Anda di halaman 1dari 3

Skala interval memiliki sifat nominal dan ordinal, dan skala interval juga dapat menangkap

informasi tentang perbedaan kuantitas suatu konsep. Contoh dari skala interval adalah skala suhu yaitu
Fahrenheit dan Celsius. Misalnya, daerah A memiliki suhu sebesar 80 O F dan daerah B memiliki suhu
sebesar 40O F. Dapat disimpulkan bahwa kedua daerah tersebut memiliki perbedaan suhu sebesar 40 O F.
Tetapi bukan berarti bahwa salah satu daerah memiliki suhu dua kali lebih tinggi daripada daerah
lainnya, karena ketika suhu tersebut dikonversi ke skala Celsius, suhu kedua daerah tersebut berubah
menjadi 26,78O C dan 4,4O C. Skala interval berguna untuk menyajikan informasi dalam besaran relatif,
contohnya adalah daerah A lebih panas daripada daerah B.

Skala rasio mewakili bentuk pengukuran tertinggi karena mempunyai semua sifat skala interval
dengan tambahan atribut, sehingga sifatnya absolut, berbeda dengan skala interval yang mempunyai
sifat relatif. Contohnya adalah nilai barang berbentuk uang. Sebuah jam antik tahun 1970-an tidak ada
peminatnya, sehingga harganya gratis, jam tangan Elgin yang berisi emas dijual dengan harga $100, jam
tangan Omega dijual dengan harga $1.000, dan jam tangan Patek dijual dengan harga $9000. Dapat
disimpulkan bahwa jam tangan Patek lebih berharga daripada jam tangan Omega, dan dapat ditarik
kesimpulan interval bahwa jam tangan Omega bernilai $900 lebih banyak dibandingkan jam tangan
Elgin.

Tidak semua hasil dari operasi matematika memiliki fungsi atau arti, sehingga dalam sebuah
penelitian, meskipun para peneliti dapat memasukkan angka-angka ke dalam rumus dan melakukan
perhitungan, mereka harus mengetahui arti di balik angka tersebut sebelum kesimpulan yang berarti
dapat ditarik.

Metode pengukuran skala diskrit adalah pengukuran yang mengambil hanya satu dari sejumlah
nilai yang terbatas. Skala diskrit paling sering digunakan untuk mewakili variabel kelompok, dan paling
tepat digunakan untuk perhitungan statistik. Contoh dari skala diskrit yaitu respons ya atau tidak atau
pilihan warna. Sebagai contoh, murid-murid pada sebuah kelas menyukai warna merah, biru, dan
kuning, maka hasil data tersebut adalah nilai diskrit yang dapat diwakilkan dengan angka 1, 2 dan 3.
Skala nominal dan ordinal termasuk dalam nilai diskrit.

Metode pengukuran yang berkelanjutan adalah metode pengukuran yang menetapkan nilai
yang dapat mengambil nilai apa pun sepanjang rentang skala tertentu. Rata-rata dan simpangan baku
dapat dihitung dari data yang berkelanjutan. Skala rasio termasuk dalam metode pengukuran
berkelanjutan. Skala rasio memiliki semua sifat skala nominal, ordinal, dan interval. Tetapi tidak berlaku
sebaliknya, contohnya skala interval memiliki sifat ordinal dan nominal, tetapi tidak memiliki sifat rasio.

Atribut adalah karakteristik tunggal dari suatu objek, orang, situasi, atau masalah. Pengukuran
indeks atau pengukuran gabungan adalah sebuah indeks yang memberikan nilai berdasarkan seberapa
banyak konsep yang diukur berdasarkan pengamatan. Indeks berasal dari penempatan beberapa
variabel bersama-sama. Contohnya, indeks kelas sosial dapat terbagi dari beberapa variabel, yaitu
pekerjaan, pendidikan, dan wilayah tempat tinggal. Biasanya variabel pekerjaan dianggap sebagai
indikator terbaik, sehingga diberi bobot yang paling tinggi. Melalui indeks, dapat dilihat bahwa variabel
yang berbeda mungkin tidak berkaitan antara satu dengan yang lain, misalnya pendidikan seseorang
tidak selalu berkaitan erat dengan wilayah tempat tinggalnya.

Pengukuran komposit dapat dibuat dari skala penilaian umum dan mewakili skala yang
dijumlahkan. Skala yang dijumlahkan dibuat dengan cara menjumlahkan respons untuk setiap hal yang
membentuk ukuran komposit. Mengubah nilai respons menjadi skala sehingga berlawanan dengan nilai
aslinya disebut pengkodean terbalik. Misalnya, skala dari 1-5 dibalik jadi 1=5, 2=4, 3=3, 4=2, dan 5=1. Hal
ini dilakukan agar hal yang negatif dalam skala diberi skor ke arah yang sama dengan hal yang positif.

Ada tiga kriteria utama untuk mengevaluasi pengukuran yang akurat, yaitu reliabilitas, validitas,
dan sensitivitas. Reliabilitas adalah salah satu indikator konsistensi internal suatu pengukuran.
Konsistensi adalah hal yang paling penting berkaitan dengan reliabilitas. Suatu pengukuran dapat
diandalkan ketika upaya yang berbeda untuk mengukur sesuatu bertemu pada hasil yang sama.
Misalnya, ada ujian yang memiliki tiga bagian: 25 pertanyaan pilihan ganda, dua pertanyaan esai, dan
studi kasus. Jika seorang siswa menjawab 20 dari 25 pertanyaan pilihan ganda dengan benar, maka
dapat dikatakan bahwa ia memperoleh skor sebesar 80%, dan harapannya dia juga akan mendapat skor
sekitar 80% pada bagian esai dan studi kasus. Tes penelitian seorang profesor dapat diandalkan ketika
seorang siswa yang mendapat skor 80% pada tes pertama mendapat skor hampir 80% pada semua tes
berikutnya.

Konsistensi internal mewakili pengukuran yang homogen. Upaya untuk mengukur kepercayaan
mungkin memerlukan beberapa pertanyaan serupa tapi tak sama. Konsistensi internal dari pengukuran
beberapa item dapat diukur dengan cara menghubungkan skor pada himpunan bagian item yang
membentuk skala. Metode split-half untuk memeriksa reliabilitas dilakukan dengan mengambil
setengah item dari skala, contohnya item bernomor ganjil, dan memeriksanya terhadap hasil dari
setengah lainnya, yaitu item bernomor genap. Dua bagian skala harus menghasilkan skor yang sama dan
berkorelasi tinggi. Bagian dari split-half ditentukan melalui koefisien alfa.

Koefisien alfa adalah perkiraan yang paling umum diterapkan untuk reliabilitas skala beberapa
item. Koefisien mewakili konsistensi internal dengan menghitung rata-rata semua reliabilitas metode
split-half untuk skala beberapa item. Koefisien ini menunjukkan apakah item yang berbeda konvergen
atau tidak. Meskipun koefisien alfa tidak membahas validitas, banyak peneliti menggunakan sebagai
satu-satunya indikator kualitas skala.

Metode test-retest untuk menentukan reliabilitas melibatkan pemberian skala atau pengukuran
yang sama kepada responden yang sama pada dua waktu yang berbeda untuk menguji stabilitas. Jika
pengukuran stabil dari waktu ke waktu, tes yang dilakukan di bawah kondisi yang sama setiap kalinya
harus memperoleh hasil yang sama. Metode ini mewakili pengulangan pengukuran. Contohnya seorang
peneliti pada suatu waktu mencoba untuk mengukur niat membeli para konsumen dan hasilnya adalah
12% dari populasi bersedia untuk membeli suatu produk. Jika penelitian diulang beberapa minggu
kemudian di bawah kondisi yang sama dan memperoleh hasil bahwa 12% dari populasi bersedia untuk
membeli produk, hasil pengukuran tersebut dapat diandalkan. Korelasi stabilitas tinggi atau konsistensi
antara dua ukuran pada waktu yang berbeda menunjukkan keandalan yang tinggi.

Namum, metode ini dapat menimbulkan masalah yang berkepanjangan dalam suatu studi.
Pengukuran pertama dapat membuat responden sadar akan partisipasi mereka dalam sebuah penelitian
dan dapat mempengaruhi hasil pengukuran selanjutnya. Jika rentang waktu antar pengukuran panjang,
mungkin ada perubahan sikap, sehingga pengukuran tersebut dapat menunjukkan korelasi yang rendah
atau sedang antara pengukuran pertama dan kedua. Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan sikap
dari waktu ke waktu, bukan karena kurangnya keandalan dalam pengukuran itu sendiri.
Reliabilitas mewakili seberapa konsisten suatu pengukuran, dalam hal upaya yang berbeda
untuk mengukur sesuatu bertemu pada hasil yang sama. Sedangkan validitas mengukur keakuratan
suatu pengukuran atau sejauh mana skor mewakili suatu konsep. Pada kenyataannya, mencapai
validitas bukanlah hal yang sederhana karena ada banyak faktor yang menyebabkan hasil pengukuran
tersebut tidak akurat. Contohnya, pengukuran kinerja pekerjaan harus benar-benar mencerminkan
kinerja pekerjaan karena jika persahabatan supervisor mempengaruhi ukuran kinerja, maka validitas
pun berkurang. Begitu pula jika skala kinerja didefinisikan sebagai usaha, hasilnya mungkin merupakan
skala yang dapat diandalkan tetapi tidak benar-benar mencerminkan hasil kinerja, karena usaha
memang menghasilkan hasil kinerja, tetapi tidak semua usaha menyamai hasil kerja.

Anda mungkin juga menyukai