Anda di halaman 1dari 9

Rangka Aksial

Tulang-tulang yang termasuk rangka aksial adalah tulang tengkorak, tulang hyoid, tulang
belakang (vertebrae), tulang rusuk (costae), dan tulang dada (sternum).

a. Tulang tengkorak
Tulang tengkorak terbagi menjadi tulang tempurung kepala (kranium), tulang wajah, dan
tulang-tulang pendengaran.

1. kranium
tulang cranium berfungsi untuk melindungi otak, terdiri dari tulang-tulang:

1. 1 tulang dahi (frontal),


2. 2 tulang ubun-ubun (pariental),
3. 1 tulang kepala belakang (oksiput),
4. 1 tulang baji (sphenoid),
5. 2 tulang pelipis (temporal),

2. Tulang wajah
Tulang wajah berfungsi member bentuk wajah, terdiri dari tulang-tulang:
1. 2 tulang rahang atas (maksila),
2. 1 tulang rahang bawah(mandibula),
3. 2 tulang pipi (zigomatik),
4. 2 tulang langit-langit (palatum),
5. 2 tulang hidung 9nasal),
6. 2 tulang air mata (lakrimal),
7. 1 tulang mata bajak (vomer),
8. 2 tulang konka nasal inferior.
3. Tulang-tulang pendengaran

b. Tulang hioid
Tulang hyoid terdapat di antara laring dan mandibula. Fungsinya sebagai tempat
melekatnya otot-otot mulut dan lidah.

c. Tulang belakang
Tulang belakang (vertebrae) berfungsi untuk menyangga tengkorak dan menompang
seluruh tubuh. Melindungi organ dalam tubuh, melindungi organ dalam tubuh, dan
tempat perlekatan tulang-tulang rusuk. Tulang belakang terdiri atas 33 ruas tulang yang
terbagi menjadi beberapa sebagai berikut.
1. 7 ruas tulang leher (serviks),
2. 12 ruas tulang punggung (toraks),
3. 5 ruas tulang pinggang (lubar),
4. 5 ruas tulang klangkang (sacrum) yang bergabung menjadi 1,
5. 4 tulang ekor (koksigea) yang bergabung menjadi1,

d. Tulang dada

Tulang dada beserta tulang rusuk dan tulang punggung membebtuk dinding kuat yang
melindungi alat tubuh penting yang terdapat dalam rongga dada, sepetyi jantung dan
paru-paru. Tulang dada terduru atas bagian hulu (manubrium seterni), bagian badan
(korpus sterni), dan taju pedang (processus xyphoideus).
Tulang rusukTulang rusuk terdiri atas 12 pasang yang terbagi menjadi 3 bagian:

1. Tulang rusuk sejati (7 pasang). Ujung belakang melekat pada ruas-ruas tulang
punggung, sedangkan ujung depannya melekat pada tulang dada.
2. Tulang rusuk palsu (3 pasang). Ujung belakanya melekat pada ruas-ruas tulang
belakang, sedangkan ujung depannya melekat pada tulang rusuk di atasnya.
3. Tulang rusuk melayang (2 pasang). Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang
belakang, sedangkan ujung depannya tidak me;ekat pada tulang mana pun.
1. Rangka apendikular
Rangka apendikular terdiri dari tulang anggota gerak atas dan anggota gerak bawa.

Jenis-jenis tulang.

1. Tulang rawan
2. Tulang keras (osteon)

Variasa bentuk tulang.

Apakah semua bentuk tulang sama? Coba perhatikan. Bagaimana bentuk tulang tengkorak dan
bagaimana pula bentuk tulang paha? Menurut bentuknya tulang di bedakan menjadi tulang pipih,
tulang pendek dan tulang pipa.

Fungsi tulang

Fungsi tulang meliputi:

1) Memberikan kerangka tubuh.


2) Memberikan pelekat pada otot dan tendon;
3) Memungkinkan gerakan tubuh, dengan membentuk sendi yang di gerakan oleh otot;
4) Hemopoiesis, produksi sel darah dalam sumsum merah;
5) Menyimpan mineral, khususnya kalsium darah, yang harus di control ketat.
1. tulang pipih

Tulang pipih berbentuk pipih dan terdiri dari lapisan tulang kompak dan tulang spons. Tulang
pipih berisi sumsum merah yang berfungsi untuk pembuatan sel darah merah dan sel darah putih.
Contoh. Tulang tengkorak, tulang rusuk, dan tulang belikat.

2. Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk seperti kubus atau pendek tidak beraturan. Tulang ini mempunyai
intitulang spons yang di kelilingi oleh tulang kompak. Contoh. Tulang telapak tangan dan kaki,
seta ruas-ruas tulang belakang.

3. Tulang pipa (tulang panjang)

Tulang pipa berbentuk seperti pipa silidris dengan kedua ujung membulat. Kedua ujumh ini
bersendian dengan tulang lain. Hamper seluruh bagian tulang pipa terdiri dari tulang kompak
dengan sedikit komponen tulang spons. Pada bagian dalam tulang pipa, terdapat rongga berisi
sumsum tulang. Contoh: tulang paha, tungkai bawah, dan tungkai atas.

Tulang pipa terbagi atas tiga bagian, yaitu epifisis, diafisis dan cakra epifisis, Epifisis adalah
kedua ujung tulang yang membulat yang tersusun dari tulang spons. Duafisis adalah bagian
tengah tulang yang tersusun atas tulang kompak yang di lapisi oleh periosteum. Rongga pasa
diafisis berisi sumsum kuning. Cakra epifisis adalah bagian antara epifisis dan diafisis yang
terdiri atas tulang rawan dan mengandung banyak osteoblas.

Bagian cakra epifisis merupakan bagian yang dapat bertambah panjang terutama dalam usia
pertumbuhan. Peristiwa mitosis paling banyak terjadi di daerah cakra apifisis Cakra epifisis
orang dewasa tidak tumbuh memanjang lagi karena seluruhnya telah mengalama osifikasi. Pada
bagian tengah tulang pipa terdapat sel-sel osteoklas yang merusak tulang sehingga tulang
menjadi berongga, kemudian rongga tersebut terisi sumsum tulang dan di bungkus oleh (selaput
sumsum).

bagian-bagian tulang

tulang terdiridari bagian-bagian sebagai berikut:

1) Permukaan luar tulang yang dibungkus oleh jaringan ikat pada tak teratur, yaitu
periosteum.
2) pada periosteum terdapat osteoblas, pembuluh darah, pembuluh linfa dan serabut saraf.
3) Rongga tulang yang berbatasan dengan sumsum.
4) Endosteum dan periosteum bersifat osteogenik ( proses pembentukan darah).
a. Sumsum merah
Susumsum merah terdapat di rongga tulang tengkora, tulang dada, tulang rusuk,
dan bagian epifisis proksimal tulang humerus. Sumsum merah berperan dalam
hemopoiesis.

b. Sumsum kuning
Susmsum kuning terdapat di ringga diafisis tulang panjang. Dalam keadaan
tertentu, sumsum kuning dapat berubah menjadi sumsum merah. Pada masa embrio,
duafisis tulang diisi oleh sumsum merah, lalu berubah menjadi sumsum kuning (karena
mengandung sel-sel lamak).

Perkembangan jaringan tulang

Perkembangan tulang juga disebut osteogenesis atau osifikasi (penulangan), di mulai saat masa
embrionik dan tidak sempurna hingga sekitar usia 21 tahun. Tulang pendek, tulang panjang dan
ireguler terbentuk dari batang kartilago, model kartilago. Tulang pipih terbentuk dari model
membran, sedangkan tulang sasamoid dari model tendon.

Perkembangan tulang panjang. Pada tulang panjang, titik pokus di mana osifikasi
di mulai adalah area kecil sel osteogenik, atau pusat osifikasi dalam model kartilogo. Hal ini
disertai perkembangan kalor tulang saat sekitar usia 8 minggu kehamilan. Selanjutnya, suplai
darah terbentuk dan jaringan tulang menggantikan kartilago sebagai osteoblas yang
menyekresikan komponen osteoid di dalam batang. Osifikasi tulang panjang sekunder terbentuk
di epifisis dank kanal medula terbentuk saat osteoklas menghancurkan jaringan tulang sentral di
tengah batang. Setelah lahir, tulang bertambah panjang melalui osifikasi permukaan diafisis dari
kartilago
epifisis dan
pertumbuhan
panjang
menjadi
sempurna saat
kartilago
mengalami
osifikasi
secara
lengkap.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Indera Penglihat (Mata); memiliki sejumlah reseptor khusus untuk mengenali perubahan
sinar dan warna. Selain itu terdapat otot- otot yang berfungsi sebagai penggerak bola
mata, kotak mata, kelopak mata dan bulu mata. Bola mata memiliki garis tengah kira-
kira 2,5 cm, bagian depannya bening. Bola mata terdiri dari tiga lapisan, yaitu sklera,
koroid dan retina.
2. Indera Pendengar (Telinga) merupakan alat pendengar dan alat keseimbangan. Telinga
terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga telinga dalam.
3. Indera Peraba (Kulit) merupakan indra peraba, sebab memiliki ujung-ujung saraf sensori
sebagai reseptor khusus untuk sentuhan, tekanan, temperature (panas dan dingin), serta
rasa sakit.
4. Indera Pengecap (Lidah) merupakan organ yang tersusun atas otot. Prmukaan lidah
banyak tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi kesan lidah terkesan kasar.
Pada papilla lidah terdapat indra pengecap.
5. Indera Pembau (Hidung); aktifnya indra pembau di rangsang oleh gas yang terhirup oleh
hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya mudah hilang jika di
hadapkan pada bau yang sama dalam jangka waktu yang lama.
Menurut ilmu anatomi, jumlah tulang manusia dewasa adalah 206 ruas (Henry Netter,
1906). Akan tetapi secara embriologis, pusat penulangan semasa kehidupan janin dalam
kandungan adalah sekitar 350-an pusat penulangan (Leslie Brainerd Arey, 1934), yang kemudian
banyak pusat-pusat penulangan yang menyatu, membentuk satu tulang dewasa. Bilangan pusat
penulangan itu ternyata dekat dengan bilangan hari dalam satu tahun.

Kerangka tubuh manusia terdiri dari susunan berbagai macam tulang yang satu sama
lainnya saling berhubungan, terdiri dari:

1.    Tulang kepala: 8 buah

2.    Tulang kerangka dada: 25 buah

3.    Tulang wajah: 14 buah

4.    Tulang belakang dan pinggul: 26 buah

5.    Tulang telinga dalam: 6 buah

6.    Tulang anggota gerak atas: 64 buah

7.    Tulang anggota gerak bawah: 62 buah


DAFTAR PUSTAKA

Miarsyah, Mieke.2006. Biologi kelompok kesehatan dan pertanian.


Jakarta. Erlangga

Syafuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa perawat edisi 3. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai