian
luar dilapisi lagi oleh plat logam berbahan kuningan, alumunium ataupun
stainless stell yang kemudian di bentuk menjadi lempengan berbentuk
stripe, kemudian di bulatkan dengan mesin rol sehingga menjadi bentuk
sabuk yang diameternya disesuaikan dengan kebutuhan.

Gambar 3. 17 Band Heater


g. Flange Drat Galvanis
Flange adalah sambungan baut di mana dua buah pipa, equipment,
fitting atau valve dapat dihubungkan bersama-sama. Jenis yang
digunakan Threaded Flange, Flange jenis ini mirip dengan slip-on
Flange, perbedaannya adalah memiliki (thread internal) ulir dalam.
31

Flange jenis ini biasanya digunakan untuk tekanan rendah dan tidak
digunakan untuk temperatur atau stres yang sangat tinggi.

Gambar 3. 18 Flange Drat Galvanis


h. Fuse
Fuse (sekering) adalah komponen yang berfungsi sebagai
pengaman dalam rangkaian elektronika maupun perangkat listrik. Fuse
(Sekering) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang
akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh Arus Listrik yang berlebihan
ataupun terjadinya hubungan arus pendek (short circuit) dalam sebuah
peralatan listrik / Elektronika. Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut,
Arus listrik yang berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke dalam
rangkaian elektronika sehingga tidak merusak komponen-
komponen yang terdapat dalam rangkaian elektronika yang
bersangkutan. Karena fungsinya yang dapat melindungi peralatan listrik
dan peralatan elektronika dari kerusakan akibat arus listrik yang
berlebihan, Fuse atau sekering juga sering disebut sebagai Pengaman
Listrik.

Gambar 3. 19 Fuse
32

i. Motor wiper
Wiper merupakan salah satu komponen sistem kelistrkan body
pada kendaraan. Wiper berfungsi membersihkan kaca bagian depan
maupun kaca bagian belakang. Wiper dioperasikan dengan cara
memutar saklar wiper, biasanya terdapat dua kecepatan yaitu kecepatan
lambat (low) dan kecepatan cepat (high), selain itu juga dilengkapi
dengan intermittent. Motor wiper dapat bergerak ketika motor wiper
dialiri arus. Arus ini berasal dari baterai kemudian menuju ke fuse, lalu
ke kunci kontak, lalu ke wiper switch dan kemudian ke motor wiper.

Gambar 3. 20 Motor wiper


j. Kabel Jumper
Kabel jumper merupakan kabel elektrik yang berfungsi untuk
menghubungkan antar komponen yang ada di breadboard tanpa harus
memerlukan solder. Umumnya memang kabel jumper sudah dilengkapi
dengan pin yang terdapat pada setiap ujungnya. Pin atau konektor yang
digunakan untuk menusuk disebut dengan Male Conector, sementara
konektor yang ditusuk disebut dengan Female Conector.

Gambar 3. 21 Kabel jumper female to female


33

k. Thermocouple sensor
Fungsi dari Thermocouple adalah untuk mengetahui perbedaan
temperature di bagian ujung dari dua bagian metal yang berbeda dan
disatukan. Thermocouple tipe hot junction dapat mengukur mulai dari
0⁰C sampai +1023,75⁰C. MAX6675 memiliki bagian ujung  cold
end yang hanya dapat mengukur -20⁰C sampai +85⁰C. Pada saat
bagian cold end MAX6675 mengalami fluktuasi suhu maka MAX6675
akan tetap dapat mengukur secara akurat perbedaan temperature pada
bagian yang lain.

Gambar 3. 22 Thermocouple Sensor Module


l. Power Supply
Power supply adalah perangkat keras yang berfungsi untuk
menyuplai tegangan langsung ke komponen dalam casing yang
membutuhkan tegangan, misalnya motherboard, hardisk, kipas, dll.
Input power supply berupa arus bolak-balik (AC) sehingga power
supply harus mengubah tegangan AC menjadi DC (arus searah), karena
hardware komputer hanya dapat beroperasi dengan arus DC.

Gambar 3. 23 Power Supply


34

m. Potensiometer
Potensiometer adalah sebuah jenis resistor yang mengatur sebuah
tahanan atau hambatan secara linier atau komponen  resistif tiga kawat
yang bertindak sebagai pembagi tegangan yang menghasilkan sinyal
output tegangan variabel continue yang sebanding dengan posisi fisik
wiper di sepanjang trek. Potensio bekerja seperti resistor dengan semakin
besar tahanan maka output (volt) semakin kecil, dan sebaliknya semakin
kecil tahanan (ohm) maka output (volt) semakin besar.

Gambar 3. 24 Potensiometer
n. REX C100
Seperti yang telah diketahui, bahwa senseor suhu memiliki nilai
output yang kecil pada kondisi level noise yang tinggi, maka nilai output
tersebut memerlukan pengkondisian sinyal agar nilai output tersebut
dapat dibaca. Digital temperature controller ini adalah alat yang biasa
mengontrol suhu untuk mengendalikan cooler / heater sesuai dengan
settingan yang diinginkan. Sama seperti prinsip kerja Digital Counter
Relay, Digital Thermostat ini mempunyai kontak - kontak NO NC pada
output pengaturannya, serta membutuhkan input power supply dalam
kerjanya.

Gambar 3. 25 Temerature Rex C100


35

o. Modul Relay
Modul relay ini dapat digunakan sebagai switch untuk menjalankan
berbagai peralatan elektronik. Misalnya Lampu listrik, Motor listrik, dan
berbagai peralatan elektronik lainnya. Kendali ON / OFF switch (relay),
sepenuhnya ditentukan oleh nilai output sensor, yang setelah diproses
Mikrokontroler akan menghasilkan perintah kepada relay untuk
melakukan fungsi ON / OFF.

Gambar 3. 26 Modul Relay


p. Rivet
Paku rivet atau paku keling merupakan jenis paku yang terbuat dari
logam, yang memiliki bagian utama kepala dan batang. Sedikit dilihat
dari pengertiannya, paku rivet banyak digunakan untuk mengikat
penyambungan dari plat besi dan menggunakan cara di keling. Paku rivet
memberikan beberapa kelebihan diantaranya adalah dengan sifatnya yang
tetap tidak menyebabkan adanya perubahan struktur pada logam. Contoh
paku ini banyak terjadi ada sambungan yang menerapkan, sehingga lebih
banyak digunakan pada sambungan pembebanan dinamis.

Gambar 3. 27 Rivet
36

q. Saklar
Saklar atau lebih tepatnya adalah saklar listrik adalah suatu
komponen atau perangkat yang digunakan untuk memutuskan atau
menghubungkan aliran listrik. Saklar yang dalam bahasa Inggris disebut
dengan Switch ini merupakan salah satu komponen atau alat listrik yang
paling sering digunakan. Hampir semua peralatan Elektronika dan Listrik
memerlukan saklar untuk menghidupkan atau mematikan alat listrik yang
digunakan.

Gambar 3. 28 Saklar
r. End Cap
Compression joint, atau biasa dikenal dengan fitting mechanical
joint adalah aksesoris pipa HDPE yang aplikasi pemasangannya dapat
dilakukan tanpa mesin pemanas (Welding Machine).

Gambar 3. 29 End Cap


37

s. Plat Stainless Steel


Biasanya disingkat dan dipanggil dengan sebutan plat sus. Plat sus
merupakan jenis besi mulia dari segala jenis besi atau baja. Stainless
merupakan besi yang paling bagus di kelasnya dalam hal ketahanan karat
dan dalam hal penampilannya jika di finishing. Hal ini juga dikarenakan
Stainless steel memiliki kandungan cromium dan nikel.

Gambar 3. 30 Plat Stainless steel


t. Saklar Toggle
Saklar toggle adalah perantara untuk memutuskan atau
menyambungkan tegangan pada sebuah rangkaian, sehingga rangkaian
akan mulai bekerja bila saklar dalam proses ON, sedangkan ketika posisi
OFF maka rangkaian akan berhenti berfungsi.

Gambar 3. 31 Saklar toggle


38

C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah serangkaian kegiatan meneliti tidak
terlepas dari peneliti dalam menggunakan instrumen penelitian. Instrumen
peneliti yang digunakan harus tepat dan sesuai untuk mencari data yang
akurat. Tidak sedikit dari mereka yang berusaha menemukan jalan keluar
untuk mengatasi beragam persoalan yang ditemui dalam kegiatan
penelitian. (N. Janah2015).
Peneliti melakukan penelitian dan pengembagan alat pembuat filamen
PLA atau mesin filament extruder untuk mengetahui pengembangan dari
mesin filament extruder yang sudah ada dan yang sedang dikembangkan
tersebut. Penelitian ini dilakukan berdasarkan diagram alir (flowchart)
pembuatan alat berikut ini adalah diagram alir penelitian :
39

Mulai

Studi Literatur

Mempersiapkan alat dan bahan

Pembuatan alat

Pembuatan filament
dengan pellet PLA

Variasi suhu
filamen

Pengukuran Diameter
Tidak
filamen PLA

Ya

Analisa Data

Kesimpulan & Saran

Selesai

Gambar 3. 32 Diagram Alir Penelitian


40

Keterangan :
1. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mencari materi dan teori yang
berhubungan dengan penelitian ini memudahkan dalam
menentukan proses yang akan dilakukan selama penelitian.
2. Mempersiapkan Alat dan Bahan
Tahapan ini pengumpulan alat dan bahan penelitian seperti pada
berikut ini :
Alat yang digunakan.
a. Gerinda potong
b. Gerinda tangan
c. Obeng
d. Bor tangan
e. Timbangan digital
f. Tang potong
g. Blender
h. Tang rivet
Bahan yang digunakan.
a. Pipa stainless steel
b. Arduino mega 2560
c. LCD 12C-16x2
d. Auger bit
e. Driver L298N
f. Band heater
g. Flang drat galvanis
h. Fuse
i. High totque motor DC
j. Kabel jumper
k. Thermocouple sensor
l. Power supply
m. Potensiometer
n. REX C100
41

o. Modul relay
p. Rivet
q. Saklar
r. End cap
s. Plat stainless steel
t. Saklar toglle
3. Pembuatan alat
Proses perancangan mesin filament extruder yang berbasis dengan
Arduino mega. Oleh karena itu mesin extruder dibuat untuk
memberi kemudahan pengoprasian extruder dengan otomatis,
kuat, dan akurat. Dengan inovasi mesin extruder berbasis sistem
elektronik dengan menggunakan sistem Arduino mega.
4. Pembuatan filamen pellet PLA
Tahapan ini di lakukan dengan tujuan untuk mendapatkan filamen
dengan variabel suhu yang sudah ditentukan.
5. Variasi putaran (rpm) screw dan suhu (°C) peleburan filamen.
Prosen ini dilakukan untuk mendapatkan filamen dengan
perbandingan variasi putaran (rpm) dan suhu (°C) peleburan.
6. Pengujian diameter filamen PLA
Proses ini dilakukan untuk mendapatkan hasil dari pengujian yang
sudah ditentukan. Pengujian yang sudah ditentukan yaitu pengujian
diameter.
a. Pengujian Diameter
Ukuran 3D printer filamen sendiri harus konstant yaitu
berdiameter 1,75mm sampai 2,75mm, tetapi rata rata pada 3D
makers menggunakan filamen berdiameter 1.75mm. Proses
pengukuran hasil filamen yang di hasilkan dengan
menggunakan mikrometer sekrup, mikrometer sekrup adalah
alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan
memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm.
42

Gambar 3. 33 Mikrometer sekrup


b. Analisa Data
Mengolah data-data yang sudah didapatkan dengan
mengacu pada materi yang terdapat pada referensi, dan
menampilkan data-data tersebut dalam bentuk grafik, tabel
yang dibuat dalam penulisan laporan.
7. Kesimpulan dan saran
Menarik kesimpulan dari hasil pengolahan data dan analisa dan
memberi saran untuk lanjutan dari penelitian ini.

1.

2.

3.

3.2.

3.2.

3.2.
1.
2.
3.
A.
B.
C.
D. Proses Pembuatan
Setelah seluruh alat dan bahan yang dibutuhkan terkumpul, maka
tahap selanjutnya yang akan dilakukan pada proses pembuatan alat
adalah sebagai berikut :
43

1. Pembuatan Hopper
Hopper atau corong yang digunakan sebagai tempat penampung
biji plastik sebelum masuk ke barel dibuat dari akrilik dengan tebal
1cm. Penggunaan bahan akrilik pada hopper di karenakan tahan
terhadap panas dan tidak menyalurkan panas.

Gambar 3. 34 Hopper
2. Pembuatan Barrel
Pada tahap ini menggunakan pipa stainless steel panjang 20 cm
dan diameter ¾ inc. Pipa yang digunakan sudah memiliki drat pada
kedua ujung, dengan ujung depan pipa digunakan untuk tempat pada
nozzle dan pada ujung belakang pipa untuk dudukan pipa dengan
menggunakan flange drat.

Gambar 3. 35 Barrel
3. Pembuatan Nozzle
44

Pada tahap ini mechanical joint atau aksesoris pipa HDPE pada
bagian tenggah dilubangi dengan mata bor ukuran 1.75 mm.

Gambar 3. 36 Nozzle

4. Pembuatan Dudukan Barrel


Pada tahap ini dudukan pipa menggunakan flange drat karena
memiliki ulir dimana dapat menyambung 2 pipa. Untuk pembuatan
dudukan barel perlu merubah bentuk flange drat untuk pemasangan
tambahan 4 baut yang digunakan untuk as mur penyangga 2 pilar.

Gambar 3. 37 Dudukan barrel


5. Pembuatan pilar
Pilar yang digunakan ada 2 yaitu : pilar untuk motor, dan pilar
untuk bearing dan barel. Pembuatan pilar menggunakan steel tebal
45

1mm yang di cating dan dilas sesuai desain dan dilapisi akrilik dengan
tebal 5 mm 2 buah. Kemudian disambung dengan hopper
menggunakan mur baut.

Gambar 3. 38 Pilar penyangga


E. Lokasi dan Fokus Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dan pengembangan mesin filament extruder berbasis
arduino ini dilaksanakan di kampus 3 universitas PGRI semarang
yang beralamat di Jl. Pawitan Luhur III No.1, Bendan Duwur,
Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah 50233, IndONesia.
Yang meliputi tujuan, manfaat dan melihat spesifikasi mutu
karakteristik dari setiap pengujian alat.
2. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah pada mesin filament extruder yang
berbasis arduino mega. Dengan hasil produk penelitian filament PLA.
Karena mesin filament extruder yang sudah ada dipasaran belum bisa
menyimpan suhu dan kecepatan yang sudah dilakukan dalam
penelitian, dan dapat mengurangi biaya untuk pemakaian filamen 3D
printer.
F. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
46

Variabel independen atau disebut juga variabel bebas adalah


variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas (X) dalam
penelitian ini adalah suhu dan kecepatan.
2. Variabel Terkait
Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang
dipenggaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah diameter PLA.

1.

2.

3.

A.

B.

C.

D.

E.
G. Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Menurut Sugiyono (2010:124) sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mesin filament extruder,
Arduino mega, dan filament PLA. Untuk sempel dalam penelitian ini
adalah hasil atau produk filament PLA.
47

1.
2.
3.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasil variasi suhu dan kecepatan dalam
bentuk hasil produk penelitian. Pembacaanya akan disajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut.
Tabel. 3. 2 Hasil variasi pengujian
TEMPERATUR
NO KECEPATAN DIAMETER (mm)
(⁰C)

1 150º 806 mm/menit 1,69mm

2 152º 806 mm/menit 1,70mm

3 153º 806 mm/menit 1,72mm

4 154º 806 mm/menit 1,71mm

5 155⁰ 806 mm/menit 1,69mm

I. Teknik Analisa Data


Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian dan
pengembangan atau R & D adalah suatu pendekatan penelitian untuk
menghasilkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang
sudah ada. Pengujian produk yang telah dihasilkan secara terbatas, yakni
melakukan uji lapangan terhadap filamen PLA yang dihasilhan dari
penelitian uji diameter. Uji lapangan dilaksanakan secara berulang - ulang
sehingga dapat memperoleh hasil yang layak, dan mengetahui keuntungan
48

dan kerugian yang akan dialami setelah dilakukan proses pengujian


tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Proses Assembly
Pada tahap ini seluruh komponen yang telah dibuat dilakukan proses
penggabungan (assembly). Proses ini dilakukan dengan menggunakan rivet,
baut, dan mur.
1. Hasil Perancagan
Setelah melewati proses observasi untuk menentukan masalah dan
kriteria dari perancangan, serta melakukan proses desain menggunakan
softwer solidworks 2016 maka dapat dilanjutkan dengan tahap pembuatan
alat. Proses pembuatan alat ini juga menjadi beberapa bagian. Berikut ini
akan dibahas hasil perancangan yang telah dibuat.
2. Hasil Perancangan Alat
Untuk perancangan alat, material yang dipilih adalah plat stainless steel.
Pemlilihan profil agar mempermudah proses banding atau melipat sesuai
desain yang dirancang dan mempermudah pemasangan atau penyatuan
komponen. Untuk proses pembuatan alat yang digunakan menggunakan bur
duduk untuk melubangi mur baut dan untuk penyatuan menggunakan rivet.
Pada gambar dapat dilihat proses melubangi stainless steel.

Gambar 4.1 Melubangi plat stainless steel


47
48

Pada gambar dapat dilihat proses penyatuan plat dengan menggunakan


rivet. Penggunaan rivet untuk media penyatuan plat stainless steel.

Gambar 4.2 Penyatuan menggunakan rivet


Setelah semua bahan dan komponen terpasang, maka proses selanjutnya
adalah assembly seluruh komponen mekanik dan rangkaian elektrik dari PID
controller yang disatukan dalam sebuah kotak akrilik dan speed controller.
Pada gambar 4.2 dapat dilihat hasil akhir setelah dilakukan assembly.

Hopper Screw

Nozzel
Motor
Heater

Rangka

PID controller

Gambar 4.3 Merancang filament extruder


49

Untuk biaya produksi jika dianggap tarif listrik yang dipakai adalah Rp
1.444,70 per kWh maka biaya yang di butuhkan adalah:
-Biaya = 1444,70 x jumlah daya mesin
-Biaya = 1444,70 x (daya motor 1 + daya motor 2 + daya heater +
daya pendingin)
-Biaya = 1444,70 (0.45 kW + 0,15 kW + 0,120 kW + 0,035 kW)
-Biaya = 1444,70 (0,755 kW)
-Biaya = Rp.1090,74
Jadi biaya yang diperlukan untuk produksi setiap jamnya adalah Rp
1.090,74.
3. Hasil Modifikasi Flang Drat
Proses modifikasi flag drat perlu agar flag drat dapat terpasang dengan
tidak menghalangi as baut penahan pilar dan dapat menahan dengan baik.
Pada bagian ini mempengaruhi pemasangan flang drat agar tidak terhalang
dengan as baut penyangga 2 pilar. Sehingga untuk merubah bentuk menjadi
seperti desain dengan menggunakan bor duduk. Pada gambar dapat dilihat
hasil modifikasi flang drat yang telah dilakukan.

Gambar 4.4 Modifikasi flang drat


4. Hasil Pembuatan Nozzle
Untuk komponen nozzle di rancang dapat dipasang kembali agar dapat
mempermudah proses pembersihan bagian dalam nozzle ataupun mengganti
50

nozzle tersebut. Material yang dipakai untuk pembuatan nozzle adalah


steanlees steel berdiameter 25 mm dan modifikasi lubang ekstrusi adalah
1,75mm.

Gambar 4.5 Nozzel


B. Pengujian Dan Hasil
Setelah pembuatan komponen dilakukan, selajutnaya adalah melakukan
assembly pada semua komponen mekanik dan elektrik dari PID controller yang
disatukan dalam kotak akrilk dan terhubung pada Ardiuno mega 2560.
1. Pengujian Pengoprasian Mesin
Pada gambar dapat dilhat setelah melewat proses assembly, dilakukan
percobaan pembuatan filamen dari biji plastik berjenis HDPE. Pengujian
perlu dilakukan untuk mengetahui apakah alat dapat bekerja sesuai
fungsinya atau tidak. Adapun langkah-langkah pengoperasian mesin
extruder ini adalah
1. Menghidupkan saklar utama
2. Mengatur suhu pada panel PID controller.
3. Menunggu hingga heater mencapai panas yang diinginkan.
4. Masukan biji plastik PLA ke dalam hopper.
5. Menghidupkan motor.
6. Menunggu sampai hasil ekstrusi filamen keluar.
51

2. Analisa dan Pembahasan


Dari percobaan yang dilakuakan saat pengoprasian alat, dibutuhkan 30
menit agar heater mencapai suhu yang diinginkan yaitu antara 150⁰C -
155⁰C (untuk biji plastik HDPE). Pada saat alat pada suhu diatas 155⁰C
terjadi cacat produksi pada filamen dikarenakan tekstur filamen yang
terlalu cair yang mengakibatkan diameter filamen tidak sesuai dan lengket
yang menjadikan penggumpalan pada ujung nozzle. Pada gambar 4.5 dapat
dilihat kecacatan pemakian suhu pada alat yang terlalu tinggi.

Gambar 4.6 Penggumpalan filamen pada suhu lebih dari 155⁰C


Dan jika temperatur pada alat diatur pada suhu 155⁰C, filamen yang
dihasilkan mengalami kecacatan berupa bentuk yang dihasilkan masih
lengket dan terlalu lembek menjadi diameter filamen tidak seragam. Ini
dikarenakan tekstur filamen sebelum keluar dari nozzle masih sangat
kental dan sulit dibentuk. Pada gambar 4.6 ditunjukan kecepatan produksi
saat pengaturan suhu alat 155⁰C.

Gambar 4. 7 Bentuk filamen pada suhu 155⁰C


52

Karena adanya batasan pada masalah yang akan dibahas maka


pengujian yang dilakuakn ada dua yaitu pada hasil ekstrusi filamen
Polylactic Acid (PLA) dan proses produksi mesin filament extruder:
Table. 4.1 hasil diameter filamen Polylactic Acid (PLA) pada variasi
penelitian suhu.

NO TEMPERATUR (⁰C) KECEPATAN DIAMETER (mm)

1 150º 806 mm/menit 1,69 mm

2 152º 806 mm/menit 1,70 mm

3 153º 806 mm/menit 1,72 mm

4 154º 806 mm/menit 1,71 mm

5 155⁰ 806 mm/menit 1,69 mm

Hasil penelitian ini didapatkan dari pengaturan suhu dipanel PID


controller pada kecepatan motor 55 rpm. Kelebihan dari alat ini adalah
kapasitas produksinya yang tergolong lebih cepat dari produk yang lebih
cepat dari produk yang telah ada di pasaran yaitu mencapai 806 mm/menit
atau sebesar 0,106 kg/jam dibandingkan produk yang telah ada yang hanay
menghasilkan sekitar 650 mm/menit atau sekitar 90 gram/jam, namun
untuk diameter sebesar 1,72 mm, dan filamen yang bisa digunakan pada
3D printer adalah berdiametr 1,75 mm.
53

Table. 4.2 Hasil penelitian pada mesin dalam produksi filamen.


Waktu Penelitian ke- Hasil (mm)

1 134
2 136
10s 3 134
4 135
5 134
1 268
2 269
20s 3 269
4 268
5 269
1 406
2 404
30s 3 406
4 404
5 405

Pada percobaan didapatkan hasil terbaik yang dicapai dengan pengaturan


suhu 153⁰C dan di hasilkan filamen dengan ukuran diameter 1.72 mm dengan
kecepatan produksi 806 mm/menit atau jika dikonversikan kesatuan kilogram
yaitu:
1
V= πd²p
4
1
V= . 3,14. (1,72mm)² .806mm/menit
4
mm ³ menit
V = 1871,80 x 60
menit jam
112308 mm ³
V=
jam
m = V.berat jenis HDPE
112308 mm ³ 0.095 g
m= x
jam mm ³
54

g
106,69
jam
m=
g
1000
kg
m = 0,106 kg/jam
sehingga biaya operasional alat yaitu:
Rp1090,74
biaya =
0,106 kg / jam
biaya = Rp 10.290 /kg
Dimana:
d = diameter filamen (mm)
mm ³
V = volume ( ¿
menit
p = kapasitas produksi (mm/menit)
m = massa (kg)
Pada grafik 4.1- 4.3 dapat dilihat hasil rata-rata filamen Polylactic Acid
(PLA) yang berhasil di produksi pada mesin filament extruder.

hasil (mm) Hasil penelitian di waktu 10 detik


136.5

136

135.5

135 hasil filamen (mm)


134.5

134

133.5

133 penelitian
1 2 3 4 5

Gambar 4.8 Grafik pengukuran di 10 detik


55

Hasil penelitian di waktu 20 detik


269.2
269
268.8
268.6
268.4 Hasil filamen (mm)
268.2
268
267.8
267.6
267.4 penelitian
1 2 3 4 5

Gambar 4.9 Grafik pengukuran di 20 detik

hasil (mm) Hasil penelitian di waktu 30 detik


406.5

406

405.5

405 Hasil filamen (mm)


404.5

404

403.5

403 penelitian
1 2 3 4 5

Gambar 4.10 Grafik pengukuran di 30 detik


Hasil pengukuran panjang filamen Polylactic Acid (PLA) yang keluar
pada proses produksi mesin filament extruder dengan beberapa variasi
penelitian pada pengukuran filamen Polylactic Acid (PLA) yaitu 10 detik, 20
detik dan 30 detik dengan mengukur filamen keluar pada nozzle. Dengan
variasi penelitian dapat mengetahuai hasil rata-rata ukuran filamen Polylactic
Acid (PLA) pada proses produksi mesin filament extruder adalah 13,4633
mm/detik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil yang telah didapatkan, kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini kurang lebih antar lain:
1. Proses perancangan mesin filament extruder terdiri dari Ardiuno Mega 2560
sebagai pengendali utama dalam mengendalikan kecepatan motor melalui
driver motor serta suhu dari elemen pemanas, motor DC sebagai pemutar
screw, heater band sebagai pemanas plastik, thermocouple sebagai sensor
suhu, nozzle sebagai pencetak ukuran diameter ekstrusi filamen.
2. Penelitian yang dilakuakan pada mesin filament extruder menggunakan lima
variasi pengaturan temperature suhu pemanas, yaitu; 150⁰C, 152⁰C, 153⁰C,
154⁰C, dan 155⁰C. Dengan menggunakan kecepatan setiap variasi suhu
penelitian adalah 55 Rpm. Pada percobaan variasi suhu yang dilakukan
diameter filamen yang dihasilkan dari proses ekstrusi yaitu 1,72mm pada
ukuran suhu 153⁰C dengan kecepatan produksi 806 mm/menit atau 0,106
kg/jam.
B. Saran
Demi perbaikan kekuranga yang ada pada hasil penelitian ini agar menjadi
alat yang lebih baik dan bermanfaat penulis menyarankan kepada pembaca yang
akan melakukan penelitian dengan tema yang serupa atau kelanjutan
pengembangan, yaitu:
1. Gunakan screw yang khusus digunakan untuk proses ekstrusi plastik.
2. Proses pendingin dan kecepatan penarikan filament dapat berpengaruh terhadap
diameter.

56
Daftar Pustaka

Anonymous, 2010, A Comprehensive Introduction to 3D Printing Technology,


http://3dprintingforbeginners.com/a-comprehensive-introduction-to-
3dprinting-technology/ (online accessed: October 19th, 2016).
Babagowda, Math, R.S.K., Goutham R., and Prasad K.R., S., 2018,
Study of Effects on Mechanical Properties of PLA Filament which is
blended with Recycled PLA Materials, IOP conference Series:
Materials Science and Engineering, 310.
Botelho, Thiago., Nadia Teixira and Felipe Aguair, 2004. Polylactic Aeide
Production From Sugar Molasses, International Patent WO
2004/0570087 A1.
Drotman, D.T.J., 2015, Design of a Screw Extruder for Additive Manufacturing,
Thesis, UC San Diego Electronic Theses and Dissertations, University
of California, San Diego.
Garlotta, D., 2001, A Literature Review of Poly Lactic Acid, Journal of Polymers
and the Environment, Vol. 4, No. 2.
Haq, R.H.A., Wahab, M.S., and Jaimi, N.I., 2013, Fabrication Process of
Polymer Nano-Composite Filament for Fused Deposition Modeling,
Applied Mechanics and Materials, Vol. 465–466, pp. 8–12.
Hofvendahl and Hahn-Hagerdal, (2000). “Factors affecting the fermentative
lactic
acid production from renewable resources”.
Hossain, M.S., Espalin, D., Ramos, J., Perez, M., and Wicker, R., 2014, Improved
Mechanical Properties of Fused Deposition Modeling-Manufactured
Parts.
Kadir, 2012, “Kajian Pemanfaatan Sampah Plastik Sebagai Sumber Bahan
Bakar Cair”, Kendari, Dinamika Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, ISSN
20858817.
Khan, J. G., Dalu, R. S., Gadekar, S. S., 2014. Defects in Extrusion Process and
Their Impact On Product Quality. Department of mechanical
engineering. India.

57
58

K, Harimairajan., S, Sadhananthan., R, Sakthivel Murugan.2016. Development of


Plastic Filament for 3D Printing. India: College of Engineering &
Technology.
Liptak, Bela. 2002. Instrument Engineers' Handbook, Fourth Edition, Volume
Two: Process Control and Optimization. CRC/Taylor & Francis. Boca
Raton.
Liu, W., Zhou, J., Yuming, M., Wang, J., and Xu, J., 2017, Fabrication of PLA
Filaments and its Printable Performance, IOP Conf. Series: Materials
Science and Engineering, 275.
Ma hadi. 2007. Teknik Pembuatan Lembaran Polimer pada Proses Ekstrusi.
Universitas Sumatra Utara. Medan.
Michael, 2019. Optimasi Parameter Proses Mesin Filamen Extruder Dalam Upaya
Manufaktur Filamen Polylactic Acaid (PLA) Sebagai Bahan 3D
Printing. Jurusan Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas
Gajah Mada Yogyakarta.
Napitupulu, R. (2013). Rancang Bangun Mesin Pencacah Sampah Plastik.
Ramadhan, Bagus. 2018. Rancang Bangun Filament Extruder untuk Plastik Jenis
Low Density Polyethylene. Bandung: Polman.
Rieko.wordpress.com/2010/01/22/poly-lacticacid-pla-produksi-aplikasi-dan-
prospek -pengembangannya-di-indonesia/, diakses 11 Juli 2019.
Subramanian, S. S., Durga, S., Loshni, K. R., Kumar, V. D., 2016. A Review On
Control of Plastic Extrussion Process. India: Department of
Electronics & Instrumentation Engineering.
Supriyambodo, A., 2015, Standard Operating Procedure Pengoperasian Mesin
Filament extruder , Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Surono, Utoro Budi. 2013. Berbagai Metode Konversi Sampah Plastik Menjadi
Bahan Bakar Minyak. Yogyakarta: Unversitas Janabadra Yogyakarta.
Through Build Parameter Modifications, Journal of Manufacturing Science and
Engineering, Vol. 136.
Tondi, Haqira. 2019. Rancang Bangun Mesin Ekstruder Filamen 3D Printer. Jurusan
Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta.
59

www.researchgate.Net/Figure/Single-Screw-Extrusion-Process-6_Fig1_323536522,
Diakses 10 Juli 2019
www.arduino.cc/en/Main/ArduinoBordMega2560 (10 September 2016)
DAFTAR LAMPIRAN

60
61

Lampiran 1 Gambar 3D Filament Extruder Dan Komponen.


62

Lampiran 2 Gambar Filament Extruder Dan Ukuran.


63

Lampiran 3 Gambar Panel Assy

Lampiran 4 Gambar Casing Body Dengan Menggunakan Plat Stainless Steel.


64

Lampiran 5 Gambar 3D Alat Produksi Pada Filament Extruder

Lampiran 6 Gambar Penggumpalan Filamen Pada Suhu Diatas 155⁰C


65

Lampiran 7 Gambar Hasil Filamen Pada Suhu 155⁰C

Anda mungkin juga menyukai