Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS PENSKALAAN MULTIDIMENSIONAL

“ANALISIS PENSKALAAN MULTIDIMENSIONAL TERHADAP


BEBERAPA MEREK HANDPHONE”

MAKALAH

Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Analisis Data Kuantitatif Kelas B

Dosen Pengampu:
Dr. H. Karim, M.Si.
Hj. Indah Budiarti, S.Pd., M.Pd.
Kamaliyah, S.Pd., M.Pd.

Oleh: Kelompok 11

Muhammad Faried 2010118210003


Nisrina Amalia 2010118220008
Rezanor Fahlevi 2010118110013
Salsabella Meirela 2010118120012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
DASAR TEORI........................................................................................................................1
KASUS......................................................................................................................................6
ANALISIS KASUS.................................................................................................................11
KESIMPULAN.......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

i
DASAR TEORI

I. Pendahuluan
Penskalaan Multidimensional = PMD (multidimensional scaling = MDS) merupakan
suatu seri teknik yang bisa membantu peneliti untuk mengenali (mengidentifikasi)
dimensi kunci yang mendasari evaluasi objek dari responden (pelanggan). Sebagai
contoh, PMD atau MDS sering dipergunakan di dalam pemasaran untuk mengenali
dimenis kunci yang mendasari evaluasi objek atau produk (mobil, komputer, pasta gigi),
dari responden.
Penggunaan lainnya meliputi perbandingan mutu fisik (seperti rasa masakan atau
berbagai bau), persepsi kandidat politik atau isu bahkan penilaian mengenai berbagai
budaya (cultural) antara kelompok yang berbeda seperti suku Dayak dan Madura di
Sampit, Kalimantan Tengah, PMD atau MDS dapat menyimpulkan dimensi yang
mendasari dari suatu seri kemiripan atau pertimbangkan preferensi yang diberikan oleh
responden mengenai objek. Segera setelah data berada di tangan, PMD atau MDS yang
menentukan:
1. Dimensi apa yang dipergunakan oleh responden ketika mengevaluasi objek.
2. Beberapa dimensi yang akan dipergunakan untuk masalah yang dihadapi (sedang
diteliti).
3. Kepentingan relatif dari setiap dimensi.
4. Bagaimana objek dikaitkan atau dihubungkan secara perseptual (perceptual).

II. Konsep Dasar dalam Analisis Penskalaan MDS


Analisis penskalaan multidimensional ialah suatu kelas prosedur untuk menyajikan
persepsi dan preferensi pelanggan secara spasial dengan menggunakan tayangan yang
bisa dilihat (a visual display). Persepsi atau hubungan antara stimulus secara psikologis
ditunjukkan sebagai hubungan geografis antara titik-titik di dalam suatu ruang
multidimensional. Sumbu dari peta spasial diasumsikan menunjukkan dasar psikologis
(physichological basis) atau dimensi yang mendasari (underlying dimensions) yang
dipergunakan oleh pelanggan/responden untuk membentuk persepsi dan preferensi untuk
stimulus. Analisis penskalaan multidimensional dipergunakan di dalam pemasaran untuk
mengenali (mengidentifikasi), hal-hal berikut.
1. Banyaknya dimensi dan sifat/cirinya yang dipergunakan untuk mempersepsikan merk
yang berbeda di pasar.
1
2

2. Penempatan (positioning) merk yang diteliti dalam dimensi ini.


3. Penempatan merk ideal dari pelanggan dalam dimensi ini.
Informasi sebagai hasil analisis penskalaan multidimensional telah dipergunakan untuk
berbagai aplikasi pemasaran, antara lain sebagai berikut.
1. Ukuran citra (image measurement). Membandingkan persepsi pelanggan dan bukan
pelanggan dari perusahaan dengan persepsi perusahaan sendiri.
2. Segmentasi pasar (market segmentation).
3. Pengembangan produk baru (new product development). Melihat adanya celah (gap)
dalam peta spasial, yang menunjukkan adanya peluang untuk penempatan produk
baru. Juga untuk mengevaluasi konsep produk baru dan merek yang sudah ada on a
test untuk menentukan bagaimana pelanggan mempersepsikan/memahami konsep
baru. Proporsi preferensi untuk setiap produk baru merupakan satu indikator
keberhasilannya (maksudnya satu jenis produk tertentu banyak yang
menyenanginya/menggemarinya daripada produk lainnya).
4. Menilai keefektifan iklan (assessing advertising effectiveness). Peta spasial bisa
dipergunakan untuk menentukan apakah iklan/advertensi telah berhasil di dalam
mencapai penempatan merek yang diinginkan (misalnya dari posisi nomor 3 ke
nomor 2 atau dari nomor 2 ke nomor 1).
5. Analisis harga (pricing analysis). Peta spasial dikembangkan dengan dan tanpa
informasi harga dapat dibandingkan untuk menentukan dampak yang ditimbulkan
harga.
6. Keputusan saluran (channel decisions).
7. Pertimbangan pada kecocokan (compatibility) dari merk toko dengan eceran yang
berbeda dapat mengarah ke peta spasial yang berguna untuk keputusan saluran.
8. Pembentukan skala sikap (attitude scale construction). Teknik penskalaan
multidimensional dapat dipergunakan untuk mengembangkan the appropriate
dimensionality and configuration of the attitude space.

III. Statistik dan Beberapa Istilah yang Terkait dengan Penskalaan MDS
Statistik dan beberapa istilah (terminology) yang penting, antara lain, sebagai berikut.
a. Pertimbangan kemiripan (similarity judgements) ialah penilaian (ratings) pada semua
kemungkinan pasangan dari merek atau stimulus dinyatakan dalam kemiripan merek-
merek tersebut dengan menggunakan skala tipe likert, 5 butir atau 7 butir (5 = sangat
mirip, 1 = sangat tidak mirip) atau 7 (7 = sangat mirip, 1 = sangat tidak mirip).
3

b. Peringkat preferensi (preference rangkings) ialah urutan peringkat dari merek atau
stimulus lainnya yang paling disenangi/digemari (the most preferred) sampai paling
tidak disenangi (the least preferred). Data diperoleh dari responden (pelanggan).
c. Stres ialah ukuran ketidakcocokan (the lack of fit measure), makin tinggi nilai stres
semakin tidak cocok.
d. R2 = R kuadrat (R square) ialah kuadrat dari koefisien korelasi yang menunjukkan
proporsi varian the optimally scaled data, yang disumbangkan oleh prosedur
penskalaan multidimensional merupakan ukuran kecocokan/ketepatan (goodness of fit
measure).
e. Peta spasial (spasial map) ialah hubungan antara merek atau stimulus lain yang
dipersepsikan, dinyatakan sebagai hubungan geometris antara titik-titik di dalam
ruang multidimensional koordinat, menunjukkan posisi suatu merek atau stimulus
dalam suatu peta spasial.
f. Unfolding ialah representasi merek dari responden secara bersama-sama sebagai titik
dalam ruang yang sama.

IV. Melakukan Penskalaan Multidimensional


Langkah kegiatan yang harus diperhatikan di dalam melakukan analisis penskalaan
multidimensional adalah sebagai berikut.
1. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah mengharuskan peneliti menyebutkan secara khusus untuk
apa hasil analisis penskalaan multidimensional akan dipergunakan dan memilih merek
atau stimulus lainnya dimasukan dalam analisis.
2. Memperoleh Input Data
Input data diperoleh dari responden, mungkin terkait persepsi atau preferensi.
Responden diminta untuk membuat pertimbangan mengenai kemiripan atau
ketidakmiripan (similarity or dissimilarity) berbagai jenis merek atau stimulus,
dengan menggunakan kriteria mereka masing masing secara subjektif. Responden
sering diminta untuk membuat penilaian seluruh kemungkinan pasangan merek atau
stimukus dinyatakan dalam kemiripan berdasarkan skala likert 5 butir atau 7 butir.
4

3. Memilih Prosedur Penskalaan Multidimensional


Pemilihan prosedur penskalaan multidimensional tergantung pada apakah data
persepsi atau preferensi yang diskalakan atau dianalisis memerlukan kedua jenis data
tersebut. Sifat input juga akan menjadi faktor penentu. Prosedur penskalaaan
multidimensional mengasumsikan bahwa input data ordinal akan tetap menghasilkan
data metrik. Jarak dalam peta spasial yang diasumsikan sebagai skala interval.
4. Menentukan Banyaknya Dimensi
Ketepatan suatu pemecahan penskalaan multidimensional umumnya dinilai
dengan ukuran stres. Stres ialah ukuran untuk menunjukkan kekurangtepatan. Makin
besar nilai stres semakin tidak tepat bagi peta spasial mewakili input data. Langkah
berikut diperlukan untuk menentukan banyaknya dimensi.
1) Pengetahun sebelumnya (a priori knowledge). Teori atau riset sebelumnya
mungkin menyarankan angka tertentu (seperti 2, 3 atau 4) sebagai banyaknya
dimensi.
2) Kemudahan untuk membuat interpretasi peta spasial. Umumnya sangat sulit untuk
membuat interpretasi konfigurasi atau peta yang terdiri lebih dari tiga dimensi.
3) Kriteria siku (elbow criterion). Suatu plot of stress versus dimensionality harus
dikaji dan sering disebut scree.
4) Mudah dipergunakan (ease of use). Umumnya lebih mudah untuk bekerja dengan
peta spasial dua dimensi atau konfigurasi dibandingkan dengan lebih dari dua
dimensi (untuk 3 dimensi sudah susah).
5) Pendekatan statistik (statistical approaches). Bagi pengguna yang canggih,
pendekatan statistik juga tersedia untuk menentukan banyaknya dimensi.
5. Memberikan Label Dimensi dan Interpretasi Konfigurasi
Segera setekah peta spasial didapat/dibuat, dimensi memerlukan pertimbangan
subjektif dari pihak peneliti. Meskipun pertimbangan kemiripan yang langsung
diperoleh, peringkat mereka pada atribut yang diberikan peneliti mungkin masih perlu
dikumpulkan. Dengan menggunakan metode statistik seperti regresi, vector atribut ini
mungkin diterapkan pada peta spasial, kemudian diberi label sesuai dengan atribut
untuk nama sumbu atau dimensi berkorelasi kuat.
Setelah memberikan data kemiripan langsung atau preferensi, responden mungkin
diminta untuk menunjukkan kriteria yang mereka gunakan untuk membuat evaluasi
mereka. Kriteria ini mungkin kemudian secara subjektif dikaitkan dengan peta spasial
untuk memberikan tabel pada dimensi.
5

Seringkali dimensi mewakili lebih dari satu atribut. Konfigurasi atau peta spasial
mugkin diinterpretasikan dengan mengkaji koordinat dan posisi relatif dari merek.
Sebagai contoh, merek yang letaknya berdekatan akan bersaing keras. Suatu merek
yang terisolasi, mempunyai citra yang unik. Merek yang berjauhan dalam arah suatu
descriptor akan sangat kuat pada karakteristik itu. Jadi, kekuatan dan kelemahan
untuk setiap produk akan dimengerti atau dipahami. Celah dalam peta spasial
mungkin menunjukkan adanya peluang potensial untuk mengenalkan produk baru.
KASUS

I. Kasus
Peneliti ingin mengetahui posisi 4 merek handphone yang saat ini tersebar di pasaran,
yaitu Samsung, Xiaomi, Vivo, dan Oppo. Untuk itu, peneliti memberikan kuisioner
kepada 13 responden. Responden-responden ini diminta memberikan penilaian tentang
kemiripan (similarity) antara sebuah merek handphone dengan merek handphone yang
lain, dengan skala 1 sampai 5, dimana:
 Skala 1 berarti dua merek handphone yang dibandingkan sangat tidak mirip (berbeda)
satu dengan yang lain (mungkin ketahanan baterai yang satu tidak terlalu lama,
sedang yang lain memiliki daya tahan baterai yang lama, harga sangat berbeda, dan
sebagainya).
 Skala 5 berarti dua merek handphone yang dibandingkan sangat mirip satu dengan
yang lain (mungkin ketahanan baterai sama lamanya, harga sama-sama murah, dan
sebagainya).
 Responden bisa memberikan nilai di antara skala 1 sampai 5. Dengan demikian,
walaupun hasil bisa bulat, tetapi jenis data adalah rasio dan bukan ordinal.

II. Pendefinisian Variabel


1. Handphone
Telepon genggam atau telepon seluler (disingkat ponsel) atau handphone
(disingkat HP) adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai
kemampuan dasar yang sama dengan Juhdan konvensional saluran tetap, tetapi dapat
dibawa ke mana-mana (bahasa Inggris: portable atau mobile) dan tidak perlu
disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (komunikasi nirkabel,
bahasa Inggris: wireless communication).
Saat ini, Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM
(Global System Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division
Multiple Access). Badan yang mengatur telekomunikasi 1-G merupakan telepon
genggam pertama yang sebenarnya. Tahun 1973, Martin Cooper dari Motorola Corp
menemukan telepon genggam pertama dan diperkenalkan kepada publik pada 3 April
1973. Telepon genggam yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30 ons atau
sekitar 800 gram.

6
7

2. Merek Handphone
Hingga saat ini ada banyak sekali merek handphone yang dijual di pasaran
Indonesia. Beberapa datang dari mancanegara dan beberapa lagi merupakan produk
lokal. Harga yang dijual tentunya berbeda antara satu dan lain dengan kualitas yang
juga berbeda-beda.
1) Samsung
Samsung merupakan salah satu vendor yang berasal dari negara Korea yang
menawarkan ponsel dengan spesifikasi yang mumpuni. Vendor yang satu ini juga
secara aktif meluncurkan berbagai ponsel terbarunya untuk menggebrak dunia
smartphone. Bersaing dengan merk kenamaan lainnya, Samsung menjadi salah
satu ponsel dengan peminat yang cukup banyak terutama di Indonesia.
2) Xiaomi
Merek handphone Xiaomi merupakan ponsel buatan dari China. Kelebihan
dari ponsel yang satu ini adalah memiliki spesifikasi yang mumpuni tetapi dengan
harga yang terbilang murah. Dari sisi desain ponsel juga tidak monoton, sehingga
banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Produk dari Xiaomi sendiri cukup
laris manis di pasaran Indonesia dengan alasan di atas.
3) Vivo
Ponsel yang satu ini memiliki kelebihan dari sisi kameranya. Vivo sangat
cocok untuk masyarakat yang menggemari dunia fotografi ataupun untuk
kebutuhan selfie. Vivo sendiri berasal dari negeri Tirai Bambu yang memiliki
banyak varian ponsel untuk dipasarkan. Di Indonesia, produk dari Vivo cukup
laris dengan ketersedian produk serta rantai distribusinya yang baik.
4) Oppo
Oppo merupakan salah satu ponsel yang banyak digunakan dari dibeli
terutama untuk aktivitas selfie atau aktivitas dalam pembuatan vlog. Hal ini tidak
lepas dari kelebihan kamera ponsel yang memiliki kualitas diakui dan tidak kalah
dengan jenis ponsel yang lain.
8

III. Data
Berikut data yang kami dapatkan dari 13 responden hasil dari penyebaran google form.
  Samsung Xiaomi Oppo Vivo
Samsung 0      
Xiaomi 2 0    
Oppo 2 2 0  
Vivo 2 2 4 0

  Samsung Xiaomi Oppo Vivo


Samsung 0      
Xiaomi 1 0    
Oppo 3 3 0  
Vivo 2 3 5 0

  Samsung Xiaomi Oppo Vivo


Samsung 0      
Xiaomi 1 0    
Oppo 1 2 0  
Vivo 1 2 4 0

  Samsung Xiaomi Oppo Vivo


Samsung 0      
Xiaomi 3 0    
Oppo 3 3 0  
Vivo 3 3 3 0

  Samsung Xiaomi Oppo Vivo


Samsung 0      
Xiaomi 2 0    
Oppo 3 3 0  
Vivo 3 3 4 0

  Samsung Xiaomi Oppo Vivo


Samsung 0      
Xiaomi 2 0    
Oppo 2 3 0  
Vivo 2 3 4 0

  Samsung Xiaomi Oppo Vivo


Samsung 0      
Xiaomi 3 0    
Oppo 2 2 0  
Vivo 2 2 3 0

  Samsung Xiaomi Oppo Vivo


9

Samsung 0      
Xiaomi 2 0    
Oppo 2 4 0  
Vivo 2 4 5 0

  Samsung Xiaomi Oppo Vivo


Samsung 0      
Xiaomi 2 0    
Oppo 2 2 0  
Vivo 2 2 3 0

  Samsung Xiaomi Oppo Vivo


Samsung 0      
Xiaomi 2 0    
Oppo 3 3 0  
Vivo 2 3 4 0

  Samsung Xiaomi Oppo Vivo


Samsung 0      
Xiaomi 3 0    
Oppo 2 3 0  
Vivo 2 3 4 0

  Samsung Xiaomi Oppo Vivo


Samsung 0      
Xiaomi 3 0    
Oppo 3 3 0  
Vivo 3 3 4 0

  Samsung Xiaomi Oppo Vivo


Samsung 0      
Xiaomi 3 0    
Oppo 3 3 0  
Vivo 3 3 5 0

Contoh intepretasi tabel: (perhatikan tabel pertama)


Ini adalah hasil pengisian satu orang responden pertama, yang membandingkan
kemiripan antar merek handphone berdasar pengamatannya.
 Kemiripan antara Xiaomi dan Samsung bisa dilihat pada baris dua kolom satu,
dengan nilai (skala) 2. Hal ini berarti kedua merek
 Kemiripan antara Oppo dan Samsung bisa dilihat pada baris tiga kolom satu,
dengan nilai (skala) 2. Hal ini berarti kedua merk dianggap tidak mirip.
10

 Kemiripan antara Vivo dan Samsung bisa dilihat pada baris empat kolom satu,
dengan nilai (skala) 2. Hal ini berarti kedua merk dianggap tidak mirip.
 Kemiripan antara Oppo dan Xiaomi bisa dilihat pada baris tiga kolom dua, dengan
nilai (skala) 2. Hal ini berarti kedua merk dianggap tidak mirip.
 Kemiripan antara Vivo dan Xiaomi bisa dilihat pada baris empat kolom dua,
dengan nilai (skala) 2. Hal ini berarti kedua merk dianggap tidak mirip.
 Kemiripan antara Vivo dan Oppo bisa dilihat pada baris empat kolom tiga, dengan
nilai (skala) 4. Hal ini berarti kedua merk dianggap mirip.
Demikian seterusnya untuk yang lain. Di sini angka 0 terjadi karena dilakukan
perbandingan antar merek handphone itu sendiri (seperti Samsung dengan Samsung),
yang tentu tidak ada nilainya.
ANALISIS KASUS

I. Langkah-Langkah SPSS
1. Buka program SPSS, maka akan muncul tampilan awal seperti di bawah ini:

2. Klik Variable View. Pada kolom Name diisi dengan variabel Samsung, Xiaomi,
Oppo, dan Vivo. Pada kolom measure diisikan Nominal. Untuk kolom-kolom lainnya
pada Variable View cukup diabaikan saja (isian default).

3. Klik Data View, lalu isi dengan data yang kita peroleh sesuai kolom masing-masing.

11
12

4. Klik Analyze > Scale > Multidimensional Scaling (Alscal). Masukkan semua variabel
ke dalam kolom Variables.

5. Klik Tombol Model. Pada bagian Level of Measurement, karena data yang diisikan
adalah rasio, maka klik ratio. Bagian Scaling Model pilih Individual differences
Euclidean distance. Abaikan yang lain. Tekan Continue.
13

6. Klik tombol Options, pilih Group plots, kemudian Continue dan Klik OK

II. Analisis Output SPSS

Grafik Derived Stimulus Configuration di atas menampilkan map pengelompokan


merek handphone. Terlihat bahwa Samsung mempunyai kemiripan dengan Vivo karena
berada dalam kudran yang sama. Sedangkan Oppo dan Xiaomi tidak memilik kemiripan
dengan yang lain karena masing-masing berada dalam kuadran yang berbeda.
Perhatikan analisis dari sudut dimensi 1 (sumbu X) dan dimensi 2 (sumbu Y) :
14

1. Dimensi 1: pada gambar terlihat bahwa semakin ke kanan, angka dimensi 1 semakin
besar. Terlihat bahwa Vivo dan Samsung terletak paling dekat dengan dimensi 1
terbesar. Maka kedua merk tersebut mempunyai kemiripan (dalam satu kuadran).
Misalnya, dalam dimensi 1 mengandung atribut harga dan spesifikasi. Artinya atribut
tersebut pada Vivo dan Samsung yang paling membedakan dibandingkan atribut pada
merk lainnya. Sedangkan Oppo terletak di paling kiri dengan angka paling kecil,
maka di benak responden, faktor harga dan spesifikasi bukan faktor yang
membedakannya dengan merk lain.
2. Dimensi 2: pada gambar terlihat bahwa semakin ke atas, maka angka dimensi 2
semakin besar. Terlihat bahwa Samsung dan Vivo terletak paling ujung dimensi 2
angka terbesar. Maka kedua merk tersebut mempunyai kemiripan (dalam satu
kuadran). Misalnya, dalam dimensi 2 mengandung atribut kamera dan daya tahan
baterai. Artinya atribut tersebut pada Samsung dan Vivo yang paling membedakan
dibandingkan atribut pada merk lainnya. Sedangkan Xiaomi terletak dipaling ujung
bawah dimensi ini, maka faktor kamera dan daya tahan baterai bukan faktor yang
membedakannya dengan merk lain.
Analisis dimensi 1 dan dimensi 2 di atas harus didukung dengan penelitian
sebelumnya. Misalnya dilakukan dengan analisis faktor yang berguna untuk
mengelompokkan variabel menjadi beberapa dimensi.

Grafik derived subject weight di atas, terlihat posisi ke 13 responden, dapat dibentuk
sebuah garis lurus ke kanan bawah. Hal ini memberikan gambaran bahwa responden
15

memiliki konsistensi dalam menilai kemiripan kelima toko tersebut. Grafik ini untuk
menguji keselarasan responden dalam penilaian toko.

Grafik scatterplot of linear Fit di atas berisi kumpulan koordinat. Terlihat titik-titik
tidak membentuk berbagai kelompok koordinat sendiri, namun titik-titik tersebut
mengerombol di tengah. Hal ini membuktikan ada kesamaan sikap responden.
KESIMPULAN

I. Kesimpulan
Berdasarkan analisis output SPSS di atas, didapat kesimpulan bahwa Samsung
mempunyai kemiripan dengan Vivo karena berada dalam kudran yang sama. Sedangkan
Oppo dan Xiaomi tidak memilik kemiripan dengan yang lain karena masing-masing
berada dalam kuadran yang berbeda.

II. Saran
Analisis dimensi 1 dan 2 tentu harus didukung fakta bahwa dimensi 1 mengandung
sekian variabel dominan, sedangkan dimensi 2 juga mengandung variabel dominan yang
lain. Pengelompokkan variabel menjadi dua faktor (dimensi) atau lebih, bisa dilihat pada
pembahasan mengenai analisis faktor.
Dengan mengetahui fakta tersebut, bisa dikembangkan beberapa alternatif strategi
bagi produsen merek handphone Vivo:
 Sebaiknya tidak perlu bersaing dengan Samsung karena di mata responden kedua
merek mempunyai banyak kemiripan. Apalagi jika kedua merek terdistribusi
berjauhan, sehingga kompetisi tidak relevan lagi.
 Dengan merek Oppo, karena mempunyai variabel yang paling membedakan adalah
kamera dan daya tahan baterai (lihat contoh di atas), merek Vivo bisa
mengembangkan produknya di bagian tersebut. Misalnya, menambah kapasitas
baterai dan resolusi kamera. Sehingga, responden mungkin setelah beberapa saat akan
mengubah persepsinya.
 Tentu saja bisa dikembangkan strategi pemasaran yang lain berdasar pada hasil
perceptual map output SPSS.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2022. “Telepon Genggam”. https://id.wikipedia.org/wiki/Telepon_genggam


(Diakses 27 April 2022)
Kusnia, D. (2019). ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP
MATA KULIAH PADA PROGRAM STUDIPENDIDIKAN MATEMATIKA DENGAN
METODE MULTIDIMENSIONAL SCALING (Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika UIN Raden Intan Lampung) (Doctoral dissertation, UIN Raden
Intan Lampung).
Sitepu, D. M. (2013). ANALISIS MULTIDIMENSIONAL SCALING DAN ANALISIS
DESKRIPTIF JASA PENGIRIMAN PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)
DI PEKANBARU (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau).
Sukma. 2021. “Daftar Merek HP Terbaik dan Awet yang Dijual di Indonesia”.
https://www.sukmaconvert.com/merk-handphone/ (Diakses 27 April 2022)
Wardati, K. (2009, December). Aplikasi Multidimensional Scalling (Studi Kasus: Analisis
Segmentasi dan Peta Posisi UIN Sunan Kalijaga terhadap Perguruan Tinggi di
Yogyakarta) Epha Diana Supandi, S. Si., M. Sc. In Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika (Vol. 599).

17

Anda mungkin juga menyukai