Anda di halaman 1dari 24

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN
Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial dalam

do
gu tingkat kasasi memutus sebagai berikut dalam perkara:
TAJOEH POERNOSAROSO, bertempat tinggal di Jalan
Maninjau Blok C II Nomor 8, Tanjungsari, Sukorejo, Kota

In
A
Blitar, dalam hal ini memberi kuasa kepada Agus
Supriyadi, S.H., dan kawan, Para Advokat, berkantor di
ah

lik
Jalan Wonoagung Nomor 9, Surabaya, Jawa Timur,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 4 April 2016;
am

ub
Pemohon Kasasi I juga Termohon Kasasi II dahulu
Penggugat;
Lawan
ep
k

PT BORWITA CITRA PRIMA, diwakili oleh Hady


ah

Karyono, selaku Direktur Utama, berkedudukan di Jalan


R
Raya Taman Nomor 48 A, Sepanjang, Sidoarjo, dalam

si
hal ini memberi kuasa kepada Lalu Rulandia Akhmad

ne
ng

Mardhatillah, S.Psi., dan kawan-kawan, HR Generalist PT


Borwita Citra Prima, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tanggal 7 April 2016;

do
gu

Termohon Kasasi I juga Pemohon Kasasi II dahulu


Tergugat;
In
A

Mahkamah Agung tersebut;


Membaca surat-surat yang bersangkutan;
ah

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang


lik

Pemohon Kasasi I juga Termohon Kasasi II dahulu sebagai Penggugat telah


menggugat sekarang Termohon Kasasi I juga Pemohon Kasasi II dahulu sebagai
m

ub

Tergugat di muka persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan


Negeri Surabaya pada pokoknya sebagai berikut:
ka

ep

1. Bahwa Penggugat telah bekerja pada Tergugat sejak tanggal 29 Agustus


1998, itu berarti sampai dengan diajukannya gugatan ini maka masa kerja
ah

Penggugat adalah 17 tahun, 4 bulan;


R

2. Bahwa Penggugat berstatus sebagai karyawan tetap dengan posisi terakhir


es
M

sebagai Admin Canvass di tempat kerja area Blitar dan mendapatkan upah
ng

terakhir setiap bulannya Rp3.200.000,00 (tiga juta dua ratus ribu rupiah);
on
gu

Halaman 1 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Bahwa Penggugat telah melakukan pekerjaannya dengan penuh dedikasi

si
dan tanggung jawab tinggi, dengan bukti bahwa Tergugat
mempertahankannya bekerja selama lebih dari 16 tahun dan hal ini dapat

ne
ng
dilihat dengan adanya beberapa prestasi yang diperoleh Penggugat antara
lain: Mendapatkan certificate of achievement sebagai logistic & warehouse
coordinator Denpasar untuk strong leadership dan the best perform branch

do
gu tahun 1999-2000 dan certificate of achievement karena turut berkontribusi
dalam melakukan delivering excellent customer service, order processing

In
A
dan turut mensupport expansi branch dari 19 cabang menjadi 39 cabang;
4. Bahwa sampai akhirnya permasalahan mulai timbul pada tanggal 29 Januari
ah

lik
2015 dimana Penggugat yang saat itu bekerja di kantor cabang area Blitar
tiba-tiba dipanggil untuk menghadap ke kantor cabang area Kediri, dan
secara lisan melalui perwakilan dari HRD diberikan kabar bahwa Penggugat
am

ub
akan dimutasi menjadi admin depo, area Atambua-NTT dan harus sudah
berada disana tanggal 2 Februari 2015;
ep
5. Bahwa Penggugat merasa kondisi fisik yang kurang sehat dan perintah
k

mutasi yang begitu mendadak, sehingga Penggugat tidak dapat segera


ah

berangkat ke Atambua-NTT, selain itu Penggugat belum menerima SK


R

si
mutasi tertulis secara resmi dan juga belum ada pembicaraan atas hak-hak
yang mengikuti mutasi tersebut;

ne
ng

6. Bahwa sambil menunggu SK mutasi resmi dan pembicaraan atas hak yang
mengikuti mutasi tersebut, Penggugat tetap masuk kerja seperti biasa di unit

do
gu

kerja area Blitar;


7. Bahwa pada hari Sabtu, tanggal 7 Februari 2015, Penggugat dipanggil
untuk menghadap ke kantor pusat Sidoarjo tetapi Penggugat tidak
In
A

mengetahui maksud pemanggilan tersebut, dan barulah melalui HRD


diberitahukan bahwa Penggugat telah di PHK dengan kualifikasi
ah

lik

pengunduran diri sebagaimana Pasal 168 (1) Undang Undang Nomor 13


Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juncto Pasal 13 (7) dan Pasal 48 (2)
m

ub

Peraturan Perusahaan PT Borwita Citra Prima tahun 2014-2016, dengan


alasan Penggugat mangkir kerja karena tidak berada di Atambua-NTT sejak
ka

tanggal 2 Februari 2015;


ep

8. Bahwa Penggugat telah berupaya untuk meyakinkan jika kondisi fisiknya


ah

yang lemah dan menjelaskan tidak pernah mangkir karena selama ini tetap
R

bekerja dan masuk di kantor Blitar, lagipula Penggugat belum menerima SK


es

Mutasi secara resmi dan tidak ada panggilan tertulis dari Tergugat apabila
M

ng

Penggugat dianggap mangkir;


on
gu

Halaman 2 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9. Bahwa pada hari Senin, 9 Februari 2015 Penggugat masih tetap masuk untuk

si
bekerja tetapi dengan arogan Tergugat tidak memberikan akses dengan cara
ruangan kerja Penggugat dikunci sehingga Penggugat tidak dapat masuk kerja

ne
ng
dan atas perbuatan ini Penggugat merasa sangat terhina;
10. Bahwa Penggugat juga ingin menyampaikan hasil tes kesehatan dari dokter
tetapi akses terhadap Tergugat telah benar-benar diputus sehingga

do
gu Penggugat tidak tahu kemana harus menyampaikan surat keterangan
dokter tersebut;

In
A
11. Bahwa kemudian pada tanggal 10 Februari 2015, Penggugat baru
menerima surat panggilan kerja 1 dan 2, surat SK mutasi ke Atambua, dan
ah

lik
surat pemberitahuan mutasi yang dikirim melalui ekspedisi pengiriman
Pandu Siwi yang kesemuanya diterima Penggugat bersamaan pada hari
dan tanggal yang sama yaitu 10 Februari 2015, itu berarti telah lewat
am

ub
setelah Penggugat diberitahu HRD telah di PHK pada tanggal 7 Februari
2015, sehingga surat panggilan dan pemberitahuan tersebut dapat
ep
dianggap tidak patut dan cacat hukum;
k

12. Bahwa Penggugat tidak dapat menerima hal ini karena Pemutusan
ah

Hubungan Kerja (PHK) telah dibuat sepihak dan sewenang-wenang oleh


R

si
Tergugat tanpa pemberitahuan dan prosedur yang semestinya apalagi
dalam tenggang waktu 5 hari itu, Penggugat tidak pernah mangkir karena

ne
ng

masih tetap bekerja dan masuk seperti biasa di tempat Penggugat yaitu
area Blitar. Penggugat baru benar-benar tidak bisa masuk kerja pada

do
gu

tanggal 9 Februari 2015 bukan karena kehendak Penggugat tetapi justru


karena akses masuk kerja ditutup oleh Tergugat;
13. Berdasarkan penjelasan Pasal 168 (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun
In
A

2003 tentang Ketenagakerjaan, pemanggilan secara patut adalah


Penggugat dipanggil secara tertulis pada alamat Penggugat, dan tenggang
ah

lik

waktu panggilan adalah paling sedikit 3 (tiga) hari kerja, sedangkan dalam
kasus ini surat panggilan telah diterima Penggugat dalam waktu bersamaan
m

ub

yaitu tanggal 10 Februari 2015 tanpa ada tenggang waktu antara panggilan
1 dan panggilan 2, dan panggilan tersebut jelas sengaja disusulkan karena
ka

diterima Penggugat setelah Penggugat dinyatakan di PHK pada tanggal 7


ep

Februari 2015 sehingga surat panggilan tersebut tidaklah patut dan dapat
ah

dianggap tidak sah;


R

14. Bahwa karena sampai dengan saat ini di perusahaan tidak/belum terbentuk
es

organisasi Serikat Pekerja (SP) atau sejenisnya sehingga tidak ada yang
M

ng

memfasilitasi Penggugat untuk mengadukan nasib dan memperjuangkan


on
gu

Halaman 3 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
haknya maka akhirnya pada tanggal 11 Februari 2015, Penggugat

si
mengadukan masalah ini ke Dinsosnaker Kota Blitar;
15. Bahwa kemudian telah dilakukan penyelesaian bipartit yang bertempat di

ne
ng
Disosnaker Kota Blitar, pada tanggal 17 Maret 2015 dan telah dibuatlah
risalah perundingan antara pihak Penggugat dan Tergugat, yang pada
intinya Penggugat masih ingin dipekerjakan lagi di tempat Tergugat, tetapi

do
gu justru Tergugat mengganggap Penggugat telah mangkir dan dikualifikasikan
mengundurkan diri sebagaimana Pasal 168 Undang Undang Nomor 13

In
A
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juncto Pasal 13 ayat (7) dan Pasal 48
ayat (2) Peraturan Perusahaan PT Borwita Citra Prima tahun 2014-2016,
ah

lik
sehingga penyelesaian bipartit tidak tercapai kata sepakat;
16. Bahwa Penggugat telah menerima surat dari Tergugat dengan Nomor
006/Ext/HRD-HQ/02/15 perihal Pemberitahuan Uang Kompensasi Resign
am

ub
tanggal 17 Februari 2015, yang menyatakan bahwa Tergugat telah
mengirimkan/mentransfer sejumlah uang sebesar Rp14.433.428,00 ke
ep
rekening Penggugat sebagai uang kompensasi pengunduran diri
k

Penggugat, jelaslah dengan ini Tergugat memaksakan kehendaknya secara


ah

sepihak dengan mengkualifikasikan Penggugat mengundurkan diri, hal ini


R

si
tidak dapat diterima Penggugat dan sampai dengan saat ini uang tersebut
masih utuh dan tidak dipergunakan oleh Penggugat;

ne
ng

17. Bahwa telah terjadi penyelesaian tripartit dengan mediator dari Dinsosnaker
Tulunggagung pada tanggal 28 Mei 2015 dan 11 Juni 2015 akan tetapi tidak

do
gu

juga ada titik temu;


18. Bahwa kemudian terbit anjuran dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Tulungagung Nomor 560/580/110/2015 yang pada
In
A

amarnya menyatakan:
Menganjurkan
ah

lik

1. Agar pekerja (sdr. Tajoeh Poernosaroso) mendapat hak sesuai ketentuan


Pasal 161 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 yaitu
m

ub

memperoleh uang pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156


ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003, uang penghargaan masa
ka

kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) Undang Undang
ep

Nomor 13 Tahun 2003 dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal
ah

156 ayat (4) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003;


R

2. Agar kedua belah pihak selama proses penyelesaian perselisihan


es

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tetap menjalankan segala


M

ng

kewajibannya (sesuai Pasal 155 ayat (2) Undang Undang Nomor 13


on
gu

Halaman 4 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tahun 2003;

si
3. Agar kedua belah pihak dapat menerima tersebut butir 1 (satu) dan 2 (dua);
4. Agar kedua belah pihak memberikan jawaban atas anjuran tersebut

ne
ng
secara tertulis selambat-lambatnya dalam jangka waktu 10 hari kerja
setelah menerima surat anjuran ini;
19. Bahwa sampai dengan diajukanya gugatan ini pihak Tergugat tidak

do
gu menanggapi/menyatakan persetujuan terhadap anjuran tersebut, lagipula pada
prinsipnya Penggugat juga tidak dapat menerima anjuran itu karena

In
A
Penggugat tidak pernah melanggar ketentuan perusahaan sebagaimana yang
dinyatakan dalam amar anjuran tersebut, justru pihak Tergugat yang telah
ah

lik
melanggar aturan perusahaan dan undang-undang dengan cara melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak tanpa prosedur yang benar;
20. Bahwa sejak saat itu Tergugat tidak pernah lagi menghubungi Penggugat
am

ub
dan tidak ada iktikad baik dari Tergugat untuk membicarakan kelanjutan dari
permasalahan ini, bahkan sejak bulan Maret 2015 Penggugat tidak pernah
ep
menerima gaji/upah yang menjadi haknya;
k

21. Bahwa upaya Penggugat untuk mempertahankan haknya telah buntu


ah

dengan ditolaknya anjuran dari Dinsosnakertrans Tulungagung, sehingga


R

si
sebagaimana diatur dalam Pasal 24 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004
tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Penggugat

ne
ng

melanjutkan penyelesaian perselisihan ini kepada Pengadilan Hubungan


Industrial dengan harapan mendapatkan keadilan dan kepastian hukum;

do
gu

22. Bahwa Penggugat merasa apa yang dilakukan Tergugat adalah bentuk upaya
agar Tergugat dapat mem PHK Penggugat tanpa memberikan hak-haknya
sesuai dengan ketentuan undang-undang, karena pemutusan kerja seperti ini
In
A

telah dibuat sewenang-wenang dan sepihak sehingga menimbulkan kerugian


bagi Tergugat baik kerugian materiil yaitu dengan tidak dibayarkanya upah
ah

lik

sehingga kehilangan pendapatan Penggugat sebagai tulang punggung


keluarga dalam menghidupi istri dan tiga anaknya yang masih kecil-kecil, dan
m

ub

juga kerugian immateriil berupa guncangan bathin dan stress berkepanjangan


serta menahan rasa malu terhadap rekan-rekan sesama pekerja dan keluarga
ka

atas perilaku sewenang-wenang Tergugat yang mencederai hati dan perasaan


ep

membuat Penggugat sangat terhina;


ah

23. Bahwa sebagaimana dalam Pasal 155 (1) dan Pasal 170 Undang Undang
R

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tindakan Tergugat yang


es

memutuskan hubungan kerja Penggugat tanpa ditetapkan oleh lembaga


M

ng

on
gu

Halaman 5 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
penyelesaian perselisihan hubungan industrial adalah batal demi hukum

si
maka hubungan kerja Penggugat dan Tergugat belum pernah putus;
24. Bahwa karena pemutusan hubungan kerja yang dilakukan Tergugat telah

ne
ng
batal demi hukum maka selama proses pemutusan hubungan kerja maka
Penggugat dan Tergugat harus tetap menjalankan kewajibannya sesuai
Pasal 155 (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

do
gu Ketenagakerjaan, namun karena akses Penggugat untuk tetap bekerja telah
ditutup, dan Tergugat tidak mengijinkan Penggugat untuk tetap bekerja

In
A
maka berlaku ketentuan ayat (3) berupa skorsing pada Penggugat selama
proses Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Tergugat berkewajiban
ah

lik
membayar upah kepada pekerja sampai dengan ditetapkan Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) oleh lembaga penyelesaian hubungan industrial;
25. Bahwa hingga gugatan ini didaftarkan upah yang belum dibayarkan dari
am

ub
bulan Maret 2015 sampai bulan Desember 2015 yaitu terhitung 10 bulan
dikalikan upah Rp3.200.000,00 yaitu sebesar Rp32.000.000,00 (tiga puluh
ep
dua juta rupiah);
k

26. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 103 Undang Undang Nomor 2 Tahun
ah

2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Majelis Hakim


R

si
wajib memberikan putusan dalam waktu selambat-lambatnya 50 (lima puluh
hari) terhitung sejak sidang pertama yaitu diperkirakan 3 bulan, dan dari

ne
ng

mulai didaftarkan gugatan ini sampai dengan sidang pertama diperkirakan


paling lambat 3 bulan juga, maka diperkirakan upah selama proses

do
gu

penyelesaian perkara ini sampai diputuskan Pengadilan Hubungan


Industrial adalah 6 (enam) bulan dikalikan upah Rp3.200.000,00 yaitu
sebesar Rp19.200.000,00 (sembilan belas juta dua ratus ribu rupiah);
In
A

27. Bahwa mengingat kebutuhan hidup terus berlanjut dan Penggugat sebagai
tulang punggung keluarga berkewajiban mencukupi kebutuhan keluarga
ah

lik

sedangkan sampai dengan saat ini Penggugat belum mendapatkan


pekerjaan karena usia Penggugat yang hampir memasuki 45 tahun
m

ub

sehingga sulit mendapatkan pekerjaan, maka Penggugat memohon kepada


Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini agar memerintahkan Tergugat
ka

segera membayarkan upah yang belum diterima Penggugat dari bulan


ep

Maret sampai Desember 2015 sebagaimana ketentuan yang diatur Pasal 96


ah

Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan


R

Hubungan Industrial;
es

28. Bahwa masa kerja Penggugat sampai dengan diajukan gugatan ini adalah
M

ng

17 tahun, 4 bulan maka sebagaimana Pasal 156 Undang Undang Nomor 13


on
gu

Halaman 6 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaaan, uang pesangon didasarkan 9 bulan

si
upah, uang penghargaan yang harus diterima adalah 6 (enam) bulan upah
dan uang penggantian hak adalah 15% dari penerimaan uang pesangon

ne
ng
dan uang penghargaan;
29. Bahwa tindakan Tergugat jelas-jelas merupakan wujud nyata dari perbuatan
melawan hukum, karena tindakan Tergugat yang telah memutuskan

do
gu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap Penggugat secara sepihak dan
sewenang-wenang tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan undang-

In
A
undang telah menimbulkan kerugian bagi Penggugat dan sebagaimana
diatur dalam ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata:
ah

lik
“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang
lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
mengganti kerugian tersebut”;
am

ub
Maka oleh karenanya Penggugat merasa berhak untuk menuntut haknya
dan meminta ganti rugi atas tindakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
ep
yang dilakukan oleh Tergugat sebagai berikut:
k

Kerugian materiil:
ah

Karena Tergugat telah memutuskan hubungan kerja secara sepihak maka


R

si
Penggugat merasa diperlakukan sewenang-wenang dan hak-haknya telah
terlanggar terutama haknya untuk mendapatkan upah sehingga Tergugat

ne
ng

haruslah memutus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini dengan tetap


membayarkan hak-hak Penggugat berdasarkan Pasal 169 (1) Undang

do
gu

Undang Nomor 13 Tahun 2003 yaitu:


Uang pesangon : 2 x 9 x Rp3.200.000,00 = Rp57.600.000,00;
Uang penghargaan : 1 x 6 x Rp3.200.000,00 = Rp19.200.000,00;
In
A

Uang penggantian hak : 15% x Rp76.800.000,00 = Rp11.520.000,00;


Cuti yang belum diambil : 12/25 x Rp3.200.000,00 = Rp 1.536.000,00;
ah

lik

Upah belum diterima : 10 x Rp3.200.000,00 = Rp32.000.000,00;


(upah Maret-Desember 2015);
m

ub

Upah perkiraan selama proses: 6 x Rp3.200.000,00 = Rp19.200.000,00+


Total Rp141.056.000,00;
ka

Kerugian immateriil:
ep

Atas kerugian immateriil Penggugat meminta ganti rugi sebesar


ah

Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah);


R

30. Bahwa Penggugat mempunyai sangkaan yang sangat beralasan tentang


es

Tergugat akan ingkar janji dan lalai dalam memenuhi isi putusan hukum
M

ng

yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) dan
on
gu

Halaman 7 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
oleh karenanya Penggugat mohon Majelis Hakim yang memeriksa perkara

si
a quo menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom)
sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk setiap harinya apabila

ne
ng
ternyata Tergugat lalai dalam memenuhi isi putusan tersebut;
31. Bahwa agar gugatan ini tidak sia-sia (illusoir) dan untuk menjamin agar
Tergugat tunduk dan patuh untuk melaksanakan putusan dalam perkara ini

do
gu maka Penggugat mengajukan permohonan sita jaminan (conservatoir
beslag) terhadap kantor Tergugat berupa tanah dan bangunan yang terletak

In
A
di Jalan Raya Taman Nomor 48 A, Sepanjang, Sidoarjo;
32. Bahwa gugatan Penggugat diajukan berdasarkan bukti-bukti yang cukup
ah

lik
dan tidak dapat disangkal keabsahannya sehingga wajar dan cukup
beralasan apabila Penggugat mohon agar putusan dapat dilaksanakan
terlebih dahulu meskipun ada upaya hukum selanjutnya (uitvoerbaar bij
am

ub
voorraad) sesuai dengan Pasal 180 HIR;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada
ep
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya agar
k

memberikan putusan sebagai berikut:


ah

Dalam Provisi:
R

si
1. Memerintahkan Tergugat untuk membayar upah dan segala hak Penggugat
dari sejak bulan Maret 2015 sampai bulan Desember 2015 dan upah

ne
ng

seterusnya sampai dengan diputuskannya perkara a quo;


2. Meletakkan sita jaminan terhadap kantor Tergugat berupa tanah dan

do
gu

bangunan yang terletak di Jalan Ry Taman Nomor 48 A Sepanjang,


Sidoarjo;
Dalam Pokok Perkara:
In
A

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;


2. Menyatakan perbuatan Tergugat adalah perbuatan melawan hukum;
ah

lik

3. Menyatakan pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh Tergugat batal


dan tidak mempunyai kekuatan hukum;
m

ub

4. Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat putus dan


berakhir sejak diputuskan oleh pengadilan hubungan industrial;
ka

5. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi materiil dengan


ep

membayarkan hak-hak Penggugat berupa kompensasi pemutusan


ah

hubungan kerja sebesar Rp141.056.000,00 dengan perincian, yaitu:


R

Uang pesangon : 2 x 9 x Rp3.200.000,00 = Rp57.600.000,00;


es

Uang penghargaan : 1 x 6 x Rp3.200.000,00 = Rp19.200.000,00;


M

ng

Uang penggantian hak : 15% x Rp76.800.000,00 = Rp11.520.000,00;


on
gu

Halaman 8 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Cuti yang belum diambil : 12/25 x Rp3.200.000,00 = Rp 1.536.000,00;

si
Upah belum diterima : 10 x Rp3.200.000,00 = Rp32.000.000,00;
(upah Maret-Desember 2015);

ne
ng
Upah perkiraan selama proses: 6 x Rp3.200.000,00 = Rp19.200.000,00+
Total Rp141.056.000,00;
(seratus empat puluh satu juta lima puluh enam ribu rupiah);

do
gu 6. Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian immateriil yang diderita
Penggugat dengan membayarkan sebanyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah);

In
A
7. Menyatakan sah dan berharga atas sita jaminan terhadap kantor milik
Tergugat yang terletak di Jalan Raya Taman Nomor 48A Sepanjang, Sidoarjo;
ah

lik
8. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk setiap harinya apabila ternyata
Tergugat lalai dalam memenuhi isi putusan yang telah berkekuatan hukum
am

ub
tetap (in kracht van gewijsde);
9. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu (uitvoerbaar bij
ep
voorraad) walaupun ada upaya hukum verzet, maupun kasasi;
k

10. Membebankan biaya perkara kepada Negara;


ah

Atau jika Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan


R

si
Negeri Surabaya yang memeriksa dan mengadili perkara a quo berpendapat
lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

ne
ng

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan


eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:

do
gu

1. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil yang diajukan oleh
Pengugat di dalam gugatan, kecuali kebenarannya diakui oleh Tergugat di
dalam jawaban ini;
In
A

2. Bahwa sebelum Tergugat menanggapi pokok perkara dari gugatan


Penggugat, perkenankan Tergugat untuk menyampaikan tangkisan/
ah

lik

bantahan terhadap gugatan Penggugat sebagai berikut:


2.1. Kompetensi absolut;
m

ub

2.1.1. Bawah pada bagian Posita Gugatan Nomor 29 dan Petitum


Gugatan Nomor 2 Penggugat mendalilkan, yang kami kutip
ka

sebagai berikut:
ep

Posita Gugatan Nomor 29:


ah

Bahwa tindakan Tergugat jelas-jelas merupakan wujud nyata


R

dari perbuatan melawan hukum, karena tindakan Tergugat yang


es

telah memutuskan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap


M

ng

Penggugat secara sepihak dan sewenang-wenang tidak sesuai


on
gu

Halaman 9 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan prosedur dan ketentuan undang-undang telah

si
menimbulkan kerugian bagi Penggugat dan sebagaimana diatur
dalam ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata:

ne
ng
“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian
kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”;

do
gu Petitum Gugatan Nomor 2:
“Menyatakan perbuatan Tergugat adalah perbuatan melawan

In
A
hukum”;
Bahwa berdasarkan fakta di atas, gugatan yang diajukan
ah

lik
Penggugat adalah diluar kompetensi absolut pengadilan
hubungan industrial, karena Penggugat baik dalam posita
gugatan dan petitum gugatannya mendalilkan Tergugat telah
am

ub
melakukan perbuatan melawan hukum, dimana hal tersebut
bukanlah kewenangan pengadilan hubungan industrial, hal ini
ep
sebagaimana diatur dalam Pasal 56 Undang Undang Nomor 2
k

Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan


ah

Industrial sebagai berikut:


R

si
Pasal 56 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004;
“Pengadilan hubungan industrial bertugas dan berwenang

ne
ng

memeriksa dan memutus:


a. Di tingkat pertama mengenai perselisihan hak;

do
gu

b. Di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan


kepentingan;
c. Di tingkat pertama mengenai perselisihan pemutusan
In
A

hubungan kerja;
d. Di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antar
ah

lik

serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan”;


Bahwa berdasarkan uraian di atas, gugatan a quo secara
m

ub

kompetensi absolut bukan kewenangan dari Pengadilan


Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya, tetapi
ka

jika konsisten dengan gugatan a quo yang mendalilkan bahwa


ep

Tergugat telah dinyatakan melakukan perbuatan melawan


ah

hukum, maka yang berwenang mengadili, memeriksa dan


R

memutus adalah Pengadilan Negeri Sidoarjo;


es

Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 134 HIR/RIB yang


M

ng

mengatur hal tentang ketidakwenangan Hakim sebagai berikut:


on
gu

Halaman 10 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Jika sengketa itu adalah mengenai suatu hak yang tidak

si
termasuk wewenang pengadilan negeri, maka pada sembarang
waktu dalam pemeriksaan perkara itu, boleh diminta supaya

ne
ng
Hakim mengaku tidak berwenang, dan Hakim itu pun, karena
jabatannya, wajib pula mengaku tidak berwenang”;
2.1.2. Bahwa pada bagian Posita Gugatan Nomor 29 dan Petitum

do
gu Gugatan Nomor 5 yang kami kutip sebagai berikut:
Posita Gugatan Nomor 29:

In
A
Bahwa tindakan Tergugat jelas-jelas merupakan wujud nyata
dari perbuatan melawan hukum, karena tindakan Tergugat yang
ah

lik
telah memutuskan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap
Penggugat secara sepihak dan sewenang-wenang tidak sesuai
dengan prosedur dan ketentuan undang-undang telah
am

ub
menimbulkan kerugian bagi Penggugat dan sebagaimana diatur
dalam ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata:
ep
“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian
k

kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya


ah

menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”;


R

si
Maka oleh karenanya Penggugat merasa berhak untuk
menuntut haknya dan meminta ganti kerugian atas tindakan

ne
ng

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh


Tergugat sebagai berikut:

do
gu

- Kerugian materiil:
Uang pesangon : 2 x 9 x Rp3.200.000,00 = Rp57.600.000,00;
Uang penghargaan : 1 x 6 x Rp3.200.000,00 = Rp19.200.000,00;
In
A

Uang penggantian hak : 15% x Rp76.800.000,00 = Rp11.520.000,00;


Cuti yang belum diambil: 12/25 x Rp3.200.000,00 = Rp 1.536.000,00;
ah

lik

Upah belum diterima : 10 x Rp3.200.000,00 = Rp32.000.000,00;


(upah Maret-Desember 2015);
m

ub

Upah perkiraan selama proses : 6 x Rp3.200.000,00= Rp19.200.000,00;


Total = Rp141.056.000,00;
ka

- Kerugian immateriil:
ep

Atas kerugian immateriil Penggugat meminta ganti rugi


ah

sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah);


R

Petitum Gugatan Nomor 5:


es
M

ng

on
gu

Halaman 11 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian immateriil

si
yang diderita Penggugat dengan membayarkan sebanyak
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah)”;

ne
ng
Bahwa dari fakta tersebut di atas, selain meminta kerugian materiil
Penggugat juga meminta kerugian immateriil dimana hal ini dalam
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tidak

do
gu dikenal mengenai kerugian immateriil;
Bahwa dalam Pasal 156 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

In
A
Ketenagakerjaan disebutkan sebagai berikut: “Dalam hal terjadi
pemutusan hubungan kerja pengusaha diwajibkan membayar uang
ah

lik
pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang
penggantian hak yang seharusnya diterima”;
Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas maka, Tergugat memohon
am

ub
kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara gugatan
ini berkenan untuk menerima dan mengabulkan eksepsi kompetensi
ep
absolute yang diajukan Tergugat ini dan selanjutnya memberikan
k

putusan sela untuk memutus terlebih dahulu bagian eksepsi ini dengan
ah

putusan sebagai berikut:


R

si
1. Menerima dan mengabulkan eksepsi kompetensi absolut yang
diajukan Tergugat;

ne
ng

2. Menyatakan bahwa Pengadilan Hubungan Industrial yang dalam


hal ini adalah Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan

do
gu

Negeri Surabaya tidak berwenang untuk memeriksa, mengadili


dan memutus perkara ini;
3. Menghukum Penggugat untuk membayar semua dan seluruh
In
A

biaya yang timbul dalam perkara ini;


Bahwa sehubungan dengan permohonan putusan sela yang diajukan
ah

lik

oleh Tergugat tersebut di atas, mohon agar dapat dipertimbangkan


ketentuan Pasal 136 HIR/RIB yang berbunyi sebagai berikut: “Eksepsi
m

ub

dari Tergugat tidak boleh dimajukan dan dipertimbangkan terpisah,


tetapi diperiksa dan diputus bersama-sama dengan pokok perkara
ka

kecuali eksepsi tentang hak Hakim tidak berkuasa”;


ep

2.2. Gugatan Penggugat tidak disusun secara jelas dan cermat sehingga
ah

membingungkan dan kabur (obscuur libel) serta gugatan saling


R

bertentangan antara posita dan petitum serta petitum dengan petitum;


es

2.2.1. Posita Gugatan Nomor 23 dan 24 bertentangan dengan Posita


M

ng

Gugatan Nomor 28;


on
gu

Halaman 12 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa pada bagian Posita Gugatan Nomor 23 dan 24 yang

si
mendalilkan “Pemutusan hubungan kerja batal demi hukum”
dengan berdasarkan pada ketentuan Pasal 155 ayat (1) dan

ne
ng
170 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang konsekuensi
hukumnya adalah kerja kembali;
Bahwa konsekuensi hukum dalil Penggugat yang mendalilkan

do
gu “Pemutusan hubungan kerja batal demi hukum”, seperti tersebut
di atas maka konsekuensi hukumnya adalah kerja kembali,

In
A
akan tetapi pada bagian Posita Gugatan Nomor 28 justru
Penggugat mendalilkan sebaliknya yaitu, “Penggugat berhak
ah

lik
mendapatkan uang pesangon didasarkan 9 (sembilan) bulan
upah, uang penghargaan yang harus diterima adalah 6 (enam)
bulan upah, uang penggantian hak 15% dari penerimaan uang
am

ub
pesangon dan uang penghargaan sebagaimana Pasal 156
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003”;
ep
Sehingga antara dalil Penggugat pada bagian Posita Gugatan
k

Nomor 23 dan 24 dengan Posita Gugatan Nomor 28 gugatan


ah

a quo saling bertentangan satu dengan yang lain dan


R

si
mengakibatkan kaburnya gugatan a quo;
2.2.2. Posita Gugatan Nomor 23 dan 24 bertentangan dengan Petitum

ne
ng

Gugatan Nomor 3 paragraf 2;


Bahwa pada bagian Posita Gugatan Nomor 23 dan 24 yang

do
gu

mendalilkan “Pemutusan hubungan kerja batal demi hukum”


dengan berdasarkan pada ketentuan Pasal 155 ayat (1) dan
170 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang konsekuensi
In
A

hukumnya adalah kerja kembali ternyata bertentangan dengan


Petitum Gugatan Nomor 3 paragraf 2 yang menyebutkan
ah

lik

sebagai berikut: “menyatakan hubungan kerja antara Penggugat


dan Tergugat putus dan berakhir sejak diputuskan oleh
m

ub

pengadilan hubungan industrial”;


Dengan demikian jelas dalil gugatan pada bagian Posita Nomor
ka

23 dan 24 bertentangan dengan Petitum Gugatan Nomor 3


ep

paragraf 2 sehingga mengakibatkan gugatan menjadi tidak jelas


ah

dan kabur;
R

2.2.3. Petitum Gugatan Nomor 3 paragraf 1 dengan Petitum Gugatan


es

Nomor 3 Paragraf 2;
M

ng

Bahwa pada Petitum Gugatan Nomor 3 paragraf 1 yang


on
gu

Halaman 13 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mendalilkan “Menyatakan pemutusan hubungan kerja yang

si
dilakukan oleh Tergugat batal dan tidak mempunyai kekuatan
hukum” yang konsekuensi hukumnya adalah Penggugat kerja

ne
ng
kembali ternyata bertentangan dengan Petitum Gugatan Nomor
3 paragraf 2 gugatan a quo yang justru sebaliknya memohon
putusan “Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dan

do
gu Tergugat putus dan berakhir sejak diputuskan oleh pengadilan
hubungan industrial”;

In
A
Bahwa demikian dalil Penggugat pada Petitum Gugatan Nomor
3 paragraf 1 dengan Petitum Gugatan Nomor 3 paragraf 2
ah

lik
adalah saling bertentangan, sehingga mengakibatkan gugatan
tidak jelas atau kabur (obscuur libel);
Bahwa berdasarkan uraian dan alasan tersebut di atas maka
am

ub
sesuai:
1. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 195 K/AG/1994,
ep
tanggal 20 Oktober 1995 tentang Surat Gugatan Perdata
k

yang kabur yang menjelaskan kaidah hukum: menghadapi


ah

surat gugatan yang kabur (obscuur libel), maka Hakim


R

si
menurut hukum acara, seharusnya memberikan putusan
bahwa gugatan tersebut dinyatakan “tidak dapat diterima”

ne
ng

oleh pengadilan. (vide Bukti T-1);


2. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 720 K/Pdt/1997

do
gu

tanggal 9 Maret 1999 tentang Hubungan Positum dengan


Petitum Gugatan yang menjelaskan kaidah hukum: Petitum
suatu gugatan perdata harus didasarkan dan didukung oleh
In
A

positum/dalil-dalil gugatannya yang diuraikan secara jelas,


sehingga akan nampak adanya hubungan yang berkaitan
ah

lik

satu sama lain dengan petitumnya. Bilamana hubungan


antara positum dengan petitum, tidak ada atau tidak jelas,
m

ub

maka menjadikan gugatan tersebut adalah kabur, sehingga


menurut hukum acara perdata, gugatan yang berkualitas
ka

demikian itu, harus dinyatakan “tidak dapat diterima” (vide


ep

Bukti T-2);
ah

Bahwa seluruh penjelasan di atas, terbukti bahwa gugatan Penggugat


R

adalah kabur (obscuur libel) karena itu, Majelis Hakim yang terhormat sudah
es

sepatutnya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;


M

ng

on
gu

Halaman 14 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada

si
Pengadilan Negeri Surabaya telah memberikan Putusan Nomor 155/G/2015/PHI
Sby., tanggal 21 Maret 2016 dengan amar sebagai berikut:

ne
ng
Dalam Provisi:
- Menolak permohonan provisi Penggugat;
Dalam Eksepsi:

do
gu - Mengabulkan eksepsi Tergugat;
Dalam Pokok Perkara:

In
A
1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk
verklaard);
ah

lik
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara
ini sebesar nihil;
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada
am

ub
Pengadilan Negeri Surabaya tersebut telah diucapkan dengan hadirnya kuasa
Penggugat dan kuasa Tergugat pada tanggal 21 Maret 2016, terhadap putusan
ep
tersebut Penggugat dan Tergugat masing-masing melalui kuasanya
k

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 4 April 2016 dan tanggal 7 April 2016
ah

mengajukan permohonan kasasi masing-masing pada tanggal 7 April 2016


R

si
sebagaimana ternyata dari Akta Pernyataan Permohonan Kasasi Nomor
32/Kas/2016/PHI Sby., juncto Nomor 155/G/2015/PHI Sby., yang dibuat oleh

ne
ng

Panitera Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya,


permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan

do
gu

yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan


Negeri Surabaya masing-masing pada tanggal 19 April 2016 dan tanggal 14
April 2016;
In
A

Bahwa, memori kasasi telah disampaikan kepada Tergugat dan


Penggugat masing-masing pada tanggal 26 April 2016 dan tanggal 19 April
ah

lik

2016, kemudian Tergugat mengajukan kontra memori kasasi yang diterima di


Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
m

ub

Surabaya pada tanggal 4 Mei 2016;


Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatan-
ka

keberatannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan


ep

dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang,
ah

sehingga permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima;


R

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon


es

Kasasi I, II dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah:


M

ng

Memori Kasasi Pemohon Kasasi I:


on
gu

Halaman 15 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Putusan Judex Facti salah dalam penerapan hukum;

si
1. Bahwa pada pertimbangan putusan halaman 35-36, Majelis Hakim
Pengadilan Hubungan Industrial:

ne
ng
“Menimbang, bahwa menurut pendapat Majelis Hakim terhadap gugatan
yang demikian adalah bentuk gugatan yang saling bertentangan atau
kontradiksi antara posita (fundamentum petendi) dan petitumnya yang

do
gu mengandung cacat formil, sehingga mengakibatkan gugatan a quo menjadi
tidak jelas dan kabur (obscuur libel) dan menghadapi gugatan yang kabur

In
A
(obscuur libel) maka Hakim menurut hukum acara haruslah menyatakan
gugatan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard) sesuai Putusan
ah

lik
Mahkamah Agung RI Nomor 720 K/Pdt/1997, tanggal 7 Maret 1999 (vide
Buku Kompilasi Kaidah Hukum Putusan Mahkamah Agung Hukum Acara
Perdata Masa Setengah Abad, oleh M. Ali Boediarto, S.H., halaman 62,
am

ub
Penerbit Swara Justicia)”;
2. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan dan tidak sependapat dengan
ep
pertimbangan hukum tersebut. Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung RI
k

Nomor 720 K/Pdt/1997, tanggal 7 Maret 1999 yang digunakan sebagai


ah

dasar untuk memutuskan bahwa gugatan Pemohon Kasasi tidak jelas dan
R

si
kabur (obscuur libel) adalah tidak tepat dan cenderung dipaksakan, karena
terkesan hanya menyadur dari pertimbangan hukum Tergugat/Termohon

ne
ng

Kasasi saja, dan mengabaikan pertimbangan hukum dari Penggugat/


Pemohon Kasasi;

do
gu

3. Bahwa dalam Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 720 K/Pdt/1997,


tanggal 7 Maret 1999 menyatakan:
“Suatu gugatan perdata harus didasarkan dan didukung oleh positum/dalil-
In
A

dalil gugatannya yang diuraikan secara jelas, sehingga akan nampak


adanya hubungan yang berkaitan satu sama lain dengan petitumnya.
ah

lik

Bilamana hubungan antara positum dengan potitum, tidak ada atau tidak
jelas, maka menjadikan gugatan tersebut adalah kabur, sehingga menurut
m

ub

acara perdata, gugatan yang berkualitas demikian, harus dinyatakan tidak


dapat diterima”;
ka

4. Bahwa yurisprudensi yang dipakai oleh Majelis Hakim Pengadilan


ep

Hubungan Industrial dalam pertimbangannya, jelas dan secara nyata


ah

mengkualifikasikan gugatan adalah gugatan yang kabur apabila tidak


R

nampak adanya hubungan yang berkaitan satu sama lain antara posita
es

dengan petitumnya atau antara dalil gugatan dengan pokok tuntutannya,


M

ng

tetapi bukan karena adanya pertentangan ataupun kontradiksi sesuai yang


on
gu

Halaman 16 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diuraikan Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial dalam

si
pertimbangannya;
5. Bahwa bila memperhatikan berbagai yurisprudensi putusan Mahkamah

ne
ng
Agung RI yang berkaitan dengan tidak diterimanya gugatan (niet ontvankelijk
verklaard) karena termasuk ke dalam gugatan yang kabur (obscuur libel),
maka akan kita temukan pertimbangan dalam yurisprudensi dimaksud,

do
gu kesemuanya mengacu kepada tidak adanya hubungan satu sama lain
antara posita dengan petitum gugatan atau juga dibeberapa pertimbangan

In
A
adalah karena adanya kontradiksi atau pertentangan antara posita dengan
petitum gugatan. Tetapi tidak ada satupun pertimbangan yang mengacu
ah

lik
kepada adanya pertentangan atau kontradiksi yang lain, selain daripada
pertentangan atau kontradiksi antara posita dan petitum;
Antara lain dapat kita temukan di Yuriprudensi Putusan Mahkamah Agung
am

ub
RI Nomor 1075 K/SIP/1982 tanggal 18 Desember 1982 yang menyatakan:
“Suatu gugatan perdata yang diajukan ke pengadilan menurut hukum acara
ep
perdata, antara petitum dan posita (fundamentum petendi) harus ada
k

hubungan satu sama lain, dalam arti petitum (tuntutan) haruslah didukung
ah

oleh posita (fundamentum petendi) yang diuraikan, baik faktanya maupun


R

si
segi hukumnya yang diuraikan dengan jelas dalam gugatannya. Bilamana
syarat ini tidak dipenuhi, maka gugatan tersebut oleh pengadilan atau

ne
ng

Mahkamah Agung akan diberikan putusan yang amarnya gugatan tidak


dapat diterima”;

do
gu

6. Bahwa pertentangan atau kontradiksi yang diuraikan Majelis Hakim


Pengadilan Hubungan Industrial dalam pertimbangan putusannya adalah
suatu kontradiksi atau pertentangan antara dalil yang satu dengan dalil
In
A

lainnya, antara petitum yang satu dengan petitum yang lainnya, dimana hal
ini tentu saja tidak relevan dengan penggunaan dasar hukum yurisprudensi
ah

lik

yang telah kami paparkan di atas;


7. Bahwa untuk memperkuat keberatan Pemohon Kasasi, perlu kami uraikan,
m

ub

di dalam berbagai literatur hukum yang ada, khususnya tentang hukum


acara perdata, berkaitan dengan eksepsi dengan kekhususan mengenai
ka

klasifikasi gugatan kabur (obscuur libel) karena adanya pertentangan atau


ep

kontradiksi antara posita dan petitum, tidak ada satupun teori ataupun
ah

penjelasan dari para sarjana hukum yang memberikan pengecualian


R

tentang ruang lingkup pertentangan atau kontradiksi, selain daripada


es

pertentangan atau kontradiksi antara posita dan petitum gugatan yang


M

ng

disebabkan oleh tidak adanya hubungan antara posita (fundamentum


on
gu

Halaman 17 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
petendi) sebagai dasar dalil dengan petitum sebagai pokok tuntutan yang

si
dimintakan;
8. Bahwa salah satu literatur yang menegaskan tentang hal tersebut dapat kita

ne
ng
temukan di dalam buku “Hukum Acara Perdata” karangan M. Yahya
Harahap, S.H., halaman 452-253, yaitu:
“ .... posita dengan petitum gugatan, harus saling mendukung. Tidak boleh

do
gu saling bertentangan. Apabila hal itu tidak dipenuhi, mengakibatkan gugatan
menjadi kabur. Sehubungan dengan itu, hal-hal yang dapat dituntut dalam

In
A
petitum, harus mengenai penyelesaian sengketa yang didalilkan. Mesti
terbina singkronisasi dan konsistensi antara posita dengan petitum. Hanya
ah

lik
yang dijelaskan dalam posita yang dapat diminta dalam petitum. Sesuatu
yang tidak dikemukakan dalam dalil gugatan, tidak dapat diminta dalam
petitum, oleh karena itu petitum tersebut harus dinyatakan tidak dapat
am

ub
diterima. Apalagi, kalau secara prinsipil dan substansial keseluruhan petitum
tidak sejalan dengan posita, gugatan dinyatakan tidak dapat diterima. Akan
ep
tetapi, kalau pertentangan antara posita dengan petitum, tidak berbeda
k

dengan maksud posita, tidak mengakibatkan gugatan obscuur libel (vide


ah

Putusan Mahkamah Agung Nomor 1360 K/Sip/1973)”;


R

si
9. Bahwa perlu kami tegaskan sekali lagi, sesuai dengan bantahan kami
sebelumnya di dalam replik Pemohon Kasasi, pertentangan atau kontradiksi

ne
ng

yang dimaksud Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial dalam


pertimbangannya, bukanlah merupakan suatu pertentangan atau kontradiksi

do
gu

sama sekali, karena satu sama lainnya saling berhubungan bahkan saling
menguatkan sebagai suatu kronologis posita (fundamentum petendi) yang
berkesinambungan, dan telah sesuai dengan pendapat M. Yahya Harahap,
In
A

S.H., tersebut di atas;


10. Bahwa dengan berbagai argumentasi keberatan Pemohon Kasasi di atas,
ah

lik

patutlah kiranya Ketua Mahkamah Agung RI melalui Majelis Hakim Agung


yang memeriksa dan mengadili perkara ini, untuk menyatakan bahwa
m

ub

Majelis Hakim pada Pengadilan Hubungan Industrial yang memeriksa dan


mengadili Perkara Nomor 155/G/2015/PHI Sby., yang telah diputus pada
ka

tanggal 21 Maret 2016, telah salah dalam menerapkan hukum;


ep

Tidak adanya kontradiksi atau pertentangan antara posita dan petitum gugatan;
ah

1. Bahwa pada pertimbangan putusan Majelis Hakim pada Pengadilan


R

Hubungan Industrial Perkara Nomor 155/G/2015/PHI Sby., halaman 35:


es

“Menimbang, bahwa dengan memperhatikan dan mencermati bagian posita


M

ng

(fundamentum petendi) dan petitum gugatan a quo maka telah terjadi dalil
on
gu

Halaman 18 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
gugatan dan pokok tuntutan yang saling bertentangan satu dengan lainnya,

si
yaitu:
 Di satu sisi pada dalil gugatan dan pokok tuntutan Penggugat yang

ne
ng
memohon agar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dinyatakan batal
demi hukum yang konsekuensi hukumnya adalah kerja kembali;
 Namun, di sisi lainnya pada dalil gugatan dan pokok tuntutan Penggugat

do
gu yang memohon agar menyatakan hubungan kerja antara Penggugat
dan Tergugat putus serta menghukum Tergugat untuk membayarkan

In
A
hak-hak Penggugat sebagai kompensasi pemutusan hubungan kerja”;
2. Bahwa pada poin Penggugat memohon supaya Pemutusan Hubungan
ah

lik
Kerja (PHK) dinyatakan batal demi hukum, adalah merujuk kepada Posita
Nomor 23 dan Petitum Nomor 3 gugatan Penggugat/Pemohon Kasasi (vide
pertimbangan hukum halaman 35 paragaraf 1 mengenai gugatan kabur),
am

ub
dimana tidak terdapat pertentangan atau kontradiksi antara posita dan
petitum yang dimaksudkan, karena Posita Nomor 23 dan Petitum Nomor 3
ep
saling berhubungan;
k

3. Bahwa untuk poin Penggugat yang memohon agar menyatakan hubungan


ah

kerja antara Penggugat dan Tergugat putus serta menghukum Tergugat


R

si
membayar hak-hak Penggugat sebagai kompensasi pemutusan hubungan
kerja adalah merujuk pada Posita Nomor 28 dan Petitum Nomor 3 dan 4

ne
ng

(perbaikan replik Petitum 4 dan 5) gugatan Penggugat (vide pertimbangan


hukum halaman 35 paragaraf 2 mengenai gugatan kabur), dimana juga

do
gu

tidak terdapat pertentangan atau kontradiksi antara posita dan petitum yang
dimaksudkan, karena Posita Nomor 28 dan Petitum Nomor 3 dan 4
(perbaikan replik Petitum 4 dan 5) saling berhubungan;
In
A

4. Bahwa apabila yang dimaksudkan oleh Majelis Hakim pada Pengadilan


Hubungan Industrial adalah pertentangan atau kontradiksi antara kedua
ah

lik

dalil-dalil di atas, bukan pertentangan atau kontradiksi antara posita dan


petitum, maka kami berkeberatan dan berpendapat Majelis Hakim telah
m

ub

salah dalam memberikan pertimbangan hukumnya, karena pertentangan


atau kontradiksi antara dalil-dalil dimaksud tidak pernah terjadi dalam hal
ka

kami menyusun gugatan, karena kedua dalil-dalil di atas adalah saling


ep

berurutan dan tidak pernah saling bertentangan satu dengan lainnya serta
ah

semakin memperjelas duduk persoalan yang terjadi, bilamana gugatan


R

tersebut dipahami tidak secara parsial;


es

5. Namun akan kami pertegas lagi bahwa posita gugatan Poin 23 dan 24 serta
M

ng

Petitum Nomor 3 telah mewakili bahwa pemutusan hubungan kerja yang


on
gu

Halaman 19 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dilakukan sepihak oleh Tergugat tanpa prosedur yang sah dan benar dan

si
tanpa ditetapkan oleh lembaga perselisihan hubungan industrial adalah
batal demi hukum, sehingga hubungan kerja Penggugat/Pemohon Kasasi

ne
ng
dan Tergugat belum pernah putus. Maka konsekuensinya adalah masing-
masing pihak berhak dan wajib menjalankan kewajibannya sebagaimana
Pasal 155 ayat 2 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang

do
gu Ketenagakerjaan;
6. Bahwa sesuai dengan anjuran dari Disnaker maupun yang muncul dalam

In
A
pembicaraan pada saat perundingan bipartit, Penggugat/Pemohon Kasasi
beriktikad baik dengan tetap melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai
ah

lik
pekerja/buruh di tempat Tergugat, namun akses bekerja bagi Penggugat/
Pemohon Kasasi telah ditutup oleh Tergugat dengan cara mengunci ruang
kerja Penggugat/Pemohon Kasasi;
am

ub
7. Bahwa karena akses Penggugat/Pemohon Kasasi untuk bekerja telah
ditutup dan secara sepihak telah diberikan uang kompensasi dan hak
ep
Penggugat/Pemohon Kasasi untuk mendapatkan upah perbulannya tidak
k

pernah dipenuhi oleh Tergugat, maka perbuatan Tergugat yang sewenang-


ah

wenang mengakhiri hubungan kerja dengan keji dan sepihak membuat


R

si
Penggugat/Pemohon Kasasi merasa tidak dianggap, sehingga wajar
adanya apabila kemudian Penggugat/Pemohon Kasasi mengajukan

ne
ng

pemutusan hubungan kerja dan menuntut pesangon yang dihitung sejak


diputuskan oleh Pengadilan Hubungan Industrial Surabaya, sebagaimana

do
gu

bunyi dari Posita Poin 28 dan 29 serta Petitum Nomor 3 dan 4 (perbaikan
replik Petitum 4 dan 5) dimana Penggugat/Pemohon Kasasi meminta
haknya sebagaimana Pasal 169 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003
In
A

tentang Ketenagakerjaan dan memohon kepada Pengadilan Hubungan


Industrial untuk memutuskan hubungan kerja antara Penggugat/Pemohon
ah

lik

Kasasi dan Tergugat;


8. Dengan demikian maka antara Posita Nomor 23 serta Petitum 3 dan Posita
m

ub

Nomor 28 serta Petitum Nomor 3 dan 4 (perbaikan replik Petitum 4 dan 5)


dalam dalil-dalil gugatan Penggugat/Pemohon Kasasi tidaklah bertentangan
ka

justru sangat berkaitan dan berkesinambungan karena hubungan kerja


ep

antara Penggugat/Pemohon Kasasi dan Tergugat dianggap belum pernah


ah

putus maka harus diputuskan berdasarkan putusan pengadilan hubungan


R

industrial dan perhitungan pesangon dan upah yang belum dibayar dihitung
es

berdasarkan sejak putusan pengadilan hubungan industrial tersebut;


M

ng

Memori Kasasi Pemohon Kasasi II:


on
gu

Halaman 20 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
A. Putusan Judex Facti seharusnya menolak gugatan Penggugat untuk

si
seluruhnya;
Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 36 yang

ne
ng
mempertimbangkan sebagai berikut: “Menimbang, bahwa terhadap eksepsi
Tergugat yang menyatakan gugatan Penggugat tidak jelas/kabur (obscuur
libel) menurut pendapat Majelis Hakim adalah cukup beralasan dan

do
gu karenanya patut untuk dikabulkan”;
Bahwa seharusnya putusan Judex Facti tidak cukup hanya dengan

In
A
memutus yang menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet
ontvankelijk verklaard), namun yang seharusnya adalah menolak gugatan
ah

lik
Penggugat untuk seluruhnya oleh karena berdasarkan:
1. Bahwa menurut alasan Pemohon Kasasi/Tergugat dengan uraian
kejadian sebagai berikut:
am

ub
 Pada hari Sabtu, tanggal 24 Januari 2015 Pemohon Kasasi/Tergugat
memanggil Termohon Kasasi/Penggugat untuk datang menghadap di
ep
Kantor Cabang Kediri menemui HRD, dalam rangka pemberian surat
k

pemberitahuan mutasi, namun Termohon Kasasi/Penggugat pada


ah

hari itu tidak hadir, hal ini tercatat dan dituangkan dalam berita acara
R

si
pemberian surat pemberitahuan mutasi (vide Bukti T-1);
 Bahwa dikarenakan ketidakhadiran Termohon Kasasi/Penggugat

ne
ng

pada tanggal 24 Januari 2015, maka pada tanggal 26 Januari 2015


Pemohon Kasasi/Tergugat mengirimkan surat pemberitahuan mutasi

do
gu

tersebut melalui pos tercatat ke alamat Termohon Kasasi/Penggugat


yang berada di Jalan Maninjau Blok C II Nomor 08, RT/RW 03/07,
In
Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukorejo, Blitar (vide Bukti T-2);
A

 Bahwa pada hari Kamis tanggal 29 Januari 2015 Pemohon Kasasi/


Tergugat kembali memanggil Termohon Kasasi/Penggugat untuk
ah

lik

hadir menghadap di Kantor Cabang Kediri menemui HRD dalam


rangka Pemberian Surat Keputusan Mutasi Nomor 030/HR/PERS-
m

ub

MUT/0115 tanggal 27 Januari 2015, Termohon Kasasi/Penggugat


hadir memenuhi panggilan tersebut namun Termohon Kasasi/
ka

Penggugat menolak SK mutasi tersebut dan tidak mau


ep

menandatanganinya, hal ini tercatat dan dituangkan dalam berita


ah

acara pemberian surat keputusan mutasi (vide Bukti T-3);


R

 Bahwa dikarenakan Termohon Kasasi/Penggugat pada tanggal 29


es
M

Januari 2015 tidak mau menerima SK Mutasi Nomor 030/HR/PERS-


ng

MUT/0115, maka pada tanggal 29 Januari 2015 mengirimkan surat


on
gu

Halaman 21 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keputusan mutasi tersebut via pos tercatat ke alamat Termohon

si
Kasasi/Penggugat yang berada di Jalan Maninjau Blok C II Nomor
08, RT/RW 03/07, Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukorejo, Blitar

ne
ng
(vide Bukti T-4);
2. Bahwa dikarenakan Termohon Kasasi/Penggugat tidak melaksanakan
perintah mutasi sesuai dengan SK Mutasi Nomor 030/HR/PERS-

do
gu MUT/0115, dimana dalam SK mutasi tersebut Termohon Kasasi/
Penggugat terhitung sejak tanggal 2 Februari 2015 harus bertugas di

In
A
Depo Atambua sebagai Admin Depo, namun Termohon Kasasi/
Penggugat tidak hadir dan bekerja disana selama 5 (lima) hari berturut-
ah

lik
turut, maka Pemohon Kasasi/Tergugat menerbitkan Surat Panggilan
Kerja I (pertama) Nomor 001/EXT/HRD-HQ/02/15 tanggal 3 Februari
2015 dan Surat Nomor 002/EXT/HRD-HQ/02/15 tanggal 5 Februari
am

ub
2015 tentang Surat Panggilan Kerja II (kedua);
3. Bahwa dengan Pasal 168 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun
ep
2003 juncto Pasal 48 ayat (2) Peraturan Perusahaan PT Borwita Citra
k

Prima Periode 2014-2016, dengan demikian sejak tanggal 7 Februari


ah

2015 Pemohon Kasasi/Tergugat tidak berkewajiban membayarkan upah


R

si
kepada Termohon Kasasi/Penggugat;
Sehingga berdasarkan pada alasan dan dasar hukum tersebut di atas maka

ne
ng

seharusnya putusan Judex Facti adalah menolak gugatan Penggugat untuk


seluruhnya dan tidak cukup hanya dengan memutus yang menyatakan

do
gu

gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);


B. Putusan Judex Facti seharusnya masuk dalam pokok perkara yang menolak
gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
In
A

Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 36 yang dalam


pokok perkara mempertimbangkan sebagai berikut: “Menimbang, bahwa
ah

lik

oleh karena eksepsi Tergugat dikabulkan, maka menurut Majelis Hakim


gugatan dalam pokok perkara ini tidak perlu dipertimbangkan lagi”;
m

ub

Bahwa seharusnya putusan Judex Facti dalam pokok perkara dengan


mempertimbangkan Surat Panggilan Kerja I (vide Bukti T-5) dan Surat
ka

Panggilan Kerja II (vide Bukti T-6), serta surat pemberitahuan pemberian


ep

uang kompensasi resign (vide Bukti T-8), adalah telah sesuai dengan
ah

ketentuan Pasal 168 ayat (1) dan ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (2) Peraturan
R

Perusahaan PT Borwita Citra Prima periode 2014-2016;


es

Sehingga dalam pokok perkara seharusnya Judex Facti mempertimbangkan


M

ng

berdasarkan alasan dan dasar hukum tersebut di atas untuk memutuskan


on
gu

Halaman 22 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang amarnya adalah menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya sesuai

si
dengan jawaban Tergugat tanggal 18 Januari 2016;
Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut Mahkamah

ne
ng
Agung berpendapat:
Bahwa keberatan-keberatan Pemohon Kasasi I dan II tersebut tidak
dapat dibenarkan, oleh karena setelah meneliti secara saksama memori kasasi

do
gu dari Pemohon Kasasi I dan II serta kontra memori kasasi dari Termohon Kasasi I
dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti, dalam hal ini Pengadilan

In
A
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya tidak salah menerapkan
hukum, dengan pertimbangan sebagai berikut:
ah

lik
1. Bahwa antara posita dengan petitum gugatan Penggugat saling bertentangan
sehingga amar putusan yang menyatakan gugatan NO (niet ontvankelijk
verklaard) sudah tepat dan benar;
am

ub
2. Bahwa posita mendalilkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) batal demi
hukum, sedangkan petitum menuntut pembayaran uang kompensasi yang
ep
merupakan akibat hukum dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK);
k

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata


ah

bahwa putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum
R

si
dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi I TAJOEH POERNOSAROSO dan Pemohon Kasasi II PT BORWITA

ne
ng

CITRA PRIMA, tersebut harus ditolak;


Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini

do
gu

Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) ke bawah, sebagaimana


ditentukan dalam Pasal 58 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004, maka biaya
perkara dalam tingkat kasasi ini dibebankan kepada Negara;
In
A

Memperhatikan, Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan, Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
ah

lik

Perselisihan Hubungan Industrial, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang


Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
m

ub

Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang


Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3
ka

Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;


ep

MENGADILI:
ah

1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I TAJOEH


R

POERNOSAROSO dan Pemohon Kasasi II PT BORWITA CITRA


es

PRIMA, tersebut;
M

ng

2. Membebankan biaya perkara kepada Negara;


on
gu

Halaman 23 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada

si
Mahkamah Agung pada hari Rabu, tanggal 28 September 2016 oleh H. Yulius,
S.H., M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung

ne
ng
sebagai Ketua Majelis, Dr. Horadin Saragih, S.H., M.H., dan Dr. Fauzan, S.H.,
M.H., Hakim-Hakim Ad. Hoc PHI sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh

do
gu Para Hakim Anggota tersebut dan Victor Togi Rumahorbo, S.H., M.H., Panitera
Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh para pihak.

In
A
Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis,
ttd/. Dr. Horadin Saragih, S.H., M.H ttd/. H. Yulius, S.H., M.H
ah

lik
ttd/. Dr. Fauzan, S.H., M.H
am

ub
Panitera Pengganti,
ttd/. Victor Togi Rumahorbo, S.H., M.H
ep
k

Untuk Salinan :
ah

MAHKAMAH AGUNG RI
Atas nama Panitera,
R

si
Panitera Muda Perdata Khusus

ne
ng

RAHMI MULYATI, S.H., M.H


NIP 19591207 198512 2 002

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Halaman 24 dari 24 hal. Put. Nomor 571 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Anda mungkin juga menyukai