Anda di halaman 1dari 15

Jurnal NISIN 1│No.

1│1-6│2021

NISIN
JURNAL TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
http://journal.upgris.ac.id/index.php/nisin

ANALISIS COLD FLOW ALIRAN FLUIDA PADA REACTOR UNTUK


PROSES GASIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI CFD

Afrizal Eka Paksi


Teknik Mesin Universitas PGRI Semarang

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan hasil simulasi melalui
Ansys Fluent dengan melalui pengamatan visual. Proses yang dilakukan dengan
m
menggunakan variabel kecepatan 4, 8, 12, 16, 20 . Metode yang digunakan yaitu
s
pengkabutan dari mist maker yang di bantu dengan kipas DC 12V sebagai pendorong
dari asap yang dihasilkan oleh mist maker.
Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian yang dilakukan secara langsung
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap hasil
dari proses pengujian, agar memudahkan mengumpulkan data yang dibutuhkan. Data yang
diperoleh dari hasil pengujian aliran fluida menggunakan asap dari mist maker dengan variabel
kecepatan yang ditentukan.

Hasil analisis yang dilakukan pada simulator dan simulasi menggunakan Ansys Fluent.
Reaktor yang memiliki panjang 100 mm lebar 100 mm dan tinggi 720 mm dengan
menggunakan bahan material Akrilik. Data hasil yang diperoleh melalui pengamatan
visual yaitu yang terjadi pada reaktor mengalami turbulen pada bagian inlet atas dan inlet
bawah. Dan pada bagian tengah reaktor mengalami aliran transisi dari turbulen menjadi
laminar. Sedangkan Data hasil yang diperoleh melalui simulasi Ansys Fluent dengan
menggunakan jenis Viscous k-epsilon karena dapat menampilkan hasil simulasi yang
lebih baik dibanding dengan model yang lainnya dan cocok untuk aliran yang bersifat
m
turbulence, dengan menggunakan kecepatan inlet 20 memperoleh hasil nilai maksimal
s
m m
turbulence 99,5 . Dan nilai hasil maksimal velocity 50,98 .
s s

Kata Kunci : Aliran Fluida, Ansys Fluent, Akrilik, CFD, Reaktor.

ABSTRACT
This study aims to analyze and compare the simulation results through Ansys Fluent
through visual observations. The process is carried out using variable speeds of 4, 8, 12,
m
16, 20 . The method used is fogging from the mist maker which is assisted by a 12V
s
DC fan as a driver of the smoke produced by the mist maker.
This research method is experimental research. Research conducted directly is a data collection
technique that is carried out by direct observation of the results of the testing process, in order to
make it easier to collect the required data. The data obtained from the results of fluid flow testing
using smoke from a mist maker with a specified speed variable.
The results of the analysis carried out on the simulator and simulation using Ansys

©2021 Diterbitkan oleh Program Studi Teknik Mesin UPGRIS


Jurnal NISIN 1│No.1│1-6│2021

Fluent. The reactor has a length of 100 mm, a width of 100 mm and a height of 720 mm
using Acrylic materials. The result data obtained through visual observation is that what
occurs in the reactor is turbulent at the upper inlet and lower inlet. And in the middle of
the reactor, the flow transitions from turbulent to laminar. While the result data obtained
through the Ansys Fluent simulation using the Viscous k-epsilon type because it can
display better simulation results compared to other models and is suitable for turbulent
m m
flows, using an inlet speed of 20 to obtain a maximum turbulence value of 99 ,5 .
s s
m
And the maximum value of velocity is 50.98 .
s

Keywords : Fluid Flow, Ansys Fluent, Acrylic, CFD, Reactor.

1. PENDAHULUAN
Gasifikasi adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung karbon untuk mengubah
material baik cair maupun padat menjadi bahan bakar gas mampu bakar (CO, H2, CO2, CH4 dan
H2O) melalui proses pembakaran dengan suplai udara terbatas yaitu antara 20% hingga 40% udara
stoikiometri. Reaktor tempat terjadinya proses gasifikasi disebut gasifier. Selama proses gasifikasi
akan terbentuk daerah proses menurut distribusi temperatur dalam reaktor. Daerah–daerah tersebut
adalah pengeringan, pirolisis, pembakaran, dan gasifikasi. Masing-masing daerah terjadi pada rentang
suhu antara 25ºC hingga 150ºC, 150ºC hingga 600ºC, 600ºC hingga 900ºC, dan 800ºC hingga
1400ºC. Gas hasil dari proses gasifikasi disebut syngas.
Pada penelitian sebelumnya telah dirancang reaktor gasifikasi dengan menggunakan kotoran
sapi sebagai bahan bakar proses gasifikasi. Komposisi kotoran sapi yang digunakan diambil dari
ultimate analysis. Kotoran sapi yang telah melalui proses pengeringan akan diperoleh mass moisture
content (wt%) sebesar 10%. Sedangkan kotoran sapi yang belum dikeringkan rata-rata memiliki mass
moisture content sebesar 78.4%.
Tipe reaktor yang digunakan adalah tipe downdraft. Pada tipe ini sumber panas terletak di
bawah bahan bakar, aliran udara bergerak ke zona gasifikasi di bagian bawah yang menyebabkan
asap pirolisa yang dihasilkan melewati zona gasifikasi yang panas. Hal ini membuat tar yang
terkandung dalam asap terbakar, sehingga gas yang dihasilkan oleh reaktor ini lebih bersih.
Keuntungan reaktor tipe ini adalah reaktor ini dapat digunakan untuk operasi gasifikasi yang
berkesinambungan dengan menambahkan bahan bakar melalui bagian atas reaktor. Namun untuk
operasi yang berkesinambungan dibutuhkan sistem pengeluaran abu yang baik, agar bahan bakar
bisa terus ditambahkan kedalam reaktor.
Berdasarkan latar belakang masalah maka diperlukan penelitian tentang analisis cold flow
aliran fluida pada reaktor untuk proses gasifikasi dengan menggunakan simulasi CFD.
.
1.1 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang ditulis, identifikasi yang dijadikan bahan penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Laju aliran fluida pada saat memasuki reaktor.
2. Menganalisis desain reaktor yang efisien.
3. Menganilis aliran laminar dan turbulen yang terjadi pada reaktor.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana rancang bangun reactor untuk bisa menghasilkan aliran fluida laminar dan
turbulen?
2. Bagaimana laju aliran fluida pada saat melewati reaktor?

1.3 Batasan Masalah


Masalah pada penelitian ini bisa sangat meluas pembahasannya dan dapat dilakukan
pengembangan maka penelitian dibatasi dalam beberapa hal, yaitu:
1. Tidak membahas suhu yang terjadi pada reaktor.
2. Tidak membahas bahan bakar energy yang digunakan.

©2021 Diterbitkan oleh Program Studi Teknik Mesin UPGRIS


Jurnal NISIN 1│No.1│1-6│2021

3. Desain dan perancangan menggunakan software Solidworks 2018 dan ANSYS 18 sesuai
perhitungan.
4. Pembuatan Reaktor dengan akrilik dengan ketebalan 2 mm.

1.4 Tujuan Penelitian


1. Untuk membuat rancang bangun simulator model reaktor berskala kecil 1:2 dengan ukuran
aslinya.
2. Untuk mengetahui aliran fluida yang terjadi pada reaktor.

©2021 Diterbitkan oleh Program Studi Teknik Mesin UPGRIS


Jurnal NISIN 1│No.1│1-6│2021

2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen
merupakan salah satu metode kuantitatif, digunakan terutama apabila peneliti ingin mencari pengaruh
variabel independent atau perlakuan tertentu terhadap variabel dependent atau hasil dalam kondisi
yang terkendalikan. Metode penelitian eksperiman juga diartikan suatu metode penelitian untuk
menguji apakah variabel-variabel pada eksperimen efektif atau tidak. Penelitian ini menggunakan
variabel sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (Independent)
Variabel bebas terhadap penelitian reactor menuju pada:
1) Memodifikasi reaktor dengan ukuran panjang 100 mm, lebar 100 mm, dan tinggi 720
mm.
2) Desain reaktor yang berbentuk balok.
2. Variabel Terikat (Dependent)
Untuk mengetahui letak dampak terjadinya aliran pada reaktor yang dihasilkan dari
m
memodifikasi kecepatan inlet pada reaktor dengan kecepatan 4, 8, 12, 16, 20 .
s

Gambar 1 Desain Reaktor

©2021 Diterbitkan oleh Program Studi Teknik Mesin UPGRIS


Jurnal NISIN 1│No.1│1-6│2021

Gambar 2 Simulator Reaktor Dengan Kerangka

Tabel 1. Alat dan bahan

Nama Spesifikasi
Panjang reaktor 100 mm
Lebar reaktor 100 mm
Tinggi reaktor 720 mm
Diameter outlet 50 mm
Lubang inlet 50 X 50 mm
Diameter lubang in kipas 50 mm
Panjang Kerangka 340 mm
Lebar Kerangka 340 mm
Tinggi Kerangka 600 mm
Material Kerangka Kayu Jati

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Simulator
Simulasi ini menggunakan metode pengkabutan dengan alat mist maker sebagai pembuat
kabut yang akan memasuki kedalam sebuah reaktor. Cara penggunaan mist maker dengan
memasukkan mist maker ke dalam box container berisi air. sebelum dinyalakan setel ketinggian air
2cm jangan terlalu tenggelam dalam dari permukaan air karena akan membuat kabut yang akan
dibuat menjadi sulit untuk naik ke permukaan. Kabut dari mist maker digunakan untuk mengetahui
aliran yang terjadi di dalam reaktor, apakah terjadi aliran laminar, turbulen, dan transisi. Saat kabut
dari mist maker memasuki kedalam reaktor dibantu dengan menggunakan 2 input kipas DC 12V.
Dalam percobaan ini menggunakan variabel kecepatan sebagai berikut :
m
1. 4
s
m
2. 8
s
m
3. 12
s
m
4. 16
s
m
5. 20
s
Secara visual hasil simulator yang terjadi pada reaktor mengalami aliran turbulen pada bagian inlet
atas dan inlet bawah. Dan pada bagian tengah reaktor mengalami aliran transisi dari turbulen menjadi
laminar. Pada bagian atas reaktor yang berbentuk kerucut yang menghubungkan pada cyclone
mengalami aliran laminar.

©2021 Diterbitkan oleh Program Studi Teknik Mesin UPGRIS


Jurnal NISIN 1│No.1│1-6│2021

Gambar 3.1 Hasil Simulator

©2021 Diterbitkan oleh Program Studi Teknik Mesin UPGRIS


Jurnal NISIN 1│No.1│1-6│2021

3.2 CFD
3.2.1 Geometry
Proses pembuatan geometry untuk simulasi pada Ansys Fluent, selain menggunakan
software tersebut dapat dilakukan juga dengan aplikasi lain seperti, solidwork, autocad, dan lain
sebagainya yang selanjutnya di impor ke software Ansys Fluent.

Gambar 3.2 Geometry


3.2.2 Meshing
Proses meshing pada ansys ini adalah untuk membagi bagian bagian pada bodi reaktor
untuk menentukan ukuran element yang akan digunakan dan untuk menentukan inlet, outlet, dan
wall pada reaktor untuk dilakukan simulasi.

Gambar 3.3 Meshing


3.2.3 Setup
Setup merupakan tahapan yang dilakukan setelah mesh berhasil dilakukan. Setup adalah
tahap tentang penentuan yang berkaitan pada simulasi ini. Pada setup ini yang digunakan untuk
menvalidasi dengan perhitungan CFD

Gambar 3.4 Setup


a) General
Simulasi ini menggunakan metode solusi default berdasarkan tekanan. Kemudian untuk
velocity formulation menggunakan absolute. Aliran dalam sistem ini bersifat Steady.

Gambar 3.5 General

©2021 Diterbitkan oleh Program Studi Teknik Mesin UPGRIS


Jurnal NISIN 1│No.1│1-6│2021

b) Models
Pada tahap ini energy disetting on karena simulasi ini memerlukan penghitungan energi
dalam prosesnya. Selanjutnya untuk viscous disetting menggunakan k-epsilon dengan model
Realizable. Pada kasus simulasi ini, k-epsilon dipilih karena dapat menampilkan hasil simulasi
yang lebih baik dibanding dengan model yang lainnya dan cocok untuk aliran yang bersifat
turbulence.

Gambar 3.6 Models


c) Materials
Material yang digunakan untuk simulasi ini terbagi kedalam dua jenis, yaitu solid dan
fluid. Material solid yang digunakan adalah Alumunium sedangkan untuk fluidanya
menggunakan Air.

Gambar 3.7 Materials


d) Cell Zone Conditions
Cell Zone Conditions berisi daftar zona sel yang dibutuhkan. Pada tahap ini masing-
masing zona disesuaikan dengan nama dan jenis materialnya. Untuk Porous Formulation
yang berisi opsi untuk mengatur kecepatan simulasi disetting default dengan memilih
Superficial Velocity.

Gambar 3.8 Cell Zone Conditions


e) Boundary Conditions
Tahap ini merupakan proses untuk memberikan kondisi batas berupa data yang
dibutuhkan pada simulasi ini. Data yang dimasukkan adalah data kecepatan udara pada inlet
dan outlet. Untuk data terkait udara, pada inlet menggunakan data kecepatan fluida dengan
memasukan data sheet kipas dc 12V.

©2021 Diterbitkan oleh Program Studi Teknik Mesin UPGRIS


Jurnal NISIN 1│No.1│1-6│2021

Gambar 3.9 Boundary Conditions

Gambar 3.10 Data Sheet Kipas DC 12V


Data sheet kecepatan maksimal kipas yaitu 4800 Rpm, maka dari Rpm di ubah menjadi
m
. Dikarenakan pada Velocity Ansys menggunakan satuan m/s. Rumus yang digunakan
s
m
untuk mengubah Rpm ke yaitu :
s
m 2π
V( ):r. . N (rpm)
s 1menit
2.3,14
: 0,04 . . 4800
60
m
: 20,09
s
f) Initialization
Initialization methods yang digunakan adalah standart initialization Compute from (inlet)
dengan reference frame menggunakan relative to cell zone

Gambar 3.11 Intialization


g) Run Calculation
Pada proses ini akan dilakukan iterasi hingga terjadi konvergensi. Number of Iteration
adalah jumlah maksimal iterasi yang ditentukan untuk satu time step.

©2021 Diterbitkan oleh Program Studi Teknik Mesin UPGRIS


Jurnal NISIN 1│No.1│1-6│2021

Gambar 3.12 Run Calculation

3.2.4 Solution
Pada proses setup selesai di program, maka tahap selanjutnya yaitu solution. Di tahap ini
proses perhitungan (running) dilakukan dengan literasi dari persamaan dasar dinamika fluida
pada CFD.

Gambar 3.13 Solution


3.2.5 Results
Setelah proses running selesai maka hasilnya dapat dilihat pada solution. Pada akhir ini
hasil yang diinginkan berupa nilai Eddy Viscosity, Preasure, Turbulance Kinetik Energy, Velocity.
Dan visualisasi aliran berupa 2 dimensi dan 3 dimensi.

Gambar 3.14 Results


3.3 Pembahasan
Analisis yang dilakukan pada simulator dan simulasi menggunakan Ansys Fluent. Reaktor yang
memiliki panjang 100 mm lebar 100 mm dan tinggi 720 mm dengan menggunakan bahan material
Akrilik. Data hasil yang diperoleh melalui pengamatan visual yaitu yang terjadi pada reaktor
mengalami turbulen pada bagian inlet atas dan inlet bawah. Dan pada bagian tengah reaktor
mengalami aliran transisi dari turbulen menjadi laminar.

Gambar 3.15 Hasil Simulator Reaktor

10

©2021 Diterbitkan oleh Program Studi Teknik Mesin UPGRIS


Jurnal NISIN 1│No.1│1-6│2021

Data hasil yang diperoleh melalui simulasi Ansys Fluent dengan menggunakan jenis Viscous k-
epsilon karena dapat menampilkan hasil simulasi yang lebih baik dibanding dengan model yang
m
lainnya dan cocok untuk aliran yang bersifat turbulence, dengan menggunakan kecepatan inlet 20
s
m m
memperoleh hasil nilai maksimal turbulence 99,5 . Dan nilai hasil maksimal velocity 50,98 .
s s

Gambar 3.16 Hasil Simulasi Ansys


Dari kedua hasil tersebut memiliki persamaan aliran turbulen yang terjadi pada bagian inlet atas
dan inlet bawah, dan mengalami aliran laminar pada bagian tengah reaktor tersebut.
Aliran turbulen terjadi dikarenakan terjadi bila aliran fluida dalam pipa atau dinding reaktor tidak
beraturan / tidak sejajar. Sehingga aliran fluida yang membentur dinding reaktor. Mengakibatkan aliran
tersebut menjadi turbulen.
Aliran laminar terjadi dikarenakan apabila aliran fluida dalam reaktor sejajar tanpa adanya
komponen radial. Fluida bergerak dengan kecepatan yang sama sehingga aliran tersebut menjadi
laminar.
Aliran transisi terjadi dikarena aliran turbulen yang melewati filter print 3D yang bergerak ke atas
dan mengakibatkan aliran tersebut berubah menjadi laminar.

3.4 Perbandingan
Analisis perbandingan ini dilakukan dengan membandingan aliran yang terjadi pada reaktor
balok dan reaktor tabung dengan menggunakan variabel kecepatan yang sama.

Gambar 3.17 Perbandingan Reaktor


Data hasil yang diperoleh melalui pengamatan visual yang terjadi pada reaktor balok dan
tabung memiliki persamaan mengalami aliran turbulen pada bagian inlet atas dan inlet bawah. Dan
pada bagian tengah reaktor mengalami aliran transisi dari turbulen menjadi laminar. Perbedaan aliran
terdapat pada bagian atas reaktor yang menuju pada cyclone. Untuk reaktor balok terjadi aliran
laminar dikarenakan atas reaktor berbentuk kerucut sehingga aliran tersebut tidak mengalami
hambatan. Untuk reaktor tabung terjadi aliran turbulen di bagian atas di karenakan atas reaktor
berbentuk silinder dan aliran yang menuju ke cyclone membentur pada silinder tersebut sehingga
mengakibatkan aliran menjadi turbulen.

3.5 Hasil CFD Reaktor


3.5.1 Data Hasil Pengujian
Tabel 2 Hasil Pengujian Reaktor

11

©2021 Diterbitkan oleh Program Studi Teknik Mesin UPGRIS


Jurnal NISIN 1│No.1│1-6│2021

3.5.2 Grafik
a) Eddy Viscosity

0.045
0.04
0.04

0.035
0.03
hasil simulasI (PA S)

0.03

0.025
0.02
0.02
Edy Viscosity
0.015
0.009 0.01
0.01

0.005

0
4 8 12 16 20
Variabel kecepatan (𝑚⁄𝑠)

Gambar 3.18 Grafik Eddy Viscosity


Hasil simulasi Ansys Fluent dengan menggunakan parameter kecepatan 4, 8, 12, 16,
m
20 . Memperoleh hasil peningkatan Viscosity pada masing masing kecepatan sebagai
s
berikut:
m
1) Pada simulasi menggunakan kecepatan 4 memperoleh nilai 0,009 Pa s.
s
m
2) Pada simulasi menggunakan kecepatan 8 memperoleh nilai 0,01 Pa s.
s
m
3) Pada simulasi menggunakan kecepatan 12 memperoleh nilai 0,02Pa s.
s
m
4) Pada simulasi menggunakan kecepatan 16 memperoleh nilai 0,03 Pa s.
s
m
5) Pada simulasi menggunakan kecepatan 20 memperoleh nilai 0,04 Pa s.
s
b) Pressure

12

©2021 Diterbitkan oleh Program Studi Teknik Mesin UPGRIS


Jurnal NISIN 1│No.1│1-6│2021

900
809.3
800

700

600
hasil simulasi (Pa)
518.7
500

400
Preasure
290.3
300

200
129.9
100
32.8
0
4 8 12 16 20
variabel kecepatan ( 𝑚⁄ 𝑠)

Gambar 3.19 Grafik Pressure


Hasil simulasi Ansys Fluent dengan menggunakan parameter kecepatan 4, 8, 12, 16,
m
20 . Memperoleh hasil peningkatan Preasure pada masing masing kecepatan sebagai
s
berikut:
m
1) Pada simulasi menggunakan kecepatan 4 memperoleh nilai 33 Pa.
s
m
2) Pada simulasi menggunakan kecepatan 8 memperoleh nilai 129,9 Pa.
s
m
3) Pada simulasi menggunakan kecepatan 12 memperoleh nilai 290,3 Pa.
s
m
4) Pada simulasi menggunakan kecepatan 16 memperoleh nilai 518,7 Pa.
s
m
5) Pada simulasi menggunakan kecepatan 20 memperoleh nilai 809,3 Pa.
s
c) Turbulence Kinetic Energy
120

99.45
100
hasil simulasi ( 𝑚^2/𝑠 ^2)

80
64.44
60
Turbulance Kinetik
Energy
40 36.46

20 16.44
4.05
0
4 8 12 16 20
variabel kecepatan ( 𝑚⁄ 𝑠)

13

©2021 Diterbitkan oleh Program Studi Teknik Mesin UPGRIS


Jurnal NISIN 1│No.1│1-6│2021

Gambar 3.20 Turbulence Kinetic Energy


Hasil simulasi Ansys Fluent dengan menggunakan parameter kecepatan 4, 8, 12, 16,
m
20 . Memperoleh hasil peningkatan Turbulance Kinetik Energy pada masing masing
s
kecepatan sebagai berikut:
m
1) Pada simulasi menggunakan kecepatan 4 memperoleh nilai 4 m 2 /s 2
s
m
2) Pada simulasi menggunakan kecepatan 8 memperoleh nilai 16,44 m 2 /s 2
s
m
3) Pada simulasi menggunakan kecepatan 12 memperoleh nilai 36,46 m 2 /s 2
s
m
4) Pada simulasi menggunakan kecepatan 16 memperoleh nilai 64,44 m 2 /s 2
s
m
5) Pada simulasi menggunakan kecepatan 20 memperoleh nilai 99,45 m 2 /s 2
s
d) Velocity
60

50.98
50
HASIL SIMULASI (m/𝑠^(−1))

40.77
40

30.57
30

20.38 Velocity
20

10.23
10

0
4 8 12 16 20
vARIABEL KECEPATAN ( 𝑚⁄ 𝑠)

Gambar 3.21 Velocity


Hasil simulasi Ansys Fluent dengan menggunakan parameter kecepatan 4, 8, 12, 16,
m
20 . Memperoleh hasil peningkatan Velocity pada masing masing kecepatan sebagai
s
berikut:
m
1) Pada simulasi menggunakan kecepatan 4 memperoleh nilai 10,23 m/s−1
s
m
2) Pada simulasi menggunakan kecepatan 8 memperoleh nilai 23,38 m/s−1
s
m
3) Pada simulasi menggunakan kecepatan 12 memperoleh nilai 30,57 m/s−1
s
m
4) Pada simulasi menggunakan kecepatan 16 memperoleh nilai 40,77 m/s−1
s
m
5) Pada simulasi menggunakan kecepatan 20 memperoleh nilai 50,98 m/s−1
s
4. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengujian pada reactor hingga mendapatkan angka yang sesuai, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

14

©2021 Diterbitkan oleh Program Studi Teknik Mesin UPGRIS


Jurnal NISIN 1│No.1│1-6│2021

1) Merancang desain simulator reaktor dengan menggunakan Software Solidwork 2018 agar
sesuai dengan yang dibutuhkan.
2) Pada simulator reaktor melalui pengamatan visual mengalami aliran turbulen yang jelas
pada bagian inlet atas dan inlet bawah. Sedangkan untuk simulasi dengan Software Ansys
Fluent sama halnya mengalami turbulen pada bagian inlet atas dan bawah dengan jelas,
dan mengalami aliran laminar pada bagian tengah reaktor.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan serta kesulitan – kesulitan.
Namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat, dan dorongan serta saran – saran dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kesempatan ini dengan tulus hati penulis sampaikan terima kasih kepada:
1) Dr. Muhdi, S.H., M.Hum Rektor Universitas PGRI Semarang yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Universitas PGRI Semarang.
2) Drs. Slamet Supriyadi, M.Env.St. Dekan Fakultas Teknik Dan Informatika yang telah
memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.
3) Aan Burhanudin, S.T., M.T. Ketua Program Studi Teknik Mesin yang telah menyetujui skripsi
penulis.
4) Althesa Androva, S.T., M.Eng, Selaku Pembimbing I yang telah mengarahkan dan
membimbing penulis dengan penuh ketekunan dan kecermatan.
5) Drs. Slamet Supriyadi, M.Env.St. Selaku Pembimbing II yang telah membimbing penulis
dengan penuh dedikasi yang tinggi.
6) Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknik Mesin yang telah memberi bekal ilmu kepada
penulis selama belajar di Universitas PGRI Semarang.

DAFTAR NOTASI
m
V : Kecepatan ( )
s
N : Speed Kipas DC 12V (Rpm)
r : Jari Jari Kipas DC 12V ( π )

DAFTAR PUSTAKA
[1] M. Ridwan, I. Indradjaja, N. Nugraha, and I. Taufik, “Pengujian Kinerja Dan Modifikasi Reaktor
Downdraft Gasifikasi Biomassa 100 kW,” J. Rekayasa Hijau, vol. 2, no. 2, pp. 157–164, 2018,
doi: 10.26760/jrh.v2i2.2394.
[2] H. Ahmad, “Makalah Fisika Inti Reaktor Nuklir,” 2015.
[3] S. Suliono, B. Sudarmanta, F. Dionisius, and I. Maolana, “Studi Karakteristik Reaktor Gasifikasi
Type Downdraft Serbuk Kayu Dengan Variasi Equivalensi Ratio,” JTT (Jurnal Teknol. Ter., vol.
3, no. 2, pp. 37–43, 2017, doi: 10.31884/jtt.v3i2.60.
[4] E. Suhendi, G. U. Paradise, and I. Priandana, “Pengaruh Laju Alir Udara Dan Waktu Proses
Gasifikasi Terhadap Gas Producer Limbah Tangkai Daun Tembakau Menggunakan Gasifier
Tipe Downdraft,” J. Bahan Alam Terbarukan, vol. 5, no. 2, pp. 45–53, 2017, doi:
10.15294/jbat.v5i2.6054.
[5] K. Muhajir, J. T. Mesin, and F. T. Industri, “Karakterisasi aliran fluida gas-cair melalui pipa,” no.
x, pp. 176–184.
[6] F. Tuakia, “Dasar-dasar CFD menggunakan FLUENT. ”
[7] M. Hazwi, “Simulasi Aliran Fluida Pada Pompa Hidram Dengan Tinggi Air Jatuh 2 . 3 M
Dengan Menggunakan Perangkat Lunak CFD.”

15

©2021 Diterbitkan oleh Program Studi Teknik Mesin UPGRIS

Anda mungkin juga menyukai