Anda di halaman 1dari 4

Ini cerita dan pengalaman saya sebagai kader gizi selama hampir tiga tahun, tidak ada

yang spesial hanya ingin berbagi kisah dan mengingatkan ibu-ibu agar tetap membawa
anaknya ke Posyandu hingga usia 5 tahun, mengapa bisa begitu boleh dehh dibaca sampai
tuntas. 

POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu)


Keberadaan Posyandu sampai saat ini tetap masih menjadi penting bagi masyarakat
khususnya di kawasan pedesaan dalam upaya mendukung tercapainya keluarga sadar gizi
(KADARZI). 

Menjadi Kader Gizi

Posyandu digerakkan oleh para kader yang terpilih dari wilayah atau daerah sendiri
yang sudah cukup terampil dan terlatih untuk melakukan kegiatan rutin di posyandu maupun
diluar hari kegiatan posyandu. 

Jadi para kader gizi bukanlah bidan yaa moms, karena saya pribadi sering disangka
bidan saat melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga untuk melakukan kejar timbang
yang biasanya dilakukan tiap 3 bulan sekali. 

Lucunya saya sering ditanya seputar masalah kesehatan seperti persalinan oleh warga
padahal bidang ilmu saya sendiri jauh dari ilmu kesehatan, basic ilmu saya sendiri adalah
teknik pwk , hehe jauh kan. Itulah kader dipilih secara acak oleh pihak yang berkepentingan
di kantor desa. 

Bisa dibilang pekerjaan sebagai kader gizi itu sangatlah sederhana karena kegiatan
posyandu itu sendiri dilaksanakan hanya sebulan sekali, pelatihannya juga hanya sekali
setahun, namun keberadaannya hingga saat ini menjadi berarti karena selain sebagai pemberi
informasi kesehatan bagi masyarakat juga sebagai penggerak dalam mengarahkan masyarakat
yang sedang hamil atau yang memiliki balita agar datang setiap bulannya ke posyandu untuk
pemeriksaan kesehatan. 

Biasanya setiap akan dilaksanakan kegiatan posyandu, sehari sebelum hari H maka
akan di informasikan kepada seluruh warga melalui pengeras suara dari mesjid-mesjid pada
malam harinya dan akan diinfokan kembali keesokan harinya. 

Tapi hal tersebut saat ini sudah sangat jarang dilakukan karena keberadaan media
komunikasi seperti WhattsApp lebih memudahkan penyampaian informasi kepada warga. 

Kegiatan Posyandu

Kegiatan posyandu diawali dengan mempersiapkan segala sesuatunya yang akan


digunakan seperti timbangan dacin dan sarungnya, ada juga timbangan digital, tikar/alat ukur
pertumbuhan bayi dan balita, buku registrasi dan buku pencatatan lainnya. 
Timbangan Dacin

Oo iya sudah pada tahu kan yang namanya timbangan dacin yaa moms, yaap kalau
saya bilang sih timbangan dacin itu timbangan khusus bayi yang belum bisa berdiri dengan
tegak di atas timbangan digital.

Kenapa dijaman modern seperti sekarang ini masih juga digunakan jenis timbangan
super berat dan jadul itu, jadi menurut penjelasan dari pihak Puskesmas timbangan dacin
masih digunakan hingga saat ini karena menurut WHO (World Health Organisation) standar
timbangan dacin merupakan timbangan yang paling akurat dan kalaupun ada kesalahan
penimbangan itu kecil sekali nilainya. 

Peserta Posyandu

Kemudian yang menjadi peserta posyandu disebut 'sasaran' dan yang menjadi sasaran
utama posyandu yaitu ibu hamil, bayi dan balita serta PUS untuk berkonsultasi biasanya
seputar masalah alat kontrasepsi.

Posyandu Kamboja I

Pelayanan
Pelayanan posyandu Bira-Bira kelurahan Bonto Sunggu Kecamatan Bissappu
menggunakan sistem 5 meja, yaitu meja 1 pendaftaran, meja 2 penimbangan, meja 3
pengisian KMS, meja 4 penyuluhan perorangan berdasarkan KMS, meja 5 pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan untuk pemberian imunisasi, pemberian
vitamin A, obat cacing, pembagian pil KB atau kondom, konsultasi KB, pemberian makanan
tambahan, pemeriksaan ibu hamil. 

Pelayanan yang diberikan diantaranya yaitu pemberian imunisasi bagi bayi dan balita
yang biasa dikenal dengan imunisasi dasar lengkap.

Merujuk dari Kementrian Kesehatan RI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
bahwa pemberian imunisasi sangat penting karena itu selain gratis juga mudah diperoleh
diberbagai pusat layanan kesehatan milik pemerintah salah satunya di Posyandu dan juga
jangan lupa untuk selalu membawa buku 'Pink' (Buku Kesehatan Ibu dan Anak) atau KMS
(Kartu Menuju Sehat) anak untuk ditandai petugas kesehatan setelah pemberian imunisasi.  

Penting bagi seorang ibu mengetahui imunisasi apa saja yang diberikan kepada
anaknya dimulai dari suntik HB-0 diberikan kepada bayi yang baru lahir atau usianya kurang
dari 24 jam, setelah itu dibulan berikutnya suntikan BCG, ada obat tetes oral POLIO I-II-III-
IV, DPT HB I-II-III yang pemberiannya bertahap setiap bulan.

Penyakit yang bisa dicegah dengan pemberian imunisasi pada anak diantaranay tuberkolosis
(TBC), hepatitis B, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak, rubella dan masih banyak lagi. 

Jenis imunisasi anak 

1. Imunisasi Hepatitis B (HB-O) untuk bayi yang usianya kurang dari 24 jam.
2. Imunisasi BCG, Polio 1 untuk anak 1 bulan. 
3. Imunisasi DPT-HB-Hib, Polio 2 untuk anak usia dua bulan
4. Imunisasi DPT-HB-Hib 2, Polio 3 untuk anak usia tiga bulan
5. Imunisasi DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV untuk anak usia empat bulan
6. Imunisasi Campak/MR untuk anak usia sembilan bulan
7. Imunisasi DPT-HB-Hib lanjutan dan MR lanjutan untuk anak usia 18 bulan
8. ImunisasiDT dan campak/MR untuk anak kelas 1 SD/madrasah dan sederajat
9. Imunisasi TD untuk anak kelas 2 SD/Madrasah dan sederajat
10. Imunisasi TD untuk anak kelas 5 SD/Madrasah dan sederajat

Selain pemberian imunisasi, juga sering diadakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
yaitu bubur kacang hijau, juga ada biskuit khusus pertumbuhan bagi balita kategori kurus.

Pemberian Vitamin A secara rutin di bulan Februari dan Agustus, dan juga pemberian
obat cacing sebagai salah satu cara mencegah stunting pada anak.

And the last but not least, sayangnya sebagian ibu banyak yang tidak pernah datang ke
posyandu lagi setelah imunisasi dasar anaknya sudah lengkap, padahal Posyandu itu bukan
hanya tempat untuk mendapatkan imunisasi, tetapi juga memonitoring pertumbuhan dan
perkembangan anak kita hingga usia 5 tahun. 

Alasan sebagian besar ibu tidak mau datang lagi ke posyandu membawa anaknya karena
sibuk atau bekerja. 

Alangkah baiknya bagi  ibu-ibu sesempatnya meluangkan waktu agar tetap rutin
membawa anaknya ke posyandu hingga usia 5 tahun, meski imunisasi dasarnya sudah
lengkap karena usia 5 tahun merupakan periode emas tumbuh kembang anak. 

Bila pertumbuhan anak tidak dipantau dikhawatirkan anak bisa saja mengalami gizi yang
buruk pada masa kritis tumbuh kembangnya. 

Demikian cerita saya menjadi kader gizi di kelurahan Bonto Sunggu.

Anda mungkin juga menyukai