Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KINERJA PEGAWAI KEARSIPAN DALAM

MENGELOLA ARSIP DINAMIS INAKTIF DI DINAS ARSIP


DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN PURWOREJO
Elfri Annisa Ivaramulya*), Jazimatul Husna
Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak
Skripsi ini membahas mengenai “Analisis Kinerja Pegawai Kearsipan dalam Mengelola
Arsip Dinamis Inaktif di Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Purworejo”. Tujuan
diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja pegawai kearsipan
dalam mengelola arsip dinamis inaktif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan
data yang digunakan pada skripsi ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode
analisis data yaitu menggunakan reduksi data, model data, dan pengambilan
kesimpulan/verifikasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kinerja pegawai kearsipan
di Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Purworejo sudah sesuai dengan prosedur yang
ada dan cukup memuaskan, pegawai kearsipan memiliki kompetensi yang baik dibuktikan
dengan adanya prestasi yang diraih oleh arsiparis dan adanya motivasi dari sendiri atau dari
lingkungan untuk mendukung kegiatan dalam mengelola arsip inaktif. Kendala dalam
bekerja juga dihadapi oleh pegawai kearsipan dalam mengelola arsip inaktif seperti
terbatasnya jumlah Sumber Daya Manusia tidak sebanding dengan penumpukan arsip dan
adanya penambahan volume arsip dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terus
menerus.

Kata kunci: kinerja pegawai kearsipan; pengelolaan arsip dinamis inaktif

Abstract
[Title: Performance Analysis of Archive Employee in Managing Inactive Archives in the
Filling Service and Library at Purworejo District]. The focus of this Undergraduate thesis
discusses about "Performance Analysis of Archive Employee in Managing Inactive Archives
in the Filling Service and Library at Purworejo District ". The purpose of this research is to
find out how the archivist works in managing inactive archives. The method used in this
research is qualitative method with qualitative descriptive research type. Data collection
method used in this study are observation, interview and documentation. Data analysis
method is using data reduction, data model, and conclusion / verification.The results of this
study indicated that the performance of archivist in the Archive Office and Library at
Purworejo Regency is in accordance with the existing procedures and quite satisfying.
Archivist have an excellent competence which is proved by the achievements achieved by the
archivists and their own motivation or from the environment to support the activities in
managing inactive archives. Working constraints are also faced by archiving employees in
managing inactive records such as the limited number of Human Resources is not
proportional to the archive buildup, the addition of archival volumes from the Organization
of Regional Devices (OPD) is continuous.

Keywords: archive performance; inactive archives management

________________________________________
1)
Penulis Korespondensi
E-mail: ivaramulya01@gmail.com
1. Pendahuluan statis. Arsip dinamis adalah arsip yang
Di zaman era modern saat ini kebutuhan digunakan secara langsung dalam kegiatan
untuk pemenuhan kepuasan kerja sudah pencipta arsip dan disimpan selama jangka
semakin meningkat dalam ruang lingkup waktu tertentu (Barthos, 2015: 4). Arsip
lembaga ataupun organisasi. Oleh karena dinamis inaktif sendiri disimpan dan dikelola
itu,muncul banyak tuntutan-tuntutan salah oleh organisasi kearsipan yang disebut sebagai
satunya adalah totalitas dalam menjalankan unit kearsipan. Setiap daerah atau kabupaten
pencapaian tujuan dari suatu organisasi. memiliki unit kearsipan yang bertugas
Kinerja merupakan salah satu aspek yang mengelola arsip inaktif dan bertanggung
berkaitan dengan Sumber Daya Manusia jawab dalam penyelenggaraan pemerintahan
(SDM), dalam menunjang pencapaian tujuan daerah. Unit kearsipan yang bertugas
dari organisasi karena kinerja menjadi sebuah mengelola arsip dinamis di Kabupaten
landasan yang sebenarnya dalam suatu Purworejo adalah Dinas Arsip dan
organisasi, jika tidak didasari kinerja yang Perpustakaan Kabupaten Purworejo.
baik, maka tujuan organisasi tidak dapat Pengelolaan kearsipan merupakan tugas
tercapai (Hayati, 2010: 8). dan kewajiban bagi Dinas Arsip dan
Kinerja juga merupakan suatu potensi Perpustakaan Kabupaten Purworejo untuk
yang harus dimiliki oleh setiap pegawai untuk meningkatkan kinerja maupun kualitas
melaksanakan setiap tugas dan tanggung pengelolaan arsip pemerintah Kabupaten
jawab yang diberikan organisasi kepada Purworejo. Lembaga Kearsipan di Indonesia
pegawai tersebut. Untuk itu, dibutuhkan dalam melaksanakan proses pengelolaan arsip
evaluasi dalam penilaian kinerja yang harus mengikuti pedoman yang di tetapkan
dilaksanakan oleh pimpinan pada suatu oleh Arsip Nasional Republik Indonesia,
organisasi. Suatu organisasi dalam begitu juga di Dinas Arsip dan Perpustakaan
meningkatkan kinerja pegawai perlu adanya Kabupaten Purworejo.
pengembangan sumber daya manusia yang Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten
tepat dengan lingkungan kerja yang Purworejo merupakan instansi pemerintah
mendukung. yang mempunyai tugas mengelola arsip baik
Pentingnya kinerja pegawai juga dari Dinas Arsip sendiri maupun dari
dibutuhkan dalam bidang kearsipan. Arsip Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada
merupakan salah satu sumber informasi yang di Kabupaten Purworejo. Adapun
penting khususnya dalam kegiatan permasalahan yang muncul berdasarkan
administrasi karena arsip merupakan sumber pengamatan sementara adalah kinerja pegawai
dan pusat rekaman informasi dalamberbagai arsip yang belum optimal, banyaknya arsip
hal seperti melakukan kegiatan perencanaan, yang harus dikelola Dinas Arsip dan
perumusan kebijaksanaanpenganalisaan, Perpustakaan Kabupaten Purworejo tidak
pengambilan keputusan, pembuatan laporan, sebanding dengan pegawai yang bekerja di
penilaian, pengendalian dan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten
pertanggungjawaban dengan setepat-tepatnya Purworejo tersebut, adapun pengelolaan arsip
yang dibutuhkan dalam akses informasi di harus selesai sesuai jadwal yang telah
lembaga atau organisasi tersebut(Barthos, ditentukan, hal ini yang membuat beban kerja
2015: 6). Bidang kearsipan memiliki berbagai semakin berat yang dapat mengakibatkan
fungsi yaitu sebagai pusat ingatan, pusat kinerja pegawai yang tidak optimal.
informasi dan sumber sejarah yang Permasalahan yang lain dapat dilihat dari
memerlukan pengelolaan yang baik agar dapat banyaknya penumpukan arsip inaktif di depo
mamperlancar seluruh kegiatan dan proses arsip, penyimpanan yang belum diolah yang
pekerjaan organisasi yang berhasil dan dapat menyebabkan rusaknya bentuk fisik
bermanfaat. arsip inaktif.. Oleh karena itu penelitian ini
Salah satu kegiatan utama dari kearsipan bermaksud untuk menganalisis kinerja
yaitu melakukan penyimpanan informasi pegawai kearsipan dalam mengelola arsip
secara sistematis agar dapat terpelihara dengan dinamis inaktif dinamis di Dinas Arsip dan
baik dan mudah diketemukan ketika suatu saat Perpustakaan Kabupaten Purworejo.
nanti dibutuhkan. Untuk mempermudah
penemuan kembali arsip yang disimpan, maka 1.1 Kinerja Pegawai Kearsipan
diperlukan pengelolaan arsip yang baik agar Kinerja berasal dari kata performance.
suatu organisasi dapat memberikan kinerja Sebagaimana diungkapkan oleh Sinambela
dan pelayanan yang efektif. Arsip dibagi (2012: 5) bahwa istilah kerja berasal dari kata
menjadi dua yaitu arsip dinamis dan arsip job performance atau actual performance
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab suatu organisasi atau
lembaga yang diberikan kepadanya.
Untuk bidang kearsipan, tidak semua orang
yang mengelola arsip dapat dikatakan sebagai
arsiparis, terdapat berbagai syarat yang harus Gambar 1. : Indikator Kinerja. (Wibowo,
dipenuhi untuk menjadi seorang arsiparis. Manajemen Kinerja 2009: 101)
Seorang pengelola arsip yang tidak memenugi
Menurut skema diatas, kinerja ditentukan oleh
syarat-syarat sebagai seorang arsiparis maka
tujuan yang akan dicapai dan dalam
disebut sebagai pegawai kearsipan. Seorang
melakukan dan mencapai tujuannya untuk
pegawai arsip dapat diangkat menjadi
melakukannya diperlukan adanya motif.
arsiparis yang dipenuhi dengan berbagai
Tanpa ada dorongan motif untuk mencapai
syarat. Menteri Negara Pengdayagunaan
tujuan, kinerja tidak akan berjalan. Dengan
Aparatur Negara dalam Permenpan Nomor :
demikian, tujuan dan motif menjadi indikator
PER/3.M/PAN/3/2009 tentang Jabatan
utama dari kinerja (Wibowo, 2009: 101).
Fungsional Arsiparis dan Angka Kredit,
Namun, kinerja memerlukan adanya dukungan
membagi arsiparis menjadi dua golongan yaitu
sarana, kompetensi, peluang, standar dan
arsiparis tingkat ahli dan arsiparis tingkat
umpan balik. Hal tersebut dapat disebut
terampil. Arsiparis tingkat ahli adalah arsiparis
dengan tujuh indikator kinerja yang dapat
dengan kualifikasi profesional yang
dilihat dari penjelasan dibawah ini yaitu:
pelaksanaan tugas dan fungsinya
a. Tujuan
mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan
Tujuan merupakan keadaan yang lebih
dan teknologi di bidang pengelolaan arsip dan
baik yang ingin dicapai di masa yang
pembinaan kearsipan. Arsiparis tingkat
akan datang. Kinerja dari individu
trampil adalah arsiparis dengan kualifikasi
ataupun lembaga berhasil apabila dapat
teknis atau penunjang profesional yang
mencapai tujuan sesuai yang diinginkan.
pelaksanaan tugas dan fungsinya
b. Standar
mensyaratkan penguasaan pengetahuan teknis
Standar merupakan suatu ukuran apakah
di bidang pengelolaan arsip dan pembinaan
tujuan yang diinginkan dapat dicapai.
kearsipan.
Tanpa adanya standar, tidak dapat
Dalam instansi tertentu, selain arsiparis
diketahui kapan suatu tujuan dapat
terdapat pegawai arsip kontrak disebut juga
tercapai. Kinerja individu dikatakan
dengan Tenaga Harian Lepas (THL) yang
berhasil apabila mampu mencapai standar
mempunyai latar belakang dari kearsipan
yang ditentukan atau disepakati bersama
ataupun non kearsipan. Tenaga Harian Lepas
antara atasan dan bawahan. Implementasi
(THL) yang bekerja di instansi Dinas Arsip
standar dapat diterapkan dalam berbagai
dan Perpustakaan Purworejo di kontrak
organisasi.
selama minimal 1 tahun untuk bekerja sebagai
3. Umpan Balik
pelaksana kegiatan kearsipan salah satunya
Umpan balik merupakan masukan yang
merupakan pengelolaan arsip dinamis inaktif.
dipergunakan untuk mengukur
Menurut Wibowo terdapat tujuh indikator
kemampuan kinerja, standar kinerja dan
dari kinerja. Indikator kinerja dalam buku
pencapaian tujuan. Dengan adanya umpan
Wibowo dapat diterapkan ke dalam berbagai
balik dilakukan evaluasi terhadap kinerja
hal dan diterapkan ke masyarakat umum
dan sebagai hasilnya dapat dilakukan
(Wibowo, 2009: 100). Hal tersebut juga dapat
perbaikan kinerja.
diterapkan dalam bidang kearsipan. Dalam
4. Alat atau Sarana
skema tersebut dua indikator di antaranya
Alat atau sarana merupakan sumberdaya
mempunyai peran yang sangat penting, yaitu
yang dapat dipergunakan untuk
tujuan dan motif. Hal tersebut dapat dilihat
membantu menyelesaikan tujuan dengan
dari bagan dibawah ini:
sukses. Alat atau sarana merupakan faktor
penunjan untuk pencapaian tujuan. Tanpa
alat atau sarana, tugas pekerjaan spesifik
tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana
seharusnya. Tanpa alat tidak mungkin a. 10% arsip dinamis dipertahankan
dapat melakukan pekerjaan. karena memiliki nilai jangka panjang.
5. Kompetensi b. 25% arsip dinamis sebuah instansi atau
Kompetensi merupakan kemampuan yang perusahaan disimpan pada berkas aktif.
dimiliki oleh seseorang untuk c. 30% arsip dinamis disimpan pada
melaksanakan pekerjaan yang diberikan berkas arsip inaktif.
kepadanya dengan baik. Kompetensi d. 35% arsip dinamis sebuah instansi atau
memungkinkan seseorang mewujudkan perusahaan tidak berguna dan dapat
tugas yang berkaitan dengan pekerjaan dimusnahkan.
yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Dan 25% arsip dinamis sebuah instansi atau
6. Motif perusahaandianggap aktif. Arsip dinamis aktif
Motif merupakan alasan atau pendorong tersebut yang digunakan oleh lembaga atau
bagi seseorang untuk melaksanakan perusahaan untuk mengambil keputusan.
sesuatu. Menurut Arsip Nasional Republik Indonesia
7. Peluang (2002: 7) pengelolaan arsip adalah cara atau
Pekerja perlu mendapatkan kesempatan metode menerima, menyimpan,
untuk menunjukkan prestasi kerjanya. mengaktualisasikan dan menemukan kembali
Terdapat dua faktor yang arsip inaktif yang disimpan yang didasarkan
menyumbangkan paada adanya pada prinsip efektivitas, efesiensi dan
kekurangan kesempatan untuk keamanan, yang didukung oleh sumber daya
berprestasi, yaitu ketersediaan waktu dan manusia yang berkualitas, kelembagaan yang
kemampuan untuk memenuhi syarat. mantap, dan sarana serta prasarana yang
memadai. Di dalam siklus kearsipan, asip aktif
1.2 Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif. akan berubah menjadi arsip inaktif setelah
Definisi kearsipan menurut Undang- tidak lagi digunakan dalam hal kegiatan
undang Nomor 43 Tahun 2009: sehari, salah satu hal yang menjadi kriteria
“Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa arsip aktif berubah menjadi arsip inaktif
dalam berbagai bentuk dan media sesuai adalah pemakainnya, pemakaian tersebut
dengan perkembangan teknologi informasi dilihat dari penggunaannya yang kurang dari
dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh 10 kali dalam setahun. (Sulistyo-Basuki, 2013:
lembaga negara, pemerintahan daerah, 5.4).
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi Pengelolaan arsip dinamis inaktif perlu
politik, organisasi kemasyarakatan, dan dilaksanakan secara benar untuk mencapai
perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan tujuan penyimpanan arsip secara mudah dan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.” mengelola arsip sebagai pusat rujukan atau
Dalam kearsipan, arsip dibagi menjadi dua pusat referensi. Terkait dengan usaha
fungsi yaitu arsip dinamis dan arsip statis pencapaian tujuan pengelolaan arsip dinamis
(Barthos, 2015: 12). Arsip Dinamis inaktif tersebut, maka perlu diciptakan pusat
merupakan arsip yang digunakan secara arsip yang memiliki sasaran (ANRI, 2009:7) :
langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, 1. Pengurangan volume arsip organisasi dan
penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada implikasinya terjadi pengurangan biaya
umumnya, atau digunakan secara langsung ruang simpan, alat, dan sumber daya
dalam administrasi negara. Arsip Statis manusia.
adalah arsip yang tidak digunakan secara 2. Menciptakan kontrol yang tepat untuk
langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, menjamin aliran arsip dari tempat yang
penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada mahal ke tempat yang lebih murah.
umumnya, ataupun penyelenggaraan sehari- 3. Pembebasan ruangan kerja atau kantor
hari administrasi negara. Arsip dinamis terbagi dari tumpukan arsip.
lagi menjadi dua yaitu arsip aktif dan arsip 4. Penciptaan sistem penyimpanan dan
inaktif. Arsip memiliki satu siklus hidup yang penemuan kembali yang efektif dan
dibagi dalam lima fase utama, yaitu efesien.
penciptaan, distribusi, penggunaan, 5. Pengamanan arsip seluruh organisasi.
pemeliharaan, dan pemusnahan. Secara umum Mekanisme prosedur pengelolaan arsip
komponen arsip dinamis yang disimpan atau inaktif:
dimusnahkan adalah sebagai berikut (Sulistyo- 1. Identifikasi arsip inaktif tidak teratur
Basuki 2013: 5.2): 2. Pemilahan antara arsip dan non arsip
Pemilahan arsip yaitu memisahkan antara
arsip dengan non arsip. Non arsip tersebut
berupa: formulir dan blanko kosong, hanya dimaknai sebagai jenis data, tetapi juga
ordner dan sampul Bahan bahan tersebut berhubungan dengan analisis data. Menurut
dapat dimusnahkan. Moleong, (2004: 41) mendefinisikan
3. Melakukan rekonstruksi arsip yaitu metodologi kualitatif sebagai prosedur
kegiatan mengembalikan penataan arsip penelitian yang menghasilkan data deskriptif
sesuai dengan konteks penataan aslinya berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
4. Pemberkasan arip, yaitu penataan arsip orang dan perilaku yang dapat diamati dari
secara tidak teratur per lembar, melainkan nilai kinerja pegawai Kearsipan di Dinas Arsip
dalam bentuk kelompok atau berkas arsip. dan Perpustakaan Kabupaten Purworejo.
5. Arsip yang sudah diberkaskan dicatat
secara lengkap dalam kartu 2.2 Pemilihan Informan
deskripsi/kartu fisches yang memuat Penelitian ini menggunakan pendekatan
sekurang-kurangnya 5 (lima) hal antara kualitatif sehingga tidak menggunakan
lain: bentuk redaksi, uraian informasi populasi dan sampel karena subjek yang
arsip, kurun waktu arsip, tingkat keaslian, menjadi informannya relative lebih sedikit
bentuk luar meliputi jumlah, dan dibandingkan dengan penelitian
keterangan kondisi fisik arsip. Kegiatan kuantitatif.Informan adalah orang yang
ini disebut pendeskripsian arsip. memberi informasi tentang data yang
6. Manuver kartu deskripsi/kartu fisches dan diinginkan peneliti berkaitan dengan
fisik arsip dalam rangka penelitian yang sedang dilaksanakannya.
mengelompokkan arsip ke dalam urutan Untuk menentukan informan harus memiliki
kode klasifikasi arsip dan kurun waktunya kriteria tertentu yang dapat memperkuat
secara kronologis. alasan pemilihan seseorang menjadi subjek
7. Pembungkusan arsip, arsip yang telah di penelitian. Penelitian menggunakan metode
deskripsikan kemudian dibungkus purposive sampling dalam menentukan
menggunakan kertas pembungkus coklat informan. Purposive sampling merupakan
atau kertas kissing dan kemudian diikat teknik sampling yang digunakan oleh peneliti
menggunakan tali atau raffia. jika memiliki pertimbangan-pertimbangan
8. Penomoran definitive pada kartu tertentu dalam pengambilan sampelnya (Idrus,
deskripsi. 2009: 91-96).
9. Memberikan nomor pada sampul arsip
sesuai nomor pada kartu deskripsi. 2.3 Metode Pengumpulan Data
10. Penyusunan daftar arsip inaktif. Dalam penelitian ini peneliti
11. Untuk arsip inaktif teratur, dilakukan menggunakan pengumpulan data dengan
proses pengolahan sebagai berikut: teknik triangulasi. Metode pengumpulan data
12. Pemeriksaaan daftar berkas arsip yang triangulasi diartikan sebagai teknik
sudah memasuki masa inaktif berdasarkan pengumpulan data yang bersifat
jadwal retensi arsip menggabungkan dari berbagai teknik
13. Pengelompokkan arsip dan oenomoran pengumpulan data seperti menggabungkan
definitive arsip yang sudah memasuki observasi, wawancara serta dokumentasi
masa inaktif (Sugiyono, 2015: 241). Peneliti menggunakan
14. Penyusunan daftar arsip inaktif teknik pengambilan data yang berbeda-beda
Pengaturan fisik arsip merupakan kegiatan untuk mendapatkan data dari sumber data
menata arsip arsip inaktif meliputi langkah- yang sama. Peneliti menggunakan beberapa
langkah sebagai berikut: metode pengumpulan data, yaitu observasi,
a. Memasukkan arsip yang sudah bernomor wawancara, dan dokumentasi. Observasi yang
secara berurutan ke dalam boks arsip digunakan dalam penelitian ini adalah
b. Pemberian label pada boks arsip observasi non-partisipan yang menjadikan
c. Penataan boks arsip ke dalam rak-rak peneliti sebagai penonton terhadap kinerja
arsip secara lateral dimulai dari kiri atau kejadian yang menjadi topik penelitian.
bawah (Ezmir, 2012: 40). Observasi dilakukan di
Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten
2. Metode Penelitian Purworejo tepatnya di bagian depo arsip.
Selanjutnya wawancara merupakan
2.1 Desain dan Jenis Penelitian
percakapan yang dilakukan oleh pewawancara
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
yang mengajukan pertanyaan dan yang
metode penelitian kualitatif. Dalam literature
diwawancarai memberikan jawaban atas
metodologi penelitian, istilah kualitatif tidak
pertanyaan dengan maksud tertentu (Moleong,
2007: 135). Wawancara akan dilakukan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
kepada informan yaitu pegawai kearsipan Penyajian yang paling sering digunakan pada
yang bertugas dalam mengelola arsip inaktif. data kualitatif adalah bentuk teks naratif.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian
c. Pengambilan Kesimpulan/Verifikasi
ini adalah wawancara mendalam. Wawancara
mandalam bertujuan untuk mengumpulkan Langkah terakhir yang dilakukan dalam
suatu informasi yang kompleks dan sebagian analisis data adalah pengambilan
besar berisi pendapat, sikap, dan pengalaman kesimpulan/verifikasi. Kesimpulan dalam
pribadi (Sulistyo-Basuki, 2006) menjelaskan penelitian kualitatif merupakan temuan baru
bahwa sasaran wawancara mendalam ialah yang sebelumnya belum pernah ada, dapat
menyelenggarakan wawancara yang berupa deksripsi yang sebelumnya masih
memungkinkan para informan membahas remang-remang atau gelap sehingga setelah
secara mendalam sebuah subjek (Sulistyo- diteliti menjadi jelas. Setelah data dari
Basuki, 2006: 173). pegawai kearsipan diperoleh dan disajikan
Metode selanjutnya yaitu dokumentasi secara lengkap maka langkah terakhir adalah
Kegiatan dokumentasi dalam penelitian ini menyimpulkan informasi yang telah diperoleh
adalah pencatatan hasil observasi, merekam agar diperoleh kesimpulan tentang kinerja
dan mencatat hasil wawancara, dokumentasi pegawai kearsipan di Dinas Arsip dan
penelitian sebelumnya buku-buku, arsip dan Perpustakaan Kabupaten Purworejo.
sumber-sumber lain yang dapat menunjang
penelitian. Dari tahapan analisis di atas,
selanjutnya dapat disimpulkan secara untuk
menjawab permasalahan yang ada dalam
2.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data.
penelitian yaitu kinerja pegawai kearsipan di
Analisis data kualitatif merupakan
Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar Purworejo. Analisis yang dilakukan penulis
sehingga dapat ditemukan tema seperti yang berbentuk deskriptif analisis dengan
menggunakan teknik triangulasi yaitu
disarankan oleh data (Moeleong, 2007: 280).
menggabungkan berbagai teknik pengumpulan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
data melalui observasi, wawancara dan
tiga tahap analisis data yaitu:
dokumentasi berdasarkan sumber-sumber data
a. Reduksi Data yang dikumpulkan dan diurutkan ke dalam
bentuk narasi.
Mereduksi data berisi merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal- c. Hasil dan Pembahasan.
Hasil pengumpulan data yang dilakukan
hal yang penting, dicari tema dan polanya
peneliti disajikan dalam bentuk narasi. Pada
(Sugiyono, 2015: 247). Informasi yang telah
peneliti dapatkan dari pengelola arsip inaktif penelitian ini, informan dipilih untuk
di Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan kinerja pegawai dalam
Purworejo kemudian dirangkum, dipilih hal-
mengelola arsip dinamis inaktif di Dinas Arsip
hal yang pokok lalu difokuskan pada hal
dan Perpustakaan Kabupaten Purworejo.
penting yang berkaitan dengan kinerja
pegawai pengelola arsip inaktif. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan Tabel.1 Daftar Informan Penelitian.
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan No. Nama Informan Kedudukan
mempermudah peneliti untuk melakukan Informan
analisi data selanjutnya dan mencarinya bila 1. Haryanto, S.Sos Kepala Bidang
diperlukan. Kearsipan
b. Model Data (Data Display) 2. Tumijo, S.IP Kepala Subag
Keuangan dan
Model data adalah sekumpulan informasi yang Kepegawaian
tersusun yang dapat mendeskripsikan 3. Musriyatun, S,IP Arsiparis
kesimpulan dan pengambilan tindakan (Idrus, 4. Marcellinus Mega Pelaksana
2009: 151). Data yang disajikan merupakan A.Md
reduksi data hasil wawancara dengan para 5. Firman Widi S, Pelaksana
informan. Penyajian data ini berupa A.Md
sekumpulan informasi yang tersusun dan 6. Moch. Yazman A, Pelaksana
memberi kemungkinan adanya penarikan S.Pd
a. Standar Pegawai Kearsipan mengirim pegawai untuk memberikan
Standar sangatlah penting dalam menunjang pendidikan dan pelatihan yang
suatu kinerja agar hasil dan tujuan dari kinerja diselenggarakan oleh Provinsi ataupun ANRI.
pegawai kearsipan dapat tercapai dengan baik. Biasanya, Dinas Arsip dan Perpustakaan
Dari wawancara yang telah peneliti lakukan Kabupaten Purworejo berinisiatif untuk
dalam hal standar pegawai kearsipan, peneliti mencari info di situs Arsip Nasional Republik
membagi standar pegawai menjadi beberapa Indonesia (ANRI) dan mengajukan penawaran
kriteria yang mempengaruhi kinerja yaitu untuk memberikan pelatihan yang kaitannya
pengalaman dan dedikasi pegawai dalam dengan peningkatan Sumber Daya Manusia
mengelola arsip, latar belakang pendidikan supaya Dinas Arsip dan Perpustakaan
pegawai kearsipan, pengetahuan mengenai Kabupaten Purworejo bisa membuktikan diri
kegiatan pengelolaan arsip inaktif dan dengan memberikan pelatihan ini.
kegiatan lain selain mengelola arsip Sebagaimana yang dijelaskan oleh Wijaya
diantaranya mengikuti pelatihan kearsipan dan (1993: 104) syarat seorang pegawai kearsipan
membantu memberikan pelatihan kearsipan. salah satunya adalah memiliki pengetahuan
Dalam hal pengalaman bekerja sebagai khusus tentang kearsipan.
pegawai kearsipan, Berdasarkan keterangan b. Kompetensi Pegawai Kearsipan dalam
dari para informan, pegawai di Dinas Arsip Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif.
dan Perpustakaan Kabupaten Purworejo Kompetensi yang harus dimiliki oleh pegawai
memiliki pengalaman bekerja yang berbeda, kearsipan menurut Wijaya (1993: 104) adalah
untuk arsiparis sendiri bekerja di bidang memiliki keterampilan untuk melaksanakan
kearsipan lebih dari 10 tahun adapun teknik tata kearsipan yang sedang
pelaksana atau tenaga harian lepas kurang dari dijalankan.Pengetahuan Pegawai Kearsipan
5 tahun dalam mengelola arsip inaktif. Di Tentang Prosedur Pengelolaan Arsip. Dalam
bagian Kearsipan Dinas Arsip dan hal pengetahuan pegawai kearsipan tentang
Perpustakaan Kabupaten Purworejo, pengelola prosedur pengelolaan arsip Berdasarkan hasil
arsip inaktif dari Organisasi Perangkat Daerah pernyataan tentang pengetahuan prosedur
(OPD) di Kabupaten Purworejo dilakukan pengelolaan arsip inaktif yang ada di Dinas
oleh pelaksana atau Tenaga Harian Lepas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Purworejo
tetapi masih dalam pengawasan arsiparis di dapat disimpulkan bahwa para pegawai
Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten menjelaskan prosedur pengelolaan arsip
Purworejo. inaktif dengan lancar dan lugas. Dan
Selanjutnya dalam hal latar belakang selanjutnya mengenai kemampuan pegawai
pendidikan dua pegawai kearsipan di Dinas kearsipan dalam mendeskripsikan arsip. dapat
Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Purworejo disimpulkan bahwa para pegawai cukup
berlatar belakang pendidikan D3 kearsipan mampu dalam mengelola dan
dan dua pegawai lainnya berlatar belakang mendeskripsikan arsip.
dari non kearsipan. Mengenai pengetahuan c. Motivasi pegawai
tentang kegiatan kearsipan di Dinas Arsip dan Motivasi sangat dibutuhkan oleh pegawai
Perpustakaan Kabupaten Purworejo kearsipan guna meningkatkan kualitas kerja.
disimpulkan bahwa semua pegawai paham peneliti membagi menjadi motivasi dari diri
dan mengetahui sehingga dapat menyebutkan sendiri dan motivasi dari pimpinan. Semua
kegiatan pokok kearsipan yang ada di Dinas pegawai kearsipan di Dinas Arsip dan
Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Purworejo Perpustakaan Kabupaten Purworejo memiliki
yang meliputi pengelolaan arsip dari motivasi dalam bekerja dan mereka memiliki
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada kesadaran akan tanggung jawab terhadap
di Kabupaten Purworejo, pembinaan kearsipan pekerjaan yang harus diselesaikan. Motivasi
serta monitoring dan evaluasi terhadap selanjutnya merupakan motivasi dari
Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pimpinan, motivasi pimpinan berupa
Kecamatan, Kelurahan, SMP, SMA yang telah dukungan secara materi maupun dukungan
dibina, hal tersebut menunjukkan bahwa moral dinilai belum begitu optimal,
pegawai kearsipan memiliki pengetahuan dikarenakan motivasi diberikan hanya dalam
tentang kegiatan yang ada di bagian kearsipan waktu tertentu saja.
Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten d. Dukungan sarana dan prasarana
Purworejo. Dukungan sarana dan prasarana yang ada di
Pelatihan yang pernah diikuti pegawai Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten
kearsipan di Dinas Arsip dan Perpustakaan Purworejo cukup memadai. Jika ada sarana
Kabupaten Purworejo salah satunya yaitu dan prasarana yang masih kurang, instansi
akan melakukan pengadaaan. Karena sarana peralatan penduplikasian arsip. Selama ini
dan prasarana merupakan sumber daya yang hanya menggunakan manual seperti
dapat dipergunakan untuk menyelesaikan menggunakan alat photocopy. Selain itu
tujuan dengan sukses. belum adanya AC di ruang penyimpanan arsip
di depo arsip.
3.5 Kendala yang Dihadapi Pegawai
Kearsipan dalam Mengelola Arsip Dinamis 4. Simpulan
Inaktif. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
Dari berbagai faktor yang telah tentang kinerja pegawai kearsipan di Dinas
disebutkan sebelumnya yang mempengaruhi Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Purworejo
kinerja Pegawai Kearsipan di Dinas Arsip dan melalui indikator yang mempengaruhi kinerja
Perpustakaan Kabupaten Purworejo dalam pegawai kearsipan dalam mengelola arsip
melaksanakan kegiatan pengelolaan arsip inaktif yaitu terdiri dari standar pegawai
inaktif, maka ditemukan kendala yang kearsipan, kompetensi yang dimiliki pegawai
dihadapi pegawai kearsipan, yaitu sebagai kearsipan dalam mengelola arsip, motivasi
berikut: pegawai kearsipan dalam bekerja, serta
a. Jumlah SDM dukungan sarana dan prasarana yang
Jumlah SDM yang mengelola arsip inaktif di mendukung di Dinas Arsip dan Perpustakaan
Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Kabupaten Purworejo.
Purworejo hanya berjumlah 4 orang arsiparis Dalam hal tersebut, dapat disimpulkan
dan 3 orang tenaga harian atau tenaga kontrak bahwa standar kinerja pegawai kearsipan di
hal tersebut tidak sebanding dengan jumlah Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten
arsip yang cukup banyak sehingga pegawai Purworejo sudah cukup baik hal tersebut dapat
kearsipan akan kesulitan dan kewalahan dalam dinilai dari adanya pengalaman bekerja
mengelola arsip. Pengelolaan arsip inaktif dari pegawai kearsipan cukup baik dan memiliki
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dikelola standar yang dibutuhkan untuk mengelola
oleh Tenaga Harian Lepas. Tugas pegawai arsip yaitu melalui pengalaman dalam bekerja,
kearsipan yang tidak hanya mengelola arsip latar belakang pendidikan pegawai,
inaktif saja, tetapi juga harus melakukan pengetahuan tentang kegiatan kearsipan,
pembinaan dan kegiatan lainnya, maka bebam pelatihan yang pernah diikuti pegawai
kerja pegawai lebih berat. Pemberian kearsipan dan pembinaan yang dilakukan
reward/penghargaan yang diberikan oleh kepada OPD atau instansi.
kantor juga perlu ditingkatkan, karena belum Selanjutnya untuk kompetensi pegawai
sebanding dengan beban kinerja pegawai kearsipan dalam melakukan pengelolaan arsip
dalam menanganin arsip yang volumenya pegawai mengetahui betul dan dapat
semakin lama semakin meningkat. Demikian menjelaskan secara jelas tentang prosedur
juga resiko kesehatan yang harus dihadapi pengelolaan arsip dinamis inaktif di Dinas
dalam kegiatan pengelolaaan arsip. Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Purworejo
b. Dukungan Organisasi kemudian kemampuan pegawai dalam
Dukungan organisasi yang ada di Bagian mendeskripsikan arsip dinilai cukup baik oleh
Kearsipan di Dinas Arsip dan Perpustakaan kepala bidang kepegawaian.
Kabupaten Purworejo, terutama dukungan dari Pegawai kearsipan memiliki motivasi
pimpinan cukup mendukung. Tetapi ada hal untuk menyelamatkan arsip dan membuktikan
lain seperti tuntutan, target dan pembagian kepada masyakarat agar arsip tidak dipandang
waktu dengan pekerjaan lain diluar sebelah mata. Menjadikan arsip sebagai
pengelolaan arsip inaktif menyebabkan sumber sejarah mengusung adanya arsip
terhambatnya pengelolaan. tertulis mengenai Hari Jadi Kabupaten
c. Peningkatan Kompetensi Pegawai Purworejo. Para pegawai kearsipan memiliki
Kearsipan motivasi untuk mengabdi kepada masyarakat
Kurangnya upaya dari instansi dalam dan Negara dan menyadari bahwa adanya
peningkatan pengetahuan dan keterampilan tuntutan membuat mereka termotivasi dalam
pegawai kearsipan dalam mengelola arsip melakukan pekerjaan dengan senang hati.
inaktif, baik melalui pembinaan dan pelatihan, Adanya motivasi tersebut yang mendukung
serta bimbingan teknis dari instansi. kinerja pegawai kearsipan di Dinas Arsip dan
d. Sarana dan Prasana Perpustakaan Kabupaten Purworejo.
Adanya sarana dan prasarana yang belum Dukungan sarana dan prasarana yang ada
lengkap terkait dalam bidang pelayanan arsip di Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten
seperti belum tersedianya scanner sebagai Purworejo cukup memadai jika ada sarana dan
prasarana yang belum lengkap, instansi akan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten
mengajukan pengadaan untuk melengkapi Purworejo yaitu sebagai berikut:
sarana dan prasarana yang belum memadai. 1. Pimpinan di bidang kearsipan di Dinas
Kendala dalam bekerja juga dihadapi oleh Arsip dan Perpustakaan
pegawai kearsipan dalam mengelola arsip Purworejodiharapkan memahami
inaktif seperti terbatasnya jumlah Sumber
secara teknis prosedur dan teknik
Daya Manusia tidak sebanding dengan
penumpukan arsip, penambahan volume arsip pengelolaan arsip inaktif guna
dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan membantu dalam kelancaran kegiatan
belum lengkapnya sarana dan prasarana kearsipan khusunya dalam pengelolaan
seperti kurangnya media elektronik yaitu arsip inaktif.
Scanner sebagai media di bagian pelayanan 2. Perlu adanya pengawasan dan motivasi
arsip dan di depo arsip yang belum dilengkapi dari pimpinan dari Dinas Arsip dan
AC dan kendala selanjutnya adalah perlunya
Perpustakaan Kabupaten Purworejo
peningkatan kompetensi pegawai arsip
khususnya pegawai dari latar belakang non- yang harus diberikan kepada pegawai
arsip guna menunjang kinerja pegawai guna untuk memberikan semangat
kearsipan. dalam melakukan kegiatan pengelolaan
Setiap pegawai di Dinas Arsip dan arsip inaktif. Selain itu perlu adanya
Perpustakaan Kabupaten Purworejo akan perhatian dari pimpinan akan
dinilai pekerjaannya kemudian penilaian kebutuhan pegawai seperti sarana dan
dilanjutkan oleh badan atau instansi yang
prasarana yang dibutuhkan dan perlu
menaunginya. Untuk pegawai kearsipan di
Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten adanya penghargaan bagi pegawai yang
Purworejo penilaian kinerja dilakukan oleh bekerja dengan baik guna memberikan
Tim Penilai dari Pemerintah Daerah dorongan lebih dalam bekerja.
Purworejo. Penilaian kerja adalah suatu proses 3. Perlu adanya penambahan jumlah
penilaian secara sistematis yang dilakukan pegawai kearsipan baik fungsional
oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja
maupun tenaga kontrak yang ada di
pegawai dan perilaku kinerja Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang dilakukan berdasarkan Dinas Arsip dan Perpustakaan
sistem prestasi kerja dan sistem karier yang Kabupaten Purworejo guna
dititi kberatkan pada sistem prestasi kerja. meningkatkan kinerja dan kelancaran
Untuk non PNS penilaian dilakukan oleh tugas dalam pengelolaan arsip dinamis
Kepala Subag Kepegawaian dan Keuangan inaktif.
dan dilakukan penilaian secara individu, maka 4. Untuk lebih meningkatkan kompetensi
antara pegawai satu sama lain penilaian tidak
pegawai kearsipan khususnya pegawai
sama tergantung individualnya. Penilaian
yang diperlakukan sekarang ini adalah yang berlatar belakang non arsip di
penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang Dinas Arsip dan Perpustakaan
tidak hanya dibuktikan melalui prestasi saja Kabupaten Purworejo, salah satunya
tetapi penilaian dilakukan di luar hal lainnya dengan memberikan kesempatan untuk
misalkan pegawai yang harus mengikuti apel, ikut serta dalam kegiatan pelatihan dan
kedatangan atau keterlambatan sampai pembinaan kearsipan yang
penilaian atribut juga dilakukan penilaian.
diselenggarakan di tingkat Provinsi
4.1 Saran maupun tingkat Nasional yaitu dari
Dalam penelitian ini perlu adanya saran Arsip Nasional Republik Indonesia
yang disampaikan untuk Dinas Arsip dan (ANRI).
Perpustakaan Kabupaten Purworejo agar
kinerja pegawai kearsipan dalam hal Daftar Pustaka
mengelola arsip inaktif dapat berjalan secara
maksimal, maka penulis memberikan Arsip Nasional Republik Indonesia. 2009.
beberapa saran yang diharapkan dapat Modul Manajemen Arsip Inaktif.
diperhatikan dan dijadikan pertimbangan bagi Bahan Ajar Diklat Manajemen Arsip Dinamis.
Kepala Bidang Kearsipan, Kepala Subag Manajemen Arsip Inaktif. Jakarta:
Keuangan dan, dan pegawai kearsipan di Dirjen Dikti - ANRI,.2002
Barthos, Basir. 2015. Manajemen Kearsipan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Basuki, Sulistyo. 2013. Manajemen Arsip
Dinamis. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Ezmir. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan
Analisis Data. Jakarta: Rajawali
Press.
Hayati, Yayat. 2010. Perilaku Organisasi.
Bandung: Alfabeta.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian
Ilmu Sosial. Yogyakarta : Erlangga.
Moleong, Lexy. J. 2007. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Republik Indonesia. Undang-Undang RI
Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor: PER/3/M.PAN/3/2009 Tahun
2009 tentang Jabatan Fungsional
Arsiparis.
Sinambela, Litjan. P. 2012. Kinerja Pegawai:
Teori Pengukuran dan Implikasi.
Jakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai