Anda di halaman 1dari 6

Meningkatkan SDM Yang Baik Melalui Posyandu

A. Pendahuluan

Pada era globalisasi seperti sekarang ini kesehatan merupakan hal yang harus dijaga
dikarenakan pengobatan pada saat sakit terbilang mahal. Mencegah penyakit bukanlah perkara
yang sulit jika kita memiliki pengetahuan dalam hal tersebut. Kurangnya pengetahuan tersebut
merupakan salah satu penyebab dari permasalahan kesehatan ibu dan anak di Indonesia (Budioro
,2002).

Dilihat dari fakta yang ada, permasalahan kesehatan ibu dan anak di Indonesia mengalami
naik turun. Berdasarkan data yang dimiliki oleh WHO, Indonesia berada di peringkat ketiga tertinggi
untuk kematian ibu di Negara ASEAN. Selain itu berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SKDI) pada tahun 2012, angka kematian ibu meroket dari 228 pada 2007 menjadi 359
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Tidak hanya itu untuk masalah balita menurut
laporan Riskesdas ( Riset Kesehatan Dasar) 2013, kecendrungan setiap provinsi untuk balita kurang
gizi adalah 19,6 persen dan naik dari 18,4 persen.

Banyak upaya yang dilakukan pemerintah salah satunya yaitu adanya Posyandu. Menurut
Departemen Kesehatan RI, Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu merupakan bagian dari
pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah dimana sasarannya adalah
pembangunan kesehatan untuk mencapai keluarga kecil, bahagia dan sejahtera yang dilaksanakan
oleh keluarga, bersama masyarakat dengan bimbingan dari petugas kesehatan setempat
(Pamungkas, 2008). Posyandu merupakan pos terdepan dalam mendeteksi gangguan kesehatan
masyarakat terutama ibu dan anak. Pada masa orde baru, Posyandu dengan fungsi pelayanan
informasi kesehatan pada ibu dan anak sangat efektif yaitu dapat menurunkan angka kematian ibu
dan anak (AKB) di Indonesia yang tergolong sukses selama 5 tahun dapat menurunkan AKB sebesar
73 per 1000 kelahiran hidup, menjadi 58 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan fakta tersebut
Posyandu sebenarnya dapat menurunkan masalah kesehatan ibu dan anak salah satunya AKB.
Hanya saja pihak yang terkait belum menyadari potensi Posyandu sesungguhnya (Depkes, 1997).

Program posyandu dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat. Posyandu merupakan


salah satu wujud dalam peningkatan SDM ( Sumber Daya Manusia ) di Indonesia melalui pelayanan
kesehatan ibu dan anak. Oleh sebab itu Bhayangkari bekerjasama dengan Puskesmas dan
masyarakat setempat membentuk Posyandu Kamala yang ada di semua kepengurusan bhayangkari
cabang yang ada di wilayah kepengurusan bhayangkari daerah Kalimantan Barat, salah satunya yaitu
Posyandu Kamala XVI 6 yang ada di wilayah kepengurusan bhayangkari daerah Sambas Kalimantan
Barat.

B. Isi
Posyandu merupakan tulang punggung kesehatan ibu dan anak. Mengapa demikian? karena
pada Posyandulah ibu-ibu, anak-anak dan para kader bertemu saling berinteraksi. Pentingnya
Posyandu ini sehingga didirikanlah Posyandu Kamala XVI 6 yang dibentuk oleh kepengurusan
Bhayangkari Cabang Sambas yang diresmikan pada bulan Juli tahun 2005 yang berlokasi di Villa
Bhayangkara di rumah salah satu kader Posyandu. Posyandu Kamala XVI 6 memiliki 5 kader yang
merupakan terdiri dari Bhayangkari, Warakauri, dan masyarakat setempat. Kegiatan pembinaan
atau pengawasan ini dilaksanakan oleh Bhayangkari dengan pembinaan teknis medis dibantu oleh
Puskesmas terdekat.
Seperti pada Posyandu lainnya, Posyandu Kamala XVI 6 juga melakukan beberapa kegiatan
rutin, yaitu pemberian imunisasi seperti pada table dibawah ini.

Jenis Imunisasi Umur


HbO 12 jam setelah kelahiran
Bcg 3 bulan
Polio 1 Sebelum kelahiran
Polio 2 2 bulan
Polio 3 4 bulan
Polio 4 6 bulan
Campak 9 bulan dan 24 bulan
Vitamin A Biru 6-11 bulan
( setiap bulan Februari dan Agustus )
Vitamin A Merah 12-56 bulan
( setiap bulan Februari dan Agustus )
Vaksin Pentavalen ( Dpt-Hb-H1b ) 4 kali pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dan
18 bulan.

Imunisasi merupakan hal penting bagi kesehatan anak. Imunisasi bertujuan untuk meningkatkan
pembentukan antibody dalam memperkuat kerja system imun tubuh anak saat melawan pathogen
( kuman, bakteri, jamur, virus, dan lainnya) penyebab penyakit berbahaya. Imunisasi dilakukan
dengan menyuntikkan versi jinak dari virus atau bakteri penyakit yang sudah dilemahkan. Tubuh
anak kemudian mendeteksi kedatangannya sebagai ancaman dan memicu system imun untuk
memproduksi antibodi yang nantinya bertugas untuk melawan penyakit. Selain dari kegiatan
pemberian imunisasi diatas, setiap bulannya juga diberikan makanan bergizi baik untuk bayi yaitu
berupa bubur kacang hijau, telur rebus dan bubur nasi ayam.

Adanya Posyandu Kamala XVI 6 membuat sebagian masyarakat khususnya ibu dan anak
peduli akan pentingnya kesehatan sehingga lebih baik untuk melakukan pencegahan terlebih dahulu
melalui Posyandu. Tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada masyarakat yang belum sadar
pentingnya Posyandu dan masih banyak anak yang tidak menerima imunisasi, dilihat dari kehadiran
dengan target 50 ibu dan anak yang berkunjung ke Posyandu hanya terdapat sekitar 30 ibu dan anak
setiap bulannya. Berdasarkan Riset Kesehatan Dsar (Riskesdas) tahun 2013 ada beberapa alasan
yang membuat anak tidak menerima imunisasi. Prof.Dr.dr. Nila Djuwita Farid Moeloek, Sp.M(K),
selaku Menteri Kesehatan RI, menuturkan cukup banyak orangtua yang takut akan mitos imunisasi
menyebabkan autism dan membuat anak jadi gampang sakit sehingga tidak mengizinkan anaknya
divaksin. Tidak sedikit juga orangtua yang meragukan kehalalan kandungan vaksin sehingga enggan
mendapatkannya untuk anak.
Selain faktor tersebut salah satu faktor lainnya yaitu kurangnya minat masyarakat
khususnya ibu dan anak untuk berkunjung ke Posyandu. Sehingga dapat diketahui bahwa pemberian
imunisasi dan makanan bergizi tidak cukup untuk menarik minat masyarakat ikut serta dalam
kegiatan Posyandu tersebut. Sehingga perlu adanya gagasan atau inovasi baru yang dapat menarik
minat ibu dan anak untuk datang ke Posyandu. Sebelum melakukan beberapa kegiatan baru untuk
menarik minat masyarakat terlebih dahulu harus dimulai dari kader-kader yang bertugas dalam
Posyandu tersebut, seperti pemberian seminar kesehatan atau seminar tentang Posyandu sehingga
kader-kader Posyandu memiliki wawasan yang lebih yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan yang nantinya akan dibagikan ke masyarakat yang kurang memahami tentang
kesehatan dan pentingnya Posyandu. Selain itu perlu adanya penyegaran kader dengan
dilakukannya Jambore Kader Posyandu antar Posyandu Kamala lainnya sehingga para kader
memiliki daya saing yang akan berlomba-lomba berusaha menemukan gagasan atau inovasi baru
untuk kegiatan Posyandu agar menarik minat masyarakat yang berkunjung.
Para kader-kader Posyandu Kamala XVI 6 menemukan beberapa inovasi yang dapat
direalisasikan untuk menarik minat masyarakat dalam berkunjung ke Posyandu demi terciptanya
SDM yang baik melalui kesehatan ibu dan anak. Salah satu inovasi atau gagasan tersebut yaitu
diadakannya konseling pada setiap pertemuan dalam kegiatan Posyandu, sehingga ibu yang hadir
membawa anaknya dapat melakukan konseling kesehatan pribadi seperti priksa kandungan atau
tentang kesehatan anaknya. Kegiatan konseling ini akan dibantu atau berkerjasama dengan petugas
kesehatan Puskesmas setempat. Banyak sebagian masyarakat yang masih enggan untuk melakukan
konseling ke Rumah Sakit ataupun Dokter Praktek dikarenakan biaya yang cukup mahal. Sehingga
dengan adanya konseling kesehatan yang diadakan Posyandu Kamala XVI 6 akan membantu
masyarakat yang ingin melakukan pemeriksaan atau konseling tentang kesehatannya tanpa
dipungut biaya, dengan begitu berarti masyarakat memiliki tujuan baru yaitu tidak hanya imunisasi
anak tetapi juga dapat melakukan konseling kesehatan.
Selain diadakannya konseling kesehatan, juga akan diadakannya pemberian penghargaan
kepada ibu atau anak yang aktif datang ke Posyandu. Penghargaan tersebut akan diberikan setiap
tahunnya untuk menarik minat masyarakat agar selalu aktif dalam kegiatan Posyandu. Sehingga
akan menumbuhkan rasa ketertarikan ibu dan anak untuk datang ke Posyandu setiap bulannya.
Kegiatan tahunan salah satunya juga diadakannya lomba bayi sehat yang diadakan untuk para bayi
yang selalu berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu setiap bulannya. Jadi kegiatan-kegiatan baru
tersebut diharapkan dapat menimbulkan minat masyarakat untuk datang ke Posyandu sehingga
target kehadiran ibu dan anak berkunjung ke Posyandu dapat terpenuhi. Hal tersebut akan
memberikan dampak baik dengan meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta merupakan salah
satu upaya yang dapat menurunkan angka kematian ibu dan anak di Indonesia.

C. Kesimpulan
1. Posyandu merupakan salah satu wujud dalam peningkatan SDM ( Sumber Daya Manusia ) di
Indonesia melalui pelayanan kesehatan ibu dan anak.
2. Beberapa kegiatan dalam meningkatkan minat masyarakat pada Posyandu yaitu diadakannya
konseling kesehatan pada setiap bulan kegiatan Posyandu, diadakannya pemberian
penghargaan setiap tahunnya kepada ibu dan anak yang aktif dalam kegiatan Posyandu, dan
adanya lomba bayi sehat.
3. Menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan dengan menarik minat masyarakat
melakukan kegiatan positif seperti pencegahan, salah satunya melalui kesehatan ibu dan anak
dengan berkunjung ke Posyandu.
4. Posyandu merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi angka
kematian ibu dan anak di Indonesia.
Daftar Pustaka

1. Budioro, B. 2002.Pengantar Kesehatan Masyarakat. Semarang : UNDIP.


2. Bhayangkari Pengurus Pusat. 2001. Buku Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan
Pos KB Kesehatan terpadu Bhayangkari. Jakarta.
3. Departemen Kesehatan RI. 1986. Posyandu. Jawa Tengah : Pusat Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat. Jawa Tengah.
4. Pamungkas L. 2008. Hubungan Antara Faktor Pengetahuan, Sikap dan Kepercayaan
dengan Perilaku Ibu Berkunjung Ke Posyandu III Kelurahan
Grabag Kecamatan Kabupaten Magelang. Jurnal
Posyandu.
5. Wibisana W. Pedoman Menejemen Peran Serta Masyarakat. Jakarta : Depkes RI, 1997.

Anda mungkin juga menyukai