Anda di halaman 1dari 12

Penyusunan Master Plan, Feasibility Study dan Detail Engineering Design

Pangkalan Pendaratan Ikan Nangamesi Kabupaten Sumba Timur

Bab 2
Gambaran Umum Wilayah Studi

2.1 PROFIL WILAYAH KABUPATEN SUMBA TIMUR

2.1.1 Letak Geografis dan Administrasi Wilayah


Kabupaten  Sumba  Timur  merupakan  salah  satu  kabupaten  di  Propinsi  Nusa Tenggara
Timur  yang  terletak di bagian Selatan pada posisi 119°45 – 120°52 Bujur Timur  dan  9°16 – 
10°20 Lintang  Selatan. 
Secara administratif, wilayah Kabupaten  Sumba  Timur  mempunyai batas wilayah sebagai
berikut :
1. Sebelah Utara  berbatasan dengan Selat Sumba
2. Sebelah Timur  berbatasan dengan Laut Sabu
3. Sebelah Selatan  berbatasan dengan Samudra Indonesia
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sumba Tengah

Luas wilayah daratan Sumba Timur 7000,5 Km2, yang tersebar pada 1 pulau utama (Pulau
Sumba) dan 3 pulau kecil yaitu Pulau Prai Salura, Pulau Mengkudu dan Pulau Nuha (belum
berpenghuni). Sedangkan wilayah lautan seluas 8.373,53 Km2 dengan panjang garis pantai
433,6 Km.

Kabupaten Sumba Timur terbagi menjadi 22 wilayah administrasi kecamatan, terbagi dalam
140 Desa dan 16 Kelurahan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

 Laporan Pendahuluan 2-1


Penyusunan Master Plan, Feasibility Study dan Detail Engineering Design
Pangkalan Pendaratan Ikan Nangamesi Kabupaten Sumba Timur

Tabel 2.1.
Jumlah dan luas Kecamatan di Kabupaten Sumba Timur

NO KECAMATAN LUAS (Km2) PROSENTAS


E

1 Lewa 281,1 4,02


2 Nggaha Ori Angu 286,4 4,09
3 Lewa Tidahu 322,1 4,60
4 Katala Hamu Lingu 453,1 6,47
5 Tabundung 514,4 7,35
6 Pinu Pahar 246,6 3,52
7 Paberiwai 199,7 2,85
8 Karera 334,6 4,78
9 Matawai La Pawu 405,4 5,79
10 Kahaungu Eti 475,1 6,79
11 Mahu 196,6 2,81
12 Ngadu Ngala 207,9 2,97
12 Pahunga Lodu 349,8 5,00
13 Wula Waijelu 221,3 3,16
14 Rindi 366,5 5,24
15 Umalulu 307,9 4,40
16 Pandawai 412,6 5,89
17 Kambata Mapambuhang 412,7 5,90
18 Kota Waingapu 73,8 1,05
20 Kambera 52,0 0,74
21 Haharu 601,5 8,59
22 Kanatang 279,4 3,99
JUMLAH 7000,5 100,00
Sumber : Kab.Sumba Timur Dalam Angka,2014

2.2.2 Kondisi Topografi and Bentang Alam

Kondisi topografi Sumba Timur secara umum datar (di daerah pesisir), landai sampai
bergelombang (wilayah dataran rendah <100 meter) dan berbukit (pegunungan). Daerah
dengan ketinggian di atas 1000 meter hanya sedikit di wilayah perbukitan dan gunung.
Lahan pertanian terutama di dataran pantai utara yang memiliki cukup air di permukaan
maupun sungai-sungai besar. Setidaknya terdapat 88 sungai dan mata air yang tidak kering
di musim kemarau.

 Laporan Pendahuluan 2-2


Penyusunan Master Plan, Feasibility Study dan Detail Engineering Design
Pangkalan Pendaratan Ikan Nangamesi Kabupaten Sumba Timur

Rangkaian pegunungan dan bukit-bukit kapur curam yang menguasai wilayah bagian tengah
dengan empat puncak: Mawunu, Kombapari, Watupatawang dan Wanggameti. Dataran
rendah terdapat di sepanjang pesisir dengan bagian yang cukup luas di Tanjung Undu (pesisir
paling barat). Kabupaten ini beriklim tropis dengan musim hujan yang relatif pendek dan
musim kemarau yang panjang (delapan bulan). Suhu rata-rata adalah 22,5 derajat sampai
31,7 derajat Celsius. Musim hujan biasanya terjadi di bulan Desember sampai Maret untuk
daerah pesisir dan November sampai April di daerah pedalaman. Jumlah curah hujan dalam
setahun 1.860 milimeter, sehingga daerah ini termasuk daerah beriklim kering.

Amplitudo suhu yang tinggi mengakibatkan batu-batuan menjadi lapuk, tanah merekah dan
terjadi seleksi alam terhadap tumbuhan dan hewan yang dapat hidup dalam kondisi
demikian. Karena itu, jenis tumbuhan yang ada umumnya berupa tanaman keras seperti jati,
kelapa dan aren, sementara hewan peliharaan umumnya adalah sapi, kerbau dan kuda yang
telah menyesuaikan diri dengan keadaan alam Sumba yang berpadang sabana luas.

Keadaan tanah di Sumba Timur mengandung pasir, kapur dan batu karang karena ratusan
ribu tahun yang lalu daerah ini berada di bawah permukaan laut. Setelah zaman es berlalu,
daratan ini muncul di atas permukaan laut, sehingga sering dijumpai berbagai jenis hewan
laut seperti kerang, ikan dan tanaman laut yang telah menjadi fosil di bukit-bukit karang.
Rumput-rumput pun tumbuh di atas batu-batu karang.

2.1.2 Kependudukan dan Kondisi Sosial Ekonomi

Jumlah Penduduk Kabupaten Sumba Timur pada tahun 2014, berdasarkan data Kabupaten
Sumba Timur Dalam Angka Tahun 2014, adalah sebesar 241. 416 jiwa, terdiri dari 124.204
laki-laki dan 117 212 perempuan. Laju pertumbuhan penduduk, dalam kurun waktu sepuluh
tahun terakhir ini rata-rata adalah sebesar 2,11 % per tahun.

Jumlah penduduk tersebut tersebar secara tidak merata di 22 kecamatan yang ada. Dengan
tingkat kepadatan penduduk rata-rata 33 jiwa/Km2. Namun jika dibandingkan dengan luas
masing-masing kecamatan, maka tingkat kepadatan penduduk yang tertinggi berada di
kecamatan Kambera, yakni sebesar 624 jiwa/km2 dan diikuti oleh Kota Waingapu sebesar
508 jiwa/Km2. Adapun kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah adalah kecamatan
Katala Hamu Lingu, Kambata Mapambuhang dan Haharu, yakni sebesar 9 jiwa/km2.
Besarnya tingkat kepadatan penduduk di dua kecamatan tersebut adalah kerena kecamatan

 Laporan Pendahuluan 2-3


Penyusunan Master Plan, Feasibility Study dan Detail Engineering Design
Pangkalan Pendaratan Ikan Nangamesi Kabupaten Sumba Timur

tersebut adalah pusat pertumbuhan Kabupaten Sumba Timur, kawasan perkotaan, dimana
kota Waingapu adalah sebagai ibukota Kabupaten Sumba Timur.

Penduduk Kabupaten Sumba Timur umumnya adalah adalah suku sumba asli, namun
terdapat juga suka Sabu, keturunan Tionghoa, Arab, Bugis, Jawa dan penduduk yang berasal
dari daerah Nusa Tenggara Timur lainnya. Bahasa daerah yang digunakan adalah Bahasa
Sumba Kambera. Sebagian besar penduduk di kabupaten ini beragama Protestan.
Selebihnya adalah Islam, Hindu dan Budha. Sekitar 39 persen lagi adalah beragama
tradisional Marapu.

Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Sumba Timur pada saat sekarang telah
berkembang cukup baik, dimana hal ini ditunjukan dengan jumlah penduduk yang telah
menamatkan jenjang pendidikan SLTP dan SLTA/SMK cukup besar, yakni mencapai angka 12
%, sementara yang sedang melaksanakan jenjang pendidikan SD adalah lebih dari 58 % dari
jumlah penduduk usia sekolah. Data statistik Kabupaten Sumba Timur dalam Angka Tahun
2014, juga menunjukan jumlah penduduk yang tamat SLTA dan Perguruan Tinggi cukup baik,
yakni lebih dari 5 %. Kondisi perkembangan pendidikan di Kabupaten Sumba Timur akan
berjalan baik karena di seluruh kecamatan telah tersedia sarana sekolah tingkat SD dan SLTP
baik sekolah negeri maupun swasta. Sementara jenjang sarana pendidikan tingkat SLTA
sudah banyak tersebar di beberapa kecamatan, terutama kecamatan Kota Waingapu,
kambera dan Kanatang, yang jumlahnya 21 SLTA, terdiri dari 15 SLTA Negeri dan 6 SLTA
Swasta.

Mata pencaharian penduduk kabupaten Sumba Timur saat ini masih didominasi di bidang
pertanian, termasuk sub sektor peternakan dan nelayan, terutama di daerah pedesaan.
Walaupun sektor pertanian menempati tempat pertama dalam pendapatan regional, luas
sawah yang bisa digarap baru 11 persen dari luas tanah kabupaten seluruhnya. Adapun di
wilayah perkotaan, mata pencaharian penduduk sudah sangat beragam, seperti bidang
transportasi, industri, jasa perbankan, dan jasa pelayanan lainnya.

2.2 PROFIL KAWASAN STUDI KOTA WAINGAPU


2.2.1 Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

Kecamatan Kota Waingapu terletak di Pulau Sumba bagian Utara Kabupaten Sumba Timur,
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Luas Kecamatan Kota Waingapu 73,8 Km2 atau 7.380 hektar
dengan letak yang umumnya disepanjang pantai utara, berbukit dan curah hujan yang

 Laporan Pendahuluan 2-4


Penyusunan Master Plan, Feasibility Study dan Detail Engineering Design
Pangkalan Pendaratan Ikan Nangamesi Kabupaten Sumba Timur

sangat rendah dan tidak merata tiap tahun. Dimana musim penghujan relatif pendek bila
dibanding musim kemarau.

Menurut PP No. 46 Tahun 1992, Kecamatan Kota Waingapu berbatasan dengan :

 Sebelah Utara dengan Selat Sumba


 Sebelah Selatan dengan Kecamatan Kambera
 Sebelah Timur dengan Kecamatan Kambera
 Sebelah Barat dengan Nggaha Ori Angu dan Kecamatan Kanatang

Wilayah administratif Kecamatan Kota Waingapu meliputi 7 Desa/Kelurahan, sebagaimana


dapat dilihat pada Tabel 2.2. berikut ini.

Tabel 2.2
Luas Wilayah Kecamatan Kota Waingapu

LUAS WILAYAH
NO. DESA/KELURAHAN 2
Km HEKTAR %
1 Kamalaputi 1.2 120 1.63
2 Matawai 1.4 140 1.90
3 Hambala 2.4 240 3.25
4 Kambajawa 2.7 270 3.66
5 Mbatakapidu 25.9 2590 35.09
6 Pambotanjara 17.9 1790 24.25
7 Lukukamaru 22.3 2230 30.22
  KOTA WAINGAPU 73.8 7380 100
Sumber : Kota Waingapu dalam Angka 2014

2.2.2 Kondisi Fisik Wilayah

Kondisi topografi Kota Waingapu hampir sebagain besar wilayahnya relatif landai, ketinggian
kota rata-rata berada diketinggian 100 m dpl, hanya dua kelurahan saja yang berada di
ketinggian lebih dari 500 m dpl yaitu Kelurahan Pambotanjara dan Kelurahan Lukukamaru.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.2.

 Laporan Pendahuluan 2-5


Penyusunan Master Plan, Feasibility Study dan Detail Engineering Design
Pangkalan Pendaratan Ikan Nangamesi Kabupaten Sumba Timur

Tabel 2.3
Ketinggian Wilayah di Atas Permukaan Laut Kota Waingapu

No KELURAHAN KETINGGIAN (mdpl)


1 Kamalaputi 20
2 Matawai 18
3 Hambala 62
4 Kambajawa 65
5 Mbatakapidu 168
6 Pambotanjara 618
7 Lukukamaru 618
Sumber: Kota Waingapu dalam angka, 2014

2.2.3 Kependudukan

Kondisi penduduk di Kota Waingapu berjumlah sekitar 37459 jiwa, dimana penduduk yang
berjenis kelamin laki-laki mendominasi di kota ini. Kepadatan penduduk tertinggi berada di
Kelurahan Kamalaputi dengan kepadatan 6976 jiwa/Km2. Berikut rincian jumlah penduduk
per kelurahan yang terdapat di Kota Waingapu dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Kota Waingapu

NO KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK (JIWA)


1 Kamalaputi 8371
2 Matawai 5229
3 Hambala 8250
4 Kambajawa 11076
5 Mbatakapidu 1808
6 Pambotanjara 2037
7 Lukukamaru 688
JUMLAH 37459
Sumber: Kota Waingapu dalam angka, 2014

2.2.4 Ekonomi

Kondisi perekonomian Kota Waingapu terdiri dari 9 sektor, diantaranya:

a. Pertanian
b. Pertambangan dan Penggalian

 Laporan Pendahuluan 2-6


Penyusunan Master Plan, Feasibility Study dan Detail Engineering Design
Pangkalan Pendaratan Ikan Nangamesi Kabupaten Sumba Timur

c. Industri Pengolahan
d. Listrik dan Air Minum
e. Bangunan Konstruksi
f. Perdagangan, Restoran dan Hotel
g. Pengangkutan dan Komunikasi
h. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
i. Jasa-jasa

Dari semua sektor perekonomian yang ada di Kota Waingapu, perikanan masuk kedalam
sektor pertanian, dimana sektor pertanian terdiri dari tanaman bahan makanan, tanaman
perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan.

PDRB tahun 2013 dan 2014 atas dasar harga berlaku khusus lapangan usaha perikanan
antara Rp. 6.984.150,- dan Rp 8.397.373,-. Sedangkan menurut harga konstan lapangan
usaha perikanan berada pada Rp 2.196.719,- dan Rp 2.284.389,-.

2.2.5 Kondisi Perikanan

Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut di sekitar kawasan tergolong masih


sederhana. Sebagian besar aktivitas eksploitasi oleh nelayan setempat didominasi oleh
usaha perikanan tangkap yang bersifat tradisional. Keadaan saat ini menunjukkan bahwa,
jalur pesisir pada kawasan ini belum secara intensif dieksploitasi oleh nelayan lokal. Sehingga
secara visual jalur ini masih terkesan sepi dari aktifitas eksplotiasi karena belum ada
peralatan penangkapan milik nelayan yang memadai. Rendahnya aktifitas penangkapan ini
cukup berkaitan dengan kapasitas sumberdaya nelayan dari sisi pengetahuan, ketrampilan,
peralatan dan modal. Oleh karena itu, dalam kondisi saat ini, kawasan pesisir di Kelurahan
Kamalaputi belum mampu secara pasti melayani kebutuhan Iokal di kota dalam memenuhi
kebutuhan konsumsi protein hewani dari laut secara kontinu baik dalam kualitas maupun
kuantitas.

Informasi yang diperoleh bahwa peralatan penangkapan ikan di laut yang sedang
beroperasi menggunakan armada dengan alat tradisional diantaranya, gillnet hanyut, jala
tebar dan pancingan.

Walaupun aktifitas penangkapan oleh nelayan masih tergolong tradisional, yang


dicirikan oleh peralatan penangkapan yang sederhana namun keterkaitan dan keterikatan

 Laporan Pendahuluan 2-7


Penyusunan Master Plan, Feasibility Study dan Detail Engineering Design
Pangkalan Pendaratan Ikan Nangamesi Kabupaten Sumba Timur

niiai ekonomi dan sosial dengan lingkungan pesisir ini adalah cukup kuat. Untuk mengetahui
alat tangkap yang digunakan nelayan dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Alat Tangkap yang Digunakan


ALAT TANGKAP
GILLNET
NO. KELURAHAN PUKAT PUKAT
JALA BAGAN JALA
GILLNET GILLNET CINCIN + CUMI/ PANCING SERO
TEBAR PERAHU WARING
TETAP HANYUT LAMPARA PAYANG

1 a. Hambala - 160 - - 3 - 387 - -


2 b. Kamalaputi - 1.446 - 9 21 - 396 - -
3 c. Matawai - - - - - - 27 - -
4 d. Kambajawa - 8 - - - - - -

JUMLAH 0 1.614 0 9 24 0 810 0

Sumber: Penyebaran Nelayan, Armada, Alat Tangkap Sumba Timur Tahun 2014

Penangkapan ikan di Laut

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa cara- cara penangkapan ikan yang selama
ini dilakukan oleh nelayan di pesisir pantai Kota Waingapu adalah menggunakan jenis alat
tangkap tradisional.Kemampuan nelayan dalam mengelola laut ini berbeda antar mereka.
Umumnya sebagian besar masyarakat nelayan pada kawasan ini tergolong sebagai nelayan
miskin, sehingga alat tangkap yang dimiliki dan yang digunakannya adalah sederhana Hasii
survei menunjukkan bahwa, sebagian besar nelayan mempunyai alat pancing sederhana.

Jumlah unit armada penangkapan yang terdapat di perairan Manubara Kelurahan


Kemalaputi sebanyak 151 perahu bermotor dan tidak bermotor, sehingga rata-rata hasil
tangkapan berupa ikan tembang selama sehari operasi mencapai 1000 ton. Jumlah
armada/perahu yang digunakan nelayan Kota Waingapu dapat dilihat pada tabel 2.4.Jenis-
jenis ikan yang biasa tertangkap terdiri dari 59 jenis ikan, dimana jenis ikan yang paling
banyak didapat yaitu ikan tongkol abu-abu. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.6.

 Laporan Pendahuluan 2-8


Penyusunan Master Plan, Feasibility Study dan Detail Engineering Design
Pangkalan Pendaratan Ikan Nangamesi Kabupaten Sumba Timur

Tabel 2.6 Jumlah Armada yang Digunakan Nelayan

ARMADA
PERAH PERAH KAPAL
TANPA
No. KECAMATAN U U MOTOR
PERAH
TANPA MOTOR (1-3
U
MOTOR TEMPEL GT)
 1 a. Hambala 20 63 106 16
 2 b. Kamalaputi 53 43 18 13
 3 c. Matawai 2 -  1 - 
 4 d. Kambajawa 3 -  5 - 
JUMLAH 78 106 130 29
Sumber: Penyebaran Nelayan, Armada, Alat Tangkap Sumba Timur Tahun 2014

Tabel 2.7 Produksi Ikan Kota Waingapu

PRODUKSI
NO. NAMA IKAN
(TON)
1 Manyung 14,5
2 Cendro 21,3
3 Ekor Kuning/Pisang-pisang 23,1
4 Kuwe 18,6
5 Layang 34,2
6 Tetengkek 21,9
7 Bawal Hitam 20,5
8 Bawal Putih 24,2
9 Daun bambu/Talang-talang 15,6
10 Kakap putih 6,3
11 Golok-golok/parang-parang 19,4
12 Siro 4,2
13 Japuh 37,5
14 Tembang 21,7
15 Lemuru 6,4
16 Terumbuk 28,0
17 Teri 27,4
18 Ikan terbang 26,0
19 Julung-julung 10,5
20 Gerot-gerot 4,5
21 Ikan Layaran 4,8
22 Setuhuk Hitam 4,8
23 Setuhuk biru 4,1
24 Setuhuk Loreng 2,5
25 Ikan Pedang 8,5
26 Kapas-kapas 14,0

 Laporan Pendahuluan 2-9


Penyusunan Master Plan, Feasibility Study dan Detail Engineering Design
Pangkalan Pendaratan Ikan Nangamesi Kabupaten Sumba Timur

PRODUKSI
NO. NAMA IKAN
(TON)
27 Peperek 15,0
28 Lencam 23,6
29 Kakap Merah/bambangan 30,1
30 Belanak 9,4
31 Biji Nangka karang 8,8
32 Kuniran 23,0
33 Biji Nangka 8,8
34 Swanggi/mata besar 21,2
35 Gulamah/Tiga waja 0,0
36 Lisong 10,2
37 Tongkol krai 41,3
38 Tongkol komo 38,4
39 Cakalang 41,6
40 Kembung 23,3
41 Tenggiri 32,4
42 Tenggiri papan 23,8
43 Albakora 26,4
44 Madidihang 16,5
45 Tuna sirip biru selatan 20,6
46 mata besar 51,1
47 Tongkol abu-abu 24,0
48 Kerapu karang 30,6
49 kerapu bebek 21,3
50 kerapu balong 23,1
51 kerapu sunu 35,3
52 Beronang lingkis 31,1
53 ikan beronang 20,1
54 Kerong-kerong 28,8
55 Layur 32,0
56 Cucut 9,0
57 Pari 9,0
58 Cumi-Cumi 17,6
59 Ikan Lainnya 1221,7
Jumlah 2393,7
Sumber: Daftar Produksi Jenis Ikan Kabupaten Sumba Timur Tahun 2010

 Laporan Pendahuluan 2 - 10
Penyusunan Master Plan, Feasibility Study dan Detail Engineering Design
Pangkalan Pendaratan Ikan Nangamesi Kabupaten Sumba Timur

2.3 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG


Kabupaten Sumba Timur telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
telah ditetapkan menjadi Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2010. Sebagai ibukota Kabupaten
Sumba Timur, Kota Waingapu Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Sumba Timur 2008-2028, dalam lingkup regional ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) dan termasuk dalam rencana perwilayahan pembangunan yaitu Sistem Perwilayah
Waingapu. Sistem perwilayahan ini memiliki wilayah pengembangan meliputi Kecamatan
Kota Waingapu, Kecamatan Kambera, Kecamatan Pandawai dan Kecamatan Kambata
Mampambuhang dengan pusat pengembangan di Perkotaan Kota Waingapu.
Dalam aspek pola ruang kota Waingapu termasuk dalam kawasan lindung berupa
kawasan resapan air dan pengembangan kawasan perlindungan setempat. Selain itu juga
terdapat rencana pengembangan kawasan budidaya berupa pengembangan kawasan
pertanian, perikanan, perkebunan, pariwisata, industri dan permukiman.
Adapun fungsi dan peran Perkotaan Kota Waingapu meliputi:
1. Pusat pelayanan pemerintahan dan perkantoran,
2. Pusat kesehatan skala regional,
3. Pusat perdagangan dan jasa skala regional,
4. Pusat pengembangan industri,
5. Pusat pengembangan transportasi darat, laut dan udara,
6. Pusat pendidikan skala perguruan tinggi dan,
7. Pusat pengembangan permukiman.

Berdasarkan RTRW tersebut, selanjutnya Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba


Timur pada tahun 2014 telah menyusun rencana yang lebih rinci terhadap kota Waingapu,
yakni berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Kota Waingapu.
Berdasarkan RDTR tersebut, kawasan perkotaan kota Waingapu menjadi 5 (lima) Sub BWP
(Bagian Wilayah Pengembangan). Dalam dokumen RDTR tersebut, 5 (lima) kelurahan, yakni
kelurahan Matawai, Kamalaputi, Hambala, Kabajawa dan kelurahan Wangga, berada pada
Sub BWP 1 dengan luas 592 Ha, dengan arahan pengembangan sebagai berikut :
1. Pusat pemerintahan/perkantoran skala regional,
2. Pusat perdagangan dan jasa skala regional,
3. Pusat pendidikan skala regional,
4. Pusat kesehatan skala regional,
5. Pusat pelayanan transportasi skala regional,

 Laporan Pendahuluan 2 - 11
Penyusunan Master Plan, Feasibility Study dan Detail Engineering Design
Pangkalan Pendaratan Ikan Nangamesi Kabupaten Sumba Timur

6. Pengembangan perumahan,
7. Pengembangan RTH Perkotaan.

Terkait dengan studi ini, maka rencana pengembangan lokasi Pangkalan Pendaratan
Ikan Nangamesi berada di dalam Sub BWP 1 terletak pada Blok 1 C dengan arahan
pengembangan sebagai permukiman dan sarana pelayanan umum serta ruang terbuka hijau.

 Laporan Pendahuluan 2 - 12

Anda mungkin juga menyukai