Anda di halaman 1dari 162

LAPORAN PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG RAWAT INAP II SANTA MARIA

RUMAH SAKIT DIAN HARAPAN JAYAPURA

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK VI

Regina Jomilena.,S.Kep

Louis Brabar.,S.Kep

Rolia N.M Simanjuntak.,S.Kep

Rita Evalina Butar-Butar.,S.Kep

Matheus Rum.,S.Kep

Anita Wafumilena.,S.Kep

Resky Mambala,S.Kep

Selvia Mokay.,S.Kep

Natalia Sayow.,S.Kep

Inna Rumanfan.,S.Kep

Pithein Tanawani.,S.Kep

Amelia Manggaprow.,S.Kep

TAHAP PROFESI NERS ANGKATAN XI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
pertolongan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktik stase
manajemen keperawatan di ruang Ranap II Santa Maria Rumah Sakit Dian
Harapan Jayapura

Dalam Praktek Ners di Ruang Ranap II Santa Maria tanggal 19 Juli 2021
sampai tanggal 31 Juli 2021 dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dari
beberapa pihak diantaranya:

1. dr. Ance Melinda Situmorang, Selaku Direktur Rumah Sakit Dian


Harapan Jayapura

2.Susanto Saray.,S.Kep.,Ns selaku Wadir Keperawatan

3.Rezal J Hattu.,S.Kep.,Ns kepala ruangan Ranap II Santa Maria

4. Juliawati,.S.kep.,M.Kep.,Sp.Kep.An selaku pembimbing Akademik dan


Koordinator Stase Manajemen Keperawatan.

5. Masni Parante.,S.Kep,Ns.,M.Kep selaku pembimbing akademik

6. Seluruh staf perawat di Ruang Ranap II Santa Maria

7. Teman – teman Seprofesi Ners yang kami banggakan

Dalam menyusun laporan praktek Manajemen Keperawatan ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu kami kelompok sangat mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun.

Jayapura 31Juli 2021

Kelompok VI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………….................................................i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..ii

DAFTAR BAGAN…………………………………………………………….iii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………..iv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan Penulisan 2

1.3. Manfaat Penulisan 3

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Konsep Manajemen Keperawatan 5

2.1.1. Pengertian 5

2.1.2. Fungsi manajemen 6

2.1.3. Manajemen Rawat Inap 10

2.2. Manajemen Asuhan Keperawatan 17

2.2.1. Asuhan Keperawatan / Standar Asuhan Keperawatan (SAK) 17

2.2.2. Fungsi dan Peran Anggota dalam Manajemen Keperawatan 25

2.2.3. Metode Praktek Keperawatan Profesional 38

2.2.4. Kepuasan pasien dan karyawan 51

2.3. Konsep Dasar Patient Safety 59


2.3.1. Pengertian 59

2.3.2. Manfaat cuci tangan 60

2.3.3. Waktu mencuci tangan


61

2.3.4. Langkah mencuci tangan


62

2.3.5. Lima Momen Mencuci Tangan Menurut SOP


63

BAB III

PENGKAJIAN FENOMENA RUANGAN 64

3.1. Profil Rumah Sakit Dian Harapan/Ruang Ranap II Santa Maria 64

3.2. Unsur Input 69

3.3. Unsur proses 90

3.4. Unsur Output 117

1. Instrumen A 122

2. Instrumen B 127

3. Instrumen C 131

BAB IV
133

PEMBAHASAN & ANALISIS SITUASI RUANGAN


133

4.1. Analisis Situasi Ruangan


133

4.2. Analisa SWOT


137
4.3. Perumusan masalah
141

4.4. POA
143

4.5. Penyelesaian masalah

4.6 Prosedur operational (SPO) 6 langkah mencuci tangan


148

4.7 Standar prosedur operasional (SPO) 5 momen mencuci tangan


150

BAB V
148

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
152

6.2. Saran
152

DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR BAGAN

Bagan 1.2.Organisasi Metode Kasus


39

Bagan 2.2. Organisasi Metode Fungsional


40

Bagan 3.2. Organisasi Metode Tim


42

Bagan 4.2. Organisasi Metode Primer


43

Bagan 5.3. Data Primer Ruang Ranap II Santa


68

DAFTAR TABEL

Tabel. 1. Data 10 Penyakit Terbanyak di Ruang Ranap II Santa Maria


69

Tabel. 2. Data Demografi Lama Hari Rawat Pasien Ruang Ranap II


70

Tabel. 3. Data Jenis Kelamin Pasien Ruang Ranap II Santa


71
Tabel. 4. Data Umur Pasien Ruang Ranap II Santa Maria
72

Tabel. 5. Data Pekerjaan Pasien Ruang Ranap II Santa Maria


73

Tabel. 6. Data Demografi Alamat Pasien Ruang Ranap II Santa Maria


74

Tabel. 8. Data Seluruh Ketenagaan Pada Ruang Ranap II Santa Maria


77

Tabel. 9. Daftar Nama Tenaga Perawat Yang Ada Ruang Ranap II Sta. Maria
78

Tabel. 10. Tingkat Ketergantungan Pasien Di ruang ranap II St.Maria


80

Tabel. 11. Kebutuhan Tenaga Perawat Menurut Klasifikasi Pasien Diruang


Ranap II 81

Tabel. 12. Fasilitas Ruang Ranap II Santa Maria


83

Tabel. 13. Fasilitas Alat Medis


84

Tabel. 14. Alat Mesin Di Ruang Ranap II Santa Maria Rumah Sakit Dian
Harapan 90

Tabel. 15. Kajian Planning Diruang Ranap II Santa Maria Pada Bulan Juli 2021
96

Tabel. 16. Kajian Organizing Diruang Ranap II Santa Maria Pada Bulan Juli
2021 100

Tabel. 17. Pelaksanaan Tugas Kepala Ruangan Dalam Penerapan Metode


101

Tabel. 18. Kajian Data Pelaksanaan Tugas Ketua Tim Di Ruang Ranap II
103

Tabel. 19. Kajian Data Pelaksanaan Tugas Anggota tim


105
Tabel. 20. Evaluasi Peleksanaan Meeting Morning dalam Pelaksanaan
Metode 106

Tabel. 21. Hasil Penilaian Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga


107

Tabel. 22. Hasil penilaian pelaksanaan Pre conference


108

Tabel. 23. Hasil Penilaian Pelaksanaan Post Conference


108

Tabel. 29. Data Jumlah Paien


118

Tabel. 30. Hasil kajian data instrumen A diruang Ranap II Santa Maria RSDH
124

Tabel. 34. Kajian SOP 5 Moment Mencuci Tangan Di Ruang II Santa Maria
131

Tabel. 35. Kajian 6 Langkah Mencuci Tangan


132

Tabel. 36. Analisa SWOT


138

Tabel. 37. Penyelesaian Masalah


142

Tabel. 38. POA (PLANNING OF ACTIONS)


143

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut WHO (World Health Organitation) Tahun 2010, rumah sakit
adalah bagian integral dari suatu organisasi social dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.Rumah Sakit
juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian
medik.

Berdasarkan Undang – Undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,


yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Manajemen merupakan
suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan
dalam suatu organisasi dimana dalam manajemenen tersebut mencakup kegiatan
koordinasi dan super visi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai
tujuan organisasi (Nursalam 2016).

Manajemen keperawatan merupakan suatu proses pekerjaan melalui


anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesionalisme. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses
keperawatan sebagai metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
profesionalisme. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses
keperawatan sebagai metode pelaksanaan asuhan secara profesional, sehingga
diharapkan keduanya saling bekerja sama.

Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan


perubahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan yang berupa rencana
strategi melalui pendekatan, pengumpulan data, analisa SWOT, dan menyusun
langkah-langkah perencana, melakukan pengawasan dan pengendalian
(Nursalam, 2016).

Rumah Sakit Dian Harapan adalah rumah sakit tipe C dengan kriteria
lulus tingkat paripurna dengan nomor: KARS-SERT/952/XII/2017, yang
merupakan rumah sakit dibawah pemilikan Yayasan Dian Harapan, yang
mempunyai visi menghadirkan cinta kasih dalam bentuk pelayanan kesehatan
bagi masyarakat yang kekurangan dan menderita, sehingga mereka sebagai
pewaris kerajaan Allah dapat menegakkan dan mengamalkan cinta kasih dan
meneruskan karyanya. Sedangkan misinya adalah menjadi Rumah Sakit Dian
Harapan sebagai rumah sakit yang mandiri berkualitas dalam memberikan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat sekitar Jayapura dan Papua pada
umumnya. Rumah sakit Dian Harapan melayani fasilitas rawat jalan dan rawat
inap. Diantaranya adalah Ruang Rawat Inap II Santa Maria.

Ruang Rawat Inap II merupakan ruang rawat yang melayani pasien


bedah dan pasien penyakit dalam wanita, dengan jumlah perawat 15 perawat
(perawat Ners dan D3) dan dua pekarya.

Salah satu cara untuk dapat meningkatkan keterampilan manajerial yang


handal, selain didapat di bangku kuliah juga harus melalui proses pembelajaran
dilahan praktek. Mahasiswa profesi Ners Uncen Jayapura di tuntut untuk
mengaplikasikan langsung kemampuan manajerial yang telah ditetapkan di
ruang rawat inap II dengan arahan dari pemimbing wahana praktek maupun
pendidikan yang cukup intensif, dengan adanya praktek ini di harapkaan
mahasiswa mampu mengelola sebuah ruang perawatan dengan pendekatan
proses manajemen.

1.2. Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum

Setelah melakukan praktek stase manajemen keperawatan diharapkan


mahasiswa mampu menerapkan fungsi fungsi manajemen seperti
perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pengarahan
(Actuating) pengawasan (Controlling) dalam asuhan keperawatan
professional pemula di Ruang Rawat Inap II Sta. Maria Rumah Sakit Dian
Harapan.

2. Tujuan khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen,


peserta mampu :

a. Memberikan gambaran pelaksanaan manajemen keperawatan untuk


perencanaan (Planning).
b. Memberikan gambaran pelaksanaan manajemen keperawatan untuk
pengorganisasian (Organizing).
c. Memberikan gambaran pelaksanaan manajemen keperawatan untuk
pengarahan (Actuating).
d. Memberikan gambaran pelaksanaan manajemen keperawatan untuk
pengawasan (Controlling).

1.3. Manfaat Penulisan


Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Mahasiswa
a. Mengetahui dari proses manajemen keperawatan di ruang Santa Maria
II.
b. Mengaplikasikan teori manajemen keperawatan yang di dapatkan pada
lahan praktek.
2. Program studi ilmu keperawatan
a. M enghasilkan mahasiswa yang terdidik dalam manajemen keperawatan.
b. Sebagai evaluasi keberhasilan dari proses manajemen keperawatan yang
dilakukan selama stase manajemen.
3. Rumah Sakit Dian Harapan
a. Memberikan masukan bagi rumah sakit untuk meningkatkan manajemen
keperawatan.
b. Memberikan masukan bagi Ruang Santa Maria Rawat Inap II dalam
proses manajemen keperawatan.
4. Masyarakat
Meningkatkan kepuasan dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan
di Ruang Santa Maria Rawat Inap II.
1.4. Cara pengumpulan data

Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi


masalah yang dilakukan dengan metode :

a. Observasi
Dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses pelayan,
inventaris ruangan, dan pendokumentasian, asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh petugas di Ruang Santa Maria Rawat Inap II Rumah Sakit
Dian Harapan.
b. Wawancara
Dilakukan pada kepala ruangan dan petugas ruangan untuk mengumpulkan
data tentang kondisi ruangan serta proses pendokumentasian asuhan
keperawatan.
c. Kuisioner
Dilakukan dengan cara membagikan kertas berisi beberapa pertanyaan dan
ditunjukkan kepada perawat dan pasien
d. Catatan dokumentasi ruangan
Dilakukan terhadap dokumentasi dana atau catatan inventaris ruangan dan
standar prosedur yang berlaku.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Konsep Manajemen Keperawatan

2.1.1. Pengertian
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi yang mencakup kegiatan koordinasi
dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan
organisasi (Nursalam, 2016).

Manajemen keperawatan adalah cara untuk mengelola sekelompok perawat


dengan menggunakan fungsi – fungsi manajemen untuk dapat memberikan
pelayanan dan asuhan keperawatan kepada pasien secara professional (Gillies
dalam Nursalam, 2016).

Melalui manajemen ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan.


Dalam manajemen terdapat suatu proses yang mengubah suatu input menjadi
suatu output yang diharapkan. Input manajemen ini terdiri atas manusia, uang,
material, alat dan metode yang selanjutnya akan mengalami proses manajemen
sehingga tercapailah output. Output pada manajemen berupa efisiensi dalam
pelayanan, staf yang kompeten dan ahli dibidangnya serta peningkatan mutu
suatu pelayanan.

Pengetahuan manajemen merupakan pengetahuan yang universal, demikian


juga pengetahuan manajemen yang ada di dalam ilmu keperawatan. Pengetahuan
manajemen keperawatan menggunakan konsep – konsep yang berlaku terhadap
semua situasi manajemen keperawatan. Teori manajemen keperawatan
berkembang dari teori manajemen umum yang memprioritaskan penggunaan
sumber daya manusia dan materi secara efektif. Sejalan dengan prinsip
manajemen secara umum, manajemen dalam keperawatan juga terdiri atas input,
proses dan output.
Input dari manajemen keperawatan terdiri atas tenaga keperawatan, bahan
– bahan, peralatan, bangunan fisik, klien, pengetahuan dan keterampilan yang
akan mengalami suatu proses transformasi melalui manajemen asuhan
keperawatan oleh tenaga keperawatan sehingga dihasilkan suatu resolusi masalah
keperawatan pasien.

Prinsip - prinsip manajemen ini diterapkan oleh perawat klinis, perawat


kepala, pengawas, direktur dan tingkat eksekutif dibidang keperawatan. Tapi
pada dasarnya, prinsip manajemen yang diterapkan adalah sama. Lima elemen
besar dari teori manajemen seperti perencanaan, pcngorganisasian, ketenagaan,
pengarahan dan pengendalian. Seluruh aktivitas manajemen serta sumber daya
yang ada bergerak secara simultan untuk mencapai output yang diinginkan.
Adapun output yang diinginkan dalam proses manajemen keperawatan adalah
resolusi masalah keperawatan sehingga dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang efektif kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Aktivitas ini
dilakukan secara mandiri dan saling ketergantungan.

2.1.2. Fungsi manajemen


Dalam keperawatan, manajemen berhubungan dengan perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengaturan staf (staffing),
kepemimpinan (leading), pengendalian (controling) akititas-aktifitas
keperawatan (Swanburg, 2010). Pada dasarnya manajemen keperawatan adalah
prroses dimana seorang perawat menjalankan profesi keperawatannya. Segala
bentuk dari organisasi, perawatan kesehatan memerlukan manajemen
keperawatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Berikut ini adalah pembahasan fungsi-fungsi manajcmcn secara lebih mendalam.

1) Fungsi perencanaan

Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara


matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian,1990). Sedangkan menurut
Fayol didalam Swanburg (2010) mendefinisikan bahwa yang dimaksud
dengan manajemen adalah membuat suatu rencana untuk memberikan
pandangan kedepan. Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang panting
karena mengurangi resiko pembuatan keputusan yang kurang tepat atau
membantu mengantisipasi jika suatu proses tidak berjalan sebagaimana
mestinya. Perencanaan juga dapat menolong pekerja-pekerja mencapai
kepuasan dalam bekerja. Selain itu perencanaan juga membantu penggunaan
waktu yang efektif. Dalam suatu perencanaan dibutuhkan suatu pengetahuan
yang mengacu kepada proses, unsur dan standar dari suatu perencanaan.
Selain hal tersebut juga perlu didalami ilmu pengetahuan dan keterampilan
tentang pelaksanaan perencanaan sehingga perencanaan yang akan dilakukan
dapat berjalan sesuai dengan tujuan awal. Suatu perencanaan yang baik harus
berdasarkan pada sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standar dan bersifat
fleksibel, seimbang dan menggunakan sumber-sumber yang tersedia lebih
dahulu (Swansburg, 2010). Dengan menjalankan prinsip-prinsip yang ada
dalam perencanaan ini, maka diharapkan tujuan dapat tercapai dengan efektif
baik dalam penggunaan sumber daya manusia maupun sumber daya material.

Dalam manajemen keperawatan, pcrencanaan dimulai dengan kegiatan


menentukan tujuan, mengumpulkan data, menganalisis dan
mengorganisasikan data-data yang akan digunakan untuk menentukan
kebutuhan asuhan keperawatan dan menentukan sumber-sumber untuk
memenuhi kebutuhannya. Selain itu perencanaan juga membantu untuk
menjamin bahwa pasien dapat menerima pelayanan yang mereka inginkan
serta mereka butuhkan. Selain itu sumber daya yang digunakan dapat
digunakan seefektif dan seefisien mungkin.

2) Fungsi pengorganisasian

Pengorganisasian adalah pengelompokan aktifitas-aktilitas untuk tujuan


mencapai objektif, menentukan cara untuk pengorganisasian aktifitas yang
tepat dengan unit lainnya baik secara vertikal maupun horizontal yang
bertanggung jawab untuk mencapai objektif organisasi (Swansburg, 2010).

Prinsip-prinsip perorganisasian diantaranya adalah prinsip rantai


komando, kesatuan komando, rentang control dan spesialisasi. Prinsip rantai
komando menggunakan hubungan dalam alur yang hirarkis dalam alur
autokratis dari atas kebawah. Komunikasi terjadi sepanjang rantai komando
dan cenderung satu arah. Sedangkan dalam prinsip kesatuan komando
memiliki satu pengawas, satu pemimpin dan satu rencana untuk kelompok
aktifitas dengan objek yang sama. Prinsip rentang control menyatakan bahwa
individu harus menjadi pengawas yang mengawas secara efektif dalam hal
jumlah, fungsi, maupun geografi. Prinsip spesialisasi menampilkan satu fungsi
kepemimpinan tunggal.

3) Fungsi Pengarahan

Menurut Douglas didalam Swansburg (2010), pengarahan adalah


pengeluaran penugasan, pesan dan instruksi yang memungkinkan pekerja
memahami apa yang diharapkan darinya dan pedoman serta pandangan
pekerja sehingga Ia dapat bekerja dan bekerja secara efektif dan efisien untuk
mencapai objektif organisasi. Pada pengarahan yang harus dipertimbangkan
adalah komunikasi dalam hubungan interpersonal.

Pengarahan itu dapat terjadi apabila seorang pemimpin mendapatkan


masukan yang optimum dari bawahannya untuk kepentingan semua masalah
oleh karena itu seseorang pemimpin harus benar – benar mengerti keterbatasan
bawahannya.

Didalam manajemen keperawatan, yang dimaksud dengan pengarahan


adalah tindakan fisik dari manajemen keperawatan, proses interpersonal
dimana personil keperawatan mencapai objektif keperawatan (Swansburg,
2000). Sebagai seorang pemimpin dalam manajemen keperawatan, ia harus
mempunyai kemampuan untuk membujuk bawahan bersama – sama bekerja
keras untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam pelayanan keperawatan.
Untuk mencapai hal tersebut pimpinan keperawatan seharusnya telah dibekali
ilmu dasar yang kuat tentang kebijaksanaan organisasi, tujuan, program –
program baru dan rencana untuk perubahan. Selain itu pemimpin keperawatan
juga harus mempunyai perilaku yang dapat diterima secara sosial, kualitas
personal yang dapat diterima bawahan, keterampilan dalam memimpin, serta
kemampuan komunikasi interpersonal yang baik. Jika semua ini ada pada
seorang pemimpin keperawatan maka pengarahan yang efektif dapat
dilaksanakan sehingga dukungan bawahan untuk mencapai tujuan manajemen
keperawatan optimal. Secara operasional keefektifan pengarahan dapat dilihat
dari kesamaan komando dan terciptanya tanggung jawab bawahan secara
penuh kepada satu pimpinan.

4) Fungsi Pengendalian.

Pengendalian adalah pemeriksaan untuk melihat apakah segala


sesuatunya terjadi sesuai rencana yang telah disepakati, instruksi yang telah
dikeluarkan, serta prinsip – prinsip yang telah ditentukan, yang bertujuan
untuk menunjukan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak
terjadi lagi. (Fayol dalam Swansburg, 2000).

Pengontrolan dilakukan sesuai fakta yang ada. Bila isu muncul


sebaiknya satu sama lain bertemu dan menenangkan mereka melalui kontak
langsung. Untuk merangsang kerja sama, perlu peran serta sejak semula.
Proses pengontrolan dapat digambarkan dengan salah satunya membuat
standar bagi semua dasar – dasar manajemen dalam istilah – istilah yang
diterima serta hasil yang dapat diukur dan ukuran ini harus dapat mengukur
pecapaian dan tujuan yang ditentukan.

Kontrol termasuk koordinasi sejumlah kegiatan, pembuatan keputusan


yang berhubungan dengan perencanaan dan kegiatan organisasi, serta
informasi dari pengarahan dan pengevaluasian setiap kinerja petugas. Kroon
dan Gray dalam Swansburg (2010) menunjukan bahwa control menggunakan
pengevaluasian dan keteraturan. Karakteristik suatu system control yang baik
adalah harus menunjukan sifat dari aktifitas, melaporkan kesalahan –
kesalahan dengan segera, memandang kedepan, menunjukan penerimaan pada
titik – titik krisis, objektif, fleksibel, menunjukan pola organisasi, ekonomis,
dapat dimengerti dan menunjukan tindakan perbaikan.

Manajer perawat akan merealisasikan cara terbaik dalam menjamin


kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan diruangan – ruangan untuk
menegakkan filosofi, standar pelayanan dan tujuan – tujuan. Prinsip – prinsip
manajemen keperawatan

Seorang manajer keperawatan melaksanakan manajemen keperawatan


untuk memberikan perawatan kepada pasien. Swansburg (2010) menyatakan
bahwa prinsip – prinsip manajemen keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Manajemen keperawatan adalah perencanaan.
b. Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif.
c. Manajemen keperawatan adalah pembuatan keputusan.
d. Pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan pasien adalah urusan manajer
perawat.
e. Manajemen keperawatan adalah pengorganisasian.

2.1.3. Manajemen Rawat Inap


a. Pengertian Rawat Inap

Rawat Inap (Opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan


pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, dimana
pasien diinapkan disuatu ruangan dirumah sakit. Rawat inap merupakan
suatu bentuk perawatan, dimana pasien dirawat dan tinggal dirumah sakit
untuk jangka waktu tertentu. Selama pasien dirawat, rumah sakit harus
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien (Posma 2001 yang
dikutip dari Anggraini (2008). Pelayanan rawat inap adalah pelayanan
terhadap pasien masuk rumah sakit yang menepati tempat tidur perawatan
untuk keperluan observasi, diagnosis, terapi, rehabilitasi medik dan atau
pelayanan medik lainnya (Depkes RI 1997 yang dikutip dari Suryanti
(2002).

Kegiatan pelayanan rawat inap

1). Penerimaan pasien (admission)

2). Pelayanan medik

3). Pelayanan penunjang medik

4). Pelayanan perawatan

5). Pelayanan obat.

6). Pelayanan makanan.

7). Pelayanan administrasi keuangan.


Menurut Renvans (1986) ; R. Simamora, (2012) bahwa pasien yang masuk
pada pelayanan perawat inap akan mengalami tingkat proses transformasi,
yaitu :

1). Tahap admission, yaitu pasien dengan penuh kesabaran dan keyakinan
dirawat tinggal dirumah sakit.

2). Tahap diagnosis, yaitu pasien diperiksa dan ditegakkan diagnosisnya.

3). Tahap treatment, yaitu berdasarkan diagnosis pasien dimasukan dalam


program perawatan dan therapi.

4). Tahap inspection, yaitu secara continue diobservasi dan dibandingkan


pengaruh serta respon pasien atau pengobatan.

5). Tahap control, yaitu setelah dianalisa kondisinya, pasien dipulangkan.


Pengobatan diubah atau diteruskan, namun dapat juga kembali keproses
untuk diagnosis ulang.

Sistem Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit

Alur proses pelayanan pasien unit rawat inap akan mengikuti alur sebagai
berikut :

1). Bagian penerimaan pasien (Administrassion Departement)

2). Ruang perawatan

3). Bagian administrasi dan keuangan

Klasifikasi Rawat Inap di Rumah Sakit

Klasifikasi perawatan rumah sakit telah ditetapkan berdasarkan tingkat


fasilitas pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit, yaitu seperti berikut :

1). Kelas utama B

2). Kelas I

3). Kelas II dan Kelas III

Klasifikasi Pasien Berdasarkan Kedatangannya


1). Pasien baru.

2). Pasien lama

Klasifikasi Pasien Berdasarkan Pengirimannya

1). Dikirim oleh dokter rumah sakit.

2). Dikirim oleh dokter luar.

3). Rujukan dari puskesmas dan rumah sakit lain.

4). Datang atas kemauan sendiri

Kualitas Pelayanan Rawat Inap

Menurut Jaco Balis (1990) pelayanan kesehatan dirawat inap rumah sakit
dapat diuraikan dari beberapa aspek, diantaranya adalah :

1). Penampilan koprefesian atau aspek klinis, aspek ini menyangkut


pengetahuan, sikap dan perilaku dokter dan perawat dan tenaga profesi
lainnya.

2). Efisiensi dan efektifitas, aspek ini menyangkut pemanfaatan semua


sumber daya dirumah sakit agar dapat berdaya guna dan berhasil guna

3). Keselamatan pasien, aspek ini menyangkut keselamatan dan keamanan


pasien.

4). Kepuasan pasien, aspek ini menyangkut kepuasan fisik, mental, dan
sosial pasien terhadap lingkungan rumah sakit, kebersihan,
kenyamanan, kecepatan pelayanan, keramahan, perhatian, biaya yang
diperlukan dan sebagainya.

b. Tujuan Pelayanan Rawat Inap

1). Membantu penderita memenuhi kebutuhannya sehari – hari sehubungan


dengan penyembuhan penyakitnya.
2). Mengembangkan hubungan kerja sama yang produktif baik antara unit
maupun antara profesi.
3). Menyediakan tempat/latihan/praktek/bagi siswa perawat.
4). Memberikan kesempatan kepada tenaga perawat untuk meningkatkan
keterampilannya dalam hal perawatan.
5). Meningkatkan suasana yang memungkinkan timbul dan berkembangnya
gagasan yang kreatif.
6). Mengadakan evaluasi yang terus – menerus mengenai metode
keperawatan yang dipergunakan untuk usaha peningkatan.
7). Memanfaatkan hasil evaluasi tersebut sebagai alat peningkatan atau
perbaikan praktek keperawatan dipergunakan.

c. Perencanaan Kegiatan Keperawatan Diruang Rawat Inap


Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen. Perencanaan
adalah koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dengan
menerapkan proses manajemen untuk mencapai asuhan keperawatan dan
tujuan layanaan keperawatan (Huber,2012). Perencanaan adalah usaha
dasar dan pengambilan keputusan yang perhitungkan secara matang
tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang oleh suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah tetapkan (Siagian, 1992).
Suari dan Bahtiar (2009) mengatakan bahwa perencanaan adalah suatu
keputusan dimasa yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang
dapat ditinjau dari proses, fungsi dan keputusan. Perencanaan memberikan
informasi untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan efektif
(Suwansburg,2012).

Perencanaan yang adekuat dan efektif akan mendorong pengelolaan


sumber yang akan ada dimana kepala ruangan harus mengidentifikasi
tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek serta melakukan
perubahan (Markuis dan Hustom, 2010). Suari dan Batira (2009)
mengatakan bahwa perencanaan yang sangat penting karena mengurangi
ketidak pastian dimasa yang akan datang. Memusatkan perhatian pada
setiap unit yang terlibat, membuat kegiatan yang lebih ekonomis
memungkinkan dilakukannya pengawasan.

Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan


dilaksanakan oleh kepala ruang.Swansburg (2010) menyatakan bahwa
dalam keperawatan, perencanaan untuk menjamin bahwa pasien akan
menerima pelayanan keperawatan yang mereka inginkan. Perencanaan
kegiatan keperawatan di ruangan rawat inap akan memberi petunjuk dan
mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan
pelayanan dan asuhan keperawatan kepada pasien. Perencanaan di ruang
rawat inap melibatkan seluruh personil mulai dari anggota tim, ketua tim
dan kepala ruangan tanpa perencanaan yang adekuat, proses manajemen
pelayanan kesehatan akan gagal (Marquis dan Huston, 2010).

d. Pengorganisasian Keperawatan Di Ruang Rawat Inap


Pengorganisasian dilakukan setelah perencanaan. Pengorganisasian
adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan, menetapkan pokok dan wewenang serta
pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepala staf dalam rangka
mencapai tujuan (Mininjaya, 2004), Huber (2000) menyatakan bahwa
pengorganisasian memobilisasi sumber daya manusia dan material dari
lembaga untuk mencapai tujuan organisasi, dapat juga untuk
mengidentifikasi antara hubungan yang satu dengan yang lain. Secara
statis merupakan wadah kegiatan kelompok orang untuk mencapai tujuan,
sedangkan secara dinamis merupakan suatu aktivitas dari tata hubungan
kerja yang teratur dan systematis untuk mencapai tujuan tertentu (Suarli
dan Bahtirah, 2013).
Manfaat pengorganisasian untuk penjabaran secara terinci semua
pekerjaan yang harus di lakukan untuk mencapai tujuan, pembagian
beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan atau kelompok dan
mengatur mekanisme kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk
hubungan dan koordinasi (Huber, 2000).Marquis dan Huston (2010)
menyatakan bahwa pengorganisasian hubungan di tetapkan, prosedur
diuraikan, perlengkapan disiapkan dan tugas di berikan.
Prinsip – prinsip organisasi saling ketergantungan dan dinamis.
Kepala ruangan dapat menciptakan lingkungan yang merangsang dalam
praktek keperawatan. Prinsip-prinsip pengorganisasian menurut
Swansburg (2010) adalah:
a. Prinsip rantai komando
Prinsip rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota
efektif secara ekonomi dan berhasil dalam mencapai tujuan.
Komunikasi cenderung kebawah dan satu arah. Pada organisasi
keperawatan, rantai komando ini datar, dengan garis manajer dan staf
teknis serta administrasi yang mendukung anggota tim.

b. Prinsip kesatuan komando

Prinsip kesatuan komando menyatakan bahwa seorang anggota tim


mempunyai satu pemimpin dan satu rencana.Keperawatan primer dan
manajemen kasus mendukung prinsip – prinsip kesatuan komando ini.

c. Prinsip rentang control

Prinsip ini menyatakan bahwa perawat harus dapat mengawasi secara


efektif dalam jumlah, fungsi dan geografi. Pada prinsip ini, makin
kurang pengawasan yang diperlukan untuk perawat. Perawat harus
memiliki lebih banyak pengawasan untuk menghindari terjadinya
kesalahan. Kepala ruangan harus lebih banyak mengkoordinasikan.
Untuk mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja (Marquis
dan Huston, 2010). Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan
sumber daya lebih efisien dan staf dapat lebih efektif untuk mencapai
tujuan program (Muninjaya, 2014).

Prinsip pengawasan yang harus di perhatikan manajer keperawatan


dalam menjalankan fungsi pengendalian (Muninjaya, 2014) adalah:

a. Pengawasan yang dilakukan harus di mengerti oleh staf dan


hasilnya mudah diukur.
b. Pengawasan merupakan kegiatan penting dalam upaya mencapai
tujuan organisasi.
c. Standar untuk kerja harus dijelaskan kepada semua staff
2.2. Manajemen Asuhan Keperawatan

2.2.1. Asuhan Keperawatan / Standar Asuhan Keperawatan (SAK)


Standar adalah pernyataan diskriptif tentang tingkat penilaian yang dipakai
untuk menilai kualitas struktur, proses, dan hasil. Sedangkan standar asuhan
keperawatan adalah pernyataan kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai
pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien. Standar ini memberikan petunjuk
kinerja mana yang tidak sesuai atau tidak dapat di terima (Gilles, 1994).
Standar asuhan keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja yang
diinginkan, sehingga kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan
keperawatan terhadap pasien/klien,hubungan sebagai bukti pelayanan meningkat
dan menburuk (Wilkinson, 2006).
Tujuan dan manfaat standar asuhan keperawatan (SAK) pada dasarnya
mengukur kualitas asuhan kinerja perawatan efektifitas organnisasi.Dalam
pengembangan standar menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang lazim
sehingga dapat di tata siapa yang bertanggung jawab mengembangkan standar
bagaimana proses pengembangan tersebut. Standar asuhan berfokus pada hasil
pasien,standar praktik berorientasi pada kinerja perawat profesional ukom
memberdayakan proses keperawatan.Standar financial juga harus dikembangkan
dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat bermanfaat bagi pasien ,profesi
keperawatan dan organisasi pelayanan (Kkawonal,2000).
Direktur Jenderal pelayanan medik , Depkes RI bersama dengan organisasi
Profesional keperawatan,telah menyusun standar asuhan keperawatan
diberlakukan untuk diterapkan diseluruh rumah sakit, melalui ‘’SK’’Direktur
jenderal pelayanan medik, NO.YM.00.03.2.6.7637 Tahun 1993 tentang
berlakunya standar suhan keperawatan di rumah sakit .ini berarti bahwa Tahun
1993 tentang berlakunya tenaga keperawatan di rumah sakit, dalam memberikan
asuhan keperawatan, harus berpedoman pada standar asuhan keperawatan
Upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan, tidak cukup dengan hanya
standar keperawatan tetapi didukung oleh system pemantauan dan penilaian
penerapan standar keperawatan tersebut dilaksanakan secara sistematis, objektif
dan berkelanjutan. Berikut pembahasan standar keperawatan yang berlaku
1. Standar 1 : pengkajian
Proses pengkajian dalam melakukan asuhan keperawatan ditujukan untuk
memperoleh data lengkap dan aktual sesuai dengan keadaan pasien, data ini
diperoleh melalui pengkajian
Komponen pengkajian keperawatan meliputi :
a. Pengumpulan data :
Kriteria :
a). menggunakan format berlaku
b). sistematis
c). diisi sesuai item yang tersedia
d). aktual
e). sah

b. Pengelompokan data

Kriteria :

a). data biologis

b). data fisiologis

c). data sosial

d). spritual

c. Perumusan masalah :

Kriteria :

a). Kesenjangan antara status kesehatan dengan normal dan pola fungsi
kehidupan

b). Perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah di kumpul .

2. Standar 2 : Diagnosa keperawatan

Diagnosa dirumuskan berdasarkan status kesehatan pasien dianalisa,dan


dibandingkan dengan normal fungsi kehidupan pasien

Kriteria :
a) Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan
dan pemenuhan kebutuhan pasien
b) Dibuat sesuai dengan kewenangan perawat
c) Komponennya terdiri dari masalah,penyebab,tanda dan gejala atau
terdiri dari masalah dan penyebab
d) Bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata terjadi
e) Bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan
besar akan terjadi
f) Dapat ditanggulangi oleh perawat

3. Standar 3 : perencanaan keperawatan

Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan.


Komponen perencanaan keperawatan meliputi:

a. Prioritas masalah :

Kriteria:

 Masalah-masalah yang mengancam kehidupan merupakan prioritas


pertama
 Masalah-masalah yang mengancam kesehatan seseorang adalah
prioritas kedua
 Masalah-masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan prioritas
ketiga.
b. Tujuan asuhan keperawatan
Kriteria:
 Spesifik
 Bisa diukur
 Bisa dicapai
 Realistis
 Ada batas waktu
c. Rencana tindakan
Kriteria:
 Disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan
 Melibatkan pasien atau keluarga
 Mempertimbangkan latar belakang budaya pasien atau keluarga
 Menentukan alternatif tindakan yang tepat
 Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku,
lingkungan, sumber daya dan fasilitas yang ada
 Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien
 Kalimat instruksi, ringkas, tegas dengan bahasanya mudah
mengerti

Dalam standar asuhan keperawatan aspek keamanan pasien dapat


perhatian dan ketentuan:

a) Menjaga keselamatan pasien yang gelisah atas tempat tidur


b) Mencegah infeksi nosokomial
c) Mencegah kecelakaan pada pengunaan alat elektrolit
d) Menjaga dari kecelakaan akibat penggunaan alat yang meledak
e) Mencegah kekeliruan penggunaan obat

4. Standar : 4 intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan dengan


maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup
aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan, serta pemulihan kesehatan
dengan mengikutsertakan pasien dan keluarganya.

Kriteria :

a) Dilakasanakan sesuai dengan rencana keperawatan


b) Menyangkut keadaan bio-psiko-sosio-spritual pasien
c) Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan
kepada pasien dan keluarga
d) Sesuai dengan waktu yang di tentukan
e) Menggunakan sumber daya yang ada
f) Menerapkan prinsip aseptik dan antiseptik
g) Menerapkan prinsip aman, nyaman, dan ekonomis privasi dan
mengutamakan keselamatan kerja
h) Melaksanakan perbaikan tindakan pelaksanaan berdasarkan respon
pasien
i) Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengacam
keselamatan pasien
j) Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan
k) Merapikan pasien dan alat selesai melakukan tindakan
l) Melaksanakan tindakan keperawatan pedoman pada prosedur
teknis yang telah ditentukan

Intervensi keperawatan berorientasi pada 14 komponen keperawatan


dasar meliputi:

a) Komponen I. Memenuhi kebutuhan oksigen, dengan kriteria:


 Menyiapakan alat sesuai dengan jenis tindakan dan umur
pasien
 Mengatur posisi pasien
 Memberikan obat dengan prinsip 5 tepat dan 1 W (tepat pasien,
tepat obat, tepat dosis, tepat cara, tepat waktu dan waspada
terhadap reaksi)
b) Komponen II. Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan
dan elektrolit, dengan kriteria :
 Menyiapkan alat
 Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis tindakan
 Memberikan cairan dan makan sesuai dengan program
 Mencocokan jenis cairan dan mengobservasi tetesan infus
 Memeriksa kondisi darah dan golongan darah sebelum
pemberian tranfusi darah
 Mengobservasi tanda-tanda vital pasien selama pasien
mendapatkan transfusi darah
c) Komponen III Memenuhi kebutuhan eliminasi, dengan kriteria:
 Menyediakan alat sesuai dengan jenis tindakan dan umur
pasien
 Menjaga privasi pasien
 Memperhatian suhu cairan (pada pemberin huknah)
 Menjaga privasi pasien
 Mengobsevasi dan mencatat konsistensi feses dan keadaan urin
 Mengobservasi reaksi pasien dan keberhasilan huknah
d) Memenuhi kebutuhan keamanan, dengan Kriteria:
 Menerapkan pelaksanaan aseptik dan antiseptik dalam setiap
tindakan
 Memasang alat pengaman pada pasien yang tidak sadar,
gelisah,anak dan lanjut usia
 Memberi label ibu dan bayi, sidik jari bayi kaki kanan dan kaki
kiri
 Menyiapkan alat-alat dan obat berbahaya di tempat yang telah
di sediakan
 Menyiapkan lingkungan yang aman, lantai tidak licin, cukup
penerangan/cahaya
 Menyediakan alat dalam keadaan siap pakai
e) Komponen V. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamana fisik
dengan kriteria:
 Mempertahankan privasi pasien
 Memperhatikan kebersihan perorangan
 Mengganti alat-alat tenun sesuai dengan kebutuhan
f) Komponen VI. Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur dengan
kriteria :
 Mengatur posisi yang tepat
 Mengatur ventilasi dan penerangan cahaya
 Mencegah kebisingan suara
 Memperhatikan keberhasilan lingkungan
 Mengatur pelaksanaan pengobatan/tim dalam keperawatan
 Mengatur kunjungan visit dokter
 Mencegah tamu diluar jam kunjung
 Mengobservasi respon pasien
g) Komponen VII. Memenuhi kegiatan gerak dan kegiatan jasmani,
dengan kriteria:
 Mengatur posisi sesuai posisi dengan kebutuhan
 Memperhatikan reaksi pasien
h) Komponen VIII. Memenuhi kebutuhan spiritual, dengan kriteria:
 Menyedikan sarana ibadah sesuai dengan kebutuhan
 Membantu pasien beribadah
 Mendampingi pasien saat mendapat bimbingan spiritual
i) Komponen IX. Memenuhi kebutuhan emosional, dengan kriteria:
 Memperhatikan kebutuhan pasien
 Mendengarkan keluhan pasien
 Memberikan penjelasan tentang tindakan, pengobatan yang
akan dilakukan
 Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan
keluarganya
j) Komponen X. Memenuhi kebutuhan komunikasi dengan kriteria :
 Menggunakan bahasa sederhana dan mudah di mengerti
 Memberi penjelasan dengan singkat dan jelas
 Memperhatikan intonasi suara
 Memperhatikan pesan-pesan pasien
 Membantu dan memberi kemudahan kepada pasien dan
keluarga untuk berkomunikasi
k) Komponen XI. Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis dengan
kriteria:
 Mengobservasi tanda-tanda vital sesuai kebutuhan dan kondisi
pasien
 Melakukan tes alergi pada setiap pemberian obat tertentu dan di
catat hasilnya
l) Komponen XII. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu
proses penyembuhan, dangan kriteria :

Melaksakan tindakan keperawatan dan program pengobatan dengan


memperhatikan 5 tepat dan 1 W (tepat pasien, tepat obat, tepat dosis,
tepat cara, tepat waktu dan waspada terhadap reaksi, ekonomis dan
aman bagi pasien)

m) Komponen XIII. Memenuhi kebutuhan penyuluhan, dengan krtieria:


 Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan
 Pelaksanakan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan
 Menggunakan bahasa yang dapat dimengerti
n) komponen XV. Memenuhi kebutuhan penyuluhan dengan kriteria:
 menyiapkan alat sesuai dengan kebutuhan
 melatih pergerakan mobilitas pasien sedemikian mungkin
kondisi pasien,baik secara aktif maupun pasif
 membantu dan melatih pasien menggunakan alat bantu sesuai
kondisi
 mengobservasi reaksi pasien

5. Standar 5 : Evaluasi keperawatan dilaksanakan secara periodik systematis


dan berencana untuk menilai perkembangan pasien dengan kriteria:

a. Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi


b. Evaluasi hasil menggunakan indikator yang ada pada rumusan tujuan
c. Hasil evaluasi segera di catat dan didokumentasikan.
d. Evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan.
e. Evaluasi dilakukan dengan standar

6. Standar 6. Asuhan keperawatan

Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual dengan kriteria:

a. Dilakukan selama pasien di rawat inap dan rawat jalan


b. Dapat digunakan sebai bahan informasi, komunikasi dan laporan
c. Dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan
d. Penulisannya harus jelas dan segera ringkas serta menggunakan istilah
yang baku
e. Sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan
f. Setiap pencatatan inisial/paraf nama perawat yang melaksanakan
tindakan dan waktunya.

2.2.2. Fungsi dan Peran Anggota dalam Manajemen Keperawatan


a. Peran Kepala Ruangan
1) Definisi Kepala Ruangan
Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawatan profesional yang
diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan
keperawatan di satu ruang rawat (Depkes, 1994).Kepala ruangan secara
administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada kepala bidang
perawatan, secara teknis medis operasional bertanggung jawab kepada
dokter penanggung jawab atau dokter yang berwenang.
2) Fungsi Kepala Ruangan
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000)
sebagai berikut :
 Perencanaan
Dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan
peraturan – peraturan: membuat perencanaan jangka pendek dan jangka
panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan
biaya – biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan pengelola
rencana perubahan.
 Pengorganisasian

Meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan perencanaan,


menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang
paling tepat, mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan unit
serta melakukan peran dan fungsi dalam organisasi dan menggunakan
kekuasaan serta wewenang dengan tepat.

 Ketenagaan

Pengaturan ketenagaan dimulai dari rekrutmen, interviu, mencari, dan


orientasi dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf, dan
sosialisasi staff.

 Pengarahan

Mencakup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia


seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik, pendelegasian,
komunikasi, dan memfasilitasi kolaborasi.

 Pengawasan
Meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika aspek
legal, dan pengawasan profesional.
a) Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan manajemen keperawatan di Ruang Rawat Inap


yang dilaksanakan oleh kepala ruangan melibatkan seluruh personil
mulai dari anggota tim, ketua tim, dan kepala ruangan. Sebelum
melakukan perencanaan terlebih dahulu dianalisa dan dikaji sistem,
strategi organisasi, sumber – sumber organisasi, kemampuan yang
ada, aktifitas spesifik dan prioritas (Swanburg, 2000). Kepala
ruangan harus melibatkan seluruh individu dan unit organisasi terkait
perencanaan (Marquis dan Huston, 2010). Perencanaan kepala ruang
di Ruang Rawat Inap meliputi perencanaan kebutuhan tenaga dan
penugasan tenaga, pengembangan tenaga, kebutuhan logistik
ruangan, program kendali mutu yang akan disusun untuk pencapaian
tujuan jangka pendek, menengah dan panjang. Disamping itu kepala
ruang merencanakan kegiatan di ruangan seperti pertemuan dengan
staf pada permulaan dan akhir minggu.Tujuan pertemuan adalah
untuk menilai atau mengevaluasi kegiatan perawat sudah sesuai
dengan standar atau belum, sehingga dapat dilakukan perubahan-
perubahan atau pengembangan dari kegiatan tersebut (Swanburg,
2000).

Unsur-unsur yang terlibat dalam perencanaan menurut Suarli dan


Bahtiar (2009), yaitu : Unsur-unsur yang terlibat dalam perencanaan
menurut Suarli dan Bahtiar (2009), yaitu:

 Meramalkan (forecasting), misalnya memperkirakan


kecenderungan masa depan (peluang dan tantangan)
 Menetapkan tujuan (estabilishing objektive), menyusun acara
yang urutan kegiatannya menurut skala prioritas
 Menyusun jadwal pelaksanaan (scheduling), misalnya menetapkan
atau memperhitungkan waktu dengan tepat
 Menyusun anggaran (budgeting), misalnya mengalokasikan
sumber yang tersedia (uang, alat, manusia) dengan
memperhitungkan waktu dengan tepat
 Mengembangkan prosedur, misalnya menentukan tata cara yang
paling tepat
 Menafsirkan dan menetapkan kebijakan (interpreting and
estabilishing policy), misalnya menafsirkan kebijakan atasan dan
menetapkan kebijakan operasional.
Peran kepemimpinan yang berhubungan dengan hierarki
perencanaan menurut Marquis dan Huston (2010), yaitu :
 Mengkaji lingkungan eksternal dan internal
 Berpikir kreatif dan inovatif dalam perencanaan
 Mempengaruhi dan menginspirasi anggota agar aktif terlibat
dalam perencanaan jangka panjang
 Secara periodik melakukan klarifikasi nilai untuk meningkatkan
kesadaran diri
 Mengarahkan untuk mendengarkan aktif dan memberikan umpan
balik
 Mengkomunikasikan tujuan organisasi kepada anggota
 Memotivasi anggota untuk terlibat aktif dalam mengambil
keputusan
 Terbuka untuk ide baru dan berbagai ide
 Menjadi model peran dalam menetapkan metode perencanaan
b) Fungsi Pengorganisasian

Kepala ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasi kegiatan


pelayanan dan asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap (Swanburg,
2000) meliputi :

 Struktur organisasi
Struktur organisasi Ruang Rawat Inap terdiri dari struktur, bentuk
dan bagan. Berdasarkan keputusan Direktur rumah sakit dapat
ditetapkan struktur organisasi Ruang Rawat Inap untuk
menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan baik
vertikal maupun horizontal. Juga dapat dilihat posisi tiap bagian,
wewenang dan tanggung jawab serta jalur tanggung gugat.Bentuk
organisasi disesuaikan dengan pengelompokan kegiatan atau sistem
penugasan.
 Pengelompokan kegiatan
Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang
harus diselesaikan untuk mencapai tujuan. Kegiatan perlu
dikumpulkan sesuai dengan spesifikasi tertentu. Pengelompokan
kegiatan dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas pada
perawat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka
miliki serta disesuaikan dengan kebutuhan klien. Ini yang disebut
dengan metoda penugasan keperawatan. Metoda penugasan
tersebut antara lain : metode fungsional, metode alokasi
klien/keperawatan total, metode tim keperawatan, metode
keperawatan primer, dan metode moduler.
 Koordinasi kegiatan
Kepala ruangan sebagai koordinator kegiatan harus menciptakan
kerjasama yang selaras satu sama lain dan saling menunjang untuk
menciptakan suasana kerja yang kondusif. Selain itu perlu adanya
pendelegasian tugas kepada ketua tim atau anggota tim dalam
asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap.
 Evaluasi kegiatan
Kegiatan yang telah dilaksanakan perlu dievaluasi untuk menilai
apakah pelaksanaan kegiatan sesuai rencana. Kepala ruang
berkewajiban untuk memberi arahan yang jelas tentang kegiatan
yang akan dilakukan. Untuk itu diperlukan uraian tugas dengan
jelas untuk masing – masing staf dan standar penampilan kerja.
 Kelompok kerja
Kegiatan di Ruang Rawat Inap diperlukan kerjasama antar staf
dan kebersamaan dalam kelompok, hal ini untuk meningkatkan
motivasi kerja dan perasaan keterikatan dalam kelompok untuk
meningkatkan kualitas kerja dan mencapai tujuan pelayanan dan
asuhan keperawatan.

Keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala ruangan sebagai


manajemen yang terintegrasi dalam pengorganisasin menurut
Marquis dan Huston (2010) yaitu :
- Kepala ruangan memandang struktur organisasi sebagai peta
yang memberi jalan kepada siapa mereka harus
berkomunikasi dan siapa yang memiliki kewenangan
- Kepala ruangan memiliki pemahaman personal tentang
rancangan organisasi yang lebih besar
- Kepala ruangan memahami kesulitan yang menyertai setiap
struktur, sehingga dapat memberi dukungan.
- Kepala ruangan harus memiliki pengetahuan tentang budaya
organisasi, meningkatkan pengembangan budaya yang
konstruktif, menjelaskan serta mengkomunikasikan
pengembangan budaya tersebut kepada anggota tim.
- Kepala ruangan berpikir kritis dan memiliki perilaku model
peran yang baik untuk menyelesaikan masalah
- Kepala ruangan menahan diri untuk tidak menghakimi dan
mendukung semua anggota untuk ikut berpartisipasi dan
berkontribusi
- Kepala ruangan memahami organisasi dan mengenali apa
yang dapat dibentuk, diubah, dan yang tetap.
c) Fungsi Ketenagaan
Ketenagaan mengerjakan perekrutan, wawancara, mengontrak,
dan orientasi staf. Keberhasilan perekrutan tergantung pada sumber
daya alam, jumlah tenaga perawat yang memadai, gaji yang
kompetitif, reputasi organisasi, daya tarik lokasi, dan status ekonomi.
Manajer bertanggung jawab dalam merekrut perawat (Swanburg,
2000).
Hubungan kepala ruangan dengan perekrut harus bersifat
kolaboratif. Kepala ruangan terlibat dalam perekrutan, wawancara,
dan pemilihan pegawai. Keterlibatan kepala ruangan tergantung pada
besar institusi, adanya departemen personalia yang terpisah, adanya
perekrut perawat organisasi tersebut dan penggunaan manajemen
keperawatan yang sentralisasi dan desentralisasi. Merekrut perawat
dilakukan dengan wawancara sebagai metode seleksi penerimaan
perawat (Marquis dan Huston, 2010).
Wawancara dapat dijadikan sebagai landasan untuk memilih
orang untuk berbagai posisi. Hal yang paling penting dalam
perekrutan adalah mengawasi staf baru selama proses (Swanburg,
2000). Program orientasi yang dipersiapkan dan dilaksanakan dengan
baik mengajarkan perawat baru mengenai perilaku yang sesuai
dengan tujuan organisasi. Orientasi perawat baru yang berhasil akan
mengurangi terjadinya gesekan (Marquis dan Huston, 2010).
Peran kepala ruangan dalam ketenagaan meliputi perencanaan
untuk keperluan ketenagaan selanjutnya dan perubahan di dunia
keperawatan.Kepala ruangan bertanggung jawab dalam penyusunan
sistem kepegawaian (Gillies, 2000). Kepala ruangan sangat berperan
dalam penjadwalan, pengembangan perawat, sosialisai perawat,
mengadakan pelatihan untuk perawat (Marquis dan Huston, 2010).
Manager harus mengetahui jumlah jabatan yang diatur pada setiap
klasifikasi kerja temasuk jabatan yang kosong. Anggaran keuangan
dengan memperlihatkan pekerja apa yang dibutuhkan (Gillies, 2000).
Penjadwalan yang dilakukan sendiri memberikan kesempatan
dan tanggung jawab kepada perawat untuk membuat jadwal kerja
sendiri (Marquis dan Huston, 2010). Gillies (2000) menyatakan
bahwa dalam hal penjadwalan kepala ruangan harus mengatur
tentang pola-pola perputaran jawdal, jadwal-jadwal liburan, dan
praktik – praktik lembur. Alat dan metode yang digunakan untuk
menentukan kebutuhan kepersonaliaan perlu ditinjau ulang secara
berkala. Tanggung jawab fiskal dan etis adalah fungsi yang
menyertai ketenagaan (Marquis dan Huston, 2010).
Berdasarkan pada filosofi para kepala ruangan dalam hal
mengembangkan fungsi ketenagaan menurut Gillies (2000) adalah
sebagai berikut :
 Memberikan seorang staf perawat yang professional secara
keseluruhan dalam ruangan
 Memberikan staf yang tepat dengan perbandingan perawat 1:1
dengan pasien untuk setiap jam kerja
 Tenaga kesehatan lain dengan perbandingan 2:1 dengan pasien
setiap ruangan
 Melibatkan seluruh staf perawat dalam menyusun program
ketenagaan
 Membagi tenaga perawat secara merata dalam hal jadwal libur,
jam kerja, waktu putaran, waktu istirahat.
 Bertanggung jawab dalam perencanaan ketenagaan
 Membuat jadwal perawat paling cepat jadwal 2 bulan
 Mengerti akan kebutuhan staf dalam hal istirahat, liburan
 Memberikan penghargaan kepada perawat berprestasi.
d) Fungsi Pengarahan

Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan


kegiatan keperawatan di Ruang Rawat Inap dalam rangka
menugaskan perawat untuk melaksanakan mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Kepala ruangan dalam melakukan kegiatan
pengarahan melalui: saling memberi motivasi, membantu pemecahan
masalah, melakukan pendelegasian, menggunakan komunikasi yang
efektif, melakukan kolaborasi dan koordinasi (Swanburg, 2000).
Memotivasi adalah menunjukkan arah tertentu kepada perawat atau
staf dan mengambil langkah yang perlu untuk memastikan mereka
sampai pada tujuan (Soeroso, 2003).

Kepala ruangan haruslah menunjukkan bahwa dia memiliki


kemampuan bekerja yang harmonis, bersikap objektif dalam
menghadapi persoalan dalam pelayanan keperawatan melalui
pengamatan, dan objektif juga dalam menghadapi tingkah laku
stafnya. Kepala ruangan harus peka akan kodrat manusia yang punya
kelebihan dan kekurangan, memerlukan bantuan orang lain, dan
mempunyai kebutuhan yang bersifat pribadi dan sosial (Muninjaya,
2004).

Manajer keperawatan harus memiliki keterampilan komunikasi


interpersonal yang baik.Kepala ruangan setiap hari berkomunikasi
dengan pasien, staf, dan atasan setiap hari (Nursalam, 2012).
Komunikasi membentuk inti kegiatan manajemen dan melewati
semua proses manajemen (Marquis dan Huston, 2010).
Prinsip komunikasi manajer keperawatan menurut Nursalam (2012),
yaitu :
 Manajer harus mengerti struktur organisasi, siapa yang terkena
dampak dari keputusan yang dibuat. Jaringan komunikasi formal
dan informal perlu dibangun antara manajer dan staf
 Komunikasi bukan hanya sebagai perantara, tetapi sebagai
proses yang tak terpisahkan dalam organisasi
 Komunikasi harus jelas, sederhana, dan tepat.
 Perawat profesional adalah mampu berkomunikasi dengan
secara adekuat, lengkap dan cepat.
 Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat
diterima
 Menjadi pendengar yang baik adalah komponen penting dalam
komunikasi.

Konflik sering terjadi dalam tatanan asuhan keperawatan.


Konflik yang terjadi antar staf dengan staf, staf dengan pasien, staf
dengan keluarga dan pengunjung, staf dengan dokter (Swanburg,
2000). Manajer memiliki interaksi dengan staf yang memiliki nilai,
keyakinan, latar belakang dan tujuan berdeda yang menjadi sumber
terjadinya konflik (Marquis dan Huston, 2010). Sebagai manajer
keperawatan, kepala ruangan memiliki asumsi bahwa konflik suatu
hal yang dapat dihindari dan jika konflik tidak dikelola dengan baik,
maka dapat menghasilkan penyelesaian yang kreatif dan
berkualitas.Kepala ruangan menggunakan konflik yang konstruktif
dalam menciptakan lingkungan yang produktif (Nursalam, 2012).
Pengarahan akan mencapai tujuannya jika dikerjakan dengan
baik. Dauglas dalam Swansburg (2000) mengatakan bahwa ada dua
belas aktivitas teknis yang berhubungan dengan pengarahan pada
manajemen, yaitu :
 Merumuskan tujuan perawatan yang realistis untuk pelayanan
keperawatan, pasien dan anggota tim
 Memberikan prioritas utama untuk kebutuhan klien sehubungan
dengan tugas-tugas anggota tim
 Melaksanakan koordinasi untuk efisiensi pelayanan
 Mengidentifikasi tanggung jawab dari anggota tim
 Memberikan perawatan yang berkesinambungan
 Mempertimbangkan kebutuhan terhadap tugas – tugas dari
anggota tim
 Memberikan kepemimpinan untuk perawat dalam hal pengajaran,
konsultasi, dan evaluasi
 Mempercayai anggota
 Menginterpretasikan protokol
 Menjelaskan prosedur yang harus diikuti
 Memberikan laporan ringkas dan jelas
 Menggunakan proses kontrol manajemen
e) Fungsi Pengendalian
Ukuran kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan dengan
indikator proses yaitu nilai dokumentasi keperawatan, indikator
output yaitu tingkat kepuasan klien, tingkat kepuasan perawat, lama
hari rawat. Untuk kegiatan mutu yang dilaksanakan kepala ruang
meliputi : Audit dokumentasi proses keperawatan tiap dua bulan
sekali, survei kepuasan klien setiap kali pulang, survei kepuasan
perawat tiap enam bulan, survei kepuasan tenaga kesehatan lain, dan
perhitungan lama hari rawat klien, serta melakukan langkah-langkah
perbaikan mutu dengan memperhitungkan standar yang ditetapkan
(Swanburg, 2000).
Tambahan peran manajer dalam pengendalian adalah
menentukan seberapa baik staf melakukan tugas yang diberikan.Hal
ini dilakukan dengan penilaian kinerja. Proses penilaian kinerja staf
dapat digunakan secara efektif dalam mengarahkan perilaku pegawai
untuk menghasilkan kualitas pelayanan yang tinggi (Nursalam,
2012). Marquis dan Huston (2010) menyatakan bahwa penilaian
kinerja membuat staf mengetahui tingkat kinerja mereka.
Dalam melaksanakan penilaian kinerja, manajer perlu
menetapkan orang yang bertanggung jawab mengevaluasi setiap staf.
Idealnya supervisor mengevaluasi rekan terdekatnya, dimana satu
orang mengevaluasi kerja rekannya secara akurat (Nursalam, 2012).
Staf harus dilibatkan dalam proses penilaian kinerja dan memandang
penilaian ini sebagai hal yang akurat dan adil (Marquis dan Huston,
2010).
Peran Manager dapat mempengaruhi faktor motivasi dan
lingkungan. Tetapi faktor lain yang mungkin mempengaruhi
tergantungnya tugas, khususnya bagaimana manajer bekerja dalam
suatu organisasi. Secara umum peran manajer dapat dinilai dari
kemampuannya dalam memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf.
Kepuasan kerja staf dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik,
psikis, dimana kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui
peran manajer dalam memperlakukan stafnya. Hal ini dapat
ditanamkan kepada manajer agar diciptakan suasana keterbukaan dan
memberikan kesempatan kepada staf untuk melaksanakan tugas
dengan sebaik – baiknya (Marquis dan Huston, 2010).
b. Peran Ketua Tim
Ketua tim merupaka seorang perawat yang bertugas mengepalai sekelompok
tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat
dan bertanggung jawab langsung kepada kepala ruangan.
Fungsi utama dari ketua tim adalah membantu kepala ruangan menyusun
rencana kebutuhan sarana,fasilitas penunjang dan SDM di timnya serta
membantu kepala ruangan mengawasi,mengendalikan dan menilai pelaksanaan
asuhan keperawatan di timnya. Adapun uraian tugas dari ketua tim yaitu :
1. Menyusun rencana kerja ketua tim
2. Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di
timnya,melalui kerjasama dengan anggota tim.
3. Berkoordinasi dengan kepala ruangan menyusun jadwal/daftar dinas
tenaga keperawatan sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
4. Membantu kepala ruangan melaksanakan orientasi kepada tenaga
keperawatan baru yang akan bekerja di ruang rawat inap terutama di
timnya.
5. Memberikan orientasi,membimbing dan mengawasi siswa atau mahasiswa
keperawatan yang praktek di ruang dibawah lingkup timnya, agar
memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan program bimbingan
yang telah ditentukan.
6. Mengendalikan pendayagunaan tenaga keperawatan,peralatan,obat –
obatan,dan mutu asuhan keperawatan di timnya.
7. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan asuhan keperawatan
kepada anggota timnya.
8. Bersama dengan anggota tim memberikan orientasi kepada pasien dan
keluarganya meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit,tata tertib
ruang rawat,fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin
sehari hari.
9. Bersama anggota tim melaksanakan dan mengendalikan pelayanan atau
asuhan keperawatan kritis sesuai standar pelayanan keperawatan.
10. Mengadakan pertemuan dengan anggota tim untuk membahas
permasalahan pelayan pasien di timnya.
11. Bersama anggota tim melaksanakan pemeliharaan alat agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
12. Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter dan
mendokumentasikannya dalam rekam medis pasien.
13. Bersama anggota tim melaksanakan pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan secara tepat dan benar.
14. Bersama anggota tim memelihara kebersihan lingkungan ruang rawat.
15. Menjaga kerapian dan keamanan berkas catatan medik pasien dalam masa
perawatan di ruang rawat inap terutama di timnya.
16. Bersama anggota tim memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien atau
keluarga sesuai kebutuhan pasien dalam batas kewenangannya.
17. Bersama anggota tim melakukan serah terima pasien pada saat pergantian
dinas.
c. Peran Anggota tim
Dalam asuhan keperawatan sebagai perawat yang profesional salah satu
peran sebagai anggota tim. Perawat sebagai pelaksana secara langsung
maupun tidak langsung memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
individu, keluarga, dan masyarakat. Peran perawat sebagai anggota tim
perawat sebagai anggota tim disebut Care Giver yaitu perawat menggunakan
metode pemecahan masalah dalam membantu pasien mengatasi masalah
kesehatan. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara
langsung atau tidak langsung (Praptianingsi, 2006). Dalam melaksanakan
peran sebagai anggota tim bertindak sebagai:
1. Comferter
Perawat mengupayakan kenyamanan dan rasa aman pasien (Praptianingsi,
2006). Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai pemberi kenyamanan
yaitu memberikan pelayanan keperawatan secara utuh bukan sekedar fisik
saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan emosi sering kali
memberikan kekuatan kepada klien untuk mencapai kesembuhan. Dalam
memberikan kenyamanan kepada klien, perawat dapat mendemonstrasikan
dengan klien.
2. Protector dan Advocat
Perawat berupaya melindungi pasien, mengupayakan terlaksananya hak dan
kewajiban pasien dalam pelayanan kesehatan (Praptianingsi, 2006).
Menurut Potter & Perry (2005), sebagai pelindung perawat membantu
mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil
tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari
kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostik
atau pengobatan. Untuk menjalankan tugas sebagai advokat, perawat
melindungi hak dan kewajiban klien sebagai manusia secara hukum, serta
membantu klien dalam menyatakan hak – haknya bila dibutuhkan.
3. Communication
Perawat sebagai mediator antara pasien dan anggota tim kesehatan, hal ini
terkait dengan keberadaan perawat yang mendampingi pasien selama 24
jam untuk memberikan asuhan keperawatan dalam rangka upaya pelayanan
kesehatan di rumah sakit (Praptianingsi, 2006). Menurut Potter & Perry
(2005), peran sebagai komunikator merupakan pusat dari seluruh peran
anggota tim yang lain. Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien,
keluarga, antara sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber
informasi dan komunitas.Memberikan perawatan yang efektif, pembuatan
keputusan dengan klien dan keluarga, memberikan perlindungan pada klien
dari ancaman terhadap kesehatannya, mengokordinasi dan mengatur asuhan
keperawatan dan lain–lain tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang
jelas.
4. Rehabilitator
Perawat memberikan asuhan keparawatan adalah mengembalikan fungsi
organ atau bagian tubuh agar sembuh dan berfungsi normal. Rehabilitas
merupakan proses dimana individu kembali ketingkat fungsi maksimal
setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidak
berdayaan lainnya. Rentang aktivitas rehabilitas dan restoratif mulai dari
mangajar klien berjalan dengan menggunakan alat pembantu berjalan
sampai membantu klien mengatasi perubahan gaya hidup yang berkaitan
dengan penyakit kronis (Potter & Perry, 2005)
2.2.3. Metode Praktek Keperawatan Profesional
Pengertian Metode Praktek Keperawatan Profesional

Metode praktek keperawatan professional adalah suatu system (struktur, proses


dan nilai – nilai professional) yang memfasilitasi perawat professional, mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan keperawatan
tersebut diberikan. ( Ratna Sitorus, 2008).
Macam – macam struktur organisasi keperawatan, antara lain :
1. Metode Kasus

Metode kasus merupakan metode penugasan yang paling tua karena metode
ini adalah metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan pertama
kali .Pada metode ini, seorang perawat bertugas dan bertanggung jawab
merawat satu pasien selama periode dinas.Metode ini biasanya diterapkan
diruang perawatan intensif.

Kelebihan :

 Perawat lebih memahami kasus perkasus


 System evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah
Kelemahan :

 Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggungjawab


 Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama
Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Pasien/Klien Pasien/Klien Pasien/Klien

Bagan 1.1.Organisasi Metode Kasus

Metode Fungsional

Metode fungsional di laksanakan oleh perawat dalam pengelolaan


asuhan keperawatan sebagi pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada
saat itu karena masih terbatas jumlah dan kemampuan perawat maka setiap
perawat hanya melakukan satu sampai dua jenis intervensi, misalnya merawat
luka kepada semua pasien di bangsal.
Kelebihan :

 Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang


jelas dan pengawasan yang baik.
 Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
 Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
merawat pasien di serahkan kepada perawat junior dan belum
berpengalaman.
Kelemahan :

 Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat


 Pelayanan keperawatan terpisah – pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan
 Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja
Kepala Ruangan

Perawat Perawat Perawat


Pengobatan Merawat Luka Pengobatan

Pasien/Klien

Bagan 2.1. Organisasi Metode Fungsional

2. Metode Tim

Metode tim adalah metode pemberian asuhan keperawatan dimana


seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawtan
dengan berdasarkan konsep kooperatif dan kolaboratif .
Tujuan metode tim:

1. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif


2. Menerapkan penggunan proses keperawatan sesuai standar
3. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
Konsep metode tim

1. Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan


berbagai teknik kepemimpinan .
2. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontuinitas rencana keperawatan
terjamin
3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
4. Peran kepala ruangan penting dalam model tim.Model tim akan berhasil
baik jika di dukung oleh kepala ruangan
Kelebihan :

 Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh


 Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
 Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah di atasi dan
memberikan kepuasan kepada anggota tim
Kelemahan :

 Komunikasi antar tim terbentuk terutama dalam bentuk komferensi tim,


yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada
waktu-waktu sibuk (memerlukan waktu)
 Perawat yang belum terampil dan kurang berpengalaman cenderung untuk
bergantung/berlindung kepada perawat yang mampu
 Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim kabur.

Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staff Perawat Staff Perawat Staff Perawat


Staff Perawat Staff Perawat Staff Perawat

Pasien/Klien Pasien/Klien Pasien/Klien

Bagan 3.1. Organisasi Metode Tim

4. Metode Primer

Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab


penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk
sampai keluar rumah sakit. Menolong praktek kemandirian perawat, ada
kejelasan antara pembuat perencana asuhan dan pelaksana.Metode primer ini
ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien
dengan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Konsep metode primer :

1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat


2. Ada otonomi
3. Ketertiban pasien dan keluarga
Kelebihan :

 Model praktik profesional


 Bersifat kontinuitas dan komprehensif
 Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri (kepuasan perawat)
 Klien/keluarga lebih mengenal siapa yang merawatnya.
Kelemahan :

 Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan


pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
klinik, accountable, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
 Biaya lebih besar

Kepala Ruangan

Perawat Primer

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Pasien/Klien Pasien/Klien Pasien/Klien

Bagan 4.1. Organisasi Metode Primer


Proses Manager Pelayanan/Operasional Keperawatan (Penerapan Proses
Managemen/POAC)

Manager keperawatan dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan


tentang merencanakan (Planning), mengorganisasikan (Organizing), mengarahkan
(Actuating) dan mengawasi (Controlling).
a. Perencanaan/planning
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan secara keseluruhan
dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer/penanggung jawab bertugas
mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan
kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk
memenuhi tujuan tersebut. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua
fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat
berjalan.
Planning atau rencana harus dapat  diukur tingkat  keberhasilannya.Yang
dimaksud dengan planning disini adalah rencana awal atau tujuan awal yang jelas.
Dalam perencanaan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu harus

SMART
S : Specific, artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya.
Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis.
M : Measurable, artinya program kerja
A : Achievable, artinya dapat dicapai, jadi bukan angan-angan.
R : Realistic, artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, tetapi tetap ada tantangan.
T : Time, artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan,
semesteran, atau tahunan, sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
Setelah merencanakan aktivitas organisasi secara sistematis dan terukur, maka
perlu juga melakukan perencanaan penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan.
Prinsip dalam melakukan perencanaan penganggaran,adalah menggunakan segala
sumber daya keuangan secara efesien dan seefektif mungkin. Hal ini perlu
direncanakan secara serius, agar organisasi tidak melakukan pemborosan,
keuangan, selain itu sekaligus juga melihat sumber-sumber daya keuangan yang
bisa diperoleh dari luar organisasi.
Langkah-langkah dalam membuat perencanaan :
1) Analisis situasi & identifikasi masalah
Melakukan analisa dan identifikasi terhadap situasi organisasi dengan
memperhatikan tujuan organisasi.dalam melakukan analisa situasi dapat
menggunakan teknik analisis SWOT.
2) Menentukan skala prioritas
Setelah dianalisa dan mengidentifikasi masalah, maka perlu dilakukan
penentuan skala prioritas terhadap pelaksanaan kegiatan.Hal ini agar
kebutuhan organisasi yang mendesak didahulukan untuk menjamin
keberlangsungan organisasi.
3) Menentukan tujuan program
Agar pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan mengarah pada pencapaian
tujuan organisasi, maka dibutuhkan penentuan tujuan program, sehingga
nantinya pelaksanaan program dapat diukur capaiannya.
4) Menyusun rencana kerja operasional (termasuk didalamnya menyusun
anggaran).
b. Organizing
Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam perusahaan
biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian di pecah
menjadi berbagai jabatan. Semakin tinggi suatu jabatan biasanya semakin tinggi
tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya. Dengan pembagian tugas tersebut maka
pekerjaan menjadi ringan. Berat sama di pikul, ringan sama di jinjing. Disinilah
salah satu prinsip dari manajemen yaitu membagi tugas sesuai dengan keahliannya
masing – masing.
Langkah – langkah Pengorganisasian :
 Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff
tentang tujuan organisasi yang harus dicapai).
 Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang yang
berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi strategis yang
kosong, karena akan berpengaruh pada keseluruan pencapaian organisasi).
 Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para staf,
serta punishment dan reward yang diterima. Selain itu juga menjelaskan
tentang garis koordinasi dan sinergitas dalam organisasi, sehingga seluruh
posisi dipadukan untuk menuju tujuan organisasi)
 Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang sesuai
dengan tugas dan fungsi tiap-tiap staf).
c. Actuating
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak
diikuti dengan pelaksanaan kerja.Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja
cerdas, dan kerjasama.Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan
untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.Pelaksanaan kerja harus
sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun.Kecuali memang ada hal-hal
khusus, sehingga perlu dilakukan penyesuaian.Setiap SDM harus bekerja sesuai
dengan tugas, fungsi dan perannya masing-masing.
Dalam mengimplementasikan aktivitas organisasi, pelaku organisasi harus :
1. Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
2. Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,
3. Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau
mendesak,
4. Tugas yang diberikan cukup relevan,
5. Hubungan harmonis antar rekan kerja.
Actuating (penggerakan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi.
Kepemimpinan yakni gaya memimpin dari sang pemimpin dalam mengoptimalkan
seluruh potensi dan sumber daya organisasi agar mengarah pada pencapaian tujuan
program dan organisasi. Sedangkan koordinasi yakni suatu aktivitas membawa
orang-orang yang terlibat organisasi ke dalam suasana kerjasama yang
harmonis.Dengan adanya pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya
persaingan yang tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-
orang yang terlibat dalam mencapai tujuan.Koordinasi ini mengajak semua sumber
daya manusia yang tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu arah yang telah
ditentukan.
Pekerjaan memimpin meliputi lima kegiatan yaitu :
 Mengambil keputusan
 Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara pemimpin dan
bawahan.
 Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka
bertindak.
 Memilih orang – orang yang menjadi anggota kelompoknya secara tepat
 Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil
dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam memimpin ada kegiatan direction (perintah) dan motivasi.Perintah
adalah petunjuk atau penjelasan kerja, serta pertimbangan dan bimbingan, terdapat
para pelaku organisasi yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional, agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.Dalam pelaksanaannya direction
(perintah) seringkali dilakukan bersamaan dengan controlling. Jika perintah yang
disampaikan pemimpin sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staf, maka
staff pun akan termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam melaksanakan
kegiatan organisasi. Sedangkan motivasi dapat dilakukan dengan cara mejadikan
staf sebagai rekan kerja, serta memberikan reward (penghargaan) apabila staf
bekerja secara baik.
Tujuan Actuating (Penggerakan) adalah :
 Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
 Mengembangkan kemampuan & keterampilan staf
 Menumbuhkan rasa memiliki & menyukai pekerjaan
 Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi &
prestasi kerja staf
 Membuat organisasi berkembang secara dinamis.
d. Controlling
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja
maka dibutuhkan pengontrolan.Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi
hingga audit.Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang
terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi.Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun
pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi,
antisipasi dan penyesuaian – penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan
perkembangan zaman.  
Proses pengawasan sebagai bagian dari pengendalian akan mencatat
perkembangan organisasi kearah tujuan yang diharapkan dan memungkinkan
pemimpin mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk
mengambil tindakan korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang efektif,
terhadap aktivitas organisasi, maka upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan
dengan lebih baik.
Manfaat pengawasan :
 Dapat mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan
 Dapat mengetahui adanya penyimpangan
 Dapat mengetahui apakah waktu & sumber daya mencukup
 Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
 Dapat mengetahu staff yang perlu diberikan penghargaan/promosi.
Proses controlling meliputi :
1) Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian,
2) Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan melaksanakan
evaluasi terhadap kinerja serta kompetensi SDM yang dimiliki,
3) Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar.
Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuanawal
(rencana) kegiatan tersebut dilaksanakan, dan mengukur capaian
keberhasilannya,
4) Melakukan tindakan perbaikan.
Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan perbaikan,
5) Meninjau dan menganalisis ulang rencana.
Kembali membuat rencana baru jika terjadi penyimpangan.Namun jika hasilnya
sesuai dengan tujuan program, maka perlu dibuatkan rencana lanjutan untuk
melanjutkan program yang berhasil tersebut, sehingga tujuan organisasi
semakin dekat untuk dicapai.
Pengawasan dibedakan menurut sifat dan waktunya :
1) Preventive control
Pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan. Pemimpin
mengawasi perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan hingga persiapan
yang dilakukan, termasuk rekruitmen anggota .
2) Repressive control
Pengawasan yang dilakukan setelah kegiatan berlangsung, dengan mengawasi
hasil yang dari pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi dan laporan yang
didapatkan (melakukan pengukuran capaian hasil).
3) Pengawasan saat proses dilakukan
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan proses, sehingga langsung
mengikuti proses dan mengadakan koreksi jika ada penyimpangan.
4) Pengawasan berkala
Pengawasan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan
kesepakatan (bisa 1 bulan sekali, 2 atau 3 bulan).
5) Pengawasan mendadak (sidak)
Pengawasan yang dilaksanakan mendadak untuk melihat kinerja staff sehari-
hari dan menghindari terjadinya penyimpangan.
6) Pengawasan Melekat (waskat)
Pengawasan yang dilakukan secara dekat terhadap staf, hal ini sering dilakukan
untuk tujuan-tujuan yang spesifik dan bersifat khusus, sehingga menghindarkan
sekecil-kecilnya terjadi penyimpangan atau kesalahan.
Kegiatan-kegiatan yang juga termasuk dalam kegiatan controlling
termasuk  adalah evaluasi dan pelaporan. Evaluasi merupakan suatu penilaian
terhadap hasil pelaksanaan kegiatan atau program. Dalam melakukan evaluasi
haruslah menyeluruh, mencakup capaian tujuan kegiatan, kinerja staff,
pengetahuan staff, efektifitas dan efesiensi penganggaran dan proses kegiatan.
Sedangkan pelaporan merupakan penyampaian perkembangan hasil kegiatan
atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas
dan fungsi-fungsi kepada pemimpin yang lebih tinggi.
Controlling akan mengarahkan seluruh potensi organisasi yang terlibat
agar tidak melakukan penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Untuk itu
controlling haruslah dilakukan secara bertanggung jawab dan dengan standar
organisasi, sehingga pelaku-pelaku organisasi tetap bekerja secara maksimal dan
fokus pada pencapaian tujuan organisasi.

Proses Manajer Bimbingan Klinik Keperawatan Bagi Mahasiswa

Pembimbing klinik adalah seorang perawat yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Berpengalaman dan ahli dalam bidangnya
b. Menyediakan waktu untuk melakukan bimbingan
c. Antusias dalam membimbing
d. Empati
e. Memiliki kredibilitas yang baik dalam pengetahuan ketrampilan dan sikap
f. Tingkat pendidikan telah mengikuti pelatihan Clinical Instructor (CI/TOT)

Konsep dasar peran Clinical Instructor


a. Sebagai guru/pendidik
b. Sebagai perawat professional
c. Sebagai role model

Bedside teaching
Bedside teaching merupakan metode bimbingan yang dilakukan disamping tempat
tidur klien dengan mempelajari klien terhadap asuhan keperawatan yang
dibutuhkan oleh klien.Prinsipnya jumlah peserta dibatasi 5-6 orang,diskusi awal
dan pasca dilakukan didepan klien. Metode ini merupakan lanjutan dari metode
demonstrasi.Sebelum melakukan metode ini diperlukan persiapan fisik,psikologis
dari mahasiswa dan dosen (Nurdiyah,2011)
Bedside teaching juga merupakan suatu hubungan antara dua orang yang
memberikan kesempatan untuk berdiskusi yang menghasilkan refleksi,melakukan
kegiatan/tugas dan pembelajaran untuk keduanya yang didasarkan kepada
dukungan dan kritik. Bedside teaching memiliki beberapa prosedur dalam
pelaksanaannya yaitu yang pertama tahap Prepare (Persiapan), Brief
(Merangkum), teach (mengajarkan), reflect (mempresentasikan) dan homework
(tugas).
Bedside teaching juga dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui secara
mendalam dan komprehensif terhadap kasus klien yang sedang dipelajari,
merupakan salah satu metode bimbingan klinik, dimana Bedside teaching
merupakan singkatan dari Briefing, expectation, demonstrasion, specific, feedback,
inclusion, microskill, debriefing and education. (Dent and Harden,2010)
Beberapa kelebihan metode bedsite teaching adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan kasus yang sesuai yang dapat memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk menerapkan keterampilan teknik procedural dan interpersonal
2. Menumbuhkan sikap profesional
3. Mempelajari perkembangan biologis/fisik dan melakukan komunikasi melalui
pengamatan langsung.

2.2.4. Kepuasan pasien dan karyawan


Pengertian Kepuasan

Kepuasan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan


kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya.Tingkat kepuasan
merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.
Apabila kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Bila
kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan sanagat puas. Sedangkan bila kinerja
melebihi harapan pelanggan akan sangat puas harapan pelanggan dapat dibentuk
oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi
dari berbagai media. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive
terhadap harga dan member komentar yang baik tentang perusahaan tersebut.
Maka kepuasan adalah perasaan senang, puas individu karena antara
harapan dan kenyataan dalam memakai dan pelayanan yang diberikan terpenuhi.
Kepuasan Pasien

a. Definisi
Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien adalah hal
penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan
asset yang sangat berharga karena apabila pasien puas meraka akan terus
melakukan pemakaian terhadap hjasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa
tidak puas mereka akan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang
pengalaman buruknya. Untuk menciptakan dan mengelola suatu system untuk
memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan
pasiennya.
Kepuasan konsumen merupakan perbandingan antara harapan yang dimiliki
oleh konsumen pada saat mengkonsumsi produk atau jasa. Pasien adalah orang
yang karena kelemahan fisik atau mentalnya mernyerahkan pengawsan dan
perwatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga
ksehatan (Prabowo, 1999). Sedangkan aditama (2002) berpendapat bahwa
pasien adalah mereka yang diobati di rumah sakit.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa kepuasan pasien adalah perasaan
senang, puas individu karena terpenuhinya harapan atau keinginan dalam
menerima jasa pelayanan kesehatan.
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien
Menurut pendapat budiastuti (2002) mengemukakan bahwa pasien dalam
mengevaluasi kepuasaan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada
beberapa faktor, antara lain :
1) Kualitas produk atau jasa
2) Kualitas pelayanan
3) Faktor emosional
4) Harga
5) Biaya
Sementara itu ahli lain Moison, Walter dan White (dalam Haryanti, 2000)
menyebutkan factor – factor yang mempengaruhi kepuasan konsumen, yaitu :
1) Karakteristik produk
2) Harga
3) Pelayanan
4) Lokasi
5) Fasilitas
6) Image
7) Desain visual
8) Suasanan
9) Komunikasi

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor kepuasan pasien yakni,


kualitas jasa, harga, emosional, kinerja, estetika, karakteristik produk,
pelayanan, lokasi fasilitas, komunikasi, suasanan dan desain visual.
c. Aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien
Menurut Griffith (1987) ada beberapa aspek-aspek yang mempengaruhi
perasan puas pada seseorang yaitu :
1) Sikap pendekatan staf pada pasien yaitu sikap staf terhadap pasien ketika
pertama kali datang ke rumah sakit
2) Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah
dilakukan oleh pemberi layanan kepada pasien, seberapa pelayanan
perawatan yang berkaitan dengan proses kesembuhan penyakit yang diderita
pasien dan kelangsungan perawatan pasien selama berada di rumah sakit
3) Prosedur administrasi yaitu berkaitan dengan pelayanan administrasi pasien
dimulai masuk rumah sakit selama perawatan berlngsung sampai keluar dari
rumah sakit
4) Waktu menunggu yaitu berkaitan dengan waktu yang diperbolehkan untuk
berkunjung maupun untuk menjaga dari keluarga maupun orang lain dengan
memperhatikan ruang tunggu yng memenuhi standar-standar rumah sakit
antara lain: ruang tunggu yang nyaman, tenang, fasilitas yang memadai
misalnya televisi, kursi, air minum dan sebagainya.
5) Fasilitas umum yang lain seperti kualitas pelayanan berupa makanan dan
minuman, privasi dan kunjungan. Fasilitas ini berupa bagaiamana pelayanan
terhadap pemenuhan kebutuhan pasien seperti makanan dan minuman yang
disediakan dan privasi ruang tunggu sarana bagi orang-orang yang
berkunjung di rumah sakit.
6) Fasilitas ruang inap untuk pasien yang harus rawat. Fasilitas ruang inap ini
disediakan berdasarkan permintaan pasien mengenai ruang inap yng
dikehendakinya.
7) Hasil treatment atau hasil perawatan yang diterima oleh pasien yaitu
perawatan yang berkaitan dengan kesembuhan penyakit baik berapa operasi,
kunjungan dokter atau perawat.

Tingkat kepuasaan antar individu satu dengan individu lain berbeda. Hal ini
terjadi karena adanya pengaruh dari faktor jabatan, umur, kedudukan sosial,
tingkat ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, sikap mental dan kepribadian
(Sugiartho,1999).

Kepuasan pasien atau konsumen berdasarkan teori-teori diatas tidak hanya


dipengaruhi oleh jasa yang dihasilkan oleh suatu rumah sakit semata, tetapi
juga dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan oleh petugas rumah sakit
baik dokter, perawat, dan karyawan-karyawan lainnya.
Berdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasaan pada pasien adalah sebagai
berikut:
1) Sikap pendekatan staf pada pasien yaitu sikap staf terhadap pasien ketika
pertama kali dating di rumah sakit.
2) Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah
dilakukan oleh pemberi layanan kepada pasien, seberapa pelayanan
perawatan yang berkaitan dengan proses kesembuhan penyakit yang
diderita pasien dan kelangsungan perawatan pasien selama berada di
rumah sakit.
3) Prosedur administrasi yaitu berkaitan dengan pelayanan administrasi
pasien dimulai masuk rumah sakit selama perawatan berlangsung sampai
keluar dari rumah sakit.
4) Fasilitas-fasilitas yang disediakan rumah sakit yaitu fasilitas ruang inap,
kualitas makanan atau kios-kiospenjual makanan yang terjamin
kesehatannya, privasi dan waktu kunjungan pasien.
Kepuasan Kerja Karyawan

Kepuasan kerja sebagai efektifitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek
pekerjaan. Kepuasan kerja sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai
pekerjaannya. Jadi, kepuasan pekerja adalah suatu respon emosional sesorang
terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
a. Pemenuhan kebutuhan
Ditentukan oleh karakteristik pekerjaan yang memungkinkan terpenuhi
kebutuhannnya dan akan merasa puas.
b. Ketidakcocokan
Kepuasan akan terjadi jika antara harapan dan kenyataan sesuai, atau bahkan
kenyataan melampaui harapan.
c. Pencapaian nilai
Kepuasan berasal dari persepsi terhadap suatu pekerjaan yang memungkinkan
individu terpenuhinya nilai-nilai kerja yang penting.
d. Persamaan
Individu atau karyawan yang diperlakukan adil dalam imbalan atau upah
maupun promosi akan membuat individu puas dengan pekerjaannya.
e. Genetik
Kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh sifat pribadi dan faktor genetik,
dimana individu yang merasakan kepuasan pada situasi apapun di lingkungan
kerja, sedangkan ada orang lain yang merasa tidak puas.
f. Kepemimpinan
Kepuasan kerja banyak dipengaruhi oleh sikap pemimpin dalam
kepemimpinannya
 Kepemimpinan partisipatif, memberikan peluang kepada karyawan untuk
ikut aktif dalam menyampaikan pendapatnya dalam menentukan
kebijakan-kebijakan organisasi sehingga kepuasan kerja karyawan akan
terpenuhi
 Kepemimpinan otoriter atau juga permisif akan mempengaruhi kepuasan
kerja karyawan menjadi menurun atau tidak merasakan kepuasan dalam
bekerja.
Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP)

a. Pengertian
Standar operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja
instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administrasif dan
prosedur sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan system kerja pada unit kerja
yang bersangkutan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No
81/Menkes/SK/I/2004,Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit bersifat
individu,spesifik dan unik sesuai karakteristik pasien, di samping itu harus
mengacu pada standar operasional prosedur serta penggunaan teknologi.
b. Tahap-tahap penting standar prosedur operasional
Tahap penting dalam penyusunan Standar operasional prosedur adalah
melakukan analisis system dan prosedur kerja,analisis tugas,dan melakukan
analisis prosedur kerja
1) Analisis sistem dan prosedur kerja
Analisis sistem dan prosedur kerja adalah kegiatan mengidentifikasikan
fungsi.Fungsi utama dalam suatu pekerjaan dan langkah-langkah yang di
perlukan dalam melaksanakan fungsi system dan prosedur kerja. System adalah
kesatuan unsur atau unik yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi
sedemikian rupa, sehingga muncul dalam bentuk keseluruhan, bekerja,
berfungsi atau bergerak secara harmonis yang ditopang oleh sejumlah prosedur
yang diperlukan, sedang prosedur merupakan urutan kerja atau kegiatan yang
terencana untuk menangani pekerjaan yang berulang dengan cara seragam dan
terpadu.
2) Analisis tugas
Analisis tugas merupakan proses manajemen yang merupakan penelaahan yang
mendalam dan teratur terhadap suatu pekerjaan, karena itu analisa tugas
diperlukan dalam setiap perencanaan dan perbaikan organisasi. Analisa tugas di
harapkan dapat memberikan keterangan mengenai pekerjaan, sifat pekerjaan,
syarat pejabat, dan tanggung jawab pejabat. Dibidang mamajemen dikenal
sedikitnya 5 aspek yang berkaitan langsung dengan analisis tugas yaitu :
 Analisa tugas, merupakan penghimpunan informasi dengan sistematis dan
penetapan seluruh unsur yang tercakup dalam pelaksanaan tugas khusus.
 Deskripsi tugas, merupakan garis besar data informasi yang dihimpun dari
analisa tugas, disajikan dalam bentuk terorganisasi yang mengidentifikasikan
dan menjelaskan isi tugas atau jabatan teretentu. Deskripsi tugas harus
disusun berdasarkan fungsi atau posisi, bukan individual; merupakan
dokumen umum apabila terdapat sejumlah personel memiliki fungsi yang
sama; dan mengidentifikasikan individual dan persyaratan kualifikasi untuk
mereka serta harus dipastikan bahwa mereka memahami dan menyetujui
terhadap wewenang dan tanggung jawab yang didefinisikan itu.
 Spesifikasi tugas berisi catatan-catatan terperinci mengenai kemampuan
pekerja atau tugas spesifik.
 Penilaian tugas, berupa prosedur penggolongan dan penentuan kualitas tugas
untuk menetapkan serangkaian nilai moneter untuk setiap tugas spesifik
dalam hubungannya dengan tugas lain.
 Pengukuran kerja dan penentuan standar tugas merupakan prosedur
penetapan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas dan
menetapkan ukuran yang dipergunakan untuk menghitung tingkat pelaksaan
pekerjaan. Melalui analisa tugas ini tugas-tugas dapat di bakukan, sehingga
dapat dibuat pelaksaan tugas yang baku. Setidaknya ada dua manfaat analisis
tugas dalam penyusunan standar operasional prosedur yaitu membuat
penggolongan pekerjaan yang direncanakan dan dilaksanakan serta
menetapkan hubungan kerja dengan sistematis.
3) Analisis prosedur kerja
Analisis prosedur kerja adalah kegiatan untuk mengidentifikasi urutan langka-
langkah pekerjaan yang berhubungan apa yang dilakukan, bagaimana hal
tersebut dilakukan, bila mana hal tersebut dilakukan, dimana hal tersebut
dilakukan, dan siapa yang melakukannya. Prosedur diperoleh dengan
merencanakan terlebih dahulu bermacam-macam langkah yang dianggap perlu
untuk melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian prosedur kerja dapat
dirumuskan sebagai serangkaian langkah pekerjaan yang berhubungan, biasanya
dilaksanakan oleh lebih dari satu orang, yang membentuk suatu cara tertentu
dan dianggap baik untuk melakukan suatu keseluruhan tahap yang penting.
Analisis terharap prosedur kerja akan menghasilkan suatu diagram alur (flow
chart) dari aktifitas organisasi dan menetukan hal-hal kritis yang akan
mempengaruhi keberhasilan organisasi. Aktifitas kritis ini perlu di
dokumentasikan dalam bentuk prosedur-prosedur dan selanjutnya memastikan
bahwa fungsi-fungsi dan aktifitas itu dikendalikan oleh prosedur-prosedur kerja
yang telah terstandarisasi. Prosedur kerja merupakan salah satu komponen
penting dalam pelaksanaan tujuan organisasi sebab prosedur memberikan
beberapa keuntungan antara lain memberikan pengawasan yang lebih baik
mengenai apa yang dilakukan dan bagaimana hal tersebut dilakukan ;
mengakibatkan penghematan dalam biaya tetap dan biaya tambahan; dan
membuat koordinasi yang lebih baik diantara bagian-bagian yang berlainan.
Dalam menyusun suatu prosedur kerja. Terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan yaitu :
 Prosedur kerja harus sederhana sehingga mengurangi beban pengawasan
 Spesialisasi harus dipergunakan sebaik-baiknya
 Pencegahan penulisan, gerakan dan usaha yang tidak perlu
 Mencegah kekembaran (duplikasi) pekerjaan
 Harus ada pengecualian yang seminim-minimnya terhadap peraturan
 Mencegah adanya pemeriksaan yang tidak perlu
 Prosedur harus fleksibel dan dapat disesuaikan dengankondisi yang berubah
 Pembagian tugas tepat
 Memberikan pengawasan yang terus menerus atas pekerjaan yang dilakukan
 Penggunaan urutan pelaksanaan pekerjaan yang sebaik-baiknya
 Tiap pekerjaan yang diselesaikan harus memajukan pekerjaan dengan
memperhatikan tujuan
 Pekerjaan tata usaha harus diselenggarakan sampai yang minimum
 Menggunakan prinsip pengecualian dengan sebaik-baiknya
c. Manfaat adanya SOP adalah :
1) Dapat menjaga konsistensi dalam menjalankan suatru prosedur kerja

2) Lebih jelas mengetahui peran dan posisi masing-masing di internal perusahaan


masing-masing
3) Memberikan kejelasan mengenai prosedur kerja, dan tanggung jawab dalam
proses terkait.
4) Memberikan keterangan mengenai keterkaitan dengan satu proses kerja dengan
proses kerja
5) Meminimalisir kesalahan dalm melakukan pekerjaan
6) Membantu dalam melakukan evaluasi terhadap setiap proses operasional
perusahan
d. Cara pembuatan SOP
1) Dalam pembuatan SOP diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
melakukan observasi atau pemetaan terhadap proses kerja yang sudah berjalan
atau akan berjalan
2) Melakukan benchmarking bila diperlukan dengan perusahaan sejenis
3) Mendesign SOP sesuai dengan hasil observasi dan hasil referensi untuk
menmbah ketajaman dari design SOP
4) Melakukan analisa terhadap SOP yang sudah dibuat untuk di implementasikan
5) Melakukan review SOP agar SOP yang sudah dibuat biasa dijalankan tanpa ada
hambatan

2.3. Konsep Dasar Patient Safety

2.3.1. Pengertian
Patient safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat
asuhan keperawatan pasien dirumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.

Tujuan patient safety yaitu terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah


sakit meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat,
menurunnya kejadian yang tidak diharapkan dirumah sakit, terlaksananya
program-program pencegahan tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
disengaja dirumah sakit. Langkah-langkah pelaksanaan patient safety meliputi
9 solusi keselamatan pasien di rumah sakit menurut WHO 2015yaitu :

a. Perhatikan nama obat , rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike


medication names).
b. Pastikan identifikasi pasien
c. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
e. Kendalikan cairan elektrolit pekat
f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
g. Hindari salah kateter dan salah sambung selang
h. Gunakan alat injeksi sekali pakai
i. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial

Tingkat kebersihan tangan untuk pencegahan infeski nosokomial dengan cara


mencuci tangan.Cuci tangan adalah proses membuang kotoran,debu dan
kuman secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun
dan air. Tujuannya untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis
dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sebentara
(Dahlan dan Umrah, 2013)

Kebersihan tangan yang tak memenuhi syarat juga berkontribusi


menyebabkan penyakit terkait mengenai makanan, seperti infeksi bakteri
salmonela dan E. coli infection. Mencuci tangan dengan sabun akan membuat
bakteri lepas dari tangan (IKAPI, 2007).

Cuci tangan merupakan salah satu cara untuk menghindari penyakit


yang ditemukan melalui makanan.Kebiasaan mencuci tangan secara teratur
perlu di latih sejak dini. Jika sudah terbiasa mencuci tangan sehabis bermain
atau ketika akan makan, akan di harapkan tersebut maka terbawah sampai tua
(Samsuridjal, 2009).

2.3.2. Manfaat cuci tangan


Wirawan (2013) menjelaskan bahwa manfaat mencuci tangan selama 20-30
detik yaitu sebagai berikut:

a. Mencegah resiko tertular flu, diare dan penyakit menular lainnya


Sampai 50%
b. Mencegah tertular penyakit serius seperti hepatitis A, meningitis dan lain-
lain
c. Menurunkan resiko terkena diare dan penyakit pencernaan lainnya sampai
59%
d. Jika mencuci tangan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa di tinggalkan,
sejuta kematian bisa di cegah setiap tahun.
e. Dapat menghemat uang karena anggota keluarga jarang sakit

2.3.3. Waktu mencuci tangan


Mencuci tangan memakai sabun sebaiknya di lakukan sebelum dan
setelah beraktivitas. Berikut ini waktu yang tepat untuk mencuci tangan
memakai sabun menurut Ana (2015)
a. Sebelum Dan Sesudah Makan
Pastikan hal ini dilakukan untuk menghindari terkontaminasinya makanan
yang akan kita komsumsi dengan, kuman sekaligus mencegah masuknya
kuman ke dalam tubuh
b. Sebelum Dan Sesudah Menyiapkan Makanan
Bukankah kuman akan mati ketika di masak? Memang benar. Masalahnya
bukan terletak pada bahan makanan , tetapi kuman-kuman yang menempel
pada tangan anda ketika mengelolah pada bahan mentah.
c. Sebelum Dan Sesudah Mengganti Popok
Untuk menjaga sterilnya kulit bayi dan kuman-kuman yang berbahaya
yang dapat menginfeksi, maka anda wajib untuk mencuci tangan dengan
benar sebelum dan sesudah menganti popok bayi
d. Setelah Buang Air Besar Dan Kecil
Ketika buang besar dan kecil kuman dan bakteri akan mudah menempel
pada tangan dan harus di bersihkan
e. Setelah Bersih Dan Batuk
Sama seperti buang air kecil dan buang air besar. Ketika bersih dan batuk,
itu artinya anda sedang menyembur kuman dan bakteri dari mulut dan
hidung anda. Reflex anda pasti menutup mulut dan hidung dengan tangan ,
yang artinya kuman akan menempel pada tangan anda.
f. Setelah Menyentuh Binatang
Bulu merupakan penyumbang bakteri dan kuman yang sangat besar,
sehingga anda wajib mencuci tangan anda setelah bersentuhan dengan
binatang, terutama yang berbulu tebal
g. Setelah Menyentuh Sampah
Sampah, sudah pasti sumber bakteri dan kuman yang sangat berbahaya
bagi tubuh. Wajib hukumnya bagi anda untuk mencuci tangan setelah
bersetuhan dengan sampah
h. Sebelum Menangani Luka
Luka, terutama pada bagian tubuh tertentu akan sangat sensitive terhadap
bakteri dan kuman. Apabila anda tidak mencuci tangan sebelum
menangani luka., maka kemungkinan akan terjadinya infeksi karena
bakteri dan kuman akan menjadi sangat tinggi.
i. Setelah Memegang Benda Umum
Mungkin agak berlebihan, tetapi anda harus tahu, benda-benda umum
memiliki kandungan bakteri dan kuman sangat tinggi, sehingga wajib
anda bersihkan.

2.3.4. Langkah mencuci tangan


Dunia (WHO) sejak lama menganjurkan agar kita rajin cuci tangan
pakai sabun. Tujuannya agar bakteri tidak sampai masuk ke tubuh sehingga
kita terhindar terkena beragam jenis penyakit.

6 langkah mencuci tangan Menurut WHO selama 20 – 60 detik sebagai


berikut:

1. Basuh tangan menggunakan air yang mengalir pada telapak tangan secara
lembut arah memutar
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara pergantian

3. Gosok sela-sela jari tangan secara bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok berlahan.

 Dampak dari tidak mencuci tangan


a) Perpindahan bakteri salmonella
b) Perpindahan bakteri E. Colli
c) Resiko tertular flu atau pilek
d) Tertular penyakit infeksi tenggorokan
e) Diare
f) Infeksi hepatitis
g) Resiko radang pernafasan

2.3.5. Lima Momen Mencuci Tangan Menurut SOP


1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptic
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
BAB III

PENGKAJIAN FENOMENA RUANGAN

3.1. Profil Rumah Sakit Dian Harapan/Ruang Ranap II Santa Maria


Didirikan atas prakarsa keuskupan Jayapura di Tahun 1995, Rumah Sakit Dian
Harapan adalah rumah sakit swasta dilatar belakangi nilai – nilai sosial. Berawal dari
sebuah balai pengobatan, atas usaha dan kerja keras dari drg, Didik Irawan, Pater. Jan
Van Der Horst OFM (almarhun) Yayasan Misioner (Jerman) serta beberapa pengusaha
setempat. Dian Harapan mulai menjadi Rumah Sakit dengan 52 tempat tidur di Tahun
1998.
Tahun 2001 – 2011 Yayasan Dian Harapan bekerja sama dengan Yayasan
Cordaid, Belanda untuk mengembangan kapasitas serta kualitas layanan kesehatan
Rumah Sakit Dian Harapan.
Tahun 2011 sampai saat ini RSDH memberikan pelayanan kesehatan rawat jalan
atau polik klinik (Umum, Anak, Bedah, Penyakit Dalam Neurologi, Mata, THT, Urologi,
Kulit Kelamin, Medical Chekup) dan rawat inap (Rawat Inap I Santa Fransiskus, Rawat
Inap II Santa Maria, Rawat Inap III Jan Van Der Horst, Dan Rawat Inap IV – V) dan
pelayanan Gawat Darurat (UGD, ICU, NICU) serta Farmasi Radiologi, Laboratoriom,
Kamar Operasi, Rekam Medik, dan Rehabilitasi Medik.

Visi, Misi, Filosofi, Tujuan Rumah Sakit Dian Harapan

1. Visi
Menghadirkan cinta kasih dalam bentuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat
yang berkekurangan dan menderita, sehingga mereka sebagai pewaris kerajaan
Allah dapat menegakkan dan mengamalkan cinta kasih dan meneruskan karyaNya.
2. Misi
Menjadikan Rumah Sakit Dian Harapan sebagai Rumah Sakit yang Mandiri dan
Berkualitas dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat disekitar
Jayapura dan Papua pada umumnya.
3. Nilai dasar / filosofi:
a. Pelanggan adalah utama
b. Karyawan memiliki arti
c. Perbaikan terus-menerus
d. Semangat kebersamaan dan persaudaraaan
e. Pelayanan holistik
f. Berorientasi kepada etos kerja serta organisasi yang tinggi
g. Menjunjung norma-norma serta etika profesi
 Motto
Salus Aegroti Suprema Lex Est (keselamatan pasien adalah hukum utama)
 Alamat Rumah Sakit
Jl. Teruna Bhakti, Yabansai-Heram-Jayapura-Papua-Indonesia. Kode pos : 99358,
telepon (0967) 573479 atau (0967) 572325

 Alur Pelayanan Rawat Inap


a. Bagian penerimaan pasien (Admission Departement)
b. Ruang perawatan
c. Bagian administrasi dan keuangan

 Prosedur pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Dian Harapan


a. Pasien yang membutuhkan perawatan inap atas sesuai indikasi medis akan
mendapatkan surat perintah rawat inap dari dokter sepesialis RS atau dari UGD
b. Surat perintah rawat inap akan ditindak lanjuti dengan mendatangi bagian
pendaftaran untuk konfirmasi ruangan sesuai hak perserta dengan membawa
KPK asli dan fotocopy sehingga perserta bisa langsung dirawat
c. Bila ruang perawatan sesuai hak perserta penuh, maka Ybs berhak dirawat 1
(satu) kelas diatas atau dibawah haknya. Selanjutnya perserta dapat pindah
menempati kamar sesuai haknya dan bila terdapat selisih biaya yang timbul
maka perserta membayar selisih biaya perawatan
d. Bagian pendaftaran rawat inap di RS akan menerbitkan surat keterangan
perawatan RS dan selanjutnya akan diteruskan ke kantor BPJS dapat melalui
faksimil agar segera diterbitkan surat jaminan rawat inap.
e. Bidang pelayanan BPJS akan menerbitkan surat jaminan rawat inap berdasarkan
keterangan perawatan RS dan akan dikirim melalui faksimil ke RS. Surat
jaminan harus sudah diurus selambat-lambatnya 2x24 jam terhitung perserta
rawat inap di rumah sakit.
f. Bila pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan atau
tindakan medis, maka yang bersangkutan harus menandatangani surat bukti
pemeriksaan dan tindakan setiap kali dilakukan.
g. Setiap selesai rawat inap, perserta/orang tua perserta bersangkutan harus
menandatangani surat bukti rawat inap dan pasien akan mendapatkan perintah
untuk kontrol kembali ke spesialis yang bersangkutan.
h. Pasien akan membawa surat perintah kontrol kembali dari dokter spesialis ke
dokter PPK I untuk mendapatkan surat rujukan PPK I ke dokter spesialis di RS
yang ditunjuk.
i. Selanjutnya berlaku prosedur rawat jalan dokter spesialis di RS.
j. Jawaban rujukan dari dokter spesialis dapat diberikan kembali kepada keluarga
di PPK I.

 Profil Ranap II Santa Maria


Ruang Rawat Inap II merupakan salah satu ruangan perawatan dewasa pria dan
wanita penyakit dalam maupun bedah. Ranap II dibagi menjadi dua tim, dimana
tim I memegang ruang kelas I, II, III yang merupakan ruang perawatan kelas
Bedah Wanita dan Penyakit Dalam Wanita, serta tim II memegang ruang kelas III,
II, Utama C, isolasi non covid Perawatan pria bedah dan penyakit dalam. Untuk
ruang Utama C merupakan ruang perawatan kelas Pria dan Wanita. Ruang Rawat
Inap II memiliki 17 kamar dengan kapasitas 50 tempat tidur yang terdiri dari :
a. Ruang kelas utama C terdiri dari 2 kamar dengan masing-masing 1 tempat
tidur, ruangan ini merupakan ruang perawatan Pria dan Wanita
b. Ruang kelas I terdiri dari 5 kamar dengan 10 tempat tidur, 5 Kamar Mandi dan 5
tempat Cuci Tangan
c. Ruang kelas II terdiri dari 4 kamar dengan 2 kamar ruang kelas perawatan
Bedah dan penyakit dalam Wanita masing masing kamar 3 tempat tidur dan 2
kamar ruang kelas perawatan Penyakit Dalam dan bedah pria masing-masing 3
tempat tidur.
d. Ruang kelas III terdiri dari 4 kamar dimana kamar ruang Aloysius merupakan
perawatan Bedah Wanita dengan 6 tempat tidur sedangkan Kamar Ruang
Laurensius merupakan ruang perawatan Penyakit Dalam Wanita dengan 6
tempat tidur, ruang Gabriel merupakan perawatan bedah pria dengan 6 tempat
tidur dan ruang Ana merupakan perawatan penyakit dalam pria dengan g
tempat tidur.
e. Ruang Isolasi Non covid terdapat 2 kamar tidur masing-masing 1 tempat tidur

Fasilitas lain yang ada diruang Rawat Inap II antara lain : Ruang Perawat di dalamnya
terdapat : Ruang Kepala Ruangan, Dapur, Ruang Cuci Tangan dan Kamar Mandi/WC
Perawat.

DENAH

Maria I-IV Taman

Lidwin II Lidwin I Isolasi II Isolasi I

Boneventura Nurse station


Kelas II
Ruang Bedah

Boneventura ANA
Kelas II
Ruang Pny. Dalam Nurse Station

Laurensius
Kelas III
STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN RAWAT INAP II (Santa MARIA )

RUMAH SAKIT DIAN HARAPAN JAYAPURA TAHUN 2021

KABID KEPERAWATAN

KEPALA RUANGAN

Resa Hattu.,S.Kep.,Ns

Perawat Primer I ( Katim I) Perawat primer II (Katim II)

Rosalina Juju.,AMK Seno.,AMK

Perawat Assosiet (PA) Perawat Assosiet (PA)

Rosalina B., AMK Elita N.,AMK

Elys Stevany., AMK Santri Nainggolan.,AMK

Yunita Rumbewas., AMK Sanci Letlora.,Amk.Kep

Nanda.,Amd.Kep Elisabeth.,AMK

Tri Utomo.,Amd.Kep Ester Tandi.,S.Kep.Ns

Cornelia.,AMK Yosephine.,AMK

Yulianti.,AMK Ida Triana.,AMK

Dwi.,AMK Lidia., AMK

Fransiska R.,AMK Gusti.,S.Kep.Ns

Friska Lubis.,S.kep.Ns

Helmi.,AMK
3.2. Unsur Input
a. pasien (Jumlah 10 penyakit terbanyak, Jenis Kelamin, Umur, Demografi,
dll)
kajian teori
Pasien adalah orang sakit yang dirawat oleh Dokter dan tenaga kesehatan
lainnya ditempat praktek (Yuwono, 2013). Pasien merupakan setiap orang yang
melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung (pasal 1
ayat 4, UU Tahun 2009).
Kajian data
Ruang rawat II Santa Maria adalah ruang Rawat Inap yang memberikan
pelayanan ruang Rawat Inap untuk kasus medikal bedah dan penyakit dalam.
Jumlah pasien yang dirawat selama periode april– juni 2021 sebanyak pasien.
Dari 791 pasien tersebut jumlah 10 besar kasus penyakit diantaranya dapat dilihat
dalam tabel berikut.

Tabel. 1. Data 10 Penyakit Terbanyak di Ruang Ranap II Santa Maria


Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura Pada Bulan april – juni 2021
N
Nama penyakit Jumlah Presentase (%)
o

1 Malaria vivax 170 21,4%

2 Bronchopneumonia 163 20,6%

3 Malaria Falcifarum 151 19,0%

4 Diabetes melitus 140 17,6%

5 Hiv 45 5,6%

6 Katarak 31 3,9%

7 Pneumonia 30 3,7%

8 Anemia 27 3,4%

9 Gea 20 2,5%

10 hernia 17 2,1%

Total 791 100%

Sumber : Buku Registrasi Ruang Rawat Inap II 2021


Analisa

Berdasarkan tabel diatas didapatkan pasien dengan jumlah penyakit


terbanyak selama bulan april – juni 2021 di ruang Ranap II Santa Maria yaitu :
pasien dengan diagnosa terbanyak Malria vivax sebanyak 170 pasien ( 21,8%) ,
Bronchopneumonia sebanyak 163 pasien (20,6 % ), malaria falcivarum sebanyak
151 pasien (19%). Dan diagnosa yang paling sedikit 17 orang ( 2,1 %).

Tabel. 2. Data Demografi Lama Hari Rawat Pasien Ruang Ranap II Santa
Maria Rumah Sakit Dian Harapan Pada April – Juni 2021

No Lama dirawat Jumlah Presentase

1 3-7 hari 270 34,1%

2 >7 hari 264 33,3 %

3 < 3 hari 257 32,4 %

Total 791 100%

Sumber : Buku Registrasi Ruang Rawat Inap II 2021

Analisis

Berdasarkan tabel diatas didapatkan lama hari rawat terendah yaitu < 3 hari
sebanyak 257 pasien ( 32,4%), dan lama hari tertinggi 3-7 hari sebanyak 270
pasien ( 34%), dan >7 hari sebanyak 264 (33%).

Tabel. 3. Data Jenis Kelamin Pasien Ruang Ranap II Santa Maria Rumah
Sakit Dian Harapan April – Juni 2021
Jumlah
No Kategori Presentase (%)
N = 791

1 Perempuan 441 55,75 %

2 Laki - Laki 350 44,27%

Total 791 100 %

Sumber : Buku Registrasi Ruang Rawat Inap II 2021


Analisa

Menurut data dari buku registrasi ruang Rawat Inap II, rata – rata pasien yang
dirawat berjenis kelamin perempuan yaitu 441 pasien (56%). Sedangkan Laki –
laki hanya 350 pasien (44%).
Tabel. 4. Data Umur Pasien Ruang Ranap II Santa Maria Rumah Sakit Dian
Harapan April – Juni 2021
N
Kategori Jumlah Presentase (%)
o

1 16 – 30 358 45,2, %

2 31 – 50 286 36,1 %

3 > 51 147 18,5 %

Total 791 100 %

Sumber : Buku Registrasi Ruang Rawat Inap II 2021

Analisa

Menurut data dari buku registrasi ruang Rawat Inap II, rata- rata pasien terbanyak
yang dirawat di Ranap II Berumur 16-30 Tahun 358 pasien (45%) dan yang
terendah Berumur > 51 Tahun 147 pasien (18%).

Tabel. 5. Data Pekerjaan Pasien Ruang Ranap II Santa Maria Rumah Sakit
Dian Harapan April – Juni 2021
N Kategori Jumlah Presentase (%)
o

1 IRT 230 29,0 %

2 Swasta 210 26,5%

3 PNS 191 24,1%

4 Mahasiswa 160 20,2%

Total 791 100%

Sumber : Buku Registrasi Ruang Rawat Inap II 2021


Analisa

Menurut data dari buku registrasi ruang rawat inap II, rata – rata pasien yang
dirawat di ranap II dengan pekerjaan terbanyak adalah IRT 230 (29%), swasta
199 (31,2%), Pns 191 (24,1%), dan yang terendah yaitu mahasiswa dengan
jumlah 160 (20,2%).
Tabel. 6. Data Demografi Alamat Pasien Ruang Ranap II Santa Maria
Rumah Sakit Dian Harapan April – Juni 2021
No Alamat Jumlah Presentase

1 Abepura 280 35,3 %

2 Waena 244 30,8 %

3 Sentani 189 23,8%

4 Jayapura 40 5,05 %

5 Keerom 27 3,41%

6 Lain- lain 11 1,39 %

Total 791 100%

Sumber : Data Sekunder Sensus Ruang Rawat Inap Santa Maria Jayapura 2021

Analisa

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data alamat pasien terbanyak yaitu Abepura
sebanyak 280 pasien ( 35,3 %), Waena sebanyak 244 pasien (30,8%), Sentani
sebanyak 189 pasien (23,8%), Jayapura sebanyak 40 pasien (5.0%), Keerom
sebanyak 27 pasien (3,4 %), dan luar daerah sebanyak 11 pasien (1,3%)
b. Ketenagaan

1). Kualitas

Kajian teori

Kualitas adalah totalitas fasilitas dan karakteristik dari produk atau jasa
yang memenuhi kebutuhan, tersurat maupun tersirat (Tjiptono, 2014).

Memperbaiki kualitas lulusan perawat melalui jenjang pendidikan


perawat (S1 keperawatn ditambah profesi ners), bukan hanya menambah
jumlah perawat tetapi memperbaiki kualitas perawat melalui perbaikan
institusi pendidikan penyelenggaraan program perawat.

Pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas mendukung


keberhasilan suatu rumah sakit. Pemberian asuhan keperawatan tidak terlepas
dari tenaga perawat dalam suatu ruangan. Menurut KEMENKES No. 129
tahun 2008 pemberian pelayanan suatu ruangan rawat inap adalah terdiri dari
dokter dan tenaga perawat yang kompeten minimal D3.

PERMENKES NO 26 Tahun 2019 tentang pelaksanaan UU


Keperawatan pasal 7 yang bertanggung jawab atas asuhan keperawtan
perawat profesional . Perwat profesional terdiri dari perawat Ners dan
spesialis sedangkan perawat vokasi adalah D3, D4 dan S1 KEP.

Menurut SWABART 1999, mengatakan perbandingan perawat


profesional dan vokasi adalah 55% : 45 %. PPNI mengatakan bahwa didalam
PERMENKES UU tenaga kesehatan dan UU KEPERAWATAN NO 38
Tahun 2014 tentang keperawatan mengatakan bahwa tenaga perawat didalam
memberikan askep harus memiliki STR, SIPP, dan surat kewenangan klinis

Kajian Data

Ruang rawat inap II dipimpin oleh seseorang kepala ruangan sebagai


penanggung jawab dan dibantu oleh dua orang ketua tim yang membawahi
beberapa anggota tim, selain itu ada dokter spesialis yang bertugas diruang
rawat inap II
Tabel. 7. Data Seluruh Ketenagaan Pada Ruang Ranap II Santa Maria
Di Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura

No Tenaga Jumlah

1 Dokter spesialis penyakit dalam 3 dokter mitra Spesialis

2 Dokter spesialis bedah 1 dokter tetap Spesialis

4 dokter mitra

3 Dokter spesialis ortopedi 2 dokter mitra Spesialis

4 Dokter spesialis saraf 1 dokter mitra Spesialis

5 Dokter spesialis urologi 1 dokter mitra Spesialis

6 Dokter spesialis kulit kelamin 1 dokter mitra Spesialis

7 Dokter spesialis mata 3 dokter tetap Spesialis


2 dokter mitra

8 Dokter spesialis THT 2 dokter mitra Spesialis

9 Dokter kejiwaan 1 dokter mitra specialis

10 Dokter bedah saraf 1 dokter mitra spesialis

11 Dokter spesialis rehabilitasi 1 dokter mitra Spesialis

12 Perawat 23 orang 4 ners, 19 D3

13 Pekarya 2 orang SMA

Total 48
Sumber: Data Primer Ruang RANAP II Santa Maria Dian Harapan Jayapura 2021

Analisa :

Berdasarkan tabel 8 didapatkan data pada ruang Ranap II Santa Maria terdapat dokter spesialis penyakit dalam 1 dokter
tetap 2 dokter mitra, dokter spesialis bedah, ada 5 terdiri 1 dokter tetap dan 4 dokter mitra, dokter spesialis urologi 1
dokter mitra, dokter spesialis kulit 1 dokter mitra, dokter spesialis mata ada 5 terdiri 3 dokter tetap 2 dokter mitra, dokter
spesialis THT ada 2 dokter mitra, dokter spesialis ortopedi 2 dokter mitra. Untuk perawat terdata 23 perawat, pekarya 2
orang.
Tabel. 8. Daftar Nama Tenaga Perawat Yang Ada Ruang Ranap II Sta. Maria Di Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura
STATUS SPK
STR SIP SERTIFIKAT
PEGAWAI K MASA KERJA
NO NAMA JK PEND JABATAN
(TAHUN)
PT PK PH

1 Resa Hattu,S.Kep.Ns L Ners √ Karu √ √ √ BHD, KOMUNIKASI 6 Tahun


TERAUPUOTIK, ASPEK
LEGAL DAN ETIK
KEPERAWATAN,
PEMBIMBING KLINIK, ,
PERAN PERAWAT
DALAM MENDUKUNG
HPK, GAWAT DARURAT
PADA ANAK,
PARADIGMA
MANIPULASI NUTRISI
SEBAGAI TERAPI
PENYAKIT NON
INFEKSI, PPI

2 Rosalina juju, AMK P D3 √ KATIM I √ √ √ BHD,KOMUNIKASI 9 Tahun


TERAUPEUTIK,ASPEK
LEGAL DAN ETIK KEP,
BASIC MEDICAL
HYPNOSIS,UPDATE
PENERAPAN NANDA
NIC NOC,SEMINAR
TRAUMA OTAK,
BTCLS, , PERAN
PERAWAT DALAM
MENDUKUNG HPK,
GAWAT DARURAT
PADA ANAK,
PARADIGMA
MANIPULASI NUTRISI
SEBAGAI TERAPI
PENYAKIT NON

3
INFEKSI, PPI

3 Seno, AMK L D3 √ KATIM II √ √ √ BHD, KOMUNIKASI 9 tahun


TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN ,
CARDIAC MENAGEMEN
EMERGENCY, PERAN
PERAWAT DALAM
MENDUKUNG HPK,
GAWAT DARURAT
PADA ANAK,
PARADIGMA
MANIPULASI NUTRISI
SEBAGAI TERAPI
PENYAKIT NON
INFEKSI, PPI

4 Elys stevanui,AMK P D3 √ PA √ √ √ BHD, KOMUNIKASI 5 Tahun


TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN, ,
PERAN PERAWAT
DALAM MENDUKUNG
HPK, GAWAT DARURAT
PADA ANAK,
PARADIGMA
MANIPULASI NUTRISI
SEBAGAI TERAPI
PENYAKIT NON
INFEKSI, PPI

5 Nanda, AMK P D3 PA √ √ √ BHD, KOMUNIKASI 3 tahun


TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN, ,
PERAN PERAWAT
DALAM MENDUKUNG
HPK, GAWAT DARURAT
PADA ANAK,
PARADIGMA
MANIPULASI NUTRISI

4
SEBAGAI TERAPI
PENYAKIT NON
INFEKSI, PPI

6 Rosalina B,AMK P D3 √ PA √ √ √ BHD, KOMUNIKASI 4 Tahun


TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN, ,
PERAN PERAWAT
DALAM MENDUKUNG
HPK, GAWAT DARURAT
PADA ANAK,
PARADIGMA
MANIPULASI NUTRISI
SEBAGAI TERAPI
PENYAKIT NON
INFEKSI, PPI

7 Gusti, S.Kep.Ns P Ners √ PA √ √ Typ BHD, KOMUNIKASI 8 Bulan


e TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN
equ
atio
n
here
.
8 Friska Lubis, AMK P D3 √ PA √ √ √ BHD, KOMUNIKASI 5 Tahun
TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN, ,
PERAN PERAWAT
DALAM MENDUKUNG
HPK, GAWAT DARURAT
PADA ANAK,
PARADIGMA
MANIPULASI NUTRISI
SEBAGAI TERAPI
PENYAKIT NON

5
INFEKSI, PPI

9 Santri,AMK P D3 √ PA √ √ √ BHD, KOMUNIKASI 9 tahun


TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN,
BTCLS, , PERAN
PERAWAT DALAM
MENDUKUNG HPK,
GAWAT DARURAT
PADA ANAK,
PARADIGMA
MANIPULASI NUTRISI
SEBAGAI TERAPI
PENYAKIT NON
INFEKSI, PPI

10 Sanci Letrora,AMK P D3 √ PA √ √ √ BHD, KOMUNIKASI >10 Tahun


TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN, ,
PERAN PERAWAT
DALAM MENDUKUNG
HPK, GAWAT DARURAT
PADA ANAK,
PARADIGMA
MANIPULASI NUTRISI
SEBAGAI TERAPI
PENYAKIT NON
INFEKSI, PPI

11 Elita N,AMK P D3 √ PA √ √ √ BHD, KOMUNIKASI 8 Tahun


TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN,
BTCLS, , PERAN
PERAWAT DALAM
MENDUKUNG HPK,
GAWAT DARURAT
PADA ANAK,
PARADIGMA
MANIPULASI NUTRISI

6
SEBAGAI TERAPI
PENYAKIT NON
INFEKSI, PPI

12 Yulianti P Ners √ PA √ √ √ BHD, KOMUNIKASI 1 Tahun


TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN

13 Cornelia,AMK P D3 √ PA √ √ √ BHD, KOMUNIKASI 1 Tahun


TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN

14 Tri Utomo Amd. Kep L D3 √ PA √ √ √ BHD, KOMUNIKASI 3 tahun


TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN, ,
PERAN PERAWAT
DALAM MENDUKUNG
HPK, GAWAT DARURAT
PADA ANAK,
PARADIGMA
MANIPULASI NUTRISI
SEBAGAI TERAPI
PENYAKIT NON
INFEKSI, PPI

15 Yunita R., AMD.Kep P D3 √ PA √ √ √ BHD, KOMUNIKASI 8 Tahun


TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN, ,
PERAN PERAWAT
DALAM MENDUKUNG
HPK, GAWAT DARURAT
PADA ANAK,
PARADIGMA
MANIPULASI NUTRISI
SEBAGAI TERAPI
PENYAKIT NON
INFEKSI, PPI

7
16 Elisabeth,AMK p D3 √ PA √ √ √ BHD, KOMUNIKASI 8 tahun
TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN, ,
PERAN PERAWAT
DALAM MENDUKUNG
HPK, GAWAT DARURAT
PADA ANAK,
PARADIGMA
MANIPULASI NUTRISI
SEBAGAI TERAPI
PENYAKIT NON
INFEKSI, PPI

17 Ester Tandi S.Kep.Ns p Ners1 √ PA √ √ √ BHD, KOMUNIKASI 8 tahun


TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN,
PERAN PERAWAT
DALAM MENDUKUNG
HPK, GAWAT DARURAT
PADA ANAK,
PARADIGMA
MANIPULASI NUTRISI
SEBAGAI TERAPI
PENYAKIT NON
INFEKSI, PPI

18 Yosephina ,AMK p D3 √ PA √ √ √ BHD, KOMUNIKASI 2 tahun


TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN,
BTCLS, PPI

19 Fransiska R, AMK p D3 √ PA √ √ × BHD, KOMUNIKASI 7 bulan


TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN

20 Dwi, AMK p D3 √ PA √ √ × BHD, KOMUNIKASI 5 bulan


TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN

8
21 Ida Triana, AMK p D3 √ PA √ √ × BHD, KOMUNIKASI 4 bulan
TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN

22 Helmi, AMK p D3 √ PA √ √ × BHD, KOMUNIKASI 9 bulan


TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN

23 Lidia,AMK p D3 √ PA √ √ × BHD, KOMUNIKASI 6 bulan


TERAUPEUTIK, KODE
ETIK KEPERAWATAN

Sumber : Data Primer Ruang Ranap II St. Maria Dian Harapan Jayapura 2021.

9
Analisa

Tabel diatas didapatkan jumlah perawat ruang ranap II St. Maria


sebanyak 23 perawat yang terdiri dari 1 kepala ruangan, 2 ketua tim, dan 20
panggota tim. Di ruang Rawat II Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura
memiliki 3 jenis status pegawai yaitu pegawai tetap, pegawai kontrak dan
pegawai harian. Sedangkan dari status pendidikan terdapat sarjana
keperawatan Ners sebanyak 4 perawat, D-III keperawatan sebanyak 19
perawat. Terdapat 23 perawat yang memiliki STR.

2). Kuantitas
Kajian teori
penetapan jumlah tenaga keperawatan merupakan proses perencanaan
dalam hal menentukan berapa banyak tenaga yang dibutuhkan dalam suatu
ruangan dan criteria tenaga yang dipaki untuk suatu ruangan tiap shiftnya.

a. Perhitungan tenaga menurut Depkes (2005)


Kebutuhan tenaga perawat diruang perawatan menggunakan rumus :

jumlah jam perawatan di ruang/hari


Kebutuhan tenaga ¿
Jam efektif perawat

b. Untuk mengetahui jumlah tenaga tersebut perlu ditambah ( faktor koreks)


dengan menambah perawat libur ( loss day) dan tugas non keperawatan
Rumus :

Jumlah Hari Minggu Dalam1 Tahun+ cuti+ Hari Besar


Loss day : ¿
Jumlah Hari Kerja+Tahun

c. Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non keperawatan


diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan Rumus :

Jumlah Tenaga Perawat + Loss Day x 25 %


Faktor koreksi ¿
100

d. Tingkat ketergantungan pasien

10
Pasien di klasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada
kebutuhan terhadap asuhan keperawatan

Tabel.9. Tingkat Ketergantungan Pasien Di ruang ranap II St.Maria


Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura
No Klasifikasi pasien Kriteria Jumlah jam
perawatan/ hari

1 Asuhan keperawatan minimal a. Kebersihan diri mandi, ganti 2


(minimal care) pakaian dilakukan sendiri
b. Makan dan minum dilakukan
sendiri
c. Ambulasi dengan pengawasan
d. Observasi tanda-tanda vital
dilakukan setiap shift
e. Pengobatan minimal, status
psikologi pasien
2 Asuhan keperawatan sedang a. Kebersihan diri dibantu, makan, 3,08
minum dibantu
b. Observasi tanda-tanda vital
setiap 2- 4 jam sekali
c. Ambulasi dibantu, pengobatan
lebih dari sekali
3 Asuhan keperawatan agak berat a. Sebagian aktivitas dibantu 4,15
b. Observasi tanda-tanda vital
setiap 2-4 jam sekali
c. Terpasang folley chateter, intake
output dicatat
d. Terpasang infuse
e. Pengobatan lebih dari sekali
f. Persiapan pengobatan
memerlukan prosedur

4 Asuhan keperawatan maksimal a. Segala aktivitas dibantu oleh 6,16


perawat
b. Posisi pasien diatur dan di
observasi tanda-tanda vital
setiap dua jam
c. Makan memerlukan NGT dan
menggunakan Suction
d. Gelisah/ disorientasi

11
Kajian Data

Jumlah tenaga perawat di ruang Ranap II Santa Maria sebanyak 23 perawat


yang terdiri dari 1 kepala ruangan, 2 ketua tim dan 20 anggota tim.
Perhitungan menurut Depkes (2005) :
Jumlah kerja efektif perhari : 7 jam
Jumlah hari cuti : 15 hari
Jumlah hari minggu/tahun : 52 hari

Tabel. 70. Kebutuhan Tenaga Perawat Menurut Klasifikasi Pasien


Diruang Ranap II Santa Maria

Jumlah Dan
Rata-Rata
Jumlah Dan Perawatan/Hari
No Klasifikasi Jumlah
Perawatan/Hari
Pasien/Hari (c × d )

A B C D E

1 Askep minimal 15 2 30

2 Askep sedang 13 3,08 40,04

3 Askep agak berat 10 4,15 41,5

4 Askep maksimal 5 6,16 30,8

Jumlah 43 142.34 = 142

Sumber : Data Primer Ruang Ranap II Santa Maria Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura
Bulan April – Juni 2021

a. Tenaga perawat yang dibutuhkan adalah


jumlah Jam Perawatan Diruangan/ Hari
Jam Efektif Perawat
142
= 20.2 = 20
7
b. Loss day
jumlah hari minggu dalam 1tahun +cuti+ haribesar 5
¿ x jumlah perawat yang diperlukan=
jumlah hari kerja Efektif
5,43= 5

12
c. Tugas non keperawatan
jumlah tenaga keperawatan+ LOSS Day
¿ x 25
100
20+5 25
¿ x 25= x 25=6,25=6
100 100
Jadi, jumlah tenaga = tenaga yang tersedia (A + B) + Faktor koreksi (C) =
20 + 5 + 6+1 kepala ruangan = 32 orang. Namun di ranap II santa maria
tugas non keperawatan tidak dikerjakan oleh perawat sehingga jumlah
tenaga yg dibutuhkan (A + B ) + 1 Kepala ruagan = 20 +5 + 1 kepala
ruagan = 26 orang

Analisa

Berdasarkan hasil perhitungan tenaga perawatan menurut Depkes mendapat


hasil 25 orang tenaga perawat di tambah 1 tenaga kepala ruangan.
Sedangkan tenaga kerja perawat diruang Ranap II Santa Maria sebanyak 23
perawat dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 50. Jadi tenaga perawatan
yang dibutuhkan diruang Ranap II Santa Maria belum terpenuhi.

Kebutuhan tenaga menurut Douglas 1984,dalam swansburg 1999

Jumlah Pasien KLASIFIKASI

43 MINIMAL CARE PARSIAL TOTAL CARE


CARE

0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

Contoh jumlah pasien 43 pasien 23 pasien ketergantungan minimal, 15


pasien ketergantungan parsial, 5 pasien ketergantungan total

minimal parsial total jumlah

pagi 0,17x23=3,9 0,27x15=4,05 0,36x5=1,8 9,7=10

sore 0,14x23=3,2 0,15x15=2,25 0,30x5=1,5 6,9=7

malam 0,07x23=1,6 0,10x15=1,5 0,20x5=1 4,1=4

13
21 perawat

Menurut rumus Douglas jumlah tenaga yang dibutuhkan di ranap II santa


maria : Jumlah perawat + Loss day + 1 kepala ruagan = 21 + 5 +1 kepala
ruagan = 27 Orang

Analisa

Berdasarkan hasil perhitungan tenaga perawatan menurut Depkes mendapat hasil 25


orang tenaga perawat di tambah 1 tenaga kepala ruangan. Sedangkan tenaga kerja
perawat diruang Ranap II Santa Maria sebanyak 23 perawat dengan kapasitas tempat
tidur sebanyak 50. Jadi tenaga perawatan yang dibutuhkan diruang Ranap II Santa
Maria belum terpenuhi
d. Sumber Dana

Kajian teori

Suatu rumah sakit memerlukan dana atau uang untuk menopang pelayanan
kesehatan dirumah sakit. Uang adalah alat pembayaran yang sah
dikeluarkan oleh pemerintah (KSBI, 2013)

Kajian Data

Sumber dana ruang Rawat Inap II Santa Maria berasal dari pengelolaan
Rumah Sakit Dian Harapan.

Analisa

Anggaran atau biaya untuk ruang Rawat Inap II Santa Maria tidak ada,
karena sumber dana berasal dari Rumah Sakit Dian Harapan dan dikelola
oleh bagian keuangan dan diolah sedemikian mungkin sehingga ruangan
hanya menerima dalam bentuk fasilitas kesehatan seperti alat kesehatan.

e. Fasilitas, Alat Dan Obat-Obatan

Kajian Teori

14
Fasilitas kesehatan adalah fasilitas layanan kesehatn yang dapat digunakan
dalam rangka menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan prorangan
baik secra promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitative yang dilakukan
oleh pemerintah maupun msyarakat uumm (sam, 2001). Jumlah fasilitas
dan alat- alat kedoktersan maupun keperawatan dapat terpenuhi dengan
standar yang telah ditetapkan oleh masing-masing Rumah Sakit dengan
memperhatikan jenis alat, bahan/warna, ukuran jenis kegiatan, jumlah yang
dibutuhkan juga didasrkan atas pertimbangan bahan yang dipakai,
disimpan, maupun dicuci (Depkes, 2001).

Kajian Data

Informasi fasilitas ruang Rawat Inap II Santa Maria Rumah Sakit Dian
Harapan Jayapura

Tabel. 81. Fasilitas Ruang Ranap II Santa Maria


Rumah Sakit Dian Harapan
No Ruang Fasilitas Kondisi alat Jumlah

Baik Rusak

1 Ruang Ners Station  Computer √ 1 buah


 Meja perawat 2 buah
 Kursi 17 buah
 Kipas angin 1 buah

2 Ruang kepala ruangan  Meja √ 1 buah


 Kursi 2 buah
 Lemari alkes 1 buah
 Lemari alat tenun 1 buah
 AC 1buah

3 Kamar utama C  AC √ 12
 Kulkas 13
 kamar mandi
 Tempat tidur
 Meja
 Tv

15
4 Kamar kelas 1 pria  AC √ 14
wanita  Kamar mandi 15
 Tempat tidur 10 buah
 Meja panjang
 tv
 Wastafel
 meja pasien

5 Kamar kelas 2 pria  Tempat tidur √ 6 buah


wanita  Kamar mandi 4 buah

6 Kamar kelas 3  Tempat tidur √ 12 buah


penyakit dalam wanita  Meja 12 buah
pria

7 Kamr kelas 3 bedah  Tempat tidur √ 12 buah


wanita pria  Meja 12 buah

8 Isolasi non covid  Tempat tidur 2 buah


 meja panjang
 AC
 Meja obat
8 Dapur  Wastafel √ 1 buah
 Kulkas 1 buah
 Dispenser 2 buah

9 Kamar mandi umum  Kamar mandi umum √ 4 buah

Tabel. 12. Fasilitas Alat Medis, Alat Tenun, Alat Rumah Tangga, Dan Paket
Emergency Ranap II Santa Maria Rumah Sakit Dian Harapan
1. Alat Medis

No Nama Radio Standar Ketersediaan Keterangan


barang alat/ ketersediaan diruangan
ruangan

1 Tensi 2/ ruangan 6 buah 2 buah ( tensi cukup


meter meter air raksa )
4 tensi digital

2 Stetoskop 2/ ruangan 6 buah 6 buah cukup

3 Timbanga 1/ ruangan 1/1 buah 2 buah Lebih 1 buah


n BB/TB timbangan BB

4 Sterilisato 1/ ruangan 1 buah Tidak ada Dibagian


r CSSd

5 Tabung 2/ ruangan 8 buah 22 buah Tabung


oksigen bedah/ oksigen
( flow ruang lebih dari 1,

16
meter ) penyakit flow meter
dalam kurang 1
buah

6 Gunting 2/ ruangan 8 buah 3 buah lebih 1 buah

7 Bak 2/ruangan 2 buah Tidak ada Kurang 2


instrument buah
besar

8 Bak 2/ ruangan 2 buah Tidak ada Lebih 1 buah


instrument
sedang

9 Bak 2/ ruangan 2 buah 3 buah Kurang 1


instrument buah
kecil

10 Bengkok 2/ ruangan 2 buah 4 buah Lebih 2 buah

11 Pispot 2/ruangan 1/ 2 buah 10 buah Cukup

12 Urinal 1:1/ 2 1/ 2 buah 8 buah Lebih 2 buah

13 Set angkat 1:1/ 2 1/ 2 buah 3 set Cukup


jahitan

14 Set ganti 1:1/ 2 1:1 4 buah Kurang 4 set


balutan

15 Thermom 5/ 1:1 15 buah Lebih 1 buah


eter ruangan(ru
ang bedah
1:1)

16 Standar 1:1) 1: 1 50 buah Cukup


infuse

17 Masker 2/ ruangan 2 buah Tersedia Cukup


O2 bedah: 3/ sesuaikebutuhan
ruangan pasien
penyakit
dalam 6/
ruangan)

18 Nasal 2/ ruangan 2 buah Tersedia sesuai Cukup


cateter ( ruang kebutuhan
bedah)

19 Reflex 1/ ruangan 1 buah 1 buah Cukup


hammer

Sumber: Standar Depkes 2005 Dan Ketersediaan Ruang Ranap II

2. Alat Rumah Tangga

17
N Nama Ratio Standar Ketersediaan Keterangan
o Barang ketersediaan diruangan

1 Kursi roda 2-3/ 3 buah 6 buah cukup


ruangan

2 Lemari 1/ruangan 1 buah 2 set troly Cukup


obat emergency
emergency

3 Light cash 1/ ruangan 1 buah 1 buah Cukup

4 Meja 1:1 1 buah 9 buah Cukup


pasien

5 Over bed 1:1 1 buah 50 buah ckup


table
( meja
makan
kelas)

6 Waskom 8-12/ 1 buah 8 buah Lebih I buah


mandi ruangan

7 Lampu 1/ ruangan 1 buah 2buah Cukup


senter

8 Troli obat 1:1/ 2 2 buah 3 buah Lebih dari 2

9 Troli balut 1/ ruangan 1 buah 1 buah Cukup

10 Troli 1/ ruangan 1 buah 1 buah Cukup


suntik

11 Dorongan 1/ ruangan 1 buah 5 buah Lebih 1 buah


O2

12 Tempat 1: 1 kamar 7 buah 12 buah Cukup


sampah
pasien
tertutup

13 Tempat 4/ ruangan 4 buah 4 buah Cukup


sampah
besar
tertutup

14 Senter 2/ ruangan 2 buah 1 buah Kurang 1 buah

Sumber : Standar Depkes 2005 Dan Ketersediaan Ruangan Rawat Inap II

18
3. Paket Emergency

No Nama alat/ bahan Jumlah


1 Tabung oksigen mini 1 buah
2 Ambubag :
Hijau 2
Hitam 2
3 Masker ambubag 2 buah
4 Masker oksigen 2 buah
Nasal oksigen 2 buah
5 Regulator 02 10 buah
6 Syringe pump 2
7 Infusion pump 2
8 Suction 1 buah
9 Junction Rest 5
10 Senter 1 buah
11 Electrode 30
12 Jelly 1 buah
13 Spatel 1 buah
14 Gudel 6 buah
15 Selang kateter :
No 20 3
No 22 2
16 Urine Bag 3
17 Handscoen steril 10
18 Saturasi O2 2
19 Buli- buli 2 buah
20 Thermometer 4 buah
21 Infuse set 6 buah
22 Alat GDS 2 buah
23 Reflex hummer 1 buah
24 Abocat no 26 dan 18 2 dan 1
25 Tourniquet 2 buah
Sumber : Standar Depkes 2005 Dan Ketersediaan Ruangan Rawat Inap II

Analisa

Fasilitas dan alat yang tersedia dalam ruang ranap II cukup terpenuhi.

f. Metode/ standar/ pedoman/ prosedur tetap

Kajian teori

Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat


ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan
professional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan
pelayanan keperawatan dengan tuntutan perkembangan iptek, maka metode
system pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien.

19
Menurut peraturan menteri kesehatan RI No. 81/Menkes/SK/2004, pelayanan
kesehatan dirumah sakit bersifat individu, spesifik dan untuk sesuai
karakteristik pasien, disamping itu haru mengacu pada standar operasional
prosedur serta penggunaan teknologi.

Kajian Data

Di ruang Ranap II Santa Maria terdapat SOP (Standar Operasional Prosedur)


tindakan keperawatan, memiliki metode tim, timbang terima, melakukan
ronde keperawatan, timbang terima instrument (obat-obatan dan peralatan),
dan melakukan proses keperawatan sesuai formal baku yang disediakan.

Analisa

Diruang Ranap II Santa Maria memiliki metode Asuhan Keperawatan sesuai


SOP (standar operasional prosedur). Hal ini dapat dilihat dari kinerja perawat
yang mengisi format asuhan keperawatan dengan baik.

20
g. Mesin

Kajian teori

Dalam institusi pelayanan rumah sakit salah satu penunjang yang digunakan
adalah mesin. Mesin adalah alat kesehatan elektromedik yang menggunakan
elektro atau listrik baik dalam pengoperasian maupun teknis penggunaan.
Alat kesehatan adalah instrumen, apparatus, mesin, perkakas, dan atau implant,
reagen, invitro dan kalibrator, perangkat lunak, bahan atau material yang
digunakan tanggal atau kombinasi, diguanakn untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan, dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh,
menghalangi pembuahan, disinfaksi alat kesehatan, dan pengujian invitro terhadap
specimen dari tubuh manusia dan dapat mengandung obat yang tidak mencapai
kerja utama pada tubuh manusiamelalui proses farmakologi, imunologi, atau
metabolism untuk dapat membantu fungsi/ kinerja yang didnginkan. Setiap alat
kesehatan dibutuhkan pengujian dan kalibrasi, sesuai dengan permenkes No. 54
tahun 2015.
Pengujian adalah keseluruhan tinndakan yang meliputi pemeriksaan fisik, dan
pengukuran untuk membadingkan alat yang diukur dengan standar , atau
menetukan besaran atau kesalahan pengukurang. Sedangkan kalibrasi adalah
kegiatan penilaian untuk menetukan kebenaran nilai petujukan alat ukur dan/atau
bahan ukur untuk menetukan layak atau tidak poenggunaan alat atau mesin
Kajian Data

Tabel.13. Alat Mesin Di Ruang Ranap II Santa Maria Rumah Sakit Dian
Harapan
N NAMA ALAT KETERANGAN
O

1 Mesin Nebulizer 1 Buah

2 Mesin Saction 1 Buah

3 Mesin EKG 1 Buah

4 Mesin Monitor 1 Buah

21
5 Infus pump 2 buah

6 Syring pump 2buah

Analisa data
Berdasarkan hasil observasi di ruangan ranap inap II terdapat 6 mesin terdapat
jadwal kalibrasi dan standar operasional prosedur, sehingga dalam
pemeliharaannya dan standar operasional prosedur, sehingga dalam
pemeliharaanya pengendalian alat masih dilakukan oleh bagian teknik

3.3. Unsur proses


a. proses asuhan keperawatan (penerapan proses keperawatan kajian teori
Kajian Teori
Standar adalah pernyataan diskriptif tentang tingkat penilaian yang dipakakai
untuk menilai kualitas struktur, proseses, dan hasil. Sedangkan standar asuhan
keperawatan adalah pernyataan kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai
pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien dapat. Standar ini memberikan
petunjuk kinerja mana yang tidak sesuai atau tidak dapat di terima (Gilles, 1994).
Standar asuhan keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja yang di
inginkan, sehingga kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan
keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan sebagai bukti pelayanan meningkat
atau memburuk (Wilkinson, 2006).
Tujuan dan manfaat Standar Asuhan Keperawatan (SAK) pada dasarnya
mengukur kualitas asuhan kinerja perawatan efektifitas organnisasi. Dalam
pengembangan standar menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang lazim
sesingga dapat di tata siapa yang bertanggung jawab mengembangkan standar
bagaimana proses pengembangan tersebut.standar asuhan berfokus pada hasil
pasien, standar praktik berorientasi pada kinerja perawat profesional ukom
memberdayakan proses keperawatan.standar financial juga harus dikembangkan
dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat bermanfaat bagi pasien, frofesi
keperawatan dan organisasi pelayanan (Kkawonal, 2000).
Direktur Jenderal pelayanan medic, Depkes RI bersama dengan organisasi
frofesional keperawatan, telah menyusun standar asuhan keperawatan diberlakukan

22
untuk diterapkan diseluruh rumah sakit, melalui ‘’SK’’Direktur jenderal pelayanan
medic, NO.YM.00.03.2.6.7637 Tahun 1993 tentang berlakunya stadar suhan
keperawatan di rumah sakit .ini berarti bahwa Tahun 1993 tentang berlakunya
tenaga keperawatan di rumah sakit, dalam membrikan asuhan keperawatan ,harus
berpedoman pada standar asuhan keperawatan
Upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan, tidak cukup dengan hanya standar
keperawatan tetapi didukung oleh system pemantauan dan penilaian penerapan
standar keperawatan tersebut dilaksanakan secara sistematis, objektif dan
berkelanjutan. berikut pembahasan standar keperawatan yang berlaku.

Kajian Data

Ruang ranap II Santa Maria memiliki buku SAK yang tersedia di dalam ruangan
dan terdapat format asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi yang tersedia pada setiap status
keperawatan pasien.

Tahap pengkajian telah dilakukan setiap kali ada pasien masuk dan di rawat pada
Ruang Inap II dan selalu ditanyakan setiap keluhan pasien pada setiap shift jaga.
Diruang Ranap II format pengkajian mengacu pada masalah bio - psiko - social
pasien.

Tahap pengkajian diagnosa keperawatan dilakukan tidak berdasarkan keluhan


pasien, tidak mencerminkan PE/PES, dalam pendokumentasian anggota tim hanya
mengangkat satu prioritas masalah sedangkan keluhan yang dirasakan pasien lebih
dari satu masalah keperawatan. Tahap perencanaan diagnosa keperawatan
dirumuskan berdasarkan prioritas diagnosa keperawatan.

Tahap pelaksanaan/implementasi telah dilakukan dengan baik berdasarkan rencana


keperawatan.

Tahap evaluasi keperawatan telah dilakukan sesuai dengan tujuan tindakan dan
catatan perkembangan telah dilakukan dengan baik.

23
Analisa
Secara keseluruhan proses asuhan keperawatan di ruang ranap II telah dilakukan
sesuai format buku yang tersedia diruangan.
b. Proses manajemen pelayanan atau operasional keperawatan (penerapan
proses manajemen / POAC)

Manajemen adalah suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan dengan melaui


orang lain (Sukma. D & Sukmaknan, R. D, 1996). Menurut Monica, 1998, cit
Hersey dan Blancard, 1997 menyebutkan bahwa manajemen yang komprehensif
yaitu bekerja dengan melalui individu dan kelompok untuk mencapai tujuan
organisasi.

Manajemen adalah suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan dengan melalui


orang lain (Adikoesema, 1994). Mekanisme kerja fungsi manajemen menurut
Handoko, 1995, dapat di gambarkan dalam skema:

Skema : Mekanisme Kerja Fungsi Manajemen

Gambar Skema Mekanisme Kerja Fungsi – Fungsi Manajemen

Menurut Gilles (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukma & Rika Widya Sukma
bahwa manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf

24
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Disini
manajer keperawatan dituntut untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan
tentang merencanakan (Planing), mengorganisasikan (Organizing), mengarahkan
(Actuiting), dan mengawasi (Controling).

2) Perencanaan/ Planing

Kajian Teori

Perencanaan menspesifikasi apa yang harus dicapai atau dilakukan dimasa


datang dan bagaimana hal tersebut dapat dilaksanakan. Factor perencanaan
antara lain : sasaran, sumber daya yang harus diperlukan, implementasi. Secara
tipikal rencana sederhana menurut Adikusoemo, 1994 dibagi menjadi :

a). Perencanaan jangka pendek


biasanya dilakukan oleh pelaksana, target waktu dalam minggu/ bulan.
b). perencanaan jangka menengah
perencanaan yang paling banyak di lakukan oleh manajer Rumah Sakit,
target waktu dalam tahun.
c). perencanaan jangka panjang
Rencana secara luas dan menyeluruh. Site mini mengharuskan
organisasi untuk berusaha menentukan obyek dan goal dari program dan
anggaran untuk jangka waktu beberapa tahun yang mendatang.
Perencanaan pada tingkat ruang atau bangsal dilakukan oleh penanggung
jawab ruangan (PJ RU). Berdasarkan buku pedoman uraian tugas tenaga
keperawatan di rumah sakit (1999) tugas dari perencanaan PJ RU meliputi:
 Mengatur jadwal atau daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain
sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit.
 Mengadakan pertemuan berkala sewaktu staf keperawatan dan
petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya.
 Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan
kebutuhan dasar ketentuan/kebijakan RS.

25
 Menyiapkan berkas catatan medic pasien dalam masa perawatan
diruang rawatnya dan selanjutnya mengembalikan bekas tersebut
kebagian medical record bila pasien pulang/keluar dari ruang rawat
tersebut.
 Berperan serta dalam menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan diruang rawat yang bersangkutan
 Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koordinasi dengan
penyedia/atau kepala instansi.

26
Tugas utama seorang manajer adalah memutuskan apa yang ingin di
capainya, maksudnya mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang
dari organisasinya untuk melaksanakannya manajer tersebut harus cepat
meramalkan :
 Lingungan ekonomi
 Lingkungan social
 Lingkungan political dimana organisasinya akan beroperasi dan
sumber-sumber daya: manusia, uang, peralatan, yang akan tersedia
baginya.
Berdasarkan buku pedoman urain tugas tenaga keperawatan di rumah sakit
(1999) tugas KaRu dalam perencanaan (PI) meliputi:
 Menyusun rencana kerja kepala ruangan
 Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan
di ruang rawat yang bersangkuatan. Tenaga keperawatan dari segi
jumlah maupun kualifikasi untuk ruang rawat, koordinasi dengan
kepala perawat instalasi/ka instalasi.

27
Kajian Data

Tabel. 14. Kajian Planning Diruang Ranap II Santa Maria Pada Bulan
Juli 2021

Dilakukan
No Standar Metode
Tidak
Ya (2)
(1)

1 Perencanaan jangka pendek 2 Observasi


membuat jadwal
dinas,mengadakan rapat bulanan

2 Perencanaan jangka menengah: 2 Observasi


Melakukan koordinasi dengan
ketua tim dalam membuat jadwal
cuti karyawan dan pengembangan
SDM

3 Perencanaan jangka panjang 2 Observasi


meliputi :
Perencanaan tahunan oleh karu
. Perencanaan pengembangan
staff
. Alat / fasilitas
. Kebutuhan tenaga

Jumlah 6

Total 100 %

Analisa Data
Berdasarkan tabel 15 hasil penilaian tertinggi planning di ruang Ranap II
Santa Maria sebanyak 6 (100 %) artinya telah dilakukan dengan sangat baik.
3) Organizing (Pengorganisasian)
Kajian teori
Pengorganisasian melibatkan semua sumber daya yang ada dalam suatu
system orang, moadal dalam dan peralatan dalam kegiatan menuju pencapaian
tujaun. Keinginan seorang perawat kepala memasukan semua unsur manusia
dan situasi kedalam suatu system yang akan mengemban suatu tujuan tertentu
dan mengatur mereka sedimikain rupa sehingga kelompok dapat bekerja sama
kearah pencapaian tujuan (Monica, 1998).
Proses pengorganisasian mencakup usaha membagi-bagikan pekerjaan
(untuk mencapai tujaun) kedalam departemen – departemen dan jabatan –
28
jabatan tertentu, dan kemudian mengadakan koordinasi yang perlu untuk
menjamin bahwa departemen dengan jabatan tersebut sudah sesuai. Tujuan
organisasi pada dasarnya adalah memberikan tugas yang terpisah dan berbeda
kepada masing – masing orang dan menjamin tugas – tugas tersebut
terkoordinir (Basu Swasta, 2002).
Swansburg 2000 cit Hospital Nursing Service Manual, mengatur dan
menjadwalkan staf atas beberapa siklus yaitu: siklus empat mingguan, delapan
mingguan, dua puluh lima mingguan dan siklus rotasi tujuh mingguan. Sebagai
acuan didalam melaksanakan kegiatan perawat di bekali dengan beberapa
prosedur tetap (protap), di anataranya protap operan dianas, protap
memindahkan pasien, protap memindahkan pasien ke bangsal.

Kajian Data

Tabel. 95. Kajian Organizing Di ruang Ranap II Santa Maria Pada Bulan
Juli 2021
Dilakukan
No Standar Metode
Ya (2) Tidak (1)
1 Membagi staf keperawatan 2 Observasi
dalam 2 tim sesuai dengan
kemampuan dan beban kerja
2 Membagi pasien kepada tim 1 2 Observasi
dan tim 2 sesuai kemempuan
dan beban kerja
3 Mendelegasikan tugas pada 2 Observasi
sore, malam, dan hari libur
kepada penanggung jawab
tugas jaga ruangan
Jumlah 6 -
Total 100%

Analisis Data
Berdasarkan tabel 16 tentang pengorganisasian di ruang Ranap II Santa Maria
sudah dilakukan dengan sangat baik dimana hasil dari kajian diperoleh data
pengorganisasian tertinggi yaitu sebanyak 100%.
e.

29
Tabel.16. Pelaksanaan Tugas Kepala Ruangan Dalam Penerapan
Metode Tim Di Ruang Ranap II Santa Maria Pada Bulan
Juli 2021
N Variable Yang Dinilai Ya Tidak
o
1 Membagi staff keperawatan kedalam 2 tim
sesuai dengan kemampuan dan beban √
kerja
2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan

kedua tim
3 Menyiapkan materi tentang permasalahan
pasien dan ruangan yang ada pada hari

tersebut termasuk laporan permasalahan
dinas malam
4 Kepala ruangan melakukan meeting
morning untuk menindak lanjuti masalah √
yang ada dan diawali dengan doa
5 Membagi pasien kedalam 2 tim sesuai

kemampuan dan beban kerja
6 Memfasilitasi dan mendukung kelancaran

tugas anggota tim dan ketua tim
7 Melakukan supervise dan memberi
motifasi seluruh staf keperawatan untuk √
mencapai kinerja yang optimal
8 Memberikan reinforcement positif kepada
semua staf termasuk pada saat mengakhiri

meting morning kepada dinas malam dan
dinas pagi
9 Melakukan upaya peningkatan mutu
asuahan keperawatan dengan melakukan

evaluasi melalui angket setiap pasien yang
pulang
10 Mendelegasikan tugas kepada PPJR pada

jaga sore, malam, libur
11 Berperan serta sebagai konsultan √
12 Melekukan pengawasan kedisiplinan tugas
staf melaluidaftar hadir yang ada di √
ruangan
13 Memberikan pendidikan kesehatan pada

pasien dan keluarga
14 Mengandalkan CNE ( continuing Nursing

Education) tiap 1 bulan sekali
Jumlah 28
Total (100%) 100%

Analisa

30
Berdasarkan tabel 17 tentang pelaksanaan tugas kepala ruangan
dalam menerapkan metode tim sudah dilakukan dengan baik, dimana
pelaksanaan metode tim dari kepala ruangan kepada ketua tim memperoleh
hasil tertinggi sebanyak 28 (100 %). Hasil ini sangat mendukung kelancaran
tugas perawat di ruang Ranap II Santa Maria sehingga metode ini juga
menumbuhkan rasa tanggung jawab dari Ketua tim.

31
Tabel. 17. Kajian Data Pelaksanaan Tugas Ketua Tim Di Ruang Ranap II
Santa Maria Pada Bulan Juli 2021

Dilakukan

N Katim I Katim II
Variabel yang dinilai
o
Ya Tidak Ya Tidak
(2) (1) (2) (1)
1 Bertugas pada pagi hari 2 2
2 Bersama anggota tim menerima
overan tugas jaga dari anggota tim 2 2
yang tugas jaga pagi dan malam
3 Bersama anggota tim melekukan
konfirmasi atau supervisi tentang
2 2
kondisi pasien setelah operan tugas
jaga setiap pasien
4 Bersama anggota tim melakukan doa
pagi bersama sebagai awal dilakukan 2 2
setelah overan tugas jaga malam
5 Melakukan pre converence dengan
anggota tim yang ada dalam grupnya 2 2
pada setiap awal dinas pagi
6 Membagi tugas atau pasien kepada
anggota tim sesuai kemampuan dan 2 2
beban kerja
7 Melakukan pengkajian, menetapkan
masalah atau diagnosa dan
perencanaan keperawatan kepada
2 2
semua pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dan ada bukti direkam
keperawatan
8 Memonitoring dan membimbing
2 2
anggota tim
9 Membantu tugas anggota tim untuk
kelancaran pelaksanaan asuhan 2 2
pasien
10 Mengkoreksi, merevisi dan
melengkapi catatan asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh 2 2
anggota tim yang ada dibawah
tanggung jawabnya
11 Melakukan evaluasi setiap hasil
pasien sesuai tujuan yang ada dalam
2 2
perencanaan askep dan ada bukti
dalam rekam keperawatan
12 Melaksanakan postconference pada
setiap akhir dinas dan menerima
laporan akhir tugas jaga dari anggota 2 2
tim untuk persiapan overan tugas
jaga berikutnya

32
13 Mendampingi anggota tim dalam
overan tugas jaga kepada anggota 2 2
tim yang tugas jaga berikutnya
14 Memperkenalkan anggota tim yang
ada dalam satu tim yang akan
2 2
merawat selama pasien dirawat
kepada pasien / keluarga baru
15 Mendelegasikan tugas anggota tim
sore, malam, hari libur kepada 2 2
anggota timan
16 Melaksanakan pendelegasian tugas
PJ ruangan bila pada pagi hari tidak 2 2
bertugas
17 Menyelenggarakan diskusi kasus
dengan dokter atau tim kesehetan 2 2
lainnya setiap minggu
18 Menyelenggrakan diskusi kasus
dalam pertemuan rutin keperawatan 2 2
diruangan minimal sebulan sekali
19 Melaksanakan tugas lain sesuai
2 2
uraian tugas
20 Melakukan bimbingan klinik anggota
tim minimal seminggu sekali (ronde 2 2
keperawatan / bed side teching)
Jumlah 40 40
Presentase 100
100%
%

Analisa
Berdasarkan table 18 menunjukkan bahwa Pelaksanaan Tugas Ketua Tim
diruangan Ranap II Santa Maria sudah dilakukan dengan baik, dimana dalam
pelaksanaan metode tim diperoleh nilai tertinggi yaitu sebanyak 40 (100 %)
dan 40 (100 %) yang berarti semua pelaksanaan tugas ketua tim telah
dilakukan dengan sangat baik dan benar,

33
Tabel. 18. Kajian Data Pelaksanaan Tugas Anggota Tim
Dilakukan
No Uraian tugas Ya Tidak
(2) (1)
1 Melaksanakan overan tugas setiap awal dan akhir jaga
2
dan kepada anggota tim yang ada dalam satu tim
2 Melakukan doa bersama setiap pagi yang dilakukan
2
setelah serah terima overan tugas jaga malam
3 Mengikuti preconverence yang dilakukan ketua tim
2
setiap awal tugas
4 Melakukan konfirmasi atau supervise tentang kondisi
2
pasien segera setelah overan setiap pasien
5 Melekukan tindakan keperawatan morning care kepada
2
pasien setelah overan dinas
6 Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti direkam 2
keperawatan
7 Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti
2
direkam keperawatan
8 Melakukan konsultasi tentang masalah pasien /
2
keluarga kepada ketua tim
9 Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan
kepada pasien yang menjadi penanggung jawabnya dan 2
ada bukti rekaman
10 Menerima keluhan pasien dan keluarga dan berusaha
2
untuk mengatasinya
11 Melengkapi asuhan keperawatan pada semua pasien
2
yang menjadi tanggung jawabnya
12 Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua
2
pasien yang menjadi tanggung jawabnya
13 Mengikuti postconference yang diadakan oleh ketua
tim pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan
2
perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung
jawabnya pada ketua tim
14 Bila tidak ada ketua tim wajib mengenalkan anggota
tim yang ada dalam tim yang akanmemberikan asuhan
2
keperawatan pada jaga berikutnya kepada
pasien/keluarga baru
15 Melaksanakan pendelegasian tugas ketua tim pada
2
sore, malam, dan hari libur
16 Berkoordinasi dengan PJR/ dokter/tim kesehatan lain
2
bila ada masalah pasien pada sore, malam , hari libur
17 Mengikuti diskusi kasus dengan dokter dan kesehatan
2
lain setiap seminggu sekali
18 Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin
2
diruangan
19 Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas pelaksana 2
Jumlah 38
Total (100 %) 100 %

34
Analisa
Berdasarkan tabel 19 menunjukkan bahwa Pelaksanaan Tugas Anggota tim Di
Ruang Ranap II Santa Maria sudah dilakukan namun belum optial dalam
pelaksanaannya metode tim di peroleh nilai tinggi sebanyak 38 (100 %).

Tabel. 19. Evaluasi Peleksanaan Meeting Morning dalam Pelaksanaan


Metode Tim
No Variabel yang dinilai Observasi
Ya (2) Tidak
(1)
1 Karu menyiapkan tempat untuk meeting
2
morning
2 Karu memberikan arah kepada staff dengan
2
materi yang telah disiapkan
3 Karu melakukan klarifikasi apa yang telah
2
disampaikan kepada staf
4 Memberikan kesempatan staf untuk
mengungkapkan permasalahan yang muncul 2
diruangan
5 Bersama-sama dengan staf mendiskusikan
2
pemecahan masalah yang dapat ditempuh
6 Karu memberi motivasi dan reinforcement
2
kepada staf
7 Meeting morning diikuti oleh seluruh staf 2
Jumlah 14
Total(%) 100 %

Analisa
Berdasarkan table 20 menunjukkan bahwa Evaluasi Pelaksanaan Meeting
Dalam Pelaksanaan Metode Tim diruangan Ranap II Santa Maria sudah
dilakukan dengan sangat baik,dimana dalam pelaksanaan metode tim
diperoleh nilai tertinggi yaitu sebanyak 14 (100 %).

35
Tabel. 20. Hasil Penilaian Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga
Dilakukan
No Variabel yang dinilai Ya (2) Tidak
(1)
1 Menyiapkan tempat untuk serah terima tugas 2
2 Serah terima tugas jaga diikuti Karu,ketua
2
tim, dan anggota tim
3 Di dahului dengan doa bersama pada pagi
2
hari
4 Komunikasi antar pemberi tanggung jawab
dan menerima tanggung jawab dilakukan 2
diruangan perawat
5 Menyebutkan identitas pasien diagnose
medis, diagnosa keperawatan, tindakan
2
keperawatan yang telah dilakukan beserta
waktu pelaksanaannya
6 Menginformasikan jenis dan waktu rencana
2
tindakan keperawatan yang belum dilakukan
7 Menyebutkan perkembangan pasien yang ada
2
selama shift
8 Menginformasikan pendidikan kesehatan
2
yang telah dilakukan
9 Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan 2
10 Menyebutkan terapi dan tindakan medis
beserta waktunya yang dilakukan selama 2
shift
11 Menyebutkan tindakan medis yang belum
2
dilakukan selama shift
12 Seluruh informasi diberikan dengan cara
2
membacakan catatan keperawatan
13 Perawat menerima operan mencatat hal-hal
penting tiap pasien tentang isi laporan dalam 2
buku serah terima jaga
14 Menginformsikan kepada pasien/ keluarga
nama perawat sift berikutnya pada akhir 2
tugas
15 Memberi salam kepada pasien atau keluarga
serta mengobservasi dan menginspeksi
2
keadaan pasien, menanyakan keluhan-
keluhan pasien (dalam rangka klasifikasi)
16 Perawat memberi dan menerima operan tugas
jaga mencantumkan tanda tangan dan nama 2
terang dalam buku serah terima jaga
Jumlah 32
Total (%) 100 %

36
Analisa
Berdasarkan tabel 21 di atas menunjukkan bahwa hasil Pelaksanaan Serah
Terima Tugas Jaga di Ruang Ranap II Santa Maria sudah dilakukan dengan
sangat baik,dimana dalam penilaian diperoleh nilai tertinggi yaitu sebanyak 32
(100 %).

Tabel. 101. Hasil penilaian pelaksanaan Pre conference

Dilakukan
No Variabel yang dinilai Ya Tidak
(2) (1)
1 Menyiapkan ruangan atau tempat untuk
2
pelaksanaan pre conference.
2 Menyiapkan rekam medic pasien yang menjadi
2
tanggung jawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya preconference 2
4 Menjelaskan masalah keperawatan pasien,
2
keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
5 Membagi tugas kepada ketua tim sesuai
kemampuan yang dimiliki dengan 2
memperhatikan keseimbangan kerja
6 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan
2
asuhan pasien atau tindakan
7 Memberikan reinforment positif pada ketua tim 2
8 Menyiapkan hasil pre conference 2
Jumlah 16
Total (%) 100
%

Analisa
Berdasarkan tabel 22 di atas menunjukkan bahwa hasil Pelaksanaan Pre
Conference di ruang Ranap II Santa Maria sudah dilakukan dengan sangat
baik,dimana dalam penilaian diperoleh nilai tertinggi yaitu sebanyak 16
(100%).

Tabel. 22. Hasil Penilaian Pelaksanaan Post Conference


Dilakukan
No Variable yang dinilai Ya Tidak
(2) (1)
1 Menyiapkan ruangan atau tempat untuk
2
pelaksanaan post conference
2 Menyiapakan rekam medic pasien yang menjadi
2
tanggung jawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya post conference 2
4 Menerima penjelasan dari anggota tim tentang 2
hasil tindakan atau hasil asuhan keperawatan

37
yang dilakukan anggota tim
5 Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam
memberikan askep pasien dan mencari upaya 2
penyelesaian masalah
6 Memberikan reinforcement pada anggota tim 2
7 Menyimpulkan hasil post conference 2
8 Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan
operan tugas jaga berikutnya (melakukan ronde 2
keperawatan)
Jumlah 16
Total (%) 100%

Analisa
Berdasarkan tabel 23 di atas menunjukkan hasil penilaian pelaksanaan pre
confren di ruang Ranap II St.Maria sudah dilakukan dengan baik,dimana
dalam penilaian diperoleh nilai tertinggi yaitu sebanyak 16 (100%).

4) Actuanting

Kajian Teori

Actuating atau pengarahan adalah pengeluaran pesanan dan intruksi yang


memungkinkan pekerja memahami apa yang diharapkan darinya serta
pandangan pekerja sehingga ia dapat berperan secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan organisasi (Douglas,1984). Menurut buku pedoman urain
tugas tenaga keperawatan di rumah sakit tugas Karu sebagai penggerak dan
pelaksana (P2) terdiri dari :

1. Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat,


melalui kerjasama dengan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya.
2. Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain sesuai
kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku
3. Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/tenaga lain yang
akan kerja diruang rawat
4. Memberikan orientasi kepada mahasiswa keperawatan yang menggunakan
ruang rawatnya sebagai lahan praktek
5. Memberi orientasi ke keluarga melupiti: penjelasan tentang peraturan
keperawatan RS, tata tertib ruang rawat, fasilitas yang adadan cara
penggunaannya seta kegiatan rutin sehari-hari.

38
6. Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan pelayanan/asuhan
keperawatan sesuai standart
7. Mengadakan pertumuan berkala/sewaktu-waktu dengan staf keperawatan
dan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya.
8. Memberi kesempatan/ijin kepada staf keperawatan untuk mengikuti
kegiatan ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala instansi/kepala bidang
perawatan
9. Mengupayakan pengadakan peralatan dan obat-obatan sesuai kebutuhan
berdasarkan ketentuan/kebijakan RS
10. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar sealalu dalam
keadaan siap pakai
11. Mendamping visite dokter dan mencatat instruksi dokter, khususnya bila
ada perubahan program pengobatan pasien
12. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat
menurut tingkat kegawatan infeksi/non infeksi untuk kelancaran pemberian
asuahan keperawatan
13. Mengendalikan kualitas system pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar hal ini penting untuk
tindakan keperawatan
14. Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan
lingkungan di ruang rawat
15. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruang rawat
16. Meneliti/memeriksa pengisian daftar permintaan makanan pasien
berdasarkan macam dan jenis makan pasien
17. Meneliti/memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien sesuai
dengan program dietnya
18. Menyiapkan berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan di ruang
rawatnya dan selanjutnya mengembalikan berkas tersebut kebagian medical
record bila pasien pulang/keluar dari ruang rawat tersebut
19. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan serta
kegiatan lainnya di ruang rawat,disampaikan kepada atasannya

39
20. Membimbing siswa/mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang
rawatnya sebagai lahan praktek melakukan serah terima pasien dan lain-lain
pada saat pergantian dinas. Menurut Maddox, (2001) mengungkapkan
bahwa seorang manajer harus mampu memotifasi stafnya, untuk
meningkatkan kinerja dan mampu memilih respon yang tepat, apabila ada
staf yang melakukan kekeliruan,manajer dituntut untuk mampu
mengajarkan stafnya untuk mengatasi masalah sendiri dengan proses
sederhana sesuai kebutuhan dan memberikan kepercayaan untuk melakukan
atau mengabil sikap.
5) Controlling

Kajian Data

Tabel. 23. Hasil Penelitian Contreling Di Ruang Ranap II Santa Maria


Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura
DILAKUKAN
NO STANDAR YA TIDAK
(2) (1)
1. Mengecek perlengkapan inventaris obat-
2
obatan untuk melangcarkan pelayanan
2. Memeriksa keadan ruangan dan peralatan
serta menyusun laporan kerusakan, usaha 2
perbaikan dan pemeliharaannya
3. Melakukan supervise dan memberikan
seluruh staf untuk mencapai kinerja yang 2
optimal
4. Melakukan upaya meningkatkan mutu
asuhan dan pelayanan dengan
2
mengevaluasi melalui berbagai metode
evaluasi pengkatan mutu.
5. Bertanggung jawab terhadapperlengkapan
2
entry data dalam Biling system
Jumlah 10
Total (%) 100 %

40
Analisa
Berdasarkan table 24 di atas menunjukkan bahwa hasil penelitian Controling
diruang Ranap II Santa Maria sudah dilakukan dengan sangat baik, dimana
hasil penilaian diperoleh nilai tertinggi yaitu 10 (100 %).

3.4. Unsur Output


f. Efisiensi ruang rapat (BOR, LOS, BTO, TOI)

Kajian teori

Indikator – indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui


tiingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator –
indicator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap

1) BOR ( Be Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur

BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to
inpatient bed count days in a period under consideration”.

Sedang akan menurut Depkes RI (2005) BOR adalah presentase pemakaian


tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran
tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai paremeter
BOR yang ideal adalah antara 60 – 85 % (Depkes RI, 2005).

Rumus :

Jumlah hari perawatan dirumah sakit


x 100 %
jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satu bulan

2) ALOS (Average Length of Stay = Rata – rata lamanya pasien dirawat)


ALOS menurut Huffman (1994) adalah “ The average hospitization stay of
inpatient discharged during the period under consideration”.
ALOS menurut Depkes RI (2005) Adalah rata – rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis

41
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara
umum nilai ALOS yang ideal anatara 6 - 9 hari (Depkes, 2005).

jumlah hari perawatan di rumah sakit


Rumus :
jumlah pasien keluae(hidup+ Mati)

3) TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)


TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata – rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi kesaat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur, idealnya tempat tidur
kosong tidak terisi pada kisaran 1 – 3 hari.

Rumus : (Jumlahtempat tidur x Periode) – Hari perawatan


¿¿

4) BTO (Bed Turn Over = Angka Perputaran tempat tidur)


BTO menurut Huffman (1994) adalah “the net effect of changed in occupancy
rate and length of stay. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam
satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata – rata
dipakai 40 – 50 kali.
jumlah pasienrawat ( hidup+ Mati )
Rumus :
JumlahTempat tidur

Kajian Data

Tabel. 24. Data Jumlah Pasien, Jumlah Pasien Keluar, Jumlah Pasien Mati,
Jumlah Lama Hari Rawat Pada april 2021 – juni 2021 Di Ruang
Rawat Inap II Santa Maria RS Dian Harapan Jayapura.

N Data Keterangan
o
1 Jumlah Pasien 791
2 Jumlah Pasien Keluar 758
3 Jumlah Pasien Mati 33
4 Jumlah Hari Rawat 3546
5 Jumlah Lama Hari Rawat 3310

42
Sumber Data Sekunder Sensus Bulanan Ruang Ranap II Santa Maria

1) BOR (Bed Occupancy Ratio)


jumlah hari perawatan dirumah skit
BOR ¿ x 100 %
jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam 1bulan

3546 x 100 % 354600 %


B 0 R= = =77,9=78 %
50 x 91 4550

2 007 2007
¿ x 100 %= x 100 %=92,9 %
2 4 x 30 2160

Jadi rata – rata nilai anggka pemanfaatan tempat tidur ( BOR ) pada bulan April –
Juni 2021 diruang ranap II Santa Maria adalah 78%
Analisa
Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60 – 85 % (Depkes RI, 2005)
Berdasarkan perhitungan rata – rata pemanfaatan tempat tidur (BOR) diruang
ranap II Santa Maria pada bulan April – Juni 2021 adalah 78%. Bila dilihat dari
nilai standar nasional parameter BOR untuk rumah sakit sudah memenuhi
standar, hal ini menunjukan pemakaian tempat tidur sudah efisien.
2) Alos (Average Lenght Of Stay = rata – rata lama pasien dirawat)

Perhitungan ALOS selama bulan April – Juni 2021 pada ruang Ranap II Santa
Maria adalah

jumlah hari perawatan dirumah sakit


ALOS ¿
jumlah pasien keluar(hidup+mati)

3546 3546
ALLOS= = =4,48
758+33 791

43
2007 2007
¿ = =4,27=4 hari
463+7 470

Jadi Rata – rata ALOS diruang Ranap II Santa Maria selama bulan April – Juni
2021 adalah 4 hari

Analisa

ALOS menurut DEPKES RI (2005) adalah rata – rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang
perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara
6 – 9 hari.

Nilai rata – rata lama hari perawatan (ALOS ) di ruang ranap II Santa Maria pada
bulan april – Juni 2021 adalah 4 hari, bila dilihat dari standar nasional rumah
sakit menunjukan lama hari rawat pasien belum sesuai standar.

3) TOI (Turn Over Interval = Tenggang Perputaran)

Perhitungan TOI selama bulan April – Juni 2021 pada Ruang Ranap II Santa
Maria adalah :

( jumlah tempat tidur x periode)−hari perawatan


TOI ¿
jumlah pasienkeluar (hidup +mati )

50 x 91−3546 4550−3546 1004


TOI = = = =1,26
758+33 791 791

Jadi rata – rata LOS di Ruang Ranap II Santa Maria selama bulan April – Juni
2021 adalah 1 hari

Analisis

44
TOI menurut DEPKES RI (2005) adalah hari dimana tempat tidur tidak di
tempati dari telah di isi ke saat terisi berikutnya.

Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.


Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1 – 3 hari

Nilai rata – rata tempat tidur kosong di Ruang Ranap II Santa Maria bulan April –
Juni 2021 adalah satu hari

Bila dilihat dari standar nasional unutk rumah sakit sesuai standar.

4) BTO (Bed Turn Over = angka perputaran tempat tidur)

Perhitungan BTO selama bulan April – Juni 2021 pada Ruang Ranap II St. Maria
Adalah :

Jumlah pasienrawat (hidup+ mati)


BTO ¿
( Jumlahtempat tidur)

758+33 791
BTO= = =15,82
50 50

BTO menurut Huffman 1994 adalah “the net effect of changed in occupancy rate
lenght stay”. BTO menurut DEPKES RI (2005) adalah frekuensi penggunaan
tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur digunakan dalam satu
satuan waktu tertentu. Idealnya dalam sati tahun, satu tempat tidur rata – rata
dipakai 18 kali

Frekuensi pemakaian tempat tidur selama bulam April – Juni 2021 di Ruang
Ranap II Santa Maria adalah 16 per 3 bulan. Bila dilihat dari standar nasional
rumah sakit sudah memenuhi standar nasional. Jika dikalikan dengan bulan april
maka standar pemakaian tempat tidur dalam setahun 48 kali per tahun.

b. Hasil evaluasi penerapan SAK (Instrumen ABC)

45
Kajian teori

Dokumentasi keperawatan adalah sistem pencatatan kegiatan sekaligus pelaporan


pelayanan semua kegiatan asuhan keperawatan sehingga terwujud data yang
lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tingkat kesakitan dari pasien, tetapi juga
jenis, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan
pasien.

Dokumentasi keperawatan merupakan suatu yang mutlak harus ada untuk


perkembangan keperawatan, khususnya proses profesionalisasi keperawatan serta
upaya untuk membina dan mempertahankan akuntabilitas perawat dan keperawatan.
Dalam membuat dokumentasi harus memperhatikan aspek – aspek :

1. Data
2. Brefity ( ringkas )
3. Legibility (muda dibaca)

Komponen dokumentasi keperawatan

1. Pengkajian : meliputi pengumpulan data, pengorganisasian data, penggumpulan


data dari hasil wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan penunjang,
2. Diagnosis keperawatan : menggambarkan masalah pasien baik aktual maupun
potensial berdasarkan hasil pengumpulan data.
3. Rencana keperawatan : menunjukan prioritas, tujuan, kemungkinan, pemecaha,
metode pendekatan pemecahan masalah.
4. Implementasi / tindakan : pemberian tindakan keperawatan, aktivitas
keperawatan.
5. Evaluasi : memeriksa kembali hasil awal dan intervensi awal untuk
mengidentifikasi masalah dan rencana keperawatan pasien termasuk strategi
keperawatan yang telah diberikan untuk memecahkan masalah pasien.
6. Cacatan asuhan keperawatan : pencacatan merupakan data tertulis tinggi
kesehatan pasien dan perkembangan pasie selama dalam pemberian asuhan
keperawatan.

46
Penerapan SAK depkes RI menggunakan instrumen ABC yaitu :

1. Instrumen A merupakan evaluasi terhadap pendokumentasian asuhan


keperawatan.
2. Instrumen B merupakan tentang persepsi pasien terhadap mutu asuhan
keperawatan.
3. Instrumen C mengevaluasi tentang tindakan keperawatan.

1. Instrumen A
Instrumen A merupakan evaluasi terhadap pendokumentasian asuhan
keperawatan yang baku.
Penilaian diambil dari rekam medik pasien yang telah pulang dari ruang ranap II
dengan menggunakan intrumen yang baku dari rumah sakit

Kajian Data
Kegiatan penerapan standar asuhan keperawatan diruang Ranap II Santa Maria
Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura yang diambil dengan metode penambilan
data rekam medik pasien.

47
Tabel. 25. Hasil kajian data
instrumen A diruangan Ranap II Santa Maria RSDH Jayapura Bulan April – Juni 2021
Petunjuk :
Beri tanda 1 bila kegiatan dilakukan.
Beri tanda 0 bila kegiatan tidak dilakukan.

N Kode Berkas Rekam Medik Pasien


Aspek Yang Dinilai
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A PENGKAJIAN
1 Mencatat data yang dikaji sesuai
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
pedoman pengkajian
2 Data dikelompokan (bio-psiko-
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
sosial spiritual)
3 Data yang dikaji sejak pasien
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
masuk sampai pulang
4 Masalah dirumuskan berdasarkan
kesenjangan antara status
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
kesehatan dengan norma dan pola
fungsi kehidupan.
SUB TOTAL 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
TOTAL 60
PRESENTASE 100 %
B DIAGNOSIS
1 Diagnosis keperawatan berdasarka
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
masalah yang telah dirumuskan
2 Diagnosis keperawatn
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
mencerminkan PE/PES
3 Merumuskan Diagnosis
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
keperawatan aktual dan potensial
SUB TOTAL 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
TOTAL 43
PRESENTASE 95 %
C PERENCANAAN
1 Berdasarkan diagnosis 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

48
keperawatan.
2 Disusun menurut urutan prioritas. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
3 Rumusan tujuan mengandung
komponen pasien atau subyek, 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
perubahan perilaku, kondisi pasien.
4 Rencana tindakan mengacu pada
tujuan dengan perkalimat perintah,
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
terinci dan jelas atau melibatkan
pasien atau keluarga.
5 Rencana tindakan menggambarkan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
keterlibatan pasien atau keluarga.
6 Rencana tindankan
menggambarkan kerja sama 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
dengan tim kesehatan lain.
SUB TOTAL 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4
TOTAL 88
PROSENTASE 97 %
D TINDAKAN
1 Tindakkan dilaksanakan mengacu
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
pada rencana perawatan.
2 Perawat mengobservasi respon
pasien terhadap tindakkan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
keperawatan.
3 Revisi tindakkan berdasarkan hasil
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
evaluasi
4 Semua tindakkan yang telah
dilaksanakan dicatat ringkas dan 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1
jelas.
SUB TOTAL 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4
TOTAL 56
PROSENTASE 93 %
D EVALUASI
1 Evaluasi mengacu pada tujuan. 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Hasil evaluasi dicatat. 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
SUB TOTAL 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2
TOTAL 26
PROSENTASE 87 %

49
E CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN
1 Menulis pada format yang baku. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Perencanaan dilakukan sesuai
dengan tindakkan yang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
dilaksankan.
3 Pencatatan ditulis dengan jeas,
ringkas, istilah yang baku dan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
benar.
4 Setiap melakukan tindakan /
kegiatan perawat mencantumkan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
paraf / nama jelas, dan tanggal jam
dilakukannya tindakan
Berkas catatan keperawatan
disimpan sesuai dengan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ketentuanyang berlaku.
SUB TOTAL 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
TOTAL 75
PROSENTASE 100 %
PROSENTASE AKHIR/RATA – = 60 + 43+ 88 + 56+ 26 + 75 = 348
RATA PENILAIAN. = 348/360 x 100 = 96,6% = 96 %

50
Analisa

Berdasarkan hasil kajian Data Instrumen A di Ruang Ranap II Santa Maria


Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura bulan April – Juni 2021 di peroleh hasil
sebesar 348 (96 %) Hal ini berarti penerapan instrumen A telah dilakukan dengan
baik.

2. Instrumen B
Instrument B merupakan evaluasi terhadap kepuasan pelayanan keperawatan
selama dirawat di ruang Ranap II Santa Maria yang telah menggunakan angket
yang telah baku dari Rumah Sakit Dian Harapan .penilaian sampel pasien di
ambil saat pasien yang direncanakan pulang.

Kajian data

Penilaian tingkat kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan asuhan keperawatn


di ruang Ranap II Santa Maria dilakukan dengan membagikan angket kepuasan
pasien pada pasien yang pulang.

Tabel. 26. Angket Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Rumah


Sakit Dian Harapan Jayapura
Petunjuk: Beri Tanda “√” (Centang) Pada Kolom Sesuai Pilihan Anda

No Karakteristik Tidak puas Puas

A Regristrasi Pendaftaran Rawat Inap

1. berpenampilan rapi dan menunjukan sikap


ramah / sopan
2. Petugas memberi informasi secara jelas dan
cepat dipahami
B Rawat Inap : Petugas Adalah Perawat Atau
Bidan

1. Petugas menerima anda dengan ramah dan


senyum

51
2. Petugas mengunjungi atau memeriksa anda
secara rutin minimal 2-3 jam sekali
3. Petugas mendengar keluhan keluhan anda
dan memberikan solusinya.
C Rawat Inap : Dokter

1. Dokter memeriksa anda setiap hari

2. Dokter menjelaskan penyakit dan


pengobatannya dengan jells dan anda
mengerti
3. Dokter memberikan untuk anda bertanya

D Gizi Atau Makanan : Petugas Adalah Ahli Gizi


Dan Pakarya Pembagi Makanan

1. Petugas menjelaskan diet makanan untuk


anda dengan jelas anda mengerti
2. Makanan yang diberikan sesuai dengan
diet anda
3. alat makan dan minum yang disediakan
bersih
E Keamanan Dan Kebersihan

1. petugas keamanan membantu anda dengan


ramah
2. Anda merasa aman dan nyaman ketika
berada di Rumah Sakit
3. Ruangan atau kamar pasien bersih

52
Tabel. 27. Hasil Angket Kepuasan Pasien (Instrumen B) tanggal 15 Juni – 17
Juni 2021

NOMOR SOAL (jika jawaban Tidak Puas = 1,Puas = 2)

No : Registrasi Perawat atau Dokter Gizi Keamanan dan Nilai


Bidan Kebersihan
Angket

1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14

3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 22

4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 25

5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28

7 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 19

8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28

9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 24

10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 25

11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 26

12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28

13 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 25

14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28

15 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 24

16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28

17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28

18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28

19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28

20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 26

TOTAL 510

PRESENTASE

510 : 560 x 100

53
91,1%

Analisis

Berdasarkan tabel 32 di atas didapatkan hasil penilaian angket kepuasan pasien


(instrumen B) sebesar 91,1%,sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pasien
yang di rawat di RSDH Jayapura lebih khusus Ranap II St.Maria telah merasa
puas.terhadap pelayanan yang diberikan.

54
3. Instrumen C
Instrumen C merupakan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan
oleh perawat ruangan Ranap II St. Maria Rs. Dian Harapan Jayapura apakah
telah sesuai dengan standar prosedur SOP yang berlaku atau tidak. Penilaian
instrument C menggunakan SOP (Standar Operasional Prosedur) baku yang telah
digunakan di Rs. Dian Harapan dengan memusatkan pada masalah 5 Moment
Mencuci Tangan,dengan 10 sampel perawat dan 15 sampel dari keluarga dan
pasien yang dirawat di ruangan Ranap II.

Tabel. 28. Kajian SOP 5 Moment Mencuci Tangan Di Ruang II Santa Maria
Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura Dengan 10 Sampel
Perawat Tanggal 31 Juni – 3 Juli 2021
Keterangan : 1 melakukan

0 tidak melakukan

No.
Variabel yang dinilai Observasi
Angket

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10

Sebelum kontak dengan 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1


1
pasien
Sebelum melakukan 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
2
tindakan Aseptik
Setelah terkena cairan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
tubuh pasien.
Setelah Kontak Dengan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
pasien
4

Setelah kontak dengan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1


5
lingkungan pasien
Sub Total 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4

Total 45

Presentase 45 : 50 x100 = 90 %

55
Analisa

Berdasarkan data dari tabel 34 diperoleh hasil sebesar 45 (90 %). Hal ini berarti
kepatuhan 5 momen mencuci tangan sudah baik namun belum optimal.

Tabel. 29. Kajian 6 Langkah Mencuci Tangan Di Ruang Ranap II Sta.


Maria Rumah Sakit Dian Dengan 15 Sampel Pasien dan Keluarga
Tanggal 21 Juli – 23 Juli 2021
Keterangan : 1 mengerti

0 tidak mengerti

Wawancara
No Variabel yang dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Pengunjung memahami 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
tentang prosedur 6
langkah mencuci
tangan.
2 Perawat melakukan 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
sosialisasi atau
pendidikan kesehatan
tentang prosedur 6
langkah mencuci tangan
Sub Total 2 0 0 2 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
Total 11
Presentase 11 : 30 x 100 = 36 %

Analisa

Berdasarkan data dari tabel 35 di atas didapatkan hasil penilaian 6 langkah


mencuci tangan pada pasien sebesar 11(36 %), sehingga dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan pengunjung tentang 6 langkah mencuci tangan masih
kurang.

BAB IV

PEMBAHASAAN & ANALISIS SITUASI RUANGAN

4.1.Prosedur operational (SPO) 6 langkah mencuci tangan

56
i. Pengerian
Dunia (WHO) sejak lama menganjurkan agar kita rajin cuci tangan
pakai sabun. Tujuannya agar bakteri tidak sampai masuk ke tubuh sehingga
kita terhindar terkena beragam jenis penyakit. Cuci tangan adalah proses
membuang kotoran,debu dan kuman secara mekanis dari kulit kedua belah
tangan dengan memakai sabun dan air atau menggunakan handscrub.
Menggunakan sabun waktu 30-40 detik menggunakan hanscrub waktu 20-30
detik. Tujuannya untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis
dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sebentara
(Dahlan dan Umrah, 2013).

Kebersihan tangan yang tak memenuhi syarat juga berkontribusi


menyebabkan penyakit terkait mengenai makanan, seperti infeksi bakteri
salmonela dan E. coli infection. Mencuci tangan dengan sabun akan
membuat bakteri lepas dari tangan (IKAPI, 2007).

ii. Prosedur 6 langkah mencuci tangan


1. tuang sabun atau handscuap pada telapak tangan
2. usap merata pada telapak tangan secara lembut arah memutar
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara pergantian
3. Gosok sela-sela jari tangan secara bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok berlahan.

b. Standar prosedur operasional (SPO) 5 momen mrncuci tangan


Kesenjangan teori
1. Pengertian
5 momen mencuci tangan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perawat
dalam merawat pasien untuk menghindari terjadinya infeksi nosocomial .
2. Prosedur pelaksanaan 5 momen mencuci tangan

57
Pelaksanaan :
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Sebelum melakukan tindakan Aseptik
c. Setelah terksena cairan tubuh pasien.
d. Setelah kontak dengan pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

4.2. Analisis Situasi Ruangan


2. Pengkajian Mamajemen Pelayanan Keperawatan
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangn. Diketahui bahwa Rawat Inap II
seorang kepala ruangan dengan 2 orang ketua tim dan 13 orang perawat asosiasi dan
sudah melakukan uraian tugas sesuai dengan bagian masing- masing dan
melaksanakan tugas manajemen yang baik. Pengkajian manajemen di ruangan.
3. Analisa Hasil pengkajian Manajemen di Ruangan
 Fungsi perencanaan
 Visi, Misi, Organisasi
Wawancara:
Menurut kepala ruangan Rawat Inap II St. Maria di rumah sakit dian harapan
visi dan misi ruang rawat inap II belum ada, yang ada masih visi dan misi
ruangan lama yaitu visi dan misi ruang anak, di karenakan ruangan baru di
bentuk tahun 2015. Ranap II masih menggunakan visi misi rumah sakit Dian
Harapan.
Observasi:
Masih terpasang visi dan misi ruang ranap II yang lama (Anak)
Masalah :
Belum ada visi dan misi Ruang Ranap II
 Filosofi keperawatan

58
Wawancara:
Menurut kepala Ruangan Ranap Inap II RSDH bahwa filosofi keperawatan
yang digunakan adalah nilai- nilai dasar sebagai asuhan pelakasanaan asuhan
keperawatan dalam bentuk buku satu yang terdiri dari:
1. Pelanggan adalah utama
2. Karyawan memiliki arti
3. Perbaikan terus menerus
4. Semangat kebersamaan dan persaudaraan.
5. Pelayanan holistik
6. Berorientasi kepada etos kerja serta organisasi yang tinggi
7. Mengunjung norma-norma srta etika profesi

Observasi:

Hasil pengamatan ruang rawat inap II nili-nilai sebagai sebagai acuan


keperawatan dalam bentuk buku saku.

Masalah : Tidak ada

 Peraturan organisasi
Wawancara:
Menurut kepala bidang keperawatan rumah sakit sudah memiliki peraturan
yang dirujuk ke Depkes tetapi dalam pelaksanaannya tetap memakai
peraturan rumah sakit Dian Harapan.
Observasi:
Ada uraian peraturan keperawatan.
Masalah:
Tidak ada
 Pembuatan rencana harian.
Wawancara:
Menurut kepala ruangan, ia sudah membuat rencana harian sesuai uraian
tugas.
Observasi:
Sudah ada catatan harian, bulan dan tahunan diruang kerja kepala ruangan.

59
Masalah:
Tidak ada
 Pengorganisasian
 Struktur organisasi
Wawancara :
Menurut kepala ruangan struktur organisasi sudah ada, dibentuk 2 tim
Observasi :
Sudah tampak struktur organisasi yang di tempel di ruangan yang terdiri dari
2 tim dengan latar belakang pendidikan SI dan DIII Keperawatan.
Masalah : Tidak ada
 Pengorganisasian perawat klien
Wawancara :
Menurut kepala ruangan pelaksanaan pelayanan yang diberikan
menggunakan metode primer
Observasi:
Hasil pengamatan ada 2 tim diruangan yang dibuat sedsuai tugas sehari-hari
pembagian tanggung jawab terhadap pasien dilakukan sesuai kamar.
Masalah:
Tidak ada
 Uraian tugas
Wawancara:
Menurut kepala ruangan setiap perawat sudah mempunyai uraian tugas
masing-masing bagi tim tenaga keperawatan.
Observasi:
Sudah ada uraian tugas tugas perawat sesuai perannya dan setiap perawat
mempunyai lembar uraian tugas masing-masing.
Masalah:
Tidak ada
 Pendokumentasian asuahan keperawatan
Wawancara:

60
Menrut kepala ruangan, di dapatkan informasi bahwa pendokumentasien
asuhan keperawatan sesuai dengan format yang baku yang dimiliki oleh
Rumah Sakit Dian Harapan.
Observasi:
Perawat melakukan pendokumentasian asuahan keperawatan sesuai dengan
format yang ada pendokumentasian evaluasi (Soap) yang sesuai dengan data
pada saat pengkajian.
Masalah :
Diagnosa keperawatan yang diangkat ada masalah ketidak sesuaian dengan
waktu pengkajian.

Peraturan jadwal dinas


Wawancara :
Menurut kepala ruangan pengaturan dinas ynag dilakukan kepala ruangan di
sesuaikan dengan jumlah perawat dengan
Observasi:
Format daftar shif di ruangan menggunakan proporsi jumlah perawat yang
ada.
Masalah:
Tidak ada
 Fungsi pengarahan
 Motivasi kepala perawat
Wawancara:
Menurut kepala ruangan di dapatkan informasi bahwa ada pemberian
motivasi kepada perawat dan pengaturan kepada perawat yang melakukan
kesalahan.
Observasi:
Ada pemberian motivasi kepada para perawat diruangan dan peneguran
dilakukan pada perawat yang melakukan kesalahan.
Masalah :
Tidak ada
 Komunikasi

61
Wawancara:
Menurut kepala ruangan di dapatkan informasih bahwa alur komunikasi
dilakukan secara terarah dan baik antara rekan perawat.
Observasi:
Antara perawat memiliki komunikasi yang baik dan saling menghargai antara
senior dan yunior.
Masalah:
Tidak ada
 Pendelegasian
Wawancara:
Menurut kepala ruangan di dapatkan informasih bahwa pendelegasian ada
melalui lisan.
Observasi:
Format pendelegasian di ruangan tidak ada.
Masalah:
Tidak ada format pendelegasian.
 Fungsi pengendalian
 Pelaksanaan SOP dan SAK
Wawancara:
Menurut kepala ruangan didapatkan informasi sudah ada standar operasional
prosedur dan standar asuhan keperawatan.
Observasi:
SOP dan SAK di ruangan secara umum sudah adau
Masalah: tidak ada.

4.3.Analisa SWOT
Bobot : 0,5 : sangat penting, 0,4 : penting, 0,3 : cukup penting, 0,2 : kurang penting, 0,1:
tidak penting.
Rating : 4 : sangat baik, 3 : baik, 2 : cukup, 1: kurang

62
Tabel. 30. Analisa SWOT
BOBOT X
No ANALISIS SWOT BOBOT RATING
RATING
1 M 1 (KETENAGAAN) INTERNAL FAKTOR
(IFAS) STRENGHT :

1.Terdapat beberapa tenaga pendukung seperti 0,3 3 0.9


dokter,administrasi, gizi, pekarya dan cleaning
service
2.RS memberikan kesempatan kepada stafnya 0,3 4 1,2
untuk mengikuti pelatihan dan seminar.
4. 23 perawat di Ranap II memiliki STR 0,3 3 0,9
dan SIPP, 17 perawat memiliki SPKK,
S–W
5 perawat belum memiliki SPKK
= 4,8– 2,6
karena masih fase orientasi
= 3,1

4. Melaksanakan tugas dari ketua tim kepada 0,3 3 0,9


perawat.

5. Melaksanakan tugas dari ketua tim kepada 0,3 3 0,9


perawat melaksanakan sudah sesuai standar

TOTAL 4,8
WEAKNESS
1.Tenaga yang tersedia sebanyak 23 orang ,dari 26 0,3 3 0,9
tenag yang dibutuhkan ( Tenaga masih kurang
dari standar)

0,3 3 0,9
2.Kualifikasi tenaga perawat profesional
17,4 % dan vokasi 82,6 % ( tidak memenuhi
standar)

63
3). 6 Perawat dengan pengalaman kerja ≤ 1 tahun 0,4 2 0,8
masih perlu pendampingan.
TOTAL 2,6

EKSTERNAL FACTOR (EFAS) O–T


OPPORTUNITY = 1,5– 3
1. Adanya kesempatan bagi perawat yang 0,5 3 1,5 = --1,5
berkompeten dan masa kerja lama untuk
mendapatkan beasiswa melanjutkan pendidikan.
TOTAL 1,5

THREATENED
1. Adanya tawaran dari RS lain untuk gaji dan 0,4 3 1,2
promosi yang lebih besar.

2. Rumah Sakit Dian Harapan akan bersaing dengan 0,3 2 0,6


rumah sakit swasta lainnya dalam proses
pengembangan.
3. Tuntutan masyarakat semakin tinggi terhadap 0,3 4 1,2
pelayanan kesehatan.

TOTAL 3

2 M2 (METODE) S–W
INTERNAL FACTOR (IFAS) = 10,8 –
STRENGHT 0,4
1. Sudah ada model asuhan keperawatan yang 0,2 2 0,4 = 10,4
digunakan yaitu metode tim
2. Terciptanya komunikasi yang baik antara anggota 0,3 2 0,6
tim.
3. Terciptanya komunikasi yang baik antara profesi 0,3 2 0,6

4. Memiliki SOP baku dari Rumah Sakit tentang 0,5 4 2


tindakan medis yang akan dilakukan

5. Adanya kegiatan timbang terima yang baik 0,3 3 0,9


6. Sudah adanya misi yang dapat dijadikan 0,3 3 0,9
pedoman dalam pelayanan
7. Adanya ketersediaan instrumen B 0,3 3 0,9
8. Adanya format pengkajian yang sudah baku 0,3 2 0,6

9. Sudah ada pendokumentasian secara terintegrasi. 0,3 3 0,9

64
10. Sudah ada komite keperawatan yang memikirkan 0,4 3 1,2
tentang kualitas tenaga keperawatan.
11. Adanya kemampuan perawat untuk 0,3 3 0,9
melaksanakan pendokumentasian
12. Adanya struktur organisasi yang sudah jelas dan 0,3 3 0,9
dapat diketahui setiap orang.
TOTAL 10,8
WEAKNESS

1. 64 % Keluarga pasien belum patuhi 6 langka 0,2 2 0,4


mencucui tangan

TOTAL 0,4

3 EKSTERNAL FACTOR (EFAS) O–T


OPPORTUNITY = 0,8 – 2,1
= - 1,3

1) Adanya sosialisasi pelaksanaan penyuluhan serta 0,4 0,2 0,8


simulasi 6 langkah mencuci tangan pada pasien.
TOTAL 0,8
THREATENED
1. Resiko terjadinya terserang diare, infeksi bakteri
E.Coli, hepatitis A, impetigo, dan demam
0,4 3 1,2
thypoid,covid 19 yang disebabkan oleh tidak
mencuci tangan
TOTAL : 2,1

4 M3 (MATERIAL) INTERNAL FACTOR (IFAS) S–W


STRENGHT
0,5 4 2 8,7 – 1
1. Tersedia ruang khusus perawat (nurse
stasion) = 7,7
2. Sudah dilengkapi dengan beberapa mesin 2
penunjang seperti nebulizer,suction, EKG, 0,5 4
GV
3. Memiliki kapasitas 50bed 0,5 4 2
4. Memiliki system informasi antar ruangan 0,3 4 1,2

5. Memiliki ventilasi yang baik 0,5 3 1,5


TOTAL 8,7
WEAKNESS
1. Masih membutuhkan penambahan alat
medis di ruangan seperti srynge pump, infus 0,5 2 1
pump,,monitor, dan botol wsd, nebulizer

65
khusus untuk infeksius dan non infeksius.
TOTAL 1
THREATENED
a. Pasien tidak mersa puas untuk 0,5 4 2
alat alat
TOTAL 2
5 M4 (MONEY) S–W
INTERNAL FACTOR (IFAS) = 7,5 – 1,5
STRENGHT 0,5 4 2 =6
1. Administrasi keuangan 1 pintu
2. melayani BPJS dan KPS 0,5 4 2
3. Sumber dana dikelola sendiri oleh yayasan 0,5 3 1,5
4. Adanya dana insentif yang diberikan setiap 0,5 4 2
6 bulan sekali pada perawat yang sudah
bekerja diatas 1 tahun.
TOTAL 7,5
WEAKNESS
1. Rumah sakit sering menerima pasien yang 0,5 3 1,5
kurang mampu sehingga rumah sakit
banyak memberikan subsidi.
TOTAL 1,5
EKSTERNAL FACTOR (EFAS) O–T
OPPORTUNITY = 2,4 – 0,5
1. Memperoleh pemasukan dari BPJS dan 0,3 4 1,2 = 1,9
KPS
2. Adanya pembelajaran dalam pengelolaan 0,3 4 1,2
manajemen keuangan yang baik.
TOTAL 2,4
THREATENED
1. Kerugian dalam pemasukan rumah sakit 0,5 1 0,5
bagi pasien BPJS dengan perawatan lama.
TOTAL 0,5

4.3. Perumusan masalah


Perioritas masalah dilakukan dengan teknik kritetria matriks dengan memperhatikan
aspek-aspek sebagai berikut : (Nursalam,2015)

66
1. Magnitude (Mg), yaitu kecenderungan dan seringnya masalah terjadi.
2. Severity (Sv), yaitu besarnya kerugian yang di timbulkan.
3. Manageability (Mg}, yaitu fokus pada keperawatan
4. Nursing Concern {Nc} yaitu Fokus pada keperawatan
5. Affordability (Af), yaitu ketersediaan sumber daya .

Setiap masalah di berikan nilai dengan rentang 1-5 dengan kritria sebagai berikut:

Nilai 1: sangat kurang sesuai


Nalai 2: kurang sesuai
Nilai 3: cukup sesuai
Nilai 4: sesuai
Nilai 5: sangat sesuai

Tabel. 31. Analisa SWOT


NO Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor

1 Kurangnya pemahaman pasien dan


pengunjung tentang 6 langkah mencuci 5 4 5 4 5 23
tangan

2. Tenaga belum sesuai standar (23 dari 26)


5 4 1 5 2 17

3. Kualifikasi pendidikan profesional dan


vokasi tidak sesuai standar 4 4 2 5 2 17

67
5.4. PENYELESAIAN MASALAH

NO MASALAH PENYELESAIAN

1 Kurangnya pemahaman pasien dan Melakukan penyuluhan kesehaan


pengunjung tentang 6 langkah mencuci mengenai cara mencuci tangan 6
tangan langkah(menyiapkan
SAP,LEAFLET,HAND SCRUB)

2 Tenaga tidak sesuai standar (23 dari 32) Mengusulkan penambahan tenaga perawat

3 Kualifikasi pendidikan profesional dan Mengusulkan penambahan tenaga Ners


vokasi tidak sesuai standar

68
5.5. POA
Tabel. 32. POA (PLANNING OF ACTIONS)
NO MASALAH URAIAN KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE WAKTU PJ
1 Kurangnya 1. Penkes tentang pentingnya a.Pengunjung dapat memahami Pengunjung 1. a Simulasi a. jumat, 30 Juli
pemahaman 6 langkah mencuci tangan tentang pentingnya 6 langkah dan pasien PENKES 2021.
pasien dan a. Pembagian leaflet mencuci tangan b. Tanya Jawab Jam : 11 .00 Wit
pengunjung b. Simulasi tentang 6 b. Pengunjung dapat mempraktekan c. Leaflet
tentang enam langkah mencuci tangan 6 langkah mencuci tangan
langkah mencuci
tangan. 2.. Mengingatkan perawat
untuk edukasi 6 langkah Perawat
mencuci tangan. 2. Edukasi dan
Simulasi b. Setiap pagi

\ Tenaga perawat 1.Mengusulkan penambahan Kepala


2. belum sesuai tenaga perawat di ruangan Agar kebutuhan tenaga perawat di ruagan Diskusi
standar ( 23 dari dengan melampirkan data ranap II santa maria memenuhi
26) perhitungan tenaga standar
perawat di ranap II santa
maria sesuai perhitungan
DEPKES
3. Kualifikasi tenaga Mengusulkan penambahan Agar kebutuhan tenaga profesional Kepala Diskusi
profesional dan tenaga perawat sesuai standar Ruangan
vokasi tidak Profesional dengan
memenuhi standar melampirkan data
(Swabart 1999 perhitungan ketenagaan
yaitu Profesional profesional dan vokasi
55% dan vokasi
45%)

69
5.6. PENYELESAIAN MASALAH
Penyelesaian kegiatan dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun dalam POA
yaitu tanggal 27 – 30 Juli 2021. Adapun kegiatan yang dlaksanakan oleh kelompok
meliputi :

1 Tanggal 27 Juli 2021 kelompok melakukam simulasi Role play metode tim

2. Tanggal 30 Juli 2021 kelompok melakukan simulasi pendidikan kesehatan


mengenai 6 langkah mencuci tangan

70
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
Berdasarkan kajian situasi yang dilakukan pada tanggal 21-31 Juli 2021 di
ruang Ranap II St. Maria RS Dian Harapan telah didapat perumusan masalah yang
berhubungan dengan manajemen keperawatan.
Masalah dalam manajemen meliputi masalah kurangnya pemahaman pasien
dan pengunjung tentang 6 langkah mencuci tangan,Tenaga perawat belum
memenuhi standar,kualifikasi pendidikan profesional dan vokasi tidak sesuai
standar.
Implementasi manajemen diruang Ranap II St. Maria dimulai dari
pengumpulan data, menyusun data, bermain peran dan Simulasi PENKES

5.2.Saran
1. Bagi Rumah Sakit Dian Harapan
1. Kepala Ruangan
Diharapkan tetap monitoring atau pengawasan, bimbingan dan motivasi
kepada pasien dan pengunjung
b) Anggota tim

71
a. Diharapkan agar dapat melakukan sosialisasi dan edukasi dalam 6
langkah mencuci tangan kepada pasien dan pengunjung dengan
optimal
b. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan adanya praktek manajemen keperawatan yang
berkelanjutan (program ners) di Rumah Sakit Dian Harapan sehingga
dapat melakukan evaluasi selanjutnya.
2. Bagi mahasiswa
Mahasiswa diharapakan membekali diri dalam melakukan praktek manajemen
keperawatan dan mengaplikasikan manajemen keperawatan yang telah di dapat
dilahan praktek

72
.DAFTAR PUSTAKA

Carpenito dalam Ariesti A, 2011, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3

Gillies (2000). Nursing Management. 2nd Ed. W.B. Saunders. New York

Nursalam 2016. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Jakarta, Salemba.

Marquis and Huston. 2010. Leadership Roles and Management Fungsions In Nursing :
Theory And Aplication. 6th Edition. Lipicott William & Wilkins.

Muninjaya. 2004. Management Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Permenkes. 2012. Tentang teknis promosi kesehatan rumah sakit. Menteri Kesehatan
Republik Indonesia

Permenkes. 2015. Tentang Kalibrasi dan Pemeliharaan Alat. Menteri Kesehatan


Republik Indonesia

Petter and Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC

Ratna Sitorus (2008). Model Praktik Keperawatan Profesional. Seminar Nasional Pada
Rapim PPNI di Malang Februari.

Suardi, S, Yayan Bachtiar. 2011 Manajemen Keperawatan Dengan Penedekatan


Praktis. Jakarta , Erlangga

Swanburg, 2010. Pengantar kepemimpinan dan manajemen keperawatan untuk


perawat klinis: Jakarta. EGC

73
NASKAH ROLE PLAY

Pada Tanggal 27 Juli 2021 pukul 08:00 WIT , seperti biasanya perawat yang
berjaga malam akan bersiap melakukan pergantian shift dengan perawat yang
akan berjaga Pagi. Perawat malam yang bertugas telah menjalankan tugasnya
pada hari itu dalam memberikan Asuhan Keperawatan ke Pasien sesuai dengan
SOP dan rencana tindakan yang ada. Selanjutnya, perawat yang akan bertugas di
pagi ini bersiap menerima rencana tindakan yang belum di lakukan oleh perawat
yang bertugas di shift malam tadi. Hal ini dilakukan, untuk meneruskan Asuhan
Keperawatan yang diberikan ke pasien sehingga dapat terus berjalan dan tidak
terputus yang dapat merugikan pasien nantinya.

Peran Masing-masing Anggota Kelompok:

KARU :Resky Mambala Perawat

TIM A (Malam) :1. Regina

2. Anita

3. Amelia

Perawat TIM B (Malam) : 1. Louis

2. Rolia
Perawat TIM B (Pagi) : 1. Pithen
2. Rita E Butar-Butar
Perawat TIM A (Pagi) : 1. Selvia
2. Matheis

Keluarga dan pasien Tim A : Nataly Santi dan Inna


Keluarga dan pasien Tim B : Matheis dan Nataly Santi

74
Waktu Pergantian Shift malam Ke shift pagi.

1. Pre Konferens Operan


Kepala Ruangan : Membuka dan faslitator
Ketua Tim : Membuat intervensi selanjutnya,Melakukan validasi data
Perawat Pelaksana: Menjelaskan data pasien,Menjelaskan implementasi yang
sudah dilakukan ,Menjelaskan intervensi yang akan
dilakukan, Melakukan evaluasi (SOAP)
Setting : Nurse Station Ruang Perawatan wanita
Pukul : 08:00 WIT
Dialog :

KARU :Selamat pagi buat dan salam sejahtera buat kita semua (Sambil menatap semua
perawat) Sebelum kita melakukan operan jaga atau timbang terima, marilah kita ucapkan
puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat serta karuniaNya lah kita
dapat berkumpul disini, pada pagi hari ini selasa 27 Juli 2021 akan dilakukan kegiatan
operan yang rutin kita lakukan setiap pergantian shif. Kepada perawat pelaksana yang
dinas pagi dipersilahkan menjelaskan kondisi masing-masing pasien saat ini ke perawat
pelaksana yang dinas sore. Dan untuk masing- masing ketua tim saya persilahkan
memvalidasi data yang sudah ada untuk merencanakan tindakan keperawatan selanjutnya.

PP Tim A (Pagi) : Selamat pagi, Terima Kasih Untuk KesempatanYang Diberikan


Kepada Saya Untuk Menjelaskan Kondisi Pasien Saat Ini, Jumlah
Pasien Dari Tim A Saat Ini Adalah 2 orang Dengan Tingkat
Ketergantungan Minimal 1 Parsial 1 Total 0.

Regina : Identitas Pasien Yang Pertama Nama : Ny Nisa, Umur 42 tahun,


Tingkat Ketergantugan Parsial, Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus
Tipe II, KU: baik, komposmentis. TTV terakhir pukul 07.00 WIT
dengan TD: 130/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Pasien
mengeluhkan: nyeri pada luka gangren sebelah kanan ektermitas
bawah dengan skala 5. Masalah keperawatan yang ditemukan : Nyeri,
Resti infeksi dan gangguan integritas kulit. Intervensi yang sudah
dilakukan: monitor TTV, Relaksasi & distraksi, rawat luka DM, Injeksi
Tramadol 1 ampul, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Intervensi yang belum
dilakukan: Kaji tanda-tanda infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi:
Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus NaCl 20 tts/mnt.

75
Persiapan lain tidak ada.

Anita :Identitas pasien yang kedua. Nama : Ny. Dewi, umur : 41 thn, tingkat
ketergantungan Minimal, Diagnosa Medis : Ca.Mammae, KU: baik,
komposmentis. TTV terakhir pukul 07:00 WIT dengan TD: 110/80, N: 100
x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan pasien : takut kalau mau dioperasi.
Masalah keperawatan yang ditemukan : Ansietas. Rencana yang sudah
dilakukan: monitor TTV, Motivasi individu. Rencana yang belum dilakukan:
Relaksasi, Pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500 mg, Vitamin B
kompleks 3 x 1 tablet peroral. Persiapan lain : Cek darah rutin.

Demikian Yang Dapat Saya Sampaikan Tentang Keadaan Pasien Di Kamar 1


(Cempaka) Saat Ini, dan begitu juga pada perawat pelaksana tim B
melaporkan keadaan pasien saat ini.

PP Tim B (Pagi) : Selamat pagi, Terima kasih untuk kesempatan yang diberikan kepada
saya untuk menjelaskan kondisi pasien saat ini, jumlah pasien dari Tim
B saat ini adalah 2 orang dengan tingkat ketergantungan minimal 1
Parsial 1 Total 0.

Louis :Identitas Pasien Yang Pertama Nama : Ny. Ira umur 37 Tahun, Tingkat
Ketergantungan Minimal Diagnosa medis Ca Recti, KU : lemah,
komposmentis, pucat, anemis. TTV terakhir pukul 07.00 WIT dengan TD:
100/60, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri diarea anal,
skala 7 dari 10. Masalah keperawatan: Nyeri. Rencana yang sudah
dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan relaksasi. Rencana yang belum
dilakukan : pemberian asam mefenamat 500 mg peroral. Terapi: Asam
mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks 3 x 1 tablet. Persiapan lain: USG
abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke Internis, Persiapan kolon
in loop.

Siska : Identitas pasien yang kedua Nama : Ny. Ita, umur :67 tahun,
Tingkat kertergantungan : Parsial Tumor kulit / Dr. Joko KU : baik,
komposmentis. TD: 150/80, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan
pasien : nyeri skala 7 dari 10. Masalah keperawatan yang ditemukan :
Nyeri. Resikio tinggi infeksi, gangguan integritas kulit. Rencana yang sudah

76
dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan relaksasi, ganti balut, Injeksi
Cefotaxim 500 mg. Intervensi yang belum dilakukan : pemberian asam
mefenamat 500 mg peroral, Monitor TTV. Terapi: Asam mefenamat 3 x
500 mg, Cefotaxim 2 x 500 mg. Persiapan lain: Program operasi ditunda
besok pagi. Demikian Yang Dapat Saya Sampaikan Tentang Keadaan
Pasien Di Kamar 2 (Cempaka) Saat Ini.

KARU : Terima kasih untuk perawat pelaksana masing-masing TIM yang telah
menyampaikan kondisi dari semua pasien saat ini, mungkin ada yang perlu
ditambahkan dari masing-masing tim untuk memvalidasi data saya persilahkan.
Kalau tidak ada tambahan mari kita langsung saja menuju ke ruangan pasien.
(Berdiri sambil menuju ke Ruangan Pasien).

2. Operan Ke Ruangan Pasien

Setting: Ruang Cempaka Kamar 1


Pukul : 08:30 WIT
TIM A

Ns. Regina : Selamat Pagi (Masuk Ke kamar pasien Bersama Perawat lainnya).
Permisi Ibu, dengan Ibu Nisa yang dari Waena.

Ny.Hasmidar :selamat pagi Iya betul Suster (sambil berdiri menghampiri Perawat)

Ns. Regina : Oh iya bu, Bagaimana Keadaannya ibu Nisa Saat Ini?.
Ny. Hasmidar : Masih terasa nyeri katanya suster. (Sambil menunjuk daerah yang
sakit)

Ns. Regina : Oh iya bu,Nanti akan diberikan obat. Namun sebelumnya, Seperti
biasa Ibu kita di sini akan melakukan Kegiatan operan yang rutin
setiap pergantian shift dari yang jaga pagi tadi ke jaga siang.
Ny. Hasmidar : Iya Sus, silahkan (Sambil menarik kursi dan duduk)

Ns. Regina : Baik bu. Sebelumnya saya jelaskan dulu tujuan dari operan Ini
adalah mengkomunikasikan keadaan keluarga Ibu sekarang,
memperkenalkan perawat penganti yang akan membantu ibu jika ada

77
keluhan nantinya, dan Menyampaikan Informasi yang penting antar
Shift Jaga. Sebelumnya ibu sudah mengenal perawat pagi kan,??
Ny. Hasmidar : Iye, sudah.. Yang ini Ns. Regina dan ini Ns. Anita (sambil menunjuk
ke2 Perawat)

KARU : Baiklah Bu, selanjutnya saya Perkenalkan kepada perawat pelaksana


pagi ini dari Tim A ada Ns. Indri dan Ns. Rahma dari tim B ada Ns.
Hastati dan Ns. Sulfianti yang akan bertugas menggantikan perawat
pelaksana yang bertugas pagi ini dan membantu Ibu jika ada yang ibu
perlukan. Saya persilahkan untuk masing-masing perawat pelaksana
dari tim A yang dinas pagi untuk membacakan laporan hasil intervensi
yang dilakukan.
Ns. Anita :Terima kasih, saya Ns. Rini akan mengkonfirmasi kembali Intervensi
yang telah diberikan pada Ny. Nisa. Nama : Ny. Nisa, umur 42 thn
dengan Diagnosa : Diabetes Melitus Tipe II. Rencana yang sudah
dilakukan: monitor TTV, Relaksasi & distraksi, ganti balut, Injeksi
Tramadol 1 ampul, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Rencana yang belum
dilakukan: Kaji tanda-tanda infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi:
Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus NaCl 20 tts/mnt.
Persiapan lain tidak ada. Itu tadi beberapa Rencana lanjutan yang dapat
di lakukan, sekian dari saya.
KARU : Oh, iya, Cefo nya berapa tadi?? (bertanya ke shift Pagi)

Ns. Anita : Cefotaximnya 2 x 500 Mg.

Ns. Regina : (Bertanya Ke pasien) Bagaimana Perasaan Saat ini Bu, apakah sudah
ada perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya?
Ny. Hasmidar : Sudah mulai ada perkembangan suster di banding kemarin. Tapi tadi
ibu Nisa mengeluh sakit suster di daerah bekas Operasi.
Ns. Regina : Iya Bu, sakit dan nyeri yang dirasakan merupakan efek dari proses
pembedahan kemarin, namun ibu jangan terlalu khawatir karena sudah ada
terapi obat penghilang Nyeri yang di berikan dokter untuk mengatasi

masalah ibu Nisa saat ini (Sambil Melihat kondisi luka)

78
Ny. Hasmidar : Oh Begitu Suster.
Ns. Regina : Selain itu Bu, Ibu bisa terus mengajarkan teknik relaksasi ke Ibu Nisa
yang tadi pagi saya ajarkan ke Ibu, jika Ny. Nisa mulai merasakan
nyeri, ibu bisa ajarkan biar nyerinya berkurang.
Ny. Hasmidar : Oh iye Suster (sambil mengangguk mengerti)

KARU : Baiklah Bu, Jika ada yang Ibu perlukan bisa ke Ruang Perawat, kami
siap membantu ibu. Baiklah Bu, Kami Permisi dulu yah, Mari Bu…
(Bersama perawat lainnya keluar dari kamar pasien)

Ny. Hasmidar : Terima kasih banyak suster.

Setting: Ruang Cempaka Kamar 2


Pukul : 15.15 WITA

TIM B

Ns. Resky : Selamat Pagi (Masuk Ke kamar pasien Bersama Perawat lainnya).
Permisi Ibu, dengan Ibu Ira dari Bhayankara.

Ny. Ira : Pagi , Iya betul paman (sambil menatap Perawat)


Ns. Resky : Oh iya bu, Bagaimana Keadaannya ibu Ira Saat Ini?
Ny. Ira : (Tampak Meringis kesakitan) masih sakit suster di belakang.

Ns. Resky : Oh iya bu, memang akan semakin terasa nyeri, tapi nanti ibu akan
diberi obat penghilang nyeri. Tapi Sebelumnya Bu, Seperti Biasa Ibu
Kita Disini Akan Melakukan Kegiatan operan Yang Rutin Setiap
Pergantian Shift dari yang jaga pagi tadi ke jaga siang. Bisa Bu??
Ny. Ira : Iya paman, silahkan (berbaring di tempat tidur)

Ns. Resky : Baik bu. Sebelumnya saya jelaskan dulu Tujuan dari Operan Ini Adalah
mengkomunikasikan Keadaan Ibu Sekarang, memperkenalkan perawat
penganti yang akan membantu ibu jika ada keluhan nantinya.

79
Sebelumnya ibu sudah mengenal perawat malam kan,??

Ny. Ira : Iye, sudah.. Yang ini Ns. Lois dan ini Ns. Siska(sambil menunjuk ke2
Perawat)

Ns. Puji : Baiklah Bu, selanjutnya saya Perkenalkan kepada perawat pelaksana
pagi ini dari Tim A ada Ns. Regina dan Ns. Anita dari tim B ada Ns.
Rita dan Ns. Pithen yang akan bertugas menggantikan perawat
pelaksana yang bertugas malam ini dan membantu Ibu jika ada yang ibu
perlukan. Saya persilahkan untuk masing-masing perawat pelaksana
dari tim A yang dinas malam untuk membacakan laporan hasil
intervensi yang dilakukan.
Ns. Louis : Terima kasih, saya Ns. Louis akan mengkonfirmasi kembali
Intervensi yang telah diberikan Ny. Ira. Nama : Ny. Ira, umur 47 tahun
dengan Diagnosa : Ca.Rekti. Rencana yang sudah dilakukan: monitor
TTV dan distraksi dan relaksasi. Rencana yang belum dilakukan :
pemberian asam mefenamat 500 mg peroral. Terapi: Asam
mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks 3 x 1 tablet. Persiapan lain:
USG abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke Internis,
Persiapan kolon in loop. Itu tadi beberapa Rencana lanjutan yang dapat
di lakukan, sekian dari saya.
Karu : Oh, iya konsul ke Iternisnya besok?? (bertanya ke shift Pagi)

Ns. Lois : Iya, Besok.

Karu : (Bertanya Ke pasien) Bagaimana Perasaan Saat ini Bu, apakah sudah
ada perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya?
Ny. Ira : Belum suster,, masih terasa sakit baru takut ka’ suster dengan
operasinya nanti (tampak meringis)
Ns. Siska : Iya Bu, sakit dan nyeri yang dirasakan itu efek dari proses
penyakitnya, namun ibu jangan terlalu khawatir karena sudah ada terapi
obat penghilang Nyeri yang diberikan. selain itu bu, ibu jangan takut
dengan operasinya nanti sebelumnya ibu akan di suntik dan ibu tidak
akan merasakan apa-apa selama operasi nanti (menjelaskan ke pasien

80
mengenai tindakan operasi)

Ny. Ira : Oh iya Suster.


Ns. Siska : Selain itu, Ibu bisa perbanyak Doa agar ibu di beri kesehatan dan
kesembuhan oleh Tuhan (menghampiri pasien dan memegang pundak
pasien).

Ny. Ira : Oh Begitu,, (sambil mengangguk mengerti)

Karu : Baiklah Bu, Jika ada yang Ibu perlukan bisa ke Ruang Perawat, kami
siap membantu ibu. Baiklah Bu, Kami Permisi dulu yah, Mari Bu…
(Bersama perawat lainnya keluar dari kamar pasien)

Ny. Ira : Terima Kasih suster.

81
Post Conferens Operan Perawat
KARU : Kita tadi sudah bersama-sama melakukan kegiatan Operan, saya berharap dengan adanya
kegiatan ini proses pendelegasian tugas antar shift bisa jelas dan terstruktur. Mungkin dari
pasien tadi ada yang masih harus didiskusikan lagi?

PP TIM A ( Ns Mateis) : Ny Nisa, Umur 42 tahun, Tingkat Ketergantugan Parsial, Diagnosa Medis :
Diabetes Mellitus Tipe II, KU: baik, komposmentis. TTV terakhir pukul 13.00
WIT dengan TD: 130/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Pasien
mengeluhkan: nyeri pada luka gangren sebelah kanan ektermitas bawah dengan
skala 5. Masalah keperawatan yang ditemukan : Nyeri, Resti infeksi dan
gangguan integritas kulit. Intervensi yang sudah dilakukan: monitor TTV,
Relaksasi & distraksi, rawat luka DM, Injeksi Tramadol 1 ampul, Injeksi
Cefotaxim 500 mg. Intervensi yang belum dilakukan: Kaji tanda-tanda infeksi,
Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi: Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg,
Infus NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain tidak ada.

PP TIM A (Ns.Selvia) : Ny. Dewi, umur : 41 thn, tingkat ketergantungan Minimal, Diagnosa Medis :
Ca.Mammae, KU: baik, komposmentis. TTV terakhir pukul 13:00 WIT
dengan TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan pasien :
takut kalau mau dioperasi. Masalah keperawatan yang ditemukan : Ansietas.
Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV, Motivasi individu. Rencana
yang belum dilakukan: Relaksasi, Pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500
mg, Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet peroral. Persiapan lain : Cek darah rutin.

TIM B (Ns.Pithen) : Nama : Ny. Ira umur 37 Tahun, Tingkat Ketergantungan Minimal Diagnosa medis
Ca Recti, KU : lemah, komposmentis, pucat, anemis. TTV terakhir pukul 07.00 WIT
dengan TD: 100/60, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri diarea anal,
skala 7 dari 10. Masalah keperawatan: Nyeri. Rencana yang sudah dilakukan: TTV
dan distraksi dan relaksasi. Rencana yang belum dilakukan : pemberian asam
mefenamat 500 mg peroral. Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks
3 x 1 tablet. Persiapan lain: USG abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke
Internis, Persiapan kolon in loop.

Ns Rita : Ny. Ita, umur :67 tahun, Tingkat kertergantungan : Parsial Tumor kulit / Dr. Joko KU :
baik, komposmentis. TD: 150/80, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan pasien :
nyeri skala 7 dari 10. Masalah keperawatan yang ditemukan : Nyeri. Resikio tinggi infeksi,
gangguan integritas kulit. Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan
relaksasi, ganti balut, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Intervensi yang belum dilakukan
:instruksi dr.Joko terapi injeksi nyeri diganti dengan Atrain. Terapi: Atrain 3 x 500 mg,
Cefotaxim 2 x 500 mg. Persiapan lain: Program operasi ditunda besok pagi. Demikian
Yang Dapat Saya Sampaikan Tentang Keadaan Pasien Di Kamar 2 (Cempaka) Saat Ini.

82
Kepala ruangan : Terima kasih atas kerjasamanya dari masing-masing TIM A dan TIM B beserta perawat pelaksana
yang telah bekerja dengan baik. Demikian tadi Operan ini semoga apa yang telah kita lakukan hari ini
memberikan banyak keuntungan bagi kita semua, dan kita diberikan kelancaran dalam melaksanakan
tugas masing-masing. Demikian saya akhiri. Selamat siang

83

Anda mungkin juga menyukai