DAFTAR ISI
I. INFORMASI PROYEK 1
II. TANAH BAWAH 1
III. KAJIAN TEKNIS 3
LAMPIRAN
Jl. Opak 66, Surabaya. Telp./ fax. (031) 5678329 (Hunting) E-mail. testana_sby@yahoo.com
TESTANA ENGINEERING.
Soil Testings & Research Administration
I. INFORMASI PROYEK
Potongan I-I
S-1
Bangunan
Elv. ± - 0.80 m
S-2
Potongan I-I
Sawah
S-3
Saluran
Sesuai dengan penugasan kerja, maka pada tanggal 15 Juli 2023 telah dilakukan 3 titik
uji sondir (CPT, Cone Penetration Test), menggunakan penetrometer mekanis model GMF,
Holland, kapasitas 2.5 ton, dimana pelaksanaannya sesuai ASTM D-3441. Schmertmann (1978)
mengusulkan grafik klasifikasi untuk mengungkapkan jenis lapisan tanah berdasarkan nilai
tahanan ujung sondir (qc) terhadap nilai rasio gesekan (FR). Interpretasi hasil pengujian sondir
1
TESTANA ENGINEERING.
Soil Testings & Research Administration
menggunakan korelasi dari Schmertmann pada masing2 area selanjutnya disampaikan pada
Gambar 2 berikut ini :
qc (kg/cm2) FR (%)
0 50 100 150 200 250 0 2 4 6 8 10
0 0
S-1
S-2
S-3
2 2
4 4
Depth, m
6 6
8 8
10 10
Gambar 2. Sistem klasifikasi tanah & profil tahanan ujung konus (qc) & rasio gesekan tanah (Fr).
Gambar 3 di bawah ini menyajikan perkiraan stratifikasi lapisan2 tanah setempat (lihat
Potongan I-I dari Gambar 1).
Lempung berlanau,
sangat lunak s/d sedang.
2 2 2
Pasir berlanau,
lepas s/d agak padat.
4 4 4
Kedalaman (m)
Lempung berlanau,
6 6 lunak s/d kaku. 6
8
Pasir berlanau, 8
8
lepas s/d sangat padat.
10 10 10
2
TESTANA ENGINEERING.
Soil Testings & Research Administration
Tanpa didukung dengan penyelidikan lanjutan yang menunjang, nilai konus pembacaan
pengujian sondir (qc) 250 kg/cm2 seyogyanya tidak serta-merta diinterpretasikan sebagai
kekuatan tanah yang sebenarnya, ketebalan lapisan tanah keras dan kestabilannya tidak dapat
diketahui, sehingga dikhawatirkan adanya perlemahan kembali pada kedalaman dibawahnya.
Dalam perencanaan pondasi harus dipenuhi 2 kriteria penting, yaitu kapasitas dukung ijin
pondasi terpasang ≥ beban kerja, di bawah setiap kemungkinan beban yang dipikulnya, dan
kestabilannya (antara lain terhadap pengaruh kembang susut tanah, penurunan konsolidasi,
geser, guling, dll) harus aman dan terjamin, deformasinya masih dalam batas yang dapat
diterima dan beda penurunan yang terjadi tidak mengakibatkan kerusakan / kegagalan struktural.
Mempertimbangkan kondisi lapisan tanah pendukung yang didapati tidak jauh dari
permukaan tanah eksisting, maka untuk mendukung struktur bangunan dengan sistem
pembebanan sedang – berat dikaji dengan pondasi tiang, dimana dalam hal ini tipe pondasi tiang
bor. Lebih lanjut kapasitas dukung tiang bor selengkapnya diberikan pada Lampiran A.2, dan
diringkaskan berikut ini.
10.0 23.0
Ø 40 8.0 18.0
10.0 32.0
Catatan : Kedalaman tiang yang tersaji pada tabel di atas dihitung berdasarkan sondir S-2 dan
harus dikoreksi bila dilakukan pekerjaan galian/ timbunan yang merubah level muka tanah.
Untuk lokasi setempat, pondasi tiang pracetak tidak disarankan, dikhawatirkan tiang
pracetak akan kesulitan menebus lapisan ini mengingat tiang yang dipancang dengan cara
dipancang ataupun ditekan (jacked) kedalam lapisan tanah berbutir (pasir) dapat menyebabkan
perubahan kepadatan dan susunan gradasi butiran akibat pecahnya sebagian butiran tanah,
yang mengakibatkan butiran tsb. akan menjadi semakin kompak, padat, dan terjadi kenaikan
3
TESTANA ENGINEERING.
Soil Testings & Research Administration
berat volume, sehingga kedalaman rencana dari pondasi tiang pracetak mungkin tak tercapai
bahkan tiang pracetak tsb. dapat retak/ patah
Pondasi tiang bor merupakan suatu tipe pondasi dalam yang implementasinya
memerlukan pengetahuan lebih dibandingkan dengan tipe pondasi dalam lainnya seperti tiang
pancang, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya, mekanika tanah maupun teknik
pondasi dan juga teknologi betonnya. Terutama kapasitas dukung pondasi tiang bor sangat
ditentukan oleh kwalitas tiang secara integritas pada waktu pelaksanaannya disamping data-data
tanah yang diperlukan dan penyelidikan tanah dilapangan.
Salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian tersendiri adalah pengecoran beton.
Pengecoran beton tanpa menggunakan pipa tremmie hasilnya kurang dapat dipertanggung
jawabkan, terutama dikhawatirkan terjadi seggregassi (jatuhnya material kerikil berbutir besar
dalam pasta beton terlebih dulu dan mengumpul dibawah), kemungkinan necking ataupun
keropos pada tiang yang meningkatkan potensi kegagalan pondasi. Untuk meningkatkan hasil
pengecoran yang baik dapat dilakukan dengan pemilihan slump beton yang baik dan tepat atau
bisa juga dengan dengan memanfaatkan plastisizer.
4
TESTANA ENGINEERING.
Soil Testings & Research Administration.
7
Depth (m)
10
11
12
13
14
15
7
Depth (m)
10
11
12
13
14
15
7
Depth (m)
10
11
12
13
14
15
Pasar, 2 Lantai
Denanyar, Jombang
PILE CONFIGURATION
Material Type : Beton
Pile Moduli : 210000 (kg/cm2)
SUBSOIL STATIFICATION
Jumlah lapis : 4
Elevasi bawah lapis: 1.6
Jenis Tanah : Lempung berlanau
Elevasi bawah lapis: 3.6
Jenis Tanah : Pasir berlanau
Elevasi bawah lapis: 7.0
Jenis Tanah : Lempung berlanau
Elevasi bawah lapis: 10.2
Jenis Tanah : Pasir berlanau
SAFETY FACTOR
Tip Resistance : 3
Shaft Resistance : 3
L C P C
Numerical Analysis Computation Program of Pile Foundation
Based on Bustamante and Gianeselli Formula (1982)