DAFTAR ISI
I. INFORMASI PROYEK 1
II. TANAH BAWAH 1
III. KAJIAN TEKNIS 3
LAMPIRAN
COPY
06.23.22.
TESTANA
Dimas Anggraito, S.T., M.T.
-------------------------------------
Manajer Teknik
Jl. Opak 66, Surabaya. Telp./ fax. (031) 5678329 (Hunting) E-mail. testanaengineering@gmail.com
TESTANA ENGINEERING.
Soil Testings & Research Administration
I. INFORMASI PROYEK
Pot I-I
S-3
Jalan
Hasil-hasil pengujian 3 titik sondir yang telah dilaksanakan disajikan dalam grafik pada
lampiran A.1. Schmertmann (1978) mengusulkan klasifikasi yang berguna untuk menentukan
jenis dan konsistensi tanah dengan mengkorelasikan nilai tahanan ujung sondir (qc) terhadap
1
TESTANA ENGINEERING.
Soil Testings & Research Administration
nilai rasio gesekan (FR). Interpretasi hasil pengujian sondir menggunakan korelasi dari
Schmertmann pada masing2 area selanjutnya disajikan melalui kajian berikut ini :
qc (kg/cm2) FR (%)
S-2
S-3
4 4
8 8
COPY
Depth (m)
06.23.22.
12 12
TESTANA
16 16
20 20
24 24
Gambar 2. Sistem klasifikasi tanah dan profil tahanan ujung konus (qc) rasio gesekan tanah (Fr)
Berdasarkan hubungan antara tahanan ujung konus (q c, kg/cm2) dan rasio gesekan (FR,
%), tersusun oleh pasir reklamasi dengan tingkat kepadatan tanah lepas s/d agak padat hingga
kedalaman ±3.8 m. Kondisi lapisan tanah selanjutnya tersusun oleh lempung berlanau
berkonsistensi amat lunak s/d lunak, yang didapati hingga kedalaman ± 12.8 m. Lapisan
selanjutnya hingga kedalaman ±17.0 m tersusun oleh lempung berlanau lunak s/d kaku. Lapisan
tanah berikutnya hingga kedalaman akhir pengujian sondir diperkirakan tersusun oleh pasir
dengan tingkat kepadatan tanah agak padat s/d amat padat.
Penetrasi titik-titik uji sondir terhenti pada saat dicapainya pembacaan manometer 250
kg/cm², diduga terhalang oleh pasir cukup padat yang tak dapat ditembus oleh bikonus Untuk
keperluan data perencanaan lebih lanjut dan untuk memastikan kondisi lapisan2 tanah di bawah
kedalaman maks sondir, disarankan melakukan pemboran dalam, minimal disertai dengan SPT
(Standard Penetration Test).
Tanpa pengujian lanjutan yang menunjang, nilai tahanan ujung ≥ 250 kg/cm2 tsb.
seyogyanya tidak serta-merta diinterpretasikan sebagai kekuatan tanah yang sebenarnya,
2
TESTANA ENGINEERING.
Soil Testings & Research Administration COPY
06.23.22.
TESTANA
Dengan mempertimbangkan kondisi lapisan tanah yang ada, tanpa perbaikan tanah
penggunaan pondasi dangkal guna mendukung struktur utama bangunan tsb. kurang
disarankan. Untuk mendukung struktur dengan sietem pembebanan sedang hingga moderat
yang berasal dari pembebanan bangunan bertingkat 3 lantai, dikaji dengan sistem pondasi tiang
yang dibenamkan hingga lapisan tanah stabil, jauh dari permukaan. Kapasitas dukung pondasi
tiang diberikan pada lampiran A.2, diringkaskan sbb. :
Catatan : Kedalaman tiang yang tersaji pada Tabel-1 dihitung dari elevasi muka tanah pada saat
dilaksanakan pengujian titik-titik sondir dan harus dikoreksi bila dilakukan pekerjaan galian/ timbunan
yang merubah level muka tanah.
3
TESTANA ENGINEERING.
Soil Testings & Research Administration
COPY
06.23.22.
TESTANA
Tiang Pracetak.
Perlu mempertimbangkan mobilitas peralatan berat disesuaikan dengan lokasi proyek ybs.
Preboring pada tanah permukaan s/d kedalaman 3 m dapat dilakukan terlebih dahulu untuk
mengurangi kepadatan tanah dipermukaan yang tersusun oleh pasir reklamasi longgar s/d
padat, ditujukan untuk memudahkan laju penetrasibilitas tiang.
Penyambungan elemen² tiang pracetak dan cara pengelasannya harus dilakukan sebaik
mungkin agar tiang tidak menyimpan potensi retak dan patah yang mengundang kegagalan
pondasi.
Saat ini dimana lokasi proyek masih berupa lahan kosong, pemancangan tiang-tiang pracetak
akan ekonomis. Namun bilamana di kemudian hari, lahan proyek telah bermunculan
bangunan-bangunan lain, maka instalasi pondasi tiang pracetak dapat mempertimbangkan
sistem jacking ataupun pondasi tiang bor demi mengeliminir pengaruh getaran, polusi dan
kebisingan yang timbul selama pemancangan yang dapat mengundang keberatan dari
lingkungan disekitar lokasi proyek.
Penggunaan pondasi tiang pracetak mini (20x20 cm) yang dibenamkan hingga lebih dari 18 m
kurang disarankan, rentan untuk mengalmi tekuk akibat faktor kelangsingan tiang dan
rendahnya tekanan lateral tanah lempung lunak seperti yang telah diungkapkan oleh hasil2
penyelidikan tanah.
Sebagai pemeriksaan terhadap mutu dan kualitas pekerjaan pondasi tiang agar
memenuhi kriteria perencanaan, serta terutama untuk mengusahakan effisiensi dan terjaminnya
keamanan konstruksi, maka dapat dilakukan pengujian pile integrity test (ASTM D-5882) untuk
memastikan keutuhan tiang. Sementara untuk kapasitas dukung pondasi tiang dapat dilakukan
dengan uji pembebanan statis (ASTM D-1143) ataupun pengujian pembebanan dinamis (ASTM
D-4945) oleh penguji bersertifkat dan kompetensi dibidangnya.
4
TESTANA ENGINEERING, INC.
Soil Testings & Research Administration.
4
COPY
5 06.23.22.
6 TESTANA
10
11
12
Depth (m)
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Maximum depth : 20.60 m Project : Rumah Tinggal, 3 Lantai. CPT Master : Abd.
Ground Surface Level : ± + 0.70 m Location : Pakuwon City Laguna Ragency D13, Sounding No : S-1
Ground Water Level : Unrecorded. No. 7, Surabaya. Date of test : 22 Juni 2022.
TESTANA ENGINEERING, INC.
Soil Testings & Research Administration.
5
COPY
6 06.23.22.
7 TESTANA
10
11
12
Depth (m)
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Maximum depth : 17.40 m Project : Rumah Tinggal, 3 Lantai. CPT Master : Abd.
Ground Surface Level : ± + 0.70 m Location : Pakuwon City Laguna Ragency D13, Sounding No : S-2
Ground Water Level : Unrecorded. No. 7, Surabaya. Date of test : 22 Juni 2022.
TESTANA ENGINEERING, INC.
Soil Testings & Research Administration.
8
COPY
9 06.23.22.
10 TESTANA
11
12
Depth (m)
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Maximum depth : 21.80 m Project : Rumah Tinggal, 3 Lantai. CPT Master : Abd.
Ground Surface Level : ± + 0.70 m Location : Pakuwon City Laguna Ragency D13, Sounding No : S-3
Ground Water Level : Unrecorded. No. 7, Surabaya. Date of test : 22 Juni 2022.
TESTANA ENGINEERING.
Soil Testings & Research Administration
9 9 9
06.23.22.
10 10 10
TESTANA
11 11 11
12 12 12
13 13 13
14 14 Lempung berlanau, 14
15 15 lunak s/d kaku 15
16 16 16
17 17 17
18 18 18
Pasir,
19 19 19
Agak padat s/d amat padat
20 20 20
21 21 21
22 22 22
23 23 23
TESTANA ENGINEERING.
Soil Testings & Research Administration
SUBSOIL STATIFICATION
Jumlah lapis : 3
Elevasi bawah lapis: 3.8 m
Jenis Tanah : Pasir
Elevasi bawah lapis: 16.6 m
Jenis Tanah : Lempung
Elevasi bawah lapis: 21.8 m
Jenis Tanah : Pasir
SAFETY FACTOR
Tip Resistance : 3
Shaft Resistance : 3
S O N P I L
Pile Bearing Capacity Based on Schmertmann–Nottingham (1967)
Qall Qall
CPT Cross Depth Qp Qs Qult
Pile Type compression Tension
ID Section (m) (ton) (ton) (ton)
(ton) (ton)
17 29.8 40.6 70.4 23.5 9.5
25x25
Driven 20 54.4 56.2 110.6 36.9 13.1
S-3
pile 17 42.9 48.3 91.2 30.4 11.3
30x30
20 72.8 67.0 139.8 46.6 15.6
L C P C
Numerical Analysis Computation Program of Pile Foundation
Based on Bustamante and Gianeselli Formula (1982)
Qall Qall
CPT Cross Depth Qp Qs Qult
Pile Type compression Tension
ID Section (m) (ton) (ton) (ton)
(ton) (ton)
17 14.8 46.0 60.8 20.3 10.7
40
Bored 20 18.6 78.1 96.7 32.2 18.2
S-3
pile 17 23.1 57.5 80.6 26.9 13.4
50
20 29.0 97.6 126.6 42.2 22.8