Anda di halaman 1dari 59

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

MAGNET

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat


Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya)
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang

Oleh:

Nama : Yogie Subhakti Rawendra


No. BP : 1401012059
Program Studi : Teknik Mesin
Konsentrasi : Produksi

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI PADANG
JURUSAN TEKNIK MESIN
2017
No. Alumni Universitas No. Alumni Fakultas
Yogie Subhakti R
........................... ............................

BIODATA

(a) Tempat/Tgl Lahir: Padang/30 Desember 1996 (b) Nama Orang Tua:
Rajito (c) Jurusan: Teknik Mesin (d) Program Studi: DIII Teknik
Mesin,
Konsentrasi: Produksi (e) No. BP: 140102059 (f) Tanggal Lulus: 11
Oktober 2017 (g) Predikat Lulus:Sangat Memuaskan (h) IPK: 3,33 (i)
Lama Studi: 3 Tahun 1 Bulan (j) Alamat Orang Tua: Jln Sawah Liek
RT
06 RW 01 , Kel Padang Besi, Kec. Lubuk Kilangan, Padang
Rancang Bangun Pembangkit Listrik
Tenaga Magnet
Tugas Akhir D-III Oleh : Yogie Subhakti R
Pembimbing I : Safril ST.,MP dan Pembimbing II: Drs. Mulyadi, ST., MT

ABSTRAK
Inovasi adalah suatu hal yang paling di perlukan bagi mahasiswa untuk merubah suatu masa ke
masa yang lebih baik. Berbeda dari yang sebelumnya seperti pembangkit listrik tenaga air,
angin, uap dan surya alat ini dapat menghasilkan energi listrik dengan sistim turbin melalui
tenaga magnet. Alat ini dapat mengalirkan listrik secara terus menerus dan stabiil. Ramah
lingkungan dan tidak menghasilkan emisi dan gas kimia. Dari perencanaan u8ntuk magnet
berdiameter 23 mm dan tebal 7 mm sebanyak 15 buah maka di dapatkan putaran turbin 750
rpm, dan turbin magnet ini dapat menghasilkan daya 11 watt. Sistem kerja alat iniu desebut
dengan memutar engkol 1 kali maka magnet yang berada pada rotor dan stator akan terus
berputar dari gaya tolak menolak magnet tersebut. Dari putaran turbin tersebut akan di
transmisikan ke generator dan generator akan menghasilkan listrik.

Kata Kunci : Magnet, Turbin, Generator

Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal
: 11 Oktober 2017
Abstrak telah disetujui oleh penguji :
1 2 3 4
Tanda
Tangan
Nama Bukhari,S.ST., Drs. Mulyadi, ST.,
Safril.,ST,MP Nofriadi.,ST.,MT
Terang MT MT

Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Mesin : DR. Junaidi,ST.,MP
Nip. 19660621 199203 1 005 Tanda Tangan

Alumnus telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang dan mendapatakan nomor alumnus :
Petugas Politeknik
Nomor Alumni Jurusan Nama Tanda Tangan

Nomor Alumni Politeknik Nama Tanda Tangan


LEMBARAN TUGAS AKHIR
POLITEKNIK NEGERI PADANG

Nama : Yogie Subhakti Rawendra


Nomor. Bp : 1401012059
Program Studi : Teknik Mesin
Konsentrasi : Produksi
Judul Tugas Akhir : Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Magnet
Uraian Tugas : ……………………...…………………………………….
…………………………………………………………….
…………………………………………………………….
…………………………………………………………….
…………………………………………………………….
…………………………………………………………….
…………………………………………………………….
…………………………………………………………….
…………………………………………………………….

Dimulai tanggal :
Selesai tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Safril, ST.,MP Drs. Mulyadi, ST., MT


Nip. 19680823 199203 1 002 Nip. 19640706 198903 1 003
LEMBARAN ASISTENSI TUGAS AKHIR POLITEKNIK
NEGERI PADANG
Nama : Yogie Subhakti Rawendra
Bp : 1401012059
Konsentrasi : Produksi
Jurusan : Teknik Mesin
Pembimbing. I : Safril., ST.,MP
Pembimbing. II : Drs. Mulyadi., ST., MT
Judul Tugas Akhir : Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Magnet

No Hari/Tanggal Uraian Tugas Paraf


Pemb. I Pemb. II
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat melaksanakan aktivitas dan amal ibadah

kepadanya. Dengan rahmat dan karunia Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penulisan

tugas akhir ini. Selanjutnya shalawat dan salam kita doakan kepada Nabi Muhammad SAW.

Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program

Diploma III (D III) Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. Oleh karena itu penulisan tugas

akhir ini diharuskan setiap mahasiswa pada semester VI, pada kesempatan ini penulis

mengambil judul Tugas Akhir (TA) tentang “ RANCANG BANGUN PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA MAGNET”

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan,

namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan

lancar dan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ayah, Ibu, Kakak, Adik, dan Sahabatku yang telah memberikan dorongan, doa-doa dan

nasehat serta kasih sayangnya kepada penulis sehingga selesainya Tugas Akhir ini

dengan baik dan lancar.

2. Bapak Safril,ST.,MP selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir Penulis di Politeknik

Negeri Padang.

3. Bapak Drs. Mulyadi, ST., MT selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir Penulis di

Politeknik Negeri Padang.

4. Bapak Aidil Zamri,ST.,MT selaku Direktur Politeknik Negeri Padang.

i
5. Bapak Dr. Junaidi ,.ST.,MP selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri

Padang.

6. Bapak Yasmendra Roza , ST., MT selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin Politeknik

Negeri Padang.

7. Bapak Sir Anderson ST,MT selaku Ketua Prodi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri

Padang.

8. Bapak Drs. Mulyadi, ST., MT selaku Ketua Konsentrasi Produsi Jurusan Teknik Mesin

Politeknik Negeri Padang.

9. Seluruh Staf Pengajar dan Karyawan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang.

10. Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan Himpunan Mahasiswa Mesin yang

telah memberikan dukungan semangat kepada Penulis dan telah membantu penulis dalam

menyusun tugas akhir ini.

11. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak

langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan- kekurangan

dalam penulisan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun penulis untuk masa yang akan datang.

Penulis berharap agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Demikian

penulisan tugas akhir ini, atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Padang, 29 Juli 2017

Penulis,

ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Inovasi adalah suatu hal yang paling di perlukan bagi mahasiswa untuk merubah
suatu masa ke masa yang lebih baik,penemuan yang berbeda atau belum ada sebelumnya.
Ketika dunia mengalami permasalahan krisis energi khususnya di pedesaan, sesuatu
inovasi di ikuti dengan penerapan sains dan teknologi dengan peluang besar dapat
mengatasinya.

Dari permasalahan krisis energi tersebut, kami tertarik untuk memecahkan dengan
cara lain untuk mendapatkan energi. Oleh sebab itu berbeda dari yang sebelumnya seperti
pembangkit listrik tenaga air, udara, uap dan surya, kami ingin menerapkan hal tersebut
dengan membuat suatu alat yang dapat menghasilkan energi listrik dengan sistem turbin
melalui tenaga magnet.

Kelebihan listrik tenaga magnet ini adalah :

1. Mendapatkan aliran listrik gratis terus menerus dan stabil.


2. Ramah lingkungan dan tidak menimbulkan emisi dan gas kimia.
3. Dapat di operasikan pada kondisi sangat dingin atau sangat panas,baik di
dalam maupun di luar ruangan.
4. Bentuknya kecil dan murah dengan bahan-bahan yang mudah di temukan
dimana-mana.
5. Hampir tidak memerlukan perawatan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dijelaskan bahwa permasalahn utama yang terjadi
di dalam pembuatan alat ini adalah sebagai berikut :

1. Peranan magnet sebagai sumber listrik


2. Komponen-komponen yang digunakan dalam pembuatan alat
3. Cara pembuatan mesin magnet sebagai sumber listrik
4. Biaya produksi yang ditanggung selama proses pembuatan.
1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang dapat kita ambil dalam laporan ini adalah :

1. Apakah medan magnet dapat menggerakan turbin ?


2. Apakah dapat mempertahankan kemagnetannya dalam waktu yang cukup
panjang ?
3. Apakah magnet dapat menjadi salah satu solusi dalam permasalahan krisis
energi listrik ?

1.4 Tujuan

Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menemukan suatu inovasi baru dengan menggunakan medan


magnet sebagai sarana utama untuk menghasilkan energi listrik.
2. Mengetahui komponen-komponen pendukung dalam proses pembuatan
3. Mengetahui proses kerja magnet sebagai sumber listrik
4. Dapat merencanakan anggaran biaya untuk pembuatan alat

1.5 Metodologi Pengambilan Data

Adapun metodologi yang digunakan penulis dalam memperoleh data yang mendukung
dalam proses pembuatan Tugas Akhir ini yaitu, sebagai berikut :

1. Metode Bimbingan

Metode ini bertujuan untuk mendapatkan pengarahan dari dosen


pembimbing dalam penyusunan sistematik laporab Tugas Akhir dan
bentuk yang baik serta koreksi dan masukan materi selama proses
pembuatan dan penyusunan Tugas Akhir.

2. Studi Kepustakaan

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi yang berkaitan


dengan topik Tugas Akhir yang dapat diambil dari literatur dan digunakan
sebagai referensi.

2
1.6 Susunan penulisan tugas akhir

Susunan penulisan laporan tugas akhir terdiri atas tiga bagian utama : bagian awal,
bagian utama, dan bagian akhir.

1.6.1 Bagian awal

Bagian awal mencakup halaman sampul depan, halaman judul, halaman


pengesahan, abstraks, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, daftar
lampiran, daftar simbol dan singkatan.

1.6.2 BAGIAN UTAMA

Bagian utama berisikan beberapa bab diantaranya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, ruang
lingkup dan batasan masalah, sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA / LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tinjauan pustaka dan landasan teori.

BAB III METODOLOGI

Bab ini berisikan tentang langkah-langkah atau metodologi penyelesaian


masalah materi tugas akhir.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini berisikan proses pembahasan dan hasil. Pembahasan tentang hasil
yang diperoleh dibuat berupa penjelasan teoritik, baik secara koalitatif tau statistik.
3

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan adalah memberikan


gambaran akhir dari pembahasan. Saran dibuat berdasarkan pengalaman penulis
ditujukan kepada para pembaca yang ingin melanjutkan atau mengembangkan
pembahasan topik ini.

1.2.3 Bagian akhir

Bagian akhir berisikan daftar pustaka dan lampiran

4
BAB II DASAR TEORI

2.1 Energi listrik

Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan seluruh manusia di
dunia. Energi listrik sudah menjadi bagian utama yang sangat berpengaruh sebagai
sumber energi untuk peralatan-peralatan penunjang kehidupan manusia, terutama pada
masa sekarang dan kedepan, dimana perkembangan teknologi semakin pesat.

Energi listrik merupakan energi yang berkaitan dengan akumulasi elektron yang
dinyatakan dalam watt. Dalam transisinya energi listrik digambarkan sebagai aliran
elektron dari atom yang satu ke yang lainnya dalam suatu jenis bahan konduktor (bahan
yang bagus untuk menghantarkan aliran listrik).

2.2 Magnet

Magnet selalu memiliki 2 kutup yaitu kutup utara (north/N) dan kutup selatan
(south/S). Walaupun magnet itu di potong menjadi bagian kecil, magnet tersebuat akan
tetap memiliki dua kutup. Magnet dapat menarik benda lain. Bahkan beberapa benda
dapat tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam
memiliki daya tarik yang sama terhadap magnet. Baja merupakan contoh yang memiliki
daya tarik yang tinggi oleh magnet.

2.3 Hukum Lenz dan Hukum Maxwell

2.2.1 Hukum Lenz (1878)

“Jika suatu pengantar listrik digerakkan dalam suatu medan magnet, maka
arus listrik yang diinduksikan berarah sedemikian rupa, sehingga gerak pengantar
listrik yang mengakibatkan induksi tadi terhambat olehnya.

2.2.2 Hukum Maxwell (percobaan Maxwell) James Clerk Maxwell

“Oleh karena perubahan medan magnet dapat menimbulkan medan


listrik,sebaliknya perubahan medan listrik dapat menimbulkan medan magnet”
2.4 Sifat Sifat Magnet

a. Magnet dapat menarik benda

Sifat magnet yang pertama adalah dapat menarik benda lain yang berasal
dari bahan logam. Akan tetapi tidak semua logam dapat ditarik oleh magnet.
Bahan logam memiliki daya tarik yang tinggi oleh besi dan baja.

b. Medan magnet membentuk gaya magnet

Gaya magnet tidak hanya berada di kutub-kutub nya saja. Akan tetapi magnet juga
timbul di sekitar magnet. Daerah yang disekitar magnet yang memiliki gaya
magnet juga medan magnet. Walaupun gaya-gaya magnet yang terkuat
terletak pada kutub-kutub magnet, gaya-gaya magnet tidak hanya berada pada
kutub-kutubnya saja. Gaya-gaya magnet juga timbul di sekitar magnet.
Daerah di sekitar magnet yang terdapat gaya-gaya magnet disebut medan
magnet. Garis gaya magnet dapat digambarkan dengan cara menaburkan
serbuk besi pada kertas yang diletakkan di atas magnet. Jika pada suatu
tempat garis gaya magnetnya rapat, berarti gaya magnetnya kuat. Sebaliknya
jika garis gaya magnetnya renggang, berarti gaya magnetnya lemah..

Seperti halnya garis gaya listrik yang menggambarkan medan listrik, garis gaya
magnet dapat menggambarkan medan magnet. Namun tidak seperti garis
gaya listrik yang dapat berawal dan berakhir pada satu muatan listrik, garis
gaya magnet tidak ada awal dan akhirnya. Garis gaya magnet membentuk
lintasan tertutup dari kutub utara ke kutub selatan. Jadi, medan magnet adalah
daerah di sekitar magnet yang masih bekerja gaya magnet, digambarkan oleh
garis gaya magnet yang menyebar dari kutub-kutub magnet.

6
c. Magnet memiliki dua kutub

Magnet memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Semua magnet
memperlihatkan ciri-ciri tertentu. Magnet memiliki dua tempat yang gaya
magnetnya paling kuat. Daerah ini disebut kutub magnet. Ada 2 kutub
magnet, yaitu kutub utara (U) dan kutub selatan (S).. N merupakan kutub
utara magnet itu (singkatan dari north yang berarti utara) sedangkan S kutub
selatannya (singkatan dari south yang berarti selatan).

Magnet dapat berada dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bentuk yang paling
sederhana berupa batang lurus. Bentuk lain yang sering kita jumpai misalnya
bentuk tapal kuda (ladam) dan jarum. Pada bentuk-bentuk ini, kutub
magnetnya berada pada ujung-ujung magnet itu.

Jika dua buah magnet saling didekatkan, magnet pertama akan mengerjakan gaya
pada magnet kedua, dan magnet kedua mengerjakan gaya kepada magnet
pertama. Gaya magnet, seperti halnya gaya listrik, berupa tarikan dan tolakan.
Jika dua kutub utara didekatkan, maka keduanya tolakmenolak. Dua kutub
selatan juga saling menolak. Namun, jika kutub selatan didekatkan pada
kutub utara, maka kedua kutub ini akan tarik-menarik. Sehingga kita dapat
membuat aturan untuk kutub magnet: kutub senama tolak-menolak, dan
kutub tak senama tarik-menarik.

Kutub-kutub magnet selalu berpasangan yaitu kutub utara dan kutub selatan.
Selama bertahun-tahun para ilmuwan mencoba mendapatkan satu kutub saja
yang ada pada sebuah magnet. Jika sebuah magnet dipotong menjadi dua,
ternyata hasilnya berupa dua magnet yang lebih kecil dan masing-masing
tetap memiliki kutub utara dan selatan.

7
d. Kutub magnet tidak sesama tarik menarik dan sesama akan menolak

Sama halnya dengan gaya listrik, gaya magnet juga berupa tarikan dan tolakan. Jika
kutub yang sama didekatkan maka akan saling tolak-menolak dan jika kitub
yang berbeda yaitu utara dan selatan didekatkan maka akan saling tarik
menarik.

e. Sifat kemagnetan dapat menghilang

Sifat-sifat magnet juga akan menghilang atau melemah karena beberapa penyebab,
seperti terbakan, jatuh secara terus menerus dan lainnya

2.5 Jenis-jenis magnet

Setelah mengetahui pengertian dan sifat-sifat magnet, kali ini akan menjelaskan
tentang jenis-jenis magnet. Secara garis besar jenis magnet dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :

a. Magnet alam

Magnet alam merupakan salah satu jenis magnet yang sudah memiliki sifat
magnet secara alami dan tanpa adanya campur tangan manusia. Sebagai
contoh yaitu gunung ida di magnesia yang sudah terbukti mampu menarik
benda-benda yang ada disekitarnya.

b. Magnet buatan

Magnet buatan adalah magnet yang dibuat oleh manusia dengan


menggunakan bahan magnetik kuat, seperti besi dan baja. Manet buatan juga
dibedakan menjadi dua macam yaitu :

Magnet sementara (remanen)

Merupakan magnet yang memiliki sifat kemagnetan hanya sementara, yaitu


hanya terjadi pada proses pembuatan.

8
Magnet tetap

Magnet yang sifat kemagnetannya bersifat permanen, meskipun proses


pembuatannya sudah dihentikan.

2.6 Generator

Generator merupakan suatu alat yang dapat menghasilkan aliran listrik. Generator
bekerja dengan cara mengkonversi energi mekanik menjadi energi listrik. Listrik yang
dihasilkan oleh generator adalah hasil dari proses induksi antara rotor dan strator pada
generator. Generator merupakan suatu alat yang di gunakan untuk merubah energi
mekanik menjadi energi listrik. Energi yang menggerakkan generator sendiri sumbernya
bermacam macam. Pada pembangkit listrik tenaga angin misalnya generator bergerak
karena adanya kincir yang berputar karena angin. Demikian pula pada pembangkit
pembangkit listrik tenaga air yang memanfaatkan energi gerak dari air. Sedang pada
pembangkit listrik gerak dari generator didapatkan dari proses pembakaran bahan bakar
diesel.

Prinsip Kerja / Cara Kerja Generator Listrik Generator bekerja berdasarkan hukum
faraday yakni apabila suatu penghantar diputarkan didalam sebuah medan magnet
sehingga memotong garis garis gaya magnet maka pada ujung penghantar tersebut akan
timbulkan ggl (garis gaya listrik) yang mempunyai satuan volt.

2.7 Analisis dasar perhitungan


2.7.1 Perhitungan poros
Apabila poros hanya menerima beban momen puntir atau torsi, maka
diameter dari poros dapat dihitung dengan persamaan torsi, yaitu :

Dimana :

T = Momem puntir

J = Momen inersia polar penampang poros

𝛕 = Tegangan geser

9
r = Jari-jari poros sedangkan momen inersia poolar untuk

poros pejal adalah :

Sehingga diperoleh :

2.7.2 Perhitungan bantalan


Adapun analisa terhadap bantalan dilakukan untuk menghitung umur
bantalan berdasar beban yang diterima oleh bantalan.

Perhitungan umur bantalan untuk setiap beban :


a
C
L= , dimana L = Dalam jutaan putaran
F
1

C = FL a Beban bantalan
L12 FF12

L ; di mana a =3 untuk bantalan peluran a = 10/3 untuk bantalan


rol

Tegangan geser maksimum:


2

x 2
( kpsi ) ..............................................................(2.4)

max 2 xy

10
2.7.3 Perhitungan sabuk
Sabuk-V sebagai penerus daya dari motor listrik ke poros,dapat dihitung
dengan rumus:

1. Perbandingan transmisi

n1 d2
......................................................................................(2.5) n2 d1

Dimana :

n1 = putaran poros pertama (rpm) n2 =

Putaran poros kedua (rpm) d1 = diameter

puli penggerak (mm) d2 = diameter puli

yang digerakan (mm)

2. Kecepatan sabuk

.d.n
v (m/s) .......................................................................(2.6)
60.1000
Dimana :

V = kecepatan sabuk (m/s) d =

diameter puli motor (mm) n =

putaran motor listrik (rpm)

3. Panjang sabuk

1
L = 2C + (dp + Dp) + (Dp - dp)2 ................................(2.7)
2 4.C

Dimana :

L = panjang sabuk (mm)

11
C = jarak sumbu poros (mm)

D1= diameter puli penggerak (mm)

D2 = diameter puli poros (mm)

2.8 Komponen-komponen alat/mesin

a. Poros

Poros yang di gunakan pada alat ini adalah kunigan. Poros adalah suatu
bagian stasioner yang berputar, dan berpenampang bulat dimana terpasang
elemenelemen roda gigi, pulli dan pemindah daya lainnya. Poros bisa menerima
bebanbeban lentur, tarikan, tekan, atau puntiran, yang bekerja sendiri-sendiri atau
berupa gabungan satu dengan yang lainnya.

Gambar 2.1. Poros

b. Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran dan gerakan bolak-baliknya dapat berlansung secara halus, aman, dan tahan
lama. Pada bantalan terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan
yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol jarum dan rol bulat.
Bantalan gelinding pada umumnya cocok untuk beban kecil daripada bantalan
luncur, tergantung pada bentuk elemen gelindingnya. Putaran pada bantalan ini
dibatasi oleh gaya sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding tersebut.

12
Gambar 2.2. Bantalan

c. Pulli
Jarak yang jauh antara dua poros sering tidak memungkinkan transmisi
langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran atau daya
yang lain dapat diteruskan, dimana sebuah sabuk dibelitkan sekeliling pulli pada
poros. Transmisi dengan elemen mesin dapat digolongkan atas transmisi sabuk,
Transmisi rantai dan transmisi kabel atau tali. Dari macam-macam transmisi
tersebut, kabel atau tali hanya digunakan untuk maksud yang khusus. Bentuk pulli
adalah bulat dengan ketebalan tertentu, ditengah-tengah pulli terdapat lubang poros.
Pulli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan ada pula
yang terbuat dari baja.

Gambar 2.4. Pulli

d. Sabuk
Sabuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium.
Tenunan, teteron dan semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa
tarikan yang besar. Sabuk-V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V pula.
Bagian sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian

13
dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena
pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada
tegangan yang relatif rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan dari sabukV
jika dibandingkan dengan sabuk rata. Gambar 2.5 di bawah ini menunjukkan
berbagai porsi penampang sabuk-V yang umumnya dipakai (Sularso, 1997).

Gambar 2.5. Sabuk-V

e. Mur dan Baut


Mur dan baut merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam suatu rangkaian
mesin. Untuk mencegah kecelakaan dan kerusakan pada mesin, pemilihan mur dan
baut sebagai pengikat harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan ukuran
yang sesuai dengan beban yang diterimanya. Pada mesin ini, mur dan baut
digunakan untuk mengikat beberapa komponen, antara lain :

1. Pengikat pada bantalan


2. Pengikat pada dudukan motor listrik
3. Pengikat pada puli

Gambar 2.6. Macam-macam Mur dan Baut.

Untuk menentukan jenis dan ukuran mur dan baut, harus memperhatikan berbagai
faktor seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, cara kerja mesin, kekuatan bahan,
dan lain sebagainya.

Adapun gaya-gaya yang bekerja pada baut dapat berupa :

1. Beban statis aksial mur

14
2. Beban aksial bersama beban punter

3. Beban geser

f. Sudu Turbin

Energi tolak menolak dari magnet di ubah menjadi energi kinetik pada turbin.
Setelah magnet mendorong sudu turbin maka terjadi perubahan momentum
(impulse) sehingga turbin akan berputar. Pebedaan jarak antara nozel magnet
dengan sudu turbin aka akan mempengaruhi kecepatan sudu turbin. Semakin dekat
jarak antara nozel magnet dengan sudu turbin maka semakin cepat putaran turbin.

Gambar 2.6 Sudu Turbin

15
BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat pembutan tugas akhir di laboratorium Mekanik Jurusan Teknik

Mesin Politeknik Negeri Padang yang dimulai pada bulan juni sampai dengan bulan

september 2017.

3.2 Diagram Penelitan

STUDI LITERATUR :

START Identifikasi Masalah

JUDUL

SURVEI
TAHAP SURVEY BAHAN

TAHAP PENGERJAAN
KONSTRUKSI ALAT
SECARA MEKANIK
DAN ELEKTRIKAL

FINISH
3.3 Tahap survey bahan

Survey dilakukan untuk mengetahui potensi dan kekuatan bahan secara

berkelanjutan untuk dipakai dalam waktu yang lama. Srvey bahan dugunakan juga

untuk mengetahui jenis-jenis bahan serta harga yang akan kita pakai serta dapat

menunjang pembuatan alat nantinya.

Kegiatan ini antara lain berupa mobilisasi atau penyambungan tentang literatur

yang diambil dengan survey bahan yang dilakukan dipasar guna mencapai bahan yang

diinginkan, berupa temuan yang ada dilapangan.

Bahan yang digunakan dalam pembuatan alat ini kebayakan mengambil alumunium

karena kita mneggunakan magnet yang cukup banyak. Magnet akan mendapatkan daya

tarik yang sedikit dengan alumunium yang kadar besi didalamnya tidak terlalu banyak.

3.3 Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam membuat alai ini adalah sebagai berikut :

a. Alat

• Tool Box (kunci-kunci lengkap)

• Mesin Las

• Mesin Bubut

• Gerinda

b. Bahan

• Magnet

• Generator

18

• Cincin poros
• Dudukan magnet luar

• Poros

• Rangka Kayu

• Kabel penghubung

3.4 Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pebangunan atau pembuatan alat dilapangan berupa kerangka dan

alat-alat kelengkapan untuk membuat mesin, pekerjaan ini disebut pekerjaan mekanik.

Proses assembly alat atau penyatuan komponen-komponen dilakukan apabila setiap

komponen telah ada untuk langsung disusun dalam kerangka alat tersebut.

3.5 Pasca Pembangunan

Proses pembuatan alat, finishing dan assembling merupakan detik-detik

terakhir perancangan alat bangkit listrik tenaga magnet tersebut, setelah itu akan siap

di operasionalkan oleh masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan berkelanjutan dari

pengoperasional perawatan serta perbaikan nantinya oleh manajemen pengelolaan

pembangkit listrik tenaga magnet.

19

BAB IV
ANALISA DATA

4.1 Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Magnet

Gambar 4.1 Pembanglit Listrik Tenaga Magnet

4.2 Perhitungan Magnet

a) Menentukan Jumlah Piringan Dudukan Magnet

Gambar 4.2 Piringan Dudukan Magnet

Kutub tersusun dari dua buah magnet permanen yang berhadapan dengan

syarat bahwa kutub magnet yang berhadapan sama jenis seperti


tampak pada gambar 2.6 , agar terjadi tolak meolak sehingga adanya gaya

dororong mendorong sehingga poros dapat berputar..

Dalam menentukan jumlah kutub setiap piringan rotor dalam

perenanaan ini didasari oleh rumus pada persamaan dengan beberapa nilai

yang telah diketahui yaitu frekuensi dan jumlah putaran

f
dimana :

n = kecepatan putar piringan rotor (rpm)

p = jumlah kutub rotor f = frekuensi

(Hz)

6000 = 8n

n = 750 rpm

22
b) Menentukaan jarak antara magnet dan keliling rotor

Gambar 4.3 Jarak Antara Magnet

Jarak antar magnet dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut : Tf

= sin 90° x b

Dengan :

Tf = jarak anatar magnet (mm) b

= diameter magnet (mm)

Tf = sin 90° x b

= 1 x 23 mm

= 23 mm

Hasil dai nilai jarak magnet ini akan digunakan dalam mencari keliling rotor.

Untuk mencari keliling rotor masih mengacu terhadap gambar 2.6 , dengan

menggunakan persamaan berikut :

Kr = (Tf x 8 ) + (a x 12)

Dengan :

Kr = keliling motor (mm) a = tebal magnet (mm)

Tf = jarak anatar magnet (mm)

23
Kr = (Tf x 8 ) + (a x 12)

= (23 x 8 ) + (7 x 12)

= 240 mm

c) Menentukan berat piringan dudukan magnet

Gambar 4.4 Piringan Rotor

Dalam menentukan piringan rotoe seperti tampak pada gambar 2.6 ,

yang digunakan dalam perancangan magnet ini digunakan

persamaan berikut :

Bpr = Kr x Tpr x þ alummunium Dimana

Bpr = berat piringan rotor (gr)

Kr = keliling rotor (mm) Tpr =

tebal piringan rotor (mm)

f = massa jenis alummunium

Bpr = Kr x Tpr x þ alummunium

= 240 x 15 x0,0278

= 100,08 gr

24
d) Menentukan luas daerah magnet

Amagn =

96 mm

e) Menentukan densitas fluks maksimum

Dalam perencanaan rotor ini dengan bentuk silinder maka dalam mencari

densitas fluks maksimum menggunakan persamaan :

𝐿𝑚
B max = Br

Dimana :

Br = densitas fluks magnet (nilai br merupakan nilau ketetapan dari jenis

magnet NdFeB N42 Ni)

Lm = tebal magnet (mm)

𝜕 = jarak antara rotor dengan startor (mm)

𝐿𝑚
B max = Br

= 1,26 T

f) Menentukan kerapatan fluks magnetik

Dalam perencanaan rotor ini dengan menggunakan silinder maka dalam

mencari fluks magnetik menggunkan persamaan :

Ø max = Amagn . Bmax

= 9,7 mm x 1,26
= 12,22

25
= 0,0001222 Webber

4.3 Perencanaan Poros

Gambar 4.5 Poros Kuningan


a. Menentukan momen puntir (T)

T=5.

T=5.
T = 1380,101 Nmm

b. Tegangan Geser (τg)


𝜎𝑏
τg = , dimana :
- τg = tegangan geser yang diizinkan (kg/mm²)
- σb = Kekuatan tarik bahan (bahan yang diambil
Kuningan mempunyai τb : 25,6 kg/mm²)
-Skf1 = 6
-Skf2 = 1,3 – 3,0

τg = Kg/mm²

c. Menentukan Momen Poros

∑Ma = 0 searah jarum jam positif (+)


= -f1.r +f2.r +f3.r – Rb.r +f4.r
= -2,94.160 + 0,981. 150 + 0.981.240 – Rb.380 + 2,94 . 540

380 Rb = 1499,79

26
Rb = N

∑Mb = 0 searah jarum jam positif (+)


-f4 + Ra – F2 – F3 + R= 0
Ra = 2,94 – 0.981 – 0, 981 + 3, 94 – 2, 94
Ra= 1,978 N

Gaya Momen :

X = 0, Mx = Ma = Ra . 0 = 0

X = 350, Mx = Mc = Ra . 150

= 1,978 . 150

= 296,7 Nmm

X = 240, Mx = Mb = Ra . 240 – F . 80

= 396,24 Nmm

X = 380, Mx = Md = Ra . 380 – F 240 + f3 . 150

= 663,35 Nmm

X = 540, Mx = Md = Ra . 540 – F. 390 - f . 310 + Rb. 160

= 1011,82 Nmm

d. Menentukan Diameter poros yang digunakan menggunakan


rumus :

ds =
dimana :
ds = diameter poros (mm)
τa = tegangan izin bahan (kg/mm²)

Cb = Faktor koreksi aibat beban lentur (1,2 - 2,3)


Kt = Faktor koreksi momen puntir (1.5 – 3)

27
T = Momen puntir (kg.mm)

ds =

ds = 15,03 mm

4.4 Perhitungan Pulley

Gambar 4.6 Perhitungan Pulley


a. Menghitung perbandingan antara digerakkan dan menggerakkan Diketauhi :
- Putaran poros 𝑛1= 750 rpm

- Putaran Pulley besar yang diharapkan 𝑛2= ........ ??

- Diameter Pulley penggerak (dp) = 10 inchi (254 mm) -

Diameter Pulley yang digerakkan (Dp) = 3 inchi (76,2 mm)

Rumus:

2500 rpm

28
4.7 Perhitungan Sabuk

a. Menghitung panjang sabuk

Diketauhi : (dp) = 10 inchi (254 mm)

(Dp) = 3 inchi (76,2 mm)

C1 = 300 mm

Rumus : L = 2 x C1 + (Dp + dp) +

= 2 x 300 +
= 300 + 518,517 + 90,91
L = 909, 427 mm

b. Menghitung jarak sumbu poros yang sebenarnya


(C2) b = 2 x L – 3,14 (Dp + dp) b = 2 x 909,427 –
3,14 (330,3) b = 781,712 mm

b ± √ 𝑏 ²−8 (𝐷𝑝 −𝑑𝑝 )²


C2 = 8

C2 =
C2 = 195, 42 mm

c. Sudut Kontak (Ø)

29
Gambar 4.7 Sudut Kontak

Ø = 180° -

Ø = 180° -
Ø = 180° - 27,23
Ø = 128,17°

d. Kecepatan Linear v

v=
v = 2,98 m/s

4.5 Perhitungan Bantalan

Sebelum menghitung umur bantalan harus diketahui gaya total (Ft)


yangterjadi pada bantalan. Beban yang terjadi pada motor adalah sebagai berikut :

W=mxg

= 0.3 kg x 9,8 m/s2

= 2,94 N

Gaya beban yang bekerja pada titik tengah poros berupa piringan rotor
berjumlah dua bagian sebagai berikut :

W=mxg

30
= 0,1 kg x 9,8 m/s2

= 0,981 N

Sehingga beban total yang terjadi pada bantalan adalah sebagai berikut :

W total = W Pulley + W Piringan

= 5,88 N + 1,962 N

= 7,864 N

Gaya yang terjadi pada bantalan adalah sebagai berikut :

Fr =

= 2,321 N

Gaya aksial yang terjadi pada bantalan adalah sebagai berikut :

Fa =

dimana :

Fa = gaya aksial

Fr = gaya radial

Y = faktor gaya aksial

Jadi : Fa =

= 0,400 N

31
Berdasarkan tabel faktor-faktor V,X,Y dan Xo, Yo karena bantalan ini merupakan
bantalan baris tunggal dengan spesifikasi bearing menunjukkan e = 0,35 dan V =
1 (bantalan dengan cincin dalam yang berputar) dimana :

Berdasarkan tabel maka jika < e, maka dapat ditentukan faktor untuk
perhitungan beban ekivalen yaitu V= 1 , X = 0,56, Y = 1,45

Untuk menghitung beban dinamis ekivalen pada bantalan digunakan persamaan


sebagai berikut :

P = V.X. Fr + Y. Fa

= 1 x 0,56 x 2,321 + 1,45 x 0,4

= 1, 915N

Setelah diketahui beban yang bekerja yang terjadi pada bantalan, maka
selanjutnya adalah melakukan perhitungan teoritis umur pakai bantalan. Untuk
menghiutng umur bantalan ini maka digunakan persamaan sebagai berikut :

p
𝐶
L 10 =(

= 339,426 putaran
Perhitungan diatas merupakan perhitungan umur bantalan berdasarkan putaran.
Sedangkan umur pakai bantalan berdasarkan jam operasinya menggunakan
persamaan sebagai berikut :

Lh = 106 L10

32
= 9523,73 jam

= 1,1 tahun

4.6 Analisa biaya


Analisa biaya adalah salah satu pertimbangan dalam merencanakan sebuah alat
yang berupa mesin, yang mempengaruhi selama pembuatan alat yaitu:
1. Biaya pembelian bahan baku
2. Waktu pengerjaan
3. Biaya Listrik
4. Biaya Keseluruhan
5. Harga jual alat

4.6.1 Biaya Pembelian Bahan Baku


Biaya pembelian bahan baku merupakan biaya pembelian material yang
digunakan untuk memproduksi alat atau mesin pembangkit listrik tenaga magnet
ini secara keseluruhan, besar biayanya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.1 Pembelian bahan baku


No Nama bagian Bahan Ukuran Harga Total
(Rp) (Rp)

Rangka Kayu 40 x 60 250.000 250.000


1

Poros Kuningan 700 mm 160.000 160.000


2

Piringan Rotor Alumunium Ø 90 mm 300.000 300.000


3 x 25 mm

Strator Alummunium Ø 12 inchi 252.000 252.000


4

Dudukan Magnet Alummunium 1,4 m 150,000 150.000


5

33
Magnet Besi Paduan Ø 23 mm 1.350.000 1.350.000
8 x 7 mm

2.462.000
Jumlah
Biaya pembelian komponen satandar merupakan pembelian komponen atau
alat yang banyak dijual di pasaran. Biaya pembelian komponen standar dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 4.2 Biaya pembelian komponen standar
No Nama barang Jumlah Harga (Rp) Total (Rp)

Pulley 2 buah 190.000 190.000


1

V belt A -26 1 buah 50.000 50.000


2
Bantalan bearing 2 buah 33.000 66.000
25 mm
3
Batu gerinda potong 2 buah 9.000 18.000
4

Baut m 5 x 50 mm, 16 buah 1000 16.000


6
340.000
Jumlah
Jadi biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan pembangkit listrik tenaga magnet
ini adalah: 2.462.000 + 340.000 = 2.802.000 rupiah.

4.6.2 Biaya Pembutan Alat dengan Mesin

Dalam perhitungan harga permesinan didapat dari waktu yaitu, waktu pengerjaan
komponen dari alat tersebut ditambah dengan biaya operator dan biaya lainnya.
Waktu pemesinan adalah waktu saat pengerjaan komponen dengan menggunnakan
mesin mulai dari mata potong mulai bekerja.

34
1) Kerja mesin bubut
Perhitungan waktu menggunakan mesin bubut, dan waktu
pemotongan pemuatan digunakan rumus.

Bubut rata =
Keterangan: L = panjang benda kerja yang akan dibubut
i = jumlah pemakanan
F = besar pemakanan
D = diameter benda kerja
V = kecepatan potong

• Proses pembubutan poros

Rata-rata pembubutan poros =

= 29,96 menit

Waktu persiapan alat dan waktu penyetelan salama 25 menit.


Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk membubut poros adalah:
= 29,96 + 30
= 59,9 menit

• Proses pembubutan dudukan magnet

Rata-rata pembubutan poros =

= 23,82 menit

Waktu persiapan alat dan waktu penyetelan salama 25 menit.


Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk membuat 1 dudukan magnet
adalah :
23,82 + 25 menit = 48,82 menit
Banyak dudukan magnet yang akan di buat adalah 24 buah. Jadi
waktu pengerjaan adalah :
48,82 + ( 23,82 x 23) = 596,68 menit

35
Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk membubut adalah:
= 596,68 + 59,9
= 656,58 menit
= 10,9 jam
2) Kerja mesin miling melobangi dudukan magnet
Waktu memiling dihitung berdasarkan lamanya cutter memotong
benda kerja sampai berhenti menghasilkan bram. Waktu pemotongan
dihitung dengan:

Keterangan: D = diameter pemotongan

d = diameter kedalaman pemotongan

f = besar pemotongan

T = waktu pemotongan

L = panjang benda kerja/panjang pemakanan

Miling yang dilakukan pada rangka dudukan magnet adalah:

Diketahui: D = 16 mm d = 2 mm

F = 0,5 mm
L = 15 mm

Jawab: menit

Waktu persiapan alat dan waktu penyetelan salama 30 menit.

Jadi total waktu yang dibutuhkan adalah:


= 48 (24) + 30
= 1182 menit

36
= 19,7 jam

3) Kerja mesin bor


Waktu pengerjaan dengan menggunakan mesin bor dapat dihitung
dengan rumus:

Waktu pengeboran
Keterangan: L = dalam pengeboran
F = besar pemakanan n = jumlah
putaran mesin bor (rpm) d = diameter
mata bor
Pengerjaan pengeboran dilakukan pada untuk pemasang dudukan
magnet .
Ketebalan kerangka 8 mm, pemakanan 0,1 mm/putaran dan
kecapatan potong 20 mm/ menit dan diameter 5 mm.

- N
N = 1273,88 rpm

Waktu pengeboran 6 menit

Karena jumlah lobangnya ada 32 lobang 5 mm, ditambah waktu


penyetelan dan waktu penyiapan alat selama 30 menit maka:

- 0,06 x 32 = 1,92 menit


Jadi waktu yang digunakan untuk mengebor rangka dudukan magnet
adalah; 1,92 + 30 = 31.92 menit.

Waktu yang digunakan untuk membuat pembangkit listrik tenaga magnet ini
adalah :
Kerja mesin bubut = 656,58 menit

Kerja mesin milling = 1182 menit

Kerja mesin bor = 31,38 menit

Pembuatan rangka = 2160 menit +

37
Total = 4029,96 menit atau 67,32 jam
4.6.3 Biaya Lisrik

Dalam menentukan biaya listrik di gunakan rumus sebagai berikut:

C = T . P . R

Dimana :

C = cosh (Rp)

T = waktu (Jam)

P = daya (Kwh)

R = Tarif Biaya Pemakaian = 1467,28 / Kwh

a. Untuk mesin bubut


Diketahui : P = 2,86 Kwh
T = 38 jam
R = Rp 1462,28
Maka : C = 10,9 jam . 2,86 Kwh . Rp 1467,28
= Rp 45.740
b. Untuk mesin milling
Diketahui : P = 3 Kwh R = Rp 1467,28
T = 19,7 Jam
Maka : C = 19,7 jam x 3 Kwh x Rp 1467,28
= Rp 86.716
c. Untuk mesin bor
Diketahui : P = 0,608 Kwh
T = 31,38 menit
R = Rp 1467
Maka : C = 0,31 jam x 0,608 Kwh x Rp 1467
= Rp 276,5
Jadi Total biaya listrrik yang telah di gunakan dalam pembuatan
mesin ini adalah :
Ctot = Mesin bubut + Mesin milling + Biaya listrik

38
= Rp 45.740 + Rp 86.716 + Rp 276,5
= Rp 132.732,5
4.6.4 Biaya Keseluruhan
Biaya keseluruhan dalam pembuatan mesin ini dapat kita lihat pada
perhitungan berikut ini :
= Biaya Bahan + Biaya Listrik
= Rp. 2.802.000 + Rp 132.732
= Rp. 2.934.732 4.6.5
Harga Jual Alat
Dalam menentukan beberapa besar harga jual alat ini, terlebih
dahulu kita harus mengetahui berapa besar biaya
perencanaan,pajak,biaya penjualan,dan biaya lain-lainnya : a. Biaya
Perencanaan
Biaya perencanaan = 25 % x biaya keseluruhan
= 25 % x Rp. 2.934.742
= Rp. 733.685
b. Pajak
Pajak = 20 % x Biaya Keseluruhan
= 20 % x Rp. 2.934.742
= Rp. 586.948

c. Biaya Penjualan
Keuntungan = 5% x Biaya keseluruhan
= 5% x Rp. 2.934.742
= Rp. 146.737
Promosi = 30% x Biaya keseluruhan
= 30% x Rp. 2.934.742
= Rp. 880.422
Jadi biaya penjualan total adalah = Keuntungan + Promosi
= Rp. 146.737 + Rp. 880.422
= Rp. 1.027.159
d. Biaya lain-lain

39
Biaya lain-lain = 10% xRp 2.934.742
= Rp. 293.474
Maka harga jual dari mesin ini adalah :
a. Biaya Keseluruhan = Rp. 2.934.732
b. Biaya Perencanaan = Rp. 733.685
c. Biaya Pajak = Rp. 586.948
d. Biaya Penjualan = Rp. 1.027.159
e. Biaya lain-lain = Rp. 293.474
Total = Rp. 4.915.698

4.7 Perawatan
Perawatan (maintenance) dapat diartikan sebagai
kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan dan
mengadakan perbaikan serta penggantian pada komponen/alat yang mengalami
kerusakan, sehingga mesin dapat bekerja secara maksimal sesuai dengan yang
diinginkan.

Adapun tujuan utama dari fungsi perawatan adalah :

1. Menjaga kondisi mesin


2. Menjaga kelancaran kinerja mesin agar dapat memenuhi kebutuhan sesuai
dengan rencana pekerjaan
3. Keselamatan para pekerjan
Secara umum perawatan dibagi atas 3 bagian yaitu :

4.7.1 Perawatan Prediktif

Yaitu perawatan yang dilakukan untuk mengetahui/memprediksi terhadap


kerusakan-kerusakan yang akan terjadi. Adapun hal-hal dalam perawatan prediktif
pada mesin ini adalah :

1. Penganalisaan terhadap keausan pada silinder


2. Pendeteksian terhadap putaran motor dan speed
3. Penganalisaan terhadap getaran yang ditimbulkan motor.

40
4.7.2 Perawatan Preventif

Yaitu perawatan yang silakukan secara rutin, yang berfungsi untuk menjaga
kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerusakan. Contoh kegiatan perawatan
preventif yaitu seperti pembersihan, pelumasan dan pengencangan baut. Perawatan
ini lebih terfokus pada penjagaan mesin agar selalu berada dalam kondisi stabil.
Perawatan ini dilakukan dengan cara:

1. Pembersihan (Cleaning)
Yaitu suatu tindakan yang dilakukan untuk membersihkan mesin/peralatan
dari debu, cemaran, kontaminasi yang dapat mengakibatkan terjadinya gesekan,
getaran, gerakan yang tidak normal, kerusakan/cacat dan penurunan mutu
kepresisian pada bagian yang bergerak.

2. Pelumasan (Lubrication)
Dengan cara memberikan pelumas pada bagian-bagian yang memerlukan pelumas.
Hal ini sangat perlu dilakukan karena mengabaikan pelumasan akan mengakibatkan
beberapa kerugian seperti: Mesin berhenti tiba-tiba, kerusakan yang tidak biasa.
Gangguan pada peralatan juga disebabkan oleh pengikisan/keausan dan kelebihan
panas yang dapat berpengaruh terhadap peralatan serta menyeluruh, sehingga
peralatan tidak dapat digunakan dengan efektif.

3. Pengencangan Baut (Bolting)


Sambungan yang rusak/copot sangat berpengaruh pada kerusakan peralatan salah
satunya adalah sambungan baut. Baut yang lepas akibat getaran dapat
mengakibatkan kerusakan. Lebih dari itu baut yang longgar dapat melonggarkan
baut-baut yang lain. Situasi seperti ini akan menghsilkan getaran dan menghasilkan
efek beruntun dan akan mengakibatkan kerusakan yang parah sebelum kita
menemukan permasalahannya.

4.7.3 Perawatan Korektif

Yaitu perawatan yang dilakukan dengan cara mengganti komponen/alat yang


rusak dikarenakan kerusakan yang cukup berat. Adapun metode pendekatan untuk

41
pemecahan masalah dalam melakukan perawatan dan perbaikan adalah sebagai
berikut.

1. Identifikasi masalah
2. Mendefenisikan tujuan/menetapkan tujuan
3. Mencatat semua data yang relevan
4. Menguji data dengan cara yang sistematis
5. Mengembangkan solusi yang memungkinkan
6. Pilih solusi terbaik
7. Laksanakan solusi yang telah dipilih
8. Tindak lanjuti/periksa hasil pekerjaan

Perawatan korektif ini merupakan perawatan terhadap kerusakan yang diakibatkan


adanya kelalaian dalam perawatan prediktif dan preventif, sehingga mesin/alat
mengalami kerusakan yang sangat berat, solusi dari permasalahan ini adalah
dengan cara mengganti komponen yang rusak dengan komponen yang baru.

42
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan mengenai kinerja pembangkit listrik tenaga magnet dan beberapa saran

yang diharapkan dapat lebih mengoptimalkan kinerja alat.

5.1 Kesimpulan

• Komponen-komponen utama yang ada pada pembangkit listrik

tenaga magnet adalah magnet permanen, cincin poros, dudukan

luar,dudukan magnet, poros alumunium, rangka kayu, pully, sabuk,

bearing, baut dan muar.

• Dari hasil rumus dengan adanya magnet 15 buah maka dapat di

hasilkan putaran poros 750 rpm. Dari putaran poros 750 rpm dapat

menghasilkan listrik 30 watt.

5.2 Saran

• Dalam proses penyetelan magnet haruslah hati-hati di karenakan

daya tarik magnet sangatlah kuat, jika terlepas maka kemungkina

tangan akan luka dan magnet akan pecah.

• Jika terdapat kendala selama proses pembuatan Tugas Akhir

mahasiswa diharapkan berkonsultasi dengan dosen pembimbing

• Akan lebih baik Politeknik Negeri Padang memberikan fasilitas

dan dukungan dalam proses pembuatan Tugas Akhir

mahasiswanya
• Mahasiswa lebih baik dimudahkan mengakses Tugas-tugas Akhir

senior yang lalu dengan meminjam ke perpustakaan atau

diletakkan di jurusan masing-masing.


40
DAFTAR ISI

Halaman Judul Lembar Pengesahan Halaman Persembahan Lembar


Uraian tugas Lembar Asistensi Abstrak Kata Pengantar
............................................................................................ i Daftar Isi
..................................................................................................... iii
Daftar Gambar ...........................................................................................
vi Daftar Tabel ..............................................................................................
viii BAB I PENDAHULUAN
............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 2
1.4 Tujuan ............................................................................................... 2
1.5 Metodologi Pengambilan Data ..........................................................
2
1.6 Susunan Penulisan Tugas Akhir ........................................................ 3

BAB II DASAR TEORI ..............................................................................


5
2.1 Energi Listrik .................................................................................... 5
2.2 Magnet ............................................................................................... 5
2.3 Hukum Lenz dan Hukum Maxwell ...................................................
5
2.3.1 Hukum Lenz .......................................................................... 5
2.3.2 Hukum Maxwell ................................................................... 6
2.4 Sifat-Sifat Magnet ..............................................................................
6
2.5 Jenis-Jenis Magnet .............................................................................
8
2.6 Generator ...........................................................................................
9
2.7 Analisis Dasar Perhitungan ................................................................
9
2.7.1 Poros .......................................................................................... 9

i
2.7.2 Bantalan...................................................................................
10
2.7.3 Sabuk .......................................................................................
11
2.8 Komponen-Komponen Mesin ........................................................... 12

BAB III METODOLOGI .........................................................................


17

3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................... 17


3.2 Diagram Alir Tugas Akhir ............................................................... 17
3.3 Alat dan Bahan ................................................................................ 18
3.3.1 Alat ..................................................................................... 18
3.3.2 Bahan ................................................................................... 18
3.4 Tahap Peaksanaan ............................................................................. 19
3.5 Pasca Pembangunan .......................................................................... 19

BAB IV ANALISA DATA ........................................................................


20

4.1 Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Magnet ........................... 20


4.2 Perhitungan Magnet ......................................................................... 20
4.3 Perencanaan Poros ........................................................................... 26
4.4 Perhitungan Pulley ...........................................................................
28
4.5 Perhitungan Sabuk ........................................................................... 29
4.6 Perhitungan Daya .............................................................................
33
4.7 Perhitungan Bantalan ....................................................................... 30
4.8 Analisa Biaya ................................................................................... 33
4.8.1 Pembelian Bahan Baku ........................................................ 33
4.8.2 Biaya Pembuatan Alat Dengan Mesin ................................. 35
4.8.3 Biaya Listrik ......................................................................... 38
4.8.4 Biaya Keseluruhan ............................................................... 39
4.8.5 Harga Jual Alat ..................................................................... 39

ii
4.8 Perawatan .......................................................................................... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................


43

5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 43


5.2 Saran ................................................................................................
43

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Poros ..........................................................................................


12
Gambar 2.2 Bantalan ................................................................................... 13
Gambar 2.3 Pulley .......................................................................................
14
Gambar 2.4 Sabuk ....................................................................................... 14
Gambar 2.5 Macam-Macam Mur dan Baut ................................................ 15
Gambar 2.6 Sudu Turbin .............................................................................. 16
Gambar 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Magnet ......................................... 21
Gambar 4.2 Piringan Dudukan Magnet ...................................................... 21
Gambar 4.3 Jarak Antara Magnet ................................................................ 23
Gambar 4.4 Piringan Rotor .......................................................................... 24
Gambar 4.5 Poros .........................................................................................
26
Gambar 4.6 Perhitungan Pulley ................................................................... 28
Gambar 4.7 Sudut Kontak ............................................................................ 30
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pembelian Bahan Baku ................................................................ 34


Tabel 1.2 Biaya Pembelian Komponen Standar .......................................... 34

iii
DAFTAR PUSTAKA

1. Achmad, Zainun. 2006. Elemen Mesin I. Bandung : PT. Refika Aditama.


2. E, Shigley. J dan D, Mitchell. L. Perencanaan Teknik Mesin. Jakarta:
Erlangga, 1986.
3. Harahap, Gandhi. 1999. Perencanaan Teknik Mesin. Jakarta :Erlangga
4. Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. A Text Book of Machine Design. New Delhi:
Eurasia Publishing House (Pvt.) LTD., 1982.
5. Robert L. Mott, P.E. Elemen-Elemen mesin dalam perancangan mekanis. Andi.
Yogyakarta
6. Sonawan, Heri. 2010. Perancangan Elemen Mesin. Bandung : CV. Alfabeta.
7. Sularso. 1997. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta :
PT. Pradnya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai