BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang paling penting serta besar
dan memerlukan dana (lack of funds), dengan demikian maka bank berperan untuk
zaman yunani kuno dan romawi. Namun, pada saat itu tugas utama bank hanyalah
perubahan penghasilan, maupun perubahan sosial sehingga mau tidak mau juga
1
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Raja grafindo Persada, Jakarta, 2012,
Hlm.28.
1
2
melingkupinya. Tidak terlepas dari hubungannya dengan bank, maka tuntutan akan
yang rendah tidak terlalu menuntut yang berlebihan terhadap jasa perbankan.
Mereka akan cukup puas apabila bank tempat mereka meyimpan uangnya aman.
Nasabah yang tingkat sosialnya lebih tinggi akan menuntut pelayanan yang
memadai selain faktor aman yang menjadi kunci terciptanya kepercayaan nasabah.
Sedangkan sebagian yang lain akan memberikan tuntutan agar bank tidak hanya
menyediakan jasa layanan yang konvensional yang dapat diberikan setiap bank,
namun mereka menuntut agar bank dapat memberikan nilai tambah sehingga
nasabah dapat menikmati tidak sekedar bunga tetapi juga jaminan apabila mereka
tetapi juga dapat dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di luar perusahaan
dengan cara menjalin kerjasama dalam bentuk aliansi strategis. Salah satu bentuk
kerjasama yang sekarang ini sedang marak di Indonesia adalah bentuk aliansi
dalam memasarkan produk perbankan dan produk asuransi ini kemudian dikenal
mungkin. Industri asuransi pada dasarnya merupakan salah satu industri yang
sangat bertolak belakang dengan industri perbankan dalam segi reputasi dan nama
baik (image) 2. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat dipercaya
kerjasama silang untuk memperluas jaringan bisnis antar lembaga keuangan. Bagi
dapat menggantikan pendapatan yang hilang dari besarnya margin bunga bank.
Selain itu, melalui kerjasama ini, pihak bank dan perusahaan asuransi sama-sama
income. Rekening nasabah akan didebit secara otomatis oleh bank sejumlah premi
asuransi secara tetap dalam tempo tertentu. Biaya dari pendebitan inilah yang
merupakan pendapatan bagi bank terkait. Pihak bank juga memperoleh keuntungan
dengan pengendapan dana yang dapat "diputar" kembali di pasar uang. Pada sisi
produknya3.
2
Munir. Fuady. Hukum Perbankan Modern Berdasarkan Undang-Undang Tahun 1998
(Buku Kesatu), Citra Aditya Bakti, Jakarta, 1999, Hlm. 10.
3
H. Malayu S.P. Hasibuan. Dasar-Dasar Perbankan. Bumi Aksara, Jakarta, 2001, Hlm.
170.
4
Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 12/35/DPNP Tanggal 23 Desember 2010,
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk (”BRI”) dengan produk asuransi jiwa dari PT
Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera dan PT Heksa Eka Life Insurance. Bahwa
produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah salah satu produk perbankan yang
Dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/35/DPNP untuk kerjasama antara
bank dengan perusahaan asuransi dengan model bisnis referensi dalam rangka
produk Bank, antara lain diatur bahwa untuk mengakomodasi kebebasan nasabah
Bank dalam memilih produk asuransi yang diwajibkan, Bank harus menawarkan
pilihan produk asuransi dimaksud paling kurang dari 3 (tiga) perusahaan asuransi
mitra Bank yang 1 (satu) diantaranya dapat merupakan pihak terkait Bank.
perusahaan asuransi jiwa lainnya untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
5
Tidak Sehat menuntut PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk sebagai Terlapor
Heksa Eka Life Insurance sebagai Terlapor III dengan dugaan pelanggaran Pasal
15 ayat (2) dan Pasal 19 huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Bahwa upaya
menolak dan atau menghalangi perusahaan asuransi jiwa lain dilakukan dengan
cara menerapkan terms and conditions yang sulit untuk dipenuhi oleh calon rekanan
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang mencakup tarif premi, free cover limit,
Sejahtera dan PT. Heksa Eka Life Insurance serta penerapan terms and conditions
bagi calon rekanan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) tersebut mengakibatkan
terjadinya praktik monopoli pemasaran asuransi jiwa kredit oleh Konsorsium PT.
Asuransi Jiwa Bringin Sejahtera dan PT. Heksa Eka Life Insurance yang
Untuk proses penawaran kerjasama, dapat dicari oleh BRI atau dilakukan
melalui inisiatif penawaran oleh perusahaan asuransi jiwa. Bahwa proses awal PT.
Asuransi Jiwa Bringin Sejahtera dan PT. Heksa Eka Life Insurance menjadi rekanan
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) dimulai atau diawali dari proses beauty
contest yang dilakukan pada tahun 2005. Perusahaan asuransi lain yang pernah
memasukkan penawaran selain PT. Asuransi Jiwa Bringin Sejahtera dan PT. Heksa
Eka Life Insurance adalah: Avrist, Relife, Asuransi Jiwa Bumiputera dan Allianz
6
Life. BRI tetap melakukan evaluasi terhadap perusahaan asuransi tersebut, namun
sampai saat ini belum ada yang terms and conditions-nya minimal sama dengan
Bringin Life dan Heksa Life, karena belum sesuai dengan mitigasi risiko produk
BRI.
Bringin Life dan Heksa Life, BRI membandingkan perusahaan asuransi jiwa yang
lain dengan terms and conditions Bringin Life dan Heksa Life. Besaran Free cover
limit untuk produk KPR adalah lima ratus juta rupiah. Free cover limit adalah
pendukungnya. Namun jika nominalnya lima ratus juta rupiah, maka harus
dilakukan oleh Bringin Life karena ada perusahaan re-asuransi yang memback-up.
ada proses tawar menawar terkait rate yang ditawarkan oleh rekanan asuransi baru,
Jiwa Recapital menyatakan bahwa terms and conditions untuk menjadi rekanan
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) sulit untuk dipenuhi oleh perusahaaan
asuransi jiwa tersebut, yakni terkait tarif premi dan prosedur klaim Walaupun SEBI
meminta minimal tiga perusahaan asuransi jiwa, BRI hanya memiliki dua
perusahaan rekanan karena produk atau manfaat asuransi jiwa yang ditawarkan
masih dibawah manfaat produk yang ada sehingga BRI tidak menambah rekanan
baru.
7
Indonesia (Persero) tahun 2010-2011, tahun 2011-2012, tahun 2012-2013 dan tahun
puluh satu) perusahaan asuransi kerugian yang menjadi rekanan PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), namun hanya terdapat 2 (dua) perusahaan asuransi jiwa yang
menjadi rekanan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), yaitu PT Asuransi Jiwa
bekerjasama dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Namun sampai saat ini
belum ada perusahaan asuransi jiwa yang dapat memenuhi preferensi atau kriteria
yang diharapkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) sebagaimana yang telah
diberikan oleh PT. Asuransi Jiwa Bringin Sejahtera dan PT. Heksa Eka Life
Rakyat Indonesia (Persero) antara lain terkait dengan rate premi, proses klaim
dimana klaim dibayarkan terlebih dulu dan setelah dokumen klaim, dan adanya
offset premi dengan pembayaran klaim sehingga terdapat hambatan masuk (entry
barrier) yang nyata bagi pelaku usaha potensial lain yang ingin masuk ke dalam
pasar bersangkutan.
Konsumen in cassu debitur KPR BRI tidak memiliki pilihan lain selain
dikarenakan konsumen berada pada posisi tawar yang lemah. Selain itu terbukti
derajat persaingan agar pelaku usaha lain dapat masuk ke pasar bersangkutan, telah
berkurang dengan persyaratan terms and conditions yang tidak feasible dan
8
persaingan usaha tidak sehat atas tindakan yang dilakukan oleh Para Terlapor.
dilakukan dengan cara menerapkan terms and conditions yang sulit untuk dipenuhi
oleh calon rekanan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Kegiatan bancassurance
antara PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) dengan Konsorsium PT. Asuransi Jiwa
Bringin Sejahtera dan PT. Heksa Eka Life Insurance serta penerapan terms and
conditions bagi calon rekanan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) tersebut
Konsorsium PT. Asuransi Jiwa Bringin Sejahtera dan PT. Heksa Eka Life Insurance
yang merugikan kepentingan umum dimana debitur KPR tidak memiliki alternatif
untuk melakukan pengkajian lebih lanjut dalam bentuk tesis yang berjudul, :
B. IDENTIFIKASI MASALAH
9
atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam usulan
Rumah yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia ditinjau dari Undang-
undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat Dan surat Edaran Bank Indonesia No. 12/35/DNDP?
C. TUJUAN PENELITIAN
Kredit Kepemilikan Rumah yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Dan surat Edaran Bank Indonesia
No. 12/35/DNDP
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Dan surat Edaran Bank Indonesia
No. 12/35/DNDP?
D. KEGUNAAN PENELITIAN
kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis bagi masyarakat yang tertarik
dan terkait, khususnya dalam bidang kajian hukum administrasi negara, Adapun
Diharapkan penelitian ini berguna secara teoritis sebagai salah satu referensi
dan suatu sumbangan pemikiran bagi ilmu hukum pada umumnya, serta dalam
Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan refrensi bagi
E. KERANGKA PEMIKIRAN
1. Pengertian
memiliki fungsi dan peranan untuk mengatur kegiatan ekonomi, maka dari itu
11
lahirlah bank. Hal ini selaras dengan Pasal 1 butir 2 Undang-Undang Nomor 7
“Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak”.
peranan yang cukup penting. Disebut demikian, karena lembaga perbankan baik
bank umum maupun bank perkreditan rakyat merupakan roh dari sistem keuangan
suatu negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi wadah bagi badan
usaha, lembaga pemerintah, swasta maupun orang pribadi selain sebagai tempat
penyimpan dana juga bisa sebagai sarana dalam melakukan berbagai transaksi
persaingan usaha lembaga keuangan bank dan non bank. Banyaknya produk-
produk bank yang mengandung risiko, baik risiko kematian, risiko usaha dan risiko
perlindungan akan asuransi, transfer risiko ini juga menimbulkan sinergi antar
kedua lembaga. Lebih lanjut, langkah dan kiat jasa perbankan maupun asuransi
persaingan tarif dan selisih bunga tabungan serta bunga kredit, tetapi perlu juga
menggali sumber pendapatan baru, salah satunya adalah pendapatan jasa (fee based
income). Hal inilah yang belakangan semakin memicu marak dan berkembangnya
program Bancassurance.
yakni bank dan asuransi. Sebagai konsekuensinya, kerjasama antara dua lembaga
keuangan ini tidak terlepas dari prinsip-prinsip dan kegiatan dasar kedua lembaga
tersebut. Keterkaitan antara bank dan asuransi ini kemudian menciptakan suatu
hubungan kerjasama yang unik. Hal ini antara lain karena adanya pembatasan
dalam bentuk suatu larangan bagi bank untuk melakukan kegiatan asuransi dalam
perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap negara. Bank adalah
upaya untuk sebisa mungkin meregulasi jalannya kegiatan perbankan agar dapat
asuransi tentu tak lepas dari kepentingan pihak perusahaan asuransi dan prinsip-
untuk tumbuh karena kompetisi harga yang menyebabkan margin turun. Pada
dipasarkan juga melalui bank untuk menciptakan pola transaksi yang efektif dan
keuntungannya masing-masing.
Manajemen Risiko bagi Bank Umum, Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Nomor
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, Peraturan Bank Indonesia (PBI)
Data Pribadi Nasabah, dan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Nomor 7/25/DPNP
risiko dalam rangka kerjasama bancassurance tercantum dalam Surat Edaran Bank
SEBI 12/35/DPNP.
2. Teori
masuk pada dunia hukum, hal tersebut juga telah masuk pada dunia ekonomi. Ilmu
Selain itu, ekonomi dapat dipandang sebagai science of scarcity. Pendapat ini
resources yang ada dan terbatas (economics is often referred to as the science of
terjadinya suatu konsentrasi kekuatan pasar pada satu indvidu atau pada satu pihak.
15
pasar dan justru dapat menimbulkan pelaku usaha baru dalam dunia usaha tersebut
Pada dasarnya terdapat banyak alasan mendasar di balik perlunya persaingan usaha
dan menikmati SDP yang ada. Dengan adanya persaingan usaha yang
sehat tersebut maka akan mendorong SDP bebas mengalir ke sektor paling
efisien.
menghasilkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah, kualitas
yang lebih baik, serta pilihan bagi konsumen yang lebih luas terhadap
4
Ade Maman Suherman, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global, Cet. Kedua, (Jakarta :
Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 88.
5
Daniel Agustino, “Faktor Penentu Dampak Aktivitas Antipersaingan dan Pengecualian
UU No. 5/1999 Pasal 50 Huruf G,” Jurnal Persaingan Usaha 1 (2009), hlm. 20.
16
f. Dengan adanya persaingan usaha, maka biaya ekonomi dapat ditekan agar
Kebijakan persaingan sendiri terdiri dari langkah atau upaya yang dapat
digunakan untuk mempromosikan perilaku pelaku usaha dan struktur pasar yang
pelaku bisnis asing maupun domestik. Kedua, kebijakan persaingan harus bersifat
komprehensif.6
3. Asas
Indonesia adalah negara hukum, maka dari itu sudah seharusnya seluruh
6
Dedie S. Martadisastra, “Persaingan Usaha, UMKM dan Kemiskinan,” Jurnal Persaingan
Usaha 2 (2009):, hlm.118
17
masyarakat Indonesia taat pada hukum yang berlaku. Bukan hanya masyarakat saja
tapi juga seluruh kegiatan, baik dalam bidang kesehatan, politik, sosial, ekonomi
dan lain-lain yang dilakukan di dalam wilayah Indonesia harus taat pada hukum
yang berlaku di Indonesia. Fungsi dan tujuan hukum itu sebenarnya sudah
hukum itu adalah perangkat kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan
manusia dalam masyarakat, dapat disimpulkan bahwa salah satu fungsi yang
dalam masyarakat. Keteraturan ini yang menyebabkan orang dapat hidup dengan
apa yang akan terjadi atau apa yang akan bisa ia harapkan. Keteraturan yang intinya
mengatakan, bahwa
7
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Ilmu Hukum, Penerbit Alumni, Bandung, 2009, hlm.
49.
18
merupakan fenomena yang harus ditindak lanjuti apabila tidak ingin terjadi
pembangunan. Hukum sebagai agent of change akan membawa orang pada arah
yang lebih mengangkat masalah yang dicakup dalam bidang ekonomi tersebut
menyatakan bahwa:
untuk mencapai suatu keadilan. Hal ini juga selaras dengan Pasal 28 D Undang-
8
Sumantoro, Hukum Ekonomi, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 1986, hlm.20.
19
F. METODE PENELITIAN
itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum
yang digunakan penulis dalam penyusunan tesis ini adalah sebagai berikut:
1. Spesifikasi Penelitian
dibahas10.
2. Pendekatan Penelitian
sebagai penelitian hukum dengan cara meneliti bahan pustaka atau data
9
Soerjono Soekanto, “Pengantar Penelitian Hukum”, (Jakarta: UI Press, 1984), hlm. 43.
10
Ronny Hanitijo Soemitro, Metologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1990), hlm. 97-98.
20
yang terdapat dalam bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.11
3. Tahap Penelitian
A. Pengumpulan data
diteliti oleh peneliti, tahapan ini dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Penelitian Kepustakaan
berikut12 :
terdiri dari:
11
Ibid., hlm. 15.
12
Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004), hlm.13.
21
B. Pengolahan data
Setelah data yang diperoleh baik itu berupa data hukum primer, data
analisis data pada penelitian hukum empiris yuridis, tunduk pada cara
angka-angka.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN