Anda di halaman 1dari 2

PENGABDIANKU JADI KADER GIZI

Pengabdian sebagai kader gizi saat musim hujan maupun kemarau punya tantangan
tesendiri. Jika musim hujan, kader harus siap menerima basah, becek dan berlumpur kala
mengunjungi warga. Belum lagi jika harus ada layanan pemberian makanan tambahan seperti
bubur kacang hijau, telur ayam dan susu bagi warga yang ke posyandu.

Kalau musim kemarau seperti sekarang yaa paling panas matahari saja. Kalau mau
sedikit teduh yaa sore-sore kunjungi warga.

Ini saya baru saja pulang dari rumah seorang warga, tentang jadwal posyandu untuk
membawa anaknya ke Posyandu karena bisa saja ada layanan imunisasi dan pemberian
makanan tambahan.

Menjadi kader posyandu itupun, mensyukuri insentif yang diterimanya walaupun


masih sedikit dan tidak rutin tiap bulan. “Syukuri saja yang diterima, karena memang bukan
itu yang menjadi tujuan saya. Rezeki bisa datang dari mana saja.

Bukan hanya barisan kata dan kalimat manis semata. Warga setempat dan khususnya
para ibu yang miliki anak dan bayi, sejak lama mengenalnya sebagai pribadi yang tidak
sungkan membantu.

Para kader itu memang dipilih karena bisa bekerja sama, mau mendengar dan belajar
juga miliki kepedulian yang tinggi pada ibu hamil, anak balita dan bayi.

Kalau tidak punya etos kerja, kepedulian sosial dan kemanusiaan serta etos kerja yang
baik, tentu mereka sudah lama tidak mau lagi jadi kader atau diberhentikan.

Mereka telaten dan memang disukai oleh para kader lainnya juga tentunya bisa
diterima oleh para ibu hamil,menyusui juga yang miliki bayi dan balita dalam keluarganya.
Kami dari dana desa mendukung Pemkab dalam memberikan insentif, walau memang jujur
itu tidak seberapa karena memang kami juga miliki kerbatasan dana,” tanggapnya ketika
ditemui di Kantor Desa itu.  

Kader senantiasa berupaya melakukan sosialisasi dan juga edukasi tentang manfaat
imunisasi bagi bayi dan anak-anak.  Sayangnya, semua sering terkendala vaksin yang sulit di
dapat atau tiba di saat yang tidak tepat lagi. 

Sejak tahun 2021 lalu kendala sebenarnya adalah vaksin. Ini ada yang sudah usia 12
bulan saja belum ada yang terlayani imunisasi campak. Imunisasi lengkap bagi bayi dan
balita di sini memang belum, karena kendalanya vaksinnya tidak atau belum ada.

Padahal sebut dia, para orang tua sudah memahami imunisasi dan manfaatnya bagi
tumbuh kembang anak. Namun demikian, dirinya terus berupaya agar nantinya, secara
maksimal semua balita terpenuhi imunisasinya.
Kendati mengakui adanya keterbatasan sumber daya dan juga dana, namun dirinya
menegaskan kondisi serupa juga dirasakan hampir seluruh elemen di negeri ini. Suksesnya
imunisasi bagi balita dan anak – anak, tentunya tidak berbeda dengan program lainnya, yakni 
diawali dnegan keakuratan atau validitas data. 

Kerja yang sistematis itu memang harusnya begitu. Data penting untuk diketahui dan
dikuasai, karena bagaimana programnya tepat sasaran, bagaimana kita bisa mengambil dan
menentukan kebijakan juga alokasi anggarannya jika datanya tidak valid?”

Anda mungkin juga menyukai