MAKALAH Karangan Hobi nesa-WPS Office-Dikonversi
MAKALAH Karangan Hobi nesa-WPS Office-Dikonversi
MEMBUAT KARANGAN
“ HOBI MEMBACA WATTPAD ”
Pembimbing
Khurotul a’
yun
Oleh :
X OTKP 1
Pembimbing
Khurotul a’
yun
Oleh :
X OTKP 1
Tugas Simulasi dan Komunikasi Digital membuat karangan tentang hobi yang
di sukai dengan identitas dibawah ini di bimbing dan diselesaikan dengan baik pada
tanggal 13 September 2021
SYAHRANI
Kelas : X OTKP 1
NIS : 17226
17226
DAFTAR ISI
Abstrak.......................................................................................................................... 1
Daftar Isi.................................................................................................................2
Kata Pengantar............................................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................4
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 4
BAB III.PENUTUP....................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.................................................................................................16
Daftar pustaka...........................................................................................................17
Lampir an..................................................................................................................... 18
KATA PENGANTAR
Assalamu’ alaikum war ahmatullahi wabar akatuh. Alhamdulillahir abbilalamin. Segala puji bagi
Allah yang telah menolong saya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin saya tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. shalawat dan
salamsemoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi muhammad SAW.
Puji syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat -
nya karangan ini dengan judul " Hobi Memasak " dapat di selesaikan tepat waktu.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memper luas ilmu tentang “ MENGOLAH
MAKANAN YANG BAIK DAN BENAR DENGAN METODE YANG SESUAI”, yang saya sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber . Makalah ini saya susun dengan berbagai
r intangan. Baik itu yang datang dari dalamdiri saya maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “ Teknik Pengelolaan Makanan” yang sangat berguna bagi
seorang Juru Masak. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempur na tapi juga memiliki detail
yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat member ikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
PENDAHULUAN
Makanan mer upakan salah satu kebutuhan primer dari kehidupan manusia. Tanpa adanya
makanan, manusia tidak mungkin bertahan hidup. Pada zaman primitif, manusia memakan
sesuatu yang memang bisa dimakan dan hanya diolah dengan sangat sederhana, namun
karena kemajuan zaman, manusia mendapat hasrat untuk mendapat cita rasa yang lebih dari
makanan yang disantapnya. Karena itulah, dalampengolahan makanan, manusia melakukan
banyak inovasi, seperti menemukan bumbu, bahan makanan yang baru, maupun cara
pengolahannya.
1.3 Tujuan
BAB II
Pengolahan makanan yaitu membuat bahan makanan yang mentah menjadi matang
melalui proses pemanasan. Secara definisi pengolahan makanan dapat diartikan sebagai
sebuah proses panas pada makanan sehingga menjadi lebih enak, mudah dikunyah dan
mengubah bentuk dan penampilan dari bahan makanan itu, serta mematikan bakteri yang
mer ugikan kesehatan.
Pengolahan makanan mer upakan salah satu proses penerapan panas dari bahan
mentah menjadi matang dengan cara yang sesuai untuk setiap bahan dasar dengan tujuan
tertentu. Oleh karena itu, proses memasak hanya berlangsung selama panas mengenai bahan
makanan. Untuk mengolah sebuah mengolah makanan sesuai dengan tujuannya, dikenal
beberapa teknik mengolah makanan.
antaranya :
A. Teknik Boilling
Boiling adalah mengolah bahan makanan dalamcairan yang sudah mendidih pada temper atur
212˚ F (100˚ C). Peralatan yang di gunakan adalah boiling pan. Untuk melakukan teknik
boiling ada syarat tertentu yang harus dipenuhi , yaitu sebagai berikut :
2) Alat perebus disesuaikan dengan cairan dan jumlah bahan makanan yang diolah.
4) Buih yang ada diatas per mukaan harus dibuang untuk mencegah bersatunya kembali
dalamcairan supaya tidak memengar uhi mutu makanan.
Teknik boiling dapat dilakukan pada beberapa bahan makanan seperti, daging segar, daging
awet, telur, pasta, sayuran, dan tulang. Perlu diingat sifat-sifat zat makanan yang terdapat
di dalambahan makanan agar vitamin tidak banyak terbuang.
B. Teknik Poaching
Selain teknik boiling, dikenal juga teknik poaching dalampengolahan makanan. Poaching
adalah mer ebus bahan makanan dibawah titik didih dalam menggunakan cairan yang terbatas
jumlahnya. Temper atur yang digunakan sekitar 160-180˚ F atau 71-82˚ C. Untuk melakukan
poaching, perlu memper hatikan syarat berikut ini :
Teknik dasar pengolahan poaching , dapat dilakukan untuk mengolah berbagai jenis makanan
seperti daging, unggas, otak atau pankreas binatang, ikan, buah-buahan, dan sayur.
C. Teknik Braising
Teknik braising adalah teknik mer ebus bahan makanan dengan cairan sedikit, kira-kira
setengah dari bahan yang akan direbus dalampanci penutup dan api kecil secara perlahan-
lahan. Untuk melakukan teknik braising, perlu memper hatikan beberapa hal, diantaranya
sebagai berikut :
4) Jika menggunakan sauce pan, caranya cairkan mentega dalamsauce pan, lalu
masukkan daging dan balik hingga war nanya kecoklatan. Untuk sayuran aduk sambil dibolak –
balik.
5) Jika proses pengolahan dalamoven, braising pan ditutup rapat dan masukan dalam
oven.
Apabila diolah diatas kompor (perapian), posisi braising pan tertutup. Syarat - syarat
menggunakan teknik braising , yaitu sebagai berikut :
· Cairan pada proses braising dipakai untuk saus pada saat menghidangkan.
· Selama proses braising berlangsung, boleh ditambah cairan bila telah berkurang.
D. Stewing
Stewing (menggulai) adalah mengolah bahan makanan yang terlebih dahulu ditumis bumbunya,
dan direbus dengan cairan yang berbumbu dengan api sedang. Pada proses stewing ini,
cairan yang dipakai yaitu susu, santan, dan kaldu. Cairan dapat dikentalkan sebelumatau
selama proses stewing berlangsung. Dalampember ian garam, sebaiknya dimasukkan pada
akhir stewing, karena dalamdaging dan sayur sudah terkandung garam. Untuk mengolah
makanan dengan teknik ini, perlu memper hatikan beberapa hal, diantaranya sebagai
berikut :
1) Daging harus diblansir terlebih dahulu dalamair mendidih, agar kotorannya hilang.
4) Pengolahan daging dengan teknik ini harus sering diaduk, sedangkan pada ikan
mengaduknya hati-hati karena ikan mudah hancur.
E. Steaming
Steaming adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Bahan makanan
diletakkan pada steamer atau pengukus, kemudian uap air panas akan mengalir ke sekeliling
bahan makanan yang sedang dikukus. Untuk melakukan teknik ini perlu memper hatikan
beberapa syarat berikut :
1) Alat pengukus harus dipanaskan terlebih dahulu diatas air hingga mendidih dan
mengeluar kan uap.
2) Kapsitas alat pengukus harus disesuaikan dengan jumlah bahan yang dikukus.
3) Makanan harus dibungkus apabila tidak membutuhkan sentuhan uap air langsung.
4) Air untuk mengukus harus mencukupi. Jika air kukusan habis, makanan yang dikukus
akan beraroma hangus.
F. Simmer ing
Simmer ing (mer ebus dengan api kecil) Teknik simmer ing ini adalah teknik memasak bahan
makanan dengan sauce atau bahan cair lainnya yang dididihkan dahulu baru api dikecilkan di
bawah titik didih dan direbus lama, dimana diper mukaannya muncul gelembung – gelembung
kecil. Temper atur panas sekitar 185 - 205˚ F atau 85 - 96˚ C.
G. Blanching
Blanhcing adalah memasak makanan dengan cepat. Blanching biasanya dilakukan dengan air
panas tetapi bisa juga dengan menggunakan minyak panas. Makanan yang telah di-blanching
harus disiramdengan air dingin, untuk menghentikan proses pemasakan lebih lanjut. Tujuan
blanching adalah membuang kulit atau bagian luar yang tidak perlukan, memudahkan
membuang kotoran yang melekat pada bahan, membuat tekstur bahan makanan menjadi lebih
kental, membunuh atau menghentikan reaksi enzim makanan.
Teknik pengolahan panas kering ( dry heat cooking ) adalah mengohah makanan tanpa
bantuan cairan. Misalnya deep frying, shallow frying, roasting, baking, dan grilling.
A. Deep Frying
Deep Frying adalah metode menggor eng dengan minyak berjumlah banyak sehingga semua
bagian makanan yang digoreng terendamdi dalam minyak panas. Deep frying
diklasifikasikan ke dalam metode memasak kering sebab tidak ada air yang digunakan
dalamproses memasak tersebut. tehnik ini biasa di lakuin kalau kalian mau mendapatkan
makanan dengan matang
yang optimal dan sebaiknya dilakukan seketika makanan akan dihidangkan.
Terdapat 4 (empat) style deep fat frying yang popular, yaitu cara Perancis, Inggris, Orly, dan
menggor eng polos.
a. Pertama-tama bahan makanan dimar inade lalu dilapisi dengan tepung terigu atau
maizena.
a. Bahan makanan dimar inade dalambumbu lalu tir iskan. Jika untuk membuat kulit lumpia,
kulit lumpia diisi ragout.
a. Bahan makanan dibersihka, lalu dimar inade bisa dengan bumbu ataupun tidak.
Contoh masakannya seperti : ayamgoreng, ikan goreng, udang goreng, kerupuk, dan keripik.
B. Shallow Frying
Shallow Frying teknik memasak bahan makanan dalamjumlah kecil dengan menggunakan
sedikit lemak dalamwajan datar dengan temper atur antara 150-170 derajat Celcius. Bahan
makanan yang dimasak dengan shallow frying harus dalamukuran kecil, lunak dan memiliki
kualitas yang baik. Untuk melakukan teknik ini, perlu memper hatikan beberapa syarat, yaitu
sebagai berikut :
1) Dalam menggor eng, menggunakan minyak goreng berbentuk cair : minyak kelapa,
minyak salad, minyak jagung, atau minyak zaitun.
3) Saat menggor eng, pastikan minyak telah panas sesuai dengan suhu.
Terdapat 2 (dua) cara dalampengolahan shallow frying, yaitu pan frying dan saute. Pan
frying mer upakan cara menggor eng dengan minyak sedikit dan memper gunakan frying pan.
Makanan yang dimasak dengan cara ini, antara lain telur mata sapi, daging, omelete,
scrambled eggs. Saute adalah mengolah bahan makanan dengan minyak sedikit sambil diaduk
dan dilakukan secara cepat. Teknik ini sering dilakukan pada masakan Cina, dan dipakai
sebagai teknik penyelesaian pada sayuran kontinental. Pada pengolahan sayuran Indonesia
disebut dengan oseng-oseng (tumisan).
C. Roasting
Roasting Adalah teknik memasak dalamoven atau pemanggang dengan menggunakan lemak
atau minyak. Bahan makanan yang biasa di roasting adalah daging, unggas dan beberapa
jenis sayuran. Prinsip dari roasting ini adalah membuat makanan menjadi kering dan matang.
Namun Karena panasnya oven, banyak lemak yang ada pada bahan makanan menjadi hilang
sehingga diperlukan tambahan lemak dalamproses pemasakannya. Bahan makanan di
panggang dalamoven bersuhu 227 – 235 derajat celcius untuk menghasilakan makanan yang
matang diper mukaannya dan keluar aroma serta warnanya.
D. Baking
Baking adalah cara memasak bahan makanan dengan menggunakan oven tanpa menggunakan
minyak atau air. Efek dari pemasakan dengan teknik ini adalah sama dengan teknik kering
lainnya tetapi tidak ada penambahan minyak dalam makanan sehingga per mukaannya menjadi
crispy dan warna yang lebih terkendali. Teknik ini biasanya digunakan untuk produk pastry
dan roti.
Untuk melakukan teknik ini perlu memper hatikan beberapa syarat, yaitu sebagai berikut :
E. Grilling
Grilling adalah proses memasak bahan makanan dengan menggunakan panas api yang tinggi
dan langsung. Sumber panas biasanya berada di bawah bahan makanan yang sedang
dimasak/panggang, bila sumber panas berasal di atas bahan makanan yang sedang dimasak
proses tersebut disebut “ gratinating”. Istilah grilling banyak dikenal di Eropa, sedangkan di
Amer ika istilah ini lebih dikenal dengan istilah “ broilling” .
Alat yang digunakan memasak disebut grill dan dilengkapi dengan jeruji kawat. Jeruji ini
berfungsi sebagai penahan bahan makanan yang sedang dimasak/dipanggang, selain itu
fungsi lainnya juga untuk membuat bagian yang matang dan gosong berbentuk jeruji pula.
Kegosongan inilah yang menjadi cir i khas dan yang menunjukkan bahwa makanan tersebut
adalah di grilled. Bila jeruji kawat diganti dengan lempengan besi yang rata maka alat
tersebut disebut grindle.
1. Suhu Tinggi
2. Memasak, menggor eng, memanggang, dan lain-lain adalah cara-cara pengolahan yang
menggunakan panas.
3. Proses-proses tersebut membuat makanan menjadi lebih lunak, dan lebih awet.
4. Pember ian suhu tinggi pada pengolahan dan pengawetan pangan didasarkan kepada
kenyataan bahwa pember ian panas yang cukup dapat membunuh sebagian besar mikr oba dan
menginaktifkan enzim.
5. Pemanasan mengakibatkan efek mematikan terhadap mikr oba. Efek yang ditimbulkannya
tergantung dari intensitas panas dan lamanya pemanasan.
6. Makin tinggi suhu yang digunakan, makin singkat waktu pemanasan yang digunakan
untuk mematikan mikr oba.
2. Blansing
Blansing mer upakan suatu cara pemanasan pendahuluan atau perlakuan pemanasan tipe
pasteurisasi yang dilakukan pada suhu kurang dari 1000C selama beberapa menit,
dengan menggunakan air panas atau uap. Biasanya suhu yang digunakan sekitar 82 – 93
oC selama 3 – 5 menit. Contoh blansing misalnya mencelupkan sayuran atau buah
dalamair mendidih selama 3 – 5 menit atau mengukusnya selama 3 – 5 menit.
a. Member sihkan bahan dari kotoran dan mengur angi jumlah mikr oba dalambahan
Cara melakukan blansing ialah dengan mer endamdalamair panas (mer ebus) atau dengan
uap air (mengukus atau dinamakan juga “ steamblanching”). Mer ebus yaitu memasukkan
bahan ke dalampanci yang berisi air mendidih. Sayur-sayuran atau buah-buahan yang akan
diblansing dimasukkan ke dalamkeranjang kawat, kemudian dimasukkan ke dalampanci
dengan suhu blansing biasanya mencapai 82 – 83oC selama 3 – 5 menit. Setelah blansing
cukup
walktunya, kemudian keranjang kawat diangkat dari panci dan cepat-cepat didinginkan
dengan air. Pengukusan tidak dianjurkan untuk sayur-sayuran hijau, karena war na bahan
akan menjadi kusam. Caranya ialah dengan mengisikan bahan ke dalamkeranjang kawat,
kemudian dimasukkan ke dalamdandang yang berisi air mendidih.
3. Pasteurisasi
Pasteurisasi mer upakan suatu proses pemanasan bahan pangan sampai suatu suhu
tertentu untuk membunuh mikr oba patogen atau penyebab penyakit seperti bakteri
penyebab penyakit TBC, disentri, diare, dan penyakit perut lainnya. Dengan pasteurisasi
masih terdapat
mikr oba, sehingga bahan pangan yang telah dipasteurisasi mempunyai daya tahan simpan
yang singkat.
a. Membunuh semua bakteri patogen yang umum dijumpai pada bahan pangan
bakteribakteri patogen yang berbahaya ditinjau dari kesehatan masyar akat
b. Memper panjang daya tahan simpan dengan jalan mematikan bakteri dan
menginaktifkan enzim.
Mikr oba terutama mikr oba non patogen dan pembusuk masih ada pada bahan yang
dipasteurisasi dan bisa berkembang biak. Oleh karena itu daya tahan simpannya tidak lama.
Contohnya : susu yang sudah dipasteurisasi bila disimpan pada suhu kamar hanya akan
tahan 1 – 2 hari, sedangkan bila disimpan dalamlemar i es tahan kira-kira seminggu. Karena
itu untuk tujuan pengawetan, pasteurisasi harus dikombinasikan dengan cara pengawetan
lainnya, misalnya dengan pendinginan. Pasteurisasi biasanya dilakukan pada susu, juga pada
saribuah dan suhu yang digunakan di bawah 100 ˚ C. Contohnya:1). Pasterurisasi susu
dilakukan pada suhu 61 – 63 0C selama 30 menit; 2). Pasteurisasi saribuah dilakukan pada
suhu 63 – 74 0C selama 15 – 30 menit.
Pasteurisasi pada sari buah dan sirup dapat dilakukan dengan cara “ hot water bath”. Pada
cara “ hot water bath”, wadah yang telah diisi dengan bahan dan ditutup (sebagian atau
rapat) dimasukkan ke dalampanci terbuka yang diisi dengan air. Beberapa cm(2, 5 – 5, 0 cm)
di bawah per mukaan wadah. Kemudian air dalampanci dipanaskan sampai suhu di bawah 100
0C ( 71 – 85 0C ), sehingga aroma dan flavor tidak banyak berubah.
4. Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses ter mal untuk mematikan semua mikr oba beserta sporasporanya.
Spora-spora bersifat tahan panas, maka umumnya diperlukan pemanasan selama 15 menit
pada suhu 121 ˚ C atau ekivalennya , artinya semua partikel bahan pangan tersebut harus
mengalami perlakuan panas. Mengingat bahwa perambatan panas melalui kemasan (misalnya
kaleng, gelas) dan bahan pangan memer lukan waktu, maka dalamprakteknya pemanasan
dalamautoklaf akan membutuhkan waktu lebih lama dari 15 menit. Selama pemanasan dapat
terjadi perubahanperubahan kualitas yang tidak diinginkan. Untungnya makanan tidak perlu
dipanaskan hingga steril sempur na agar aman dan memiliki daya tahan simpan yang cukup
lama. Semua makanan kaleng umumnya diberi perlakuan panas hingga tercapai keadaan steril
komer sial . Biasanya daya tahan simpan makanan yang steril komer sial adalah kira-kira 2
tahun. Kerusakan-kerusakan yang terjadi biasanya bukan akibat pertumbuhan mikr oba,
tetapi karerna terjadi kerusakan pada sifat-sifat organoleptiknya akibat reaksi-reaksi kimia.
Pemanasan dengan sterilisasi komer sial umumnya dilakukan pada bahan pangan yang
sifatnya tidak asamatau bahan pangan berasamrendah. Yang tergolong bahan pangan ini
adalah bahan pangan hewani seperti daging, susu, telur, dan ikan serta beberapa jenis
sayuran seperti buncis dan jagung. Bahan pangan berasamrendah mempunyai r isiko untuk
mengandung bakteri Clostridiumbotulinum, yang dapat menghasilkan racun yang mematikan
jika tumbuh dalam makanan kaleng. Oleh karena itu spora bakteri tersebut harus
dimusnahkan dengan pemanasan yang cukup tinggi.Sterilisasi komer sial adalah pemanasan
pada suhu 121, 1 ˚ C selama 15 menit dengan menggunakan uap air bertekanan, dilakukan
dalamautoklaf. Tujuan sterilisasi komer sial terutama untuk memusnahkan spora bakteri
patogen ter masuk spora bakteri C. Botulinum.
5. Pendinginan
Pendiginan adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan bahan yaitu -2 -10
0C. Cara pengawetan dengan suhu rendah lainya yaitu pembekuan. Pembekuan adalah
penyimpanan bahan pangan dalamkeadaan beku yaitu pada suhu 12 - 24 0C. Pembekuan
cepat (quick freezing) di lakukan pada suhu -24 - 40 0C (Winar no, 1993).
Pendinginan biasanya dapat mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau minggu
tergantung pada macam bahan panganya, sedangkan pembekuan dapat mengawetkan bahan
pangan untuk beberapa bulan atau kadang beberapa tahun.
Perbedaan lain antara pendinginan dan pembekuan adalah dalamhal pengaruhnya terhadap
keaktifan mikr oorganisme di dalambahan pangan. Penggunaan suhu rendah dalam
pengawetan pangan tidak dapat membunuh bakteri, sehingga jika bahan pangan beku
misalnya di keluarkan dari penyimpanan dan di biarkan mencair kembali (thawing),
pertumbuhan bakteri pembusuk kemudian berjalan cepat kembali.Pendinginan dan pembekuan
masing-masing juga berbeda pengaruhnya terhadap rasa, tekstur, nilai gizi, dan sifat-sifat
lainya.Beberapa bahan pangan menjadi rusak pada suhu penyimpangan yang terlalu rendah.
6. Fer mentasi
Proses fer mentasi dalampengolahan pangan adalah proses pengolahan panan dengan
menggunakan aktivitas mikr oorganisme secara terkontrol untuk meningkatkan keawetan
pangan dengan dioproduksinya asamdan/atau alkohol, untuk menghasilkan produk dengan
karekateristik flavor dan aroma yang khas, atau untuk menghasilkan pangan dengan mutu
dan nilai yang lebih baik (Winar no, 1993). Contoh-contoh produk pangan fer mentasi ini
ber macam-macam; mulai dari produk tradisional (misalnya tempe, tauco, tape) sampai kepada
produk yang moder n (misalnya salami dan yoghurt).
1. Proses fer mentasi dapat dilakukan pada kondisi pH dan suhu nor mal, sehingga tetap
memper tahankan (atau sering bahkan meningkatkan) nilai gizi dan organoleptik produk
pangan.
2. Karakteristik flavor dan aroma produk yang dihasilkan bersifat khas, tidak
dapat diproduksi dengan teknik/metoda pengolahan lainnya.
3. Memer lukan konsumsi energi yang relatif rendah karena dilakukan pada kisaran suhu
nor mal,
4. Modal dan biaya operasi untuk proses fer mentasi umumnya rendah, dan
teknologi fer mentasi umumnya telah dikuasi secara turun temur un dengan baik.
7. Pengeringan
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluar kan atau mengilangkan sebagian air dari
suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan
energy panas (Winar no, 1993). Biasanya, kandungan air bahan tersebut di kurangi sampai
53 batas sehingga mikr oorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamya.Keuntungan
pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga
memper mudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan, berat bahan juga
menjadi berkurang sehingga memudahkan transpor, dengan demikian di harapkan biaya
produksi menjadi lebih mur ah.Kecuali itu, banyak bahan-bahan yang hanya dapat di pakai
apabila telah di keringkan, misalnya tembakau, kopi, the, dan biji-bijian.
Pengeringan dapat berlangsung dengan baik jika pemanasan terjadi pada setiap tempat dari
bahan tersebut, dan uap air yang di ambil berasal dari semua per mukaan bahan
tersebut.Factor-faktor yang mempengar uhi pengeringan terutama adalah luas per mukaan
benda, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap di udara, dan waktu pengeringan.
Bahan pengawet dari bahan kimia berfungsi membantu memper tahankan bahan makanan dari
serangan makr oba pembusuk dan member ikan tambahan rasa sedap, manis, dan pewar na.
Contoh beberapa jenis zat kimia : cuka, asamasetat, fungisida, antioksidan, in-package
desiccant, ethylene absorbent, wax emulsion dan growth regulatory untuk melindungi buah
dan sayuran dari ancaman kerusakan pasca panen untuk memper panjangkesegaran masam
pemasar an. Nitogen cair sering digunakan untuk pembekuan secara tepat buah dan sayur
sehinnga dipertahankan kesegaran dan rasanya yang nyaman.
Berdasarkan Per menkes RI No. 722/Menkes/Per /IX/88 dengan revisi No. 1168/
Menkes/Per /X/1999 menyatakan bahwa bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya
tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan mer upakan komponen khas makanan,
mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam
makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan,
pengepakan, pengemasan, dan penyimpanan (Cahyadi, 2008).
Berbagai Perubahan yang mungkin terjadi pada komponen makr o bahan pangan selama
proses pengolahan pangan.
Memasak mencakup dua aspek, yaitu aktivitas dan hasil. Keduanya punya manfaat lho, Bunda.
Manfaat dari proses memasak adalah menghasilkan makanan yang lezat. Hasil masakan ini
menjadi sebuah hadiah dari aktivitas yang Bunda lakukan.
Setelah memasak, luangkan waktu sejenak untuk mer enung. Pikirkan bagaimana proses
makanan tersebut bisa disajikan di rumah untuk keluarga.
Memasak makanan yang lezat adalah sebuah pencapaian. Nah, ketika tujuan membuat
masakan yang lezat ini tercapai, kepercayaan dir i Bunda pun meningkat.
2. Lebih bahagia
Mungkin beberapa orang dengan mudah menyingkir kan aktivitas memasak dari pekerjaan
rumah tangga. Tapi, tahukah Bunda? Memasak dapat member ikan kebahagiaan yang lebih
dari kegiatan mencuci baju atau bersih-bersih.
Alasan masak dapat membuat Bunda lebih bahagia yaitu makan mer upakan pengalaman yang
sangat berharga. Jadi, memasak memiliki penghargaan yang sangat kuat.
Nikmati proses memasak dan jangan khawatir apakah rasa masakan nantinya sempur na.
Proses ini dapat membuat Bunda menjadi lebih bahagia lho.
Photo of attractive house, wife making perfect supper for family cut hen meat for new recipe
dish5 Manfaat Hobi Memasak Kala Pandemi, Baik untuk Psikologis Bunda/ Foto: iStock
3. Meningkatkan kreativitas
Memasak mer upakan salah satu cara untuk Bunda mengekspr esikan kreativitas. Bunda dapat
membuat inovasi makanan baru dengan bahan-bahan yang ada di rumah.