Tugas Uno
Tugas Uno
PEMBAHASAN
Menurut Hamzah B. Uno (2012:24) Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa
peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam (a) menentukan
hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai,
(c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan ketekunan belajar.
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan
pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan
hal-hal yang pernah dilaluinya, Sebagai contoh, seorang anak akan memecahkan materi Bab 2
Motivasi Belajar matematika dengan bantuan tabel logaritma. Tanpa bantuan tabel tersebut
anak itu tidak dapat menyelesaikan tugas matematika. Dalam kaitan itu anak berusaha mencari
buku tabel matematika. Upaya untuk mencari tabel matematika merupakan peran motivasi yang
dapat menimbulkan
Peristiwa di atas dapat dipahami bahwa sesuatu dapat menjadi penguatan belajar. penguat
belajar untuk seseorang, apabila dia sedang benar-benar mempunyai motivasi untuk belajar
sesuatu. Dengan perkataan lain, motivasi dapat menentukan hal-hal apa di lingkungan anak yang
dapat memperkuat perbuatan belajar. Untuk seorang guru perlu memahami suasana itu, agar
dia dapat membantu siswanya dalam memilih faktor-faktor atau keadaan yang ada dalam
lingkungan siswa sebagai bahan penguat belaj ar. Hal itu tidak cukup dengan memberitahukan
sumber-sumber yang harus dipelajali, melainkan yang lebih penting adalah mengaitkan isi
pelajaran dengan perangkat apa pun yang berada paling dekat dengan siswa di lingkungannya.
1
Uno,Hamzah.Teori motivasi & pengukurannya.Bumi Aksara.2012
2
Uno,Hamzah.Teori motivasi & pengukurannya.Bumi Aksara.2012
Kalau Anda tergolong orang yang tidak pandai menggambar, coba renungkan, mengapa Anda
demikian? Apabila Anda tergolong orang yang berhasil dalam menggam- bar, renungkan pula
"riwayat Anda" dalam lukis-melukis itu. Dengan demikian, mungkin Anda (lapat mejnahami
keberhasilan Mutiara dan "kegagalan" Intan dalam pelajaran menggambar. 3
Kehendak atau keinginan untuk berhasil sebagaimana ilustrasi kegiatan menggambar antara
Mutiara dan Intan, tidak hanya terdapat dalam gambar atau melukis. Hal itu terj adi pula dalam
kehendak untuk berhasil dalam belajar pada umumnya, bahkan keinginan untuk berhasil dalam
kehidupan pada umumnya. Oleh karena itu, motif semacam itu disebut motif berprestasi, yaitu motif
untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan, motif untuk memperoleh
kesempurnaan. Moti semacam itu merupakan unsur kepribadian dan perilaku manusia, sesuatu
yang berasal dari "dalam" diri manusia yang bersangkutan. Motif berprestasi adalah motif yang
dipelajari, sehingga motifitu dapat diperbaiki dan dikembangkan melalui proses belajar. Motif
berprestasi sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja (performance) seseorang, termasuk
dalam belajar. Seseorang yang mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha
menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda pekerj aannya. Penyelesaian tugas
semacam itu bukanlah karena dorongan dari luar, melainkan upaya pribadi. Dia berani mengambil
risiko untuk penyelesaian tugasnya itu. Kalau terpaksa menunda peker- jaannya, maka dalam
kesempatan berikutnya dia segera menyelesaikan pekerjaan itu, dengan usaha yang sama dari usaha
sebelumnya. Orang yang motifberprestasinya tinggi cenderung memilih rekan kerja dengan
kemampuan kerja yang tinggi, dia tidak memerlukan teman kerja yang ramah. Dalam hal itu perlu
diperhatikan bahwa tidak selamanya penyelesai suatu tugas dilatarbelakangi oleh motifberprestasi
atau keinginan untuk berhasil. Kadang-kadang, seorang individu menyelesaikan suatu pekerjaan
sebaik orang yang memiliki motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindarkan
kegagalan yang bersumber pada ketakutan karena kalau dia tidak dapat menyelesaikan tugasnya
dengan baik maka dia akan mendapat malu dari gurunya, atau diolok-olok oleh temannya' atau
bahkan akan dihukum oleh orang tuanya. Di sini tampak, bahwa "keberhasilan" siswa tersebut
disebabkan oleh dorongan atau rangsangall dari luar dirinya. Di dalam belajar dan pembelajaran,
dengan sendirinya keberhasilan yang dilatarbclakangi oleh motif berprestasi lebih baik, dalam arti
lebih lestari pada diri individu daripada yang diperoleh karena ketakutan akan kegagalan. Dalam
kasus keberhasilan karena motif berprestasi, maka hasil dari kepuasan kerja itu adalah untuk
individu yang bekerja, sedangkan dalam kebevhasilan karena takut gagal, itu adalah untuk orang
lain. Di dalam kehidupan siswa di sekolah atau di kalangan kelompok sebaya anak-anak, sering
3
Uno,Hamzah.Teori motivasi & pengukurannya.Bumi Aksara.2012
terjadi seorang anak mengatakan sesuatu yang tidak benar untuk melindungi kesalahan teman
sekelompoknya. Dalam kasus lain, apabila sekelompok siswa diberi tugas bersama, maka hasil apa
pun yang diperoleh dari pekerj aan kelompok itu, meskipun sesungguh- nya pekerjaan itu adalah
hasil salah seorang saja dari kelompok itu, maka baik atau buruk hasil pekerjaan itu biasanya diakui
sebagai hasil kelompok.
Dalam kasus lain lagi, seorang anak dapat terkucil dari kelompoknya hanya karena anak itu
tidak dapat mendukung perbuatan kelompok; dan seringkali sebagai akibat dari keadaan itu, semua
anggota bersedia berkorban demi dapatnya diterima sebagai anggota kelompok tersebut. Kasus-
kasus itu menunjukkan contoh adanya kebutuhan atau dorongan untuk berafiliasi dari individu itu.
Pada hakikatnya, kebutuhan untuk berafiliasi itu dimiliki oleh semua orang, dan karena kebutuhan
itu maka timbul berbagai perilaku sosial.
4
Uno,Hamzah.Teori motivasi & pengukurannya.Bumi Aksara.2012
disebut motif instrinsik. Sebaliknya, ada pula petilaku individu yang hanya muncul karena adanya
hukuman atau tidak muncul karena ada hukuman. Motif yang menyebabkan perilaku itu, seakan-
akan dari luar (ganjaran atau hukuman), Motif semacam itu disebut motif ekstrinsik. 5
Ganjaran
atas suatu perbuatan, menguatkan motif yang melatarbelakangi perbuatan itu, sedangkan hukuman
memperlemahnya.
5
Uno,Hamzah.Teori motivasi & pengukurannya.Bumi Aksara.2012
Seorang anak, yang sedang belajar bernyanyi akan tents belajar bernyanyi clan cepat pandai
bernyanyi, apabila orang tuanya memuji dan mcnghargainya. Dalam hal ini, motif belajar bernyanyi
anak itu diperkuat.
6
Uno,Hamzah.Teori motivasi & pengukurannya.Bumi Aksara.2012
Teori motivasi berupaya merumuskan apa yang membuat orang menyajikan kinerja yang baik. Teofi
motivasi membantu para majikan memusatkan perhatian pada faktor-faktor.yang agaknya membuat
perbedaan pengaruh paling penting, tetapi sayangnya, tidak ada kesepakatan nyata tentang hal itu.
Teori inti secara ringkas seperti di bawah ini.
7
Uno,Hamzah.Teori motivasi & pengukurannya.Bumi Aksara.2012
Tampaknya pendekatan manajemen ilmiah Taylor sebagian benar. Yang pasti, tingkat
pembayaran insentifyang tepat bagi orang-orang yang menangani pekerjaan-pekerjaan produksi
menyebabkan peningkatan produktivitas dan lebih banyak upaya. Namun, kewaspadaan perlu
diterapkan untuk memastikan bahwa tidak terdapat pembahan mutu.
Lebih jauh, walaupun uang mungkin dapat menjadi insentif bagi kategori orang-orang
tertentu, tampaknya tidak berlaku terhadap mereka yang pekerjaannya tidak didasarkan pada
keluarannya. Mungkin akan ditemui kesulitan-kesulitan dalam mengukur keluaran-keluaran di dalam
banyak hal. Dan kemungkinan besar llang merupakan insentif jangka pendek, bukannya memberikan
kesepakatan jangka panjang.
2. Ilierarki Rebutuhan Maslow
Setiap kali membicarakan motivasi, hierarki kebutuhan Maslow pasti disebut-sebut37.
Hierarki itu didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang telah memuaskan satu tingkat
kebutuhan tenentu kebutuhan teriihat pada ganbar di bawah ini.
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan, perumahan, pakaian,
udara untuk bernapas, dan sebagainya.
b. Kebutuhan akan Rasa Aman
Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan kepada kebutuhan
akan keselamatan. Keselamatan itu, tennasuk merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik atau
kehilangan, serta merasa terjamin. Pada waktu seseorang telah mempunyai pendapatan cukup
untuk memenuhi semua kebutuhan kejiwaan, seperti, membeli makanan dan perumahan, perhatian
diarahkan kepada menyediakan jaminan melalui pengambilan polis asuransi, mendaftarkan diri
masuk perserikatan pekerja, dan sebagainya.
c. Kebutuhan dan Cinta Kasih atau Kebutuhan Sosial
Ketika seseorang telah memuaskan kebutuhan fisiologis dan rasa aman, kepentingan berikutnya
adalah hubungan antarmanusia. Cinta kasih dan kasih sayang yang diperlukan pada tingkat ini,
mungkin disadari melalui hubungan-hubungan antarpribadi yang mendalam, tetapijuga yang
dicerminkan dalam kebutuhan untuk menj adi bagian berbagai kelompok sosial. Dalam kaitannya
dengan pekerjaan, sementara orang mungkin melakukan pekerjaan tertentu karena kebutuhan
mendapatkan uang untuk memelihara gaya hidup dasar. Akan tetapi, mereka juga menilai pekerj aan
dengan dasar hubungan kemitraan sosial yang ditimbulkannya. 8
8
Uno,Hamzah.Teori motivasi & pengukurannya.Bumi Aksara.2012
d. Kebutuhan akan Penghargaan
Percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain. Dalam kaitannya dengan
pekerjaan, hal itu berarti memiliki pekerjaan yang dapat diakui sebagai bermanfaat, menyediakan
sesuatu yang dapat dicapai, serta pengakuan umum dan kehormatan di dunia luar.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan tersebut ditempatkan paling atas pada hierarki Maslow dan berkaitan dengan keinginan
pemenuhan diri. Ketika semua kebutuhan lain sudah dipuaskan, seseorang ingin mencapai secara
pehuh potensinya. Tahap terakhir itu mungkin tercapai hanya oleh beberapa orang.
Walaupun hierarki kebutuhan Maslow tersebut banyak dikutip danmemang masuk akal, hierarki itu
mungkin memiliki nilai terbatas dalam membantu para manajer untuk mendorong minat para
pegawai. Hal ini dikarenakan hal-hal berikut.
1. Segi-segi hierarki itu akan beragam manfaatnya bagi setiap orang, tetapi tidak setiap orang
mencari aktualisasi diri. Beberapa orang mungkin cukup puas dengan pekerjaan yang
memberikan penghi- dupan layak dan jaminan yang baik, tetapi dengan sedikit peluang
untuk pengembangan pribadi.
2. Beberapa segi penempatan tenaga kerja mungkin memuaskan sejumlah kebutuhan yang
berbeda pada waktu yang sama.
3. Guna menerapkan teori dalam sebuah organisasi, para manajer jelas tentang posisi
seseorang pada hierarki tersebut, bahkan jika tidak ada cukup keluwesan di dalam organisasi
untuk memberikan imbalan yang layak bagi kebutuhan orang itu.
4. Terdapat suatu anggapan bahwa memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang disebutkan di atas
menyebabkan peningkatan motivasi dan kinerja, tetapi tidak selalu demikian. Oleh karena
itu, kendati merupakan kerangka kerja yang berguna, teori Maslow tidak terlalu banyak
membantu para manajer dalam menen- tukan kebijakan memotivasi pegawai.
3. Teori Keberadaan, Keterkaitan, dan Pertumbuhan (Existence, Relatedness, and Growth ERG)
Aldefer
Aldefer memmuskan kembali hierarki Maslow dalam tiga kelompok, yang dinyatakan sebagai
keberadaan, keterkaitan, dan pertumbuhan (existence, relatedness and growth - ERG), yaitu :
1. Kebutuhan akan keberadaan adalah semua kebutuhan yang berkaitan dengan keberadaan
manusia yang dipertahankan dan berhubungan dengan kebutuhan flsiologis dan rasa aman
pada hierarki Maslow. 9
4. Dan karena sangat termotivasi untuk mencapai sasarannya, mereka selalu mau menerima
nasihat dan saran tentang cara meningkatkan kinerjanya.
10
Uno,Hamzah.Teori motivasi & pengukurannya.Bumi Aksara.2012
A. TEORI HARAPAN
Teori harapan didasarkan pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi Oleh perasaan mereka
tentang gambaran hasil tindakan mereka. Contohnya, orang yang menginginkan kenaikan pangkat
akan menunjukkan kinerja yang baik kalau mereka menganggap kinerja yang tinggi diakui dan
dihargai dengan kenaikan pangkat. Vroom mengembangkan sebuah teori yang didasarkan pada apa
yang ia gambarkan sebagai kemampuan bersenyawa (valence), alat perantara (instrumentality), dan
harapan (expectancy). Kemampuan bersenyawa adalah pilihan lebih baik seseorang akan
tercapainya hasil tertentu. Hasil tersebut misalnya, produktivitas tinggi. Namun, itu pun hanya dinilai
pada suatu batas yang dapat membantu orang tersebut mencapai hasil-hasil lain, sepelti kenaikan
gaji atau kenaikan pangkat. Sejauh mana hasil kedua dapat dicapai, dirumuskan sebagai alat
perantara. Terakhir, harapan berhubungan dengan kekuatan kepercayaan orang itu bahwa kegiatan-
kegiatan tertentu membawa hasil tertentu.
Untuk para manajer, pengaruhnya adalah hubungan antara imbalan dan upaya harus dibuat
jelas, serta imbalan itu sejauh mungkin harus memenuhi kebutuhan masing-masing pegawai.
Masalahnya, tentu saja kebutuhan dan harapan setiap orang berbeda. Walaupun beberapa orang
mungkin terdorong semangatnya oleh imbalan keuangan, orang lain lebih tertarik pada kenaikan
pangkat dan pengembangan pribadi. Teori Vroom dikembangkan lebih jauh oleh Porter dan Lawler
Mereka menunjukkan, kenaikan upaya tidak perlu menyebabkan kinerja yang lebih tinggi, karena
terdapat sejumlah variabel lain yang diperhitungkan. Itu termasuk:
Semua faktor yang dicantumkan oleh Porter dan Lawler saling tumpang-tindih dan
tergantung. Walaupun mungkin semua faktor memengaruhi motivasi seseorang, sulit untuk
menetapkan penyebab dan pengaruh yang jelas. Contoh, kendati kepuasan kerja mungkin dapat
11
Uno,Hamzah.Teori motivasi & pengukurannya.Bumi Aksara.2012
memberikan kinerja yang lebih tinggi, juga benar bahwa kinerja tinggi kelihatannya memberikan
kepuasan kerja yang tinggi.
Model Porter dan Lawler memang membantu melukiskan bahwa mendorong minat pegawai
dan mencapai kinerja yang lebih tinggi bukanlah soal yang lugas dan dipengaruhi oleh sejumlah
variabel. Yang dapat dikerjakan oleh para manajer adalah sadar tentang semua keragaman tersebut
dan memperhitungkannya waktu merancang sistem-sistem kerja dan mempertimbangkan
pemberian imbalan. 12
B. TEORI LAIN
Ada sejumlah teori lain tentang motivasi dalam pekerjaan, yaitu sebagai berikut.
1. Teori keadilan (equity) — teori ini menonjolkan kenyataan bahwa motivasi seseorang
mungkin dipengaruhi oleh perasaan seberapa baikkah mereka diperlakukan di dalam
organisasi apabila dibandingkan orang lain. Kalau orang merasa perlakuan orang-orang
terhadapnya tidak sebaik perlakuan orang-orang itu terhadap orang lain yang dianggap
sebanding, kemungkinan besar orang itu kurang terdorong untuk menyaj ikan kinerja yang
baik.
2. Teori sasaran (goal) — teori ini didasarkan pada kepercayaan bahwa sasaran orang
ditentukan oleh cara mereka berperilaku dalam peker- jaan dan jumlah upaya yang mereka
gunakan. Ada indikasi bahwa memiliki sasaran yang benar-benar jelas memang membantu
mendorong minat orang, dan hal itu cenderung untuk mendorong organisasi berupaya
mengembangkan rencana kinerja manajemen yang lengkap.
3. Teori perlambang (attribution) — teori ini menyatakan bahwa motivasi tergantung pada
faktor-faktor internal, seperti atribut pribadi seseorang dan faktor-faktor luar yang mungkin
berupa kebijakan organisasi, derajat kesulitan pekerjaan yang ditangani, dan sebagainya.
12
Uno,Hamzah.Teori motivasi & pengukurannya.Bumi Aksara.2012
a. Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan
kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
b. Gerlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang
dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran
tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi pembelajaran dimaksud
meliputi sifat lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan
pengalaman belajar peserta didik.
c. Dick dan Carey (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh
komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang atau
digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas prosedur atau
tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasukjuga pengaturan materi atau paket
program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
d. Groppper (1990) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas
berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
la menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik
dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan.
Mengingat bahwa setiap tujuan dan metode pembelajaran berbeda satu dengan yang lainnya,
makajenis kegiatan belajar yang harus dipraktikkan Oleh peserta didik membutuhkan persyaratan
yang berbeda pula. sebagai contoh. untuk menjadi peloncat indah, seseorang harus bisa berenang
teriebih dahulu (syarat loncat indah adalah berenang) atau untuk menjadi pengaransemen
(arranger) musik dan lagu, seseorang harus belajar not balok terlebih dahulu. Pada contoh di atas
tampaklah bahwa setiap kegiatan belajar membutuhkan latihan atau praktik langsung.
Memerhatikan beberapa pengertian strategi pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar
untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima
dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di
akhir kegiatan belajar. 13
Ada beberapa konsep yang perlu diketahui berkaitan dengan strategi pembelajaran, yaitu
menyangkut strategi, metode, dan teknik. Ketiga konsep tersebut biasanya disamakan, padahal
memiliki perbedaan secara esensial.
Apabila dikaji kembali, definisi strategi pembelajaran yang dikemukakanoleh berbagai ahli
sebagaimana telah diuraikan terdahulu, makajelas disebutkan bahwa strategi pembelajaran harus
mengandung penjelasan tentang metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses
pembelajaran berlangsung. Dengan perkataan lain, strategi pembelajaran mengandung arti yang
lebih luas dari metode dan teknik. Artinya, metode/prosedur dan teknik pembelajaran merupakan
bagian dari strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih
kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan
dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta
didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu. 14
Hubungan antara strategi, tujuan, dan metode pembelajaran dapat digambarkan sebagai
suatu kesatuan sistem yang bertitik tolak dari penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan strategi
pembelajaran, dan perumusan tujuan, yang kemudian diimplementasikan ke dalam berbagai
metode yang relevan selama proses pembelajaran berlangsung. 15
14
Uno,Hamzah.menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif.Bumi Aksara.2011
15
Uno,Hamzah.menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif.Bumi Aksara.2011
B. KOMPONEN STRATEGI PEMBELAJARAN
Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu (l)
kegiatan pembelajaran pendahuluan, (2) penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4)
tes, dan (5) kegiatan lanjutan.
Pada bagian berikut akan diuraikan penjelasan masing-masing komponen
disertai contoh penerapannya dalam proses pembelajaran.
1. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan
memegang peranan penting. Pada bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik
atas materi pelajaran yang akan disampaikan.
Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik akan dapot meningkatkan
motivasi belajar peserta didik. Sebagaimana iklan yang berbunyi Kesan pertama begitu menggoda,
selanjutnya terserah Anda. Cara guru mempcrkcnalkan materi pelajaran melalui contoh-contoh
ilustrasi tentang
kehidupan schari-hari atau cara guru meyakinkan apa manfaat memelajari pokok bahasan tertcntu
akan sangat memengaruhi motivasi belajar peserta didik. Persoalan motivasi ckstrinsik ini menjadi
sangat penting bagi peserta didik yang belum dcwasa, scdangkan motivasi intrinsik sangat penting
bagi peserta didik yang lebih dewasa karena kelompok ini lebih menyadaari mentingnya kewajiban
belajar serta menfaatnya bagi mereka.
Secara spesifik, kegiatan pembelajaran pendahuluan dapat dilakukan melalui
a. Jelaskan tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh semuan
pebseertka didik di akhir kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik akan
menyadari pengetahuan, keterampilan, sekaligus manfaat yang akan diperoleh setelah
memelajari pokok bahasan tersebut. Demikian pula, perlu dipahami oleh guru bahwa dalam
menyampaikan tujuan, hendaknya digunakan kata-kata dan bahasa yang mudah dimengerti
oleh peserta didik. Pada umumnya penjelasan dilakukan dengan menggunakan ilustrasi
kasus yang sering dialami oleh peserta didik dalam kehidupan seharihari. Sedangkan bagi
siswa yang lebih dewasa dapat dibacakan sesuai rumusan TPK yang telah ditetapkan
terdahulu.
b. Lakukan apersepsi, berupa kegiatan yang merupakan jembatan antara pengetahuan lama
dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari. Tunjukkan pada peserta didik tentang
eratnya hubungan antara pengetahuan yang telah mereka miliki dengan pengetahuan yang
akan dipelajari. Kegiatan ini dapat menimbulkan rasa mampu dan percaya diri sehingga
mereka terhindar dari rasa cemas dan takut menemui kesulitan atau kegagalan.
2. Penyampaian Informasi
Penyampaian informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan yang paling penting dalam proses
pembelajaran, padahal bagian ini hanya merupakan salah satu komponen dari strategi
pembelajaran. Artinya, tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi
peserta didik dalam belajar maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti. Guru
yang mampu menyampaikan informasi dengan baik, tetapi tidak melakukan kegiatan pendahuluan
dengan mulus akan menghadapi kendala dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Dalam kegiatan ini, guru juga harus memahami dengan baik situasi dan kondisi yang
dihadapinya. Dengan demikian, informasi yang disampaikan dapat diserap oleh peserta didik dengan
baik. Beberapa hal yang perill diperhatikan dalam penyampaian informasi adalah urutan ruang
lingkup dan jenis materi.
a. Urutan penyampaian
Urutan penyampaian materi pelajaran harus menggunakan pola yang tepat.
Urutan materi yang diberikan berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal yang bersifat
konkret ke hal-hal yang bersifat abstrak atau dari hal-hal yang sederhana atau mudah
dilakukan ke hal-hal yang lebih kompleks atau sulit dilakukan. Selain itu, perlujuga
diperhatikan apakah suatu materi harus disampaikan secara berurutan atau boleh
melompat-lompat atau dibolak-balik, misalnya dari teori ke praktik atau dari praktik ke teori.
Urutan penyampaian informasi yang sistematis akan memudahkan peserta didik cepat
memahami apa yang ingin disampaikan oleh gurunya.
b. Ruang lingkup materi yang disampaikan
Besar kecilnya materi yang disampaikan atau ruang lingkup materi sangatbergantung pada
karakteristik peserta didik danjenis materi yang dipelajari. 16
Umumnya ruang lingkup materi sudah tergambar pada saat penentuan tujuan
pembelajaran. Apabila TPK berisi muatan tentang fakta maka ruang lingkupnya lebih kecil
dibandingkan dengan TPK yang berisi muatan tentang suatu prosedur. 17
Hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memperkirakan besar kecilnya materi adalah
penerapan teori Gestalt. Teori tersebut menyebutkan bahwa bagian-bagian kecil merupakan
satu kesatuan yang bermakna apabila dipelajari secara keseluruhan, dan keseluruhan
tidaklah berarti tanpa bagian-bagian kecil tadi. Atas dasar teori tersebut perlu
dipertimbangkan hal-hal berikut.
16
Uno,Hamzah.menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif.Bumi Aksara.2011
17
Uno,Hamzah.menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif.Bumi Aksara.2011
Apakah materi akan disampaikan dalam bentuk bagian-bagian kecil seperti dalam
pembelajaran terprogram (programmed instruction). Apakah materi akan disampaikan
secara global/keseluruhan dulu baru ke bagian-bagian. Keseluruhan dijelaskan melalui
pembahasan isi buku, selanjutnya bagian-bagian dijelaskan melalui uraian per bab.
c. Materi yang akan disampaikan
Materi pelajaran umumnya merupakan gabungan antarajenis materi yang berbentuk
pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan (langkah-langkah,
prosedur, keadaan, dan syarat-syarat tertentu), dan sikap (berisi pendapat, ide, saran, atau
tanggapan) (Kemp, 1977). Merril (1977: 37) membedakan isi pelajaran menjadi 4 jenis, yaitu
fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis
pelajaran sudah pasti memerlukan strategi penyampaian yang berbeda-beda. Oleh karena
itu, dalam menentukan strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami jenis
materi pelajaran yang akan disampaikan agar diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai.
Contoh:
Apabila peserta didik diminta untuk mengingat nama suatu objek, simbol, atau peristiwa,
berarti matefi tersebut berbentuk fakta sehingga alternatif strategi penyampaiannya adalah
dalam bentuk ceramah atau tanya jawab.
Apabila peserta didik diminta menyebutkan suatu definisi atau menulis ciri khas dari suatu
benda, berarti materi tersebut berbentuk konsep sehingga alternatif Strategi
penyampaiannya adalah dalam bentuk resitasi, penugasan.
Apabila peserta didik diminta mengemukakan hubungan antar beberapa konsep, atau
menerangkan keadaan ataupun hasil hubungan antarberbagai konsep, berarti materi
tersebut berbentuk prinsip sehingga alternatif strategi penyampaiannya adalah berbentuk
diskusi terpimpin dan studi kasus.
4. Tes
Serangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk mengetahui (a) apakah tujuan pembelajaran
khusus telah tercapai atau belum, dan (b) apakah penge- tahuan sikap dan keterampilan telah
benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum.
Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik
melalui berbagai proses pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pelajaran pelaksanaan
tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau praktik. 18
a) Di akhir kegiatan belajar setiap peserta didik dapat menyebutkan 4 dari 5 ciri makhluk hidup
dengan benar. Standar keberhasilannya adalah apabila minimal peserta didik dapat
menyebutkan 3 dari 5 ciri makhluk hidup atau tingkat penguasaan berkisar 80%—85%.
b) Soal tes objektif dengan 4 pilihan terdiri atas 20 nomor, peserta didik dianggap menguasai
materi apabila ia dapat mengerjakan 80%—85% soal dengan benar.
5.Kegiatan Lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilahfollow up dari suatu hasil kegiatan yang telah dilakukan
seringkali tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru. Dalam kenyataannya, setiap kali setelah tes
18
Uno,Hamzah.menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif.Bumi Aksara.2011
dilakukan selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau di atas rata-rata, (a)
hanya menguasai sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat penguasaan yang diharapkan dapat
dicapai, (b) peserta didik seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari
hasil belajar yang bervariasi tersebut.
3. Berarti metode yang paling mungkin digunakan adalah praktikum dan analisis
kasus/pemecahan masalah (problem solving).
4. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indra
peserta didik. Artinya, dalam satuan-satuan waktu yang bersamaan peserta didik dapat
melakukan aktivitas fisik maupun psikis. Misalnya menggunakan OHP. Dalam menjelaskan
suatu bagan, lebih baik guru menggunakan OHP daripada hanya berceramah, karena
penggunaan OHP memungkinkan peserta didik sekaligus dapat melihat dan mendengar
penjelasan guru.
19
Uno,Hamzah.menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif.Bumi Aksara.2011
Selain kriteria di atas, pemilihan strategi pembelajaran dapat dilakukan dengan
memerhatikan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1. Apakah materi pelajaran paling tepat disampaikan secara klasikal (serentak bersama-sama
dalam satu-satuan waktu)?
2. Apakah materi pelajaran sebaiknya dipelajari peserta didik secara individual sesuai dengan
kecepatan belajar masing-masing?
3. Apakah pengalaman langsung hanya dapat berhasil diperoleh denganjalan praktik langsung
dalam kelompok dengan guru atau tanpa kehadiran guru?
4. Apakah diperlukan diskusi atau konsultasi secara individual antara guru.
Gerlach dan Ely (1990: 173) menjelaskan pola umum pemilihan strategi pembelajaran yang akan
digambarkan melalui bagan berikut ini.
a. Prosedur Pembelajaran
Suatu konsep diperoleh melalui tiga tahap. Pertama adalah tahap kategorisasi, yaitu upaya
mengkategorikan sesuatu yang sama atau tidak sesuai dengan konsep yang diperoleh. Kemudian
masuk ke tahap selanjutnya (kedua), kategori yang tidak sesuai disingkirkan, dan kategori yang
sesuai digabungkan sehingga membentuk suatu konsep (concept formation). Setelah itu, suatu
konsep tertentu baru dapat disimpulkan (tahap ketiga). Tahap terakhir inilah yang dimaksud dengan
perolehan konsep. Sebagai contoh, seorang guru ingin mengenalkan konsep mamalia kepada
siswanya. la tentu akan memperkenalkan beberapa kategori (contoh) yang sesuai dan tidak sesuai.
Misalnya, menyusui (sesuai), bertelur (tidak sesuai), mengandung (sesuai), tidak berbulu (tidak
sesuai), berbulu (sesuai). Dalam hal ini anak akan memperoleh konsep bahwa mamalia adalah
hewan yang menyusui, mangandung anaknya, dan berbulu. 20
Melalui model ini, perolehan konsep didasarkan pada kondisi reseptif siswa dan sifatnya
lebih langsung. Artinya, guru lebih banyak memimpin. Model ini terdiri dari tiga tahapan mengajar.
Pertama, guru menyajikan data kepada siswa. Setiap data merupakan contoh dan bukan contoh
yang terpisah. Data tersebut dapat berupa peristiwa, orang, objek, cerita, dan lain-lain. Siswa
diberitahu bahwa dalam daftar data yang disajikan terdapat beberapa data yang memiliki kesamaan.
Mereka diminta untuk memberi nama konsep tersebut dan menjelaskan definisi konsep berdasarkan
ciri-cirinya. Contohnya adalah seperti pembelajaran konsep mamalia di atas.
Tahap kedua, siswa menguji perolehan konsep mereka. Pertama dengan cara
mengidentifikasi contoh tambahan lain yang mengacu pada konsep tersebut. Atau kedua dengan
memunculkan contoh mereka sendiri. Setelah itu, guru mengkonfirmasi kebenaran dari dugaan
20
Uno,Hamzah.menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif.Bumi Aksara.2011
siswanya terhadap konsep tersebut, dan meminta mereka untuk merevisi konsep yang masih kurang
tepat.
Tahap ketiga, mengajak siswa untuk menganalisis/mendiskusikan strategi sampai mereka
dapat memperoleh konsep tersebut. Dalam keadaan sebenarnya, pasti penelusuran konsep yang
mereka lakukan berbeda-beda. Ada yang mulai dari umum, ada yang mulai dari khusus, dan lain-lain.
Akan tetapi, perbedaan strategi di antara siswa ini menjadi pelajaran bagi yang lainnya untuk
memilih
strategi mana yang paling tepat dalam mamahami suatu konsep tertentu.
b. Aplikasi
Model pcmbclajaran ini sangat sesuai digunakan untuk pembelajaran yang menckankan pada
perolehan suatu konsep bam atau untuk mengajar cara berpikir induktif kepada siswa. Model ini
juga relevan diterapkan untuk semua umur
Dalam bagian ini, akan dibahas 3 model pembelajaran yang termasuk di dalam pendekatan
pembelajaran pemrosesan informasi, yaitu
(1) model pembelajaran perolehan konsep,
(2) model pembelajaran berpikir induktif, dan
(3) model pembelajaran pelatihan inquiry.
22
Uno,Hamzah.menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif.Bumi Aksara.2011
D. PENDEKATAN PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI
Ada beberapa model yang termasuk ke dalam pendekatan pembelajaran pembelajaran sebagai
berikut.
Mengapa demikian? Karena pada dasarnya secara intuitif setiap individu cenderung melakukan
kegiatan ilmiah (mencari tahu/memecahkan masalah). Kemampuan tersebut dapat dilatih sehingga
setiap individu kelak dapat melakukan kegiatan ilmiahnya secara sadar (tidak intuitif lagi) dan
dengan prosedur yang benar. Melalui model ini, Suchman juga ingin meyakinkan kepada siswa
bahwa ilmu bersifat tentatif dan dinamis, karena ilmu berkembang terus-menerus, Sesuatu yang
saat ini diyakini benar, kelak suatu saat belum tentu benar atau berubah. Di samping itu, siswa
dilatih untuk dapat menghargai alternatif-alternatif Iain yang mungkin berbeda dengan yang telah
ada sebelumnya dan telah diyakini
sebagai suatu kebenaran.
a. Prosedur Pembelajaran
Tujuan utama dari model ini adalah membuat siswa menjalani suatu proses tentang bagaimana
pengetahuan diciptakan. Untuk mencapai tujuan ini, siswa dihadapkan pada sesuatu (masalah) yang
misterius, belum diketahui, tetapi menarik. Namun, perlu diingat bahwa masalah tersebut harus
didasarkan pada suatu gagasan yang memang dapat ditemukan (discoverable ideas), bukan
mengada-ada.
Terdapat lima langkah prosedur mengajarkan inquiry training. Tahap pertama adalah siswa
dihadapkan pada suatu situasi yang membingungkan (teka-teki). 23
Tahap kedua dan ketiga adalah pengumpulan data untuk verifikasi dan eksperimentasi. Pada
tahap kedua dan ketiga ini siswa menanyakan serangkaian pertanyaan yang dapat dijawab oleh guru
dengan jawaban "Ya" atau "Tidak", sementara melakukan percobaan sesuai dengan permasalahan
yang dihadapkan kepada mereka. Namun, perlu dicatat bahwa pada tahap pertama, guru hendaknya
menjelaskan prosedur penelitian yang harus dilakukan oleh siswa. Untuk itu, disarankan agar
mendasarkan permasalahan yang dihadapkan kepada siswa berawal dari ide yang paling sederhana.
Verifikasi (ada pada tahap kedua), merupakan proses di mana siswa menggali informasi
tentang peristiwa yang mereka alami. Sedangkan eksperimen (percobaan) pada tahap ketiga
merupakan proses di mana guru memperkenalkan kepada siswa suatu unsur baru pada suatu situasi
tertentu untuk menunjukkan bahwa suatu peristiwa dapat terjadi secara berbeda. Mengapa tahap
kedua dan ketiga ini dijelaskan secara bersamaan? Karena peristiwa verifikasi dan eksperimentasi
terjadi secara bersamaan, walaupun keduanya dapat dijelaskan secara terpisah. Tahap keempat
adalah tahap merumuskan penjelasan atas peristiwa yang telah dialami siswa. Pada praktiknya,
23
Uno,Hamzah.menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif.Bumi Aksara.2011
mungkin siswa tidak dapat menjelaskan permasalahan baru. Pada bagian ini guru dapat mengajukan
pertanyaan, yang akan terjadi jika Pak Dudung tidak memiliki seperangkat komputer di kasir toko
swalayannya?" Langkah berikutnya adalah meminta siswa untuk menjelaskan prediksi atau
hipotesisnya. Pertanyaan yang dapat diajukan
"Menurut Anda mengapa hal tersebut dapat terjadi?" Langkah terakhir meminta siswa untuk
menjelaskan dasar teori/argumen yang memperkuat hipotesisnya. Pada bagian ini, siswa diminta
untuk menggunakan logika dengan memanfaatkan data dan informasi pendukung yang cukup dan
akurat. Untuk kebutuhan ini, pertanyaan yang dapat diajukan guru adalah, "Apa alasan yang dapat
memperkuat hal tersebut terjadi?'
b. Aplikasi
Model pembelajaran ini ditujukan untuk membangun mental kognitif. Karenanya sangat sesuai
untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Namun demikian, strategi ini sangat membutuhkan
banyak informasi yang harus digali oleh siswa. Kelebihan lain dari model ini, selain sangat sesuai
untuk social study, juga dapat digunakan untuk semua mata pelajaran, seperti sains, bahasa, dan
lain-lain. Satu hal lagi yang tidak kalah penting, model ini juga secara tidak langsung dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif.
3. Model Pembelajaran Inquiry Training
Model pembelajaran ini dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Suchman. Suchman
meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu.
Oleh karena itu, prosedur ilmiah dapat diajarkan secara langsung kepada mereka. 24
Berikut ini adalah postulat yang diajukan oleh Suchman untuk mendukung teori yang mendasari
model pembelajaran ini.
1. cara alami manusia mempunyai kecenderungan untuk selalu mencari tahu akan segala
sesuatu yang menarik perhatiannya.
2. Mereka akan menyadari keingintahuan akan segala Sesuatu tersebut dan akan belajar untuk
menganalisis strategi berpikirnya.
3. Strategi baru dapat diajarkan secara langsung dan ditambahkan/digabungkan
4. Penelitiankooperatif(cooperative inquiry) berpikir dan membantu siswa belajar tentang
suatu ilmu yang bersifat tentatif dan belajar menghargai penjelasan atau solusi alternatif.
ecara singkat, model ini bertujuan untuk melatih siswa dalam meneliti, menjelaskan fenomena, dan
memecahkan masalah secara ilmiah.
a. Prosedur Pembelajaran
Postulat yang diajukan Taba di atas menyatakan bahwa keterampilan berpikir harus diajarkan
dengan menggunakan strategi khusus. Menurutnya, berpikir induktif melibatkan tiga tahapan dan
karenanya ia mengembangkan tiga strategi cara mengajarkannya. Strategi pertama adalah
pembentukan konsep (concept formation) sebagai strategi dasar; kedua, interpretasi data (data
interpretation), dan ketiga adalah penerapan prinsip (application of principles).
Strategi 1: Pembentukan konsep, meliputi langkah-langkah:
a) membuat daftar konsep;
b) pengelompokan konsep berdasarkan karakteristik yang sama;
c) pemberian label atau kategorisasi.
Strategi 2: Interpretasi data, meliputi langkah-langkah:
a) mengidentifikasi dimensi-dimensi dan hubungan-hubungannya;
b) menjelaskan dimensi-dimensi dan hubungan-hubungannya;
26
Uno,Hamzah.menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif.Bumi Aksara.2011
27
Uno,Hamzah.menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif.Bumi Aksara.2011
c) membuat kesimpulan.
Strategi 3: Penerapan prinsip, meliputi langkah-langkah:
a) membuat hipotesis, memprediksi konsekuensi;
b) menjelaskan teori yang mendukung hipotesis atau prediksi;
c) menguji hipotesis/prediksi.
6. Model pembelajaran berpikir induktif bertujuan untuk membangun mental kognitif. Oleh karena
itu, model ini untuk mengembangkan kemampuan berpikir
Motivasi prestasi. Orang dengan tipe motivasi ini fokus pada pencapaian tujuan. Motivasi ini
membentuk dasar bagi kehidupan yang baik, memberikan motivasi kepribadian dinamis dan
menghormati diri sendiri. Orang biasanya menetapkan target yang dicapai tidak terlalu sulit dalam
pencapaian. Dengan melakukan ini, mereka memastikan melakukan tugas-tugas yang bisa mereka
capai.
Motivasi peningkatan diri. Jika Anda tidak mendapatkan motivasi dari luar, temukan motivasi dari
diri sendiri. Motivasi diri adalah kemampuan untuk memenuhi keinginan, harapan, atau tujuan tanpa
dipengaruhi oleh orang lain. Motivasi diri penting untuk mencapai kesuksesan dalam pekerjaan dan
kehidupan pribadi. Menurut hirarki kebutuhan Maslow, orang memiliki kebutuhan manusia diatur
dalam tangga lima langkah. Sebelum lebih tinggi tingkat kebutuhan diaktifkan, tingkat kebutuhan
lebih rendah harus dipenuhi. Dalam urutan, kebutuhan bersifat fisiologis, keamanan, sosial, harga
diri, dan aktualisasi diri.
Motivasi ekstrinsik. Dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu itu
bersumber pada suatu kebutuhan kebutuhan yang harus dipenuhi.Bentuk motivasi yang
memanifestasikan dirinya positif serta negatif. Motivasi positif muncul dalam bentuk hadiah atau
mengobati, dan dapat dinyatakan dalam arti negatif dengan cara memeras atau mengancam.
Motivas ekstrinsik berlaku pada kedua kasus dan efektif.
Motivasi takut. Ketakutan juga merupakan salah satu motivasi. Kita “takut” mengemudi di sisi jalan
yang salah. Kita takut berjalan terlalu dekat dengan tepi tebing. Kita takut bahan kimia beracun.
Ketakutan ini memotivasi kita untuk membuat keputusan yang baik soal keselamatan kita. Tapi
jangan biarkan menjadi kebiasaan yang dapat mengendalikan kita. Jika kita tidak bisa melawan
dengan cara positif, lakukan secara kreatif.
Motivasi investasi. Penting untuk menginvestasikan diri secara fisik, emosional, dan finansial dalam
suatu tugas. Semakin diinvestasikan dalam suatu tugas, semakin besar kemungkinan ia akan mampu
melakukan pekerjaan dengan baik dan lengkap. Contohnya, jika mimpi menjadi seorang penyanyi, ia
harus memiliki komitmen togal dalam mencapai tujuan ini. Ia perlu bekerja keras pada apa yang
ingin dicapai.
Motivasi sosial. Banyak orang menganggap kehidupan sosial mereka sebagai motivasi terbesar
mereka. Teman-teman mereka adalah motivator terbaik mereka. Ide untuk diterima di antara
sekelompok orang adalah motivasi untuk mencapai tujuan hidup. Penelitian menunjukkan bahwa
siswa cenderung dipengaruhi motivasi sosial untuk melakukan tugas-tugas seperti itu untuk
menyenangkan orang-orang yang mereka kagumi atau hormati. 28
Motivasi sikap. Jika Anda berpikir positif, Anda bisa mencapai hal-hal yang kadang dianggap tidak
realistis oleh orang lain. Sikap positif membantu Anda membangun hubungan yang kuat dan tetap
termotivasi. Jika Anda memiliki tujuan dalam pikiran namun kurang motivasi, cobalah miliki sikap
positif. Ini akan menaikkan motivasi Anda sendiri. 29
Motivasi intrinsik adalah motif–motif (daya penggerak) yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
perlu dirangsang dari luar, karena di dalam diri setiap individu sudah terdapat dorongan untuk
melakukan sesuatu.
28
Uno,Hamzah.menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif.Bumi Aksara.2011
29
Uno,Hamzah.menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif.Bumi Aksara.2011
Lebih lanjut Mc Clelland dalam Handoko (1983:256) mengemukakan bahwa orang-orang yang
berorientasi prestasi mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan,
yaitu :
Menyukai pengambilan resiko yang layak (moderat) sebagai fungsi keterampilan, bukan kesempatan
; menyukai suatu tantangan ; dan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi hasil-hasil yang dicapai.
Mempunyai kecenderungan untuk menetapkan tujuan-tujuan prestasi yang layak dan menghadapi
resiko yang sudah diperhitungkan.
Mempunyai kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang telah dikerjakannya.
2) Kebutuhan keamanan (rasa aman), seperti : ingin sehat, ingin terhindar dari bahaya, ingin
menghilangkan kecemasan dan lain-lain.
3) Kebutuhan untuk memiliki dan dicintai, seperti : ingin berteman, ingin berkeluarga, ingin masuk
dalam suatu kelompok dan lain – lain.
4) Kebutuhan akan penghargaan diri (harga diri), seperti : ingin dihargai, dipercaya, dihormati oleh
orang lain dan lain-lain.
5) Kebutuhan untuk aktualisasi diri, seperti : keinginan untuk mengembangkan potensi diri, bakat
dan keterampilan, keinginan berprestasi, keinginan mencapai cita-cita dan sebagainya.
6) Kebutuhan untuk tahu dan mengerti, seperti : mencari ilmu atau menempuh pendidikan setinggi-
tingginya yang didorong rasa ingin tahu.
7) Kebutuhan estetis, yaitu kebutuhan untuk mengungkapkan rasa seni dan keindahan.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa setiap manusia mempunyai keinginan untuk
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Kebutuhan itu berasal dari diri sendiri yang menuntut
untuk dipenuhi. Keinginan seseorang untuk dapat memenuhi semua kebutuhannya tersebut dapat
mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu yang mengarah pada pencapaian
pemenuhan kebutuhan. Hal ini dapat menimbulkan motivasi pada diri seseorang guna membekali
diri dengan hal hal yang diperlukan dalam mencapai tujuannya tersebut.
Salah satu bekal yang diperlukan adalah bekal pendidikan yang memadai sehingga pada akhirnya
seseorang akan merasa perlu untuk melanjutkan sekolahnya sampai pada jenjang yang
memungkinkan dirinya dapat memiliki bekal untuk memenuhi kebutuhan secara berkualitas. 30
Daftar Pustaka
30
Uno,Hamzah.menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif.Bumi Aksara.2011