Anda di halaman 1dari 11

PELUANG

3.25 Menganalisis kaidah pencacahan, permutasi, dan kombinasi pada masalah


kontekstual
3.26 Menentukan peluang kejadian
4.25 Menyajikan penyelesaian masalah kontekstual berkaitan engan kaidah
pencacahan, permutasi, dan kombinasi
4.26 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang kejadian

A. Kaidah Pencacahan
Kaidah Pencacahan adalah aturan/ kaidah untuk menentukan banyak suatu kejadian
dengan cara-cara mendaftar. Perhatikan contoh berikut:
Dalam lemarinya, Rudi memiliki celana jeans dan celana kain. Juga memiliki baju
berwarna merah, hitam, dan biru. Jika Rudi ingin memasangkan pakaiannya, berapa
banyak pasangan kreasi pakaian yang dapat dipakai oleh Rudi?
Persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan beberapa cara, yaitu dengan tabel,
diagram pohon, dan himpunan pasangan berurutan sebagai berikut:
a. Tabel
celana Baju
Merah (m) Hitam (h) Biru (b)
Jeans (j) (j,m) (j,h) (j,b)
Kain (k) (k,m) (k,h) (k,b)

b. Diagram panah
merah

jeans hitam

Kreasi Pakaian biru

merah

kain hitam

biru
c. Himpunan pasangan berurutan
Berdasaarkan tabel, dan diagram pohon dapat kita sususn himpunan pasangan
berurutan untuk kreasi pakaian Rudi yaitu :
Kreasi ={(𝑗, 𝑚), (𝑗, ℎ), (𝑗, 𝑏), (𝑘, 𝑚), (𝑘, ℎ), (𝑘, 𝑏) }, dimana j adalah celana jeans, k
adalah celana kain, m adalah atasan merah, h adalah atasan hitam, dan b adalah
atasan biru.

d. Kaidah perkalian
Kaidah perkalian digunakan untuk menghitung banyaknya kreasi pakaian yang
dapat di bentuk berdasarkan: banyaknya celana Rudi 2, banyaknya atasan Rudi 3,
sehingga kreasi pakaian yang dapat dibentuk ada 2 × 3 = 6 buah kreasi.

e. Tugas :
Seorang pengusaha Properti / Perumahan memiliki lokasi pembangungan rumah di
daerah desa, kota, dan pesisir. Model rumah yang ditawarkan kepada pembeli adalah
model tradisional, model eropa, dan model renaisans. Buatlah tabel, diagram panah, dan
himpunan pasangan berurutan bagi konsumen yang akan membeli rumah dari
pengusaha ersebut!

B. Filling Slots
Filling Slots atau aturan pengisian tempat adalah cara menghitung banyaknya cara
menyusun suatu susunan berdasarkan tempat yang tersedia. Perhatikan contoh berikut:
1. Dari angka 1,2,3, 4, 5,6, 7dan 9 akan dibentuk bilangan ribuan. Hitung berapa
banyak bilangan ribuan yang bisa dibentuk jika angka-angka tersebut:
a. Boleh berulang
b. Tidak berulang
c. Nilainya kurang dari 5000.
Jawab:
Banyaknya angka yang bisa dipilih ada 8 buah,
Tempat ribuan yang harus disediakan ada 4 (karena ribuan terdiri dari 4 digit)
a. Boleh beurlang:
8 8 8 8
Banyaknya ribuan yang dapat dibentuk = 8 × 8 × 8 × 8 = 4096 buah angka
ribuan.
b. Tidak boleh berulang
8 7 6 5
Banyaknya ribuan yang dapat dibentuk = 8 × 7 × 6 × 5 = 1680 buah angka
ribuan.
c. Nilainya kurang dari 5000
Tidak ada keterangan berarti angka boleh berulang. Nilai kurang dari 5 ribu
berarti angka pertama yang memenuhi adalah 1 untuk seribuan, 2 untuk 2
ribuan, 3 untuk 3 ribuan dan 4 untuk 4 ribuan. Dengan demikian angka untuk
nilai ribuan ada 4 angka yang bisa dipilih.
4 8 8 8
Banyaknya ribuan yang dapat dibentuk = 4 × 8 × 8 × 8 = 2048 buah angka
ribuan.

2. Tugas:
Nomor plat kendaraan bermotor disuatu daerah terdiridari 4 buah angka, yang
dipilih ari angka –angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Hitunglah banyaknya kendaraan
bermotor di daerah tersebut jika:
a. Boleh berulang
b. Tidak berulang
c. Merupakan kelipatan 5.
Keterangan : pada nomor kendaraan, angka pertama tidak boleh nol.

C. Faktorial, Permutasi, dan Kombinasi


a. Faktorial
Faktorial adalah perkalian bilangan secara berurutan. 𝑛! Berarti perkalian bilangan
secara berurutan dari 𝑛 hingga 1. Jika dinyatakan dalam notasi maka: 𝑛! =
𝑛. (𝑛 − 1). (𝑛 − 2) … 3.2.1 = 1.2.3. … . (𝑛 − 2). (𝑛 − 1). 𝑛
Contoh:
1) 5! = 5.4.3.2.1 = 1.2.3.4.5 = 120 (boleh mengerjakan dengan salah satu cara
saja, dimulai dari 1 atau dimulai dari 5)
2) 6! − 4! = (6.5.4.3.2.1) − (4.3.2.1) = 720 − 24 = 696
7! 7.6.5.4.3.2.1
3) = = 7, coret tangka yang sama, atau bias kita kerjakan dengan cara
6! 6.5.4.3.2.1
7! 7.6! 7! 7.6!
= , coret yang sama sehingga diperoleh 6! = =7
6! 6! 6!
3! 7! 3.2.1. 7.6.5.4.3.2.1 3.2.1 6
4) = , coret tangka yang sama, sehingga diperoleh = 72
9! 9.8.7.6.5.4.3.2.1 9.8
1
kemudian sederhanakan, sehingga diperoleh 12.
3! 7! 3.2.1. 7! 3.2.1 6 1
Atau bias dikerjakan dengan cara = = = 72 = 12
9! 9.8.7! 9.8
12!
5) Selesaikan (𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑙𝑎𝑡𝑖ℎ𝑎𝑛)
9!5!

b. Permutasi
1. Permutasi r dari n objek yang tersedia
Permutasi adalah cara menghitung banyaknya suatu kejadian jika posisi,
urutan, atau jabatan diperhatikan. Permutasi r dari n objek didefinisikan dengan:
𝑛!
𝑃𝑟𝑛 = (𝑛−𝑟)!. Contoh :
6! 6! 6.5.4.3.2.1
1) 𝑃26 = (6−2)! = 4! = = 6.5 = 30
4.3.2.1
9! 9! 9.8.7.6.5.4.3.2.1
2) 𝑃69 = (9−6)! = 3! = = 9.8.7.6.5.4 = 60480
3.2.1

3) Ikuti contoh diatas untuk menghitung:


…….! …….! ……………………..
𝑃38 = (………….)! = ……..! = ………………….…… = … … … … … . = … … … … …

4) Hasil dari𝑃310 × 𝑃57 = … … … … … … … … … … ..


(petunjuk: kerjakan masing-masing dahulu, kemudian hasilnya dikalikan)

5) Dalam satu kelas yang terdiri dari 36 siswa akan dibentuk susunan pengurus
yang terdiri dari ketua, sekertaris, dan bendahara.berapa banyak susunan
pengurus yang dapat dibentuk di kelas tersebut?
Jawab :
Jumlah siswa 36,
Jabatan: ketua, sekertaris, dan bendahara (ada 3 jabatan),
Dengan demikian, banyak kemungkinan susunan pengurus kelas yang dapat
36! 36! 36.35.34.33!
dibetnuk adalah 𝑃36 = (36−3)! = 33! = = 36.35.34 = 42840 susunan
33!

6) Dalam kepengurusan OSIS, terdapat 7 siswa dan 5 siswi. Dari jumlah tersebut
akan dibentuk kepengurusan yang terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara,
dan seksi kegiatan dengan kriteria: ketua, ssekertaris dan seksi kegiatan harus
dijabat oleh siswa dan bendahara harus dijabat oleh siswi. Banyaknya
susunan pengurus yang dapat dibentuk dari siswa siswi tersebut adalah …
Siswa : jumlah 7, jabatan 3
Siswa : jumlah 5, jabatan 1
Karena ada dua kondisi, maka berlak 𝑃 = 𝑃𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 . 𝑃𝑠𝑖𝑠𝑤𝑖 u
7! 7! 7.6.5.4!
𝑃𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 = 𝑃37 = (7−3)! = = = 7.6.5 = 210
4! 4!
5! 5! 5.4!
𝑃𝑠𝑖𝑠𝑤𝑖 = 𝑃15 = (5−1)! = = =5
4! 4!

Jadi 𝑃 = 𝑃𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 . 𝑃𝑠𝑖𝑠𝑤𝑖 = 210.5 = 1050 susunan pengurus

2. Permutasi dengan objek yang sama


Permutasi ini biasanya digunakan untuk menghitung banyaknya cara kita
menyusun objek huruf atau angka yang memiliki beberapa kesamaan.
𝑛!
𝑃=𝑟 dimana:
1 !𝑟2 !(𝑑𝑠𝑡)

𝑛 = banyak keseluruhan objek


𝑟1 , 𝑟2, , 𝑑𝑠𝑡 = banyaknya objek yang sama.
Contohnya:
1) Banyaknya susunan yang dapat dibentuk dari kata LABALABA adalah …
Jawab:
LABALABA =8 Huruf., kemudian daftar huruf-huruf yang memiliki
kesamaan.
A= 4 Huruf
L = 2 Huruf
B = 2 huruf
8! 8.7.6.5.4! 8.7.6.5
Sehingga:𝑃 = 4!2!2! = 4!.2.1.2.1 = = 420 kata.
4

2) Banyaknya susunan kata yang d6apat dibentuk dari kata LOLIPOP adalah
..
Jawab:
LOLIPOP = 7 Huruf
L = 2 Huruf
O = 2 Huruf
P = 2 Huruf
7! 7.6.5.4.3.2.1 5040
𝑃= = = = 630 susunan
2!2!2! 2.1.2.1.2.1 8

3) Banyaknya susunan kata yang dapat dibentuk dari kata ALPACA adalah …
Jawab:
ALPACA = ………… huruf (diisi buat latihan)
Yang sama A =……….. huruf
Jadi, P =

3. Permutasi siklis
Permutasi siklis adalah permutasi pada susunan melingkar atau mengelilingi
sesuatu, semacam meja bundar atau api unggun. Banyaknya permutasi siklis
suatu n objek ditentukan dengan 𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 = (𝑛 − 1)!.
Contoh:
1) Lima buah bunga dalam pot akan disusun dalam sebuah pajangan yang
berbentuk lingkaran. Banyaknya cara menyusun bunga-bunga tersebut
adalah ….. cara.
Jawab:
Banyak pot (n)=5 buah, sehingga 𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 = (5 − 1)! = 4! = 4.3.2.1 = 24 cara
menyusun pot dalam pajangan.
2) Empat orang siswa akan melaksanakan rapat di ruang OSIS. Jika mereka
akan duduk mengelilingi meja bundar, berapa banyak kah cara mengatur
temat duduk mereka?
Jawab: banyak siswa= 4 orang
Banyaknya cara mengatur tempat duduk
𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 = (4 − 1)! = 3! = 3.2.1 = 6 cara.

c. Kombinasi
Kombinasi adalah cara menghitung banyaknya suatu kejadian jika posisi, urutan,
atau jabatan tidak diperhatikan. Permutasi r dari n objek didefinisikan dengan:
𝑛!
𝐶𝑟𝑛 = 𝑟! (𝑛−𝑟)!.

Contoh :
7! 7! 7.6.5.4.3.2.1 7.6 42
1) 𝐶27 = 2!(6−2)! = 2!5! = 2.1.5.4.3.2.1 = 2.1 = = 21
2
29! 29! 29.28.27.26! 29.28.27 21.924
2) 𝐶329 = = 3!26! = = = = 3.654
3!(29−3)! 3.2.1.26! 3.2.1 6
8! 11! 8.7.6 11.10
3) 𝐶58 . 𝐶911 = 3!.5! . 9!2! = 3.2.1 . = 56.55 = 3080
2.1

4) Dari 7 orang musisi, akan dibentuk grup music yang terdiri dari 4 orang.
Banyaknya cara untuk membentuk grup tersebut adalah …
Jawab:
Banyaknya seluruh musisi: 7 orang
Banyaknya anggota grup 4 orang
7!
Banyaknya cara meilih 4 orang anggota grup 𝐶47 = = … … … (silahkan
4!.3!

diteruskan)
5) Satu tim bulutangkis terdiri dari 5 pemain putra dan 3 pemain putri. Jika mereka
akan membentuk pasangan ganda campuran, banyaknya cara untuk membentuk
pasangan ganda campuran tersebut adalah …
Jawab:
Banyaknya pemain putra: 5 orang,
Banyaknya pemain putri : 3 orang.
Ganda campuran terdiri dari 1 putra dan 1 putri, sehingga banyaknya cara untuk
membuat pasangan ganda campuran yaitu: 𝐶 = 𝐶𝑝𝑢𝑡𝑟𝑎 . 𝐶𝑝𝑢𝑡𝑟𝑖 = 𝐶15 . 𝐶13 = … … … ….
(silahkan diselesaikan)
6) Sebuah soal ulangan matematika terdiri dari 15 soal. Dari 15 soal terbut, siswa
hanya mengerjakan 10 soal saja. Jika soal nomor 1 sampai nomor 3 harus
dikerjakan, banyakanya cara memilih 7 soal lainnya adalah ….
Banyak seluruh soal 15, nomor 1 sampai 3 wajib dikerjakan berarti soal yang bisa
dipilih adalah soal nomor 4 sampai 15, yaitu ada 12 soal.
Setiap siswa wajib mengerjakan 10 soal, tapi 3 soal ssudah pasti dikerjakan,
berarti siswa tersebut hanya tinggalmemilih 7 soal saja.
Sehingga banyaknya cara siswa tersebut memilih soal adalah 𝐶712 = … … … ….
(silahkan diselesaikan)

D. Ruang Sampel ( Semesta)


Ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin terjadi pada suatu
percobaan. Ruang sampel suatu percobaan dapat dinyatakan dalam bentuk tabel,
diagram panah, himpunan pasangan berurutan, dan lain-lain. Ruang sampel erkadang
disebut juga dengan semesta dan dinotasikan dengan symbol 𝑆, sedangkan banyaknya
anggota semesta dilambangkan dengan 𝑛(𝑆). Masing-masing anggota dari semesta
disebut juga dengan titik sampel. Titik sampel dilambangkan dengan 𝐴, dan banyaknya
titik sampel tertentu dinotasikan dengan 𝑛(𝐴).
Contoh :
1. Sebuah mata dadu dilemparkan sekali. Tentukanlah :
a. Semesta dan banyaknya anggota semesta tersebut.
Jawab: sebuah dadu memiliki 6 mata/sisi, dan masing-masing sisi ditulis
dengan angkan 1 sampai 6, sehingga semestanya menjadi 𝑆 = {1, 2,3,4,5,6},
Dan banyaknya anggota 𝑛(𝑆) = 6.
b. Kejadian mata dadu kurang dari 5
Mata dadu yang nilainya kurang dari 5 adalah 1, 2, 3, dan 4,
Dengan demikian 𝐴 = {1,2,3,4} dan karena ada 4 angka yang memenuhi,
sehingga 𝑛(𝐴) = 4
c. Kejadian muncul mata dadu kelipatan 3
Kelipatan 3 dalam dadu tersebut adalah 3, dan 6, sehingga 𝐴 = {3, 6} , hanya
2 anggka yang memenuhi, jadi 𝑛(𝐴) = 2
2. 3 buah mata uang logam dilempat bersama. Tentukanlah
a. semesta dan banyaknya semesta
missal A untuk sisi angka, dan G untuk sisi gambar, maka kemungkinan dalam
pelemparan 3 uang logam adalah :
𝑆 = {𝐴𝐴𝐴, 𝐴𝐴𝐺, 𝐴𝐺𝐴, 𝐴𝐺𝐺, 𝐺𝐴𝐴, 𝐺𝐴𝐺, 𝐺𝐺𝐴, 𝐺𝐺𝐺} , sehingga 𝑛(𝑆) = 8.
b. kejadian muncul 2 angka dan 1 gambar.
Misal, B adalah kejadian muncul 2 angka dan 1 gambar, maka: 𝐵 =
{𝐴𝐴𝐺, 𝐴𝐺𝐴, 𝐺𝐴𝐴}, sehingga 𝑛 (𝐵) = 3.

E. Peluang Kejadian Sederhana


Peluang kejadian A atau 𝑃(𝐴) adalah perbandingan antara banyaknya suatu kejadian
A dengan banyaknya seluruh kemungkinan/semesta. Peluang memiliki nilai eksak 0 ≤
𝑥 ≤ 1. Suatu kejadian dengan peluang 0 berarti kejadian tersebut adalah kejadian
mustahil, atau tidak mungkin terjadi. Sedangkan kejadian dengan peluang 1 artinya
kejadian atau peristiwa yang dimaksud pasti terjadi.
𝑛(𝐴)
Dalam notasi, peluang A ditentukan dengan: 𝑃(𝐴) = ,
𝑛(𝑆)

Dimana: P(A) = Peluang kejadian A


𝑛(𝐴) = Banyak kejadian A
𝑛(𝑆) = Banyaknya seluruh kejadian (semesta).
Contoh :
1. Sebuah dadu dilemparkan sekali. Hitung peluang:
a. Muncul mata dadu kelipatan 2
b. Muncul mata dadu 9
c. Muncul mata dadu kurang dari 7
2. Dari seperangkat kartu bridge, diambil satu kartu secara acak, hitung peluang :
a. Kartu bernomor 7
b. Kartu hati ganjil
3. Sepasang suami istri berencana memiliki 3 anak. Hitung peluangnya mereka
akan mempunyai minimal 2 anak perempuan!

F. Peluang kejadian komplemen


Kejadian komplemen adalah kejadian bukan A. misalnya pada pelemparan mata
dadu, A adalah kejadian kejadian muncul mata dadu bernomor 5, maka kejadian
komplemen A adalah kejadian mata dadu bukan 5.
Sementara itu, peluang kejadian komplemen ditentukan dengan 𝑃(𝐴𝑐 ) = 1 − 𝑃(𝐴).
Contoh :
1. Peluang sebuah pabrik konveksi memproduksi baju yang cacat adalah 0,025.
Maka peluang konveksi tersebut memproduksi barang tidak cacat adalah …
2. Sebuah dadu dilempar sekali. Hitung peluang munculnya mata dadu yang bukan
kelipatan tiga!
G. Frekuensi Harapan
Frekuensi harapan adalah banyaknya kemungkinan suatu kejadian akan terjadi jika
percobaan diulang sebanyak n kali. Frekuensi harapan dari suatu kejadian A
ditentukan dengan 𝐹(𝐴) = 𝑛. 𝑃(𝐴). Dimana:
𝐹(𝐴) = frekuensi harapan suatu kejadian A
𝑛 = banyaknya pengulangan
𝑃(𝐴) = Peluang kejadian A
Contoh:
1. Sebuah perusahaan memproduksi televise sebanyah 600.000 unit. Bila peluang
perusahaan memproduksi barang cacat adalah 1%, berapa banyakkah perkiraan
televisi yang rusak?
2. Dua dadu dilempar bersama sebanyak 150 kali. Berapakah frekuensi harapan
munculnya mata dadu berjumlah 9?
3. Peluang Budi untuk menang dalam sebuah pertandingan tenis meja adalah 0,6.
Jika budi bertanding 20 kali, berapa kalikah kemungkinan Budi akan kalah?

H. Peluang Kejadian Majemuk


1. Peluang kejadian saling lepas
Dua kejadian disebut saling lepas jika dua kejadian tersebut tidak dapat terjadi
secara bersamaan. Dengan kata lain, kejadian A dan B saling lepas jika tidak
memiliki titik sampel yang sama. Dalam soal, umumnya ditandai dengan
penggunaan kata hubung “atau”.
Pada suatu percobaan, peluang terjadinya dua kejadian A atau B ditentukan
dengan: 𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) − 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) jika memiliki titik sampel yang sama.
Jika tidak ada titik sampel yang sama, maka rumusnya menjadi 𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) +
𝑃(𝐵).
Contoh:
1) Dalam pelemparan dua buah dadu, tentukan peluang munculnya:
a. Mata dadu berjumlah 5 atau 9
b. Mata dadu berjumlah prima atau berjumlah genap
2) Sebuah kartu diambil secara acak dari seperangkat kartu bridge. Berapakah
peluang terambilnya kartu As atau kartu wajik?

2. Peluang kejadian saling bebas


Dua kejadian A dan B disebbut saling bebas jika kejadian A ditak mempengaruhi
kejadian B dan kejadian B tidak mempengaruhi kejadian A. pada soal, umumnya
ditandai dengan kata “DAN”. Peluang kejadian saling bebas ditentukan dengan
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐴). 𝑃(𝐵).
Contoh:
1) Peluang Andi Lulus ujian nasional adalah 0,9, sedangkan peluang Hana Lulus
adalah 0, 85. Tentukan peluang :
a. Keduanya lulus
b. Andi Lulus dan Hana tidak lulus
c. Keduanya tidak lulus
2) Sebuah dadu dan sekeping uang logam dilempar bersama, hitung peluang
muncul angka 5 pada dadu dan gambar pada uang logam adalah …

Anda mungkin juga menyukai