Anda di halaman 1dari 2

DINAS KESEHATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH No. Dokumen No. Revisi Halaman


SEKSI FARMAKMIN
JL. Lintas Sumatera Panggungan Gunung Sugih
Lampung Tengah 
Email : gfklamteng@gmail.com
Tanggal terbit Ditetapkan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENERIMAAN DAN PEMERIKSAAN VAKSIN

Pengertian merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan agar vaksin yang diterima (fisik
barang) dari pabrik/principal, distributor, Dinas Kesehatan Propinsi atau panitia
pengadaan barang diterima dalam keadaan baik (tidak rusak/cacat, tidak mengalami
perubahan bentuk/fisik) dan benar sesuai dengan jenis dan jumlah serta sesuai dengan
dokumen yang menyertainya
Tujuan 1. Untuk pelaksanaan dan pengawasan dalam melakukan kegiatan penerimaan vaksin
2. Kesesuaian vaksin baik jenis maupun jumlah sesuai dengan dokumen yang
menyertai
3. Menjaga mutu serta mempertahankan kualitas vaksin tetap tinggi agar mampu
memberikan efikasi/kekebalan yang optimal kepada sasaran
Kebijakan Penerimaan dan pemeriksaan vaksin dilaksanakan dan disesuaikan dengan ketentuan
dan tata cara Perundangan-undangan yang berlaku
Prosedur 1. Memeriksa legalitas dokumen berupa faktur/surat jalan/surat bukti barang keluar
(SBBK) dari sumber pengirim Principal/Distributor/Dinas Kesehatan Propinsi
(Delivery Note, Delivery Order, Vaccine Arrival Report, Packing List atau Surat Jalan)
serta memeriksa identitas principal/ distributor.
2. Mencocokkan dokumen berupa faktur/surat jalan/surat bukti barang keluar (SBBK)
dengan vaksin yang diterima, mencakup: kesesuaian nama vaksin, jumlah (kuantitas
vaksin sesuai dokumen), keutuhan kemasan box vaksin (cold box), mengamati suhu
dalam box vaksin sesuai dengan suhu yang dipersyaratkan untuk masing masing
jenis vaksin menggunakan alat pemantau suhu (termometer/termograf/alat
pemantau suhu beku/alat pemantau suhu secara terus-menerus), kebenaran label
serta tanggal kadaluwarsa vaksin. Apabila sudah sesuai, vaksin disimpan dalam
tempat penyimpanan vaksin (cold room, freezer room, vaccine refrigerator,
freezer).
3. Melakukan pemeriksaan fisik vaksin (kejernihan, warna, bentuk). Jika ditemukan
vaksin rusak dan kadaluarsa harus segera dipisahkan dan dilaporkan ke sumber
pengirim vaksin
4. Memberi paraf dan stempel pada dokumen (faktur/surat jalan/surat bukti barang
keluar atau SBBK) penerimaan vaksin.
5. Menginformasikan kepada sumber pengirim Principal/Distributor/Dinas Kesehatan
Propinsi apabila terjadi ketidak sesuaian agar dilakukan perbaikan.
6. Mencatat jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa vaksin yang diterima
didalam Kartu Stok.
1. Gudang Farmasi Puskesmas
Unit Terkait 2. Upaya Pelayanan Imunisasi
3. Seksi Surveilan
Rujukan/ Referensi 1. Quick, J, D., Ranjin, J.R, Laing.R.O.,O’Connor, R., Hogerzeil H.V., Dukes, M.N.G.,
Garnet., A. (1997) Managing Drug Supply 2nd ed. Management Sciences for Health,
Kumarian Press, USA.
2. World Health Organizaton (1997) Managing Drug Supply, Geneva.
3. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI bekerjasama
dengan JICA (2010); Pedoman Pengelolaan Vaksin kabupaten/ Kota, Kemenkes RI,
Jakarta
4. Kemenkes RI, Dirjen BinFar dan Oblik bekerjasama dengan Japan International
Coorperation Agency (JICA), Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Instalasi
Farmasi Kabupaten/ Kota, Jakarta, 2010.
5. Peraturan Menteri Kesehatan No 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan
Imunisasi
6. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Pada Masa Pandemi COVID-19 Tahun 2020
7. Pedoman Pengelolaan Vaksin di Fasyankes, Kementrian Kesehatan RI, 2021
8. Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit No.
HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 COVID-19

Anda mungkin juga menyukai