Anda di halaman 1dari 17

RESUME MANEJEMEN PROYEK

DISUSUN OLEH :

NAMA : RISKAWATI RONY

NPM : 07261811046

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

2022
MATERI 1: MODE PERENCANAAN JARINGAN KERJA

 Network planning (nwp) adalah metode untuk perencanaan, monitoring dan


pengendalian proyek melalui jarring kerja.
 NWP terdiri dari CPM (critical path method ) dan PERT (project evaluation and
rewiew technique) dan graph and flows yang masing – masing digunakan untuk
masalah tertentu
 Perbedaan CPM dan PERT terutama pengolahan biaya dan waktu. Namun saat ini
keduanya telah digabung untuk mendapatkan optimalitas solusi.

 Sejarah :
 Henry L.gantt (1918) menciptakan Bar Chart untuk mengontrol kegiatan dan
proyek , namun tidak menjelaskan urutan kegiatan nya, Booz, Allien dan
Hamilton (1950) mengembangka PERT dalam proyek pembagunan rudal
polaris untuk kapal selam Nautilus di AS
 Kelly dan walker dari dupont (1957) membuat model CPM dalam proyek
pembangunan pabrik

 Manfaat dan kelemahan


 NPW cocok untuk mengendalikan proyek yang terdiri dari banyak kegiatan
dengan berbagai urutan dan kebutuhan sumberdaya
 Untuk proyek yang besar diperlukan bantuan computer untuk memproses
urutan kegiatan, waktu,biaya, peralatan dan sumda lain

Iatilah Dan Simbol


 Proyek: kumpulan kegiatan yang membutuhkan sumber daya (waktu,dana, tenaga
kerja, peralatan) dan dimulai / diakhir dalam jadwal waktu yang pasti
 Kegiatan : aktivitas terkecil dalam proyek yang membutukan sumber daya tertentu
 Lama Proyek : waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan dalam
suatu proyek
 Lintas kritis : urutan serangkaian kegiatan, yang apabila salah satu atau lebih
terlambat mengakibatkan seluruh proyek terlambat.
 Kegiatan kritis : semua kegiatan yang terletak dalam lintas kritis
 Slack : selisi waktu( kelonggaran) anatara paling awal dan paling lambat dimulainya
suatu kegiatan
 Simpul : simpul awal atau akhir suatu kegiatan
 Busur : mengambarkan suatu kegiatan dengan segala atributnya (sumberdaya)
 Busur semu : mengambarkan suatu kegiatan yang tidak memerlukan sumber daya.

Prosedur
Forward pass
1. Selalu di mulai dari simpul awal (1)
2. Hitung ESTJ = maks (ESTI + Tij) untuk semua kegiatan yang masuk ke
simpul j
3. Lakukan langka diatas untuk semua simpul
4. Hasilnya:
 Lama proyek ( EST dari simpul akhir)
 Total biaya proyek ( total biaya dari semua kegiatan)
Backward pass

1. Selalu dimulai dari simpul akhir


2. Tetapkan LSTJ = ESTj
3. Hitung LSTi = min ( LSTj – Tij ) untuk semua kegiatan yang keluar dari simpul i
4. Lakukan langka diatas untuk semua simpul
5. Slack simpul ke i( Si) = LSTi – ESTi
6. Hasilnya:
 Lintas kritis : (lintas paling lama/ panjang dari simpul awal kesimpul akhir )
 Slack : dari setiap simpul

Percepatan Proyek
 Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya dengan biaya ekstra ( tamba pekerjaan,
alat,waktu,lembur,dll)
 Metode percepatan :
 Time based = waktu penyelesaian proyek ditentukan,dan biaya total dihitung
kemudian
 Cost based = biaya total proyek ditentukan , dan waktu penyelesaiannya
dihitung kemudian
 Prinsip : percepatan hanya dilakukan pada kegiatan kritis dengan baiaya relative
paling rendah
 Syarat percepatan proyek :
 tersedia data tentang waktu normal dan waktu cepat (crash ) dari setiap
kegiatan dalam proyek
 tesedia data tentang biaya normal dan biaya cepat dari kegiatan dalam proyek
 perhitungan forward pass dan back pass suda diselesaikan dari jalur kritis suda
diketahui
 tersedia biaya ekstra ( tambahan ) untuk percepatan proyek
MATERI 2 : KODE ETIK ARSITEK DAN KAIDAH TATA LAKU PROFESI ARSITEK

Profesi Adalah

1. pekerjaan penuh waktu


2. melalui pendidikan/ pelatihan khusus
3. memiliki organisasi profesi
4. mempunyai komponen izin kerja dan pengakuan dari masyarakat
5. mempunyai kode etik dan hak pengelolaan mandiri 9dana cuff , arsitekture : the story
of practice, 1992, p23) dari kelima krakter umum tersebut kita bias melihat bagaimana
posisi profesi arsitektur umum tersebut kita bias melihat bagaimana profesi arsitektur
di dunia modern pada umumnya

hal yang kelima dan merupakan hal terpenting dari suatu profesi adalah kode
etik profesi
 pekerjaan arsitektur melibatkan pihak-pihak: arsitek ,klien, penyandang dana (
investor) konsultas profesi lain yang terkait , penduduk dan lingkuganya
 melalui kode etik ,diatur hak dan kewajiban dari seorang arsitek secara umum,
 hak dan kewajiban arsitek terhadap public ,klien,profesi, rekan profesi dan
lingkungan.
 Di Indonesia ada dua IAI pada khususnya , kode etik diatur dalam kode etik
arstek dan kaidah tata laku profesi arsitek
 Kode etik ini pertama kali dibuat dan disepakati pada tahun 1992 di kaliurang,
kemudian diperbarui melalui kongres di Jakarta pada tahun 2005
 Kode etik arsitek dan kaidah tata laku profesi arsitek ini terdiri dari beberapa
bagian, yaitu:
1. 5 (lima) kaidah dasar
2. 21 (dua puluh satu) standar etika
3. 45 (empat puluh lima) kaidah tata laku

Kaidah Dasar 1

Kewajiban umum:

 Para arsitek mengusai pengetahuan dan teori mengenai:


 Seni-budaya
 Ilmu
 Cakupan kegiatan, yang
 Keterampilan arsitektur
 Proses pendidikan, pengalamn,dan peningkatan keterampilan yang membentuk
kecakapan dan kepakaran
 Dinilai melalui pengujian keprofesian dibidan arsitektur.
 Secara umum para arsitek memiliki kewajiban dan tangung jawab untuk selalu
menjunjung tinggi dan meningkatkan nilai-nilai budaya dan arsitektur serta dan
lingkungan menghargai dan ikut berperan serta dalam mempertimbangkan segala
sapek social dan lingkungan untuk setiap kegiatan profesionalnya.
Standar etika 1.1
Pengapdian diri
 Arsitek melalukan tugas profesinya sebagai bagian dari pengabdian kepda tuhan yang
maha esa.

Standar etika 1.2

Pengetahuan dan keahlian

 Arsitek senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keahlian serta sikap prpfesionalnya


sesuai dengan nilai nilai moralmaupun spiritual

Standar etika 1.3


Standar keugulan
Arsitek selalu berupaya secara terus menerus untuk meningkatkan pmutu karyanya,
antara lain melalui pendidikan ,penilitian,pengembangan,dan penerapan arsitektur.

Standar etika 1.4


Warisan alam budaya dan lingkungan
 Arsitek sebagai budayawan selalu berupaya mengangkat nilai nilai budaya melalui
karya ,serta wajib menghargai dan membantu pelestarian
Standar etika 1.5
Nilai hak dan asasi manusia
 Arsitek wajib menjunjung tinggi hak hak asasi manusia tiap upaya menegakan
profesinya.

Standar etika 1.6


Arsitektur,seni dan industri konstruksi
 Arsitek bersifat terbuka dan sadar untuk memadukan arsitek dengan seni seni terkait
dan selalu berusaha menumbuhkankembangkan ilmu dan pengetahuan dalam
memajukan proses dan produk industri konstruksi.

Kaidah Dasar 2
Kewajiban terhadap masyarakat

Standar etika 2.1


Tata laku:
 Arsitek wajib menjunjung tinggi tatanan hokum dan peraturan terkait dalam
menjalankan kegiatan profesinya

Standar etika 2.2


Pelayanan untuk kepentingan masyarakat umum
 Arsitek selayaknya melibatkan diri dalam berbagai kegiatan masyarakat, sebagai
bentuk pengabdian profesinya, terutama dalam membangun pemahaman masyarakat
akan arsitektur fungsi dan tangung jawab arsitek.
Kaidah Dasar 3
Kewajiban kepada penguna jasa

Standar etika 3.1


Kopetensi
 Tugas arsitek dilaksanakan secara professional dengan penuh tangung jawab,
kecakapan dan kepakaran

Standar etika 3.2


Kerahasiaan
 Arsitek wajib mengemban kepercayaan yang telah diberikan oleh penguna jasa
kepadanya

Standar etika 3.3

Kejujuran dan kebenaran

 Arsitek wajib berlaku jujur dan menyampaikan kegiatan profesinyan serta


disenantiasa memperbaharui setiap informasi tentang penugasan yang seang
dikerjakan.

Standar etika 3.4

Perbedaan kepentingan

 Arsitek wajib menghindari terjadinya pertentangan atau perbedaan kepentingan dalam


kegiatan profesinyandan senantiasa secara terbuka menyampaikan semua konflik
kepentingan.

Kaidah Dasar 4

Kewajiban kepada profesi

 Arsitek berkewajiban menjaga dan menjunjung tinggi integritas dan martabat


profesinya dan dalam setiap keadaan bersikap menghargai dan menghormati hak sera
kepentingan orang lain.

Standar etika 4.1


Kejujuran dan keadilan
 Arsitek wajib menjalankan profesinya dengan menjunjung tinggi nilai kejujuran dan
keadilan
Standar etika 4.2

Citra dan integritas

 Arsitek berkewajiban meningkatkan citra dan integritas keprofesianya melalui


tindakan-tindakan keteladanya dan memastikan agar lingkungan profesinya serta
karyawan selalu menyesuaikan perilaku dengan kode etik ini.

Standar etika 4.3

Pengembangan diri

 Arsitek harus senantiasa mengembangkan diri

Standar etika 4.4

Kemitraan

 Arsitek bermitra hanya dengan orang yang memiliki kopentisi yang memadai/
sepadan dibidangnya.

Kaidah Dasar 5
Kewajiban terhadap sejawat
 Atas dasar semangat kejawatan, arsitek wajib saling meningkatkan dengan cara silih,
asih, asuh dan asah

Standar etika 5.1

Semangat kejawatan

 Atas dasar semangat kejawatan, arsitek wajib saling mengigatkan dengan cara
silih,asih,asuh dan asah .

Standar etika 5.2

Pengakuan kesejawatan

 Arsitek tidak dibenarkan akan berusaha menggusur arsitek lain dari suatu penunjukan
pekerjaaan.

Standar etika 5.3

Imbalan jasa sepadan

 Arsitek dihargai sesuai dengan lingkup cakupan jasa yang diberikan nya/ diselesaikan
Standar etika 5.4

Partisipasi dalam sayembara

 Arsitek dibenarkan berpatisipasi dalam suatu sayembara perancanaan arsitektur


hamya apabila kaidah adil, jujur, dan sesuai format yang di akui IAI.

Standar etika 5.5

Penilain atas arsitek lain

 Arsitek hendaknya tidak akan melecehkan karya arsitek lain dengan tujuan untuk
menguntungkan pihak tertentu dengan cara tidak adil, dalam foruk terbuka atau media
massa
MATERI 3 : METODA JALUR KRITIS ( CPM )

Terminologi dalam CPM


pada metoda CPM terdapat dua buah perkiraan waktu dan biaya untuk setiap kegiatan
yang terdapat dalam jaringan. Kedua perkiran tersebut adalah perkiraan waktu
penyelesaian dan biaya yang sifatnya normal dan perkiran waktu penyelesaian dan
biaya yang sifatnya dipercepat ( crash istimate)

menentukan waktu penyelesaian


 E (earliest event occurrence time) saat tercepat terjadinya peristiwa.
 L ( latest event occurrence time) saat paling lambatyang masi diperbolehkan bagi
suatu peristiwa terjadi
 ES (latesr event activity start time) waktu mulai paling awal suatu kegiatan.
 EF ( earliest activity finish time) waktu selesai paling awal suatu kegiatan
 LS ( latest activity start time) waktu paling lambat kegiatanbolehdimulai tampa
memperlambat proyeksecara keseluruhan.

Cara perhitungan
1. Proyek hanya memiliki satu initial event (star) dan satu terminal event (finish)
2. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari kenol
3. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah LS= ES
Adapun cara perhitingan dalam menentukan waktu penyelesaian terdiri dari dua
tahap yaitu: perhitungan maju dan perhitungan mundur:
 Hitungan maju
Dimulai dari start (initial evenfinis ) menenuju finish ( terminal event)
untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu
tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu
peristiwa.

Aturan ketiga :

Bila suatu kegitan memiliki dua tau lebih kegiatan kegiatan terdahulu yang mengabung,
maka waktu mulainya paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai
paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan terdahulu .

 Perhitungan mundur
Aturan Keempat
waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling
akhir dikurangi kurun waktu berlangsunya kegiatan yang bersangkutan.
LS (i-j) = LF (i-j)-t
Maka LS(5-6) = EF (5-6)-D= 16-3 = 13
LS (4-5)= EF (4-5) –D= 13-4=9
LS (3-5) =EF (3-5) – D = 13-6=7
LS (2-4)= EF (2-4)- D = 9-3= 6
LS(2-3) =EF (2-3)- D= 7-5=2

Aturan kelima
Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2kegiataan atau lebih, maka
waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling
akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.
Slack atau float
Aturan keenam
Slack time atau total slack (TS) = LS –ES atau LF-EF

Ilustrasi 2
Kebanyakan perusahan gagal untuk memasuki pasar notebook. Angapan
perusahan anda bahwa pada 5 tahun yang akan dating permintaan pasar
akan notebook meningkat.
Jawaban:
Langka pertama yang harus anda lakukan adalah mengenditifikasi kegiatan
yang harus dilakukan dalam membuat prototypesampai pelaporan kepada
manenjer anda.

Dari perhitingan mundur dapat diindentifikasi waktu total slack,


yaitu:
TS=LAS-ES atau LF-EF
DIPEROLEH : kegiatan A=(0-0) ATAU (21-21)
Kegiatan B=(21-21) atau (21-21)=0
Kegiatan C= (21-21 atau (28-28)=0
Kegiatan D =926-26) atau (28-28)=0
Untuk mengentifikasi free slack dari suatu kegiatan adalah sama dengan
waktu mulai paling awal (ES2) Dari kegiatan berikutnya dikurangi waktu
mulai kegiatan yang dimaksud 9ESI) kurung waktu kegiatan yang
dimaksud (t1)
Sedangkan yang dimaksdu Lintaan krisis (ctitical path) adalah lintasan
dari start sampai finish yang terdiri dari rangkaian kegiatan.

Penentuan biaya dalam CPM


Selain cpm dapat diguanakan utuk menentukan waktu paling cepat sebuah
proyek dapat terselesaikan dan mengindentifikasi waktu kelongaran(slack)
paling lambat sebuah kegaitan dapat dimulai tampa menghamb jadwal
proyek keseluruhan ,

 Waktu normal : adalah waktu yang diperlukan bagi sebuah proyek untuk
melakukan rangkaian kegiatan sampai selesai tanpa ada pertimbangan
terhadap penguna sumber daya .
 Biaya normal:
Adalahbiaya lansung yang dikeluarkan selama penyelesaian kegaiatan –
kegiatan proyek sesuai denggan waktu normal.
 Waktu dipercepat:
Waktu dipercepat atau dikenal dengan crash time adalah waktu paling
singkat untuk menyelesaikan seluruh kegiatan yang secara teknis
pelaksanaannya masing mungkin dilakukan.
 Biaya waktu dipercepat:
Atau cras cost merupakan biaya langsung yang dapat dikeluarkan untuk
menyelesaikan kegiatan dengan waktu yang dipercepat.
Precedent diagram method (PDM)

Kapan precedence diagram dibuat


Diperoleh diagram memberikan beberapa keuntungan dibandingan dengan Arrow diagram
 Tidak diperlukan aktivitas dummy dalam membuat logika ketergantungannya
 Hubungan yang overlapping dapat dubuat tampa menambahkan jumlah aktifitas
 Suatu aktifitas dapat ditetapkan dengan suatu sumber
Metode presedent

 Termasuk dalam klarifikasi AON


 Dituliskan dengan node yang umumnya berbentuk segi empat
 Anak panah hanya sebagai petunjuk hubungan antara kegiatann yang akan dilakukan
 Dummy tidak diperlukan
Perhutungan pada presedent diagram

 Pada presedent diagram diperhitungkan ada dua cara hamper sama dengan AOA
yaitu perhitungan ke belakang dan perhitungan kedepan
Perhitungan kedepan digunakan untuk menhitung kegiatan yang paling lambat
Sama seperti pada AOA, ketika terdapat lebih dari satu panah pada aktivitas pilih
nilai yang terbesar pada perhitungan ke belakang dan pilih nilai terkecil pada
perhitungan kedepan
Waktu selesai pada akhir (latest finish) sama dengan waktu penyelesain paling
cepat pada seluruh proyek.
MATERI 4: PENGERTIAN DOKUMEN KONTRAK

Pengertian Dokumen Kontrak

Dokumen adalah segala sesuatu yang tertulis/ cetakan / naskah yang disimpan yang dapat digunakan
sebagai bukti atau keterangan. Dokumen-dokumen yang mengatur hubungan hukum antara Pejabat
Pembuat Komitmen (Pengguna Jasa ) dengan Penyedia barang / jasa untuk melaksanakan suatu
pekerjaan dalam hal ini yang dilakukan adalah Kontrak Konstruksi.

Dokumen Kontrak secara umum bersumber dari dokumen Lelang, semua dokumen lelang yang masih
berlaku hingga akhir kontrak menjadi bahagian dari dokumen kontrak. Sesuatu hal yang tidak/belum
termasuk dalam dokumen lelang tidak dapat menjadi bahagian dokumen kontrak kecuali ada
perubahannya ( addendum kontrak).

Istilah-istilah

Jasa Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi (pemborongan) adalah layanan pelaksanaan pekerjaan


konstruksi atau wujud fisik lainnya yang perencanaan teknis dan spesifikasinya sudah ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna Anggaran dan proses serta
pelaksanaannya diawasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau pengawas kostruksi yang ditugasi.

Kegagalan Pekerjaan Konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak kerja konstruksi baik sebagian maupun
keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna jasa dan/atau penyedia jasa dalam masa pelaksanaan
kontrak.

Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh penyedia jasa
kepada Pejabat Pembuat Komitmen menjadi tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian
dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan dalam kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan
kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum.
Kontrak Kerja Konstruksi
Kontrak kerja konstruksi merupakan suatu perjanjian untuk melaksanakan suatu pembangunan dengan
persyaratan tertentu yang dibuat oleh pihak pertama sebagai pemilik bangunan dengan pihak kedua
sebagai pelaksana pembangunan. Kontrak kerja konstruksi adalah suatu dokumen kontrak yang
mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa mengenai pelaksanaan pekerjaan
konstruksi. Pekerjaan konstruksi yang dimaksud disini seperti pembangunan jalan raya, jembatan,
pondasi, dermaga, bandara, dan sebagainya.

Penyiapan Dokumen Kontrak

Dokumen kontrak untuk pekerjaan konstruksi terdiri atas:

– Addendum Surat Perjanjian;

– Pokok Perjanjian

– Surat Penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;

– Syarat-syarat umum kontrak;

– Syarat-syarat khusus kontrak;

– Spesifikasi Umum;

– Spesifikasi Khusus;

– Gambar-gambar;

– Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran, misalnya:

 Jaminan pelaksanaan;

 Jaminan uang muka;

 SPPJ; BAHP; BAPP.


Dalam ketentuan Undang-Undang No 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi terdapat juga akibat hukum
antara pengguna jasa dan penyedia jasa atas perjanjian/kontrak yang telah disepakati, yang dimana
pihak penyedia jasa mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan suatu pekerjaan konstruksi yang
sesuai dengan perjanjian yang dibuat dengan pihak pengguna jasa, sedangkan pihak pengguna jasa
berhak atas suatu pekerjaan konstruksi yang telah dikerjakan oleh pihak penyedia jasa. kontrak kerja
konstruksi harus dibuat secara tertulis, karena selain ditujukan untuk pembuktian, kontrak kerja
konstruksi juga mengandung resiko yang menyangkut keselamatan umum dan tertib bangunan. Kontrak
kerja konstruksi termasuk perjanjian untuk melakukan pekerjaan sebagaimana ketentuan Pasal 1601
KUHPerdata.3 Maka dari itu kontrak kerja konstruksi merupakan dokumen yang penting dalam proyek,
yang dimana segala hal terkait hak dan kewajiban serta alokasi resiko diatur dalam kontrak. Sehingga
kontrak/perjanjian dalam suatu kegiatan jasa konstruksi menjadi dasar dilaksanakannya kegiatan
konstruksi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan juga pengawasan konstruksi.

Permasalahan di atas bisa dilihat, isi dari perjanjian pemborongan atau kontrak kerja konstruksi
sangatlah penting untuk dicermati, dipahami, dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh para pihak
yang terlibat didalamnya, karena didalam isi perjanjian pemborongan mengandung aspek hukum yang
berdampak hukum bila para pihak lalai dalam melaksanakan kewajibannya.

Dengan adanya perjanjian pemborongan antara pihak pengguna jasa dan pihak penyedia jasa ini akan
memberikan kepastian hukum para pihak. Dari permasalahan yang terjadi diatas maka perlu pentingnya
melakukan pembahasan penelitian dibidang kontrak konstruksi, dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimanakah tanggung jawab hukum para pihak yang terlibat didalam kontrak kerja konstruksi antara
PT. Indocali Plast dengan CV. Gendeng Mas atas kesalahan yang telah dilakukan oleh masing-masing
pihak. Selain itu pentingnya melakukan pembahasan di bidang kontrak konstruksi ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor apa yang sering menimbulkan permasalahan dibidang kontrak konstruksi
padahal selama ini pemerintah telah memperhatikan khusus tentang pekerjaan konstruksi ini dengan
sering memperbaharui peraturan perundang-undangan tentang kontrak konstruksi, dan tidak kalah
pentingnya melakukan pembahasan dibidang konstruksi ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek
hukum apa saja yang harus dipatuhi dalam kontrak konstruksi.
Jenis-Jenis Spesifikasi

 End Result Specification / Performance Specification (Spesifikasi Produk Akhir), yaitu jenis
Spesifikasi dimana yang dipersyaratkan adalah dimensi dan kualitas produk akhir yang harus
dicapai, tanpa mempersoalkan metode kerja untuk mencapai hasil akhir tsb.

 Process Specification (Spesifikasi Proses Kerja), yaitu jenis Spesifikasi dimana yang diatur
adalah semua ketentuan yang harus dilaksanakan selama proses pelaksanaan pekerjaan. Dengan
mengatur semua proses pelaksanaan pekerjaan, diharapkan hasil kerja akan diperoleh sesuai
dengan yang diinginkan.

 Multi Step and Method Specification, yaitu jenis Spesifikasi yang mengatur semua langkah,
material, metode kerja dan hasil kerja yang diharapkan.

Dalam hal ini keikutsertaan tersebut tentu diharapkan dapat meningkatkankemampuan jasa
konstruksi nasional dan melaksanakan alih pengetahuan kepada badan usaha jasa konstruksi
nasional sebagaimitra kerjasama operasi.

Aturan pemerintah yang memberikan kesempatan perusahaan asing untukikut serta dalam
pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia menyebabkantitik pertemuan antara hukum
asing dan hukum Indonesia. Hal tersebutmemungkinkan masuknya unsur-unsur asing dalam
penyusunan kontrak yangakan menjadi kendala apabila terjadi perselisihan terhadap
perbedaanpenafsiran dalam kontrak kerja. Namun, kekhasan lain dari kontrak jikadikaitkan
dengan masuknya unsur-unsur asing didalamnya (kontraktransnasional) adalah munculnya
elemen pokok lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu unsur kebebasan para pihak untuk
melakukan pilihan hukum.
GAMBAR-GAMBAR BENTUK-BENTUK JAMINAN

Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus disusun secara terinci, lengkap dan jelas, antara
lain:

- Peta Lokasi

- Lay out / denah

- Potongan memanjang

- Potongan melintang

- Detail-detail

- dan lain lain yang diperlukan.

 GAMBAR RENCANA (DESIGN DRAWING).

Gambar rencana merupakan gambar yang disediakan pengguna jasa dan termuat dalam
dokumen pelelangan. Gambar ini disiapkan oleh perencana teknis yang bertanggungjawab atas
hasil perencanaannya dan akan digunakan sebagai acuan dalam menyiapkan penawaran oleh
peserta lelang dan akan digunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor.

 GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING).

Gambar kerja dibuat oleh kontraktor berdasarkan gambar rencana dan merupakan penjabaran
dari gambar rencana serta merupakan acuan detail untuk pelaksanaan di lapangan. Gambar
kerja harus disetujui oleh direksi pekerjaan/direksi teknis. Namur persetujuan direksi
pekerjaan/direksi teknis tidak melepaskan tanggung jawab kontraktor atas kesalahan yang
terjadi.

 GAMBAR TERLAKSANA (AS BUILT DRAWING).

Gambar terlaksana merupakan gambar pelaksanaan yang menunjukkan hasil pelaksanaan atas
gambar kerja yang harus disiapkan oleh kontraktor dan wajib diserahkan lepada pengguna jasa
pada serah terima akhir pekerjaan.

Keterlambatan atau kegagalan penyerahan gambar terlaksana ini lepada pengguna jasa dapat
berakibat ditahannya atau diperhitungkannya pembayaran lepada kontraktor.
DAFTAR KUANTITAS

Dalam pengerjaan proyek infrastruktur, pengguna jasa atau pemilikpekerjaan (selanjutnya disebut
dengan owner) mempunyai hubungan yangsaling membutuhkan dengan penyedia jasa dalam hal ini
adalah perusahaanEPC.Hubungan antara owner dengan perusahaan EPC tersebut biasanyadiawali oleh
perikatan yang disepakati oleh para pihak.Bentuk perikatanmengenai kegiatan industri jasa konstruksi
inilah yang dikenal dengan istilahkontrak konstruksi atau perjanjian konstruksi yang dinegara barat
dikenaldengan istilah construction contract atau construction agreement.

 KUANTITAS :

– Gambar Rencana

– perkiraan

– dasar perhitungan penawaran

– kuantitas pasti ditentukan dari volume pekerjaan yang telah disetujui Pemilik

HARGA SATUAN

kecuali ditetapkan lain, harga dalam Daftar Kuantitas mencakup semua kewajiban Kontraktor, serta
segala hal yang diperlukan unutk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan,sebagaimana
ditetapkan dalam Syarat-syarat Kontrak termasuk biaya umum dan keuntungan perusahaan.

Dokumen kontrak harus dilaksanakan dan dipatuhi bersama antara pihakyang bersepakat untuk saling
terikat satu sama lain sehingga kedua belahpihak mempunyai hak dan kewajiban masing-masing.
Disana jelas terlihatberlakunya asas pakta sun servanda bahwa kontrak itu mengikat para pihakyang
membuatnya.Kontrak yang dipakai dalam suatu kegiatan konstruksibiasanya disebut kontrak kerja
konstruksi.Kontrak kerja konstruksi diawali dengan kesepakatan antara owner denganperusahaan EPC
atau kontraktor pelaksana, untuk mengadakan suatutranksaksi yang umumnya berupa kesanggupan oleh
satu pihak untukmelakukan sesuatu bagi pihak lainnya dengan sejumlah imbalan (monetaryvalue) yang
telah disepakati bersama.Adapun dua aspek utama agar suatukesepakatan dapat dilanjutkan kedalam
sebuah kontrak EPC adalah pertama,saling menyetujui (mutual consent) antara kedua belah pihak dan
kedua,terdapat penawaran dan penerimaan.Pengertian atau istilah kontrak atau persetujuan (contract or
agreement)yang diatur dalam buku III bab kedua KUHPerdata (BW) Indonesia, sama saja dengan
perjanjian.

Anda mungkin juga menyukai