Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS COMPARASI KUALITAS LAYANAN PADA JARINGAN BERBASIS

TELKOMSEL, XL, DAN INDOSAT DI DAERAH PULOSARI KECAMATAN


KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan


Pada Jenjang Strata Satu (S1) Program Studi
Manajemen

Taufik Ardhi Saputro

NIM : C0118044

Pembimbing 1 : Abdullah Zailani, SE, S.Ag, M.Pd, M.Si


Pembimbing 2 : Drs. Syahri Alhusein, MS, M.Si

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA
2022
UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERNYATAAN PENULISAN

Judul : Analisis Comparasi Kualitas Layanan Pada Jaringan Berbasis Operator


Telkomsel, Xl, Dan Indosat Di Daerah Pulosari Kecamatan Kebakkramat
Kabupaten Karanganyar

Nama : Taufik Ardhi Saputro

NIM : C0118044

1. Saya menyatakan dan bertanggung jawab sebenarnya bahwa penelitian ini


adalah hasil karya sendiri. Jika suatu saat ada pihak yang mengklaim bahwa
penelitian ini sebagai karyanya yang disertai bukti yang cukup, maka saya
bersedia membatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada
gelar tersebut.
2. Saya menyatakan bahwa hasil penelitian ini diperbolehkan untuk disebarluaskan
dan dipublikasikan secara umum oleh Universitas Tunas Pembangunan
Surakarta bersama dengan dosen pembimbing.

Surakarta, ...............2022

Meterai 10rb

Taufik Ardhi Saputro

ii
UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

LEMBAR PERSETUJUAN NASKAH PUBLIKASI


Judul : Analisis Comparasi Kualitas Layanan Pada Jaringan Berbasis
Operator Telkomsel, XL, dan Indosat Di Daerah Pulosari
Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

Nama : Taufik Ardhi Saputro


NIM : C0118044

Naskah publikasi ini telah memenuhi syarat sebagai artikel ilmiah dan dapat diajukan
dalam jurnal ilmiah, berdasarkan atas hasil karya/ lmiah/penelitian Yang telah peneliti
lakukan

Surakarta, ............... 2022


Disetujui dan diterima baik
untuk dipertahankan

Pembimbing II Pembimbing I

(Drs. Syahri Alhusein, MS, M.Si) (Abdullah Zailani, SE, S.Ag, M.Pd, M.Si)
NIDN : 0628016201 NIDN : 0010127201

iii
UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA FAKULTAS EKONOMI
DAN BISNIS

LEMBAR PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI

Judul : Analisis Comparasi Kualitas Layanan Pada Jaringan Berbasis


Operator Telkomsel, Xl, Dan Indosat Di Daerah Pulosari
Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

NAMA : Taufik Ardhi Saputro


NIM : C0118044

Naskah publikasi ini telah diujikan di depan Dewan Penguji pada


tanggal:.....................2022

Ketua Penguji : ..................................

Sekretaris : ...................................

Anggota : .................................

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Program Studi Manajemen

(Drs. Trio Handoko, M.M) (Kurniawati Darmaningrum, SE, M.M)

iv
ANALISIS COMPARASI KUALITAS LAYANAN PADA JARINGAN OPERATOR
BERBASIS TELKOMSEL, XL, DAN INDOSAT DI DAERAH PULOSARI KECAMATAN
KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGNYAR
Taufik Ardhi Saputro, Abdullah Zailani, Syahri Alhusein
Program Studi Manajemen, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
Jl. Walanda Maramis No. 31 Surakarta
e-mail: taufiksumitro28@gmail.com

ABSTRAKSI: Tujuan dari penelitian ini adalah; 1) Untuk mengetahui baik secara parsial
maupun secara simultan pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama, dan beban kerja
terhadap kinerja Pegawai Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. 2)Untuk
mengetahui pengaruh variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap kinerja
Pegawai Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri.
Penelitian ini dilakukan di kantor Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri dengan
jumlah populasi sebanyak 59 Pegawai. Mengingat besarnya populasi dalam penelitian ini
tidak terlampau besar, maka seluruh populasi dalam penelitian ini semua dijadikan
sampel. Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan sampling jenuh (sensus).
Hasil penelitian ditemukan bahwa baik secara parsial maupun simultan gaya
kepemimpinan, kerjasama, dan beban kerja berpengaruh terhadap kinerja Pegawai.
Diketahui pula bahwa gaya kepemimpinan paling dominan pengaruhnya terhadap
kinerja Pegawai. kinerja pegawai dapat dipengaruh secara bersama oleh gaya
kepemimpinan, kerjasama, dan beban kerja sebesar 75,80% sedangkan sisany sebesar
24,20%, dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian ini.
Kata kunci: gaya kepemimpinan, kerjasama, beban kerja, kinerja pegawai, regresi
linier berganda

ABSTRACT: The aim of this research was; 1) To find out either partially or
simultaneously the influence of leadership style, cooperation, and workload on the
performance of Eromoko Subdistrict Employees, Wonogiri District. 2) To determine the
effect of the most dominant variable on the performance of Eromoko District
Employees, Wonogiri District.
This research was conducted at the Eromoko Subdistrict office, Wonogiri District with
a total population of 59 employees. Given the size of the population in this study is not
too large, then the entire population in this study were all sampled. Sampling technique
using saturated sampling (census).
The results of the study found that either partially or simultaneously leadership style,
cooperation, and workload affect employee performance. It is also known that
leadership style has the most dominant influence on employee performance. Employee
performance can be influenced jointly by leadership style, cooperation, and workload by
75.80% while the remaining 24.20% is influenced by other factors outside this research
model.
Keywords: leadership style, cooperation, wjjorkload, employee performance,
regression multiple linear

v
1
PENDAHULUAN Parameter yang dibahas dalam penelitian ini
digunakan untuk mendukung kinerja jaringan
Seiring dengan perkembangan zaman
termasuk aksesibilitas, retensi, dan integritas.
yang sangat cepat internet merupakan salah
Parameter ini dianalisis untuk membandingkan
satu kebutuhan yang tidak bisa dihindari, internet
teknologi Frequency Division Duplex (FDD) dan
merupakan sebuah alat bantu bagi manusia
Time Division Duplex (TDD) di jaringan Long-
untuk menyelesaikan problematika dalam
Term Evolution (LTE) Telkomsel. akibatnya,
kehidupan sehari-hari. Semakin berkembangnya
kualitas layanan (QOS) yang telah diselaraskan
internet juga bisa dilihat dari maraknya
dengan parameter indikator kinerja utama
penggunaan jaringan internet yang sangat marak
membandingkan kinerja antara LTE, TDD dan
dipasaran, demi untuk membantu kebutuhan
jaringan FDD. LTE, dan TDD memiliki
manusia dalam kehidupan sehari-hari
persentase kegagalan rata-rata 0,073%, lebih
penawaran-penawaran akses internet bahkan
kecil dari LTE FDD yang memiliki persentase
dapat diperoleh melalui jaringan selular tentunya
kegagalan yang lebih tinggi hingga 0,159%. Lain
dengan biaya yang sangat terjangkau.
halnya dengan hasil temuan oleh Pranata
Penggunaan internet melalui jaringan
(2017). di ketahui bahwa untuk performa QOS
selular yang saat ini menjadi salah satu dalam
(Quality Of Service) jaringan 4G operator
memilih solusi. Tidak hanya itu, melalui jaringan
TELKOMSEL, XL dan INDOSAT di daerah
selular melalui handphone juga yang
sekitaran kampus UIN Sunan Kalijaga secara
diaplikasikan menjadi teknologi USB modem
keseluruhan pada masing-masing parameter
yang dinilai sangat memudahkan dan juga
QOS (Quality of Service) baik dari Throughput,
praktis dari segi penggunaannya.
Delay, Jitter serta Packetloss memang sudah
Keinginan untuk mencapai internet yang
bagus
memadai juga tidak lepas dari peningkatan
tetapi tidak hal nya pada Throughput yang masih
Quality of Service (QOS), konektivitas secara
dalam kategori jelek.
universal melalui jaringan selular juga sangat
Penelitian ini mengacu pada penelitian
mendorong dalam pertumbuhan jaringan internet
Fabian (2021) dan Pranata (2017) dengan
itu sendiri. Kecepatan dalam mentransfer data
perbedaan bahwa penelitian terdahulu dalam
yang di tawarkan oleh masing-masing operator
menilai kualitas layanan menggunakan durasi
pun sangat bervariasi dan bersaing di pasaran.
sitem teknologinya, dan teknik analisis dengan
Pada saat ini dalam hal user atau
metode analisis deskriptif. Sedangkan dalam
pengguna pada jaringan 4G bisa dikatakan lebih
penelitian ini, menilai kualitas layanan
dominan dibanding pengguna pada jaringan 3G
menggunakan persepsi responden dan teknik
dan juga pada teknologi jaringan lainnya
analisisnya dengan metode Analisis of Variance
khususnya di Indonesia. Di Indonesia sendiri
(Anova). Disamping itu sampel penelitian
perkembangan teknologi jaringan 4G sangatlah
erdahulu adalah para mahasiswa sedangkan
pesat kemajuannya bahkan beberapa operator
dalam penelitian ini sampelnya adalah
jaringan ditahun 2021 ini sudah mengaplikasikan
masyarakat yang meiliki berbagai macam
teknologi jaringan 4,5G, meskipun hal tersebut
profesi.
sudah dalam tahap pengaplikasian dan sudah
Penelitian kualitas layanan yang dinilai
terealisasi seluruhnya. Tidak menutup
menggunkan persepsi konsumen dilakukan oleh
kemungkinan di tahun-tahun selanjutnya akan
Iqbal, dan Rhian (2021); Fadillah, dan Indira
terus berkembang dan terus berkembang. Untuk
(2020). Temuan hasil penelitian menunjukkan
transmisi kecepatan data transfer pada jaringan
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
4G sendiri berkisar antara 100Mbps – 1Gbps.
kualitas layanan dan loyalitas artinya kualitas
Melihat permasalahan tersebut, pada
layanan yang diberikan oleh Telkomsel, XL dan
penelitian saat ini berinisiatif dan berfokus pada
Indosat adalah sama, begitu juga Merllyn dan
jaringan 4G dalam menganalisis dengan
Arifin (2019) menemukan hasil penelitian
menggunakan QOS (Quality Of Service) pada
menunjukkan bahwa kualitas layanan tidak
USB modem pada operator jaringan
mempengaruhi keputusan pembelian
TELKOMSEL, XL dan INDOSAT dengan
parameter QOS yang berbatas pada Bandwidth, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA
Throughput, Jitter, Delay dan Packetloss di PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
lingkungan daerah Pulosari Kecamatan  Tinjauan Pustaka
Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. 1. Manajemen Pemasaran
Fabian, dan Lela (2021) menemukan Manajemen pemasaran adalah analisis,
bahwa Telkomselas salah satu operator seluler perencanaan, penerapan, dan pengendalian
menerapkan parameter yang cukup ketat untuk program-program yang dirancang untuk
selalu meningkatkan kinerja jaringannya. menciptakan, membangun, dan
1
mempertahankan pertukaran yang saling Perkembangan dunia bisnis pada era
menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam globalisasi menuntut kinerja yang sempurna dari
rangka mencapai tujuan organisasi. Proses itu setiap proses yang dijalankan oleh perusahaan.
melibatkan lebih dari sekedar mendapat cukup Pemasaran tidak lagi dipandang sebagai bagian
pelanggan bagi output perusahaan saat ini. yang terpisah dari organisasi yang hanya
Lebih dari sekedar merancang strategi untuk berperan sebagai proses penjualan produk.
menarik konsumen baru dan menciptakan Perkembangan konsep pemasaran sendiri tidak
transaksi dengan mereka, perusahaan sekarang terlepas dari fungsi-fungsi organisasi yang lain
ini berfokus pada mempertahankan pelanggan dan pada akhirnya mempunyai tujuan untuk
saat ini dan membangun hubungan jangka memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak
panjang melalui penawaran nilai dan kepuasan efektif (ineffective marketing) dapat
yang unggul bagi pelanggan. membahayakan bisnis karena dapat berakibat
Perusahaan yang sukses saat ini besar atau pada konsumen yang tidak puas. Pemasaran
kecil, pencari laba atau nirlaba, domestik atau yang efektif (effective marketing) justru berakibat
global benar-benar fokus pada konsumennya sebaliknya yaitu menciptakan nilai atau utilitas.
dan berkomitmen pada pemasaran. Pemasaran Bauran pemasaran jasa merupakan
berupaya menarik konsumen dengan pengembangan bauran pemasaran. Bauran
menjanjikan nilai yang unggul dan tetap pemasaran (marketing mix) produk hanya
mempertahankan konsumen lama dengan mencakup 4P, yaitu : Product, Price, Place, dan
memberikan kepuasan. Agar sukses, Promotion. Sedangkan untuk jasa keempat P
perusahaan harus benar-benar berfokus pada tersebut masih kurang mencukupi, sehingga
pasar. Pemasaran adalah proses sosial dan para ahli pemasaran menambahkan 3 unsur,
manajerial dimana individu dan kelompok yaitu : People, Process, dan Customer Service.
memperoleh apa yang mereka ingin dan butuhka Menurut Lupiyoadi (2016: 70), elemen marketing
melalui penciptaan dan pertukaran barang dan mix jasa terdiri dari tujuh hal, yaitu:
nilai dengan pihak lain (Kotler dan Armstrong, a. Product (jasa seperti apa yang ingin
2013: ). ditawarkan kepada konsumen),
Philip Kotler (2012: 8) menyatakan, b. Price (bagaimana strategi penentuan harga),
pemasaran adalah fungsi bisnis yang c. Place (bagaimana sistem penghantaran /
mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan yang penyampaian yang akan diterapkan),
belum terpenuhi sekarang dan mengukur d. Promotion (bagaimana promosi yang harus
seberapa besar pasar yang akan dilayani, dilakukan),
menentukan pasar sasaran mana yang paling e. People (tipe kualitas dan kuantitas orang yang
baik dilayani oleh organisasi, dan menentukan akan terlibat dalam pemberian jasa),
berbagai produk, jasa dan program yang tepat f. Process (bagaimana proses dalam operasi
untuk melayani pasar tersebut. Dengan jasa),
demikian, pemasaran berperan sebagai g. Customer Service (bagaimana yang akan
penghubung antara kebutuhan masyarakat diberikan kepada konsumen).
dengan pola jawaban ekonomik yang diperlukan.
Pentingnya pemahaman tentang konsumen
dapat ditemukan pada definisi pemasaran 3. Pengertian dan Karakteristik Jasa
(marketing), yaitu kegiatan manusia yang a. Pengertian Jasa
ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan Jasa sering dipandang sebagai suatu
keinginan melalui proses pertukaran. fenomena yang rumit. Kata “jasa” (service) itu
Dari definisi ini muncul dua kegiatan sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari
pemasaran yang utama. pelayanan pribadi (personal service) sampai jasa
- Pertama, pemasar berusaha untuk memuaskan sebagai suatu produk. Sejauh ini sudah banyak
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran mereka. pakar pemasaran jasa yang berusaha
- Kedua, pemasaran meliputi studi tentang mendefinisikan pengertian jasa. Valerie A.
proses pertukaran dimana terdapat dua pihak Zeithaml dan Mary Jo Bitner (1996) dikutip dalam
yang mentransfer sumber daya di antara Lupiyoadi, (2016: 6) mendefinisikan jasa sebagai
keduanya. berikut: “Service is all economic activities whose
Bagi para pemasar untuk menciptakan output is not a physical product or construction is
pertukaran yang berhasil, mereka harus generally consumed at that time is produced, and
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi provides added value in forms (such as
kebutuhan dan keinginan konsumen. convenience, amusement, comfort or health”
(jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang
2. Pemasaran Jasa hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau

3
konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan secara fisik dan mental, pasien bersangkutan
dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan secara aktual juga berperan sebagai co-
nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, producer dalam operasi jasa, dengan jalan
kesenangan, atau kesehatan konsumen). menjawab pertanyaan-pertanyaan dokter dan
Tidak jauh berbeda dengan definisi di atas, menjelaskan gejala sakit atau kebutuhan
Kotler (2012) mendefinisikan jasa sebagai spesifiknya.
berikut: “Setiap tindakan atau kegiatan yang 4) Perishability
dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak Jasa bersifat perishability artinya jasa
lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak merupakan komoditas yang tidak tahan lama,
mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi tidak dapat disimpan untuk pemakaian ulang
jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau di waktu datang, dijual kembali, atau
sebaliknya”. dikembalikan. Sebagai contoh, kursi pesawat
Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni,
kesimpulan bahwa didalam jasa selalu ada atau jam tertentu tanpa pasien di tempat
aspek interaksi antara pihak konsumen dan praktik dokter umum akan berlalu atau hilang
pihak produsen (jasa), meskipun pihak-pihak begitu saja karena tidak bisa disimpan.
yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan Sedangkan menurut Lupiyoadi, (2016: 6)
suatu barang, melainkan suatu proses atau karakteristik jasa adalah sebagai berikut:
aktivitas yang tidak berwujud. 1) Intangibility (tidak berwujud):
b. Karakteristik Jasa Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,
Berbagai riset dan literatur manajemen dan didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli.
pemasaran jasa mengungkapkan bahwa jasa Nilai penting dari hal ini adalah nilai tak
memiliki empat karakteristik yang membedakan berwujud yang dialami konsumen dalam
barang dan jasa yang dinamakan paradigma bentuk kenikmatan, kepuasan, atau
IHIP: Intangibility, Heterogeneity, Inseparability, kenyamanan.
dan Perishability dalam Tjiptono dan Chandra, 2) Unstorability (tidak dapat disimpan)
(2016: 22). Jasa tidak mengenal persediaan atau
1) Intangibility penyimpanan dari produk yang telah
Jasa bersifat intangible, artinya jasa tidak dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga
dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau inseparability (tidak dapat dipisahkan),
diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Seorang mengingat pada umumnya jasa dihasilkan
konsumen jasa tidak dapat menilai hasil dari dan dikonsumsi secara bersamaan.
sebuah jasa sebelum ia mengalami atau 3) Customization (kustomisasi):
mengkonsumsinya sendiri. Bila pelanggan Jasa seringkali disesain khusus untuk
membeli jasa tertentu, maka ia hanya memenuhi kebutuhan pelanggan.
menggunakan, memanfaatkan, atau menyewa Jadi berdasarkan pendapat para ahli di atas,
jasa tersebut. Pelanggan tersebut tidak lantas dapat ditarik kesimpulan bahwa sifat atau
memiliki jasa yang dibelinya. karakteristik utama dari jasa adalah tidak
2) Heterogeneity dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau
Jasa bersifat Heterogeneity karena dicium sebelum jasa itu dibeli, kemudian jasa
merupakan non-standarized output, artinya juga tidak dapat disimpan, dan jasa memiliki
terdapat banyak variasi bentuk, kualitas dan banyak variasi bentuk, kualitas serta jenis
jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana tergantung pada siapa jasa tersebut dijual,
jasa tersebut diproduksi. Sebagai contoh, dua hal ini disebabkan oleh kebutuhan konsumen
orang yang datang ke salon yang sama dan jasa yang berbeda-beda, sehingga jasa yang
meminta model rambut yang sama tidak akan dijual disesuaikan dengan permintaan
mendapatkan hasil yang seratus persen identik konsumennya.
( kecuali kalau keduanya minta rambutnya dibuat 4. Kualitas Layanan
plontos). a. Pengertian Kualitas Layanan
3) Inseparability Kualitas secara konvensional
Jasa bersifat inseparability artinya jasa menggambarkan karakteristik langsung
dijual terlebih dahulu, baru kemudian dari suatu produk, seperti performansi
diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan (performance), keandalan (reliability), mudah
tempat yang sama. Sedangkan barang dalam penggunaan (easy to use), estetika
biasanya diproduksi terlebih dahulu, (esthetics) dan sebagainya. Sedangkan
kemudian dijual, baru dikonsumsi. Sebagai definisi strategik dari kualitas adalah segala
contoh, dokter gigi tidak dapat memproduksi sesuatu yang mampu memenuhi keinginan
jasanya tanpa kehadiran pasien. Selain hadir atau kebutuhan pelanggan (meeting the

4
needs of customers). antara lain adalah persepsinya terhadap kualitas
Kualitas adalah kepuasan pelanggan pelayanan. Pernyataan ini menunjukkan adanya
sepenuhnya (full customer satisfaction). interaksi yang kuat antara “kepuasan konsumen”
Suatu produk dikatakan berkualitas apabila dengan “kualitas pelayanan”.
dapat memberi kepuasan sepenuhnya Kualitas sebagai berikut, yaitu: “Standar
kepada konsumen yaitu sesuai dengan apa yang harus dicapai oleh seseorang/ kelompok/
yang diharapkan konsumen atas suatu lembaga/organisasi mengenai kualitas sumber
produk (Feigenbaun, 2012 : 7). daya manusia, kualitas cara kerja, proses dan
Kualitas merupakan “suatu kondisi hasil kerja atau produk yang berupa barang dan
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa. Berkualitas mempunyai arti memuaskan
jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang kepada yang dilayani, baik internal maupun
memenuhi atau melebihi harapan” (Tjiptono, eksternal, dalam arti optimal pemenuhan atas
2014: 66). tuntutan/ persyaratan pelanggan/ masyarakat”
Dalam ISO 8402 (Quality Vocabulary), (Triguno, 2015 : 78).
kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari Pelanggan meyakini bahwa operasi dari
karakteristik suatu produk yang menunjang penyedia jasa dapat dipercaya dan memberikan
kemampuannya untuk memuaskan nilai atau imbangan yang sesuai dengan
kebutuhan yang dispesifikasikan atau pengorbanannya.
ditetapkan, kualitas seringkali diartikan Menurut Kotler (2012: 64) pelayanan adalah
sebagai kepuasan pelanggan (customer setiap tindakan atau kegiatan yanga dapat
satisfaction). Pengertian produk yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,
berbentuk (tangible) atau kombinasi yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
keduanya. Tiga kategori produk yang dapat mengakibatkan kepemilikan apapun. Sedangkan
didefinisikan di sini, yaitu: Tjiptono (2014: 60) menyatakan bahwa
1) Barang (goods) misalnya: mobil, pelayanan merupakan proses yang terdiri atas
telepon, dan lain-lain. serangkaian aktivitas intangible yang biasa
2) Perangkat lunak (software), misalnya: (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi
program computer, laporan keuangan, antara pelanggan dan karyawan, jasa dan
prosedur, instruksi dalam sistem sumber daya, fisik atau barang, dan sistem
keuangan ISO 9000 dan lain-lain. penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi
3) Jasa (service), misalnya: pendidikan, atas masalah pelanggan.
perbankan dan lain-lain. Sementara itu, menurut Lovelock, Petterson
Untuk bisa tampil dalam suasana yang & Walker dalam Tjiptono (2014: 62)
kompetitif, organisasi harus berusaha mengemukakan perspektif pelayanan sebagai
meningkatkan kualitas pelayanannya sebagai sebuah sistem, dimana setiap bisnis jasa
strategi untuk memenangkan persaingan. dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri
Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan atas dua komponen utama yaitu (1) operasai
dan berakhir pada persepsi pelanggan Dengan jasa; dan (2) penyampaian jasa.
demikian produk-produk didesain, diproduksi Berdasarkan pengertian-pengertian di atas
serta pelayanan diberikan untuk memenuhi maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan
keinginan pelanggan. Karena kualitas mengacu merupakan suatu bentuk sistem, prosedur atau
kepada sesuatu yang menentukan kepuasan metode tertentu diberikan kepada orang lain,
pelanggan, suatu produk yang dihasilkan baru dalam hal ini, kebutuhan pelanggan tersebut
dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dapat terpenuhi sesuai dengan harapan atau
dengan keinginan pelanggan, dapat keinginan pelanggan dengan tingkat persepsi
dimanfaatkan dengan baik, selain diproduksi mereka. Ada beberapa faktor yang
(dihasilkan) dengan cara yang baik dan benar menyebabkan timbulnya pelayanan yaitu:
(Swasta, 2014 : 182). 1) Adanya rasa cinta dan kasih sayang. Cinta
Konsep kualitas pelayanan dapat dipahami dan kasih sayang membuat manusia bersedia
pula melalui “consumer behaviour” (prilaku mengorbankan apa yang ada padanya sesuai
konsumen) yaitu suatu prilaku yang dimainkan kemampuannya, diwujudkan menjadi layanan
oleh konsumen dalam mencari, membeli, dan pengorbanan dalam batas ajaran agama,
menggunakan dan mengevaluasi suatu produk norma, sopan santun, dan kesusilaan yang
pelayanan yang diharapkan dapat memuaskan hidup dalam masyarakat.
kebutuhannya Schiffman dan Kanuk, 2013 : 7). 2) Adanya keyakinan untuk saling tolong
Keputusan-keputusan konsumen untuk menolong sesamanya. Rasa tolong menolong
mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi suatu merupakan gerak naluri yang sudah melekat
barang/jasa dipengaruhi oleh berbagai faktor pada manusia. Apa yang dilakukan oleh

5
seseorang untuk orang lain karena diminta secara nyata akan memberikan pengaruh bagi
oleh orang yang membutuhkan pertolongan semua pihak terhadap manfaat yang dirasakan
hakikatnya adalah pelayanan, disamping ada pelanggan.
unsur pengorbanan, namun kata pelayanan b. Dimensi Kualitas Layanan
tidak pernah digunakan dalam hubungan ini. Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan
3) Adanya keyakinan bahwa berbuat baik produk, yang memenuhi keinginan pelanggan,
kepada orang lain adalah salah satu bentuk dengan demikian memberikan kepuasan atas
amal. Inisiatif berbuat baik timbul dari orang penggunaan produk. Berarti kualitas harus
yang bukan berkepentingan untuk sesuai dengan standar hal ini seperti yang
membantu orang yang membutuhkan dikemukankan oleh ISO 8402 Gaspersz dalam
bantuan, proses ini disebut pelayanan. Laksana (2008), “Bahwa kualitas merupakan
Keinginan berbuat baik timbul dari orang totalitas dari suatu karakteristik pelayanan yang
lain yang membutuhkan pertolongan, ini sesuai dengan persyaratan atau standar”.
disebut bantuan. Menurut Payne (2018: Bagi perusahaan yang bergerak di bidang
144) mengatakan bahwa layanan jasa, memuaskan kebutuhan pelanggan berarti
pelanggan terdapat pengertian: perusahaan harus memberikan pelayanan
1) Segala kegiatan yang dibutuhkan untuk berkualitas (service quality) kepada pelanggan.
menerima, memproses, menyampaikan Menurut Lewis dan Booms dalam Tjiptono dan
dan memenuhi pesanan pelanggan dan Chandra (2016: 63) mendefinisikan “Kualitas
untuk menindak lanjuti setiap kegiatan pelayanan sebagai ukuran seberapa baik tingkat
yang mengandung kekeliruan. layanan yang diberikan mampu sesuai dengan
2) Ketepatan waktu dan reabilitas ekspektasi pelanggan”.
penyampaian produk dan jasa kepada Berdasarkan defenisi ini, kualitas pelayanan
pelanggan sesuai dengan harapan bisa diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan
mereka. dan keinginan pelanggan serta ketepatan
3) Serangkaian kegiatan yang meliputi penyampaiannya untuk mengimbangi harapan
semua bidang bisnis yang terpadu untuk pelanggan. Sedangkan menurut Parasuraman di
menyampaikkan produk dan jasa dalam Tjiptono dan Chandra (2016: 76)
tersebut sedemikian rupa sehingga menyatakan dua faktor utama yang
dipersepsikan memuaskan oleh mempengaruhi kualitas pelayanan, yakni
pelanggan dan yang merealisasikan pelayanan yang diharapkan (expected service)
pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. dan pelayanan yang dirasakan/dipersepsikan
4) Total pesanan yang masuk dan seluruh (perceived service). Apabila pelayanan yang
komunikasi dengan pelanggan. dirasakan sesuai dengan pelayanan yang
5) Penyampaian produk kepada pelanggan diharapkan, maka kualitas layanan bersangkutan
tepat waktu dan akurat dengan tidak akan dipersepsikan baik atau positif.
lanjut tanggapan keterangan yang Jika pelayanan yang dirasakan melebihi
akurat. pelayanan yang diharapkan, maka kualitas
Disamping itu adanya suatu sistem pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas ideal.
pelayanan yang baik terdiri dari tiga elemen, Sebaliknya apabila perceived service lebih buruk
yakni: dibandingkan pelayanan yang diharapkan, maka
1) Strategi pelayanan, suatu strategi untuk kualitas jasa dipersepsikan negative atau buruk.
memberikan layanan dengan mutu yang Oleh sebab itu, baik tidaknya kualitas jasa
sebaik mungkin kepada para pelanggan. tergantung pada kemampuan penyedia jasa
2) Sumber daya manusia yang memberikan dalam memenuhi harapan pelanggannya secara
layanan. konsisten. Berdasarkan definisi-definisi tersebut
3) Sistem pelayanan, prosedur atau tata cara di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas
untuk memberikan layanan kepada para pelayanan adalah tingkat keunggulan pelayanan
pelanggan yang melibatkan seluruh fasilitas yang dapat memenuhi keinginan
fisik yang memiliki dan seluruh sumber daya konsumen/pelanggan yang diberikan oleh suatu
manusia yang ada. organisasi. Agar pelayanan memiliki kualitas dan
Dalam penetapan sistem pelayanan memberikan kepuasan kepada pelanggan, maka
mencakup strategi yang dilakukan, dimana perusahaan harus memperhatikan berbagai
pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dimensi yang dapat menciptakan dan
dapat merasakan langsung, agar tidak terjadi meningkatkan kualitas pelayanan. Banyaknya
distorsi tentang suatu kepuasan yang akan para ahli mengungkapkan dimensi-dimensi
mereka terima. Sementara secara spesifik kualitas pelayanan, namun dalam penelitian
adanya peranan pelayanan yang diberikan Zeithaml dalam Tjiptono dan Chandra, (2016: 80)

6
menyatakan adanya overlapping di antara administrasi, biaya. Untuk itu, suatu organisasi
beberapa dimensi. Oleh sebab itu, para peneliti harus menyiapkan sarananya menyangkut
menyederhanakan sepuluh dimensi tersebut materi konsultasi, tempat konsultasi,
menjadi lima dimensi yang disebut dimensi karyawan/petugas yang melayani, dan waktu
SERVQUAL, yakni: untuk konsultasi secara cuma-cuma.
1) Bukti Fisik ( tangibles) 3) Ordertaking, penilaian pelanggan pada tiik ini
Berkenaan dengan daya fasilitas fisik, adalah ditekankan pada kualitas pelayanan yang
perlengkapan, dan material yang digunakan mengacu pada kemudahan pengisian aplikasi
perusahaan, serta penampilan karyawan. maupun administrasi yang tidak berbelit-belit,
2) Keandalan (reliability) fleksibel, biaya murah, dan syarat-syarat yang
Berkaitan dengan kemampuan perusahaan ringan.
untuk memberikan layanan yang akurat sejak 4) Hospitality, pelanggan yang berurusan secara
pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun langsung akan memberikan penilaian kepada
dan menyampaikan jasanya sesuai dengan sikap ramah dan sopan dari karyawan, ruang
waktu yang disepakati. tunggu yang nyaman dan fasilitas lain yang
1) Daya Tanggap (responsiveness) memadai.
Berkenaan dengan kesediaan dan 5) Caretaking, variasi latar belakang pelanggan
kemampuan para karyawan untuk membantu yang berbeda-beda akan menuntut pelayanan
para pelanggan dan merespon permintaan yang berbeda-beda pula.
mereka, serta menginformasikan kepada jasa 6) Exception, beberapa pelanggan kadang-
akan diberikan dan kemudian memberikan jasa kadang menginginkan pengecualian kualitas
secara cepat. pelayanan.
2) Jaminan (assurance) 7) Billing, titik rawan berada pada administrasi
Yakni perilaku para karyawan mampu pembayaran. Artinya, pelayanan harus
menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan
perusahaan dan perusahaan biasa menciptakan administrasi pembayaran, baik menyangkut
rasa aman bagi para pelanggan. Jaminan juga daftar isian formulir transaksi, mekanisme
berarti bahwa para karyawan selalu bersikap pembayaran hingga keakuratan perhitungan
sopan dan menguasai pengetahuan dan tagihan.
keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani 8) Payment, pada ujung pelayanan harus
setiap pertanyaan atau masalah pelanggan. disediakan fasilitas pembayaran berdasarkan
3) Empati (empaty) pada keinginan pelanggan, seperti transfer
Perusahaan memahami masalah para bank, credit card, debet langsung pada
pelanggannya dan bertindak demi kepentingan rekening pelanggan
pelanggan, serta memberikan perhatian personal
kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas
yang nyaman. Pelayanan
c. Teori Kualitas Layanan Pelayanan umum kepada masyarakat
Kualitas pelayanan yang dikemukakan oleh akan dapat berjalan sebagaimana yang
Lovelock et al., (2015:76) dalam bukunya diharapkan, apabila faktor-faktor pendukungnya
“Product Plus”. Apa yang dikemukakan cukup memadai serta dapat difungsikan secara
merupakan suatu gagasan menarik tentang berhasil guna dan berdaya guna. Terdapat
bagaimana suatu produk bila ditambah dengan beberapa faktor yang mendukung berjalannya
pelayanan (service) akan menghasilkan suatu suatu pelayanan dengan baik, yaitu: (1). Faktor
kekuatan yang memberikan manfaat pada kesadaran para pejabat dan petugas yang
organisasi dalam meraih keuntungan bahkan berkecimpung dalam pelayanan umum; (2).
untuk menghadapi persaingan. Ada 8 suplemen Faktor aturan yang menjadi landasan kerja
pelayanan yang dapat dijelaskan sebagai pelayanan; (3). Faktor organisasi yang
berikut. merupakan alat serta sistem yang
1) Information yaitu proses suatu pelayanan memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan
yang berkualitas dimulai dari produk dan jasa pelayanan; (4). Faktor organisasi yang
yang diperlukan oleh pelanggan. Penyediaan merupakan alat serta system yang
saluran informasi yang langsung memberikan memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan
kemudahan dalam rangka menjawab keinginan pelayanan; (5). Faktor keterampilan petugas; (6).
pelanggan tersebut, adalah penting. Faktor sarana dalam pelaksanaan tugas
2) Consultation, setelah memperoleh informasi pelayanan. Keenam faktor tersebut mempunyai
yang diinginkan, pelanggan memerlukan peranan yang berbeda tetapi saling
konsultasi baik menyangkut masalah teknis, mempengaruhi dan secara bersama-sama akan

7
mewujudkan pelaksanaan pelayanan secara 1. Kualitas layanan terhadap jaringan internet
optimal baik berupa pelayanan verbal, pelayanan pada operator Telkomsel, XL dan Indosat di
tulisan atau pelayanan dalam bentuk desa Pulosari Kecamatan Kebakkramat
gerakan/tindakan dengan atau tanpa tulisan. Kabupaten Karanganyar sudah baik.
Terdapat tujuh faktor yang 2. Ada perbedaan kualitas layanan terhadap
mempengaruhi kinerja organisasi. Ketujuh faktor Jaringan berbasis operator pada Telkomsel,
tersebut meliputi: nilai dan budaya (values and XL dan Indosat di daerah Pulosari Kecamatan
culture); proses kerja dan sistem bisnis (work Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.
process and business system); kapasitas
individu dan tim (individual and job design); METODE PENELITIAN
penghargaan dan pengakuan (reward and A. Ruang Lingkup Penelitian
recognition); serta proses manajemen dan Penelitian ini dilaksanakan di daerah Pulosari
system (management process and system). Kecamatan Kebakkramat Kabupaten
Karanganyar. Adapun yang menjadi subjek
penelitian adalah semua masyarakat yang
 Kerangka Pemikiran menggunakan jejaring sosial seperti; facebook,
Kualitas pelayanan mempunyai lima indikator twitter, instagram, path, google+, linkedIn, tinder,
yang akan dinilai oelh para konsumen yaitu myspace, dan badoo dll. di daerah Pulosari
mengenai Bandwidth, Throughput, Jitter, delay Kecamatan Kebakkramat Kabupaten
dan packet Loss dari masing-maasing operator. Karanganyar
Dari masing indikator tersebut, maka B. Variabel Penelitian
konsumen akan merakan perbedaan pelayanan 1. Variabel terikat yang digunakan dalam
yang diterima, kemudia mereka akan penelitian ini adalah kualitas pelayanan operator.
membandingkan yang satu dengan yang lainnya. 2. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu
Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka pelaksanaan operator dari Telkomsel, XL dan
konsumen akan dapat memilih operator terbaik Indosat yang terdiri dari Bandwidth, Throughput,
untuk digunakan pada jaringan internetnya. Jitter, delay dan packet Loss.
Untuk lebih jelasnya dapat di sajikan dalam C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
kerangka pemikiran sebagai berikut: Menurut Sugiyono (2017: 33),
Pengertian definisi operasional dalam variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
1. Kualitas pelayanan adalah tindakan dan
kemampuan karyawan dalam suatu perusahaan
yang dilakukan dengan penuh komitmen untuk
memberikan pelayanan yang terbaik dan
bermutu kepada konsumen, sesama karyawan,
maupun pimpinan perusahaan.
2. Bandwidth adalah maksimal besar transfer
yang dapat dilakukan pada satu waktu dalam
pertukaran data. 
3. Throughput adalah cepatan (rate) transfer
data efektif, yang diukur dalam bps (bit per
second)
 Hipotesis 4. Jitter, adalah sebagai variasi waktu
Hipotesis merupakan jawaban sementara kedatangan paket data. Jika dijabarkan, data
terhadap tujuan penelitianyang diturunkan dari yang dikirim dari pengirimnya akan berbentuk
kerangka pemikiran yang telah dibuat. Hipotesis paket 
merupakan pernyataan tentative tentang 5. Delay adalah waktu tunda suatu paket yang
hubungan antara dua variabel atau lebih diakibatkan oleh proses transmisi dari satu titik
(Sujarweni, 2014: 62). ke titik lain yang menjadi tujuannya
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di 6. Packet Loss didefinisikan sebagai kegagalan
paparkan sebelumnya, maka hipotesis yang transmisi paket IP mencapai tujuannya.
akan dibuktikan kebenarannya secara empiris
adalah:

8
kinerja Pegawai Kecamatan Eromoko
D. Sumber dan Jenis Data
Kabupaten Wonogiri.
1. Sumber Data
Sumber data terdiri dari sumber data primer 3. Diduga terdapat pengaruh pengaruh
yaitu responden (individu) masyarakat desa negaiif signifikan beban kerja terhadap
pulosari Kabupaten Karanganyar melalui kinerja Pegawai Kecamatan Eromoko
penyebaran kuesioner. Sedangkan sumber data Kabupaten Wonogiri.
sekunder adalah catatan atau dokumentasi
4. Diduga variabel gaya kepemimpinan
perusahaan, analisis industri batik oleh media,
situs Web, internet dan seterusnya paling dominan pengaruhnya terhadap
2. Jenis Data kinerja Pegawai Kecamatan Eromoko
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data Kabupaten Wonogiri.
primer dan data sekunder. 5. Diduga terdapat pengaruh secara simultan
a. Data Primer adalah jenis data yang langsung (bersama-sama) antara gaya kepemimpinan,
didapat dari sumbernya melalui kuesioner
dan dicatat pertama kali oleh penulisnya.
kerjasama, dan baban kerja terhadap kinerja
Contoh : hasil penyebaran kuesioner. Pegawai Kecamatan Eromoko Kabupaten
b. Data Sekunder adalah jenis data yang tidak Wonogiri.
langsung didapat dari sumbernya. Melainkan
dari pihak kedua, ketiga, keempat dan
seterusnya. Contoh : data sekunder dari METODE PENELITIAN
berbagai buku, dokumen, internet, dan media 1. Ruang Lingkup Penelitian
cetak Lokasi di lingkungan Kantor Kecamatan
E. Populasi dan Sampel Penelitian Eromoko Kabupaten Wonogiri.
1. Populasi 2. Variabel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini yaitu semua a. Variabel terikat (dependen variabel)
masyarakat di daerah Pulosari Kecamatan Dalam penelitian ini yang dimaksud
Kebakkramat Kabupaten Karanganyar
variabel dependen adalah kinerja pegawai.
pemakai jejaring sosial sebanyak 1600 orang
dari dari total jumlah penduduk sebanyak b. Variabel bebas (independen variabel)
2883 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri
2. Sampel dari empat variabel bebas (X1, X2, dan X3)
Sampel adalah bagian dari populasi yang dikategorikan sebagai berikut :
yang memiliki karakteristik mirip dengan X1 = kepemimpinan
populasi itu sendiri. Sampel disebut juga X2 = kerja sama
contoh X3 = beban kerja
F. Teknik Pengumpulan Data 3. Sumber Data
1. Kuesioner Sumber data yang peneliti kumpulkan
2. Dokumentasi
terdiri dari data primer dan data sekunder.
3. Wawancara
G. Pengujian Instrumen Penelitian a. Data primer
1. Uji Validitas b. Data sekunder
Instrumen yang dipercaya dapat 4. Populasi dan Sampel
dipergunakan untuk mengukur informasi pengambilan sampel dilakukan
dengan hasil valid serta reliabel. Sebuah tes dengan metode acak sederhana (simple
valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa random sampling).
yang hendak diukur oleh alat tersebut. 5. Metode Pengumpulan Data
2. a. Kuesioner.
b.Studi dokumentasi dan kepus-takaan.
asd 4. Jenis Data
1. Diduga terdapat pengaruh positif
Data yang digunakan dalam penelitian ini
signifikan gaya kepemimpinan terhadap
terdiri dari data primer dan data sekunder.
kinerja Pegawai Kecamatan Eromoko
Kabupaten Wonogiri. 5. Metode Pengumpulan Data
2. Diduga terdapat pengaruh pengaruh a. Wawancara
positif signifikan kerjasama terhadap b. Kuesioner
6. Metode Analisis Data
9
a. Uji Instrumen Penelitian
b. d. Uji Prasyarat Analisis/ Uji asumsi 2) Uji F
klasik Sekelompok variabel bebas secara
c. Uji Regresi Linier Berganda bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap
c. Uji Hipotesis variabel terikat, karena besarna F hitung =
7. Hasil Analisis Data 61,653 signifikan pada 1%.
3) Koefisien Determinasi
a. Uji Instrumen Penelitian
Besarnya adjusted koefisien determinasi
Berdasarkan pada uji instrumen adalah 0,758 yang menunjukkan bahwa kinerja
penelitian yang terdiri dari uji validitas dan pegawaikecamatan Eromoko Wonogiri. dapat
uji reliabilitas diketahui bahwa tiap item dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan,
pertanyaan valid dan reliabel memenuhi kerja sam, dan beban kerja sebesar 75,80% dan
syarat untuk pengujian selanjutnya. sisanya sebesar 24,20% menggambarkan
adanya pengaruh variabel lain di luar penelitian
b. Uji Prasyarat Analisis/ Uji asumsi klasik ini.
Telah lolos uji prasyarat analisis oleh
karena itu layak untuk memprediksi KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN
analisis berikutnya. SARAN
1. Kesimpulan
c. Uji Regresi Linier Berganda
Berdasarkan pada hasil analisis data
Hasil uji regresi diperoleh angka-angka
pada bab sebelumnya, maka dapat
sebagai berikut :
disimpulkan sebagai beriut:
1. Tuntutan gaya kepemimpinan secara
individual berpengaruh signifikan terhadap
Tabel 1
Hasil Uji Regresi kinerja pegawai dan memiliki pengaruh
positif. Artinya jika gaya kepemimpinan
meningkat maka akan menaikkan kinerja
pegawai
2. Kerjasama secara individual
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai dan memiliki pengaruh positif.
Artinya jika kerjasama meningkat maka akan
menaikkan kinerja pegawai.
3. Variabel beban kerja secara
individual berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai dan memiliki pengaruh
Hasil uji regresi diperoleh persamaan negatif. Artinya jika beban kerja naik
(semakin banyak) maka akan menurunkan
regresi sebagai berikut :
kinerja pegawai
Y1 = 8,190 + 0,577 X1 + 0,315 X2 - 0,141 X3 + e 4. Gaya kepemimpinan mem-punyai
niai SCB paling besar yaitu 0,449. Artinya
d. Uji Hipotesis
apabila gaya kepemimpinan, kerjasama, dan
1) Uji t beban kerja ditingkatkan bersama, maka
Tabel 2 yang paling dominan pengaruhnya terhadap
Hasil uji t meningkatnya kinerja pegawai pegawai
adalah karena gaya kepemimpinan.
5. Terdapat pengaruh secara bersama-
sama antara gaya kepemimpinan,
kerjasama, dan beban kerja terhadap kinerja
pegawai dilihat dari besarnya adjusted R2
yaitu sebesar 0,758. Artinya bahwa kinerja
pegawai dapat dipengaruh secara bersama
oleh gaya kepemimpinan, kerjasama, dan
beban kerja sebesar 75,80% sedangkan
10
sisany sebesar 24,20%, dipengaruhi oleh Kerja dan Kepuasan Kerja Serta
faktor-faktor lain di luar model penelitian ini. Dampak pada Kinerja Karyawan
(Studi kasus BMT Bina Ihsanul Fikri
2. Saran Yogyakarta). Jurnal Ekonomi Syariah
Berkaitan dengan kesimpulan di atas Indonesia Vol. V, No. 2.
penulis dapat mengemukakan beberapa
saran di antaranya:
1. Kinerja pegawai akan meningkat apabila Anonim (2020). https://kbbi.web.id/latih,
pemimpin memberikan ruang gerak diakses pada tanggal 10 Maret.
kepada bawahan untuk mengambil
inisiatif dalam mengambil keputusan Adiputra, S.,.(2015). Pengaruh Self-efficacy
shingga pegawai akan terus termotivasi Dan Self Esteem Terhadap Prestasi
dan bekerja lebih optimal. Dengan Belajar Mahasiswa. Jurnal Koneselig
demikian kinerja pegawai akan meningkat Volume 1 No2, hlm. 151-161
apabila pemimpin mampu bekerjasam
Afifi, M. D., Musadieq, M.A. Nurtjahjono, G.
dengan baik terhadap bawahannya.
E., (2015) Pengaruh Kemampuan
2. Mengingat kerjasama berpengaruh positif
Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap
terhadap kinerja pegawai, maka
Prestasi Kerja (Studi pada Karyawan
diharapkan pihak manajemen Kecamatan
PR. Sejahtera Abadi Malang). Jurnal
perlu untuk lebih meningkatkan
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 29
kerjasama timnya pada organisasi,
No. 1 Desember.
semakin baik penerapan kerjasama tim
yang dilakukan organisasi maka akan
Ataunur. I., dan Ariyanto. E., (2015).
semakin meningkat pula kinerja
Pengaruh Kompetensi Dan Pelatihan
pegawainya.
Terhadap Kinerja Karyawan PT
3. Untuk variabel beban kerja pihak
Adaro Energy Tbk. Telaah Bisnis,
manajemen Kecamatan hendaknya
Vol. 16, no. 2, Desember 2015,
mengurangi beban kerja setiap
pegawainya sehingga menjadi lebih
Bedjo S. S., (2012). Manajemen Tenaga
proporsional agar pegawai tidak merasa
Kerja Indonesia. Jakarta: PT. Bumi
tegang dalam bekerja. Kemudian pihak
Aksara.
manajemen juga perlu menyesuaikan
pekerjaan bagi setiap pegawai sesuai
Bernardin And Russell., (2019). Human
dengan potensi yang pegawai miliki.
Resource Management, Second
4. Kepada peneliti selanjutnya di-sarankan
Edition,. Singapore: McGraw-Hill
untuk melakukan penelitian sejenis
Book Co. Alih Bahasa, Fanny, A. M.
dengan me-nambah skala penelitian
Jakarta : Gunung Agung. 
seperti menambah variabel yang lebih
banyak yang mempengaruhi kinerja
Bhat, Z. H.,(2013) Impact of Training on
karyawan, sehingga diperoleh hasil
Employee Performance: A Study of
penelitian yang lebih akurat.
Retail Banking Sector in India. Ndian
DAFTAR PUSTAKA
Journal Of Applied Research.
Volume : 3 | Issue : 6 | June 2013 |
Abdulsyani, (2014) Sosiologi Skematika, ISSN - 2249-555X.
Teori, dan Terapan, Jakarta: Bumi
Aksara. Bintoro. (2017). Manajemen Penilaian
Kinerja Karyawan. Yogyakarta:
Afrizal, A. (2015). Pengaru Gaya Gava Media.
Kepemimpinan Terhadap Motivasi .
11
Brian J. C., Carla J. B., Rustin D. M., Chronic Nonspecific Musculoskeletal
(2014). Gender differences in he Pain.
impact of leadership style on
subordinate embeddedness and job Harvey, D.F & DR Brown. (2015). An
satisfaction. The Leadership Quartely Experiential Approach to
25, 660-671. Organization Development. Prentice
Hall International, New Jersey
Dessler, G. (2015). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Salemba Harbelia H. R., dan Agustina, T., (2018).
Empa Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Terhadap Prestasi Kerja Pegawai
Edwin B. Flippo (2013). Personel Pada Dinas Arsip dan Perpustakaan
Management (Manajemen Daerah Kabupaten Bogor. Widya
Personalia), Edisi. VII Jilid I&II, Cipta Vol II, No. 1, Maret 2018.
Terjemahan Alponso S, Erlangga,
Jakarta
Hinaya (2018). Pengaruh Disiplin Kerja
Fernandes dkk, (2013). Testing nd Terhadap Prestasi Kerja Pada Ajb
Mesurment. Jakarta: Nasional Bumiputera 1912 Masamba. Jurnal
Education Planning, Evaluation and Of Economic, Management And
Curiculum Development. Accounting (JEMMA), Volume 1
Nomor 2, September 2018.
Fitrianti, G, dan Romat S., (2020). Pengaruh
Gaya Kepemimpinan dan Kerjasama Ilmarinen. J.,. (2012).”Work ability a
Tim terhadap Kepuasan Kerja comprehensive concept for
Karyawan PT. Len Industri (Persero). occupational health research and
Jurnal Diversita, Vol 6, No 2 prevention candinavian. Journal of
Work, Environment & Health” Vol.
Friedman, M. (2010). Buku Ajar 35, No. 1 pp. 1-5.
Keperawatan Keluarga : Riset, Teori,
dan Praktek. Edisi ke-5. Jakarta: Gede, I. K. Dan Putu S P., (2018).Pengaruh
EGC Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan Yang Dimoderasi Oleh
Ghozali, I.,. (2018). Aplikasi Analisis Motivasi Kerja Pada BPR Se-
Multivariate dengan Program IBM Kecamatan Sukawati Gianyar. E-
SPSS 25 (edisi 1). Semarang: Badan Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Penerbit Universitas Diponegoro. Universitas Udayana 7.4
(2018):1107-1134
Hasibuan, M. S.P (2014), Manajemen
Sumber Daya Manusia Perusahaan, Koesomowidjojo, S., (2017). Panduan
Bandung, PT. Bumi Aksa. Praktis Menyusun Analisis Beban
Kerja. Jakarta: Raih Asa Sukses
Haitze J. de VriesMichiel F. Reneman Johan
W. Groothoff. Jan H. B. Geertzen Lituhayu, R. 2010. Analisis Beban Kerja dan
Sandra Brouwer. (2013). Self- Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada
reported Work Ability and Work Head Office) PT Lerindo Internasional
Performance in Workers with Jakarta. Kayra Ilmiah pada
Departemen Manajemen, Fakultas

12
Ekonomi dan Manajemen, Institut Raymond N., John H.,, Barry G.,, Wright. P.,
Pertanian Bogor. (2013) Human Resource
Management, International Edition,
Munandar, A.S., (2012). Psikologi Industri (The McGraw-hill Companies : Inc.
dan Organisasi. Jakarta : UI press. New York. 251

Mangkunegara, A. P., (2017), Evaluasi Ranupandojo, H. dan Suad H., (2012).


Kinerja Sumber Daya Manusia, Manajemen Personalia. Yogyakarta:
Bandung: Refika Aditama. BPFE-UGM.
Rohaeni, H., (2016). Model Gaya
Maini, Y. dan Aries T., (2021). Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi
Beban Kerja, Teamwork Dan Terhadap Kinerja Karyawan.
Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Ecodemica, Jurnal Ekonomi
Kerja Dan Kinerja Pegawai (Studi Manajemen dan Bisnis. Vol 4, No 1
Kasus Pada Bappeda Kota
Payakumbuh). Jurnal Bonanza, Robbins, S. P, (2013), Perilaku Organisasi,
Manajemen dan bisnis. Vol 2, No 1. Edisi Bahasa Indonesia, Prinhando:
Jakarta: Gramedia.
Nasution, M. N. (201&). Manajemen Mutu
Terpadu. Bogor: Penerbit Ghalia Robbins, Stephen P & Timothy A. Judge.
Indonesia (2012). Perilaku Organisasi
Organizational Behaviour. Jakarta:
Nugraha, Y. A. (2016). Pengaruh gaya Salemba Empat.
kepemimpinan terhadap motivasi
kerja karyawan PT General Finance Rosyada, N. F dan Mudji R., (2016).
Cabang Serang. Jurnal Ilmiah Pengaruh Budaya Organisasi dan
Revenue, 4- 5. Hal 80-90. Komitmen Organisasi Terhadap
Organization Citizenship Behavior
Panggabean, M., S., (2010). Manajemen (OCB) Pegawai di Kanwil PT.
Sumber Daya Manusia. Bogor: Pegadaian (Persero) Jawa Tengah.
Ghalia Indonesia. Diponegoro Journal of Management,
Volume 5 , Nomor 3.
Priansa, D. J. (2017). Perilaku Organisasi
Bisnis. Bandung: CV. ALFABETA. Shane, S. L M. dan Marry A. V.- G., (2015).
Organizational Behavior Managing
Poerwadarminta, W.J.S. (2012). Kamus People Emerging Knowledge Global
Umum Bahasa Indonesia, Reality, 7th Edition. NewYork:
(Departemen Pendidikan Nasional. McGraw Hill
Pusat Bahasa). Jakarta: Balai Pustaka
Sunarso.(2010). Pengaruh Kepemimpinan,
Putri, N.S., Mendo, A.Y., Bokingo, A,H., Kedisiplinan, Beban Kerja dan
(2019) Pengaruh Pendidikan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru
Pelatihan Terhadap Prestasi Kerja Sekolah. Jurnal Managemen Sumber
Karyawan di PT.Telekomunikasi Daya Manusia. Vol 4. No 1.
Indonesia (Telkom) Regional VII
Gorontalo. Jurnal Aplikasi Manajemen Sunyoto, D.. (2012). Teori, Kuesioner, dan
dan Inovasi Bisnis E-ISSN (Online) : 2621 – Analisis Data Sumber Daya Manusia
3230 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2019. (Praktik Penelitian). Yogyakarta:

13
CAPS (Center For Academic Tbk”, Bandung: Tesis, Program
Publishing Service). Pascasarjana Unpad.

Sutrisno, Edy. (2016). Manajemen Sumber


Daya Manusia, cetakan kedua.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Tjiptono,F., (2014) Total Qualiti


Management,Yogyakarta: Andi
Offset.

Toumi, S., dkk, (2015), Potensi In vitro Zat


Sitotoksik Antikanker Daun
Tanaman Kepel (Stelecocharpus
buharol) Terhadap Carcinoma
Colorectal, Karya Tulis Ilmiah,
Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.

Umar, H.,. (2013). Metodelogi Penelitian


Aplikasi Dalam Pemasaran. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Usman, R., (2015) Manajemen Pelatihan


Tenaga Kerja. Suatu Studi di Balai
Latihan Tenaga Kerja Serang”.
Disertasi. S3, Tidak
Dipubilkasikan.UNJ.

Widianta, I. G., Bagia, I. W., Suwendra, I.


W., (2016). Pengaruh Motivasi Kerja
Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi
Kerja Karyawan e-Journal Bisma
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen, Volume 4.

Yuniastuti, R.M., (2011).Pengaruh Kepuasan


Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan Pada Cv. Organik Agro
System Di Bandar Lampung. Jurnal
Manajemen dan Bisnis, Vol. 1 No. 2
April 2011 : 199-210.

Zurnali., C., (2014) Pengaruh Pelatihan dan


Motivasi Terhadap Perilaku
Produktif Karyawan pada Divisi
Long Distance PT Telkom Indonesia,

14

Anda mungkin juga menyukai