Anda di halaman 1dari 7

SOAL KMB 2

A. Soal Prosedur Pemberian Insulin :


1. Sebutkan 12 benar pemberian insulin.

Jawab :

- Benar pasien

- benar obat

- benar dosis

- benar cara pemberian

- benar waktu

- benar dokumentasi

- benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien

- hak klien untuk menolak

- benar pengkajian

- benar evaluasi

- benar reaksi terhadap makanan

- benar reaksi terhadap obat lain

2. Bagaimana cara dan tahapan dalam melakukan penyuntikan insulin yang benar
Jawab :
 Tahap pra interaksi
1.    Mengkaji program/instruksi medik tentang rencana pemberian terapi injeksi insulin (Prinsip
6 benar : Nama klien, obat/jenis insulin, dosis, waktu, cara pemberian, dan pendokumentasian).
2.    Mengkaji cara kerja insulin yang akan diberikan, tujuan, waktu kerja, dan masa efek puncak
insulin, serta efek samping yang mungkin timbul.
3.    Mengkaji tanggal kadaluarsa insulin.
4.    Mengkaji adanya tanda dan gejala hipoglikemia atau alergi terhadap human insulin.
5.    Mengkaji riwayat medic dan riwayat alergi.
6.    Mengkaji keadekuatan jaringan adipose, amati apakah ada pengerasan atau penurunan
jumlah jaringan.
7.    Mengkaji tingkat pengetahuan klien prosedur dan tujuan pemberian terapi insulin.
8.    Mengkaji obat-obat yang digunakan waktu makan dan makanan yang telah dimakan klien.

 Tahap Orientasi
1.    Memberi salam pada pasien
2.    Menjelaskan kepada klien tentang persiapan dan tujuan prosedur pemberian injeksi insulin.
3.    Menutup sampiran (kalau perlu).

 Tahap Interaksi
1.    Mencuci tangan.
2.    Memakai handscoen bersih.
3.    Penyuntikan insulin

 Pemakaian spuit insulin


a.    Megambil vial insulin dan aspirasi sebanyak dosis yang diperlukan untuk klien (berdasarkan
daftar obat klien/instruksi medik).
b.    Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya terdapat kebiruan, inflamasi,
atau edema.
c.    Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan perawat sebelumnya.
d.    Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol/alcohol swab, dimulai dari bagian
tengah secara sirkuler ± 5 cm.
e.    Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus dan regangkan kulit pada
klien yang gemuk dengan tangan yang tidak dominan.
f.     Menyuntikkan insulin secara subcutandengan tangan yang dominan secara lembut dan
perlahan.
g.    Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage, hanya dilalukan penekanan pada
area penyuntikan dengan menggunakan kapas alkohol.
h.    Membuang spuit ke tempat yang telah ditentukan dalam keadaan jarum yang sudah
tertutup dengan tutupnya.

 Pemakaian Insulin Pen


a.    Memeriksa apakah Novolet berisi tipe insulin yang sesuai dengan kebutuhan.
b.    Mengganti jarum pada insulin pen dengan jarum yang baru.
c.    Memasang cap Novolet sehingga angka nol (0) terletak sejajar dengan indikator dosis.
d.    Memegang novolet secara horizontal dan menggerakkan insulin pen (bagian cap) sesuai
dosis yang telah ditentukan sehingga indicator dosis sejajar dengan jumlah dosis insulin yang
akan diberikan kepada klien.
Skala pada cap : 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18 unit (setiap rasa ”klik” yang dirasakan perawat
saat memutar cap Insulin Pen menandakan 2 unit insulin telah tersedia).
e.    Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya terdapat kebiruan, inflamasi,
atau edema.
f.     Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan perawat sebelumnya.
g.    Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol/alcohol swab, dimulai dari bagian
tengah secara sirkuler ± 5 cm.
h.    Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus dan regangkan kulit pada
klien yang gemuk dengan tangan yang tidak dominan.
i.      Menyuntikkan insulin secara subcutandengan tangan yang dominan secara lembut dan
perlahan. Ibu jari menekan bagian atas Insulin Pen sampai tidak terdengar lagi bunyi ‘klik’ dan
tinggi Insulin Pen sudah kembali seperti semula (tanda obat telah diberikan sesuai dengan
dosis).
j.      Tahan jarum Insulin pen selama 5-10 detik di dalam kulit klien sebelum dicabut supaya tidak
ada sisa obat yang terbuang.
k.    Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage, hanya dilalukan penekanan pada
area penyuntikan dengan menggunakan kapas alkohol.

 Tahap Terminasi
4.    Menjelaskan ke klien bahwa prosedur telah dilaksanakan
5.    Membereskan alat
6.    Cuci tangan

 Tahap Evaluasi
7.    Mengevaluasi respon klien terhadap medikasi yang diberikan 30 menit setelah injeksi insulin
dilakukan.
8.    Mengobservasi tanda dan gejala adanya efek samping pada klien.
9.    Menginspeksi tempat penyuntikan dan mengamati apakah terjadi pembengkakan atau
hematoma.

 Tahap Dokumentasi
10.  Mencatat respon klien setelah pemebrian injeksi insulin.
11.  Mencatat kondisi tempat tusukan injeksi insulin.
12.  Mencatat tanggal dan waktu pemberin injeksi insulin
3. Sebutkan lokasi untuk rotasi penyuntikan insulin dan sebelum memberikan insulin, pengkajian
apa saja yang harus dikumpulkan ?
Jawab :
Memilih lokasi suntikan.Periksa apakah dipermukaan kulitnya terdapat kebiruan,inflamasi atau
edema).
Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan perawat sebelumnya.
Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol/alcohol swab, dimulai dari bagian tengah
secara sirkuler ± 5 cm.
Mencubit kulit tempat penyuntikan pada pasien yang kurus dan regangkan kulit pada pasien
yang gemuk dengan tangan yang tidak dominan.
Menyuntikan insulin secara subcutan dengan tangan yang dominan secara lembut dan perlahan.
Ibu jari menekan bagian atas insulin pen sampai tidak terdengar lagi bunyi “klik” dan tinggi
insulin pen sudah kembali seperti semula (pertanda obat telah diberikan sesuai dengan dosis).
Tahan jarum insulin pen selama 5-10 detik didalam kulit pasien sebelum dicabut, supaya tidak
ada sisa obat yang terbuang.
Mencabut jarum dengan cepat,tidak boleh di massage hanya dilakukan penekanan pada area
penyuntikan dengan menggunakan kapas alcohol.

4. Apabila hasil pengkajian ditemukan kadar glukosa darah 400 mg/ , glukosuria, pasien mengeluh
lelah / lesu, haus terus, urin meningkat pasien. Anda melakukan kolaborasi dengan
memberikan insulin. Apakah diagnosis Keperawatan yang sesuai dengan intervensi yang anda
lakukan ?
Jawab : Hiperglikemia

B. Seorang perawat akan melaksanakan ‘Bladder Training’ pada pasien perempuan di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit X.
1. Apakah bladder training ?
Jawab :
 Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih
yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik
(potter & Perry, 2010)
 Bladder training merupakan salah satu terapi yang efektif di antara terapi
nonfarmakologi
2. Apa tujuan bladder training ?
Jawab :
 Terapi ini bertujuan memperpanjang interval berkemih yang normal dengan berbagai
teknik distraksi atau teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih dapat berkurang,
hanya 6-7 kali per hari atau 3-4 jam sekali. Melalui latihan, penderita diharapkan dapat
menahan sensasi berkemih. Latihan ini dilakukan pada pasien pasca bedah yang di
pasang kateter (Suharyanto,2008).
 Karon (2005) menyatakan tujuan dilakukan Bladder training yaitu Membantu anak
mendapat pola berkemih yang rutin, mengembangkan tonus otot kandung kemih,
memperpanjang interval waktu berkemih, meningkatkan kapasitas kandung kemih.
3. Apa indikasi Bladder training ?
Jawab : Menggunakan kateter yang lama
• Pasien yang mengalami inkontinensia urin
• Klien yang akan di lakukan pelepasan dower kateter
• Pada klien post operasi (Suharyanto, 2008)
• Orang yang mengalami masalah dalam hal perkemihan
• Klien dengan kesulitan memulai atau Menghentikan aliran urin
4. Jelaskan 3 jenis metode Bladder Training ?
Jawab :
1. Kegel exercises (latihan pengencangan atau penguatan otot-otot dasar panggul),
2. Delay urination (menunda berkemih), dan
3. Scheduled bathroom trips (jadwal berkemih) (Suhariyanto , 2008).
5. Apa masalah keperawatan yang paling tepat terkait bladder training!
Jawab : Gangguan mobilitas tubuh
C. Seorang pasien akan dilaksanakan irigasi kateter oleh perawat.
1. Apa irigasi kateter?
Jawab : merupakan tindakan membilas atau menyalurkan cairan secara berkelanjutan pada
bladder untuk mencegah pembentukan dan retensi clots darah yang terjadi setelah operasi
transurethral resection of the prostat (TURP).
2. Apa tujuan irigasi kateter?
Jawab : Untuk mempertahankan patensi kateter ureter
3. Apa tipe irigasi kateter?
Jawab : 1. Tipe irigasi sistem terbuka. 2. Tipe irigasi sistem tertutup
4. Apa prinsip pemasangan irigasi kateter dan tipe cairan drainase yang masuk?
Jawab : prinsip nya steril
5. Apa evaluasi yang perlu dilakukan pasca irigasi kateter?
Jawab :
a. Hitung jumlah cairan yg di gunakan untuk irigasi bladder kateter serta komposisi
jumlah cairan drainase.
b. Kaji karakteristik output : kekentalan, koma, warna, adanya bekuan.
c. Observasi kepatenan kateter
d. Observasi terjadinya rasa nyeri dan demam
e. Observasi urine untuk menentukan kekeruhan, konsentrasi dan bau
f. Tetapkan hasil termasuk kejadian
g. Cairan irigasi yg tidak masuk
h. Nyeri klien
i. Tanda-tanda demam dan menggigil
j. Peningkatan spasme bladder

D. Seorang pasien laki-laki berusia (35 tahun) dirawat di ruang penyakit dalam dengan Sirosis Hepatis.
Hasil pengkajian pasien mengalami muntah darah 5 menit yang lalu dengan jumlah ± 100 cc.
Tampak sisa darah dimulut pasien, kondisi pasien tampak lemah dan pucat, karena baru saja
muntah. TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 98x/mnt, RR 24x/mnt, suhu 36,5 C. Perawat akan
merencanakan Tindakan Bilas lambung.
1. Apakah yang dimaksud dengan bilas lambung
Jawab : Bilas lambung (gastric lavage) merupakan terapi yang umum dilakukan untuk kasus
keracunan, terutama pada daerah dengan fasilitas kesehatan terbatas. Walau demikian, bukti
ilmiah menunjukkan terapi ini tidak dianjurkan dan justru memiliki risiko komplikasi yang tinggi.
2. Sebutkan apa saja indikasi bilas lambung atau kondisi yang memerlukan bilas lambung
Jawab : 1. Pasien yang keracunan makanan atau obat tertentu. 2. Persiapan operasi lambung. 3.
Persiapan tindakan pemeriksaan lambung. 4. Gagal dengan terapi emesis. 5. Tidak ada refleks
muntah, 6. Pasien dalam keadaan sadar
3. Apakah cairan yang digunakan untuk bilas lambung pada kondisi diatas?
Jawab : Air hangat atau NaCl
4. Berapa jumlah cairan yang harus dimasukan ke lambung untuk melakukan bilas lambung?
Jawab : 50-75 ml
5. Apakah “air es” bisa digunakan untuk membilas lambung, sekaligus untuk menghentikan
perdarahan, dan sebutkan alasannya? Bisa, karena air es dapat membantu pembekuan darah
6. Kapankah tindakan bilas lambung dhentikan?
Jawab : Apabila keadaan air yang keluar sudah jernih

E. Seorang perempuan berusia 43 tahun dirawat di ruang bedah dengan post operasi kolostomi hari
ke-2. Hasil pengkajian tampak kantong kolostomi berisi feses, pasien tidak mau melihat kearah
kantong feses tersebut, keluarga mengatakan bingung nanti siapa yang akan mengganti kantong
kolostomi nya dan dan apakah yang harus dilakukan pasien setelah operasi.
1. Apakah yang disebut dengan kolostomi?
Jawab : Kolostomi adalah operasi pembuatan lubang diperut untuk mengeluarkan kotoran alias
feses.
2. Apakah nama potongan usus yang ditarik keatas permukaan abdomen tempat keluarnya feses?
Jawab : stoma
3. Apakah nama kumpulan orang yang memiliki lubang diatas permukaan perut tempat keluarnya
feses.
Jawab : ostomate
4. Pada saat akan mengganti kantong kolostomi, apa saja yang harus diobservasi oleh perawat?
Jawab : di lihat apakah ada iritasi atau tidak, ada luka baru atau tidak, ada rembesan atau tidak
di sekitar kantong,
5. Untuk memastikan bahwa lubang kantong kolostomi sesuai dengan diameter stoma pasien,
apakah yang harus dilakukan oleh perawat?
Jawab : ditempelkan pada dinding perut kemudian diukur kembali
6. Apakah Pendidikan Kesehatan untuk diet yang harus dijalankan oleh pasien dan makanan atau
minuman apa yang harus dihindari oleh pasien?
Jawab : - hindari makanan yang banyak mengandung gas seperti bawang, brokolidan hindari
juga minuman yang mengandung banyak gas seperti soda, alkohol
7. Bagaimana menurut anda kehidupan pasien setelah menjalani operasi kolostomi yang
permanen seumur hidupnya, apakah mereka bisa hidup normal? Jelaskan.
Jawab : Pasien bisa hidup normal apabila pasien merasa percaya diri dan bisa menerima
keadaannya.

Anda mungkin juga menyukai