DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK VI
Regina Jomilena.,S.Kep
Louis Brabar.,S.Kep
Matheus Rum.,S.Kep
Anita Wafumilena.,S.Kep
Resky Mambala,S.Kep
Selvia Mokay.,S.Kep
Natalia Sayow.,S.Kep
Inna Rumanfan.,S.Kep
Pithein Tanawani.,S.Kep
Amelia Manggaprow.,S.Kep
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
pertolongan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktik stase
manajemen keperawatan di ruang Ranap II Santa Maria Rumah Sakit Dian
Harapan Jayapura
Dalam Praktek Ners di Ruang Ranap II Santa Maria tanggal 19 Juli 2021
sampai tanggal 31 Juli 2021 dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dari
beberapa pihak diantaranya:
Dalam menyusun laporan praktek Manajemen Keperawatan ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu kami kelompok sangat mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun.
Kelompok VI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………….................................................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..ii
DAFTAR BAGAN…………………………………………………………….iii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………..iv
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1. Pengertian 5
BAB III
1. Instrumen A 122
2. Instrumen B 127
3. Instrumen C 131
BAB IV
133
4.4. POA
143
BAB V
148
6.1. Kesimpulan
152
6.2. Saran
152
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR BAGAN
DAFTAR TABEL
Tabel. 9. Daftar Nama Tenaga Perawat Yang Ada Ruang Ranap II Sta. Maria
78
Tabel. 14. Alat Mesin Di Ruang Ranap II Santa Maria Rumah Sakit Dian
Harapan 90
Tabel. 15. Kajian Planning Diruang Ranap II Santa Maria Pada Bulan Juli 2021
96
Tabel. 16. Kajian Organizing Diruang Ranap II Santa Maria Pada Bulan Juli
2021 100
Tabel. 18. Kajian Data Pelaksanaan Tugas Ketua Tim Di Ruang Ranap II
103
Tabel. 30. Hasil kajian data instrumen A diruang Ranap II Santa Maria RSDH
124
Tabel. 34. Kajian SOP 5 Moment Mencuci Tangan Di Ruang II Santa Maria
131
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit Dian Harapan adalah rumah sakit tipe C dengan kriteria
lulus tingkat paripurna dengan nomor: KARS-SERT/952/XII/2017, yang
merupakan rumah sakit dibawah pemilikan Yayasan Dian Harapan, yang
mempunyai visi menghadirkan cinta kasih dalam bentuk pelayanan kesehatan
bagi masyarakat yang kekurangan dan menderita, sehingga mereka sebagai
pewaris kerajaan Allah dapat menegakkan dan mengamalkan cinta kasih dan
meneruskan karyanya. Sedangkan misinya adalah menjadi Rumah Sakit Dian
Harapan sebagai rumah sakit yang mandiri berkualitas dalam memberikan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat sekitar Jayapura dan Papua pada
umumnya. Rumah sakit Dian Harapan melayani fasilitas rawat jalan dan rawat
inap. Diantaranya adalah Ruang Rawat Inap II Santa Maria.
2. Tujuan khusus
1. Mahasiswa
a. Mengetahui dari proses manajemen keperawatan di ruang Santa Maria
II.
b. Mengaplikasikan teori manajemen keperawatan yang di dapatkan pada
lahan praktek.
2. Program studi ilmu keperawatan
a. M enghasilkan mahasiswa yang terdidik dalam manajemen keperawatan.
b. Sebagai evaluasi keberhasilan dari proses manajemen keperawatan yang
dilakukan selama stase manajemen.
3. Rumah Sakit Dian Harapan
a. Memberikan masukan bagi rumah sakit untuk meningkatkan manajemen
keperawatan.
b. Memberikan masukan bagi Ruang Santa Maria Rawat Inap II dalam
proses manajemen keperawatan.
4. Masyarakat
Meningkatkan kepuasan dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan
di Ruang Santa Maria Rawat Inap II.
1.4. Cara pengumpulan data
a. Observasi
Dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses pelayan,
inventaris ruangan, dan pendokumentasian, asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh petugas di Ruang Santa Maria Rawat Inap II Rumah Sakit
Dian Harapan.
b. Wawancara
Dilakukan pada kepala ruangan dan petugas ruangan untuk mengumpulkan
data tentang kondisi ruangan serta proses pendokumentasian asuhan
keperawatan.
c. Kuisioner
Dilakukan dengan cara membagikan kertas berisi beberapa pertanyaan dan
ditunjukkan kepada perawat dan pasien
d. Catatan dokumentasi ruangan
Dilakukan terhadap dokumentasi dana atau catatan inventaris ruangan dan
standar prosedur yang berlaku.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1. Pengertian
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi yang mencakup kegiatan koordinasi
dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan
organisasi (Nursalam, 2016).
1) Fungsi perencanaan
2) Fungsi pengorganisasian
3) Fungsi Pengarahan
4) Fungsi Pengendalian.
1). Tahap admission, yaitu pasien dengan penuh kesabaran dan keyakinan
dirawat tinggal dirumah sakit.
Alur proses pelayanan pasien unit rawat inap akan mengikuti alur sebagai
berikut :
2). Kelas I
Menurut Jaco Balis (1990) pelayanan kesehatan dirawat inap rumah sakit
dapat diuraikan dari beberapa aspek, diantaranya adalah :
4). Kepuasan pasien, aspek ini menyangkut kepuasan fisik, mental, dan
sosial pasien terhadap lingkungan rumah sakit, kebersihan,
kenyamanan, kecepatan pelayanan, keramahan, perhatian, biaya yang
diperlukan dan sebagainya.
b. Pengelompokan data
Kriteria :
d). spritual
c. Perumusan masalah :
Kriteria :
a). Kesenjangan antara status kesehatan dengan normal dan pola fungsi
kehidupan
Kriteria :
a) Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan
dan pemenuhan kebutuhan pasien
b) Dibuat sesuai dengan kewenangan perawat
c) Komponennya terdiri dari masalah,penyebab,tanda dan gejala atau
terdiri dari masalah dan penyebab
d) Bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata terjadi
e) Bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan
besar akan terjadi
f) Dapat ditanggulangi oleh perawat
a. Prioritas masalah :
Kriteria:
Kriteria :
Ketenagaan
Pengarahan
Pengawasan
Meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika aspek
legal, dan pengawasan profesional.
a) Fungsi Perencanaan
Struktur organisasi
Struktur organisasi Ruang Rawat Inap terdiri dari struktur, bentuk
dan bagan. Berdasarkan keputusan Direktur rumah sakit dapat
ditetapkan struktur organisasi Ruang Rawat Inap untuk
menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan baik
vertikal maupun horizontal. Juga dapat dilihat posisi tiap bagian,
wewenang dan tanggung jawab serta jalur tanggung gugat.Bentuk
organisasi disesuaikan dengan pengelompokan kegiatan atau sistem
penugasan.
Pengelompokan kegiatan
Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang
harus diselesaikan untuk mencapai tujuan. Kegiatan perlu
dikumpulkan sesuai dengan spesifikasi tertentu. Pengelompokan
kegiatan dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas pada
perawat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka
miliki serta disesuaikan dengan kebutuhan klien. Ini yang disebut
dengan metoda penugasan keperawatan. Metoda penugasan
tersebut antara lain : metode fungsional, metode alokasi
klien/keperawatan total, metode tim keperawatan, metode
keperawatan primer, dan metode moduler.
Koordinasi kegiatan
Kepala ruangan sebagai koordinator kegiatan harus menciptakan
kerjasama yang selaras satu sama lain dan saling menunjang untuk
menciptakan suasana kerja yang kondusif. Selain itu perlu adanya
pendelegasian tugas kepada ketua tim atau anggota tim dalam
asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap.
Evaluasi kegiatan
Kegiatan yang telah dilaksanakan perlu dievaluasi untuk menilai
apakah pelaksanaan kegiatan sesuai rencana. Kepala ruang
berkewajiban untuk memberi arahan yang jelas tentang kegiatan
yang akan dilakukan. Untuk itu diperlukan uraian tugas dengan
jelas untuk masing – masing staf dan standar penampilan kerja.
Kelompok kerja
Kegiatan di Ruang Rawat Inap diperlukan kerjasama antar staf
dan kebersamaan dalam kelompok, hal ini untuk meningkatkan
motivasi kerja dan perasaan keterikatan dalam kelompok untuk
meningkatkan kualitas kerja dan mencapai tujuan pelayanan dan
asuhan keperawatan.
Metode kasus merupakan metode penugasan yang paling tua karena metode
ini adalah metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan pertama
kali .Pada metode ini, seorang perawat bertugas dan bertanggung jawab
merawat satu pasien selama periode dinas.Metode ini biasanya diterapkan
diruang perawatan intensif.
Kelebihan :
Metode Fungsional
Pasien/Klien
2. Metode Tim
Kepala Ruangan
4. Metode Primer
Kepala Ruangan
Perawat Primer
SMART
S : Specific, artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya.
Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis.
M : Measurable, artinya program kerja
A : Achievable, artinya dapat dicapai, jadi bukan angan-angan.
R : Realistic, artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, tetapi tetap ada tantangan.
T : Time, artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan,
semesteran, atau tahunan, sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
Setelah merencanakan aktivitas organisasi secara sistematis dan terukur, maka
perlu juga melakukan perencanaan penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan.
Prinsip dalam melakukan perencanaan penganggaran,adalah menggunakan segala
sumber daya keuangan secara efesien dan seefektif mungkin. Hal ini perlu
direncanakan secara serius, agar organisasi tidak melakukan pemborosan,
keuangan, selain itu sekaligus juga melihat sumber-sumber daya keuangan yang
bisa diperoleh dari luar organisasi.
Langkah-langkah dalam membuat perencanaan :
1) Analisis situasi & identifikasi masalah
Melakukan analisa dan identifikasi terhadap situasi organisasi dengan
memperhatikan tujuan organisasi.dalam melakukan analisa situasi dapat
menggunakan teknik analisis SWOT.
2) Menentukan skala prioritas
Setelah dianalisa dan mengidentifikasi masalah, maka perlu dilakukan
penentuan skala prioritas terhadap pelaksanaan kegiatan.Hal ini agar
kebutuhan organisasi yang mendesak didahulukan untuk menjamin
keberlangsungan organisasi.
3) Menentukan tujuan program
Agar pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan mengarah pada pencapaian
tujuan organisasi, maka dibutuhkan penentuan tujuan program, sehingga
nantinya pelaksanaan program dapat diukur capaiannya.
4) Menyusun rencana kerja operasional (termasuk didalamnya menyusun
anggaran).
b. Organizing
Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam perusahaan
biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian di pecah
menjadi berbagai jabatan. Semakin tinggi suatu jabatan biasanya semakin tinggi
tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya. Dengan pembagian tugas tersebut maka
pekerjaan menjadi ringan. Berat sama di pikul, ringan sama di jinjing. Disinilah
salah satu prinsip dari manajemen yaitu membagi tugas sesuai dengan keahliannya
masing – masing.
Langkah – langkah Pengorganisasian :
Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff
tentang tujuan organisasi yang harus dicapai).
Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang yang
berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi strategis yang
kosong, karena akan berpengaruh pada keseluruan pencapaian organisasi).
Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para staf,
serta punishment dan reward yang diterima. Selain itu juga menjelaskan
tentang garis koordinasi dan sinergitas dalam organisasi, sehingga seluruh
posisi dipadukan untuk menuju tujuan organisasi)
Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang sesuai
dengan tugas dan fungsi tiap-tiap staf).
c. Actuating
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak
diikuti dengan pelaksanaan kerja.Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja
cerdas, dan kerjasama.Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan
untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.Pelaksanaan kerja harus
sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun.Kecuali memang ada hal-hal
khusus, sehingga perlu dilakukan penyesuaian.Setiap SDM harus bekerja sesuai
dengan tugas, fungsi dan perannya masing-masing.
Dalam mengimplementasikan aktivitas organisasi, pelaku organisasi harus :
1. Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
2. Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,
3. Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau
mendesak,
4. Tugas yang diberikan cukup relevan,
5. Hubungan harmonis antar rekan kerja.
Actuating (penggerakan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi.
Kepemimpinan yakni gaya memimpin dari sang pemimpin dalam mengoptimalkan
seluruh potensi dan sumber daya organisasi agar mengarah pada pencapaian tujuan
program dan organisasi. Sedangkan koordinasi yakni suatu aktivitas membawa
orang-orang yang terlibat organisasi ke dalam suasana kerjasama yang
harmonis.Dengan adanya pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya
persaingan yang tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-
orang yang terlibat dalam mencapai tujuan.Koordinasi ini mengajak semua sumber
daya manusia yang tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu arah yang telah
ditentukan.
Pekerjaan memimpin meliputi lima kegiatan yaitu :
Mengambil keputusan
Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara pemimpin dan
bawahan.
Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka
bertindak.
Memilih orang – orang yang menjadi anggota kelompoknya secara tepat
Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil
dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam memimpin ada kegiatan direction (perintah) dan motivasi.Perintah
adalah petunjuk atau penjelasan kerja, serta pertimbangan dan bimbingan, terdapat
para pelaku organisasi yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional, agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.Dalam pelaksanaannya direction
(perintah) seringkali dilakukan bersamaan dengan controlling. Jika perintah yang
disampaikan pemimpin sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staf, maka
staff pun akan termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam melaksanakan
kegiatan organisasi. Sedangkan motivasi dapat dilakukan dengan cara mejadikan
staf sebagai rekan kerja, serta memberikan reward (penghargaan) apabila staf
bekerja secara baik.
Tujuan Actuating (Penggerakan) adalah :
Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
Mengembangkan kemampuan & keterampilan staf
Menumbuhkan rasa memiliki & menyukai pekerjaan
Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi &
prestasi kerja staf
Membuat organisasi berkembang secara dinamis.
d. Controlling
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja
maka dibutuhkan pengontrolan.Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi
hingga audit.Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang
terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi.Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun
pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi,
antisipasi dan penyesuaian – penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan
perkembangan zaman.
Proses pengawasan sebagai bagian dari pengendalian akan mencatat
perkembangan organisasi kearah tujuan yang diharapkan dan memungkinkan
pemimpin mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk
mengambil tindakan korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang efektif,
terhadap aktivitas organisasi, maka upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan
dengan lebih baik.
Manfaat pengawasan :
Dapat mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan
Dapat mengetahui adanya penyimpangan
Dapat mengetahui apakah waktu & sumber daya mencukup
Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
Dapat mengetahu staff yang perlu diberikan penghargaan/promosi.
Proses controlling meliputi :
1) Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian,
2) Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan melaksanakan
evaluasi terhadap kinerja serta kompetensi SDM yang dimiliki,
3) Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar.
Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuanawal
(rencana) kegiatan tersebut dilaksanakan, dan mengukur capaian
keberhasilannya,
4) Melakukan tindakan perbaikan.
Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan perbaikan,
5) Meninjau dan menganalisis ulang rencana.
Kembali membuat rencana baru jika terjadi penyimpangan.Namun jika hasilnya
sesuai dengan tujuan program, maka perlu dibuatkan rencana lanjutan untuk
melanjutkan program yang berhasil tersebut, sehingga tujuan organisasi
semakin dekat untuk dicapai.
Pengawasan dibedakan menurut sifat dan waktunya :
1) Preventive control
Pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan. Pemimpin
mengawasi perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan hingga persiapan
yang dilakukan, termasuk rekruitmen anggota .
2) Repressive control
Pengawasan yang dilakukan setelah kegiatan berlangsung, dengan mengawasi
hasil yang dari pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi dan laporan yang
didapatkan (melakukan pengukuran capaian hasil).
3) Pengawasan saat proses dilakukan
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan proses, sehingga langsung
mengikuti proses dan mengadakan koreksi jika ada penyimpangan.
4) Pengawasan berkala
Pengawasan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan
kesepakatan (bisa 1 bulan sekali, 2 atau 3 bulan).
5) Pengawasan mendadak (sidak)
Pengawasan yang dilaksanakan mendadak untuk melihat kinerja staff sehari-
hari dan menghindari terjadinya penyimpangan.
6) Pengawasan Melekat (waskat)
Pengawasan yang dilakukan secara dekat terhadap staf, hal ini sering dilakukan
untuk tujuan-tujuan yang spesifik dan bersifat khusus, sehingga menghindarkan
sekecil-kecilnya terjadi penyimpangan atau kesalahan.
Kegiatan-kegiatan yang juga termasuk dalam kegiatan controlling
termasuk adalah evaluasi dan pelaporan. Evaluasi merupakan suatu penilaian
terhadap hasil pelaksanaan kegiatan atau program. Dalam melakukan evaluasi
haruslah menyeluruh, mencakup capaian tujuan kegiatan, kinerja staff,
pengetahuan staff, efektifitas dan efesiensi penganggaran dan proses kegiatan.
Sedangkan pelaporan merupakan penyampaian perkembangan hasil kegiatan
atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas
dan fungsi-fungsi kepada pemimpin yang lebih tinggi.
Controlling akan mengarahkan seluruh potensi organisasi yang terlibat
agar tidak melakukan penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Untuk itu
controlling haruslah dilakukan secara bertanggung jawab dan dengan standar
organisasi, sehingga pelaku-pelaku organisasi tetap bekerja secara maksimal dan
fokus pada pencapaian tujuan organisasi.
Pembimbing klinik adalah seorang perawat yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Berpengalaman dan ahli dalam bidangnya
b. Menyediakan waktu untuk melakukan bimbingan
c. Antusias dalam membimbing
d. Empati
e. Memiliki kredibilitas yang baik dalam pengetahuan ketrampilan dan sikap
f. Tingkat pendidikan telah mengikuti pelatihan Clinical Instructor (CI/TOT)
Bedside teaching
Bedside teaching merupakan metode bimbingan yang dilakukan disamping tempat
tidur klien dengan mempelajari klien terhadap asuhan keperawatan yang
dibutuhkan oleh klien.Prinsipnya jumlah peserta dibatasi 5-6 orang,diskusi awal
dan pasca dilakukan didepan klien. Metode ini merupakan lanjutan dari metode
demonstrasi.Sebelum melakukan metode ini diperlukan persiapan fisik,psikologis
dari mahasiswa dan dosen (Nurdiyah,2011)
Bedside teaching juga merupakan suatu hubungan antara dua orang yang
memberikan kesempatan untuk berdiskusi yang menghasilkan refleksi,melakukan
kegiatan/tugas dan pembelajaran untuk keduanya yang didasarkan kepada
dukungan dan kritik. Bedside teaching memiliki beberapa prosedur dalam
pelaksanaannya yaitu yang pertama tahap Prepare (Persiapan), Brief
(Merangkum), teach (mengajarkan), reflect (mempresentasikan) dan homework
(tugas).
Bedside teaching juga dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui secara
mendalam dan komprehensif terhadap kasus klien yang sedang dipelajari,
merupakan salah satu metode bimbingan klinik, dimana Bedside teaching
merupakan singkatan dari Briefing, expectation, demonstrasion, specific, feedback,
inclusion, microskill, debriefing and education. (Dent and Harden,2010)
Beberapa kelebihan metode bedsite teaching adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan kasus yang sesuai yang dapat memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk menerapkan keterampilan teknik procedural dan interpersonal
2. Menumbuhkan sikap profesional
3. Mempelajari perkembangan biologis/fisik dan melakukan komunikasi melalui
pengamatan langsung.
a. Definisi
Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien adalah hal
penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan
asset yang sangat berharga karena apabila pasien puas meraka akan terus
melakukan pemakaian terhadap hjasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa
tidak puas mereka akan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang
pengalaman buruknya. Untuk menciptakan dan mengelola suatu system untuk
memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan
pasiennya.
Kepuasan konsumen merupakan perbandingan antara harapan yang dimiliki
oleh konsumen pada saat mengkonsumsi produk atau jasa. Pasien adalah orang
yang karena kelemahan fisik atau mentalnya mernyerahkan pengawsan dan
perwatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga
ksehatan (Prabowo, 1999). Sedangkan aditama (2002) berpendapat bahwa
pasien adalah mereka yang diobati di rumah sakit.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa kepuasan pasien adalah perasaan
senang, puas individu karena terpenuhinya harapan atau keinginan dalam
menerima jasa pelayanan kesehatan.
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien
Menurut pendapat budiastuti (2002) mengemukakan bahwa pasien dalam
mengevaluasi kepuasaan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada
beberapa faktor, antara lain :
1) Kualitas produk atau jasa
2) Kualitas pelayanan
3) Faktor emosional
4) Harga
5) Biaya
Sementara itu ahli lain Moison, Walter dan White (dalam Haryanti, 2000)
menyebutkan factor – factor yang mempengaruhi kepuasan konsumen, yaitu :
1) Karakteristik produk
2) Harga
3) Pelayanan
4) Lokasi
5) Fasilitas
6) Image
7) Desain visual
8) Suasanan
9) Komunikasi
Tingkat kepuasaan antar individu satu dengan individu lain berbeda. Hal ini
terjadi karena adanya pengaruh dari faktor jabatan, umur, kedudukan sosial,
tingkat ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, sikap mental dan kepribadian
(Sugiartho,1999).
Kepuasan kerja sebagai efektifitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek
pekerjaan. Kepuasan kerja sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai
pekerjaannya. Jadi, kepuasan pekerja adalah suatu respon emosional sesorang
terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
a. Pemenuhan kebutuhan
Ditentukan oleh karakteristik pekerjaan yang memungkinkan terpenuhi
kebutuhannnya dan akan merasa puas.
b. Ketidakcocokan
Kepuasan akan terjadi jika antara harapan dan kenyataan sesuai, atau bahkan
kenyataan melampaui harapan.
c. Pencapaian nilai
Kepuasan berasal dari persepsi terhadap suatu pekerjaan yang memungkinkan
individu terpenuhinya nilai-nilai kerja yang penting.
d. Persamaan
Individu atau karyawan yang diperlakukan adil dalam imbalan atau upah
maupun promosi akan membuat individu puas dengan pekerjaannya.
e. Genetik
Kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh sifat pribadi dan faktor genetik,
dimana individu yang merasakan kepuasan pada situasi apapun di lingkungan
kerja, sedangkan ada orang lain yang merasa tidak puas.
f. Kepemimpinan
Kepuasan kerja banyak dipengaruhi oleh sikap pemimpin dalam
kepemimpinannya
Kepemimpinan partisipatif, memberikan peluang kepada karyawan untuk
ikut aktif dalam menyampaikan pendapatnya dalam menentukan
kebijakan-kebijakan organisasi sehingga kepuasan kerja karyawan akan
terpenuhi
Kepemimpinan otoriter atau juga permisif akan mempengaruhi kepuasan
kerja karyawan menjadi menurun atau tidak merasakan kepuasan dalam
bekerja.
Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP)
a. Pengertian
Standar operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja
instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administrasif dan
prosedur sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan system kerja pada unit kerja
yang bersangkutan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No
81/Menkes/SK/I/2004,Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit bersifat
individu,spesifik dan unik sesuai karakteristik pasien, di samping itu harus
mengacu pada standar operasional prosedur serta penggunaan teknologi.
b. Tahap-tahap penting standar prosedur operasional
Tahap penting dalam penyusunan Standar operasional prosedur adalah
melakukan analisis system dan prosedur kerja,analisis tugas,dan melakukan
analisis prosedur kerja
1) Analisis sistem dan prosedur kerja
Analisis sistem dan prosedur kerja adalah kegiatan mengidentifikasikan
fungsi.Fungsi utama dalam suatu pekerjaan dan langkah-langkah yang di
perlukan dalam melaksanakan fungsi system dan prosedur kerja. System adalah
kesatuan unsur atau unik yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi
sedemikian rupa, sehingga muncul dalam bentuk keseluruhan, bekerja,
berfungsi atau bergerak secara harmonis yang ditopang oleh sejumlah prosedur
yang diperlukan, sedang prosedur merupakan urutan kerja atau kegiatan yang
terencana untuk menangani pekerjaan yang berulang dengan cara seragam dan
terpadu.
2) Analisis tugas
Analisis tugas merupakan proses manajemen yang merupakan penelaahan yang
mendalam dan teratur terhadap suatu pekerjaan, karena itu analisa tugas
diperlukan dalam setiap perencanaan dan perbaikan organisasi. Analisa tugas di
harapkan dapat memberikan keterangan mengenai pekerjaan, sifat pekerjaan,
syarat pejabat, dan tanggung jawab pejabat. Dibidang mamajemen dikenal
sedikitnya 5 aspek yang berkaitan langsung dengan analisis tugas yaitu :
Analisa tugas, merupakan penghimpunan informasi dengan sistematis dan
penetapan seluruh unsur yang tercakup dalam pelaksanaan tugas khusus.
Deskripsi tugas, merupakan garis besar data informasi yang dihimpun dari
analisa tugas, disajikan dalam bentuk terorganisasi yang mengidentifikasikan
dan menjelaskan isi tugas atau jabatan teretentu. Deskripsi tugas harus
disusun berdasarkan fungsi atau posisi, bukan individual; merupakan
dokumen umum apabila terdapat sejumlah personel memiliki fungsi yang
sama; dan mengidentifikasikan individual dan persyaratan kualifikasi untuk
mereka serta harus dipastikan bahwa mereka memahami dan menyetujui
terhadap wewenang dan tanggung jawab yang didefinisikan itu.
Spesifikasi tugas berisi catatan-catatan terperinci mengenai kemampuan
pekerja atau tugas spesifik.
Penilaian tugas, berupa prosedur penggolongan dan penentuan kualitas tugas
untuk menetapkan serangkaian nilai moneter untuk setiap tugas spesifik
dalam hubungannya dengan tugas lain.
Pengukuran kerja dan penentuan standar tugas merupakan prosedur
penetapan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas dan
menetapkan ukuran yang dipergunakan untuk menghitung tingkat pelaksaan
pekerjaan. Melalui analisa tugas ini tugas-tugas dapat di bakukan, sehingga
dapat dibuat pelaksaan tugas yang baku. Setidaknya ada dua manfaat analisis
tugas dalam penyusunan standar operasional prosedur yaitu membuat
penggolongan pekerjaan yang direncanakan dan dilaksanakan serta
menetapkan hubungan kerja dengan sistematis.
3) Analisis prosedur kerja
Analisis prosedur kerja adalah kegiatan untuk mengidentifikasi urutan langka-
langkah pekerjaan yang berhubungan apa yang dilakukan, bagaimana hal
tersebut dilakukan, bila mana hal tersebut dilakukan, dimana hal tersebut
dilakukan, dan siapa yang melakukannya. Prosedur diperoleh dengan
merencanakan terlebih dahulu bermacam-macam langkah yang dianggap perlu
untuk melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian prosedur kerja dapat
dirumuskan sebagai serangkaian langkah pekerjaan yang berhubungan, biasanya
dilaksanakan oleh lebih dari satu orang, yang membentuk suatu cara tertentu
dan dianggap baik untuk melakukan suatu keseluruhan tahap yang penting.
Analisis terharap prosedur kerja akan menghasilkan suatu diagram alur (flow
chart) dari aktifitas organisasi dan menetukan hal-hal kritis yang akan
mempengaruhi keberhasilan organisasi. Aktifitas kritis ini perlu di
dokumentasikan dalam bentuk prosedur-prosedur dan selanjutnya memastikan
bahwa fungsi-fungsi dan aktifitas itu dikendalikan oleh prosedur-prosedur kerja
yang telah terstandarisasi. Prosedur kerja merupakan salah satu komponen
penting dalam pelaksanaan tujuan organisasi sebab prosedur memberikan
beberapa keuntungan antara lain memberikan pengawasan yang lebih baik
mengenai apa yang dilakukan dan bagaimana hal tersebut dilakukan ;
mengakibatkan penghematan dalam biaya tetap dan biaya tambahan; dan
membuat koordinasi yang lebih baik diantara bagian-bagian yang berlainan.
Dalam menyusun suatu prosedur kerja. Terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan yaitu :
Prosedur kerja harus sederhana sehingga mengurangi beban pengawasan
Spesialisasi harus dipergunakan sebaik-baiknya
Pencegahan penulisan, gerakan dan usaha yang tidak perlu
Mencegah kekembaran (duplikasi) pekerjaan
Harus ada pengecualian yang seminim-minimnya terhadap peraturan
Mencegah adanya pemeriksaan yang tidak perlu
Prosedur harus fleksibel dan dapat disesuaikan dengankondisi yang berubah
Pembagian tugas tepat
Memberikan pengawasan yang terus menerus atas pekerjaan yang dilakukan
Penggunaan urutan pelaksanaan pekerjaan yang sebaik-baiknya
Tiap pekerjaan yang diselesaikan harus memajukan pekerjaan dengan
memperhatikan tujuan
Pekerjaan tata usaha harus diselenggarakan sampai yang minimum
Menggunakan prinsip pengecualian dengan sebaik-baiknya
c. Manfaat adanya SOP adalah :
1) Dapat menjaga konsistensi dalam menjalankan suatru prosedur kerja
2.3.1. Pengertian
Patient safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat
asuhan keperawatan pasien dirumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
1. Basuh tangan menggunakan air yang mengalir pada telapak tangan secara
lembut arah memutar
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara pergantian
1. Visi
Menghadirkan cinta kasih dalam bentuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat
yang berkekurangan dan menderita, sehingga mereka sebagai pewaris kerajaan
Allah dapat menegakkan dan mengamalkan cinta kasih dan meneruskan karyaNya.
2. Misi
Menjadikan Rumah Sakit Dian Harapan sebagai Rumah Sakit yang Mandiri dan
Berkualitas dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat disekitar
Jayapura dan Papua pada umumnya.
3. Nilai dasar / filosofi:
a. Pelanggan adalah utama
b. Karyawan memiliki arti
c. Perbaikan terus-menerus
d. Semangat kebersamaan dan persaudaraaan
e. Pelayanan holistik
f. Berorientasi kepada etos kerja serta organisasi yang tinggi
g. Menjunjung norma-norma serta etika profesi
Motto
Salus Aegroti Suprema Lex Est (keselamatan pasien adalah hukum utama)
Alamat Rumah Sakit
Jl. Teruna Bhakti, Yabansai-Heram-Jayapura-Papua-Indonesia. Kode pos : 99358,
telepon (0967) 573479 atau (0967) 572325
Fasilitas lain yang ada diruang Rawat Inap II antara lain : Ruang Perawat di dalamnya
terdapat : Ruang Kepala Ruangan, Dapur, Ruang Cuci Tangan dan Kamar Mandi/WC
Perawat.
DENAH
Boneventura ANA
Kelas II
Ruang Pny. Dalam Nurse Station
Laurensius
Kelas III
STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN RAWAT INAP II (Santa MARIA )
KABID KEPERAWATAN
KEPALA RUANGAN
Resa Hattu.,S.Kep.,Ns
Nanda.,Amd.Kep Elisabeth.,AMK
Cornelia.,AMK Yosephine.,AMK
Friska Lubis.,S.kep.Ns
Helmi.,AMK
3.2. Unsur Input
a. pasien (Jumlah 10 penyakit terbanyak, Jenis Kelamin, Umur, Demografi,
dll)
kajian teori
Pasien adalah orang sakit yang dirawat oleh Dokter dan tenaga kesehatan
lainnya ditempat praktek (Yuwono, 2013). Pasien merupakan setiap orang yang
melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung (pasal 1
ayat 4, UU Tahun 2009).
Kajian data
Ruang rawat II Santa Maria adalah ruang Rawat Inap yang memberikan
pelayanan ruang Rawat Inap untuk kasus medikal bedah dan penyakit dalam.
Jumlah pasien yang dirawat selama periode april– juni 2021 sebanyak pasien.
Dari 791 pasien tersebut jumlah 10 besar kasus penyakit diantaranya dapat dilihat
dalam tabel berikut.
5 Hiv 45 5,6%
6 Katarak 31 3,9%
7 Pneumonia 30 3,7%
8 Anemia 27 3,4%
9 Gea 20 2,5%
10 hernia 17 2,1%
Tabel. 2. Data Demografi Lama Hari Rawat Pasien Ruang Ranap II Santa
Maria Rumah Sakit Dian Harapan Pada April – Juni 2021
Analisis
Berdasarkan tabel diatas didapatkan lama hari rawat terendah yaitu < 3 hari
sebanyak 257 pasien ( 32,4%), dan lama hari tertinggi 3-7 hari sebanyak 270
pasien ( 34%), dan >7 hari sebanyak 264 (33%).
Tabel. 3. Data Jenis Kelamin Pasien Ruang Ranap II Santa Maria Rumah
Sakit Dian Harapan April – Juni 2021
Jumlah
No Kategori Presentase (%)
N = 791
Menurut data dari buku registrasi ruang Rawat Inap II, rata – rata pasien yang
dirawat berjenis kelamin perempuan yaitu 441 pasien (56%). Sedangkan Laki –
laki hanya 350 pasien (44%).
Tabel. 4. Data Umur Pasien Ruang Ranap II Santa Maria Rumah Sakit Dian
Harapan April – Juni 2021
N
Kategori Jumlah Presentase (%)
o
1 16 – 30 358 45,2, %
2 31 – 50 286 36,1 %
Analisa
Menurut data dari buku registrasi ruang Rawat Inap II, rata- rata pasien terbanyak
yang dirawat di Ranap II Berumur 16-30 Tahun 358 pasien (45%) dan yang
terendah Berumur > 51 Tahun 147 pasien (18%).
Tabel. 5. Data Pekerjaan Pasien Ruang Ranap II Santa Maria Rumah Sakit
Dian Harapan April – Juni 2021
N Kategori Jumlah Presentase (%)
o
Menurut data dari buku registrasi ruang rawat inap II, rata – rata pasien yang
dirawat di ranap II dengan pekerjaan terbanyak adalah IRT 230 (29%), swasta
199 (31,2%), Pns 191 (24,1%), dan yang terendah yaitu mahasiswa dengan
jumlah 160 (20,2%).
Tabel. 6. Data Demografi Alamat Pasien Ruang Ranap II Santa Maria
Rumah Sakit Dian Harapan April – Juni 2021
No Alamat Jumlah Presentase
4 Jayapura 40 5,05 %
5 Keerom 27 3,41%
Sumber : Data Sekunder Sensus Ruang Rawat Inap Santa Maria Jayapura 2021
Analisa
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data alamat pasien terbanyak yaitu Abepura
sebanyak 280 pasien ( 35,3 %), Waena sebanyak 244 pasien (30,8%), Sentani
sebanyak 189 pasien (23,8%), Jayapura sebanyak 40 pasien (5.0%), Keerom
sebanyak 27 pasien (3,4 %), dan luar daerah sebanyak 11 pasien (1,3%)
b. Ketenagaan
1). Kualitas
Kajian teori
Kualitas adalah totalitas fasilitas dan karakteristik dari produk atau jasa
yang memenuhi kebutuhan, tersurat maupun tersirat (Tjiptono, 2014).
Kajian Data
No Tenaga Jumlah
4 dokter mitra
Total 48
Sumber: Data Primer Ruang RANAP II Santa Maria Dian Harapan Jayapura 2021
Analisa :
Berdasarkan tabel 8 didapatkan data pada ruang Ranap II Santa Maria terdapat dokter spesialis penyakit dalam 1 dokter
tetap 2 dokter mitra, dokter spesialis bedah, ada 5 terdiri 1 dokter tetap dan 4 dokter mitra, dokter spesialis urologi 1
dokter mitra, dokter spesialis kulit 1 dokter mitra, dokter spesialis mata ada 5 terdiri 3 dokter tetap 2 dokter mitra, dokter
spesialis THT ada 2 dokter mitra, dokter spesialis ortopedi 2 dokter mitra. Untuk perawat terdata 23 perawat, pekarya 2
orang.
Tabel. 8. Daftar Nama Tenaga Perawat Yang Ada Ruang Ranap II Sta. Maria Di Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura
STATUS SPK
STR SIP SERTIFIKAT
PEGAWAI K MASA KERJA
NO NAMA JK PEND JABATAN
(TAHUN)
PT PK PH
3
INFEKSI, PPI
4
SEBAGAI TERAPI
PENYAKIT NON
INFEKSI, PPI
5
INFEKSI, PPI
6
SEBAGAI TERAPI
PENYAKIT NON
INFEKSI, PPI
7
16 Elisabeth,AMK p D3 √ PA √ √ √ BHD, KOMUNIKASI 8 tahun
TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN, ,
PERAN PERAWAT
DALAM MENDUKUNG
HPK, GAWAT DARURAT
PADA ANAK,
PARADIGMA
MANIPULASI NUTRISI
SEBAGAI TERAPI
PENYAKIT NON
INFEKSI, PPI
8
21 Ida Triana, AMK p D3 √ PA √ √ × BHD, KOMUNIKASI 4 bulan
TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN
Sumber : Data Primer Ruang Ranap II St. Maria Dian Harapan Jayapura 2021.
9
Analisa
2). Kuantitas
Kajian teori
penetapan jumlah tenaga keperawatan merupakan proses perencanaan
dalam hal menentukan berapa banyak tenaga yang dibutuhkan dalam suatu
ruangan dan criteria tenaga yang dipaki untuk suatu ruangan tiap shiftnya.
10
Pasien di klasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada
kebutuhan terhadap asuhan keperawatan
11
Kajian Data
Jumlah Dan
Rata-Rata
Jumlah Dan Perawatan/Hari
No Klasifikasi Jumlah
Perawatan/Hari
Pasien/Hari (c × d )
A B C D E
1 Askep minimal 15 2 30
Sumber : Data Primer Ruang Ranap II Santa Maria Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura
Bulan April – Juni 2021
12
c. Tugas non keperawatan
jumlah tenaga keperawatan+ LOSS Day
¿ x 25
100
20+5 25
¿ x 25= x 25=6,25=6
100 100
Jadi, jumlah tenaga = tenaga yang tersedia (A + B) + Faktor koreksi (C) =
20 + 5 + 6+1 kepala ruangan = 32 orang. Namun di ranap II santa maria
tugas non keperawatan tidak dikerjakan oleh perawat sehingga jumlah
tenaga yg dibutuhkan (A + B ) + 1 Kepala ruagan = 20 +5 + 1 kepala
ruagan = 26 orang
Analisa
13
21 perawat
Analisa
Kajian teori
Suatu rumah sakit memerlukan dana atau uang untuk menopang pelayanan
kesehatan dirumah sakit. Uang adalah alat pembayaran yang sah
dikeluarkan oleh pemerintah (KSBI, 2013)
Kajian Data
Sumber dana ruang Rawat Inap II Santa Maria berasal dari pengelolaan
Rumah Sakit Dian Harapan.
Analisa
Anggaran atau biaya untuk ruang Rawat Inap II Santa Maria tidak ada,
karena sumber dana berasal dari Rumah Sakit Dian Harapan dan dikelola
oleh bagian keuangan dan diolah sedemikian mungkin sehingga ruangan
hanya menerima dalam bentuk fasilitas kesehatan seperti alat kesehatan.
Kajian Teori
14
Fasilitas kesehatan adalah fasilitas layanan kesehatn yang dapat digunakan
dalam rangka menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan prorangan
baik secra promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitative yang dilakukan
oleh pemerintah maupun msyarakat uumm (sam, 2001). Jumlah fasilitas
dan alat- alat kedoktersan maupun keperawatan dapat terpenuhi dengan
standar yang telah ditetapkan oleh masing-masing Rumah Sakit dengan
memperhatikan jenis alat, bahan/warna, ukuran jenis kegiatan, jumlah yang
dibutuhkan juga didasrkan atas pertimbangan bahan yang dipakai,
disimpan, maupun dicuci (Depkes, 2001).
Kajian Data
Informasi fasilitas ruang Rawat Inap II Santa Maria Rumah Sakit Dian
Harapan Jayapura
Baik Rusak
3 Kamar utama C AC √ 12
Kulkas 13
kamar mandi
Tempat tidur
Meja
Tv
15
4 Kamar kelas 1 pria AC √ 14
wanita Kamar mandi 15
Tempat tidur 10 buah
Meja panjang
tv
Wastafel
meja pasien
Tabel. 12. Fasilitas Alat Medis, Alat Tenun, Alat Rumah Tangga, Dan Paket
Emergency Ranap II Santa Maria Rumah Sakit Dian Harapan
1. Alat Medis
16
meter ) penyakit flow meter
dalam kurang 1
buah
17
N Nama Ratio Standar Ketersediaan Keterangan
o Barang ketersediaan diruangan
18
3. Paket Emergency
Analisa
Fasilitas dan alat yang tersedia dalam ruang ranap II cukup terpenuhi.
Kajian teori
19
Menurut peraturan menteri kesehatan RI No. 81/Menkes/SK/2004, pelayanan
kesehatan dirumah sakit bersifat individu, spesifik dan untuk sesuai
karakteristik pasien, disamping itu haru mengacu pada standar operasional
prosedur serta penggunaan teknologi.
Kajian Data
Analisa
20
g. Mesin
Kajian teori
Dalam institusi pelayanan rumah sakit salah satu penunjang yang digunakan
adalah mesin. Mesin adalah alat kesehatan elektromedik yang menggunakan
elektro atau listrik baik dalam pengoperasian maupun teknis penggunaan.
Alat kesehatan adalah instrumen, apparatus, mesin, perkakas, dan atau implant,
reagen, invitro dan kalibrator, perangkat lunak, bahan atau material yang
digunakan tanggal atau kombinasi, diguanakn untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan, dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh,
menghalangi pembuahan, disinfaksi alat kesehatan, dan pengujian invitro terhadap
specimen dari tubuh manusia dan dapat mengandung obat yang tidak mencapai
kerja utama pada tubuh manusiamelalui proses farmakologi, imunologi, atau
metabolism untuk dapat membantu fungsi/ kinerja yang didnginkan. Setiap alat
kesehatan dibutuhkan pengujian dan kalibrasi, sesuai dengan permenkes No. 54
tahun 2015.
Pengujian adalah keseluruhan tinndakan yang meliputi pemeriksaan fisik, dan
pengukuran untuk membadingkan alat yang diukur dengan standar , atau
menetukan besaran atau kesalahan pengukurang. Sedangkan kalibrasi adalah
kegiatan penilaian untuk menetukan kebenaran nilai petujukan alat ukur dan/atau
bahan ukur untuk menetukan layak atau tidak poenggunaan alat atau mesin
Kajian Data
Tabel.13. Alat Mesin Di Ruang Ranap II Santa Maria Rumah Sakit Dian
Harapan
N NAMA ALAT KETERANGAN
O
21
5 Infus pump 2 buah
Analisa data
Berdasarkan hasil observasi di ruangan ranap inap II terdapat 6 mesin terdapat
jadwal kalibrasi dan standar operasional prosedur, sehingga dalam
pemeliharaannya dan standar operasional prosedur, sehingga dalam
pemeliharaanya pengendalian alat masih dilakukan oleh bagian teknik
22
untuk diterapkan diseluruh rumah sakit, melalui ‘’SK’’Direktur jenderal pelayanan
medic, NO.YM.00.03.2.6.7637 Tahun 1993 tentang berlakunya stadar suhan
keperawatan di rumah sakit .ini berarti bahwa Tahun 1993 tentang berlakunya
tenaga keperawatan di rumah sakit, dalam membrikan asuhan keperawatan ,harus
berpedoman pada standar asuhan keperawatan
Upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan, tidak cukup dengan hanya standar
keperawatan tetapi didukung oleh system pemantauan dan penilaian penerapan
standar keperawatan tersebut dilaksanakan secara sistematis, objektif dan
berkelanjutan. berikut pembahasan standar keperawatan yang berlaku.
Kajian Data
Ruang ranap II Santa Maria memiliki buku SAK yang tersedia di dalam ruangan
dan terdapat format asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi yang tersedia pada setiap status
keperawatan pasien.
Tahap pengkajian telah dilakukan setiap kali ada pasien masuk dan di rawat pada
Ruang Inap II dan selalu ditanyakan setiap keluhan pasien pada setiap shift jaga.
Diruang Ranap II format pengkajian mengacu pada masalah bio - psiko - social
pasien.
Tahap evaluasi keperawatan telah dilakukan sesuai dengan tujuan tindakan dan
catatan perkembangan telah dilakukan dengan baik.
23
Analisa
Secara keseluruhan proses asuhan keperawatan di ruang ranap II telah dilakukan
sesuai format buku yang tersedia diruangan.
b. Proses manajemen pelayanan atau operasional keperawatan (penerapan
proses manajemen / POAC)
Menurut Gilles (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukma & Rika Widya Sukma
bahwa manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
24
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Disini
manajer keperawatan dituntut untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan
tentang merencanakan (Planing), mengorganisasikan (Organizing), mengarahkan
(Actuiting), dan mengawasi (Controling).
2) Perencanaan/ Planing
Kajian Teori
25
Menyiapkan berkas catatan medic pasien dalam masa perawatan
diruang rawatnya dan selanjutnya mengembalikan bekas tersebut
kebagian medical record bila pasien pulang/keluar dari ruang rawat
tersebut.
Berperan serta dalam menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan diruang rawat yang bersangkutan
Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koordinasi dengan
penyedia/atau kepala instansi.
26
Tugas utama seorang manajer adalah memutuskan apa yang ingin di
capainya, maksudnya mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang
dari organisasinya untuk melaksanakannya manajer tersebut harus cepat
meramalkan :
Lingungan ekonomi
Lingkungan social
Lingkungan political dimana organisasinya akan beroperasi dan
sumber-sumber daya: manusia, uang, peralatan, yang akan tersedia
baginya.
Berdasarkan buku pedoman urain tugas tenaga keperawatan di rumah sakit
(1999) tugas KaRu dalam perencanaan (PI) meliputi:
Menyusun rencana kerja kepala ruangan
Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan
di ruang rawat yang bersangkuatan. Tenaga keperawatan dari segi
jumlah maupun kualifikasi untuk ruang rawat, koordinasi dengan
kepala perawat instalasi/ka instalasi.
27
Kajian Data
Tabel. 14. Kajian Planning Diruang Ranap II Santa Maria Pada Bulan
Juli 2021
Dilakukan
No Standar Metode
Tidak
Ya (2)
(1)
Jumlah 6
Total 100 %
Analisa Data
Berdasarkan tabel 15 hasil penilaian tertinggi planning di ruang Ranap II
Santa Maria sebanyak 6 (100 %) artinya telah dilakukan dengan sangat baik.
3) Organizing (Pengorganisasian)
Kajian teori
Pengorganisasian melibatkan semua sumber daya yang ada dalam suatu
system orang, moadal dalam dan peralatan dalam kegiatan menuju pencapaian
tujaun. Keinginan seorang perawat kepala memasukan semua unsur manusia
dan situasi kedalam suatu system yang akan mengemban suatu tujuan tertentu
dan mengatur mereka sedimikain rupa sehingga kelompok dapat bekerja sama
kearah pencapaian tujuan (Monica, 1998).
Proses pengorganisasian mencakup usaha membagi-bagikan pekerjaan
(untuk mencapai tujaun) kedalam departemen – departemen dan jabatan –
28
jabatan tertentu, dan kemudian mengadakan koordinasi yang perlu untuk
menjamin bahwa departemen dengan jabatan tersebut sudah sesuai. Tujuan
organisasi pada dasarnya adalah memberikan tugas yang terpisah dan berbeda
kepada masing – masing orang dan menjamin tugas – tugas tersebut
terkoordinir (Basu Swasta, 2002).
Swansburg 2000 cit Hospital Nursing Service Manual, mengatur dan
menjadwalkan staf atas beberapa siklus yaitu: siklus empat mingguan, delapan
mingguan, dua puluh lima mingguan dan siklus rotasi tujuh mingguan. Sebagai
acuan didalam melaksanakan kegiatan perawat di bekali dengan beberapa
prosedur tetap (protap), di anataranya protap operan dianas, protap
memindahkan pasien, protap memindahkan pasien ke bangsal.
Kajian Data
Tabel. 95. Kajian Organizing Di ruang Ranap II Santa Maria Pada Bulan
Juli 2021
Dilakukan
No Standar Metode
Ya (2) Tidak (1)
1 Membagi staf keperawatan 2 Observasi
dalam 2 tim sesuai dengan
kemampuan dan beban kerja
2 Membagi pasien kepada tim 1 2 Observasi
dan tim 2 sesuai kemempuan
dan beban kerja
3 Mendelegasikan tugas pada 2 Observasi
sore, malam, dan hari libur
kepada penanggung jawab
tugas jaga ruangan
Jumlah 6 -
Total 100%
Analisis Data
Berdasarkan tabel 16 tentang pengorganisasian di ruang Ranap II Santa Maria
sudah dilakukan dengan sangat baik dimana hasil dari kajian diperoleh data
pengorganisasian tertinggi yaitu sebanyak 100%.
e.
29
Tabel.16. Pelaksanaan Tugas Kepala Ruangan Dalam Penerapan
Metode Tim Di Ruang Ranap II Santa Maria Pada Bulan
Juli 2021
N Variable Yang Dinilai Ya Tidak
o
1 Membagi staff keperawatan kedalam 2 tim
sesuai dengan kemampuan dan beban √
kerja
2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan
√
kedua tim
3 Menyiapkan materi tentang permasalahan
pasien dan ruangan yang ada pada hari
√
tersebut termasuk laporan permasalahan
dinas malam
4 Kepala ruangan melakukan meeting
morning untuk menindak lanjuti masalah √
yang ada dan diawali dengan doa
5 Membagi pasien kedalam 2 tim sesuai
√
kemampuan dan beban kerja
6 Memfasilitasi dan mendukung kelancaran
√
tugas anggota tim dan ketua tim
7 Melakukan supervise dan memberi
motifasi seluruh staf keperawatan untuk √
mencapai kinerja yang optimal
8 Memberikan reinforcement positif kepada
semua staf termasuk pada saat mengakhiri
√
meting morning kepada dinas malam dan
dinas pagi
9 Melakukan upaya peningkatan mutu
asuahan keperawatan dengan melakukan
√
evaluasi melalui angket setiap pasien yang
pulang
10 Mendelegasikan tugas kepada PPJR pada
√
jaga sore, malam, libur
11 Berperan serta sebagai konsultan √
12 Melekukan pengawasan kedisiplinan tugas
staf melaluidaftar hadir yang ada di √
ruangan
13 Memberikan pendidikan kesehatan pada
√
pasien dan keluarga
14 Mengandalkan CNE ( continuing Nursing
√
Education) tiap 1 bulan sekali
Jumlah 28
Total (100%) 100%
Analisa
30
Berdasarkan tabel 17 tentang pelaksanaan tugas kepala ruangan
dalam menerapkan metode tim sudah dilakukan dengan baik, dimana
pelaksanaan metode tim dari kepala ruangan kepada ketua tim memperoleh
hasil tertinggi sebanyak 28 (100 %). Hasil ini sangat mendukung kelancaran
tugas perawat di ruang Ranap II Santa Maria sehingga metode ini juga
menumbuhkan rasa tanggung jawab dari Ketua tim.
31
Tabel. 17. Kajian Data Pelaksanaan Tugas Ketua Tim Di Ruang Ranap II
Santa Maria Pada Bulan Juli 2021
Dilakukan
N Katim I Katim II
Variabel yang dinilai
o
Ya Tidak Ya Tidak
(2) (1) (2) (1)
1 Bertugas pada pagi hari 2 2
2 Bersama anggota tim menerima
overan tugas jaga dari anggota tim 2 2
yang tugas jaga pagi dan malam
3 Bersama anggota tim melekukan
konfirmasi atau supervisi tentang
2 2
kondisi pasien setelah operan tugas
jaga setiap pasien
4 Bersama anggota tim melakukan doa
pagi bersama sebagai awal dilakukan 2 2
setelah overan tugas jaga malam
5 Melakukan pre converence dengan
anggota tim yang ada dalam grupnya 2 2
pada setiap awal dinas pagi
6 Membagi tugas atau pasien kepada
anggota tim sesuai kemampuan dan 2 2
beban kerja
7 Melakukan pengkajian, menetapkan
masalah atau diagnosa dan
perencanaan keperawatan kepada
2 2
semua pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dan ada bukti direkam
keperawatan
8 Memonitoring dan membimbing
2 2
anggota tim
9 Membantu tugas anggota tim untuk
kelancaran pelaksanaan asuhan 2 2
pasien
10 Mengkoreksi, merevisi dan
melengkapi catatan asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh 2 2
anggota tim yang ada dibawah
tanggung jawabnya
11 Melakukan evaluasi setiap hasil
pasien sesuai tujuan yang ada dalam
2 2
perencanaan askep dan ada bukti
dalam rekam keperawatan
12 Melaksanakan postconference pada
setiap akhir dinas dan menerima
laporan akhir tugas jaga dari anggota 2 2
tim untuk persiapan overan tugas
jaga berikutnya
32
13 Mendampingi anggota tim dalam
overan tugas jaga kepada anggota 2 2
tim yang tugas jaga berikutnya
14 Memperkenalkan anggota tim yang
ada dalam satu tim yang akan
2 2
merawat selama pasien dirawat
kepada pasien / keluarga baru
15 Mendelegasikan tugas anggota tim
sore, malam, hari libur kepada 2 2
anggota timan
16 Melaksanakan pendelegasian tugas
PJ ruangan bila pada pagi hari tidak 2 2
bertugas
17 Menyelenggarakan diskusi kasus
dengan dokter atau tim kesehetan 2 2
lainnya setiap minggu
18 Menyelenggrakan diskusi kasus
dalam pertemuan rutin keperawatan 2 2
diruangan minimal sebulan sekali
19 Melaksanakan tugas lain sesuai
2 2
uraian tugas
20 Melakukan bimbingan klinik anggota
tim minimal seminggu sekali (ronde 2 2
keperawatan / bed side teching)
Jumlah 40 40
Presentase 100
100%
%
Analisa
Berdasarkan table 18 menunjukkan bahwa Pelaksanaan Tugas Ketua Tim
diruangan Ranap II Santa Maria sudah dilakukan dengan baik, dimana dalam
pelaksanaan metode tim diperoleh nilai tertinggi yaitu sebanyak 40 (100 %)
dan 40 (100 %) yang berarti semua pelaksanaan tugas ketua tim telah
dilakukan dengan sangat baik dan benar,
33
Tabel. 18. Kajian Data Pelaksanaan Tugas Anggota Tim
Dilakukan
No Uraian tugas Ya Tidak
(2) (1)
1 Melaksanakan overan tugas setiap awal dan akhir jaga
2
dan kepada anggota tim yang ada dalam satu tim
2 Melakukan doa bersama setiap pagi yang dilakukan
2
setelah serah terima overan tugas jaga malam
3 Mengikuti preconverence yang dilakukan ketua tim
2
setiap awal tugas
4 Melakukan konfirmasi atau supervise tentang kondisi
2
pasien segera setelah overan setiap pasien
5 Melekukan tindakan keperawatan morning care kepada
2
pasien setelah overan dinas
6 Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti direkam 2
keperawatan
7 Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti
2
direkam keperawatan
8 Melakukan konsultasi tentang masalah pasien /
2
keluarga kepada ketua tim
9 Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan
kepada pasien yang menjadi penanggung jawabnya dan 2
ada bukti rekaman
10 Menerima keluhan pasien dan keluarga dan berusaha
2
untuk mengatasinya
11 Melengkapi asuhan keperawatan pada semua pasien
2
yang menjadi tanggung jawabnya
12 Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua
2
pasien yang menjadi tanggung jawabnya
13 Mengikuti postconference yang diadakan oleh ketua
tim pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan
2
perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung
jawabnya pada ketua tim
14 Bila tidak ada ketua tim wajib mengenalkan anggota
tim yang ada dalam tim yang akanmemberikan asuhan
2
keperawatan pada jaga berikutnya kepada
pasien/keluarga baru
15 Melaksanakan pendelegasian tugas ketua tim pada
2
sore, malam, dan hari libur
16 Berkoordinasi dengan PJR/ dokter/tim kesehatan lain
2
bila ada masalah pasien pada sore, malam , hari libur
17 Mengikuti diskusi kasus dengan dokter dan kesehatan
2
lain setiap seminggu sekali
18 Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin
2
diruangan
19 Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas pelaksana 2
Jumlah 38
Total (100 %) 100 %
34
Analisa
Berdasarkan tabel 19 menunjukkan bahwa Pelaksanaan Tugas Anggota tim Di
Ruang Ranap II Santa Maria sudah dilakukan namun belum optial dalam
pelaksanaannya metode tim di peroleh nilai tinggi sebanyak 38 (100 %).
Analisa
Berdasarkan table 20 menunjukkan bahwa Evaluasi Pelaksanaan Meeting
Dalam Pelaksanaan Metode Tim diruangan Ranap II Santa Maria sudah
dilakukan dengan sangat baik,dimana dalam pelaksanaan metode tim
diperoleh nilai tertinggi yaitu sebanyak 14 (100 %).
35
Tabel. 20. Hasil Penilaian Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga
Dilakukan
No Variabel yang dinilai Ya (2) Tidak
(1)
1 Menyiapkan tempat untuk serah terima tugas 2
2 Serah terima tugas jaga diikuti Karu,ketua
2
tim, dan anggota tim
3 Di dahului dengan doa bersama pada pagi
2
hari
4 Komunikasi antar pemberi tanggung jawab
dan menerima tanggung jawab dilakukan 2
diruangan perawat
5 Menyebutkan identitas pasien diagnose
medis, diagnosa keperawatan, tindakan
2
keperawatan yang telah dilakukan beserta
waktu pelaksanaannya
6 Menginformasikan jenis dan waktu rencana
2
tindakan keperawatan yang belum dilakukan
7 Menyebutkan perkembangan pasien yang ada
2
selama shift
8 Menginformasikan pendidikan kesehatan
2
yang telah dilakukan
9 Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan 2
10 Menyebutkan terapi dan tindakan medis
beserta waktunya yang dilakukan selama 2
shift
11 Menyebutkan tindakan medis yang belum
2
dilakukan selama shift
12 Seluruh informasi diberikan dengan cara
2
membacakan catatan keperawatan
13 Perawat menerima operan mencatat hal-hal
penting tiap pasien tentang isi laporan dalam 2
buku serah terima jaga
14 Menginformsikan kepada pasien/ keluarga
nama perawat sift berikutnya pada akhir 2
tugas
15 Memberi salam kepada pasien atau keluarga
serta mengobservasi dan menginspeksi
2
keadaan pasien, menanyakan keluhan-
keluhan pasien (dalam rangka klasifikasi)
16 Perawat memberi dan menerima operan tugas
jaga mencantumkan tanda tangan dan nama 2
terang dalam buku serah terima jaga
Jumlah 32
Total (%) 100 %
36
Analisa
Berdasarkan tabel 21 di atas menunjukkan bahwa hasil Pelaksanaan Serah
Terima Tugas Jaga di Ruang Ranap II Santa Maria sudah dilakukan dengan
sangat baik,dimana dalam penilaian diperoleh nilai tertinggi yaitu sebanyak 32
(100 %).
Dilakukan
No Variabel yang dinilai Ya Tidak
(2) (1)
1 Menyiapkan ruangan atau tempat untuk
2
pelaksanaan pre conference.
2 Menyiapkan rekam medic pasien yang menjadi
2
tanggung jawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya preconference 2
4 Menjelaskan masalah keperawatan pasien,
2
keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
5 Membagi tugas kepada ketua tim sesuai
kemampuan yang dimiliki dengan 2
memperhatikan keseimbangan kerja
6 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan
2
asuhan pasien atau tindakan
7 Memberikan reinforment positif pada ketua tim 2
8 Menyiapkan hasil pre conference 2
Jumlah 16
Total (%) 100
%
Analisa
Berdasarkan tabel 22 di atas menunjukkan bahwa hasil Pelaksanaan Pre
Conference di ruang Ranap II Santa Maria sudah dilakukan dengan sangat
baik,dimana dalam penilaian diperoleh nilai tertinggi yaitu sebanyak 16
(100%).
37
yang dilakukan anggota tim
5 Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam
memberikan askep pasien dan mencari upaya 2
penyelesaian masalah
6 Memberikan reinforcement pada anggota tim 2
7 Menyimpulkan hasil post conference 2
8 Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan
operan tugas jaga berikutnya (melakukan ronde 2
keperawatan)
Jumlah 16
Total (%) 100%
Analisa
Berdasarkan tabel 23 di atas menunjukkan hasil penilaian pelaksanaan pre
confren di ruang Ranap II St.Maria sudah dilakukan dengan baik,dimana
dalam penilaian diperoleh nilai tertinggi yaitu sebanyak 16 (100%).
4) Actuanting
Kajian Teori
38
6. Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan pelayanan/asuhan
keperawatan sesuai standart
7. Mengadakan pertumuan berkala/sewaktu-waktu dengan staf keperawatan
dan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya.
8. Memberi kesempatan/ijin kepada staf keperawatan untuk mengikuti
kegiatan ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala instansi/kepala bidang
perawatan
9. Mengupayakan pengadakan peralatan dan obat-obatan sesuai kebutuhan
berdasarkan ketentuan/kebijakan RS
10. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar sealalu dalam
keadaan siap pakai
11. Mendamping visite dokter dan mencatat instruksi dokter, khususnya bila
ada perubahan program pengobatan pasien
12. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat
menurut tingkat kegawatan infeksi/non infeksi untuk kelancaran pemberian
asuahan keperawatan
13. Mengendalikan kualitas system pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar hal ini penting untuk
tindakan keperawatan
14. Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan
lingkungan di ruang rawat
15. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruang rawat
16. Meneliti/memeriksa pengisian daftar permintaan makanan pasien
berdasarkan macam dan jenis makan pasien
17. Meneliti/memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien sesuai
dengan program dietnya
18. Menyiapkan berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan di ruang
rawatnya dan selanjutnya mengembalikan berkas tersebut kebagian medical
record bila pasien pulang/keluar dari ruang rawat tersebut
19. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan serta
kegiatan lainnya di ruang rawat,disampaikan kepada atasannya
39
20. Membimbing siswa/mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang
rawatnya sebagai lahan praktek melakukan serah terima pasien dan lain-lain
pada saat pergantian dinas. Menurut Maddox, (2001) mengungkapkan
bahwa seorang manajer harus mampu memotifasi stafnya, untuk
meningkatkan kinerja dan mampu memilih respon yang tepat, apabila ada
staf yang melakukan kekeliruan,manajer dituntut untuk mampu
mengajarkan stafnya untuk mengatasi masalah sendiri dengan proses
sederhana sesuai kebutuhan dan memberikan kepercayaan untuk melakukan
atau mengabil sikap.
5) Controlling
Kajian Data
40
Analisa
Berdasarkan table 24 di atas menunjukkan bahwa hasil penelitian Controling
diruang Ranap II Santa Maria sudah dilakukan dengan sangat baik, dimana
hasil penilaian diperoleh nilai tertinggi yaitu 10 (100 %).
Kajian teori
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to
inpatient bed count days in a period under consideration”.
Rumus :
41
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara
umum nilai ALOS yang ideal anatara 6 - 9 hari (Depkes, 2005).
Kajian Data
Tabel. 24. Data Jumlah Pasien, Jumlah Pasien Keluar, Jumlah Pasien Mati,
Jumlah Lama Hari Rawat Pada april 2021 – juni 2021 Di Ruang
Rawat Inap II Santa Maria RS Dian Harapan Jayapura.
N Data Keterangan
o
1 Jumlah Pasien 791
2 Jumlah Pasien Keluar 758
3 Jumlah Pasien Mati 33
4 Jumlah Hari Rawat 3546
5 Jumlah Lama Hari Rawat 3310
42
Sumber Data Sekunder Sensus Bulanan Ruang Ranap II Santa Maria
2 007 2007
¿ x 100 %= x 100 %=92,9 %
2 4 x 30 2160
Jadi rata – rata nilai anggka pemanfaatan tempat tidur ( BOR ) pada bulan April –
Juni 2021 diruang ranap II Santa Maria adalah 78%
Analisa
Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60 – 85 % (Depkes RI, 2005)
Berdasarkan perhitungan rata – rata pemanfaatan tempat tidur (BOR) diruang
ranap II Santa Maria pada bulan April – Juni 2021 adalah 78%. Bila dilihat dari
nilai standar nasional parameter BOR untuk rumah sakit sudah memenuhi
standar, hal ini menunjukan pemakaian tempat tidur sudah efisien.
2) Alos (Average Lenght Of Stay = rata – rata lama pasien dirawat)
Perhitungan ALOS selama bulan April – Juni 2021 pada ruang Ranap II Santa
Maria adalah
3546 3546
ALLOS= = =4,48
758+33 791
43
2007 2007
¿ = =4,27=4 hari
463+7 470
Jadi Rata – rata ALOS diruang Ranap II Santa Maria selama bulan April – Juni
2021 adalah 4 hari
Analisa
ALOS menurut DEPKES RI (2005) adalah rata – rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang
perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara
6 – 9 hari.
Nilai rata – rata lama hari perawatan (ALOS ) di ruang ranap II Santa Maria pada
bulan april – Juni 2021 adalah 4 hari, bila dilihat dari standar nasional rumah
sakit menunjukan lama hari rawat pasien belum sesuai standar.
Perhitungan TOI selama bulan April – Juni 2021 pada Ruang Ranap II Santa
Maria adalah :
Jadi rata – rata LOS di Ruang Ranap II Santa Maria selama bulan April – Juni
2021 adalah 1 hari
Analisis
44
TOI menurut DEPKES RI (2005) adalah hari dimana tempat tidur tidak di
tempati dari telah di isi ke saat terisi berikutnya.
Nilai rata – rata tempat tidur kosong di Ruang Ranap II Santa Maria bulan April –
Juni 2021 adalah satu hari
Bila dilihat dari standar nasional unutk rumah sakit sesuai standar.
Perhitungan BTO selama bulan April – Juni 2021 pada Ruang Ranap II St. Maria
Adalah :
758+33 791
BTO= = =15,82
50 50
BTO menurut Huffman 1994 adalah “the net effect of changed in occupancy rate
lenght stay”. BTO menurut DEPKES RI (2005) adalah frekuensi penggunaan
tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur digunakan dalam satu
satuan waktu tertentu. Idealnya dalam sati tahun, satu tempat tidur rata – rata
dipakai 18 kali
Frekuensi pemakaian tempat tidur selama bulam April – Juni 2021 di Ruang
Ranap II Santa Maria adalah 16 per 3 bulan. Bila dilihat dari standar nasional
rumah sakit sudah memenuhi standar nasional. Jika dikalikan dengan bulan april
maka standar pemakaian tempat tidur dalam setahun 48 kali per tahun.
45
Kajian teori
1. Data
2. Brefity ( ringkas )
3. Legibility (muda dibaca)
46
Penerapan SAK depkes RI menggunakan instrumen ABC yaitu :
1. Instrumen A
Instrumen A merupakan evaluasi terhadap pendokumentasian asuhan
keperawatan yang baku.
Penilaian diambil dari rekam medik pasien yang telah pulang dari ruang ranap II
dengan menggunakan intrumen yang baku dari rumah sakit
Kajian Data
Kegiatan penerapan standar asuhan keperawatan diruang Ranap II Santa Maria
Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura yang diambil dengan metode penambilan
data rekam medik pasien.
47
Tabel. 25. Hasil kajian data
instrumen A diruangan Ranap II Santa Maria RSDH Jayapura Bulan April – Juni 2021
Petunjuk :
Beri tanda 1 bila kegiatan dilakukan.
Beri tanda 0 bila kegiatan tidak dilakukan.
48
keperawatan.
2 Disusun menurut urutan prioritas. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
3 Rumusan tujuan mengandung
komponen pasien atau subyek, 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
perubahan perilaku, kondisi pasien.
4 Rencana tindakan mengacu pada
tujuan dengan perkalimat perintah,
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
terinci dan jelas atau melibatkan
pasien atau keluarga.
5 Rencana tindakan menggambarkan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
keterlibatan pasien atau keluarga.
6 Rencana tindankan
menggambarkan kerja sama 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
dengan tim kesehatan lain.
SUB TOTAL 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4
TOTAL 88
PROSENTASE 97 %
D TINDAKAN
1 Tindakkan dilaksanakan mengacu
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
pada rencana perawatan.
2 Perawat mengobservasi respon
pasien terhadap tindakkan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
keperawatan.
3 Revisi tindakkan berdasarkan hasil
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
evaluasi
4 Semua tindakkan yang telah
dilaksanakan dicatat ringkas dan 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1
jelas.
SUB TOTAL 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4
TOTAL 56
PROSENTASE 93 %
D EVALUASI
1 Evaluasi mengacu pada tujuan. 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Hasil evaluasi dicatat. 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
SUB TOTAL 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2
TOTAL 26
PROSENTASE 87 %
49
E CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN
1 Menulis pada format yang baku. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Perencanaan dilakukan sesuai
dengan tindakkan yang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
dilaksankan.
3 Pencatatan ditulis dengan jeas,
ringkas, istilah yang baku dan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
benar.
4 Setiap melakukan tindakan /
kegiatan perawat mencantumkan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
paraf / nama jelas, dan tanggal jam
dilakukannya tindakan
Berkas catatan keperawatan
disimpan sesuai dengan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ketentuanyang berlaku.
SUB TOTAL 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
TOTAL 75
PROSENTASE 100 %
PROSENTASE AKHIR/RATA – = 60 + 43+ 88 + 56+ 26 + 75 = 348
RATA PENILAIAN. = 348/360 x 100 = 96,6% = 96 %
50
Analisa
2. Instrumen B
Instrument B merupakan evaluasi terhadap kepuasan pelayanan keperawatan
selama dirawat di ruang Ranap II Santa Maria yang telah menggunakan angket
yang telah baku dari Rumah Sakit Dian Harapan .penilaian sampel pasien di
ambil saat pasien yang direncanakan pulang.
Kajian data
51
2. Petugas mengunjungi atau memeriksa anda
secara rutin minimal 2-3 jam sekali
3. Petugas mendengar keluhan keluhan anda
dan memberikan solusinya.
C Rawat Inap : Dokter
52
Tabel. 27. Hasil Angket Kepuasan Pasien (Instrumen B) tanggal 15 Juni – 17
Juni 2021
1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 22
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 25
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
7 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 19
8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 24
10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 25
11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 26
12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
13 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 25
14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
15 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 24
16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 26
TOTAL 510
PRESENTASE
53
91,1%
Analisis
54
3. Instrumen C
Instrumen C merupakan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan
oleh perawat ruangan Ranap II St. Maria Rs. Dian Harapan Jayapura apakah
telah sesuai dengan standar prosedur SOP yang berlaku atau tidak. Penilaian
instrument C menggunakan SOP (Standar Operasional Prosedur) baku yang telah
digunakan di Rs. Dian Harapan dengan memusatkan pada masalah 5 Moment
Mencuci Tangan,dengan 10 sampel perawat dan 15 sampel dari keluarga dan
pasien yang dirawat di ruangan Ranap II.
Tabel. 28. Kajian SOP 5 Moment Mencuci Tangan Di Ruang II Santa Maria
Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura Dengan 10 Sampel
Perawat Tanggal 31 Juni – 3 Juli 2021
Keterangan : 1 melakukan
0 tidak melakukan
No.
Variabel yang dinilai Observasi
Angket
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
Total 45
Presentase 45 : 50 x100 = 90 %
55
Analisa
Berdasarkan data dari tabel 34 diperoleh hasil sebesar 45 (90 %). Hal ini berarti
kepatuhan 5 momen mencuci tangan sudah baik namun belum optimal.
0 tidak mengerti
Wawancara
No Variabel yang dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Pengunjung memahami 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
tentang prosedur 6
langkah mencuci
tangan.
2 Perawat melakukan 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
sosialisasi atau
pendidikan kesehatan
tentang prosedur 6
langkah mencuci tangan
Sub Total 2 0 0 2 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
Total 11
Presentase 11 : 30 x 100 = 36 %
Analisa
BAB IV
56
i. Pengerian
Dunia (WHO) sejak lama menganjurkan agar kita rajin cuci tangan
pakai sabun. Tujuannya agar bakteri tidak sampai masuk ke tubuh sehingga
kita terhindar terkena beragam jenis penyakit. Cuci tangan adalah proses
membuang kotoran,debu dan kuman secara mekanis dari kulit kedua belah
tangan dengan memakai sabun dan air atau menggunakan handscrub.
Menggunakan sabun waktu 30-40 detik menggunakan hanscrub waktu 20-30
detik. Tujuannya untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis
dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sebentara
(Dahlan dan Umrah, 2013).
57
Pelaksanaan :
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Sebelum melakukan tindakan Aseptik
c. Setelah terksena cairan tubuh pasien.
d. Setelah kontak dengan pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
58
Wawancara:
Menurut kepala Ruangan Ranap Inap II RSDH bahwa filosofi keperawatan
yang digunakan adalah nilai- nilai dasar sebagai asuhan pelakasanaan asuhan
keperawatan dalam bentuk buku satu yang terdiri dari:
1. Pelanggan adalah utama
2. Karyawan memiliki arti
3. Perbaikan terus menerus
4. Semangat kebersamaan dan persaudaraan.
5. Pelayanan holistik
6. Berorientasi kepada etos kerja serta organisasi yang tinggi
7. Mengunjung norma-norma srta etika profesi
Observasi:
Peraturan organisasi
Wawancara:
Menurut kepala bidang keperawatan rumah sakit sudah memiliki peraturan
yang dirujuk ke Depkes tetapi dalam pelaksanaannya tetap memakai
peraturan rumah sakit Dian Harapan.
Observasi:
Ada uraian peraturan keperawatan.
Masalah:
Tidak ada
Pembuatan rencana harian.
Wawancara:
Menurut kepala ruangan, ia sudah membuat rencana harian sesuai uraian
tugas.
Observasi:
Sudah ada catatan harian, bulan dan tahunan diruang kerja kepala ruangan.
59
Masalah:
Tidak ada
Pengorganisasian
Struktur organisasi
Wawancara :
Menurut kepala ruangan struktur organisasi sudah ada, dibentuk 2 tim
Observasi :
Sudah tampak struktur organisasi yang di tempel di ruangan yang terdiri dari
2 tim dengan latar belakang pendidikan SI dan DIII Keperawatan.
Masalah : Tidak ada
Pengorganisasian perawat klien
Wawancara :
Menurut kepala ruangan pelaksanaan pelayanan yang diberikan
menggunakan metode primer
Observasi:
Hasil pengamatan ada 2 tim diruangan yang dibuat sedsuai tugas sehari-hari
pembagian tanggung jawab terhadap pasien dilakukan sesuai kamar.
Masalah:
Tidak ada
Uraian tugas
Wawancara:
Menurut kepala ruangan setiap perawat sudah mempunyai uraian tugas
masing-masing bagi tim tenaga keperawatan.
Observasi:
Sudah ada uraian tugas tugas perawat sesuai perannya dan setiap perawat
mempunyai lembar uraian tugas masing-masing.
Masalah:
Tidak ada
Pendokumentasian asuahan keperawatan
Wawancara:
60
Menrut kepala ruangan, di dapatkan informasi bahwa pendokumentasien
asuhan keperawatan sesuai dengan format yang baku yang dimiliki oleh
Rumah Sakit Dian Harapan.
Observasi:
Perawat melakukan pendokumentasian asuahan keperawatan sesuai dengan
format yang ada pendokumentasian evaluasi (Soap) yang sesuai dengan data
pada saat pengkajian.
Masalah :
Diagnosa keperawatan yang diangkat ada masalah ketidak sesuaian dengan
waktu pengkajian.
61
Wawancara:
Menurut kepala ruangan di dapatkan informasih bahwa alur komunikasi
dilakukan secara terarah dan baik antara rekan perawat.
Observasi:
Antara perawat memiliki komunikasi yang baik dan saling menghargai antara
senior dan yunior.
Masalah:
Tidak ada
Pendelegasian
Wawancara:
Menurut kepala ruangan di dapatkan informasih bahwa pendelegasian ada
melalui lisan.
Observasi:
Format pendelegasian di ruangan tidak ada.
Masalah:
Tidak ada format pendelegasian.
Fungsi pengendalian
Pelaksanaan SOP dan SAK
Wawancara:
Menurut kepala ruangan didapatkan informasi sudah ada standar operasional
prosedur dan standar asuhan keperawatan.
Observasi:
SOP dan SAK di ruangan secara umum sudah adau
Masalah: tidak ada.
4.3.Analisa SWOT
Bobot : 0,5 : sangat penting, 0,4 : penting, 0,3 : cukup penting, 0,2 : kurang penting, 0,1:
tidak penting.
Rating : 4 : sangat baik, 3 : baik, 2 : cukup, 1: kurang
62
Tabel. 30. Analisa SWOT
BOBOT X
No ANALISIS SWOT BOBOT RATING
RATING
1 M 1 (KETENAGAAN) INTERNAL FAKTOR
(IFAS) STRENGHT :
TOTAL 4,8
WEAKNESS
1.Tenaga yang tersedia sebanyak 23 orang ,dari 26 0,3 3 0,9
tenag yang dibutuhkan ( Tenaga masih kurang
dari standar)
0,3 3 0,9
2.Kualifikasi tenaga perawat profesional
17,4 % dan vokasi 82,6 % ( tidak memenuhi
standar)
63
3). 6 Perawat dengan pengalaman kerja ≤ 1 tahun 0,4 2 0,8
masih perlu pendampingan.
TOTAL 2,6
THREATENED
1. Adanya tawaran dari RS lain untuk gaji dan 0,4 3 1,2
promosi yang lebih besar.
TOTAL 3
2 M2 (METODE) S–W
INTERNAL FACTOR (IFAS) = 10,8 –
STRENGHT 0,4
1. Sudah ada model asuhan keperawatan yang 0,2 2 0,4 = 10,4
digunakan yaitu metode tim
2. Terciptanya komunikasi yang baik antara anggota 0,3 2 0,6
tim.
3. Terciptanya komunikasi yang baik antara profesi 0,3 2 0,6
64
10. Sudah ada komite keperawatan yang memikirkan 0,4 3 1,2
tentang kualitas tenaga keperawatan.
11. Adanya kemampuan perawat untuk 0,3 3 0,9
melaksanakan pendokumentasian
12. Adanya struktur organisasi yang sudah jelas dan 0,3 3 0,9
dapat diketahui setiap orang.
TOTAL 10,8
WEAKNESS
TOTAL 0,4
65
khusus untuk infeksius dan non infeksius.
TOTAL 1
THREATENED
a. Pasien tidak mersa puas untuk 0,5 4 2
alat alat
TOTAL 2
5 M4 (MONEY) S–W
INTERNAL FACTOR (IFAS) = 7,5 – 1,5
STRENGHT 0,5 4 2 =6
1. Administrasi keuangan 1 pintu
2. melayani BPJS dan KPS 0,5 4 2
3. Sumber dana dikelola sendiri oleh yayasan 0,5 3 1,5
4. Adanya dana insentif yang diberikan setiap 0,5 4 2
6 bulan sekali pada perawat yang sudah
bekerja diatas 1 tahun.
TOTAL 7,5
WEAKNESS
1. Rumah sakit sering menerima pasien yang 0,5 3 1,5
kurang mampu sehingga rumah sakit
banyak memberikan subsidi.
TOTAL 1,5
EKSTERNAL FACTOR (EFAS) O–T
OPPORTUNITY = 2,4 – 0,5
1. Memperoleh pemasukan dari BPJS dan 0,3 4 1,2 = 1,9
KPS
2. Adanya pembelajaran dalam pengelolaan 0,3 4 1,2
manajemen keuangan yang baik.
TOTAL 2,4
THREATENED
1. Kerugian dalam pemasukan rumah sakit 0,5 1 0,5
bagi pasien BPJS dengan perawatan lama.
TOTAL 0,5
66
1. Magnitude (Mg), yaitu kecenderungan dan seringnya masalah terjadi.
2. Severity (Sv), yaitu besarnya kerugian yang di timbulkan.
3. Manageability (Mg}, yaitu fokus pada keperawatan
4. Nursing Concern {Nc} yaitu Fokus pada keperawatan
5. Affordability (Af), yaitu ketersediaan sumber daya .
Setiap masalah di berikan nilai dengan rentang 1-5 dengan kritria sebagai berikut:
67
5.4. PENYELESAIAN MASALAH
NO MASALAH PENYELESAIAN
2 Tenaga tidak sesuai standar (23 dari 32) Mengusulkan penambahan tenaga perawat
68
5.5. POA
Tabel. 32. POA (PLANNING OF ACTIONS)
NO MASALAH URAIAN KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE WAKTU PJ
1 Kurangnya 1. Penkes tentang pentingnya a.Pengunjung dapat memahami Pengunjung 1. a Simulasi a. jumat, 30 Juli
pemahaman 6 langkah mencuci tangan tentang pentingnya 6 langkah dan pasien PENKES 2021.
pasien dan a. Pembagian leaflet mencuci tangan b. Tanya Jawab Jam : 11 .00 Wit
pengunjung b. Simulasi tentang 6 b. Pengunjung dapat mempraktekan c. Leaflet
tentang enam langkah mencuci tangan 6 langkah mencuci tangan
langkah mencuci
tangan. 2.. Mengingatkan perawat
untuk edukasi 6 langkah Perawat
mencuci tangan. 2. Edukasi dan
Simulasi b. Setiap pagi
69
5.6. PENYELESAIAN MASALAH
Penyelesaian kegiatan dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun dalam POA
yaitu tanggal 27 – 30 Juli 2021. Adapun kegiatan yang dlaksanakan oleh kelompok
meliputi :
1 Tanggal 27 Juli 2021 kelompok melakukam simulasi Role play metode tim
70
BAB V
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan kajian situasi yang dilakukan pada tanggal 21-31 Juli 2021 di
ruang Ranap II St. Maria RS Dian Harapan telah didapat perumusan masalah yang
berhubungan dengan manajemen keperawatan.
Masalah dalam manajemen meliputi masalah kurangnya pemahaman pasien
dan pengunjung tentang 6 langkah mencuci tangan,Tenaga perawat belum
memenuhi standar,kualifikasi pendidikan profesional dan vokasi tidak sesuai
standar.
Implementasi manajemen diruang Ranap II St. Maria dimulai dari
pengumpulan data, menyusun data, bermain peran dan Simulasi PENKES
5.2.Saran
1. Bagi Rumah Sakit Dian Harapan
1. Kepala Ruangan
Diharapkan tetap monitoring atau pengawasan, bimbingan dan motivasi
kepada pasien dan pengunjung
b) Anggota tim
71
a. Diharapkan agar dapat melakukan sosialisasi dan edukasi dalam 6
langkah mencuci tangan kepada pasien dan pengunjung dengan
optimal
b. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan adanya praktek manajemen keperawatan yang
berkelanjutan (program ners) di Rumah Sakit Dian Harapan sehingga
dapat melakukan evaluasi selanjutnya.
2. Bagi mahasiswa
Mahasiswa diharapakan membekali diri dalam melakukan praktek manajemen
keperawatan dan mengaplikasikan manajemen keperawatan yang telah di dapat
dilahan praktek
72
.DAFTAR PUSTAKA
Gillies (2000). Nursing Management. 2nd Ed. W.B. Saunders. New York
Marquis and Huston. 2010. Leadership Roles and Management Fungsions In Nursing :
Theory And Aplication. 6th Edition. Lipicott William & Wilkins.
Permenkes. 2012. Tentang teknis promosi kesehatan rumah sakit. Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
Petter and Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC
Ratna Sitorus (2008). Model Praktik Keperawatan Profesional. Seminar Nasional Pada
Rapim PPNI di Malang Februari.
73
NASKAH ROLE PLAY
Pada Tanggal 27 Juli 2021 pukul 08:00 WIT , seperti biasanya perawat yang
berjaga malam akan bersiap melakukan pergantian shift dengan perawat yang
akan berjaga Pagi. Perawat malam yang bertugas telah menjalankan tugasnya
pada hari itu dalam memberikan Asuhan Keperawatan ke Pasien sesuai dengan
SOP dan rencana tindakan yang ada. Selanjutnya, perawat yang akan bertugas di
pagi ini bersiap menerima rencana tindakan yang belum di lakukan oleh perawat
yang bertugas di shift malam tadi. Hal ini dilakukan, untuk meneruskan Asuhan
Keperawatan yang diberikan ke pasien sehingga dapat terus berjalan dan tidak
terputus yang dapat merugikan pasien nantinya.
2. Anita
3. Amelia
2. Rolia
Perawat TIM B (Pagi) : 1. Pithen
2. Rita E Butar-Butar
Perawat TIM A (Pagi) : 1. Selvia
2. Matheis
74
Waktu Pergantian Shift malam Ke shift pagi.
KARU :Selamat pagi buat dan salam sejahtera buat kita semua (Sambil menatap semua
perawat) Sebelum kita melakukan operan jaga atau timbang terima, marilah kita ucapkan
puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat serta karuniaNya lah kita
dapat berkumpul disini, pada pagi hari ini selasa 27 Juli 2021 akan dilakukan kegiatan
operan yang rutin kita lakukan setiap pergantian shif. Kepada perawat pelaksana yang
dinas pagi dipersilahkan menjelaskan kondisi masing-masing pasien saat ini ke perawat
pelaksana yang dinas sore. Dan untuk masing- masing ketua tim saya persilahkan
memvalidasi data yang sudah ada untuk merencanakan tindakan keperawatan selanjutnya.
75
Persiapan lain tidak ada.
Anita :Identitas pasien yang kedua. Nama : Ny. Dewi, umur : 41 thn, tingkat
ketergantungan Minimal, Diagnosa Medis : Ca.Mammae, KU: baik,
komposmentis. TTV terakhir pukul 07:00 WIT dengan TD: 110/80, N: 100
x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan pasien : takut kalau mau dioperasi.
Masalah keperawatan yang ditemukan : Ansietas. Rencana yang sudah
dilakukan: monitor TTV, Motivasi individu. Rencana yang belum dilakukan:
Relaksasi, Pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500 mg, Vitamin B
kompleks 3 x 1 tablet peroral. Persiapan lain : Cek darah rutin.
PP Tim B (Pagi) : Selamat pagi, Terima kasih untuk kesempatan yang diberikan kepada
saya untuk menjelaskan kondisi pasien saat ini, jumlah pasien dari Tim
B saat ini adalah 2 orang dengan tingkat ketergantungan minimal 1
Parsial 1 Total 0.
Louis :Identitas Pasien Yang Pertama Nama : Ny. Ira umur 37 Tahun, Tingkat
Ketergantungan Minimal Diagnosa medis Ca Recti, KU : lemah,
komposmentis, pucat, anemis. TTV terakhir pukul 07.00 WIT dengan TD:
100/60, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri diarea anal,
skala 7 dari 10. Masalah keperawatan: Nyeri. Rencana yang sudah
dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan relaksasi. Rencana yang belum
dilakukan : pemberian asam mefenamat 500 mg peroral. Terapi: Asam
mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks 3 x 1 tablet. Persiapan lain: USG
abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke Internis, Persiapan kolon
in loop.
Siska : Identitas pasien yang kedua Nama : Ny. Ita, umur :67 tahun,
Tingkat kertergantungan : Parsial Tumor kulit / Dr. Joko KU : baik,
komposmentis. TD: 150/80, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan
pasien : nyeri skala 7 dari 10. Masalah keperawatan yang ditemukan :
Nyeri. Resikio tinggi infeksi, gangguan integritas kulit. Rencana yang sudah
76
dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan relaksasi, ganti balut, Injeksi
Cefotaxim 500 mg. Intervensi yang belum dilakukan : pemberian asam
mefenamat 500 mg peroral, Monitor TTV. Terapi: Asam mefenamat 3 x
500 mg, Cefotaxim 2 x 500 mg. Persiapan lain: Program operasi ditunda
besok pagi. Demikian Yang Dapat Saya Sampaikan Tentang Keadaan
Pasien Di Kamar 2 (Cempaka) Saat Ini.
KARU : Terima kasih untuk perawat pelaksana masing-masing TIM yang telah
menyampaikan kondisi dari semua pasien saat ini, mungkin ada yang perlu
ditambahkan dari masing-masing tim untuk memvalidasi data saya persilahkan.
Kalau tidak ada tambahan mari kita langsung saja menuju ke ruangan pasien.
(Berdiri sambil menuju ke Ruangan Pasien).
Ns. Regina : Selamat Pagi (Masuk Ke kamar pasien Bersama Perawat lainnya).
Permisi Ibu, dengan Ibu Nisa yang dari Waena.
Ny.Hasmidar :selamat pagi Iya betul Suster (sambil berdiri menghampiri Perawat)
Ns. Regina : Oh iya bu, Bagaimana Keadaannya ibu Nisa Saat Ini?.
Ny. Hasmidar : Masih terasa nyeri katanya suster. (Sambil menunjuk daerah yang
sakit)
Ns. Regina : Oh iya bu,Nanti akan diberikan obat. Namun sebelumnya, Seperti
biasa Ibu kita di sini akan melakukan Kegiatan operan yang rutin
setiap pergantian shift dari yang jaga pagi tadi ke jaga siang.
Ny. Hasmidar : Iya Sus, silahkan (Sambil menarik kursi dan duduk)
Ns. Regina : Baik bu. Sebelumnya saya jelaskan dulu tujuan dari operan Ini
adalah mengkomunikasikan keadaan keluarga Ibu sekarang,
memperkenalkan perawat penganti yang akan membantu ibu jika ada
77
keluhan nantinya, dan Menyampaikan Informasi yang penting antar
Shift Jaga. Sebelumnya ibu sudah mengenal perawat pagi kan,??
Ny. Hasmidar : Iye, sudah.. Yang ini Ns. Regina dan ini Ns. Anita (sambil menunjuk
ke2 Perawat)
Ns. Regina : (Bertanya Ke pasien) Bagaimana Perasaan Saat ini Bu, apakah sudah
ada perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya?
Ny. Hasmidar : Sudah mulai ada perkembangan suster di banding kemarin. Tapi tadi
ibu Nisa mengeluh sakit suster di daerah bekas Operasi.
Ns. Regina : Iya Bu, sakit dan nyeri yang dirasakan merupakan efek dari proses
pembedahan kemarin, namun ibu jangan terlalu khawatir karena sudah ada
terapi obat penghilang Nyeri yang di berikan dokter untuk mengatasi
78
Ny. Hasmidar : Oh Begitu Suster.
Ns. Regina : Selain itu Bu, Ibu bisa terus mengajarkan teknik relaksasi ke Ibu Nisa
yang tadi pagi saya ajarkan ke Ibu, jika Ny. Nisa mulai merasakan
nyeri, ibu bisa ajarkan biar nyerinya berkurang.
Ny. Hasmidar : Oh iye Suster (sambil mengangguk mengerti)
KARU : Baiklah Bu, Jika ada yang Ibu perlukan bisa ke Ruang Perawat, kami
siap membantu ibu. Baiklah Bu, Kami Permisi dulu yah, Mari Bu…
(Bersama perawat lainnya keluar dari kamar pasien)
TIM B
Ns. Resky : Selamat Pagi (Masuk Ke kamar pasien Bersama Perawat lainnya).
Permisi Ibu, dengan Ibu Ira dari Bhayankara.
Ns. Resky : Oh iya bu, memang akan semakin terasa nyeri, tapi nanti ibu akan
diberi obat penghilang nyeri. Tapi Sebelumnya Bu, Seperti Biasa Ibu
Kita Disini Akan Melakukan Kegiatan operan Yang Rutin Setiap
Pergantian Shift dari yang jaga pagi tadi ke jaga siang. Bisa Bu??
Ny. Ira : Iya paman, silahkan (berbaring di tempat tidur)
Ns. Resky : Baik bu. Sebelumnya saya jelaskan dulu Tujuan dari Operan Ini Adalah
mengkomunikasikan Keadaan Ibu Sekarang, memperkenalkan perawat
penganti yang akan membantu ibu jika ada keluhan nantinya.
79
Sebelumnya ibu sudah mengenal perawat malam kan,??
Ny. Ira : Iye, sudah.. Yang ini Ns. Lois dan ini Ns. Siska(sambil menunjuk ke2
Perawat)
Ns. Puji : Baiklah Bu, selanjutnya saya Perkenalkan kepada perawat pelaksana
pagi ini dari Tim A ada Ns. Regina dan Ns. Anita dari tim B ada Ns.
Rita dan Ns. Pithen yang akan bertugas menggantikan perawat
pelaksana yang bertugas malam ini dan membantu Ibu jika ada yang ibu
perlukan. Saya persilahkan untuk masing-masing perawat pelaksana
dari tim A yang dinas malam untuk membacakan laporan hasil
intervensi yang dilakukan.
Ns. Louis : Terima kasih, saya Ns. Louis akan mengkonfirmasi kembali
Intervensi yang telah diberikan Ny. Ira. Nama : Ny. Ira, umur 47 tahun
dengan Diagnosa : Ca.Rekti. Rencana yang sudah dilakukan: monitor
TTV dan distraksi dan relaksasi. Rencana yang belum dilakukan :
pemberian asam mefenamat 500 mg peroral. Terapi: Asam
mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks 3 x 1 tablet. Persiapan lain:
USG abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke Internis,
Persiapan kolon in loop. Itu tadi beberapa Rencana lanjutan yang dapat
di lakukan, sekian dari saya.
Karu : Oh, iya konsul ke Iternisnya besok?? (bertanya ke shift Pagi)
Karu : (Bertanya Ke pasien) Bagaimana Perasaan Saat ini Bu, apakah sudah
ada perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya?
Ny. Ira : Belum suster,, masih terasa sakit baru takut ka’ suster dengan
operasinya nanti (tampak meringis)
Ns. Siska : Iya Bu, sakit dan nyeri yang dirasakan itu efek dari proses
penyakitnya, namun ibu jangan terlalu khawatir karena sudah ada terapi
obat penghilang Nyeri yang diberikan. selain itu bu, ibu jangan takut
dengan operasinya nanti sebelumnya ibu akan di suntik dan ibu tidak
akan merasakan apa-apa selama operasi nanti (menjelaskan ke pasien
80
mengenai tindakan operasi)
Karu : Baiklah Bu, Jika ada yang Ibu perlukan bisa ke Ruang Perawat, kami
siap membantu ibu. Baiklah Bu, Kami Permisi dulu yah, Mari Bu…
(Bersama perawat lainnya keluar dari kamar pasien)
81
Post Conferens Operan Perawat
KARU : Kita tadi sudah bersama-sama melakukan kegiatan Operan, saya berharap dengan adanya
kegiatan ini proses pendelegasian tugas antar shift bisa jelas dan terstruktur. Mungkin dari
pasien tadi ada yang masih harus didiskusikan lagi?
PP TIM A ( Ns Mateis) : Ny Nisa, Umur 42 tahun, Tingkat Ketergantugan Parsial, Diagnosa Medis :
Diabetes Mellitus Tipe II, KU: baik, komposmentis. TTV terakhir pukul 13.00
WIT dengan TD: 130/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Pasien
mengeluhkan: nyeri pada luka gangren sebelah kanan ektermitas bawah dengan
skala 5. Masalah keperawatan yang ditemukan : Nyeri, Resti infeksi dan
gangguan integritas kulit. Intervensi yang sudah dilakukan: monitor TTV,
Relaksasi & distraksi, rawat luka DM, Injeksi Tramadol 1 ampul, Injeksi
Cefotaxim 500 mg. Intervensi yang belum dilakukan: Kaji tanda-tanda infeksi,
Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi: Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg,
Infus NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain tidak ada.
PP TIM A (Ns.Selvia) : Ny. Dewi, umur : 41 thn, tingkat ketergantungan Minimal, Diagnosa Medis :
Ca.Mammae, KU: baik, komposmentis. TTV terakhir pukul 13:00 WIT
dengan TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan pasien :
takut kalau mau dioperasi. Masalah keperawatan yang ditemukan : Ansietas.
Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV, Motivasi individu. Rencana
yang belum dilakukan: Relaksasi, Pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500
mg, Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet peroral. Persiapan lain : Cek darah rutin.
TIM B (Ns.Pithen) : Nama : Ny. Ira umur 37 Tahun, Tingkat Ketergantungan Minimal Diagnosa medis
Ca Recti, KU : lemah, komposmentis, pucat, anemis. TTV terakhir pukul 07.00 WIT
dengan TD: 100/60, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri diarea anal,
skala 7 dari 10. Masalah keperawatan: Nyeri. Rencana yang sudah dilakukan: TTV
dan distraksi dan relaksasi. Rencana yang belum dilakukan : pemberian asam
mefenamat 500 mg peroral. Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks
3 x 1 tablet. Persiapan lain: USG abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke
Internis, Persiapan kolon in loop.
Ns Rita : Ny. Ita, umur :67 tahun, Tingkat kertergantungan : Parsial Tumor kulit / Dr. Joko KU :
baik, komposmentis. TD: 150/80, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan pasien :
nyeri skala 7 dari 10. Masalah keperawatan yang ditemukan : Nyeri. Resikio tinggi infeksi,
gangguan integritas kulit. Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan
relaksasi, ganti balut, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Intervensi yang belum dilakukan
:instruksi dr.Joko terapi injeksi nyeri diganti dengan Atrain. Terapi: Atrain 3 x 500 mg,
Cefotaxim 2 x 500 mg. Persiapan lain: Program operasi ditunda besok pagi. Demikian
Yang Dapat Saya Sampaikan Tentang Keadaan Pasien Di Kamar 2 (Cempaka) Saat Ini.
82
Kepala ruangan : Terima kasih atas kerjasamanya dari masing-masing TIM A dan TIM B beserta perawat pelaksana
yang telah bekerja dengan baik. Demikian tadi Operan ini semoga apa yang telah kita lakukan hari ini
memberikan banyak keuntungan bagi kita semua, dan kita diberikan kelancaran dalam melaksanakan
tugas masing-masing. Demikian saya akhiri. Selamat siang
83