u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
PUTUSAN
Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016
si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial dalam
do
gu tingkat kasasi memutus sebagai berikut dalam perkara:
TAJOEH POERNOSAROSO, bertempat tinggal di Jalan
Maninjau Blok C II Nomor 8, Tanjungsari, Sukorejo, Kota
In
A
Blitar, dalam hal ini memberi kuasa kepada Agus
Supriyadi, S.H., dan kawan, Para Advokat, berkantor di
ah
lik
Jalan Wonoagung Nomor 9, Surabaya, Jawa Timur,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 4 April 2016;
am
ub
Pemohon Kasasi I juga Termohon Kasasi II dahulu
Penggugat;
Lawan
ep
k
si
hal ini memberi kuasa kepada Lalu Rulandia Akhmad
ne
ng
do
gu
ub
ep
sebagai Admin Canvass di tempat kerja area Blitar dan mendapatkan upah
ng
terakhir setiap bulannya Rp3.200.000,00 (tiga juta dua ratus ribu rupiah);
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
3. Bahwa Penggugat telah melakukan pekerjaannya dengan penuh dedikasi
si
dan tanggung jawab tinggi, dengan bukti bahwa Tergugat
mempertahankannya bekerja selama lebih dari 16 tahun dan hal ini dapat
ne
ng
dilihat dengan adanya beberapa prestasi yang diperoleh Penggugat antara
lain: Mendapatkan certificate of achievement sebagai logistic & warehouse
coordinator Denpasar untuk strong leadership dan the best perform branch
do
gu tahun 1999-2000 dan certificate of achievement karena turut berkontribusi
dalam melakukan delivering excellent customer service, order processing
In
A
dan turut mensupport expansi branch dari 19 cabang menjadi 39 cabang;
4. Bahwa sampai akhirnya permasalahan mulai timbul pada tanggal 29 Januari
ah
lik
2015 dimana Penggugat yang saat itu bekerja di kantor cabang area Blitar
tiba-tiba dipanggil untuk menghadap ke kantor cabang area Kediri, dan
secara lisan melalui perwakilan dari HRD diberikan kabar bahwa Penggugat
am
ub
akan dimutasi menjadi admin depo, area Atambua-NTT dan harus sudah
berada disana tanggal 2 Februari 2015;
ep
5. Bahwa Penggugat merasa kondisi fisik yang kurang sehat dan perintah
k
si
mutasi tertulis secara resmi dan juga belum ada pembicaraan atas hak-hak
yang mengikuti mutasi tersebut;
ne
ng
6. Bahwa sambil menunggu SK mutasi resmi dan pembicaraan atas hak yang
mengikuti mutasi tersebut, Penggugat tetap masuk kerja seperti biasa di unit
do
gu
lik
ub
yang lemah dan menjelaskan tidak pernah mangkir karena selama ini tetap
R
Mutasi secara resmi dan tidak ada panggilan tertulis dari Tergugat apabila
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
9. Bahwa pada hari Senin, 9 Februari 2015 Penggugat masih tetap masuk untuk
si
bekerja tetapi dengan arogan Tergugat tidak memberikan akses dengan cara
ruangan kerja Penggugat dikunci sehingga Penggugat tidak dapat masuk kerja
ne
ng
dan atas perbuatan ini Penggugat merasa sangat terhina;
10. Bahwa Penggugat juga ingin menyampaikan hasil tes kesehatan dari dokter
tetapi akses terhadap Tergugat telah benar-benar diputus sehingga
do
gu Penggugat tidak tahu kemana harus menyampaikan surat keterangan
dokter tersebut;
In
A
11. Bahwa kemudian pada tanggal 10 Februari 2015, Penggugat baru
menerima surat panggilan kerja 1 dan 2, surat SK mutasi ke Atambua, dan
ah
lik
surat pemberitahuan mutasi yang dikirim melalui ekspedisi pengiriman
Pandu Siwi yang kesemuanya diterima Penggugat bersamaan pada hari
dan tanggal yang sama yaitu 10 Februari 2015, itu berarti telah lewat
am
ub
setelah Penggugat diberitahu HRD telah di PHK pada tanggal 7 Februari
2015, sehingga surat panggilan dan pemberitahuan tersebut dapat
ep
dianggap tidak patut dan cacat hukum;
k
12. Bahwa Penggugat tidak dapat menerima hal ini karena Pemutusan
ah
si
Tergugat tanpa pemberitahuan dan prosedur yang semestinya apalagi
dalam tenggang waktu 5 hari itu, Penggugat tidak pernah mangkir karena
ne
ng
masih tetap bekerja dan masuk seperti biasa di tempat Penggugat yaitu
area Blitar. Penggugat baru benar-benar tidak bisa masuk kerja pada
do
gu
lik
waktu panggilan adalah paling sedikit 3 (tiga) hari kerja, sedangkan dalam
kasus ini surat panggilan telah diterima Penggugat dalam waktu bersamaan
m
ub
yaitu tanggal 10 Februari 2015 tanpa ada tenggang waktu antara panggilan
1 dan panggilan 2, dan panggilan tersebut jelas sengaja disusulkan karena
ka
Februari 2015 sehingga surat panggilan tersebut tidaklah patut dan dapat
ah
14. Bahwa karena sampai dengan saat ini di perusahaan tidak/belum terbentuk
es
organisasi Serikat Pekerja (SP) atau sejenisnya sehingga tidak ada yang
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
haknya maka akhirnya pada tanggal 11 Februari 2015, Penggugat
si
mengadukan masalah ini ke Dinsosnaker Kota Blitar;
15. Bahwa kemudian telah dilakukan penyelesaian bipartit yang bertempat di
ne
ng
Disosnaker Kota Blitar, pada tanggal 17 Maret 2015 dan telah dibuatlah
risalah perundingan antara pihak Penggugat dan Tergugat, yang pada
intinya Penggugat masih ingin dipekerjakan lagi di tempat Tergugat, tetapi
do
gu justru Tergugat mengganggap Penggugat telah mangkir dan dikualifikasikan
mengundurkan diri sebagaimana Pasal 168 Undang Undang Nomor 13
In
A
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juncto Pasal 13 ayat (7) dan Pasal 48
ayat (2) Peraturan Perusahaan PT Borwita Citra Prima tahun 2014-2016,
ah
lik
sehingga penyelesaian bipartit tidak tercapai kata sepakat;
16. Bahwa Penggugat telah menerima surat dari Tergugat dengan Nomor
006/Ext/HRD-HQ/02/15 perihal Pemberitahuan Uang Kompensasi Resign
am
ub
tanggal 17 Februari 2015, yang menyatakan bahwa Tergugat telah
mengirimkan/mentransfer sejumlah uang sebesar Rp14.433.428,00 ke
ep
rekening Penggugat sebagai uang kompensasi pengunduran diri
k
si
tidak dapat diterima Penggugat dan sampai dengan saat ini uang tersebut
masih utuh dan tidak dipergunakan oleh Penggugat;
ne
ng
17. Bahwa telah terjadi penyelesaian tripartit dengan mediator dari Dinsosnaker
Tulunggagung pada tanggal 28 Mei 2015 dan 11 Juni 2015 akan tetapi tidak
do
gu
amarnya menyatakan:
Menganjurkan
ah
lik
ub
kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) Undang Undang
ep
Nomor 13 Tahun 2003 dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Tahun 2003;
si
3. Agar kedua belah pihak dapat menerima tersebut butir 1 (satu) dan 2 (dua);
4. Agar kedua belah pihak memberikan jawaban atas anjuran tersebut
ne
ng
secara tertulis selambat-lambatnya dalam jangka waktu 10 hari kerja
setelah menerima surat anjuran ini;
19. Bahwa sampai dengan diajukanya gugatan ini pihak Tergugat tidak
do
gu menanggapi/menyatakan persetujuan terhadap anjuran tersebut, lagipula pada
prinsipnya Penggugat juga tidak dapat menerima anjuran itu karena
In
A
Penggugat tidak pernah melanggar ketentuan perusahaan sebagaimana yang
dinyatakan dalam amar anjuran tersebut, justru pihak Tergugat yang telah
ah
lik
melanggar aturan perusahaan dan undang-undang dengan cara melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak tanpa prosedur yang benar;
20. Bahwa sejak saat itu Tergugat tidak pernah lagi menghubungi Penggugat
am
ub
dan tidak ada iktikad baik dari Tergugat untuk membicarakan kelanjutan dari
permasalahan ini, bahkan sejak bulan Maret 2015 Penggugat tidak pernah
ep
menerima gaji/upah yang menjadi haknya;
k
si
sebagaimana diatur dalam Pasal 24 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004
tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Penggugat
ne
ng
do
gu
22. Bahwa Penggugat merasa apa yang dilakukan Tergugat adalah bentuk upaya
agar Tergugat dapat mem PHK Penggugat tanpa memberikan hak-haknya
sesuai dengan ketentuan undang-undang, karena pemutusan kerja seperti ini
In
A
lik
ub
23. Bahwa sebagaimana dalam Pasal 155 (1) dan Pasal 170 Undang Undang
R
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
penyelesaian perselisihan hubungan industrial adalah batal demi hukum
si
maka hubungan kerja Penggugat dan Tergugat belum pernah putus;
24. Bahwa karena pemutusan hubungan kerja yang dilakukan Tergugat telah
ne
ng
batal demi hukum maka selama proses pemutusan hubungan kerja maka
Penggugat dan Tergugat harus tetap menjalankan kewajibannya sesuai
Pasal 155 (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
do
gu Ketenagakerjaan, namun karena akses Penggugat untuk tetap bekerja telah
ditutup, dan Tergugat tidak mengijinkan Penggugat untuk tetap bekerja
In
A
maka berlaku ketentuan ayat (3) berupa skorsing pada Penggugat selama
proses Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Tergugat berkewajiban
ah
lik
membayar upah kepada pekerja sampai dengan ditetapkan Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) oleh lembaga penyelesaian hubungan industrial;
25. Bahwa hingga gugatan ini didaftarkan upah yang belum dibayarkan dari
am
ub
bulan Maret 2015 sampai bulan Desember 2015 yaitu terhitung 10 bulan
dikalikan upah Rp3.200.000,00 yaitu sebesar Rp32.000.000,00 (tiga puluh
ep
dua juta rupiah);
k
26. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 103 Undang Undang Nomor 2 Tahun
ah
si
wajib memberikan putusan dalam waktu selambat-lambatnya 50 (lima puluh
hari) terhitung sejak sidang pertama yaitu diperkirakan 3 bulan, dan dari
ne
ng
do
gu
27. Bahwa mengingat kebutuhan hidup terus berlanjut dan Penggugat sebagai
tulang punggung keluarga berkewajiban mencukupi kebutuhan keluarga
ah
lik
ub
Hubungan Industrial;
es
28. Bahwa masa kerja Penggugat sampai dengan diajukan gugatan ini adalah
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaaan, uang pesangon didasarkan 9 bulan
si
upah, uang penghargaan yang harus diterima adalah 6 (enam) bulan upah
dan uang penggantian hak adalah 15% dari penerimaan uang pesangon
ne
ng
dan uang penghargaan;
29. Bahwa tindakan Tergugat jelas-jelas merupakan wujud nyata dari perbuatan
melawan hukum, karena tindakan Tergugat yang telah memutuskan
do
gu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap Penggugat secara sepihak dan
sewenang-wenang tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan undang-
In
A
undang telah menimbulkan kerugian bagi Penggugat dan sebagaimana
diatur dalam ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata:
ah
lik
“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang
lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
mengganti kerugian tersebut”;
am
ub
Maka oleh karenanya Penggugat merasa berhak untuk menuntut haknya
dan meminta ganti rugi atas tindakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
ep
yang dilakukan oleh Tergugat sebagai berikut:
k
Kerugian materiil:
ah
si
Penggugat merasa diperlakukan sewenang-wenang dan hak-haknya telah
terlanggar terutama haknya untuk mendapatkan upah sehingga Tergugat
ne
ng
do
gu
lik
ub
Kerugian immateriil:
ep
Tergugat akan ingkar janji dan lalai dalam memenuhi isi putusan hukum
M
ng
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) dan
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
oleh karenanya Penggugat mohon Majelis Hakim yang memeriksa perkara
si
a quo menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom)
sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk setiap harinya apabila
ne
ng
ternyata Tergugat lalai dalam memenuhi isi putusan tersebut;
31. Bahwa agar gugatan ini tidak sia-sia (illusoir) dan untuk menjamin agar
Tergugat tunduk dan patuh untuk melaksanakan putusan dalam perkara ini
do
gu maka Penggugat mengajukan permohonan sita jaminan (conservatoir
beslag) terhadap kantor Tergugat berupa tanah dan bangunan yang terletak
In
A
di Jalan Raya Taman Nomor 48 A, Sepanjang, Sidoarjo;
32. Bahwa gugatan Penggugat diajukan berdasarkan bukti-bukti yang cukup
ah
lik
dan tidak dapat disangkal keabsahannya sehingga wajar dan cukup
beralasan apabila Penggugat mohon agar putusan dapat dilaksanakan
terlebih dahulu meskipun ada upaya hukum selanjutnya (uitvoerbaar bij
am
ub
voorraad) sesuai dengan Pasal 180 HIR;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada
ep
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya agar
k
Dalam Provisi:
R
si
1. Memerintahkan Tergugat untuk membayar upah dan segala hak Penggugat
dari sejak bulan Maret 2015 sampai bulan Desember 2015 dan upah
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Cuti yang belum diambil : 12/25 x Rp3.200.000,00 = Rp 1.536.000,00;
si
Upah belum diterima : 10 x Rp3.200.000,00 = Rp32.000.000,00;
(upah Maret-Desember 2015);
ne
ng
Upah perkiraan selama proses: 6 x Rp3.200.000,00 = Rp19.200.000,00+
Total Rp141.056.000,00;
(seratus empat puluh satu juta lima puluh enam ribu rupiah);
do
gu 6. Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian immateriil yang diderita
Penggugat dengan membayarkan sebanyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah);
In
A
7. Menyatakan sah dan berharga atas sita jaminan terhadap kantor milik
Tergugat yang terletak di Jalan Raya Taman Nomor 48A Sepanjang, Sidoarjo;
ah
lik
8. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk setiap harinya apabila ternyata
Tergugat lalai dalam memenuhi isi putusan yang telah berkekuatan hukum
am
ub
tetap (in kracht van gewijsde);
9. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu (uitvoerbaar bij
ep
voorraad) walaupun ada upaya hukum verzet, maupun kasasi;
k
si
Negeri Surabaya yang memeriksa dan mengadili perkara a quo berpendapat
lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);
ne
ng
do
gu
1. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil yang diajukan oleh
Pengugat di dalam gugatan, kecuali kebenarannya diakui oleh Tergugat di
dalam jawaban ini;
In
A
lik
ub
sebagai berikut:
ep
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dengan prosedur dan ketentuan undang-undang telah
si
menimbulkan kerugian bagi Penggugat dan sebagaimana diatur
dalam ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata:
ne
ng
“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian
kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”;
do
gu Petitum Gugatan Nomor 2:
“Menyatakan perbuatan Tergugat adalah perbuatan melawan
In
A
hukum”;
Bahwa berdasarkan fakta di atas, gugatan yang diajukan
ah
lik
Penggugat adalah diluar kompetensi absolut pengadilan
hubungan industrial, karena Penggugat baik dalam posita
gugatan dan petitum gugatannya mendalilkan Tergugat telah
am
ub
melakukan perbuatan melawan hukum, dimana hal tersebut
bukanlah kewenangan pengadilan hubungan industrial, hal ini
ep
sebagaimana diatur dalam Pasal 56 Undang Undang Nomor 2
k
si
Pasal 56 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004;
“Pengadilan hubungan industrial bertugas dan berwenang
ne
ng
do
gu
hubungan kerja;
d. Di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antar
ah
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
“Jika sengketa itu adalah mengenai suatu hak yang tidak
si
termasuk wewenang pengadilan negeri, maka pada sembarang
waktu dalam pemeriksaan perkara itu, boleh diminta supaya
ne
ng
Hakim mengaku tidak berwenang, dan Hakim itu pun, karena
jabatannya, wajib pula mengaku tidak berwenang”;
2.1.2. Bahwa pada bagian Posita Gugatan Nomor 29 dan Petitum
do
gu Gugatan Nomor 5 yang kami kutip sebagai berikut:
Posita Gugatan Nomor 29:
In
A
Bahwa tindakan Tergugat jelas-jelas merupakan wujud nyata
dari perbuatan melawan hukum, karena tindakan Tergugat yang
ah
lik
telah memutuskan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap
Penggugat secara sepihak dan sewenang-wenang tidak sesuai
dengan prosedur dan ketentuan undang-undang telah
am
ub
menimbulkan kerugian bagi Penggugat dan sebagaimana diatur
dalam ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata:
ep
“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian
k
si
Maka oleh karenanya Penggugat merasa berhak untuk
menuntut haknya dan meminta ganti kerugian atas tindakan
ne
ng
do
gu
- Kerugian materiil:
Uang pesangon : 2 x 9 x Rp3.200.000,00 = Rp57.600.000,00;
Uang penghargaan : 1 x 6 x Rp3.200.000,00 = Rp19.200.000,00;
In
A
lik
ub
- Kerugian immateriil:
ep
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
“Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian immateriil
si
yang diderita Penggugat dengan membayarkan sebanyak
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah)”;
ne
ng
Bahwa dari fakta tersebut di atas, selain meminta kerugian materiil
Penggugat juga meminta kerugian immateriil dimana hal ini dalam
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tidak
do
gu dikenal mengenai kerugian immateriil;
Bahwa dalam Pasal 156 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
In
A
Ketenagakerjaan disebutkan sebagai berikut: “Dalam hal terjadi
pemutusan hubungan kerja pengusaha diwajibkan membayar uang
ah
lik
pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang
penggantian hak yang seharusnya diterima”;
Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas maka, Tergugat memohon
am
ub
kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara gugatan
ini berkenan untuk menerima dan mengabulkan eksepsi kompetensi
ep
absolute yang diajukan Tergugat ini dan selanjutnya memberikan
k
putusan sela untuk memutus terlebih dahulu bagian eksepsi ini dengan
ah
si
1. Menerima dan mengabulkan eksepsi kompetensi absolut yang
diajukan Tergugat;
ne
ng
do
gu
lik
ub
2.2. Gugatan Penggugat tidak disusun secara jelas dan cermat sehingga
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Bahwa pada bagian Posita Gugatan Nomor 23 dan 24 yang
si
mendalilkan “Pemutusan hubungan kerja batal demi hukum”
dengan berdasarkan pada ketentuan Pasal 155 ayat (1) dan
ne
ng
170 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang konsekuensi
hukumnya adalah kerja kembali;
Bahwa konsekuensi hukum dalil Penggugat yang mendalilkan
do
gu “Pemutusan hubungan kerja batal demi hukum”, seperti tersebut
di atas maka konsekuensi hukumnya adalah kerja kembali,
In
A
akan tetapi pada bagian Posita Gugatan Nomor 28 justru
Penggugat mendalilkan sebaliknya yaitu, “Penggugat berhak
ah
lik
mendapatkan uang pesangon didasarkan 9 (sembilan) bulan
upah, uang penghargaan yang harus diterima adalah 6 (enam)
bulan upah, uang penggantian hak 15% dari penerimaan uang
am
ub
pesangon dan uang penghargaan sebagaimana Pasal 156
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003”;
ep
Sehingga antara dalil Penggugat pada bagian Posita Gugatan
k
si
mengakibatkan kaburnya gugatan a quo;
2.2.2. Posita Gugatan Nomor 23 dan 24 bertentangan dengan Petitum
ne
ng
do
gu
lik
ub
dan kabur;
R
Nomor 3 Paragraf 2;
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
mendalilkan “Menyatakan pemutusan hubungan kerja yang
si
dilakukan oleh Tergugat batal dan tidak mempunyai kekuatan
hukum” yang konsekuensi hukumnya adalah Penggugat kerja
ne
ng
kembali ternyata bertentangan dengan Petitum Gugatan Nomor
3 paragraf 2 gugatan a quo yang justru sebaliknya memohon
putusan “Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dan
do
gu Tergugat putus dan berakhir sejak diputuskan oleh pengadilan
hubungan industrial”;
In
A
Bahwa demikian dalil Penggugat pada Petitum Gugatan Nomor
3 paragraf 1 dengan Petitum Gugatan Nomor 3 paragraf 2
ah
lik
adalah saling bertentangan, sehingga mengakibatkan gugatan
tidak jelas atau kabur (obscuur libel);
Bahwa berdasarkan uraian dan alasan tersebut di atas maka
am
ub
sesuai:
1. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 195 K/AG/1994,
ep
tanggal 20 Oktober 1995 tentang Surat Gugatan Perdata
k
si
menurut hukum acara, seharusnya memberikan putusan
bahwa gugatan tersebut dinyatakan “tidak dapat diterima”
ne
ng
do
gu
lik
ub
Bukti T-2);
ah
adalah kabur (obscuur libel) karena itu, Majelis Hakim yang terhormat sudah
es
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada
si
Pengadilan Negeri Surabaya telah memberikan Putusan Nomor 155/G/2015/PHI
Sby., tanggal 21 Maret 2016 dengan amar sebagai berikut:
ne
ng
Dalam Provisi:
- Menolak permohonan provisi Penggugat;
Dalam Eksepsi:
do
gu - Mengabulkan eksepsi Tergugat;
Dalam Pokok Perkara:
In
A
1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk
verklaard);
ah
lik
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara
ini sebesar nihil;
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada
am
ub
Pengadilan Negeri Surabaya tersebut telah diucapkan dengan hadirnya kuasa
Penggugat dan kuasa Tergugat pada tanggal 21 Maret 2016, terhadap putusan
ep
tersebut Penggugat dan Tergugat masing-masing melalui kuasanya
k
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 4 April 2016 dan tanggal 7 April 2016
ah
si
sebagaimana ternyata dari Akta Pernyataan Permohonan Kasasi Nomor
32/Kas/2016/PHI Sby., juncto Nomor 155/G/2015/PHI Sby., yang dibuat oleh
ne
ng
do
gu
lik
ub
dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang,
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Putusan Judex Facti salah dalam penerapan hukum;
si
1. Bahwa pada pertimbangan putusan halaman 35-36, Majelis Hakim
Pengadilan Hubungan Industrial:
ne
ng
“Menimbang, bahwa menurut pendapat Majelis Hakim terhadap gugatan
yang demikian adalah bentuk gugatan yang saling bertentangan atau
kontradiksi antara posita (fundamentum petendi) dan petitumnya yang
do
gu mengandung cacat formil, sehingga mengakibatkan gugatan a quo menjadi
tidak jelas dan kabur (obscuur libel) dan menghadapi gugatan yang kabur
In
A
(obscuur libel) maka Hakim menurut hukum acara haruslah menyatakan
gugatan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard) sesuai Putusan
ah
lik
Mahkamah Agung RI Nomor 720 K/Pdt/1997, tanggal 7 Maret 1999 (vide
Buku Kompilasi Kaidah Hukum Putusan Mahkamah Agung Hukum Acara
Perdata Masa Setengah Abad, oleh M. Ali Boediarto, S.H., halaman 62,
am
ub
Penerbit Swara Justicia)”;
2. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan dan tidak sependapat dengan
ep
pertimbangan hukum tersebut. Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung RI
k
dasar untuk memutuskan bahwa gugatan Pemohon Kasasi tidak jelas dan
R
si
kabur (obscuur libel) adalah tidak tepat dan cenderung dipaksakan, karena
terkesan hanya menyadur dari pertimbangan hukum Tergugat/Termohon
ne
ng
do
gu
lik
Bilamana hubungan antara positum dengan potitum, tidak ada atau tidak
jelas, maka menjadikan gugatan tersebut adalah kabur, sehingga menurut
m
ub
nampak adanya hubungan yang berkaitan satu sama lain antara posita
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
diuraikan Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial dalam
si
pertimbangannya;
5. Bahwa bila memperhatikan berbagai yurisprudensi putusan Mahkamah
ne
ng
Agung RI yang berkaitan dengan tidak diterimanya gugatan (niet ontvankelijk
verklaard) karena termasuk ke dalam gugatan yang kabur (obscuur libel),
maka akan kita temukan pertimbangan dalam yurisprudensi dimaksud,
do
gu kesemuanya mengacu kepada tidak adanya hubungan satu sama lain
antara posita dengan petitum gugatan atau juga dibeberapa pertimbangan
In
A
adalah karena adanya kontradiksi atau pertentangan antara posita dengan
petitum gugatan. Tetapi tidak ada satupun pertimbangan yang mengacu
ah
lik
kepada adanya pertentangan atau kontradiksi yang lain, selain daripada
pertentangan atau kontradiksi antara posita dan petitum;
Antara lain dapat kita temukan di Yuriprudensi Putusan Mahkamah Agung
am
ub
RI Nomor 1075 K/SIP/1982 tanggal 18 Desember 1982 yang menyatakan:
“Suatu gugatan perdata yang diajukan ke pengadilan menurut hukum acara
ep
perdata, antara petitum dan posita (fundamentum petendi) harus ada
k
hubungan satu sama lain, dalam arti petitum (tuntutan) haruslah didukung
ah
si
segi hukumnya yang diuraikan dengan jelas dalam gugatannya. Bilamana
syarat ini tidak dipenuhi, maka gugatan tersebut oleh pengadilan atau
ne
ng
do
gu
lainnya, antara petitum yang satu dengan petitum yang lainnya, dimana hal
ini tentu saja tidak relevan dengan penggunaan dasar hukum yurisprudensi
ah
lik
ub
kontradiksi antara posita dan petitum, tidak ada satupun teori ataupun
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
petendi) sebagai dasar dalil dengan petitum sebagai pokok tuntutan yang
si
dimintakan;
8. Bahwa salah satu literatur yang menegaskan tentang hal tersebut dapat kita
ne
ng
temukan di dalam buku “Hukum Acara Perdata” karangan M. Yahya
Harahap, S.H., halaman 452-253, yaitu:
“ .... posita dengan petitum gugatan, harus saling mendukung. Tidak boleh
do
gu saling bertentangan. Apabila hal itu tidak dipenuhi, mengakibatkan gugatan
menjadi kabur. Sehubungan dengan itu, hal-hal yang dapat dituntut dalam
In
A
petitum, harus mengenai penyelesaian sengketa yang didalilkan. Mesti
terbina singkronisasi dan konsistensi antara posita dengan petitum. Hanya
ah
lik
yang dijelaskan dalam posita yang dapat diminta dalam petitum. Sesuatu
yang tidak dikemukakan dalam dalil gugatan, tidak dapat diminta dalam
petitum, oleh karena itu petitum tersebut harus dinyatakan tidak dapat
am
ub
diterima. Apalagi, kalau secara prinsipil dan substansial keseluruhan petitum
tidak sejalan dengan posita, gugatan dinyatakan tidak dapat diterima. Akan
ep
tetapi, kalau pertentangan antara posita dengan petitum, tidak berbeda
k
si
9. Bahwa perlu kami tegaskan sekali lagi, sesuai dengan bantahan kami
sebelumnya di dalam replik Pemohon Kasasi, pertentangan atau kontradiksi
ne
ng
do
gu
sama sekali, karena satu sama lainnya saling berhubungan bahkan saling
menguatkan sebagai suatu kronologis posita (fundamentum petendi) yang
berkesinambungan, dan telah sesuai dengan pendapat M. Yahya Harahap,
In
A
lik
ub
Tidak adanya kontradiksi atau pertentangan antara posita dan petitum gugatan;
ah
ng
(fundamentum petendi) dan petitum gugatan a quo maka telah terjadi dalil
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
gugatan dan pokok tuntutan yang saling bertentangan satu dengan lainnya,
si
yaitu:
Di satu sisi pada dalil gugatan dan pokok tuntutan Penggugat yang
ne
ng
memohon agar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dinyatakan batal
demi hukum yang konsekuensi hukumnya adalah kerja kembali;
Namun, di sisi lainnya pada dalil gugatan dan pokok tuntutan Penggugat
do
gu yang memohon agar menyatakan hubungan kerja antara Penggugat
dan Tergugat putus serta menghukum Tergugat untuk membayarkan
In
A
hak-hak Penggugat sebagai kompensasi pemutusan hubungan kerja”;
2. Bahwa pada poin Penggugat memohon supaya Pemutusan Hubungan
ah
lik
Kerja (PHK) dinyatakan batal demi hukum, adalah merujuk kepada Posita
Nomor 23 dan Petitum Nomor 3 gugatan Penggugat/Pemohon Kasasi (vide
pertimbangan hukum halaman 35 paragaraf 1 mengenai gugatan kabur),
am
ub
dimana tidak terdapat pertentangan atau kontradiksi antara posita dan
petitum yang dimaksudkan, karena Posita Nomor 23 dan Petitum Nomor 3
ep
saling berhubungan;
k
si
membayar hak-hak Penggugat sebagai kompensasi pemutusan hubungan
kerja adalah merujuk pada Posita Nomor 28 dan Petitum Nomor 3 dan 4
ne
ng
do
gu
tidak terdapat pertentangan atau kontradiksi antara posita dan petitum yang
dimaksudkan, karena Posita Nomor 28 dan Petitum Nomor 3 dan 4
(perbaikan replik Petitum 4 dan 5) saling berhubungan;
In
A
lik
ub
berurutan dan tidak pernah saling bertentangan satu dengan lainnya serta
ah
5. Namun akan kami pertegas lagi bahwa posita gugatan Poin 23 dan 24 serta
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dilakukan sepihak oleh Tergugat tanpa prosedur yang sah dan benar dan
si
tanpa ditetapkan oleh lembaga perselisihan hubungan industrial adalah
batal demi hukum, sehingga hubungan kerja Penggugat/Pemohon Kasasi
ne
ng
dan Tergugat belum pernah putus. Maka konsekuensinya adalah masing-
masing pihak berhak dan wajib menjalankan kewajibannya sebagaimana
Pasal 155 ayat 2 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang
do
gu Ketenagakerjaan;
6. Bahwa sesuai dengan anjuran dari Disnaker maupun yang muncul dalam
In
A
pembicaraan pada saat perundingan bipartit, Penggugat/Pemohon Kasasi
beriktikad baik dengan tetap melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai
ah
lik
pekerja/buruh di tempat Tergugat, namun akses bekerja bagi Penggugat/
Pemohon Kasasi telah ditutup oleh Tergugat dengan cara mengunci ruang
kerja Penggugat/Pemohon Kasasi;
am
ub
7. Bahwa karena akses Penggugat/Pemohon Kasasi untuk bekerja telah
ditutup dan secara sepihak telah diberikan uang kompensasi dan hak
ep
Penggugat/Pemohon Kasasi untuk mendapatkan upah perbulannya tidak
k
si
Penggugat/Pemohon Kasasi merasa tidak dianggap, sehingga wajar
adanya apabila kemudian Penggugat/Pemohon Kasasi mengajukan
ne
ng
do
gu
bunyi dari Posita Poin 28 dan 29 serta Petitum Nomor 3 dan 4 (perbaikan
replik Petitum 4 dan 5) dimana Penggugat/Pemohon Kasasi meminta
haknya sebagaimana Pasal 169 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003
In
A
lik
ub
industrial dan perhitungan pesangon dan upah yang belum dibayar dihitung
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
A. Putusan Judex Facti seharusnya menolak gugatan Penggugat untuk
si
seluruhnya;
Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 36 yang
ne
ng
mempertimbangkan sebagai berikut: “Menimbang, bahwa terhadap eksepsi
Tergugat yang menyatakan gugatan Penggugat tidak jelas/kabur (obscuur
libel) menurut pendapat Majelis Hakim adalah cukup beralasan dan
do
gu karenanya patut untuk dikabulkan”;
Bahwa seharusnya putusan Judex Facti tidak cukup hanya dengan
In
A
memutus yang menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet
ontvankelijk verklaard), namun yang seharusnya adalah menolak gugatan
ah
lik
Penggugat untuk seluruhnya oleh karena berdasarkan:
1. Bahwa menurut alasan Pemohon Kasasi/Tergugat dengan uraian
kejadian sebagai berikut:
am
ub
Pada hari Sabtu, tanggal 24 Januari 2015 Pemohon Kasasi/Tergugat
memanggil Termohon Kasasi/Penggugat untuk datang menghadap di
ep
Kantor Cabang Kediri menemui HRD, dalam rangka pemberian surat
k
hari itu tidak hadir, hal ini tercatat dan dituangkan dalam berita acara
R
si
pemberian surat pemberitahuan mutasi (vide Bukti T-1);
Bahwa dikarenakan ketidakhadiran Termohon Kasasi/Penggugat
ne
ng
do
gu
lik
ub
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
keputusan mutasi tersebut via pos tercatat ke alamat Termohon
si
Kasasi/Penggugat yang berada di Jalan Maninjau Blok C II Nomor
08, RT/RW 03/07, Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukorejo, Blitar
ne
ng
(vide Bukti T-4);
2. Bahwa dikarenakan Termohon Kasasi/Penggugat tidak melaksanakan
perintah mutasi sesuai dengan SK Mutasi Nomor 030/HR/PERS-
do
gu MUT/0115, dimana dalam SK mutasi tersebut Termohon Kasasi/
Penggugat terhitung sejak tanggal 2 Februari 2015 harus bertugas di
In
A
Depo Atambua sebagai Admin Depo, namun Termohon Kasasi/
Penggugat tidak hadir dan bekerja disana selama 5 (lima) hari berturut-
ah
lik
turut, maka Pemohon Kasasi/Tergugat menerbitkan Surat Panggilan
Kerja I (pertama) Nomor 001/EXT/HRD-HQ/02/15 tanggal 3 Februari
2015 dan Surat Nomor 002/EXT/HRD-HQ/02/15 tanggal 5 Februari
am
ub
2015 tentang Surat Panggilan Kerja II (kedua);
3. Bahwa dengan Pasal 168 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun
ep
2003 juncto Pasal 48 ayat (2) Peraturan Perusahaan PT Borwita Citra
k
si
kepada Termohon Kasasi/Penggugat;
Sehingga berdasarkan pada alasan dan dasar hukum tersebut di atas maka
ne
ng
do
gu
lik
ub
uang kompensasi resign (vide Bukti T-8), adalah telah sesuai dengan
ah
ketentuan Pasal 168 ayat (1) dan ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (2) Peraturan
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
yang amarnya adalah menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya sesuai
si
dengan jawaban Tergugat tanggal 18 Januari 2016;
Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut Mahkamah
ne
ng
Agung berpendapat:
Bahwa keberatan-keberatan Pemohon Kasasi I dan II tersebut tidak
dapat dibenarkan, oleh karena setelah meneliti secara saksama memori kasasi
do
gu dari Pemohon Kasasi I dan II serta kontra memori kasasi dari Termohon Kasasi I
dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti, dalam hal ini Pengadilan
In
A
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya tidak salah menerapkan
hukum, dengan pertimbangan sebagai berikut:
ah
lik
1. Bahwa antara posita dengan petitum gugatan Penggugat saling bertentangan
sehingga amar putusan yang menyatakan gugatan NO (niet ontvankelijk
verklaard) sudah tepat dan benar;
am
ub
2. Bahwa posita mendalilkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) batal demi
hukum, sedangkan petitum menuntut pembayaran uang kompensasi yang
ep
merupakan akibat hukum dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK);
k
bahwa putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum
R
si
dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi I TAJOEH POERNOSAROSO dan Pemohon Kasasi II PT BORWITA
ne
ng
do
gu
lik
ub
MENGADILI:
ah
PRIMA, tersebut;
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada
si
Mahkamah Agung pada hari Rabu, tanggal 28 September 2016 oleh H. Yulius,
S.H., M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung
ne
ng
sebagai Ketua Majelis, Dr. Horadin Saragih, S.H., M.H., dan Dr. Fauzan, S.H.,
M.H., Hakim-Hakim Ad. Hoc PHI sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh
do
gu Para Hakim Anggota tersebut dan Victor Togi Rumahorbo, S.H., M.H., Panitera
Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
In
A
Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis,
ttd/. Dr. Horadin Saragih, S.H., M.H ttd/. H. Yulius, S.H., M.H
ah
lik
ttd/. Dr. Fauzan, S.H., M.H
am
ub
Panitera Pengganti,
ttd/. Victor Togi Rumahorbo, S.H., M.H
ep
k
Untuk Salinan :
ah
MAHKAMAH AGUNG RI
Atas nama Panitera,
R
si
Panitera Muda Perdata Khusus
ne
ng
do
gu
In
A
ah
lik
m
ub
ka
ep
ah
es
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24