Abstrak
Cagar budaya adalah daerah yang kelestarian hidup masyarakat dan peri kehidupannya dilindungi oleh
undang-undang dari bahaya kepunahan (Kemendikbud, 2016). Malang Raya adalah salah satu kota
tertua di Jawa Timur, Malang Raya sudah ada semenjak masa Kerajaan Kanjuruhan, karena hal tersebut,
Malang Raya memiliki banyak bangunan bersejarah, yang di antaranya termasuk ke dalam kategori
cagar budaya. Namun karena munculnya pandemi Covid 19 pada tahun 2020, hal tersebut menyebabkan
ditutupnya akses masyarakat untuk mengunjungi cagar budaya-cagar budaya yang ada di Malang Raya.
Berdasarkan masalah tersebut, pada penelitian ini akan dikembangkan aplikasi berbasis Android, yang
dapat menampilkan lingkungan cagar budaya-cagar budaya tersebut dalam bentuk Virtual Reality (VR).
Dengan adanya aplikasi ini masyarakat yang tidak bisa mengunjungi cagar budaya akan bisa merasakan
hal yang sama layaknya mengunjungi tempat tersebut secara langsung. Dilakukan dua jenis pengujian
pada aplikasi ini yaitu pengujian Black Box, dan pengujian usability. Pengujian Black Box digunakan
untuk menjamin bahwa fungsionalitas-fungsionalitas pada aplikasi dapat berjalan dengan baik dan
benar. Sedangkan pengujian usability digunakan untuk mencari tahu tingkat kemudahan dalam
penggunaan aplikasi ini nantinya. Pada pengujian Black Box, didapati seluruh test case pengujian
bernilai valid. Sedangkan untuk pengujian usability didapati skor rata-rata System Usability Testing
(SUS) sebesar 82 poin. Dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi ini mudah untuk digunakan oleh
pengguna.
Kata kunci: virtual reality, a-frame, cagar budaya, malang raya, android, scrum
Abstract
Cultural heritage is an area where the preservation of people's lives and their lives are protected by law
from the danger of extinction (Kemendikbud, 2016). Malang Raya is one of the oldest cities in East
Java, Malang Raya has existed since the Kanjuruhan Kingdom, because of this, Malang Raya has many
historical buildings, some of which are included in the category of cultural heritage. However, due to
the emergence of the Covid 19 pandemic in 2020, this has resulted in the closure of public access to
visit cultural heritages in Malang Raya. Based on these problems, in this study an Android-based
application will be developed, which can display these cultural heritage environments in the form of
Virtual Reality (VR). With this application, people who cannot visit the cultural heritage will be able to
feel the same thing as visiting the place in person. There are two types of testing on this application,
namely Black Box testing and usability testing. Black Box testing is used to ensure that the functionality
of the application can run properly and correctly. While usability testing is used to find out the level of
ease of use of this application later. In Black Box testing, it was found that all test cases were valid.
Meanwhile, for usability testing, the System Usability Testing (SUS) average score was 82 points. It can
be concluded that this application is easy to use by users.
Keywords: virtual reality, a-frame, cultural heritages, malang raya, android, scrum
Cagar budaya dibagi menjadi lima kategori, ponsel pintar di seluruh dunia, ditemukan bahwa
kategori tersebut antara lain yaitu benda, dari seluruh pengguna ponsel pintar di dunia,
bangunan, struktur, situs, dan Kawasan sekitar 73 persen sistem operasi yang digunakan
(Kemendikbud, 2020). Cagar budaya merupakan pada perangkat adalah Android (Statista, 2021).
aset penting bagi negara karena memiliki nilai Dengan terus bertambahnya pengguna Android
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, di dunia, maka penyebaran informasi melewati
pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan, perangkat bergerak akan semakin mudah.
sehingga keberadaannya perlu untuk Seiring dengan berjalannya waktu, Android juga
dilestarikan. semakin berkembang, sehingga bisa mendukung
Malang Raya merupakan salah satu wilayah fitur-fitur yang lebih maju daripada yang
tertua di Jawa Timur. Malang Raya sudah ada sebelumnya.
semenjak masa Kerajaan Kanjuruhan, karena hal Dewasa ini, teknologi Virtual Reality (VR)
tersebut, Malang Raya memiliki banyak sudah berkembang dengan pesat. Pada tahun
bangunan bersejarah, yang di antaranya 2018, sudah ada 171 juta pengguna aktif VR di
termasuk ke dalam kategori cagar budaya. seluruh dunia, dan jumlah tersebut akan terus
Namun, terlepas dari banyaknya bangunan cagar bertambah tiap tahunnya (Statista, 2021). VR
budaya di Malang Raya, di masa kini masyarakat dapat memberikan sebuah pengalaman yang
khususnya anak-anak remaja mulai kehilangan interaktif dan immersive, sehingga pengguna
rasa ketertarikan terhadap bangunan-bangunan dapat merasakan seakan-akan berada di tempat
cagar budaya yang ada di wilayahnya tersebut. Selain interaktif dan immersive, VR
(Hermawan, 2017) dalam (Alawi, et al., 2018). juga dapat merangsang imajinasi pengguna saat
Selain itu, menurut Kepala Seksi Bidang berada di dalam dunia VR (Burdea & Coiffet,
Promosi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 2003). Dan pada saat ini, VR sudah bisa
Kota Malang (2013) dalam (Wijaya, 2014), dinikmati oleh pengguna dengan mudah, kapan
masih ada masyarakat yang belum memiliki dan di mana saja melalui perangkat bergerak
kesadaran dan pengetahuan akan pentingnya yang dimiliki dengan memanfaatkan Application
cagar budaya dan nilai-nilai kebudayaan di Kota Programming Interface (API) WebVR (A-
Malang, hal-hal tersebut dapat mempengaruhi Frame, 2020).
kelestarian bangunan-bangunan cagar budaya di Metode pengembangan yang bersifat linear
Malang Raya. (hanya dijalankan sekali setiap tahapnya) sudah
Pada Bulan Juli 2021, tercatat sudah ada mulai ditinggalkan, selain karena metode-
hampir 3 juta kasus virus COVID-19 di metode tersebut memakan waktu yang lama
Indonesia yang sudah terkonfirmasi, dan dalam penyampaian produknya, metode-metode
540.000 di antaranya adalah kasus yang masih tersebut juga tidak fleksibel, karena tidak
aktif (Satgas Penanganan COVID-19, 2021). memperbolehkan adanya perubahan di tengah-
Dengan semakin bertambahnya kasus baru tengah proses pengembangan (Varhol, 2021).
setiap harinya, hal tersebut membuat pemerintah Metode pengembangan yang bersifat terus-
memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan menerus seperti Iterative dan Agile mulai
Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat untuk digunakan, karena kedua metode tersebut bisa
daerah Jawa dan Bali (CNN Indonesia, 2021). menyampaikan produk dengan lebih cepat dan
Dengan diberlakukannya PPKM darurat, maka bisa beradaptasi terhadap adanya perubahan-
aktivitas masyarakat di luar rumah menjadi perubahan di tengah proses pengembangan
dibatasi, tempat-tempat publik seperti tempat (ScrumAlliance, 2020).
wisata termasuk juga bangunan-bangunan cagar Berdasarkan latar belakang yang sudah
budaya yang menjadi tempat wisata sejarah juga diuraikan di atas, pada penelitian ini akan
merasakan dampaknya, karena masyarakat dikembangkan sebuah aplikasi perangkat
diwajibkan untuk tetap tinggal di rumah apabila bergerak sistem informasi cagar budaya dengan
tidak memiliki kegiatan yang cukup penting menggunakan metode pengembangan Scrum,
untuk menjadi alasan keluar rumah Scrum adalah cabang dari metode
Menurut situs web statista, pada Bulan pengembangan Agile yang paling populer
Agustus tahun 2021, sudah ada lebih dari 6 (ScrumAlliance, 2020). Aplikasi ini
miliar pengguna ponsel pintar di dunia (Statista, dikembangkan dengan tujuan untuk
2021). Selain itu, berdasarkan survei yang memfasilitasi masyarakat yang ingin
dilakukan dari Bulan Januari 2012 sampai mengunjungi cagar budaya-cagar budaya yang
dengan Bulan Juni 2021 terhadap para pengguna ada di Malang selama masa pandemi agar bisa
merasakan pengalaman seperti berada di lokasi ini merupakan komunitas VR yang terbesar (A-
tanpa harus mengunjungi lokasi sebenarnya Frame, 2020).
secara langsung. Selain itu diharapkan aplikasi
ini juga dapat mengedukasi masyarakat yang ada 2.4 Location Based Service
di dalam Malang Raya maupun di luar Malang Location-Based Services (LBS) adalah
Raya tentang bangunan cagar budaya-cagar aplikasi yang menyediakan layanan yang
budaya apa saja yang ada di Malang Raya, demi memanfaatkan lokasi geografis (Schiller &
melestarikan keberadaan bangunan-bangunan Voisard, 2004). Contoh dari aplikasi-aplikasi
cagar budaya tersebut. tersebut antara lain aplikasi penunjuk jalan
seperti Google Maps dan Waze, aplikasi layanan
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
antar jemput seperti Gojek dan Grab, aplikasi
untuk keadaan darurat seperti Aplikasi Panic
2.1 Virtual Reality
Button Bandung, dan sebagainya. LBS
Virtual Reality (VR) adalah sebuah memanfaatkan sensor GPS dari perangkat untuk
teknologi yang menggunakan head-mounted mendapatkan koordinat dari pengguna maupun
headsets dengan tampilan untuk menciptakan suatu lokasi tertentu. Kemudian koordinat yang
gambar-gambar, suara-suara, dan sensasi didapatkan dari sensor GPS akan diolah untuk
lainnya dengan nyata untuk menempatkan mendapatkan informasi tertentu sesuai dengan
pengguna ke dalam lingkungan virtual yang kebutuhan dari suatu aplikasi.
immersive. VR menciptakan dunia yang tidak
terbatas yang di dalamnya pengguna dapat 3. METODOLOGI PENELITIAN
berjalan-jalan dan berinteraksi menggunakan
tangan mereka, agar pengguna dapat merasa
bahwa mereka sedang dibawa ke tempat lain (A-
Frame, 2020).
2.2 Android
Android adalah sebuah sistem operasi pada
perangkat bergerak yang dikembangkan oleh
Google utamanya untuk digunakan pada
perangkat dengan layar sentuh, ponsel, dan
tablet. Desain dari android memberikan
pengguna kemampuan untuk menggunakan
perangkat mereka secara intuitif, menggunakan
gerakan jari yang sudah umum dilakukan seperti
gerakan mencubit, menggeser, dan mengetuk.
Google juga membuat Android dapat digunakan
pada televisi, mobil, dan juga jam tangan yang
memiliki tampilan antar muka yang unik pada
setiap jenis perangkat tersebut (Chen, 2021). Gambar 1. Alur Metodologi Penelitian
pustaka yang dipelajari pada tahap ini antara lain Pengambilan kesimpulan dan saran diambil
mengenai cagar budaya, Virtual Reality, A- berdasarkan hasil dari pengujian sehingga dapat
Frame, dan WebVR. diketahui inti dari dilakukannya penelitian ini.
Untuk mendefinisikan kebutuhan- Kesimpulan yang dihasilkan akan digunakan
kebutuhan dari sistem, pada penelitian ini untuk menjawab permasalahan yang sudah
dilakukan wawancara terhadap beberapa dirumuskan dalam penelitian ini.
responden. Responden dari wawancara ini
merupakan masyarakat umum yang bertempat 4. ANALISIS KEBUTUHAN
tinggal di Malang Raya. Setelah fungsionalitas-
fungsionalitas dari sistem sudah didefinisikan, 4.1 Deskripsi Umum Sistem
Langkah selanjutnya adalah menentukan durasi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dari sprint yang akan digunakan. Durasi sprint membangun sistem informasi cagar budaya
ditentukan berdasarkan kompleksitas dari Malang Raya dengan fitur tampilan VR dan
fungsionalitas-fungsionalitas sistem, umumnya lokasi terdekat. Aplikasi sistem informasi cagar
durasi sprint dilakukan selama dua minggu. budaya Malang Raya dikembangkan untuk
Setelah durasi dari sprint sudah ditentukan, maka membantu masyarakat agar bisa merasakan
backlog dari produk dibagi berdasarkan durasi sensasi berwisata ke cagar budaya secara virtual
tersebut, pembagian backlog didasarkan tanpa harus keluar dari rumah menuju ke lokasi
terhadap kompleksitas dan prioritas dari sebenarnya dari cagar budaya tersebut. Aplikasi
fungsionalitas-fungsionalitas yang ada di ini mencakup informasi-informasi seperti nama,
dalamnya. sejarah singkat, dan lokasi dari berbagai cagar
Untuk membangun tampilan VR dari setiap budaya-cagar budaya yang ada di Malang Raya.
cagar budaya, diperlukan foto panorama 360 Selain itu, dengan adanya aplikasi ini diharapkan
derajat dari lingkungan yang ada di setiap cagar masyarakat akan semakin tertarik untuk
budaya. Pada penelitian ini, foto panorama 360 mengunjungi cagar budaya-cagar budaya yang
derajat yang digunakan didapat dengan ada di Malang Raya ketika pandemi sudah
memanfaatkan aplikasi Google Street View, berakhir.
sehingga tidak diperlukan alat khusus seperti
kamera 360 derajat untuk mendapatkan foto 4.2 Identifikasi Aktor
panorama dari lingkungan cara budaya. Selain
dengan menggunakan Google Street View, foto Semua pihak yang terlibat dalam sistem
panorama dari lingkungan cagar budaya juga disebut dengan aktor. Setiap orang yang
bisa didapatkan dari Google Maps dengan melakukan interaksi secara langsung dengan
menggunakan aplikasi Street View Download sistem akan direpresentasikan oleh aktor. Aktor
360, hal tersebut legal untuk dilakukan selama yang terlibat dalam aplikasi sistem informasi
foto panorama tersebut tidak digunakan secara cagar budaya Malang Raya dapat dilihat pada
komersial. Tabel 1.
Setelah itu sistem yang telah dikembangkan
akan dievaluasi, metode pengujian Black Box Tabel 1 Daftar aktor dalam Sistem
dan Usability akan digunakan untuk menguji Aktor Deskripsi
sistem. Tahap ini memiliki tujuan untuk Pengguna Masyarakat yang bertempat
mengetahui apakah kebutuhan fungsional yang tinggal di Malang Raya (rumah/kos)
sudah didefinisikan sudah berjalan sesuai yang menggunakan layanan aplikasi
dengan harapan atau belum, dan juga untuk Sistem Informasi Cagar Budaya
Malang Raya.
mengetahui tingkat kemudahan pengoperasian
dari sistem.
4.3 Kebutuhan Fungsional
Setelah satu iterasi sprint telah dilakukan,
langkah selanjutnya adalah melakukan Kebutuhan fungsional adalah sebuah daftar
retrospeksi. Retrospeksi ini memiliki tujuan yang menggambarkan kemampuan dan layanan
untuk mengetahui hasil dan kesimpulan dari yang sistem sediakan untuk pengguna.
sprint telah dilakukan dengan melakukan Kebutuhan-kebutuhan fungsional pada aplikasi
evaluasi pada seluruh proses sprint yang sudah ini dibuat berdasarkan User Story yang sudah
dilakukan. Hasil dan kesimpulan yang didapatkan pada wawancara sebelumnya. Daftar
didapatkan akan dijadikan pertimbangan dalam kebutuhan fungsional dari aplikasi dapat dilihat
pelaksanaan iterasi selanjutnya pada Tabel 2.
diperlukan oleh sistem untuk menyimpan semua HTML juga digunakan untuk membuat tampilan
data yang digunakan dan diolah oleh sistem. VR karena pada penelitian ini framework
Perancangan basis data dilakukan untuk WebVR A-Frame digunakan untuk membuat
merancang semua komponen pada basis data tampilan VR dan framework tersebut berbasis
yang akan dijadikan referensi untuk web. Tabel 3 adalah contoh implementasi kode
diimplementasikan di tahap. Perancangan basis program untuk mengurutkan daftar cagar budaya
data yang dirancang pada penelitian ini berdasarkan lokasi terdekat dengan
mereferensi pada analisis yang sudah dilakukan menggunakan Bubble Sort.
sebelumnya. Perancangan basis data pada
penelitian ini dapat dilihat pada Entity Relational Tabel 3 Implementasi kode program untuk
Diagram (ERD) pada Gambar 5. mengurutkan daftar cagar budaya
MainActivity.java
1 // Urutkan jarak cagar
menggunakan Bubble Sort
2 CagarBudayaModel
cagarModelTemp;
3 for (int i = 0; i <
cagarBudayaModels.size(); i++)
{
4 for (int j = 1; j <
Gambar 5 Perancangan basis data aplikasi cagarBudayaModels.size() - i;
j++) {
5 if (cagarBudayaModels.get(j -
5.3 Sequence Diagram 1).getJarakDariUser() >
Sequence Diagram adalah diagram yang cagarBudayaModels.get(j).getJa
rakDariUser()) {
berfungsi untuk menjelaskan interaksi antar 6 cagarModelTemp =
objek. Sequence diagram menggambarkan cagarBudayaModels.get(j - 1);
urutan dari proses-proses yang terjadi di dalam 7 cagarBudayaModels.set(j - 1,
sistem agar tujuan dari kebutuhan fungsionalitas cagarBudayaModels.get(j));
8 cagarBudayaModels.set(j,
sistem dapat tercapai. Contoh dari Sequence cagarModelTemp);
diagram untuk melihat detail dari cagar budaya 9 }
yang dipilih dapat dilihat pada Gambar 6. 10 }
11 }
6. IMPLEMENTASI
budaya yang ada di Malang Raya. Pengguna mendapatkan skor rata-rata SUS sebesar 82 yang
dapat melihat jarak antara pengguna ke lokasi dapat disimpulkan bahwa aplikasi Sistem
cagar budaya dan juga jumlah dari berapa kali Informasi Cagar Budaya Malang Raya memiliki
cagar budaya dilihat oleh para pengguna. tingkat kemudahan di atas rata-rata.
Terdapat juga tombol filter di pojok kanan atas
apabila pengguna ingin mengurutkan daftar 8. KESIMPULAN
cagar berdasarkan nama, lokasi terdekat, atau Berdasarkan pada tahapan-tahapan yang
dilihat paling banyak. Apabila pengguna sudah dilakukan yaitu tahap analisis kebutuhan,
mengetuk salah satu cagar budaya dari daftar, perancangan, implementasi, dan pengujian,
pengguna akan dialihkan ke halaman detail dari maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
cagar budaya tersebut. Pada tahap analisis kebutuhan disimpulkan
bahwa aplikasi Sistem Informasi Cagar Budaya
6.3 Implementasi Antarmuka VR
Malang raya memiliki 12 kebutuhan fungsional
dan 1 kebutuhan non-fungsional.
Pada tahap perancangan terdapat 5
perancangan yaitu perancangan basis data,
sequence diagram, class diagram, perancangan
konten dan juga perancangan antarmuka.
Perancangan konten adalah perancangan yang
memuat konten-konten apa saja yang akan
Gambar 8 Implementasi antarmuka tampilan VR
ditampilkan pada tampilan VR nantinya.
cagar Pada tahap implementasi, seluruh hasil dari
tahap perancangan akan diimplementasikan
Pada Gambar 8 ditunjukkan implementasi dalam kode program untuk menghasilkan
antarmuka dari tampilan VR cagar budaya, aplikasi yang utuh dengan menggunakan
pengguna dapat mengakses tampilan VR setelah framework A-Frame ¬untuk membuat tampilan
pengguna memilih salah satu cagar budaya dan VR dan bahasa pemrograman Java dan XML
menekan tombol “Jelajahi dalam VR” pada untuk membuat tampilan dari aplikasi.
halaman detail cagar. Pada tampilan VR cagar Pada tahap pengujian, dilakukan 2 jenis
budaya, terdapat papan-papan navigasi untuk pengujian yaitu pengujian Black Box untuk
membawa pengguna menuju ke tampilan VR menguji validitas dari implementasi kebutuhan
yang lain yang ada pada cagar budaya tersebut. fungsional-fungsional sistem dan pengujian
usability dengan menggunakan metode SUS
7. PENGUJIAN untuk menguji seberapa mudah para pengguna
dapat menggunakan aplikasi. Pada pengujian
Pada tahap pengujian, akan dilakukan dua
Black Box, dari 21 test case yang sudah diuji,
jenis pengujian yaitu pengujian Black Box dan
semua test case memberikan hasil yang valid.
pengujian Usability. Pengujian Black Box
Pada pengujian usability aplikasi mendapatkan
digunakan untuk menguji validitas dari fungsi-
skor rata-rata SUS sebesar 82 yang dapat
fungsi yang ada pada sistem, sedangkan
disimpulkan bahwa aplikasi Sistem Informasi
pengujian Usability digunakan untuk menguji
Cagar Budaya Malang Raya memiliki tingkat
kemudahan dalam penggunaan sistem.
kemudahan di atas rata-rata.
7.1 Pengujian Black Box
9. DAFTAR PUSTAKA
Pengujian Black Box dilakukan untuk
Afida, R. M., Basuki, A. & Hakkun, R. Y., 2014.
menguji validitas dari fungsional-fungsional
3D Virtual Tour Situs Sejarah Candi Jago
yang sudah diimplementasikan ke dalam
Kabupaten Malang. Jurnal Informatika
aplikasi. Dari seluruh test case yang dilakukan,
dan Komputer PENS, 1(1).
didapati bahwa hasil dari seluruh test case
bernilai valid. Hasil dari pengujian Black Box A-Frame, 2020. Introduction.
sesuai dengan apa yang diharapkan. https://aframe.io/docs/master/introductio
n/#what-is-a-frame [Diakses 23
7.2 Pengujian Usability September 2020].
Pada pengujian usability aplikasi Alawi, M., Ramdani, F. & Pramono, D., 2018.