Anda di halaman 1dari 10

TESTANA ENGINEERING

Soil Testings & Research Administration

SR.RC-01/ DL.DM.06-12/ 2022.

LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH

Proyek : Rumah Tinggal, 3 Lantai.


Lokasi : Pakuwon City Laguna Regency D13 No. 7, Surabaya.
Relasi : Bapak Ronald Chang, SH.

DAFTAR ISI

I. INFORMASI PROYEK 1
II. TANAH BAWAH 1
III. KAJIAN TEKNIS 3

LAMPIRAN

A.1.1. to A.1.3. Dutch Cone Penetrometer Test.


A.2. Soil Profile In Cross Section (NTS)
A.3. Bearing Capacity of Pile Foundation.

Surabaya, 23 Juni 2022.


CV. Testana Engineering

COPY
06.23.22.
TESTANA
Dimas Anggraito, S.T., M.T.
-------------------------------------
Manajer Teknik

Jl. Opak 66, Surabaya. Telp./ fax. (031) 5678329 (Hunting) E-mail. testanaengineering@gmail.com
TESTANA ENGINEERING.
Soil Testings & Research Administration

I. INFORMASI PROYEK

Nama proyek : Rumah Tinggal, 3 Lantai.


Lokasi : Pakuwon City Laguna Regency D13 No. 7, Surabaya.
Relasi : Bapak Ronald Chang, SH.
Tujuan penyelidikan : Untuk mengungkapkan kekuatan, kondisi, dan struktur lapisan2 tanah
bawah lokasi yang bersangkutan, guna menunjang perencanaan
pondasi bangunan tsb.; sehingga dapat direncanakan pilihan pondasi
yang aman, efisien, serta dimungkinkan dalam pelaksanaannya;
sedapat mungkin dengan jasa lokal yang tersedia (tujuan ekonomis).
Pekerjaan di lapangan : 3 titik uji sondir (CPT, Cone Penetration Test), dengan menggunakan
penetrometer mekanis model GMF, Holland, kapasitas 2.5 ton, sesuai
ASTM D-3441.
Level muka tanah : Lebih tinggi (El ±0.70 m) thd. permukaan as jalan di depan lahan ybs.
Posisi titik-titik uji : Diilustrasikan pada Gambar 1 (tanpa skala) berikut ini.
Pot I-I COPY
Lahan kosong
06.23.22.
S-1
TESTANA

Lahan kosong S-2 Rumah tinggal

Pot I-I

S-3

Jalan

Gambar 1. Sketsa letak titik-titik penyelidikan tanah.

II. TANAH BAWAH

Hasil-hasil pengujian 3 titik sondir yang telah dilaksanakan disajikan dalam grafik pada
lampiran A.1. Schmertmann (1978) mengusulkan klasifikasi yang berguna untuk menentukan
jenis dan konsistensi tanah dengan mengkorelasikan nilai tahanan ujung sondir (qc) terhadap

1
TESTANA ENGINEERING.
Soil Testings & Research Administration

nilai rasio gesekan (FR). Interpretasi hasil pengujian sondir menggunakan korelasi dari
Schmertmann pada masing2 area selanjutnya disajikan melalui kajian berikut ini :
qc (kg/cm2) FR (%)

0 50 100 150 200 250 0 2 4 6 8 10


0 0
S-1

S-2

S-3

4 4

8 8
COPY
Depth (m)
06.23.22.
12 12
TESTANA

16 16

20 20

24 24

Gambar 2. Sistem klasifikasi tanah dan profil tahanan ujung konus (qc) rasio gesekan tanah (Fr)

Berdasarkan hubungan antara tahanan ujung konus (q c, kg/cm2) dan rasio gesekan (FR,
%), tersusun oleh pasir reklamasi dengan tingkat kepadatan tanah lepas s/d agak padat hingga
kedalaman ±3.8 m. Kondisi lapisan tanah selanjutnya tersusun oleh lempung berlanau
berkonsistensi amat lunak s/d lunak, yang didapati hingga kedalaman ± 12.8 m. Lapisan
selanjutnya hingga kedalaman ±17.0 m tersusun oleh lempung berlanau lunak s/d kaku. Lapisan
tanah berikutnya hingga kedalaman akhir pengujian sondir diperkirakan tersusun oleh pasir
dengan tingkat kepadatan tanah agak padat s/d amat padat.

Penetrasi titik-titik uji sondir terhenti pada saat dicapainya pembacaan manometer  250
kg/cm², diduga terhalang oleh pasir cukup padat yang tak dapat ditembus oleh bikonus Untuk
keperluan data perencanaan lebih lanjut dan untuk memastikan kondisi lapisan2 tanah di bawah
kedalaman maks sondir, disarankan melakukan pemboran dalam, minimal disertai dengan SPT
(Standard Penetration Test).

Tanpa pengujian lanjutan yang menunjang, nilai tahanan ujung ≥ 250 kg/cm2 tsb.
seyogyanya tidak serta-merta diinterpretasikan sebagai kekuatan tanah yang sebenarnya,

2
TESTANA ENGINEERING.
Soil Testings & Research Administration COPY
06.23.22.
TESTANA

sehingga dikhawatirkan adanya perlemahan kembali pada kedalaman2 dibawahnya, sehingga


kestabilan pondasi tiang tidak dapat dipastikan Pada laporan ini disajikan perkiraan stratifikasi
lapisan2 tanah setempat (lihat Potongan I-I pada lampiran A.2).

III. KAJIAN TEKNIS

III.1. Kajian Pondasi.

Dalam perencanaan pondasi setidaknya dipenuhi 2 kriteria penting, yakni kapasitas


dukung ijin pondasi terpasang  beban kerja, dibawah setiap kemungkinan pembeban yang
dipikulnya, dan kestabiliannya (a.l. thd. penurunan konsolidasi, geser, guling, dll.) harus aman
dan terjamin, deformasinya masih dalam batas 2 yang dapat diterima.

Dengan mempertimbangkan kondisi lapisan tanah yang ada, tanpa perbaikan tanah
penggunaan pondasi dangkal guna mendukung struktur utama bangunan tsb. kurang
disarankan. Untuk mendukung struktur dengan sietem pembebanan sedang hingga moderat
yang berasal dari pembebanan bangunan bertingkat 3 lantai, dikaji dengan sistem pondasi tiang
yang dibenamkan hingga lapisan tanah stabil, jauh dari permukaan. Kapasitas dukung pondasi
tiang diberikan pada lampiran A.2, diringkaskan sbb. :

Tabel 1. Perkiraan Kapasitas Dukung Pondasi Tiang.

Penampang Kedalaman Kapasitas Dukung Ijin Tekan


Data Sondir Tipe Tiang
(cm) (m) (ton/tiang)

S-3 Pracetak □25x25 17 23


20 37
□30x30 17 30
20 47
Bor Ø40 17 20
20 32
Ø50 17 27
20 42

Catatan : Kedalaman tiang yang tersaji pada Tabel-1 dihitung dari elevasi muka tanah pada saat
dilaksanakan pengujian titik-titik sondir dan harus dikoreksi bila dilakukan pekerjaan galian/ timbunan
yang merubah level muka tanah.

3
TESTANA ENGINEERING.
Soil Testings & Research Administration
COPY
06.23.22.
TESTANA

Tiang Pracetak.
 Perlu mempertimbangkan mobilitas peralatan berat disesuaikan dengan lokasi proyek ybs.

 Preboring pada tanah permukaan s/d kedalaman 3 m dapat dilakukan terlebih dahulu untuk

mengurangi kepadatan tanah dipermukaan yang tersusun oleh pasir reklamasi longgar s/d
padat, ditujukan untuk memudahkan laju penetrasibilitas tiang.
 Penyambungan elemen² tiang pracetak dan cara pengelasannya harus dilakukan sebaik

mungkin agar tiang tidak menyimpan potensi retak dan patah yang mengundang kegagalan
pondasi.
 Saat ini dimana lokasi proyek masih berupa lahan kosong, pemancangan tiang-tiang pracetak

akan ekonomis. Namun bilamana di kemudian hari, lahan proyek telah bermunculan
bangunan-bangunan lain, maka instalasi pondasi tiang pracetak dapat mempertimbangkan
sistem jacking ataupun pondasi tiang bor demi mengeliminir pengaruh getaran, polusi dan
kebisingan yang timbul selama pemancangan yang dapat mengundang keberatan dari
lingkungan disekitar lokasi proyek.
 Penggunaan pondasi tiang pracetak mini (20x20 cm) yang dibenamkan hingga lebih dari 18 m

kurang disarankan, rentan untuk mengalmi tekuk akibat faktor kelangsingan tiang dan
rendahnya tekanan lateral tanah lempung lunak seperti yang telah diungkapkan oleh hasil2
penyelidikan tanah.

Tiang Bor (cor di tempat).


Pondasi tiang bor diberikan sebagai pilihan yang menawarkan pelaksanaan minim
getaran dan kebisingan, serta desakan tanah akibat pemancangan. Hal penting di dalam
pelaksanaan tiang bor yang perlu diperhatikan yaitu pemboran dan pengecoran betonnya.
Penggunaan pipa tremmie saat pelaksanaan amat disarankan untuk menghindari terjadinya
seggregasi yang berpotensi menimbulkan keropos pada tiang.

III.2. Uji Pembebanan Tiang.

Sebagai pemeriksaan terhadap mutu dan kualitas pekerjaan pondasi tiang agar
memenuhi kriteria perencanaan, serta terutama untuk mengusahakan effisiensi dan terjaminnya
keamanan konstruksi, maka dapat dilakukan pengujian pile integrity test (ASTM D-5882) untuk
memastikan keutuhan tiang. Sementara untuk kapasitas dukung pondasi tiang dapat dilakukan
dengan uji pembebanan statis (ASTM D-1143) ataupun pengujian pembebanan dinamis (ASTM
D-4945) oleh penguji bersertifkat dan kompetensi dibidangnya.

(------ Akhir laporan ------)

4
TESTANA ENGINEERING, INC.
Soil Testings & Research Administration.

A.1.1. DUTCH CONE PENETROMETER TEST (ASTM D-3441)

Local friction, fs (kg/cm²) Cone resistance, qc (kg/cm²) Friction ratio, FR (%)


Total cummulative friction, TCF = x 10 (kg/cm)
-5 -4 -3 -2 -1 00 40 80 120 160 200 240 -10 -8 -6 -4 -2 0
0

4
COPY
5 06.23.22.
6 TESTANA

10

11

12
Depth (m)

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Maximum depth : 20.60 m Project : Rumah Tinggal, 3 Lantai. CPT Master : Abd.
Ground Surface Level : ± + 0.70 m Location : Pakuwon City Laguna Ragency D13, Sounding No : S-1
Ground Water Level : Unrecorded. No. 7, Surabaya. Date of test : 22 Juni 2022.
TESTANA ENGINEERING, INC.
Soil Testings & Research Administration.

A.1.2. DUTCH CONE PENETROMETER TEST (ASTM D-3441)

Local friction, fs (kg/cm²) Cone resistance, qc (kg/cm²) Friction ratio, FR (%)


Total cummulative friction, TCF = x 10 (kg/cm)
-5 -4 -3 -2 -1 0 40 80 120 160 200 240 -10 -8 -6 -4 -2 0
0

5
COPY
6 06.23.22.
7 TESTANA

10

11

12
Depth (m)

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Maximum depth : 17.40 m Project : Rumah Tinggal, 3 Lantai. CPT Master : Abd.
Ground Surface Level : ± + 0.70 m Location : Pakuwon City Laguna Ragency D13, Sounding No : S-2
Ground Water Level : Unrecorded. No. 7, Surabaya. Date of test : 22 Juni 2022.
TESTANA ENGINEERING, INC.
Soil Testings & Research Administration.

A.1.3. DUTCH CONE PENETROMETER TEST (ASTM D-3441)

Local friction, fs (kg/cm²) Cone resistance, qc (kg/cm²) Friction ratio, FR (%)


Total cummulative friction, TCF = x 10 (kg/cm)
-5 -4 -3 -2 -1 0 40 80 120 160 200 240 -10 -8 -6 -4 -2 0
0

8
COPY
9 06.23.22.
10 TESTANA

11

12
Depth (m)

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Maximum depth : 21.80 m Project : Rumah Tinggal, 3 Lantai. CPT Master : Abd.
Ground Surface Level : ± + 0.70 m Location : Pakuwon City Laguna Ragency D13, Sounding No : S-3
Ground Water Level : Unrecorded. No. 7, Surabaya. Date of test : 22 Juni 2022.
TESTANA ENGINEERING.
Soil Testings & Research Administration

A.2. SOIL PROFILE IN CROSS SECTION (NTS)

S-1 qc (kg/cm²) S-2 qc (kg/cm²) S-3 qc (kg/cm²)

0 30 60 90 120 150 0 30 60 90 120 150 0 30 60 90 120 150


0 0 0
1 1 Pasir reklamasi, 1
2 2 lepas s/d agak padat 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
6 6 6
Lempung berlanau,
7 amat lunak s/d lunak 7 7
8 8 COPY 8
Kedalaman (m)

9 9 9
06.23.22.
10 10 10
TESTANA
11 11 11
12 12 12
13 13 13
14 14 Lempung berlanau, 14
15 15 lunak s/d kaku 15
16 16 16
17 17 17
18 18 18
Pasir,
19 19 19
Agak padat s/d amat padat
20 20 20
21 21 21
22 22 22
23 23 23
TESTANA ENGINEERING.
Soil Testings & Research Administration

A.3. BEARING CAPACITY OF PILE FOUNDATION

Rumah Tinggal, 3 Lantai. COPY


Pakuwon City Laguna Regency D13 No. 7, Surabaya.
06.23.22.
PILE CONFIGURATION TESTANA
Material Type : Beton
Pile Moduli : 210000 (kg/cm2)

SUBSOIL STATIFICATION
Jumlah lapis : 3
Elevasi bawah lapis: 3.8 m
Jenis Tanah : Pasir
Elevasi bawah lapis: 16.6 m
Jenis Tanah : Lempung
Elevasi bawah lapis: 21.8 m
Jenis Tanah : Pasir

SAFETY FACTOR
Tip Resistance : 3
Shaft Resistance : 3

S O N P I L
Pile Bearing Capacity Based on Schmertmann–Nottingham (1967)

Qall Qall
CPT Cross Depth Qp Qs Qult
Pile Type compression Tension
ID Section (m) (ton) (ton) (ton)
(ton) (ton)
17 29.8 40.6 70.4 23.5 9.5
25x25
Driven 20 54.4 56.2 110.6 36.9 13.1
S-3
pile 17 42.9 48.3 91.2 30.4 11.3
30x30
20 72.8 67.0 139.8 46.6 15.6

L C P C
Numerical Analysis Computation Program of Pile Foundation
Based on Bustamante and Gianeselli Formula (1982)

Qall Qall
CPT Cross Depth Qp Qs Qult
Pile Type compression Tension
ID Section (m) (ton) (ton) (ton)
(ton) (ton)
17 14.8 46.0 60.8 20.3 10.7
40
Bored 20 18.6 78.1 96.7 32.2 18.2
S-3
pile 17 23.1 57.5 80.6 26.9 13.4
50
20 29.0 97.6 126.6 42.2 22.8

Anda mungkin juga menyukai