Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MEMBUAT KARANGAN
“ HOBI MEMBACA WATTPAD ”

Digunakan untuk memenuhi tugas mata pembelajar an


Simulasi Dan Komunikasi Digital

Pembimbing
Khurotul a’
yun

Oleh :

ANNISA FITRI SYAHRANI / 04

X OTKP 1

OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN

SMK NEGRI 1 LUMAJANG


2021
MAKALAH
MEMBUAT KARANGAN
“ HOBI MEMASAK ”

Digunakan untuk memenuhi tugas mata pembelajar an


Simulasi Dan Komunikasi Digital

Pembimbing
Khurotul a’
yun

Oleh :

ANNISA FITRI SYAHRANI / 04

X OTKP 1

OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN

SMK NEGRI 1 LUMAJANG


2021
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Simulasi dan Komunikasi Digital membuat karangan tentang hobi yang
di sukai dengan identitas dibawah ini di bimbing dan diselesaikan dengan baik pada
tanggal 13 September 2021

Tema : Hobiku Memasak

Penyusun : ANNISA FITRI SYAHRANI

Kelas/ No Absen : X OTKP 1 / 04

Wali kelas Guru


Simkomdig

Khurrotul a'yun S.pd Khurrotul a'yun S.pd


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ANNISA FITRI

SYAHRANI

Kelas : X OTKP 1

NIS : 17226

Sekolah : SMK Negeri 1 Lumajang

Menyatakan dengan sesungguh sungguhnya bahwa karangan tentang hobi membaca


Wattped yang saya tulis benar benar tulisan saya sendiri, bukan hasil plagiasi baik
sebagian. Apabila di kemudian hari saya terbukti bahwa karangan saya ini hasil
plagiasi maka saya bersedia mener ima sanksinya.

Lumajang, 12 September 2021

ANNISA FITRI SYAHRANI

17226
DAFTAR ISI

Abstrak.......................................................................................................................... 1

Daftar Isi.................................................................................................................2

Kata Pengantar............................................................................................................. 3

BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................4

1.2 Rumusan masalah..........................................................................................4

1.3 Tujuan.......................................................................................................... 4

BAB II. TEKNIK DASAR PENGOLAHAN MAKANAN.............................................5

2.1 Pengertian pengolahan makanan..................................................................5

2.2 Penerapan teknik dasar..................................................................................5

2.3 Teknik pengolahan makanan panas basah.....................................................5

2.4 Teknik pengolahan makanan panas kering....................................................7

2.5 Jenis Perlakuan dalamproses pengolahan......................................................10

2.6 Mekanisme pengolahan bahan makanan.......................................................15

BAB III.PENUTUP....................................................................................................16

3.1 Kesimpulan.................................................................................................16

Daftar pustaka...........................................................................................................17

Lampir an..................................................................................................................... 18
KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum war ahmatullahi wabar akatuh. Alhamdulillahir abbilalamin. Segala puji bagi
Allah yang telah menolong saya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin saya tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. shalawat dan
salamsemoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi muhammad SAW.

Puji syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat -
nya karangan ini dengan judul " Hobi Memasak " dapat di selesaikan tepat waktu.

Dalam penyusunan karangan ini, penulis mendapatkan banyak bantuan,


masukan, bimbingan, dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini
saya menyampaikan terimakasih yang tulus kepada :

1. Zainal Abidin selaku kepala UPT SMKN 1 Lumajang.


2. Khurrotul A'yun selaku wali kelas X OTKP 1
3. Khurrotul A'yun selaku guru pembimbing tugas mapel
simkodig. 4. Kedua orang tua yang selalu mensuppor t saya.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memper luas ilmu tentang “ MENGOLAH
MAKANAN YANG BAIK DAN BENAR DENGAN METODE YANG SESUAI”, yang saya sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber . Makalah ini saya susun dengan berbagai
r intangan. Baik itu yang datang dari dalamdiri saya maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “ Teknik Pengelolaan Makanan” yang sangat berguna bagi
seorang Juru Masak. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempur na tapi juga memiliki detail
yang cukup jelas bagi pembaca.

Semoga makalah ini dapat member ikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

Wassalamualaium War ahmatullahi Wabar akatuh


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan mer upakan salah satu kebutuhan primer dari kehidupan manusia. Tanpa adanya
makanan, manusia tidak mungkin bertahan hidup. Pada zaman primitif, manusia memakan
sesuatu yang memang bisa dimakan dan hanya diolah dengan sangat sederhana, namun
karena kemajuan zaman, manusia mendapat hasrat untuk mendapat cita rasa yang lebih dari
makanan yang disantapnya. Karena itulah, dalampengolahan makanan, manusia melakukan
banyak inovasi, seperti menemukan bumbu, bahan makanan yang baru, maupun cara
pengolahannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian dari teknik megolah makanan

2. Macam-macam teknik mengolah makanan

3. Tahap-tahap yang dilakukan dalamteknik mengolah makanan

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk :

1. Mengetahui pengertian pengolahan makanan.

2. Mengetahui teknik dasar pengolahan makanan.

BAB II

Teknik Dasar Pengolahan Makanan

2.1 Pengertian Pengolahan Makanan

Pengolahan makanan yaitu membuat bahan makanan yang mentah menjadi matang
melalui proses pemanasan. Secara definisi pengolahan makanan dapat diartikan sebagai
sebuah proses panas pada makanan sehingga menjadi lebih enak, mudah dikunyah dan
mengubah bentuk dan penampilan dari bahan makanan itu, serta mematikan bakteri yang
mer ugikan kesehatan.

Pengolahan makanan mer upakan salah satu proses penerapan panas dari bahan
mentah menjadi matang dengan cara yang sesuai untuk setiap bahan dasar dengan tujuan
tertentu. Oleh karena itu, proses memasak hanya berlangsung selama panas mengenai bahan
makanan. Untuk mengolah sebuah mengolah makanan sesuai dengan tujuannya, dikenal
beberapa teknik mengolah makanan.

2.2 Penerapan Teknik Dasar

Teknik dasar pengolahan makanan adalah mengolah bahan makanan dengan


berbagai macam teknik atau cara. Adapun teknik dasar pengolahan makanan dibedakan
menjadi 2 yaitu, teknik pengolahan makanan panas basah ( moist heat ) dan teknik
pengolahan panas kering ( dry heat cooking ).

2.3 Teknik Pengolahan Makanan Panas Basah ( Moist Heat Cooking )

Teknik pengolahan makanan panas basah adalah mengolahan makanan dengan


bantuan cairan. Cairan tersebut dapat berupa kaldu (stock), air , susu, santan dan bahan
lainnya. Teknik pengolahan makanan panas basah ini memiliki berbagai cara di

antaranya :

A. Teknik Boilling

Boiling adalah mengolah bahan makanan dalamcairan yang sudah mendidih pada temper atur
212˚ F (100˚ C). Peralatan yang di gunakan adalah boiling pan. Untuk melakukan teknik
boiling ada syarat tertentu yang harus dipenuhi , yaitu sebagai berikut :

1) Cairan harus mendidih.

2) Alat perebus disesuaikan dengan cairan dan jumlah bahan makanan yang diolah.

3) Alat perebus harus ditutup agar menghemat energi.

4) Buih yang ada diatas per mukaan harus dibuang untuk mencegah bersatunya kembali
dalamcairan supaya tidak memengar uhi mutu makanan.

Teknik boiling dapat dilakukan pada beberapa bahan makanan seperti, daging segar, daging
awet, telur, pasta, sayuran, dan tulang. Perlu diingat sifat-sifat zat makanan yang terdapat
di dalambahan makanan agar vitamin tidak banyak terbuang.
B. Teknik Poaching

Selain teknik boiling, dikenal juga teknik poaching dalampengolahan makanan. Poaching
adalah mer ebus bahan makanan dibawah titik didih dalam menggunakan cairan yang terbatas
jumlahnya. Temper atur yang digunakan sekitar 160-180˚ F atau 71-82˚ C. Untuk melakukan
poaching, perlu memper hatikan syarat berikut ini :

1) Suhu poaching dibawah titik didih berkisar 85˚ C – 95˚ C.

2) Cairan yang digunakan sesuai dengan banyaknya bahan makanan.

3) Makanan harus tertutup dari cairan.

4) Peralatan untuk poaching harus bersih dan tidak luntur.

Teknik dasar pengolahan poaching , dapat dilakukan untuk mengolah berbagai jenis makanan
seperti daging, unggas, otak atau pankreas binatang, ikan, buah-buahan, dan sayur.

C. Teknik Braising

Teknik braising adalah teknik mer ebus bahan makanan dengan cairan sedikit, kira-kira
setengah dari bahan yang akan direbus dalampanci penutup dan api kecil secara perlahan-
lahan. Untuk melakukan teknik braising, perlu memper hatikan beberapa hal, diantaranya
sebagai berikut :

1) Teknik mer ebus dalamcairan yang sedikit.

2) Bahan yang diolah harus dipotong rapi dan sama besarnya.

3) Dalampengolahan daging daging, caranya memasukan daging dalambraising pan, lalu


siramdengan kaldu secukupnya, jangan sampai terendamseluruhnya.

4) Jika menggunakan sauce pan, caranya cairkan mentega dalamsauce pan, lalu
masukkan daging dan balik hingga war nanya kecoklatan. Untuk sayuran aduk sambil dibolak –
balik.

5) Jika proses pengolahan dalamoven, braising pan ditutup rapat dan masukan dalam
oven.
Apabila diolah diatas kompor (perapian), posisi braising pan tertutup. Syarat - syarat
menggunakan teknik braising , yaitu sebagai berikut :

· Teknik ini cocok menggunakan daging bagian paha.

· Daging disaute dengan mentega hingga war nanya kecoklatan.

· Cairan pada proses braising dipakai untuk saus pada saat menghidangkan.

· Selama proses braising berlangsung, boleh ditambah cairan bila telah berkurang.

D. Stewing

Stewing (menggulai) adalah mengolah bahan makanan yang terlebih dahulu ditumis bumbunya,
dan direbus dengan cairan yang berbumbu dengan api sedang. Pada proses stewing ini,
cairan yang dipakai yaitu susu, santan, dan kaldu. Cairan dapat dikentalkan sebelumatau
selama proses stewing berlangsung. Dalampember ian garam, sebaiknya dimasukkan pada
akhir stewing, karena dalamdaging dan sayur sudah terkandung garam. Untuk mengolah
makanan dengan teknik ini, perlu memper hatikan beberapa hal, diantaranya sebagai

berikut :

1) Daging harus diblansir terlebih dahulu dalamair mendidih, agar kotorannya hilang.

2) Potongan bahan disesuaikan dengan jenis yang akan diolah.

3) Saus untuk stewing dikentalkan dengan memakai tepung maizena.

4) Pengolahan daging dengan teknik ini harus sering diaduk, sedangkan pada ikan
mengaduknya hati-hati karena ikan mudah hancur.

E. Steaming

Steaming adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Bahan makanan
diletakkan pada steamer atau pengukus, kemudian uap air panas akan mengalir ke sekeliling
bahan makanan yang sedang dikukus. Untuk melakukan teknik ini perlu memper hatikan
beberapa syarat berikut :

1) Alat pengukus harus dipanaskan terlebih dahulu diatas air hingga mendidih dan
mengeluar kan uap.

2) Kapsitas alat pengukus harus disesuaikan dengan jumlah bahan yang dikukus.
3) Makanan harus dibungkus apabila tidak membutuhkan sentuhan uap air langsung.

4) Air untuk mengukus harus mencukupi. Jika air kukusan habis, makanan yang dikukus
akan beraroma hangus.

5) Untuk hasil yang baik, waktu pengukusan harus tepat.

F. Simmer ing

Simmer ing (mer ebus dengan api kecil) Teknik simmer ing ini adalah teknik memasak bahan
makanan dengan sauce atau bahan cair lainnya yang dididihkan dahulu baru api dikecilkan di
bawah titik didih dan direbus lama, dimana diper mukaannya muncul gelembung – gelembung
kecil. Temper atur panas sekitar 185 - 205˚ F atau 85 - 96˚ C.

G. Blanching

Blanhcing adalah memasak makanan dengan cepat. Blanching biasanya dilakukan dengan air
panas tetapi bisa juga dengan menggunakan minyak panas. Makanan yang telah di-blanching
harus disiramdengan air dingin, untuk menghentikan proses pemasakan lebih lanjut. Tujuan
blanching adalah membuang kulit atau bagian luar yang tidak perlukan, memudahkan
membuang kotoran yang melekat pada bahan, membuat tekstur bahan makanan menjadi lebih
kental, membunuh atau menghentikan reaksi enzim makanan.

2.4 Teknik Pengolahan Panas Kering (Dry Heat Cooking)

Teknik pengolahan panas kering ( dry heat cooking ) adalah mengohah makanan tanpa
bantuan cairan. Misalnya deep frying, shallow frying, roasting, baking, dan grilling.

A. Deep Frying

Deep Frying adalah metode menggor eng dengan minyak berjumlah banyak sehingga semua
bagian makanan yang digoreng terendamdi dalam minyak panas. Deep frying
diklasifikasikan ke dalam metode memasak kering sebab tidak ada air yang digunakan
dalamproses memasak tersebut. tehnik ini biasa di lakuin kalau kalian mau mendapatkan
makanan dengan matang
yang optimal dan sebaiknya dilakukan seketika makanan akan dihidangkan.

Terdapat 4 (empat) style deep fat frying yang popular, yaitu cara Perancis, Inggris, Orly, dan
menggor eng polos.

1) Cara Perancis (A’ la Fraincaise, French Style)


Teknik ini meliputi sebagai berikut :

a. Pertama-tama bahan makanan dimar inade lalu dilapisi dengan tepung terigu atau
maizena.

b. Kemudian, goreng di dalam minyak yang banyak dan panas.

Contoh masakannya seperti : fr ied chicken dan udang tepung goreng.

2) Cara Inggris (A’ la Englaise, English

Style) Teknik ini meliputi sebagai berikut :

a. Bahan makanan dimar inade dalambumbu lalu tir iskan. Jika untuk membuat kulit lumpia,
kulit lumpia diisi ragout.

b. Mencelupkan dalamputih telur, kemudian dalamtepung panir (bread crum).

c. Kemudian, goreng didalam minyak yang banyak dan panas.

Contoh masakannya seperti : lumpia, r isoles, fish of menir e.

3) Cara Orly (Orly Style)

Teknik ini meliputi sebagai berikut :

a. Makanan yang akan digoreng, dicelupkan kedalamadonan frying better(cairang


berbentuk liquid).

b. Kemudian, langsung digoreng dalam minyak panas.

Contoh masakannya seperti : tempur a, pisang goreng, fruit fr itter.

4) Cara menggor eng polos

Teknik ini meliputi sebagai berikut :

a. Bahan makanan dibersihka, lalu dimar inade bisa dengan bumbu ataupun tidak.

b. Kemudian, langsung digoreng didalam minyak yang banyak dan panas.

Contoh masakannya seperti : ayamgoreng, ikan goreng, udang goreng, kerupuk, dan keripik.
B. Shallow Frying

Shallow Frying teknik memasak bahan makanan dalamjumlah kecil dengan menggunakan
sedikit lemak dalamwajan datar dengan temper atur antara 150-170 derajat Celcius. Bahan
makanan yang dimasak dengan shallow frying harus dalamukuran kecil, lunak dan memiliki
kualitas yang baik. Untuk melakukan teknik ini, perlu memper hatikan beberapa syarat, yaitu
sebagai berikut :

1) Dalam menggor eng, menggunakan minyak goreng berbentuk cair : minyak kelapa,
minyak salad, minyak jagung, atau minyak zaitun.

2) Selama proses menggor eng, menggunakan minyak yang sedikit.

3) Saat menggor eng, pastikan minyak telah panas sesuai dengan suhu.

4) Proses menggor eng dilakukan dengan cepat.

Terdapat 2 (dua) cara dalampengolahan shallow frying, yaitu pan frying dan saute. Pan
frying mer upakan cara menggor eng dengan minyak sedikit dan memper gunakan frying pan.
Makanan yang dimasak dengan cara ini, antara lain telur mata sapi, daging, omelete,
scrambled eggs. Saute adalah mengolah bahan makanan dengan minyak sedikit sambil diaduk
dan dilakukan secara cepat. Teknik ini sering dilakukan pada masakan Cina, dan dipakai
sebagai teknik penyelesaian pada sayuran kontinental. Pada pengolahan sayuran Indonesia
disebut dengan oseng-oseng (tumisan).

C. Roasting

Roasting Adalah teknik memasak dalamoven atau pemanggang dengan menggunakan lemak
atau minyak. Bahan makanan yang biasa di roasting adalah daging, unggas dan beberapa
jenis sayuran. Prinsip dari roasting ini adalah membuat makanan menjadi kering dan matang.
Namun Karena panasnya oven, banyak lemak yang ada pada bahan makanan menjadi hilang
sehingga diperlukan tambahan lemak dalamproses pemasakannya. Bahan makanan di
panggang dalamoven bersuhu 227 – 235 derajat celcius untuk menghasilakan makanan yang
matang diper mukaannya dan keluar aroma serta warnanya.

D. Baking

Baking adalah cara memasak bahan makanan dengan menggunakan oven tanpa menggunakan
minyak atau air. Efek dari pemasakan dengan teknik ini adalah sama dengan teknik kering
lainnya tetapi tidak ada penambahan minyak dalam makanan sehingga per mukaannya menjadi
crispy dan warna yang lebih terkendali. Teknik ini biasanya digunakan untuk produk pastry
dan roti.
Untuk melakukan teknik ini perlu memper hatikan beberapa syarat, yaitu sebagai berikut :

1. Sebelumbahan makanan dimasukan, oven dipanaskan sesuai suhu yang dibutuhkan.

2. Makanan didalamoven harus diletakkan dengan posisi yang tepat.

3. Selama proses baking, suhu harus terus diperiksa.

4. Kualitas makanan akan bergantung pada penanganan selama proses baking.

5. Sebelumdiangkat dari oven, periksa kembali makanan.

E. Grilling

Grilling adalah proses memasak bahan makanan dengan menggunakan panas api yang tinggi
dan langsung. Sumber panas biasanya berada di bawah bahan makanan yang sedang
dimasak/panggang, bila sumber panas berasal di atas bahan makanan yang sedang dimasak
proses tersebut disebut “ gratinating”. Istilah grilling banyak dikenal di Eropa, sedangkan di
Amer ika istilah ini lebih dikenal dengan istilah “ broilling” .

Alat yang digunakan memasak disebut grill dan dilengkapi dengan jeruji kawat. Jeruji ini
berfungsi sebagai penahan bahan makanan yang sedang dimasak/dipanggang, selain itu
fungsi lainnya juga untuk membuat bagian yang matang dan gosong berbentuk jeruji pula.
Kegosongan inilah yang menjadi cir i khas dan yang menunjukkan bahwa makanan tersebut
adalah di grilled. Bila jeruji kawat diganti dengan lempengan besi yang rata maka alat
tersebut disebut grindle.

2.5 Jenis Perlakuan dalamproses pengolahan

1. Suhu Tinggi

1. Suhu tinggi diterapkan baik dalampengawetan maupun dalampengolahan pangan.

2. Memasak, menggor eng, memanggang, dan lain-lain adalah cara-cara pengolahan yang
menggunakan panas.

3. Proses-proses tersebut membuat makanan menjadi lebih lunak, dan lebih awet.

4. Pember ian suhu tinggi pada pengolahan dan pengawetan pangan didasarkan kepada
kenyataan bahwa pember ian panas yang cukup dapat membunuh sebagian besar mikr oba dan
menginaktifkan enzim.

5. Pemanasan mengakibatkan efek mematikan terhadap mikr oba. Efek yang ditimbulkannya
tergantung dari intensitas panas dan lamanya pemanasan.
6. Makin tinggi suhu yang digunakan, makin singkat waktu pemanasan yang digunakan
untuk mematikan mikr oba.

2. Blansing

Blansing mer upakan suatu cara pemanasan pendahuluan atau perlakuan pemanasan tipe
pasteurisasi yang dilakukan pada suhu kurang dari 1000C selama beberapa menit,
dengan menggunakan air panas atau uap. Biasanya suhu yang digunakan sekitar 82 – 93
oC selama 3 – 5 menit. Contoh blansing misalnya mencelupkan sayuran atau buah
dalamair mendidih selama 3 – 5 menit atau mengukusnya selama 3 – 5 menit.

Tujuan utama blansing ialah menginaktifan enzimdiantaranya enzimperoksidasedan katalase,


walaupun sebagian dari mikr oba yang ada dalambahan juga turut mati. Kedua jenis enzimini
paling tahan terhadap panas.

Blansing biasanya dilakukan terhadap sayur-sayuran dan buah-buahan yang akan


dikalengkan atau dikeringkan.

Di dalampengalengan sayur-sayuran dan buah-buahan, selain untuk menginaktifkan enzim,


tujuan blansing yaitu :

a. Member sihkan bahan dari kotoran dan mengur angi jumlah mikr oba dalambahan

b. Mengeluar kan atau menghilangkan gas-gas dari dalamjaringan tanaman, sehingga


mr ngurangi terjadinya pengkaratan kaleng dan memper oleh keadaan vakumyang baik dalam
“ headspace” kaleng.

c. Melayukan atau melunakkan jaringan tanaman, agar memudahkan pengisian bahan ke


dalam wadah

d. Menghilangkan bau dan flavor yang tidak dikehendaki

e. Menghilangkan lendir pada beberapa jenis sayur-sayuran

f. Memper baiki war na produk antara lainmemantapkan war na hijau sayur-sayuran.

Cara melakukan blansing ialah dengan mer endamdalamair panas (mer ebus) atau dengan
uap air (mengukus atau dinamakan juga “ steamblanching”). Mer ebus yaitu memasukkan
bahan ke dalampanci yang berisi air mendidih. Sayur-sayuran atau buah-buahan yang akan
diblansing dimasukkan ke dalamkeranjang kawat, kemudian dimasukkan ke dalampanci
dengan suhu blansing biasanya mencapai 82 – 83oC selama 3 – 5 menit. Setelah blansing
cukup
walktunya, kemudian keranjang kawat diangkat dari panci dan cepat-cepat didinginkan
dengan air. Pengukusan tidak dianjurkan untuk sayur-sayuran hijau, karena war na bahan
akan menjadi kusam. Caranya ialah dengan mengisikan bahan ke dalamkeranjang kawat,
kemudian dimasukkan ke dalamdandang yang berisi air mendidih.
3. Pasteurisasi

Pasteurisasi mer upakan suatu proses pemanasan bahan pangan sampai suatu suhu
tertentu untuk membunuh mikr oba patogen atau penyebab penyakit seperti bakteri
penyebab penyakit TBC, disentri, diare, dan penyakit perut lainnya. Dengan pasteurisasi
masih terdapat
mikr oba, sehingga bahan pangan yang telah dipasteurisasi mempunyai daya tahan simpan
yang singkat.

Tujuan pasteurisasi yaitu :

a. Membunuh semua bakteri patogen yang umum dijumpai pada bahan pangan
bakteribakteri patogen yang berbahaya ditinjau dari kesehatan masyar akat

b. Memper panjang daya tahan simpan dengan jalan mematikan bakteri dan
menginaktifkan enzim.

Mikr oba terutama mikr oba non patogen dan pembusuk masih ada pada bahan yang
dipasteurisasi dan bisa berkembang biak. Oleh karena itu daya tahan simpannya tidak lama.
Contohnya : susu yang sudah dipasteurisasi bila disimpan pada suhu kamar hanya akan
tahan 1 – 2 hari, sedangkan bila disimpan dalamlemar i es tahan kira-kira seminggu. Karena
itu untuk tujuan pengawetan, pasteurisasi harus dikombinasikan dengan cara pengawetan
lainnya, misalnya dengan pendinginan. Pasteurisasi biasanya dilakukan pada susu, juga pada
saribuah dan suhu yang digunakan di bawah 100 ˚ C. Contohnya:1). Pasterurisasi susu
dilakukan pada suhu 61 – 63 0C selama 30 menit; 2). Pasteurisasi saribuah dilakukan pada
suhu 63 – 74 0C selama 15 – 30 menit.

Pasteurisasi pada sari buah dan sirup dapat dilakukan dengan cara “ hot water bath”. Pada
cara “ hot water bath”, wadah yang telah diisi dengan bahan dan ditutup (sebagian atau
rapat) dimasukkan ke dalampanci terbuka yang diisi dengan air. Beberapa cm(2, 5 – 5, 0 cm)
di bawah per mukaan wadah. Kemudian air dalampanci dipanaskan sampai suhu di bawah 100
0C ( 71 – 85 0C ), sehingga aroma dan flavor tidak banyak berubah.

4. Sterilisasi

Sterilisasi adalah proses ter mal untuk mematikan semua mikr oba beserta sporasporanya.
Spora-spora bersifat tahan panas, maka umumnya diperlukan pemanasan selama 15 menit
pada suhu 121 ˚ C atau ekivalennya , artinya semua partikel bahan pangan tersebut harus
mengalami perlakuan panas. Mengingat bahwa perambatan panas melalui kemasan (misalnya
kaleng, gelas) dan bahan pangan memer lukan waktu, maka dalamprakteknya pemanasan
dalamautoklaf akan membutuhkan waktu lebih lama dari 15 menit. Selama pemanasan dapat
terjadi perubahanperubahan kualitas yang tidak diinginkan. Untungnya makanan tidak perlu
dipanaskan hingga steril sempur na agar aman dan memiliki daya tahan simpan yang cukup
lama. Semua makanan kaleng umumnya diberi perlakuan panas hingga tercapai keadaan steril
komer sial . Biasanya daya tahan simpan makanan yang steril komer sial adalah kira-kira 2
tahun. Kerusakan-kerusakan yang terjadi biasanya bukan akibat pertumbuhan mikr oba,
tetapi karerna terjadi kerusakan pada sifat-sifat organoleptiknya akibat reaksi-reaksi kimia.

Pemanasan dengan sterilisasi komer sial umumnya dilakukan pada bahan pangan yang
sifatnya tidak asamatau bahan pangan berasamrendah. Yang tergolong bahan pangan ini
adalah bahan pangan hewani seperti daging, susu, telur, dan ikan serta beberapa jenis
sayuran seperti buncis dan jagung. Bahan pangan berasamrendah mempunyai r isiko untuk
mengandung bakteri Clostridiumbotulinum, yang dapat menghasilkan racun yang mematikan
jika tumbuh dalam makanan kaleng. Oleh karena itu spora bakteri tersebut harus
dimusnahkan dengan pemanasan yang cukup tinggi.Sterilisasi komer sial adalah pemanasan
pada suhu 121, 1 ˚ C selama 15 menit dengan menggunakan uap air bertekanan, dilakukan
dalamautoklaf. Tujuan sterilisasi komer sial terutama untuk memusnahkan spora bakteri
patogen ter masuk spora bakteri C. Botulinum.

5. Pendinginan

Pendiginan adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan bahan yaitu -2 -10
0C. Cara pengawetan dengan suhu rendah lainya yaitu pembekuan. Pembekuan adalah
penyimpanan bahan pangan dalamkeadaan beku yaitu pada suhu 12 - 24 0C. Pembekuan
cepat (quick freezing) di lakukan pada suhu -24 - 40 0C (Winar no, 1993).

Pendinginan biasanya dapat mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau minggu
tergantung pada macam bahan panganya, sedangkan pembekuan dapat mengawetkan bahan
pangan untuk beberapa bulan atau kadang beberapa tahun.

Perbedaan lain antara pendinginan dan pembekuan adalah dalamhal pengaruhnya terhadap
keaktifan mikr oorganisme di dalambahan pangan. Penggunaan suhu rendah dalam
pengawetan pangan tidak dapat membunuh bakteri, sehingga jika bahan pangan beku
misalnya di keluarkan dari penyimpanan dan di biarkan mencair kembali (thawing),
pertumbuhan bakteri pembusuk kemudian berjalan cepat kembali.Pendinginan dan pembekuan
masing-masing juga berbeda pengaruhnya terhadap rasa, tekstur, nilai gizi, dan sifat-sifat
lainya.Beberapa bahan pangan menjadi rusak pada suhu penyimpangan yang terlalu rendah.

6. Fer mentasi

Proses fer mentasi dalampengolahan pangan adalah proses pengolahan panan dengan
menggunakan aktivitas mikr oorganisme secara terkontrol untuk meningkatkan keawetan
pangan dengan dioproduksinya asamdan/atau alkohol, untuk menghasilkan produk dengan
karekateristik flavor dan aroma yang khas, atau untuk menghasilkan pangan dengan mutu
dan nilai yang lebih baik (Winar no, 1993). Contoh-contoh produk pangan fer mentasi ini
ber macam-macam; mulai dari produk tradisional (misalnya tempe, tauco, tape) sampai kepada
produk yang moder n (misalnya salami dan yoghurt).

Proses fer mentasi dalampengolahan pangan mempunyai beberapa keuntungan-keuntungan,


antara lain:

1. Proses fer mentasi dapat dilakukan pada kondisi pH dan suhu nor mal, sehingga tetap
memper tahankan (atau sering bahkan meningkatkan) nilai gizi dan organoleptik produk
pangan.

2. Karakteristik flavor dan aroma produk yang dihasilkan bersifat khas, tidak
dapat diproduksi dengan teknik/metoda pengolahan lainnya.

3. Memer lukan konsumsi energi yang relatif rendah karena dilakukan pada kisaran suhu
nor mal,

4. Modal dan biaya operasi untuk proses fer mentasi umumnya rendah, dan
teknologi fer mentasi umumnya telah dikuasi secara turun temur un dengan baik.

7. Pengeringan

Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluar kan atau mengilangkan sebagian air dari
suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan
energy panas (Winar no, 1993). Biasanya, kandungan air bahan tersebut di kurangi sampai
53 batas sehingga mikr oorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamya.Keuntungan
pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga
memper mudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan, berat bahan juga
menjadi berkurang sehingga memudahkan transpor, dengan demikian di harapkan biaya
produksi menjadi lebih mur ah.Kecuali itu, banyak bahan-bahan yang hanya dapat di pakai
apabila telah di keringkan, misalnya tembakau, kopi, the, dan biji-bijian.

Di samping keuntungan-keuntunganya, pengeringan juga mempunyai beberapa kerugian yaitu


karena sifat asal bahan yang di keringkan dapat berubah, misalnya bentuknya, misalnya
bentuknya, sifat-sifat fisik dan kimianya, penurunan mutu dan sebagainya.Kerugian yang
lainya juga disebabkan beberapa bahan kering perlu pekerjaan tambahan sebelumdi pakai,
misalnya harus di basahkan kembali (rehidratasi) sebelumdi gunakan.Agar pengeringan
dapat berlangsung, harus di berikan energi panas pada bahan yang di keringkan, dan di
perlukan aliran udara untuk mengalir kan uap air yang terbentuk keluar dari daerah
pengeringan.Penyedotan uap air ini daoat juga di lakukan secara vakum.

Pengeringan dapat berlangsung dengan baik jika pemanasan terjadi pada setiap tempat dari
bahan tersebut, dan uap air yang di ambil berasal dari semua per mukaan bahan
tersebut.Factor-faktor yang mempengar uhi pengeringan terutama adalah luas per mukaan
benda, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap di udara, dan waktu pengeringan.

8. Penggunaan Bahan Kimia

Bahan pengawet dari bahan kimia berfungsi membantu memper tahankan bahan makanan dari
serangan makr oba pembusuk dan member ikan tambahan rasa sedap, manis, dan pewar na.
Contoh beberapa jenis zat kimia : cuka, asamasetat, fungisida, antioksidan, in-package
desiccant, ethylene absorbent, wax emulsion dan growth regulatory untuk melindungi buah
dan sayuran dari ancaman kerusakan pasca panen untuk memper panjangkesegaran masam
pemasar an. Nitogen cair sering digunakan untuk pembekuan secara tepat buah dan sayur
sehinnga dipertahankan kesegaran dan rasanya yang nyaman.

Berdasarkan Per menkes RI No. 722/Menkes/Per /IX/88 dengan revisi No. 1168/
Menkes/Per /X/1999 menyatakan bahwa bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya
tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan mer upakan komponen khas makanan,
mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam
makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan,
pengepakan, pengemasan, dan penyimpanan (Cahyadi, 2008).

- MANFAAT HOBI MEMASAK

Berbagai Perubahan yang mungkin terjadi pada komponen makr o bahan pangan selama
proses pengolahan pangan.

1. Meningkatkan kepercayaan dir i

Memasak mencakup dua aspek, yaitu aktivitas dan hasil. Keduanya punya manfaat lho, Bunda.

Manfaat dari proses memasak adalah menghasilkan makanan yang lezat. Hasil masakan ini
menjadi sebuah hadiah dari aktivitas yang Bunda lakukan.
Setelah memasak, luangkan waktu sejenak untuk mer enung. Pikirkan bagaimana proses
makanan tersebut bisa disajikan di rumah untuk keluarga.

Memasak makanan yang lezat adalah sebuah pencapaian. Nah, ketika tujuan membuat
masakan yang lezat ini tercapai, kepercayaan dir i Bunda pun meningkat.

2. Lebih bahagia

Mungkin beberapa orang dengan mudah menyingkir kan aktivitas memasak dari pekerjaan
rumah tangga. Tapi, tahukah Bunda? Memasak dapat member ikan kebahagiaan yang lebih
dari kegiatan mencuci baju atau bersih-bersih.

Alasan masak dapat membuat Bunda lebih bahagia yaitu makan mer upakan pengalaman yang
sangat berharga. Jadi, memasak memiliki penghargaan yang sangat kuat.

Nikmati proses memasak dan jangan khawatir apakah rasa masakan nantinya sempur na.
Proses ini dapat membuat Bunda menjadi lebih bahagia lho.

Photo of attractive house, wife making perfect supper for family cut hen meat for new recipe
dish5 Manfaat Hobi Memasak Kala Pandemi, Baik untuk Psikologis Bunda/ Foto: iStock
3. Meningkatkan kreativitas

Memasak mer upakan salah satu cara untuk Bunda mengekspr esikan kreativitas. Bunda dapat
membuat inovasi makanan baru dengan bahan-bahan yang ada di rumah.

Anda mungkin juga menyukai