Sesuai dengan karakter bidan delima yang telah dijelaskan oleh kelompok sebelumnya maka bidan
praktek mandiri yang memiliki predikat bidan delima dapat membuka usaha dana atau inovasi
seperti contoh berikut :
Penghargaan : Bidan terbaik 1 kab. Musi rawas (2001), bidan terbaik 2 prop. Sumsel
(2002), Bidan delima sumatera selatan (2008)
Bidan Sri Puayah lahir di Musi Rawas, 05 Agustus 1977. Terhitung Juli 2011 beliau
bertugas di Desa O. Mangunharjo kecamatan Purwodadi, kabupaten Musi Rawas.
Sebelumnya beliau bertugas di Desa P1 Mardiharjo dan mempelopori berdirinya Koperasi
Simpan Pinjam Barokah. Meskipun pindah tugas, beliau masih aktif di koperasi ini. Desa
p1 Mardiharjo berlokasi…. Dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai..
(kondisi geografi dan ekonomi warga) Selama mengabdi di desa ini Sri menyadari bahwa
perannya sebagai bidan sangat besar, mengingat profesi bidan berhubungan langsung
dengan kehidupan bermasyarakat bukan di bidang kesehatan saja. Keinginannya untuk
berbuat lebih banyak demi Desa membuka pikirannya untuk mendirikan koperasi yang
nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya di bidang kesehatan. Melalui
musyawarah dan mufakat bersama akhirnya bersama masyarakat dibentuklah koperasi
JPKM Barokah pada Agustus tahun 2002 beranggotakan 34 orang. Hasil usaha dari system
koperasi ini dialokasikan untuk berbagai program perbaikan kesehatan ibu dan anak di desa
P1 Mardiharjo. Awalnya bidan Sri Partiyah mendirikan koperasi barokah untuk membantu
ibu-ibu melaksanakan proses persalinan maupun pemeriksaan kehamilan. Namun,
pada2007 pemerintah mengeluarkan program jaminan persalinan (Jampersal) untuk warga
kurang mampu. Dengan demikian bidan mengalihkan fungsi koperasi social Barokah
menjadi koperasi yang nantinya bisa membantu ibu-ibu dalam mendirikan usaha rumah
tangga maupun usaha lain yang nantinya bisa menambah pendapatan bagi keluarga
mereka. Selain bantuan modal untuk meningkatkan pendapatan, Koperasi Barokah juga
perperan dalam perbaikan gizi ibu hamil, pemberian makanan tambahan bagi balita, dan
perbaikan gizi bagi lansia.
Beberapa hasil positif yang didapatkan dengan adanya koperasi ini antara lain :
• Gizi ibu hamil terpenuhi selama kehamilan sampai akhirnya ibu bayi sehat dan selamat.
• Kasus BGM dan BGT di desa teratasi yang terkoreksi dari berat badan balita naik, dan
berada pada garis normal
• Dari danayang diberikan, keluarga memiliki usaha industri rumah tangga sebagai
tambahan penghasilan bagi keluarga. Usaha yang ada berupa produksi makanan ringan.
Bidan Sri Partiyah menjalankan program bank sampah untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan warganya. Akibat kemiskinan, banyak balita di Desa Bendo mengalami gizi
buruk. Selama ini penderita gizi buruk di Desa ini ditangani dengan mengandalkan bantuan
dari pemerintah. Di samping masalah gizi buruk, desa Bendo juga bermasalah dengan
sampah. Banyak sekali sampah berserakan seperti plastik dan kaleng yang sewaktu-waktu
dapat berubah menjadi sarang nyamuk. Tujuan program ‘Bank Sampah’ adalah untuk
memberikan nilai ekonomi pada sampah untuk mengumpulkan dana kesehatan sekaligus
menjaga lingkungan agar tetap bersih. Mekanisme operasional bank sampah adalah
sebagai berikut: 1. keluarga memilah sampah rumah tangga 2. minggu pertama dan kedua
keluarga menyetor ke bank sampah (ditimbang dan dibeli) 3. hasil penjualan ditabung di
bank sampah 4. bank sampah menjual sampah ke pengepul 5. tabungan di bank sampah
dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan seperti pemenuhan nutrisi balita, biaya
bersalin, kebutuhan rumah tangga, dan keperluan-keperluan lainnya Selain untuk
keperluan pribadi, hasil dari bank sampah juga digunakan untuk memberikan bantuan
kepada balita gizi buruk, pemeriksaan golongan darah gratis kepada ibu hamil dan calon
pendonornya. Selain Bank Sampah, terdapat juga program investasi pohon pepaya.
Tanaman papaya dari keuntungan bank sampah ini menjadi tanaman wajib bagi setiap
keluarga dengan perjanjian pemanfaatan untuk desa siaga. Apabila buahnya kurang dari 5
desa siaga tidak memanen, apabila buahnya 5-10 desa siaga ikut memanen satu, dan jika
buahnya lebih dari 10 maka desa siaga berhak mengambil 2. Buah yang dipetik untuk jatah
sendiri bisa digunakan untuk memenuhi nutrisi keluarga atau dijual untuk menambah
penghasilan. Sementara buah yang disetorkan, selain untuk operasional desa siaga juga
digunakan untuk pemeriksaan kadar gula bagi usia rawan. Masyarakat menyambut antusias
hadirnya bank sampah di desa mereka. Mereka berpartisipasi aktif mengumpulkan sampah,
menanam pepaya, dan menjadi pengelola bank sampah. Dengan adanya bank sampah,
disamping menambah penghasilan masyarakat, kini penanganan balita gizi buruk dapat
dilakukan secara swadaya. Selain itu lingkungan Desa Duwet kini lebih bersih dan asri.
Dafpus: https://bidanku.com/srikandi-award-sebuah-ajang-penghargaan-bagi-bidan-bidan-
inspirasional-indonesia#2_KATEGORI_PROMOSI_KESEHATAN | Bidanku.com