Anda di halaman 1dari 3

Maria:

2.2.6 Examples:
(a). Tentukan himpunan A dimana x ∈ R sedemikian sehingga |2 x+ 3|<7.
Dari sebuah modifikasi pada 2.2.2 (c0 untuk kasus pertidaksamaan nilai mutlak,kita melihat
bahwa x ∈ R jika dan hanya jika−7<2 x +3<7 , yang memenuhi jika dan hanya jika −10<2 x< 4 .
Dengan 2 sebagai factor pembagi, kita simpulkan bahwa A={ x ∈ R :−5< x <2 }.

(b). Tentukan himpunan B ≔ { x ∈ R :|x−1|<|x|}.

Metode pertama yang akan dipakai disini yaitu dengan mempertimbangkan kasus sehingga
symbol nilai mutlak dapat dihilangkan. Kita ambil 3 kasus yaitu:
(i). x ≥ 1
(ii). 0 ≤ x<1
(iii). x <0
Mengapa kita harus menyusunnya ke dalam 3 kasus?
Karena dalam kasus (i) pertidaksamaan menjadi x−1<0 ,tentu saja pertidaksamaan ini
memenuhi tanpa pembatasan lebih lanjut. Oleh karena itu , semua nilai x sedemikian sehingga
x ≥ 1 termasuk ke dalam himpunan B.
1
Pada kasus (ii pertidaksamaan berubah menjadi −( x−1 ) < x , dimana mengharuskan x > . Jadi
2
1
pada kasus (ii)memberikan kontribusi semua nilai x sedemikian sehingga < x <1 kehimpunan B
2
.
Pada kasus (iii), pertidaksamaan berubah menjadi −( x−1 ) ← x , yang ekuivalen dengan 1<0 .
Karena pernyataan ini salah, tidak ada nilai x pada kasus (iii) yang memenuhi pertidaksamaan.
Maka, setelah 3 kasus tersebut digabung, kita menyimpulkan bahwa Himpunan B

{
¿ x∈R: x>
1
2 }
Selanjutnya, terdapat metode kedua untuk menentukan Himpunan B berdasarkan fakta bahwa
a< b jika dan hanya jika a 2< b2 ketika keduanya a ≥ 0 dan b ≥ 0. (Lihat 2.1.13(a))

Jadi, pertidaksamaan nilai mutlak |x−1|<|x| yang ekuivalen dengan pertidaksamaan nilai
2 2 2
mutlak |x−1| <| x| . Karena |a| =a 2 untuk setiap a pada 2.2.2(b), kita dapat perluas kuadrat
1
tersebut sehingga didapat x 2−2 x+1< x 2, yang disederhanakan menjadi x > .
2
{ 1
Jadi, kita sekali lagi mendapatkan bahwa Himpunan B ¿ x ∈ R : x >
2 }
. Metode kuadrat ini

terkadang digunakan untuk meningkatkan kemampuan, tetapi seringkali kasus tidak dapat
dihindari Ketika harus berhadapan dengan nilai mutlak.
Sebuah gambaran grafik pertidaksamaan diperoleh dengan membuat sketsa grafik dari y=| x|
dan y=| x−1|, dan mengintepretasikan pertidaksamaan |x−1|<|x|, menjadikan grafik
y=| x−1| yang terletak dibawah grafik y=| x|. Lihat pada gambar 2.2.1 dibawah ini.

(c). Selesaikan pertidaksamaan |2 x−1|≤ x +1.


1
Terdapat dua kasus yang bisa dibuat. Jika x < , maka |2 x−1|=−2 x +1 dan pertidaksamaan
2
1
menjadi −2 x+1 ≤ x+1, yang mana x ≥ 0 . Jadi kasus pertama memberi tahu kita bahwa 0 ≤ x ≤ .
2
1
Untuk kasus kedua, kita asumsikan bahwa x ≥ , yang memberikan kita pertidaksamaan yakni
2
1 1
2 x−1≤ x +1, atau x ≤ 2. Karena x ≥ , kita dapatkan ≤ x ≤ 2.
2 2
Dengan menggabungkan kedua kasus, kita peroleh hasil yaitu 0 ≤ x ≤ 2. Lihat pada gambar 2.2.2
dibawah ini.
(2 x 2 +3 x+1)
(d). Diberikan fungsi f yang didefinisikan dengan f ( x ) := untuk 2 ≤ x ≤3 .
( 2 x−1)

Tentukan konstanta M sedemikian sehingga |f ( x) ≤ M|, untuk setiap 2 ≤ x ≤3 .

|2 x 2 +3 x+1|
Diketahui |f ( x)|=
|2 x−1|
Dari pertidaksamaan segitiga maka diperoleh,

|2 x 2+3 x +1|≤|2 x 2|+|3 x|+|1|


¿ 2|x |+ 3| x|+ 1
2

≤ 2|( 3 ) |+3|( 3 )|+1


2

¿28
Karena |x|≤3 masih dalam pertimbangan yakni
|2 x−1|≥|2 x|−|1|
≥||2(2)|−1|

¿3

|2 x 2−3 x +1| 28 28
Sehingga |f ( x)|= ≤ . Jadi, dengan mengambil M = , diperoleh |f ( x)|≤ M ,
|2 x−1| 3 3
untuk setiap 2 ≤ x ≤3 .

Anda mungkin juga menyukai