Bab 2
Gambaran Umum Wilayah Studi
Luas wilayah daratan Sumba Timur 7000,5 Km2, yang tersebar pada 1 pulau utama (Pulau
Sumba) dan 3 pulau kecil yaitu Pulau Prai Salura, Pulau Mengkudu dan Pulau Nuha (belum
berpenghuni). Sedangkan wilayah lautan seluas 8.373,53 Km2 dengan panjang garis pantai
433,6 Km.
Kabupaten Sumba Timur terbagi menjadi 22 wilayah administrasi kecamatan, terbagi dalam
140 Desa dan 16 Kelurahan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.1.
Jumlah dan luas Kecamatan di Kabupaten Sumba Timur
Kondisi topografi Sumba Timur secara umum datar (di daerah pesisir), landai sampai
bergelombang (wilayah dataran rendah <100 meter) dan berbukit (pegunungan). Daerah
dengan ketinggian di atas 1000 meter hanya sedikit di wilayah perbukitan dan gunung.
Lahan pertanian terutama di dataran pantai utara yang memiliki cukup air di permukaan
maupun sungai-sungai besar. Setidaknya terdapat 88 sungai dan mata air yang tidak kering
di musim kemarau.
Rangkaian pegunungan dan bukit-bukit kapur curam yang menguasai wilayah bagian tengah
dengan empat puncak: Mawunu, Kombapari, Watupatawang dan Wanggameti. Dataran
rendah terdapat di sepanjang pesisir dengan bagian yang cukup luas di Tanjung Undu (pesisir
paling barat). Kabupaten ini beriklim tropis dengan musim hujan yang relatif pendek dan
musim kemarau yang panjang (delapan bulan). Suhu rata-rata adalah 22,5 derajat sampai
31,7 derajat Celsius. Musim hujan biasanya terjadi di bulan Desember sampai Maret untuk
daerah pesisir dan November sampai April di daerah pedalaman. Jumlah curah hujan dalam
setahun 1.860 milimeter, sehingga daerah ini termasuk daerah beriklim kering.
Amplitudo suhu yang tinggi mengakibatkan batu-batuan menjadi lapuk, tanah merekah dan
terjadi seleksi alam terhadap tumbuhan dan hewan yang dapat hidup dalam kondisi
demikian. Karena itu, jenis tumbuhan yang ada umumnya berupa tanaman keras seperti jati,
kelapa dan aren, sementara hewan peliharaan umumnya adalah sapi, kerbau dan kuda yang
telah menyesuaikan diri dengan keadaan alam Sumba yang berpadang sabana luas.
Keadaan tanah di Sumba Timur mengandung pasir, kapur dan batu karang karena ratusan
ribu tahun yang lalu daerah ini berada di bawah permukaan laut. Setelah zaman es berlalu,
daratan ini muncul di atas permukaan laut, sehingga sering dijumpai berbagai jenis hewan
laut seperti kerang, ikan dan tanaman laut yang telah menjadi fosil di bukit-bukit karang.
Rumput-rumput pun tumbuh di atas batu-batu karang.
Jumlah Penduduk Kabupaten Sumba Timur pada tahun 2014, berdasarkan data Kabupaten
Sumba Timur Dalam Angka Tahun 2014, adalah sebesar 241. 416 jiwa, terdiri dari 124.204
laki-laki dan 117 212 perempuan. Laju pertumbuhan penduduk, dalam kurun waktu sepuluh
tahun terakhir ini rata-rata adalah sebesar 2,11 % per tahun.
Jumlah penduduk tersebut tersebar secara tidak merata di 22 kecamatan yang ada. Dengan
tingkat kepadatan penduduk rata-rata 33 jiwa/Km2. Namun jika dibandingkan dengan luas
masing-masing kecamatan, maka tingkat kepadatan penduduk yang tertinggi berada di
kecamatan Kambera, yakni sebesar 624 jiwa/km2 dan diikuti oleh Kota Waingapu sebesar
508 jiwa/Km2. Adapun kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah adalah kecamatan
Katala Hamu Lingu, Kambata Mapambuhang dan Haharu, yakni sebesar 9 jiwa/km2.
Besarnya tingkat kepadatan penduduk di dua kecamatan tersebut adalah kerena kecamatan
tersebut adalah pusat pertumbuhan Kabupaten Sumba Timur, kawasan perkotaan, dimana
kota Waingapu adalah sebagai ibukota Kabupaten Sumba Timur.
Penduduk Kabupaten Sumba Timur umumnya adalah adalah suku sumba asli, namun
terdapat juga suka Sabu, keturunan Tionghoa, Arab, Bugis, Jawa dan penduduk yang berasal
dari daerah Nusa Tenggara Timur lainnya. Bahasa daerah yang digunakan adalah Bahasa
Sumba Kambera. Sebagian besar penduduk di kabupaten ini beragama Protestan.
Selebihnya adalah Islam, Hindu dan Budha. Sekitar 39 persen lagi adalah beragama
tradisional Marapu.
Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Sumba Timur pada saat sekarang telah
berkembang cukup baik, dimana hal ini ditunjukan dengan jumlah penduduk yang telah
menamatkan jenjang pendidikan SLTP dan SLTA/SMK cukup besar, yakni mencapai angka 12
%, sementara yang sedang melaksanakan jenjang pendidikan SD adalah lebih dari 58 % dari
jumlah penduduk usia sekolah. Data statistik Kabupaten Sumba Timur dalam Angka Tahun
2014, juga menunjukan jumlah penduduk yang tamat SLTA dan Perguruan Tinggi cukup baik,
yakni lebih dari 5 %. Kondisi perkembangan pendidikan di Kabupaten Sumba Timur akan
berjalan baik karena di seluruh kecamatan telah tersedia sarana sekolah tingkat SD dan SLTP
baik sekolah negeri maupun swasta. Sementara jenjang sarana pendidikan tingkat SLTA
sudah banyak tersebar di beberapa kecamatan, terutama kecamatan Kota Waingapu,
kambera dan Kanatang, yang jumlahnya 21 SLTA, terdiri dari 15 SLTA Negeri dan 6 SLTA
Swasta.
Mata pencaharian penduduk kabupaten Sumba Timur saat ini masih didominasi di bidang
pertanian, termasuk sub sektor peternakan dan nelayan, terutama di daerah pedesaan.
Walaupun sektor pertanian menempati tempat pertama dalam pendapatan regional, luas
sawah yang bisa digarap baru 11 persen dari luas tanah kabupaten seluruhnya. Adapun di
wilayah perkotaan, mata pencaharian penduduk sudah sangat beragam, seperti bidang
transportasi, industri, jasa perbankan, dan jasa pelayanan lainnya.
Kecamatan Kota Waingapu terletak di Pulau Sumba bagian Utara Kabupaten Sumba Timur,
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Luas Kecamatan Kota Waingapu 73,8 Km2 atau 7.380 hektar
dengan letak yang umumnya disepanjang pantai utara, berbukit dan curah hujan yang
sangat rendah dan tidak merata tiap tahun. Dimana musim penghujan relatif pendek bila
dibanding musim kemarau.
Tabel 2.2
Luas Wilayah Kecamatan Kota Waingapu
LUAS WILAYAH
NO. DESA/KELURAHAN 2
Km HEKTAR %
1 Kamalaputi 1.2 120 1.63
2 Matawai 1.4 140 1.90
3 Hambala 2.4 240 3.25
4 Kambajawa 2.7 270 3.66
5 Mbatakapidu 25.9 2590 35.09
6 Pambotanjara 17.9 1790 24.25
7 Lukukamaru 22.3 2230 30.22
KOTA WAINGAPU 73.8 7380 100
Sumber : Kota Waingapu dalam Angka 2014
Kondisi topografi Kota Waingapu hampir sebagain besar wilayahnya relatif landai, ketinggian
kota rata-rata berada diketinggian 100 m dpl, hanya dua kelurahan saja yang berada di
ketinggian lebih dari 500 m dpl yaitu Kelurahan Pambotanjara dan Kelurahan Lukukamaru.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.3
Ketinggian Wilayah di Atas Permukaan Laut Kota Waingapu
2.2.3 Kependudukan
Kondisi penduduk di Kota Waingapu berjumlah sekitar 37459 jiwa, dimana penduduk yang
berjenis kelamin laki-laki mendominasi di kota ini. Kepadatan penduduk tertinggi berada di
Kelurahan Kamalaputi dengan kepadatan 6976 jiwa/Km2. Berikut rincian jumlah penduduk
per kelurahan yang terdapat di Kota Waingapu dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Kota Waingapu
2.2.4 Ekonomi
a. Pertanian
b. Pertambangan dan Penggalian
c. Industri Pengolahan
d. Listrik dan Air Minum
e. Bangunan Konstruksi
f. Perdagangan, Restoran dan Hotel
g. Pengangkutan dan Komunikasi
h. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
i. Jasa-jasa
Dari semua sektor perekonomian yang ada di Kota Waingapu, perikanan masuk kedalam
sektor pertanian, dimana sektor pertanian terdiri dari tanaman bahan makanan, tanaman
perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan.
PDRB tahun 2013 dan 2014 atas dasar harga berlaku khusus lapangan usaha perikanan
antara Rp. 6.984.150,- dan Rp 8.397.373,-. Sedangkan menurut harga konstan lapangan
usaha perikanan berada pada Rp 2.196.719,- dan Rp 2.284.389,-.
Informasi yang diperoleh bahwa peralatan penangkapan ikan di laut yang sedang
beroperasi menggunakan armada dengan alat tradisional diantaranya, gillnet hanyut, jala
tebar dan pancingan.
niiai ekonomi dan sosial dengan lingkungan pesisir ini adalah cukup kuat. Untuk mengetahui
alat tangkap yang digunakan nelayan dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Sumber: Penyebaran Nelayan, Armada, Alat Tangkap Sumba Timur Tahun 2014
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa cara- cara penangkapan ikan yang selama
ini dilakukan oleh nelayan di pesisir pantai Kota Waingapu adalah menggunakan jenis alat
tangkap tradisional.Kemampuan nelayan dalam mengelola laut ini berbeda antar mereka.
Umumnya sebagian besar masyarakat nelayan pada kawasan ini tergolong sebagai nelayan
miskin, sehingga alat tangkap yang dimiliki dan yang digunakannya adalah sederhana Hasii
survei menunjukkan bahwa, sebagian besar nelayan mempunyai alat pancing sederhana.
ARMADA
PERAH PERAH KAPAL
TANPA
No. KECAMATAN U U MOTOR
PERAH
TANPA MOTOR (1-3
U
MOTOR TEMPEL GT)
1 a. Hambala 20 63 106 16
2 b. Kamalaputi 53 43 18 13
3 c. Matawai 2 - 1 -
4 d. Kambajawa 3 - 5 -
JUMLAH 78 106 130 29
Sumber: Penyebaran Nelayan, Armada, Alat Tangkap Sumba Timur Tahun 2014
PRODUKSI
NO. NAMA IKAN
(TON)
1 Manyung 14,5
2 Cendro 21,3
3 Ekor Kuning/Pisang-pisang 23,1
4 Kuwe 18,6
5 Layang 34,2
6 Tetengkek 21,9
7 Bawal Hitam 20,5
8 Bawal Putih 24,2
9 Daun bambu/Talang-talang 15,6
10 Kakap putih 6,3
11 Golok-golok/parang-parang 19,4
12 Siro 4,2
13 Japuh 37,5
14 Tembang 21,7
15 Lemuru 6,4
16 Terumbuk 28,0
17 Teri 27,4
18 Ikan terbang 26,0
19 Julung-julung 10,5
20 Gerot-gerot 4,5
21 Ikan Layaran 4,8
22 Setuhuk Hitam 4,8
23 Setuhuk biru 4,1
24 Setuhuk Loreng 2,5
25 Ikan Pedang 8,5
26 Kapas-kapas 14,0
PRODUKSI
NO. NAMA IKAN
(TON)
27 Peperek 15,0
28 Lencam 23,6
29 Kakap Merah/bambangan 30,1
30 Belanak 9,4
31 Biji Nangka karang 8,8
32 Kuniran 23,0
33 Biji Nangka 8,8
34 Swanggi/mata besar 21,2
35 Gulamah/Tiga waja 0,0
36 Lisong 10,2
37 Tongkol krai 41,3
38 Tongkol komo 38,4
39 Cakalang 41,6
40 Kembung 23,3
41 Tenggiri 32,4
42 Tenggiri papan 23,8
43 Albakora 26,4
44 Madidihang 16,5
45 Tuna sirip biru selatan 20,6
46 mata besar 51,1
47 Tongkol abu-abu 24,0
48 Kerapu karang 30,6
49 kerapu bebek 21,3
50 kerapu balong 23,1
51 kerapu sunu 35,3
52 Beronang lingkis 31,1
53 ikan beronang 20,1
54 Kerong-kerong 28,8
55 Layur 32,0
56 Cucut 9,0
57 Pari 9,0
58 Cumi-Cumi 17,6
59 Ikan Lainnya 1221,7
Jumlah 2393,7
Sumber: Daftar Produksi Jenis Ikan Kabupaten Sumba Timur Tahun 2010
Laporan Pendahuluan 2 - 10
Penyusunan Master Plan, Feasibility Study dan Detail Engineering Design
Pangkalan Pendaratan Ikan Nangamesi Kabupaten Sumba Timur
Laporan Pendahuluan 2 - 11
Penyusunan Master Plan, Feasibility Study dan Detail Engineering Design
Pangkalan Pendaratan Ikan Nangamesi Kabupaten Sumba Timur
6. Pengembangan perumahan,
7. Pengembangan RTH Perkotaan.
Terkait dengan studi ini, maka rencana pengembangan lokasi Pangkalan Pendaratan
Ikan Nangamesi berada di dalam Sub BWP 1 terletak pada Blok 1 C dengan arahan
pengembangan sebagai permukiman dan sarana pelayanan umum serta ruang terbuka hijau.
Laporan Pendahuluan 2 - 12