Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI

KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU (BEHAVIOR CHANGE COMMUNICATION)


KONSUMSI GULA, GARAM DAN MINYAK PADA DEWASA LAKI-LAKI

Untuk Memenuhi Penugasan


Praktik Pendidikan Dietisien Rotasi Gizi Masyarakat

Tanggal 29 November – 11 Desember 2021

Disusun Oleh :

Angga Galih Luhur Wicaksono

NIM 210070100111025

PROGRAM STUDI DIETISIEN

JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI

KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU (BEHAVIOR CHANGE COMMUNICATION)


KONSUMSI GULA, GARAM DAN MINYAK PADA DEWASA LAKI-LAKI

Tanggal 29 November – 11 Desember 2021

Oleh :

Angga Galih Luhur Wicaksono

NIM 210070100111025

Telah dipresentasikan pada :

Hari, Tanggal :

Jumat, 17 Desember 2021

Dan telah mendapat persetujuan dari :

Mengesahkan, Menyetujui,

Ketua Program Studi Dietisien Dosen Pembimbing

Yosfi Rahmi, S.Gz, M.Sc Intan Yusuf Habibie, S.Gz., M.Sc.


NIP. 197912032006042002 NIP. 198902132019031008

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
ridho dan kasih-Nya penulis dapat melaksanakan kegiatan Dietetic Internship Rotasi Gizi
Masyarakat secara daring dalam mata kuliah Komunikasi Perubahan Perilaku atau Behavior
Change Communication (BCC) ini dengan lancar dan baik. Sholawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang membawa dan menerangi hati
dan menjadi cahaya umat manusia.

Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan selama pelaksanaan Dietetic


Internship Rotasi Gizi Masyarakat dalam mata kuliah Komunikasi Perubahan Perilaku yang
dilakukan secara daring pada tanggal 29 November – 11 Desember 2021. Penulis menyadari
bahwa dalam menyelesaikan laporan ini, bukan hanya usaha keras dari usaha penulis sendiri,
akan tetapi karena adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :

1 Dr. dr. Wisnu Barlianto, Sp.A(K)., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya.
2 Prof. Dian Handayani, S.K.M., M.Kes., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Gizi Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya yang telah memberikan penulis kesempatan
menuntut ilmu di Program Studi Dietisien, Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya.
3 Ibu Yosfi Rahmi, S.Gz., M.SC., selaku Ketua Program Studi Dietisien Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya yang telah memberikan penulis kesempatan
menuntut ilmu di Program Studi Dietisien, Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya.
4 Bapak Intan Yusuf Habibie, S.Gz., M.Sc. sebagai Pembimbing atau Supervisor
Dietetic Internship Rotasi Gizi Masyarakat ini yang telah memberikan banyak arahan,
masukan, dan saran serta dengan sabar membimbing penulis sehingga laporan ini
terselesaikan dengan baik.
5 Istri dan kedua orang tua penulis yang selalu mencurahkan segala perhatian dan
cintanya serta berperan besar dalam kehidupan.
6 Teman-teman mahasiswa Profesi Dietisien yang senantiasa memberi semangat dan
motivasi dalam menyelesaikan laporan ini
7 Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan laporan ini yang
tidak bisa disebutkan satu per satu.

iii
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun. Akhirnya, semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

Malang, 11 Desember 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ............................................................................................................... i
Halaman Pengesahan................................................................................................... ii
Kata Pengantar .............................................................................................................iii
Daftar Isi ....................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Besaran Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3
1.5 Manfaat ...................................................................................................... 3
BAB II ANALISIS SITUASI
2.1 Analisis Masalah .......................................................................................... 4
2.2 Analisis Karakteristik Target Sasaran .......................................................... 5
2.3 Analisis Pemberi Pengaruh Target Sasaran ................................................ 6
2.4 Analisis Jalur Komunikasi ........................................................................... 7
2.5 Analisis Dukungan Program dan Pelayanan Kesehatan .............................. 8
2.6 Analisis SWOT ............................................................................................ 8
BAB III RANCANGAN STRATEGIS
3.1 Penetapan Tujuan ...................................................................................... 9
3.2 Konseptual Perubahan Perilaku ............................................................... 11
3.3 Pengembangan Pesan .............................................................................. 12
3.4 Pengembangan Strategis Alternatif ........................................................... 13
3.5 Ringkasan Pendekatan Strategis Terpilih .................................................. 14
3.6 Jalur Komunikasi Terpilih ........................................................................... 14
3.7 Instrumen Media Edukasi .......................................................................... 15
3.8 Perencanaan Implementasi ....................................................................... 16
3.9 Rencana Monitoring dan Evaluasi ............................................................. 13
BAB IV PELAKSANAAN INTERVENSI
4.1 Pelaksanaan Uji Coba Pengembangan Pesan dan Media Edukasi .......... 19
4.2 Pelaksanaan Intervensi Gizi Berbasis Perubahan Perilaku ........................ 20
BAB V HASIL PEMANTAUAN INTERVENSI
5.1 Hasil Pemantauan Intervensi ..................................................................... 22

v
BAB VI HASIL EVALUASI INTERVENSI
6.1 Hasil Evaluasi Intervensi ............................................................................ 24
BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
7.1 Kesimpulan ................................................................................................ 30
7.2 Rekomendasi............................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 31
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ 33

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak
menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun. (WHO, 2018). Indonesia saat ini
menghadapi beban ganda penyakit, yaitu penyakit menular dan Penyakit Tidak Menular. Pola
makan berisiko yang mengakibatkan penyakit tidak menular meliputi pola konsumsi makanan
atau minuman manis, makanan asin, serta makanan berlemak yang melebihi batas
rekomendasi (Ismawanti, 2020). Perubahan pola penyakit tidak menular sangat dipengaruhi
antara lain oleh perilaku masyarakat, perubahan lingkungan, transisi demografi, teknologi,
ekonomi dan sosial budaya. Sekitar 80 persen kematian tersebut terjadi di negara
berpenghasilan menengah dan rendah. 73% kematian saat ini disebabkan oleh penyakit tidak
menular, 35% diantaranya karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 12% oleh penyakit
kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6% karena diabetes, dan 15% disebabkan oleh
PTM lainnya (Kemenkes, 2019).

Prevalensi diabetes di dunia tahun 2019 yaitu sebesar 9,09% atau terdapat 463 juta
orang pada usia dewasa (20-79 tahun). Jumlah penderita diabetes diduga akan terus
meningkat terutama di beberapa negara. Indonesia merupakan 10 besar negara dengan
jumlah penduduk yang menderita diabetes terbanyak (IDF, 2019). Prevalensi diabetes di
Indonesia pada penduduk umur ≥ 15 tahun telah mengalami peningkatan yaitu sebesar 6,9%
tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018 (Riskesdas, 2018). Berbagai penelitian
epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insidensi dan
prevalensi DM tipe 2 di berbagai penjuru dunia (PERKENI, 2019). Seseorang dapat dikatakan
menderita DM jika memiliki tanda adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh ketidak
mampuan dari organ pankreas untuk memproduksi insulin. Abnormalitas pada metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang ditemukan pada penderita penyakit diabetes melitus
terjadi dikarenakan kurangnya aktivitas insulin pada sel target (Hestiana, 2017).

Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan angka prevalensi hipertensi pada penduduk > 18
tahun berdasarkan pengukuran secara nasional sebesar 34,11%. Angka prevalensi di atas
diperoleh melalui pengukuran tekanan darah pada responden Riskesdas dengan berdasarkan
pada kriteria JNC VII yaitu bila tekanan darah sistolik > 140 mmHg atau tekanan darah
diastolic > 90 mmHg. Prevalensi ini lebih tinggi dibandingkan prevalensi pada tahun 2013

1
sebesar 25,8%. Prevalensi penyakit hipertensi di Provinsi Jawa Timur menduduki peringkat
ke 6 dari seluruh provinsi di Indonseia yaitu sebesar 36,32% (Kemenkes RI, 2019)

Dislipidemia merupakan suatu kelainan yang terjadi akibat gangguan metabolism lipid
dan dikenal sebagai salah satu faktor risiko penting untuk terjadinya penyakit kardiovaskuler,
disamping faktor risiko lain seperti diabetes melitus, obesitas dan hipertensi. Prevalensi
dislipidemia pada tahun 2008 adalah sebesar 37% pada populasi laki-laki dan 40% pada
populasi wanita yang menyebabkan 2,6 juta kematian serta 29,7 juta jiwa mengalami
ketidakberdayaan setiap tahun. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan
terdapat 35,9% dari penduduk Indonesia yang berusia ≥15 tahun dengan kadar kolesterol
abnormal (PERKENI, 2019).

Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti melihat bahwa usia dewasa merupakan
kelompok yang rentan terkena penyakit tidak menular. Selain itu pada usia dewasa menarik
untuk diteliti, terutama dengan menggunakan pendekatan kualitatif karena memiliki
karakteristik tidak mudah mengikuti orang lain. Karakteristik tersebut kemungkinan memiliki
peranan yang cukup besar dalam kaitannya terhadap pengendalian gula darah, tekanan
darah, serta kadar lemak tubuh. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
gambaran perlaku konsumsi gula dan garam pada laki-laki dewasa di Desa Sidomukti,
Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.

1.2 Besaran Masalah

Besaran masalah yang didapatkan dalam penelitian kualitatif ini adalah terkait dengan
faktor-faktor yang berperan dalam pembatasan konsumsi gula, garam dan minyak pada usia
dewasa laki-laki. Hal ini di dukung dengan beberapa data sekunder yang telah didapatkan
diantaranya adalah sebagai berikut :

• 71% penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak menular (PTM) yang
membunuh 36 juta jiwa per tahun. (WHO, 2018).
• Prevalensi diabetes di dunia tahun 2019 yaitu sebesar 9,09% atau terdapat 463 juta
orang pada usia dewasa (20-79 tahun) (IDF, 2019). Prevalensi diabetes di
Indonesia pada penduduk umur ≥ 15 tahun telah mengalami peningkatan yaitu
sebesar 6,9% tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018 (Riskesdas, 2018).
• Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan angka prevalensi hipertensi pada penduduk >
18 tahun berdasarkan pengukuran secara nasional sebesar 34,11%. Prevalensi
penyakit hipertensi di Provinsi Jawa Timur menduduki peringkat ke 6 dari seluruh
provinsi di Indonseia yaitu sebesar 36,32% (Kemenkes RI, 2019).

2
• Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan terdapat 35,9% dari
penduduk Indonesia yang berusia ≥15 tahun dengan kadar kolesterol abnormal
(PERKENI, 2019).
• Pola makan berisiko yang mengakibatkan penyakit tidak menular meliputi pola
konsumsi makanan atau minuman manis, makanan asin, serta makanan berlemak
yang melebihi batas rekomendasi (Ismawanti, 2020).

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan besaran masalah yang ada, maka rumusan masalah
yang dapat diambil yaitu “Bagaimana merubah perilaku pembatasan konsumsi gula, garam
dan minyak pada usia dewasa laki-laki sesuai dengan anjuran?”

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk merancang suatu rencana kegiatan
dalam upaya perubahan perilaku pembatasan konsumsi gula, garam dan minyak pada
usia dewasa laki-laki sesuai dengan anjuran.
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Untuk menyediakan data gambaran situasi dalam merancang program perubahan
perilaku atau Behavior Change Communication (BCC) pada usia dewasa laki-laki.
b. Melakukan kegiatan untuk perubahan perilaku sesuai dengan data yang telah
didapatkan dengan menggunakan pendekatan Behavior Change Communication

1.5 Manfaat
a. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerapan kegiatan untuk
perubahan perilaku konsumsi gula, garam dan minyak sesuai anjuran pada usia
dewasa laki-laki
b. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan kegiatan ang telah
dilakukan untuk dilakukan perbaikan dalam perancangan media serta sarana dan
prasarana yang digunakan

3
BAB II
ANALISIS SITUASI

2.1 Analisis Masalah

Perilaku Pencegahan
Masalah Kesehatan Besaran Masalah Tingkat Keparahan dan Perilaku yang Sumber Informasi
diharapkan
Kurangnya • Prevalensi : Penyebab utama kesakitan : • Pencegahan : • Kajian Kualitatif
pengetahuan terkait Seluruh target sasaran yang • Diabetes Melitus Promosi Kesehatan
anjuran penggunaan diwawancarai belum • Hipertensi tentang
gula, garam dan mengetahui rekomendasi • Kolesterol rekomendasi terkait
minyak terbaru terkait anjuran anjuran penggunaan
penggunaan gula, garam, dan gula, garam, dan
minyak yang benar (100%) minyak dalam sehari
yang benar
Kurangnya • Prevalensi : Penyebab utama kesakitan : • Pencegahan : • Kajian Kualitatif
kesadaran untuk a. Prevalensi diabetes di • Pola makan yang salah Edukasi tentang • IDF, 2019
merubah kebiasaan Indonesia (usia ≥15 th) • Diabetes Melitus anjuran penggunaan • Riskesdas, 2018
yang tidak sesuai meningkat yaitu sebesar • Hipertensi gula, garam, dan • Kemenkes RI,
dalam mengonsumsi 6,9% tahun 2013 menjadi • Kolesterol minyak yang benar 2019
gula, garam, dan 8,5% pada tahun 2018. • Perlakuan : • Perkeni, 2019
minyak berlebihan b. Prevalensi hipertensi di Merubah perilaku • Ismawanti, 2020
Indonesia (usia >18 th) dan keyakinan
34,11%. di Provinsi Jawa informan untuk
Timur menduduki peringkat melakukan
ke 6 dari seluruh provinsi di pembatasan
Indonseia yaitu sebesar konsumsi gula,
36,32% garam dan minyak
c. 35,9% dari penduduk sesuai dengan
Indonesia yang berusia ≥15 anjuran dan
tahun dengan kadar menerapkan pola
kolesterol abnormal hidup sehat

4
d. Berdasarkan hasil
wawancara yang telah
dilakukan kepada 5
informan didapatkan bahwa
2 informan (40%) tidak
ingin merubah kebiasaan
konsumsi gula, garam dan
minyak karena merasa
sudah sesuai dan aman-
aman saja
e. Terdapar 3 informan yang
sebenarnya sudah sadar
dan ingin melakukan
pembatasan konsumsi
gula, garam dan minyak
namun masih merasa berat
untuk melakukannya

2.2 Analisis Karakteristik Target Sasaran

Karakteristik
Umum Faktor Faktor Sumber
Sasaran (demografi, Tahap Perilaku Pendukung Penghambat Informasi
Persepsi/Pengetahuan/Sikap
Kunci/Utama geografi, Saat ini Perubahan Perubahan tentang
psikografik, Perilaku Perilaku Sasaran
sosial budaya)
Laki-laki Demografis : - Dari seluruh informan kunci - Dari ketiga - Adanya - Merasa sulit Kajian
dewasa • Jenis kelamin yang di wawancarai informan kunci dukungan dari untuk kualitatif
(berusia 26- laki-laki 100% mengaku bahwa belum yang telah keluarga dan merubah
45 tahun) • Pekerjaan : pernah mendapatkan diwawancarai orang kebiasaan
- Guru 67% edukasi terkait pembatasan didapatkan bahwa terdekat untuk - Belum
- Wiraswasta konsumsi gula, garam, dan merekacenderung menerapkan mendapatkan
33% minyak secara spesifik. untuk mengikuti pola hidup informasi
• Usia : - Memiliki pengetahuan yang keinginan dan sehat anjuran
cukup terkait dampak yang selera dalam konsumsi

5
27-45 tahun ditimbulkan apabila mengonsumsi - Adanya gula, garam,
• Bahasa mengonsumsi gula, garam, makanan motivasi atau dan minyak
Indonesia dan dan minyak secara - Sudah keinginan yang tepat
Jawa berlebihan mengetahui untuk - Merasa sehat
- Belum mengetahui dampak yang merubah dan aman-
Geografis : seberapa anjuran konsumsi dapat timbul kebiasaan aman saja
Desa Sidomukti, gula, garam, dan minyak namun belum mengonsumsi - Merasa
Kec.Plaosan dalam sehari yang benar mengerti anjuran gula, garam senang
Kab.Magetan - Pengolahan lauk setiap konsumsi dalam dan minyak dengan pola
harinya adalah digoreng sehari dan susah - Informan hidup yang
Psikografis : dan menyukai makanan untuk merubah menyetujui dijalani
• Menginginkan dan minuman manis serta kebiasaan, hal pembatasan - Merasa tidak
pola hidup asin. tersebut termasuk konsumsi ada
sehat ke dalam tahapan gula, garam pantangan
• Ingin perilaku dan minyak makan
menerima precontemplation - Ingin - Menyukai
informasi mendapatkan makanan
terkait anjuran informasi manis, asin
konsumsi yang tepat dan
makan yang dalam pengolahan
baik konsumsi lauk dengan
gula, garam, di goreng
dan minyak

2.3 Analisis Pemberi Pengaruh Target Sasaran

Pihak Sasaran Sasaran Estimasi Kekuatan Sikap terhadap Media/Jalur yang Darimana Sasaran
Pemberi Pengaruh Kunci/Utama yang Pengaruh (lemah, Perubahan Perilaku Dapat Pemberi Pengaruh
dipengaruhi sedang, kuat) Mempengaruhi Mendapat Informasi
Sasaran Pemberi
Pengaruh
Ibu Anak Kuat Mendukung dan - Media - Televisi
saling mengingatkan Komunikasi - Pelajaran sekolah
untuk menggunakan langsung - Petugas
gula, garam, dan Kesehatan

6
minyak sesuai - Media group - Sosial media
dengan anjuran whats app
Istri Suami Kuat Mendukung dan - Media - Televisi
memfasilitasi untuk Komunikasi - Pelajaran sekolah
selalu menggunakan langsung - Petugas
gula, garam, dan - Media group Kesehatan
minyak sesuai whats app - Sosial media
dengan anjuran

2.4 Analisis Jalur Komunikasi

Kategori
Jenis Komunikasi Sasaran Komunikasi Sumber Informasi
Komunikasi
Jalur Interpersonal Komunikasi langsung • Laki-laki dewasa (sasaran Kajian kualitatif
kunci/utama)
• Orang tua (sasaran
pendukung)
• Istri (sasaran pendukung)
Media komunikasi Informan kunci sebagai sasaran Kajian kualitatif
whatsapp kunci/utama
Jalur Komunitas Aktivitas komunitas • Laki-laki dewasa (sasaran Kajian kualitatif
(pertemuan kelompok) kunci/utama)
• Orang tua (sasaran
pendukung)
• Istri (sasaran pendukung)
• Anggota kelompok masyarakat
Jalur media massa Sosial media Instagram • Partisipan / pengikut sosial Kajian kualitatif
media Instagram
Internet : Artikel, • Partisipan / pengunjung Kajian kualitatif
website website

7
Jalur komunikasi yang dipilih yaitu komunikasi langsung karena dari kajian kualitatif yang sudah dilakukan responden atau sasaran
memungkinkan untuk dilakukan komunikasi secara langsung agar dapat langsung mengetahui respon dari apa yang kita sampaikan. Selain itu
jalur komunikasi secara langsung juga memiliki banyak kelebihan yaitu dapat memberikan motivasi secara langsung kepada sasaran sehingga
pesan dapat tersampaikan dengan baik, selanjutnya sasaran juga lebih mudah untuk memahami pesan yang disampaikan dan lebih mudah
mengajukan pertanyaan saat proses intervensi berlangsung.

2.5 Analisis Dukungan Program dan Pelayanan Kesehatan

Terjangkau Hal yang dapat


Penyedia produk Ketersediaan Siapa yang Sumber
Produk / layanan (kurang, sedang, mempengaruhi
/ layanan (dimana) akses Informasi
sangat) penerimaan
Program promosi Petugas Balai desa, Masyarakat Sangat terjangkau • Pemahaman Kajian kualitatif
Kesehatan kesehatan puskesmas, di setempat terkait atau wawancara
anjuran area lingkungan informasi yang dengan informan
penggunaan gula, rumah sasaran disampaikan
garam dan • Fasilitas yang
minyak digunakan

2.6 Analisis SWOT


Kekuatan Kelemahan Peluang Hambatan
• Pelaksanaan intervensi • Waktu pelaksanaan intervensi • Dukungan keluarga dan • Kurangnya motivasi dari
sederhana dan tidak monitoring dan evaluasi yang orang-orang terdekat terhadap sasaran untuk merubah
membutuhkan banyak sumber terbatas perubahan perilaku sasaran perilaku
daya manusia, waktu dan • Lokasi yang cukup jauh dari kunci/utama • Kurangnya niat dan keyakinan
biaya kota sehingga terkadang • Konsidi sasaran yang sadar untuk melaksanakan anjuran
• Tujuan program adalah terkendala signal apabila akan dampak / bahaya yang diberikan
merubah perilaku sasaran menggunakan ponsel kelebihan asupan gula, garam
kunci/utama yaitu laki-laki dan minyak
dewasa terkait konsumsi gula, • Materi yang disampaikan
garam, dan minyak ringan dan mudah dimengerti
oleh sasaran

8
• Menggunakan media yang
menarik dan mudah di akses

9
BAB III
RANCANGAN STRATEGIS

3.1 Penetapan Tujuan


Tabel 3.1 Pengembangan Tujuan

Item Deskripsi
Tujuan Program Terjadinya peningkatan kepatuhan terhadap kebiasaan konsumsi gula,
garam dan minyak sesuai dengan anjuran yang direkomendasikan pada
laki-laki dewasa
Siapa sasaran Laki-laki dewasa (selaku sasaran kunci/utama)
Tindakan yang akan diberikan kepada sasaran a. Menyampaikan informasi terkait rekomendasi anjuran penggunaan gula,
garam, dan minyak
b. Memberikan motivasi dengan menggunakan media promosi leaflet,
poster serta video
c. Melakukan diskusi dan tanya jawab terkait pemahaman, persepsi dan
praktek penggunaan gula, garam dan minyak dalam kehidupan sehari-
hari
Bagaimana dapat berkontribusi ke tujuan program a. Menambah pengetahuan dan informasi serta menambah motivasi
sasaran untuk berubah
b. Meningkatkan motivasi yang selanjutnya secara tidak langsung akan
mendorong target sasaran untuk melakukan perubahan perilaku
Waktu untuk perubahan perilaku Selama intervensi berupa pemaparan media selama 3 hari
Target indicator perubahan perilaku a. Peningkatan pengetahuan target sasaran terkait informasi konsumsi
gula, garam dan minyak sesuai dengan rekomendasi yang telah
disampaikan
b. Peningkatan motivasi target sasaran untuk melakukan pola makan yang
sehat dengan pembatasan gula, garam dan minyak
c. Peningkatan perubahan perilaku dengan melakukan pembatasan gula,
garam dan minyak secara konsisten

10
Tujuan komunikasi perubahan perilaku Meningkatkan pengetahuan sasaran untuk merubah perilaku dengan
pembatasan konsumsi gula, garam, dan minyak sesuai dengan anjuran
pada laki-laki dewasa
Tujuan program Meningkatkan pengetahuan (S) minimal tiga (M) laki-laki dewasa (S) untuk
mendorong adanya perubahan perilaku konsumsi gula, garam, dan minyak
sesuai dengan anjuran (A) yang konsisten setiap hari (M) diukur
menggunakan pendekatan secara bertahap (R) pada tanggal 7 – 9
Desember 2021 (T)

11
3.2 Konseptual Perubahan Perilaku

Sosial Ekonomi :
- Makanan yang tersedia
Riwayat Kesehatan : - Lingkungan sekitar
- DM - Kondisi ekonomi keluarga
- Hipertensi
- Kolesterol
Riwayat Gizi :
- Kebiasaan makan Faktor Internal :
- Kesukaan - Pemilihan makanan
- Frekuensi dan porsi penggunaan - Kebiasaan makan
gula, garam, dan minyak - Aktivitas fisik
Pengetahuan :
- Penggunaan gula,
garam dan minyak
serta gizi dan Program Perubahan Perilaku Psikologi :
kesehatan - Mood, stress, persepsi,
kepercayaan

Sasaran Laki-laki dewasa

Kegiatan :
Pemaparan materi tentang konsumsi gula, garam, dan minyak sesuai rekomendasi

Tujuan : Individu :
Lingkungan : Meningkatkan pengetahuan Motivasi dari diri sendiri untuk
Dukungan istri, orang tentang konsumsi gula, garam, mengonsumsi gula, garam, dan
tua dan rekan kerja dan minyak sesuai rekomendasi minyak sesuai rekomendasi

12
3.3 Pengembangan Pesan
Tabel 3.2 Komponen Strategis Pengembangan Pesan

Pernyataan Tujuan Tujuan dari pengembangan pesan adalah untuk meningkatkan pengetahuan sasaran laki-laki
dewasa terkait dengan konsumsi gula, garam, dan minyak sesuai dengan rekomendasi atau
anjuran
Gambaran Sasaran Sasaran laki-laki dewasa berusia 26-45 tahun, memiliki keinginan dan harapan untuk
menjaga Kesehatan, membutuhkan dukungan untuk pola makan yang sehat, membutuhkan
informasi dan inspirasi dalam melaksanakan anjuran
Perubahan Perilaku yang Sasaran laki-laki dewasa dapat menerapkan anjuran atau rekomendasi konsumsi gula,
diharapkan garam, dan minyak dengan benar
Identifikasi dan posisi jangka Melaksanakan anjuran konsumsi gula, garam, dan minyak sesuai dengan rekomendasi
panjang dalam kehidupan sehari-hari sehingga terhindar dari penyakit tidak menular

Tabel 3.3 Pengembangan Pesan

No Item Deskripsi
1 Masalah atau isu utama (dari pesan yang Seluruh target sasaran belum mengetahui tentang anjuran konsumsi gula,
disampaikan) garam dan minyak dalam sehari
2 Manfaat penting dari pesan Menjaga kesehatan dengan mencegah penyakit tidak menular yang dapat
terjadi, meningkatkan motivasi dan pengetahuan serta kesadaran laki-laki
dewasa tentang pola hidup sehat dengan mengonsumsi gula, garam, dan
minyak sesuai dengan anjuran
3 Dukungan dan alasan menjanjikan • Keluarga serta orang terdekat mendukung target sasaran untuk
melakukan pola hidup sehat dan membatasi penggunaan gula, garam,
dan minyak
• Sumber informasi yang digunakan dalam pesan media edukasi
merupakan sumber yang terpercaya dan up to date atau terkini karena
menggunakan referensi 5 tahun terakhir baik dari Kemenkes, Perkeni
serta jurnal pilihan yang digunakan
4 Kompetisi pesan Makanan dan minuman kekinian yang rasanya enak dan lezat sehingga
menambah selera untuk mengonsumsinya
5 Pernyataan utama dan kesan Setelah mendapatkan konseling gizi dan mengetahui dampak yang di
timbulkan apabila tidak mengikuti anjuran maka mereka akan berusaha

13
menerapkan konsumsi pembatasan gula, garam dan minyak sesuai
rekomendasi
6 Persepsi yang diharapkan dari sasaran Termotivasi dengan mendapatkan tambahan informasi terkait anjuran
pembatasan gula, garam, dan minyak yang mendukung perubahan perilaku
7 Poin pesan utama • Dampak konsumsi gula, garam, dan minyak tidak sesuai dengan anjuran
• Merubah kebiasaan konsumsi makanan dan minuman yang sangat
berasa, manis, asin dan gorengan
• Batasi penggunaan gula (4 sdm), garam (1 sdt) dan minyak (5 sdm)
• Pentingnya selalu konsisten dan melaksanakan setiap hari

3.4 Pengembangan Strategis Alternatif


Tabel 3.4 Alternatif Pengembangan Strategis
Apakah kita
Memiliki apa yang
Pendekatan Peringkat
Deskripsi Keuntungan Kerugian dibutuhkan untuk Komentar
Strategis (1-5)
Melakukan hal
tersebut
Edukasi yangMempromosikan Bisa Tergantung dari Material dan metode Dapat menjadi 4
dilakukan anjuran konsumsi memberikan tingkat sudah disiapkan pilihan untuk
oleh gula, garam dan info terkini dan pemahaman dan mencapai tujuan
mahasiswa minyak secara terpercaya motivasi target
benar sasaran
Menggunakan Menggunakan Akan Menggunakan Sulitnya mencari Kemungkinannya 2
jaringan orang terdekat memberikan cukup banyak peran kunci sesuai sedikit
sosial sasaran untuk dampak nyata biaya untuk kuota kriteria
mempengaruhi dan positif jika dan jika sasaran
sasaran berhasil tidak memiliki hp
yang mendukung
Melibatkan Melibatkan Peran Adanya Tidak semua istri Tidak semua istri Istri dan Ibu 2
orang istri atau ibu dukungan dan mau dan sadar memiliki motivasi merasa
terdekat sebagai kunci peran orang untuk ikut serta yang sama terbebani untuk
perubahan perilaku

14
terdekat yaitu menjadi peran
istri atau ibu kunci
Menggunakan Menggunakan Target memiliki Pemberian Tidak semua Bisa menambah 3
media sosial media sosial untuk ponsel dan informasi lebih sasaran atau target informasi dan
memberi informasi media sosial mudah dan lebih memiliki waktu dan media mudah di
kepada sasaran menghibur untuk kemampuan untuk akses berkali kali
sasaran mengakses media
sosial

3.5 Ringkasan Pendekatan Strategis Terpilih


Tabel 3.5 Ringkasan Pendekatan Strategis
Pendekatan Strategis
Edukasi dilakukan oleh mahasiswa profesi Dietisien dengan metode penyuluhan dan media yang menarik disesuaikan
dengan kebutuhan sasaran kunci/utama yaitu laki-laki dewasa
Alasan
• Penerima informasi merupakan sasaran kunci/utama atau sasaran langsung sehingga informasi yang
didapatkan akurat dan dapat dipercaya
• Hasil edukasi dapat dinilai dengan cepat, informasi dapat diterima dan di ingat lebih lama

3.6 Jalur Komunikasi Terpilih


Tabell 3.6 Worksheet Jalur Komunikasi Terpilih

Jalur Komunikasi Utama Alasan


Komunikasi dilakukan secara langsung Lebih mudah untuk di sampaikan dan jika ada yang kurang jelas bisa
atau tatap muka langsung di lakukan tanya jawab pada saat itu juga, selanjutnya terkait

15
waktu pelaksanaan menyesuaikan dengan waktu dan kegiatan dari
informan
Jalur Komunikasi Penunjang Alasan
Whatsapp Merupakan media sosial chatting yang biasa dan sering di gunakan oleh
banyak orang hampir di seluruh indonesia dan di gunakan dalam waktu
sehari-hari

3.7 Instrumen Media Edukasi


Tabel 3.7 Instrumen Terpilih

Instrumen / Tool Terpilih Alasan


Leaflet Membantu target sasaran memahami lebih dalam terkait informasi mendetail meliputi
pengertian, dampak tidak mengikuti anjuran, contoh anjuran yang di sarankan dan info
lainnya yang dibutuhkan target sasaran dalam memahami dan meresapi pesan yang akan
disampaikan
Poster Menambah gambaran target sasaran mengenai pesan yang telah disampaikan dengan
memperbanyak gambar-gambar yang menarik guna mendukung dan membantu sasaran
untuk dapat mengingat dan memahami isi pesan
Video Menujukkan kepada target sasaran terkait manfaat, dampak dan anjuran mengonsumsi
gula, garam, dan minyak, contoh dalam kehidupan sehari-hari dan informasi yang
berbasis audio visual sehingga sasaran bisa lebih memahami apa yang di sampaikan

16
3.8 Perencanaan Implementasi

a. Metodologi/Strategi Pendekatan
Program ini dilaksanakan pada target sasaran yaitu laki-laki dewasa dengan cara melakukan janjian, mendatangi lagsung ataupun
bertemu secara daring menggunakan google meet dengan cara ceramah dan tanya jawab

b. Rincian Budget
Tabel 3.8 Rincian Budget
Jenis Harga (satuan) Total
Pembuatan Leaflet (5) Rp 1.000,00 Rp 5000,00
Pembuatan Poster Rp 10.000,00 Rp 10.000,00
Paket Data Rp 50.000,00 Rp 50.000,00
Total Biaya Rp 65.000,00

c. Timeline Rencana Teknis Pelaksanaan


Tabel 3.9 Timeline Rencana Teknis Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1 Pretesting media Sabtu-minggu, 4-5 Desember 2021
2 Persiapan dan briefing awal kegiatan intervensi yaitu dengan Senin, 6 Desember 2021
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan selanjutnya melakukan janji
dan sosialisasi dengan sasaran
3 Intervensi 1 (Melakukan pretest, recall 24 jam, penyampaian Selasa, 7 Desember 2021
mengisi form catatan makanan, penjelasan video intervensi terkait
penyakit tidak menular dan selanjutnya tanya jawab)

17
4 Intervensi 2 (Melakukan pengecekan form catatan makanan, Rabu, 8 Desember 2021
penjelasan poster terkait batas konsumsi gula, garam dan lemak
atau minyak dilanjutkan dengan proses diskusi atau tanya jawab)
5 Intervensi 3 (Melakukan pengecekan form catatan makanan, Kamis, 9 Desember 2021
penjelasan video intervensi terkait anjuran konsumsi gula, garam,
dan lemak/minyak dalam sehari, penjelasan dan pembagian leaflet
terkait pola hidup sehat dengan pembatasan gula, garam dan
minyak, proses diskusi atau tanya jawab, pelaksanaan post test,
dan recall 24 jam

3.9 Rencana Monitoring dan Evaluasi

Tabel 3.10 Rencana Monitoring dan Evaluasi

Metode Waktu
Kategori Tahapan Deskripsi Indikator Target Capaian Indikator
Pengumpulan Data Pelaksanaan
Monitoring Input • Sarana dan prasarana, • Tersedianya sarana dan • Observasi Selama kegiatan
leaflet, poster, serta video prasarana konseling gizi • Lembar checklist intervensi
• Dana • Tersedianya dana yang berlangsung
• SDM cukup
• Mahasiswa profesi • Tersedianya SDM untuk
dietisien sebagai penyampaian materi
pelaksana konseling

18
• Laki-laki usia dewasa
sebagai sasaran
Proses • Kegiatan intervensi sesuai • Target kegiatan intervensi Observasi dan Pre- Selama kegiatan
dengan jadwal terlaksana sesuai dengan test intervensi
• Sasaran bersedia mengikuti jadwal berlangsung
kegiatan intervensi • Target 3 orang sasaran
• Respon sasaran saat mengikuti kegiatan
pemberian materi dan intervensi
terjadi komunikasi 2 arah • Target sasaran
• Kemampuan sasaran dalam berpartisipasi aktif dalam
memahami materi kegiatan tanya jawab
• Target mampu menjawab
pertanyaan minimal 60%
Evaluasi Output Pengetahuan sasaran terkait Target peningkatan Post-test Setelah kegiatan
materi yang disampaikan pengetahuan minimal 20% intervensi
meningkat
Outcome Perubahan perilaku dalam • Pembatasan konsumsi Wawancara dan Setelah kegiatan
pembatasan gula, garam, dan perhari gula 4 sdm, garam 1 recall 24 jam intervensi
minyak sesuai anjuran pada sdt, dan minyak 5 sdm
laki-laki dewasa • Pengolahan lauk bervariasi

19
BAB IV

PELAKSANAAN INTERVENSI

4.1 Pelaksanaan Uji Coba Pengembangan Pesan dan Media Edukasi

Sebelum pelaksanaan program intervensi gizi, dilakukan uji coba atau pre-testing
media kepada tujuh laki-laki dewasa berusia 26-45 tahun pada tanggal 4 dan 5 Desember
2021 dengan menggunakan metode wawancara terbuka (Open Interview) yang bukan
menjadi target sasaran untuk pelaksanaan program perubahan perilaku. Informasi didapatkan
dari informan yang melihat media promosi lalu menjawab beberapa pertanyaan terbuka dari
peneliti. Pelaksanaan wawancara terbuka menggunakan media online google meet dan
whatsapp. Media promosi yang digunakan dalam uji coba ini adalah lefleat, poster dan video
audiovisual yang bertemakan “CERDIK dalam Mencegah Penyakit Tidak Menular” dan
“Anjuran Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak atau Minyak (GGL). Tujuan dilaksanakan uji
coba pengembangan pesan dan media edukasi ini adalah untuk mengetahui apakah pesan
dan media edukasi dapat diterima dan dipahami secara layak bagi informan. Berikut adalah
poin-poin penting yang ingin didapatkan dari uji coba pesan media promosi :
a. Comperhention : Apakah pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh informan
b. Atractivenes : Apakah pesan dan media promosi yang disampaikan menarik
perhatian informan
c. Acceptance : Apakah dalam pesan tersebut ada kalimat atau bahasa yang
menyinggung atau tidak tepat
d. Believability : Apakah pesan dapat dipercaya dan realistis untuk dilaksanakan oleh
informan
e. Imvolvement : Apakah pesan yang disampaikan dalam media tersebut memberikan
dampak bagi informan
f. Relevance : Apakah pesan dan media promosi yang disampaikan sesuai dengan
isu terkini
g. Motivation : Apakah pesan yang disampaikan memberikan motivasi pada informan
untuk menerapkannya
h. Improvement : Apakah pesan yang disampaikan memuat informasi baru bagi
informan
Hasil yang didapatkan dari uji coba pesan media promosi yang telah dilakukan kepada
7 orang informan adalah hampir semua informan menyatakan pesan yang disampaikan sudah
jelas dan dapat dimengerti, terbukti saat ditanyakan ulang terkait isi pesan dalam media
tersebut informan mampu menyebutkannya. Desain media promosi yang digunakan untuk

20
media visual (leaflet dan poster) semua informan menyatakan bahwa media promosi sudah
bagus karena disertai dengan desain yang baik dan gamar yang mendukung isi pesan serta
variasi warnanya cukup menarik perhatian informan. Selanjutnya terkait media promosi
audiovisual, informan mengaku sangat menarik karena dilengkapi dengan musik pengiring
(backsound) yang sesuai dan animasi yang mendukung isi dari pesan yang disampaikan.

Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan terhadap 7 informan, terdapat beberapa
hal yang harus diperbaiki diantaranya adalah pada media leaflet beberapa kalimat masih
menggunakan huruf terlalu kecil sehingga harus diperjelas untuk menegaskan isi dari pesan
yang disampaikan. Pada media edukasi audiovisual (video 1) backsound yang digunakan
terlalu keras sehingga suara penyampaian pesan kurang terdengar jelas. Selanjutnya kami
telah membuat perbaikan media untuk memperjelas isi dari pesan yang disampaikan terhadap
informan kunci sebagai target sasaran.

4.2 Pelaksanaan Intervensi Gizi berbasis Perubahan Perilaku

Program kegiatan ini bernama “SADAS MAPANKU”, merupakan suatu program


perubahan perilaku yang dirancang untuk membatasi konsumsi gula, garam, dan minyak yang
berlebihan dalam upaya mencegah penyakit tidak menular yang dapat ditimbulkan di masa
yang akan datang, Metode yang digunakan dalam kegiatan intervensi ini adalah strategi
pendekatan individu berupa konseling gizi dengan menggunakan media leaflet, poster dan
video. Uraian kegiatan intervensi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Pelaksanaan Intervensi Gizi

Waktu
Tahapan Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pelaksanaan
Hari 1 Pre-test Kegiatan ini dilakukan dengan Selasa,
menanyakan secara lisan beberapa 7 Desember 2021
pertanyaan yang mewakili inti dari
materi yang akan disampaikan
kepada sasaran
Pemutaran video 1 Pemaparan materi disampaikan
dengan metode nonton bareng
bersama sasaran dengan materi
yaitu PTM dan upaya mencegahnya
Diskusi Setelah sasaran selesai membaca
dan menonton vdeo tersebut maka
dilakukan tanya jawab terkait materi
Hari 2 Pemaparan poster Pemaparan materi disampaikan Rabu,
menggunakan metode konseling 8 Desember 2021
dengan materi yaitu anjuran
konsumsi gula, garam, dan minyak

21
Diskusi Setelah konseling selesai
dilanjutkan dengan tanya jawab
terkait materi yang telah
disampaikan
Hari 3 Pemutaran video 2 Pemaparan materi disampaikan Kamis,
dengan metode nonton bareng 9 Desember 2021
bersama sasaran dengan materi
yaitu pola hidup sehat dengan
pembatasan gula, garam, dan
minyak
Pemaparan leaflet Pemaparan inti dari seluruh materi
yang telah disampaikan dengan
metode konseling dan pemberian
leaflet
Diskusi Setelah konseling selesai
dilanjutkan dengan tanya jawab
terkait materi yang telah
disampaikan
Post-test Kegiatan ini dilakukan dengan
menanyakan secara lisan beberapa
pertanyaan yang mewakili inti dari
materi yang telah disampaikan
kepada sasaran

Intervensi program dilaksanakan pada tanggal 7-9 Desember 2021, dengan jumlah
sasaran yang diberikan intervensi adalah sebanyak 3 sasaran laki-laki dewasa. Sebelum
kegiatan dimulai dilakukan pre-test terlebih dahulu secara lisan terkait materi yang akan
disampaikan. Intervensi dilakukan dalam 3 tahap yaitu hari 1 dengan bentuk kegiatan hanya
pre-test dan pemutaran video 1. Hari ke 2 bentuk kegiatannya yaitu pemaparan terkait poster
anjuran konsumsi gula, garam dan minyak. Kemudian di hari ke 3 bentuk kegiatan dengan
metode konseling gizi menggunakan media video 2 dan leaflet serta diakhiri dengan post-test
untuk mengetahui tingkat pemahaman dari sasaran.

22
BAB V

HASIL PEMANTAUAN INTERVENSI

Setelah dilakukan Intervensi kepada target sasaran, kegiatan berikutnya yaitu


monitoring atau pemantauan kepada seluruh sasaran yang mendapatkan intervensi. Kegiatan
monitoring dilakukan pada saat kegiatan intervensi berlangsung, hal-hal yang dinilai dalam
kegiatan monitoring diantaranya yaitu :

1 Partisipasi
Tingkat partisipasi sasaran terhadap kegiatan yang diberikan sangat baik. Sasaran
bersedia mengikuti rangkaian kegiatan program yang dimulai sebelum intervensi yaitu
recall 24 jam, pre-test pada hari pertama, menyimak pemutaran video dari awal sampai
akhir, pada hari ke dua yaitu konseling gizi dengan media poster, kemudian pada hari ke
tiga pemutaran video dan pemaparan leaflet dilanjutkan dengan post-test. Selama proses
konseling sasaran dapat mengulangi informasi yang didapatkan dengan baik dan lengkap.
Setelah semua rangkaian kegiatan program intervensi selesai dilaksanakan, kegiatan
selanjutnya yaitu recall 24 jam yang dilakukan dua hari setelah intervensi terakhir.
2 Keaktifan
Sasaran memiliki motivasi yang kuat dalam mengikuti kegiatan, hal tersebut dapat dilihat
dari antusiasme dan keaktifan bertanya selama proses intervensi berlangsung, sehingga
terjadi komunikasi dua arah.
3 Penguasaan dan Pemahaman Materi
Meskipun beberapa sasaran sudah pernah mendapatkan informasi mengenai sebagian
materi yang akan disampaikan, namun sasaran tetap antusias dan dapat menerima
dengan baik materi yang disampaikan. Respon sasaran juga sangat baik, hal tersebut
dapat dibuktikan dengan komentar yang disampaikan setelah pemutaran video. Sasaran
mengatakan bahwa videonya sangat bagus, menarik, dan mudah dipahami serta dapat
memotivasi sasaran untuk segera bertindak dalam pembatasan konsumsi gula, garam, dan
minyak sesuai dengan anjuran. Untuk mengukur peningkatan pengetahuan pada sasaran
maka sebelum diberikan intervensi dilakukan pre-test dengan pertanyaan dan hasil adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.1 Soal Pre-test dan Post-test
No Pertanyaan Benar Salah
1 Penyakit tidak menular tidak dapat ditularkan dari orang ke
orang dan perkembangannya berjalan sangat cepat

23
2 CERDIK merupakan cara untuk mencegah dan mengatasi
penyakit tidak menular
3 G4 G1 L5 merupakan batasan konsumsi gula, garam dan
lemak atau minyak dalam sehari
4 Camilan yang baik yaitu mengonsumsi buah dan sayur
5 Batas konsumsi garam per hari yaitu 1 sendok makan
6 4 sendok makan gula setara dengan 54 gram
7 Anjuran konsumsi lemak atau minyak perhari yaitu tidak lebih
dari 4 sendok makan
8 Cara membatasi konsumsi garam salah satunya yaitu
menambahkan garam/kecap pada makanan yang telah tersaj
9 Memasak dapat dilakukan dengan cara direbus, dikukus, atau
dipanggang agar lebih seha
10 Cek kesehatan secara rutin dan rajin beraktivitas fisik
merupakan salah satu cara hidup sehat dalam upaya
mencegah dan pengatasi terjadinya penyakit tidak menular

Hasil dari pre-test dan post-test yang telah dilakukan pada sasaran didapatkan hasil
sebagai berikut :
Tabel 5.2 Hasil Skor Pre-test dan Post-test
Peningkatan
Sasaran Pre-test % Pre-test Post-test % Post-test
(%)
Tn. AN 7 70 10 100 30
Tn. EK 6 60 8 80 20
Tn. DD 6 60 9 90 30

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan


pada sasaran, hal ini dibuktikan dari hasil post-test dari ketiga sasaran yang cenderung
meningkat.

24
BAB VI
HASIL EVALUASI INTERVENSI

Indikator keberhasilan atau output dari konseling gizi pada target sasaran (dewasa
laki-laki) adalah adanya peningkatan pengetahuan minimal sebesar 20%. Berdasarkan hasil
monitoring melalui pre-test dan post-test diketahui pengetahuan sasaran sudah cukup baik.
Dengan dilakukannya edukasi gizi menggunakan pendekatan komunikasi perubahan
perilaku, didapatkan peningkatan pengetahuan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari
perbandingan hasil pre-test dengan hasil post-test yang disajikan dalam grafik seperti di
bawah ini :

Hasil Skor Pre-test dan Post-test


120

100

80
% Nilai

60

40

20

0
Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3
Target Sasaran

Pre-test Post-test

Gambar 6.1 Grafik Hasil Skor Pre-test dan Post-test


Hasil pre-post test dapat disimpulkan bahwa kegiatan konseling pada sasaran
tercapai, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pengetahuan sebesar 30%
pada sasaran 1, 20% pada sasaran 2, dan 30% pada sasaran 3. Pengetahuan
merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang.
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang
berbeda-beda (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan gizi adalah salah faktor yang
berpengaruh terhadap perubahan perilaku konsumsi makanan, pengetahuan yang
baik diperlukan tetapi tidak cukup untuk merubah perilaku konsumsi makanan sehat
sesuai dengan yang anjuran. Seperti konsumsi gula dan garam dan minyak yang di
anjurkan. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumsi gula dan
garam dan minyak yang di anjurkan, berdasarkan penelitian qualitatif pada tiga
sasaran dewasa laki-laki melalui pendekatan perubahan perilaku diketahui faktor
internal seperti; kebiasaan, dan informasi kesehatan, manfaat, motivasi, harapan,

25
persepsi dan sikap serta faktor eksternal seperti peran pendukung maupun lingkungan
berkaitan dengan interaksi dan pemrosesan informasi adalah penting untuk
menghasilkan sebuah perilaku yang diharapkan.
Penelitian Dhaneswara (2016) menyatakan bahwa pengetahuan berhubungan
dengan sikap seseorang dalam mengonsumsi sayur dan buah. Begitu pula dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mulyani, dkk. (2014) yang menyatakan bahwa adanya
hubungan antara pengetahuan dengan perilaku gizi seimbang. Menurut Notoadmodjo
(2012) hal ini membuktikan bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap perubahan
perilaku.
Evaluasi outcome yang dilakukan pada kegiatan intervensi berupa recall 24
jam dengan menanyakan langsung melalui videocall atau voice call aplikasi whatsapp
untuk mengetahui apa saja makanan yang dikonsumsi dalam sehari, terutama asupan
gula, garam, dan minyak yang dikonsumsi oleh target sasaran. Strategi pendekatan
teknologi ini dipilih berdasarkan gaya hidup target sasaran di era modern yang terbiasa
melakukan berbagai aktivitas menggunakan aplikasi Whatsapp smartphone. Menurut
Yulia, (2018) bahwa penggunaan aplikasi dalam pemberian intervensi kepada
kelompok sasaran memperlihatkan hasil yang efektif dan efisien sehingga diharapkan
terjadi perubahan perilaku pada individu-individu tersebut. Penelitan lain yang
dilakukan leh Deshpande, et al. (2018) disebutkan bahwa penggunaan teknologi
dalam pemberian intervensi kesehatan baik untuk dilakukan karena dapat
menginisiasi perubahan perilaku.
Perubahan asupan gula, garam, dan minyak yang di konsumsi target sasaran
(dewasa laki-laki) pada 3 sasaran dalam program dapat dilihat pada hasil recall 24 jam
selama 3 hari dalam tabel dibawah ini :

Tabel 6.1 Hasil Recall 24 jam Asupan Gula, Garam, dan Minyak pada Sasaran

Hari 1 Hari 2 Hari 3


Asupan
Nama Bahan Jumlah Bahan Jumlah Bahan Jumlah
Makan
Makanan (URT) Makanan (URT) Makanan (URT)
Sasaran 1 Gula Susu 1½ sdm Susu 1 sdm Susu 1 sdm
putih putih putih
Gula 1 sdm Bumbu ¼ sdm
pecel
Es teh 1 sdm Teh 1 sdm
manis
Kopi 1 sdm Biskuat 1 sdm
Garam Telur 1/4 sdt Bumbu ¼ sdt Cah ¼ sdt
goreng pecel kangkong
Tempe 1/4 sdt Telur ¼ sdt Kering ¼ sdt
goreng goreng tempe
Kering 1/4 sdt Sayur ¼ sdt Soup ¼ sdt
tempe soup

26
Telur 1/4 sdt Tempe ¼ sdt Tempe ¼ sdt
goreng goreng goreng
Lodeh 1/4 sdt Sayur ¼ sdt
soup
Ayam 1/4 sdt
goreng
Minyak Lauk 8 sdm Lauk 3 sdm Lauk 3 sdm
yang yang yang
digoreng digoreng digoreng
Sasaran 2 Gula Teh 2 sdm Teh 1 sdm Teh 1 sdm
manis manis manis
Teh 2 sdm Bumbu ¼ sdm
kotak pecel
Kopi 1 sdm Kopi 1 sdm
susu
Garam Pecel ¼ sdt Bumbu ¼ sdt Soup ¼ sdt
pecel
Tempe ¼ sdt Tempe ¼ sdt Tempe ¼ sdt
goreng goreng goreng
Snack ¼ sdt Telur ¼ sdt Soup ¼ sdt
usus goreng
Telur ¼ sdt Tempe ¼ sdt Tahu ¼ sdt
goreng goreng goreng
Tahu ¼ sdt Telur ¼ sdt Capcay ¼ sdt
goreng goreng
Sayur ¼ sdt Snack ¼ sdt
bening lays
Tempe ¼ sdt
goreng
Minyak Lauk 8 sdm Lauk 5 sdm Lauk 3 sdm
yang yang yang
digoreng digoreng digoreng
Sasaran 3 Gula Susu 3½ sdm Sayur ½ sdm Susu ½ sdm
putih bening putih
Teh 2 sdm Es teh 2 sdm Gula 1 sdm
manis
Sayur ½ sdm Teh 1 sdm
bening manis
Garam Capcay ¼ sdt Telur ¼ sdt Telur ¼ sdt
dadar goreng
Telur ¼ sdt Kering ¼ sdt Sayur ¼ sdt
goreng tempe soup
Tempe ¼ sdt Sayur ¼ sdt Tempe ¼ sdt
goreng bening goreng
Sayur ¼ sdt Tempe ¼ sdt
bening goreng
Ayam ¼ sdt Sayur ¼ sdt
goreng bening
Tempe ¼ sdt Tempe ¼ sdt
goreng goreng
Emping ¼ sdt
Minyak Lauk 5 sdm Lauk 5 sdm Lauk 2 sdm
yang yang yang
digoreng digoreng digoreng

27
Hasil Recall Konsumsi Gula
6
Jumlah konsumsi gula (sdm)

0
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Recall

Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3 Anjuran

Gambar 6.2 Grafik Hasil Konsumsi Gula

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pada recall hari 1 seluruh sasaran
masih memiliki jumlah konsumsi gula yang berlebih dibandingkan dengan anjuran. Setelah
mendapatkan konseling di hari pertama kemudian dilakukan pengukuran konsumsi makan
dengan hasil yaitu konsumsi gula sudah mulai normal dan tidak melebihi batas anjuran,
demikian juga pada recall hari ke 3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah
melakukan kegiatan konseling gizi sasaran memiliki motivasi dan keinginan yang tinggi untuk
merubah perilaku pembatasan gula, sehingga dengan jangka waktu yang panjang akan
menghasilkan perubahan perilaku yang signifikan.

Hasil Recall Konsumsi Garam


2
1,8
Jumlah konsumsi garam (sdt)

1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Recall

Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3 Anjuran

Gambar 6.3 Grafik Hasil Konsumsi Garam

28
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pada recall hari 1 seluruh sasaran
masih memiliki jumlah konsumsi garam yang berlebih dibandingkan dengan anjuran. Setelah
mendapatkan konseling di hari pertama kemudian dilakukan pengukuran konsumsi makan
dengan hasil yaitu konsumsi garam masih melebihi batas anjuran. Selanjutnya pada recall
hari ke 3 sasaran 1 dan 3 sudah memiliki jumlah konsumsi garam sesuai anjuran, pada
sasaran 3 masih melebihi batas anjuran, namun sudah terlihat mengalami penurunan
konsumsi garam bila dibandingkan dengan hari pertama dan kedua, hal ini kemungkinan
disebabkan karena sasaran 3 masih susah untuk menghindari konsumsi camilan setiap
harinya, terbukti pada hasil recall masih mengonsumsi snack lays. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa setelah melakukan kegiatan konseling gizi sasaran memiliki motivasi dan
keinginan yang tinggi untuk merubah perilaku pembatasan garam, sehingga dengan jangka
waktu yang panjang akan menghasilkan perubahan perilaku yang signifikan.

Hasil Recall Konsumsi Minyak (Lemak)


9
8
Jumlah konsumsi minyak (sdm)

7
6
5
4
3
2
1
0
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Recall

Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3 Anjuran

Gambar 6.4 Grafik Hasil Konsumsi Minyak (Lemak)

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pada recall hari 1 seluruh sasaran
masih memiliki jumlah konsumsi minyak/lemak yang berlebih dibandingkan dengan anjuran.
Setelah mendapatkan konseling di hari pertama kemudian dilakukan pengukuran konsumsi
makan dengan hasil yaitu konsumsi minyak pada sasaran 2 dan 3 sudah sesuai dengan batas
anjuran, namun pada sasaran 1 masih melebihi batas anjuran. Selanjutnya pada recall hari
ke 3 seluruh sasaran sudah memiliki jumlah konsumsi garam sesuai anjuran. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa setelah melakukan kegiatan konseling gizi sasaran
memiliki motivasi dan keinginan yang tinggi untuk merubah perilaku pembatasan minyak,

29
sehingga dengan jangka waktu yang panjang akan menghasilkan perubahan perilaku yang
signifikan.

Tabel 6.2 Indikator Keberhasilan Program

Indikator Hasil Capaian Keterangan


Sasaran mengetahui Pada hasil post-test sasaran dapat Tercapai
anjuran konsumsi gula, menjawab dengan benar pertanyaan
garam, dan minyak dalam mengenai anjuran konsumsi gula,
sehari garam, dan minyak dalam sehari
Terdapat peningkatan Peningkatan pengetahuan sasaran Tercapai
pengetahuan sasaran dari dari hasil pre-test ke hasil post-test
hasil pre-test ke post-test sebesar 20% sampai 30%
minimal sebesar 20%
Pembatasan konsumsi gula, Berdasarkan hasil recall sasaran Tercapai
garam, dan minyak pada sudah menerapkan pembatasan
sasaran sesuai dengan konsumsi gula, garam, dan minyak
anjuran sesuai dengan anjuran

30
BAB VII

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan pada ketiga sasaran maka
dapat disimpulkan sebagai berikut

a. Faktor yang menyebabkan konsumsi gula, garam, dan minyak berlebih pada
sasaran adalah kurangnya pengetahuan dan motivasi dari sasaran yang cenderung
mengikuti keinginan
b. Intervensi yang diberikan pada sasaran adalah konseling gizi dengan
menggunakan media berupa leaflet, poster, dan juga video
c. Tingkat partisipasi semua sasaran terhadap kegiatan yang diberikan cukup baik
dengan adanya peningkatan pengetahuan pada hasil post-test sebesar 30% pada
sasaran 1, 20% pada sasaran 2, dan 30% pada sasaran 3
d. Sasaran memiliki motivasi dan semangat yang cukup tinggi untuk menerapkan
pembatasan konsumsi gula, garam, dan minyak sesuai dengan anjuran.
Berdasarkan hasil recall 24 jam, terdapat peningkatan motivasi dari ketiga sasaran
meskipun pada sasaran 2 masih belum maksimal. Hal ini disebabkan karena
perilaku makan tidak dapat dirubah hanya dengan jangka waktu yang pendek
melainkan harus perlahan dengan jangka waktu yang panjang.

7.2 Rekomendasi

Diperlukan adanya monitoring dan evaluasi dengan jangka waktu yang lebih lama
sehingga diharapkan dapat melihat hasil perubahan perilaku yang signifikan pada
sasaran

31
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Putri Rizca dan Fakhruddin. 2017. Pemenuhan Kebutuhan Belajar Anak Jalanan di Kota
Semarang Melalui Program Pendidikan Nonformal. Vol.2 No.1 Hal 1-115

Deshpande, S. M. J. Rigby, M. Blair. 2018. The Presence of eHealth Support for Childhood
Obesity Guidance. European Federation for Medical Informatics (EFMI) and IOS Press
Hestiana, D W. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan dalam
Pengelolaan Diet Pada Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kota Semarang.
Jurnal of Health Education; 2(2).

Hidayah, Milda. 2019. Hubungan Perilaku Self-Management dengan Kadar Gula Darah pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Pucang Sewu, Surabaya.
Amerta Nutr., p.176-182.

International Diabetes Federation. 2019. IDF Diabetes Atlas, (Online),


(https://www.diabetesatlas.org/en/sections/demographic-and-geographic-outline.html,
diakses 25 November 2021).

Ismawanti, Z., Wahyuningsih S., dan Dina P. 2020. Pembatasan Konsumsi Gula, Garam, dan
Lemak melalui Cakram Edukasi Gizi Seimbang pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe
2. Jurnal Pegabdian Kepada Masyarakat Ungu, Volume 2 Issue 2.

Kementerian Kesehatan RI. 2019. Buku Pedoman Manajemen Penyakit TIdak Menular.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Kementerian Kesehatan RI. 2019. Hipertensi Si Pembunuh Senyap. INFODATIN : Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Hasil Utama Riskesdas. Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.

Lusiani, Nyoman. 2015. Pudarnya Tradisi Pernikahan Ngerorod Pada Masyarakat Bali Di
Desa Tri Mulyo Mataram Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah
Tahun 2015. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Mohajan, Haradhan. 2018. Qualitative Research Methodology in Social Sciences and Related
Subjects. Jurnal of Economic Development, Environment and People, Vol-7, Issue 01,
2018, pp. 23-48.

Minhat, HS. 2015. An Overview on the Methods of Interviews in Qualitative Research.


International Journal of Public Health and Clinical Sciences, 2(1): 1-5.

32
Mirza, Rina. 2017. Memaksimalkan Dukungan Keluarga Guna Meningkatkan Kualitas Hidup
Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal JUMANTIK, 2(2): 12-30.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). 2019. Pedoman Pengelolaan dan


Pencegahan Diabetes Melitus tipe II Dewasa di Indonesia.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). 2019. Pedoman Pengelolaan Dislipidemia


di Indonesia.

Susanti, Maria Paulina Irma. 2019. Upaya yang Dilakukan Diabetisi yang Menggunakan BPJS
dalam Mengendalikan Gula Darah. Viva Medika11(2): 1-15.
Yulia. I. Optimalisasi Penggunaan Media Sosial dalam Pemasaran Sosial dan Komunikasi
Perubahan Perilaku. HEARTY Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol.6 No.2 2018

33
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan

Intervensi sasaran 1

Intervensi sasaran 2

Intervensi sasaran 3

34
Dokumentasi uji coba media

35
Lampiran 2. Dokumentasi Media

a. Leaflet

b. Poster

36
c. Video

37
Lampiran 3. Dokumentasi Pre-test dan Post-test

a. Pre-test

Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3

38
b. Post-test

Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3

39
Lampiran 4. Dokumentasi Hasil Recall 24 Jam

a. Recall Hari ke 1

Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3

40
b. Recall Hari ke 2

Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3

41
c. Recall hari ke 3

Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3

42

Anda mungkin juga menyukai