Anda di halaman 1dari 7

MEKANISME PEMERIKSAAN

MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS

Oleh :
RISBERT S. SOELEIMAN, SH., MH
MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS PUSAT

Dengan Tema
Penguatan Peran Dan Fungsi Majelis Pengawas Dan Majelis Kehormatan Notaris
Dalam Rangka Pengawasan Kepatuhan Dan Pembinaan Terhadap Notaris, Dalam
Mewujudkan Kepastian, Ketertiban Dan Perlindungan Hukum Yang PASTI

Disampaikan pada acara kegiatan


RAPAT KOORDINASI MAJELIS PENGAWAS NOTARIS
DAN MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS
DI BALI
2022
TATA CARA PEMERIKSAAN MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS

1. PENDAHULUAN
Alhamdulillah akhirnya dapat dilaksanakan Rapat Koordinasi Majelis Kehormatan Notaris dan
Majelis Pengawas Notaris yang berlangsung di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali mulai hari
Sabtu tanggal 23 Juli 2022 sampai dengan hari Selasa tanggal 26 Juli 2022.
Dengan dilakukannya Rapat Koordinasi yang bertemakan Penguatan Peran Dan Fungsi Majelis
Pengawas Dan Majelis Kehormatan Notaris Dalam Rangka Pengawasan Kepatuhan Dan Pembinaan
Terhadap Notaris Dalam Mewujudkan Kepastian, Ketertiban Dan Perlindungan Hukum Yang PASTI,
khusus untuk Majelis Kehormatan Notaris diatur dalam Pasal 66 dan 66A Undang-undang nomor 2 tahun
2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris maupun ketentuan
yang dimuat dalam peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor 17
Tahun 2021 tentang Tugas dan Fungsi, Syarat dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian, Struktur
Organisasi, Tata Kerja, dan Anggaran Majelis Kehormatan Notaris.
Dalam melaksanakan tugasnya Majelis Kehormatan Notaris menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Majelis Kehormatan Notaris maupun instansi lain di
luar Majelis Kehormatan Notaris sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing (pasal 34
Permen nomor 17/2021).
Majelis Kehormatan Notaris adalah suatu badan yang mempunyai kewenangan untuk
melaksanakan pembinaan Notaris dan kewajiban memberikan persetujuan atau penolakan untuk
kepentingan penyidikan dan proses peradilan, atas pengambilan fotokopi Minuta Akta dan pemanggilan
Notaris untuk hadir dalam pemeriksaan yang berkaitan dengan Akta atau Protokol Notaris yang berada
dalam penyimpanan Notaris.
Majelis Kehormatan Notaris dibedakan menjadi dua, yaitu Majelis Kehormatan Notaris Pusat yang
dibentuk oleh Menteri dan berkedudukan di ibukota Negara Republik Indonesia, dan Majelis Kehormatan
Notaris Wilayah, dibentuk oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri dan berkedudukan di ibukota Prouinsi.
Apabila kita kaitkan dengan Majelis Kehormatan Notaris Pusat dan Majelis Kehormatan Notaris
Wilayah, pengertian Majelis Kehormatan Notaris di atas merupakan gabungan dari keduanya.
Selain Majelis Kehormatan Notaris Pusat dan Majelis Kehormatan Notaris Wilayah, masih ada
organ (unit kerja) Majelis Kehormatan Notaris Wilayah, yaitu Majelis Pemeriksa yang dibentuk oleh
Ketua Majelis Kehormatan Notaris Wilayah dalam rangka Pemeriksaan terhadap Notaris, yang
beranggotakan sebanyak 3 (tiga) orang yang terdiri dari setiap unsur anggota. Majelis Kehormatan
Notaris Wilayah.
Majelis Pemeriksa adalah tim pemeriksa yang memiliki wewenang melakukan pemeriksaan yang
dibentuk oleh Majelis Kehormatan Notaris Wilayah.

2. TUGAS, FUNGSI, DAN KEWENANGAN


Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 17 Tahun 2021 merupakan peraturan
pelaksanaan dan Pasal 66 A Undang-Undang Jabatan Notaris, sedangkan institusi Majelis Kehormatan
Notaris (Wilayah) merupakan institusi yang melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 66 ayat (1) Undang-Undang yang sama.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini saya kutip kembali Pasal 66 disamping Pasal 66 A yang
berturut-turut berbunyi sebagai berikut:

Pasal 66
(1) Untuk kepentingan proses peradilan, penyidik, penuntut umum, atau hakim dengan persetujuan
majelis kehormatan Notaris berwenang:
a. mengambil fotokopi Minuta Akta dan/ atau surat-surat yang dilekatkan pada Minuta Akta atau
Protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris; dan
b. memanggil Notaris untuk hadir dalam pemeriksaan yang berkaitan dengan Akta atau Protokol
Notaris yang berada dalam penyimpanan Notaris.
(2) Pengambilan fotokopi Minuta Akta alau surat-surat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
dibuat berita acara penyerahan.
(3) Majelis kehormatan Notaris dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak
diterimanya surat permintaan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
memberikan jawaban menerima atau menolak permintaan persetujuan.
(4) Dalam hal majelis kehormatan Notaris tidak memberikan jawaban dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), majdis kehormatan Notaris dianggap menerima
permintaan persetujuan.

Pasal 66 A
(1) Dalam melaksanakan pembinaan, Menteri membentuk Majelis
Kehormatan Notaris.
(2) Majelis kehormatan Notaris berjumlah 7 (tujuh) orang, terdiri carts unsure :
a. Notaris sebanyak 3 (tiga) orang;
b. pemerintah sebanyak 2 (dua) orang; dan
c. ahli atau akademisi sebanyak 2 (dua) orang.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan fungsi, syarat dan Tata cara pengangkatan dan
pemberhentian, struktur organisasi, tats kerja, dan anggaran majelis kehormatan Notaris diatur
dengan Peraturan Menteri.
Berbeda dengan Majelis Pengawas Notaris yang terdiri dan Majelis Pengawas Pusat, Majelis
Pengawas Wilayah, don Majelis Pengawas Daerah, Majelis Kehormatan Notaris hanya terdiri dari
Majelis Kehormatan Notaris .Pusat dan Majelis Kehormatan Notaris Wilayah.
Dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, tugas, fungsi, dan kewenangan Majelis Kehormatan
Notaris diatur dalam Pasal 22 s/d Pasal 33. Antara tugas, fungsi, dan wewenang mempunyai keterkaitan yang
sedemikian erat antara yang satu dengan yang lain, berhubung dalam melaksanakan tugas diperlukan aktifitas
tertentu, yang untuk itu tersebut diperlukan kewenangan.
Berdasar ketentuan yang tercantum dalam Pasal 22 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
17 Tahun 2021, Majelis Kehormatan Notaris Pusat mempunyai tugas melaksanakan pembinaan kepada
Notaris dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Majelis Kehormatan Notaris Wilayah; dan majelis
Kehormatan Notaris wilayah yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Majelis Kehormatan Wilayah. Untuk
keperluan tersebut, Majelis Kehormatan Notaris Pusat dilengkapi fungsi pengawasan terhadap Majelis
Kehormatan Notaris Wilayah yaitu :
a. Melakukan sosialisasi dan pembekalan terhadap Notaris tentang tugas dan fungsi
majelis kehormatan Notaris dan;
b. Melakukan pengawasan dan monitoring terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Majelis Kehormatan Notaris
Wilayah.
Majelis Kehormatan Wilayah mempunyai tugas untuk :
a. melakukan pemeriksaan terhadap permohonan yang diajukan oleh penyidik,
penuntut umum, dan hakim dan
b. memberikan persetujuan atau penolakan terhadap permintaan persetujuan
pemanggilan fotokopi minuta akta dan pemanggilan Notaris untuk hadir dalam penyidikan, penuntutan,
dan proses peradilan.
Untuk keperluan di atas, Majelis Kehormatan Notaris Wilayah dilengkapi fungsi
melakukan pembinaan dalam rangka :
a. menjaga martabat dan kehormatan Notaris dalam menjalankan profesi
jabatannya; dan
b. memberikan perlindungan kepada Notaris terkait dengan kewajiban Notaris untuk
merahasiakan isi Akta.
Dari uraian di atas dapat kita fahami bahwa tugas dan fungsi Majelis Kehormatan Notaris Pusat melaksanakan
pembinaan kepada Notaris dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Majelis Kehormatan Notaris Wilayah
dan pembinaan kepada Majelis Kehormatan Notaris Wilayah yang berkaitan dengan Tugas dan Fungsi Majelis
Kehormatan Notaris Wilayah.

3. PROSEDUR ATAU TATA CARA PEMERIKSAAN NOTARIS


Prosedur atau tata cara Majelis Kehormatan Notaris Wilayah dalam melakukan Pemeriksaan Notaris
sehubungan dengan permintaan Penyidik, Penuntut Umum, dan Hakim dalam mengambil fotokopi atas minuta
akta dan/ atau surat-surat yang dilekatkan pada Minuta Akta atau Protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris,
dan memanggil Notaris untuk hadir dalam pemeriksaan.yang berkaitan dengan Akta atau Protokol Notaris
yang berada dalam penyimpanan Notaris untuk keperluan proses peradilan adalah sebagai berikut :
a. Ada permohonan persetujuan secara tertulis dan dalam bahasa Indonesia kepada Ketua Majelis
Kehormatan Notaris Wilayah sesuai dengan wilayah kerja Notaris yang bersangkutan untuk pengambilan
minuta akta atau protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris, dan pemanggilan Notaris untuk hadir
dalam pemeriksaan yang terkait dengan hal tersebut oleh Penyidik, Penuntut Umum, atau hakim, yang
tembusannya disampaikan kepada Notaris yang bersangkutan. Permohonan tersebut harus memuat paling
sedikit : nama dan alamat kantor Notaris; nomor akta dan/atau surat yang dilekatkan pada minuta akta
atau protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris; dan pokok perkara yang disangkakan.
b. Ketua Majelis Kehormatan Notaris Wilayah membentuk Majelis Pemeriksa yang beranggotakan
sebanyak 3 (tiga) orang yang terdiri dari setiap unsur anggota Majelis Kehormatan Notaris Wilayah,
dengan susunan 1 (satu) orang ketua merangkap anggota; dan 2 (dua) orang anggota dalam waktu paling
lambat 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan/ permintaan diterima. Dalam melakukan
pemeriksaan, majelis pemeriksa dibantu oleh 1 (satu) sekretaris;
c. Paling lambat 5 (lima) hari sebelum pemeriksaan dilakukan, Majelis Pemeriksa melakukan pemanggilan
melalui surat yang ditandatangani oleh Ketua Majelis Kehormatan Notaris Wilayah kepada Notaris
sehubungan dengan adanya permohonan penyidik, penuntut umum, atau hakim. Dalam keadaan
mendesak pemanggilan dapat dilakukan melalui faksimili dan/atau surat elektronik yang segera disusul
dengan surat pemanggilan. Atas panggilan tersebut Notaris wajib hadir sendiri. Apabila Notaris tidak
hadir setelah dipanggil secara sah dan patut sebanyak 2 (dua) kali berturut-turut, Majelis Pemeriksa dapat
mengambil keputusan terhadap permintaan penyidik, penuntut umum, atau hakim.
d. Majelis Pemeriksa wajib menolak memeriksa Notaris yang mempunyai hubungan perkawinan atau
hubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah dan/ atau ke atas tanpa pembatasan derajat, serta
dalam garis ke samping sampai dengan derajat ketiga Apabila terjadi keadaan demikian, Ketua Majelis
Kehormatan Notaris Wilayah menunjuk penggantinya;
e. Terhadap permintaan penyidik, penuntut umum, atau hakim terkait pengambilan fotokopi minuta akta
dan surat-surat yang dilekatkan pada minuta akta dan/ atau protokol Notaris dalant penyimpanan Notaris
dan pemanggilan Notaris, Majelis Pemeriksa berwenang memeriksa dan memberikan persetujuan atau
penolakan terhadap permintaan tersebut.
f. Majelis pemeriksa memberikan persetujuan atau penolakan setelah mendengar keterangan langsung dari
Notaris yang bersangkutan, baik secara hadir tatap muka ataupun secara virtual apabila suatu keadaan
memaksa yang hasilnya dituangkan dalam berita acara pemeriksaan.
g. Pemberian persetujuan kepada penyidik, penuntut umum, atau hakim untuk kepentingan proses
peradilan dalam pemanggilan Notaris, terbatas dalam hal:
1) Adanya dugaan tindak pidana berkaitan dengan minuta akta dan/ atau surat-
surat Notaris dalam penyimpanan Notaris;
2) Belum gugur hak menuntut berdasarkan ketentuan tentang daluwarsa dalam peraturan perundang-
undangan di bidang hukum pidana;
3) Adanya penyangkalan keabsahan tanda tangan dari salah satu pihak atau lebih;
4) Adanya dugaan pengurangan atau penambahan atas Minuta Akta; atau
5) Adanya dugaan Notaris melakukan pemunduran tanggal (antidatum).
h. Apabila Majelis Pemeriksa menyetujui permohonan penyidik, penuntut umum, atau hakim, Notaris
wajib menyerahkan fotokopi minuta akta dan/ atau surat-surat yang diperlukan kepada penyidik, penuntut
umum, atau hakim, yang untuk keperluan tersebut dibuat berita acara yang ditandatangani oleh Notaris
dan penyidik, penuntut umum, atau hakim dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi.
i. Ketua Majelis Kehormatan Notaris Wilayah wajib memberikan jawaban berupa persetujuan atau
penolakan terhadap permohonan di atas dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan. Apabila jangka waktu tersebut terlampaui, Majelis
Kehormatan Notaris Wilayah dianggap menerima permintaan persetujuan.
j. Majelis Pemeriksa melaporkan setiap hasil pemeriksaan kepada Ketua Majelis Kehormatan Notaris
Wilayah, dan selanjutnya Ketua Majelis Kehormatan Notaris Wilayah wajib mengirim laporan kepada
Ketua Majelis Kehormatan Notaris Pusat setiap bulan.

Dalam hubungannya dengan pemanggilan Notaris terdapat pengaturan yang relatif maju, di mana Majelis
Kehormatan Notaris Wilayah dapat mendampingi Notaris dalam proses pemeriksaan di hadapan penyidik.

Perlu kita ketahui dalam Pemanggilan saksi atau tersangka untuk kepentingan penyidikan diatur dalam Pasal
112 KUHAP tanpa adanya prosedur khusus, sedangkan Penyitaan surat atau bukti tulisan dari mereka yang
wajib menurut Undang-Undang merahasiakannya diatur dalam Pasal 43 KUHAP dan hanya dapat dilakukan
dengan izin Ketua Pengadilan Negeri setempat. Ketentuan dan tata cara penegakan hukum pidana terhadap
Notaris telah diatur secara khusus di dalam UU Jabatan Notaris, dan hubungan KUHAP dengan Undang-
Undang Jabatan Notaris dalam penegakan hukum Pidana terhadap Notaris merupakan hubungan Lex
Generalis (KUHAP) dan Lex Spesialis (Undang-undang Jabatan Notaris), sehingga KUHAP dapat diterapkan
sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang jabatan Notaris.

4. PASAL-PASAL TERKAIT NOTARIS DALAM TUNTUTAN PIDANA


Dalam menjalankan jabatannya Notaris berpotensi melakukan beberapa tindak pidana di antaranya :
1) Pemalsuan dokumen atau surat (pasal 263 dan pasal 264 KUHP).
Misalnya :
Notaris membuat akta padahal mengetahui syarat-syarat untuk membuat akta tersebut tidak dipenuhi.
Misalnya, dalam pembuatan perjanjian kredit antara bank dan nasabah. Notaris tetap membuat akta
perjanjian tersebut, meskipun tidak memenuhi syarat lantaran jaminannya bermasalah.
2) Menyuruh memasukkan keterangan palsu di dalam Akta Otentik (Pasal 266 KUHP)
Misalnya :
Membuat Akta Otentik yang memasukkan unsur keterangan palsu.
3) Turut serta melakukan tindakan Pidana (Pasal 55)
Misalnya :
Melakukan, menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan.
4) Penggelapan (Pasal 372 dan 374 KUHP).
Misalnya :
Membantu melakukan penggelapan pajak yang dibayarkan klien.
5) Pencucian uang (UU Nomor 8 tahun 2010, tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tidak Pidana
Pencucian Uang).
Misalnya :
Modusnya, pemilik uang melakukan pembelian saham yang kemudian dicatat dalam akta Notaris.
6) Menerima hadiah atau janji karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya
(Pasal 418 KUHP)
7) Memberikan keterangan Palsu dibawah sumpah (Pasal 242 KUHP)

5. PENUTUP
Peran Majelis Kehormatan Notaris Wilayah dalam mewujudkan kepastian hukum penting diketahui
oleh setiap Notaris, Majelis Kehormatan Notaris Wilayah dan Penyidik, agar hak dan kewajibannya dapat
dilaksanakan. Persetujuan Majelis Kehormatan Notaris Wilayah merupakan dasar pembenaran bagi Notaris
untuk membuka rahasia jabatan dan sebagai dasar kewenangan entitas peradilan untuk melakukan rangkaian
tindakan pro justisia terhadap notaris, karena berdasarkan Pasal 322 KUHP “Barang siapa yang sengaja
membuka rahasia yang wajib disimpan karena jabatan atau mata pencahariannya, baik yang sekarang
maupun dahulu, diancam dengan ancaman Pidana dengan penjara paling lama 9 bulan atau denda paling
banyak sembilan ribu rupiah”. Fakta yang ada Putusan Majelis Kehormatan Notaris Wilayah merupakan
Objek Tata Usaha Negara, sehingga Notaris atau penyidik termasuk pelapor memiliki hak untuk mengajukan
gugatan terhadap putusan Majelis Kehormatan Notaris Wilayah yang bertentangan dengan ketentuan yang
berlaku, melalui Pengadilan Tata Usaha Negara.

Kesadaran akan kurangnya ilmu pengetahuan maupun pengalaman, terutama namun tidak terbatas pada hal-
hal yang terkait dengan materi yang saya sampaikan dalam tulisan sederhana ini, oleh karena itu sudah pada
tempatnya saya berharap adanya berbagai macam masukan baik berupa kritik maupun saran dari para
peserta rapat koordinasi Majelis Kehormatan Notaris dan Majelis Pengawas Notaris. Semoga Allah swt
meridhoi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai