Anda di halaman 1dari 39

ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA

INDONESIA

TABLE OF CONTENTS

TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA 2

TEORI PASANG SURUT GAS............................................................................................................2


TEORI LEDAKAN BESAR....................................................................................................................2
TEORI KABUT NEBULA......................................................................................................................3
TEORI PLANETESIMAL........................................................................................................................3
TEORI BINTANG KEMBAR.................................................................................................................3
TEORI CONTINENTAL DRIFT (PERGERAKAN KONTINEN ATAU BENUA). 4
TEORI PLATE-TECTONICS (LEMPENG TEKTONIK), 4

TEORI TERBENTUKNYA KEPULAUAN INDONESIA 4

1. PROSES GEOLOGIS.......................................................................................................................4
2. PROSES TEKTONIK LEMPENG....................................................................................................5
3. PROSES TEKTONIK KEPULAUAN...............................................................................................5

PEMBABAGAN ZAMAN PRAAKSARA 6

PEMBABAKAN ZAMAN PRASEJARAH BERDASARKAN GEOLOGI............................................6


ZAMAN ARKAEKUM 6
ZAMAN PALAEOZOIKUM 7
ZAMAN MESOZOIKUM 7
ZAMAN NEOZOIKUM 8

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 1


PEMBABAKAN ZAMAN PRASEJARAH ARKEOLOGI / BERDASARKAN HASIL
KEBUDAYAANNYA................................................................................................................................1
ZAMAN BATU 1
ZAMAN LOGAM / PEUNDAGIAN 7

ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA 12

A. PENEMUAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA......................................................................12


DEFINISI MANUSIA PURBA 12
SEJARAH MEGANTHROPUS PALEOJAVANICUS 13
CIRI – CIRI MEGANTHROPUS PALEOJAVANICUS 14
JENIS MEGANTHROPUS PALAEOJAVANICUS 14
B. JENIS-JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA.....................................................................16
JENIS-JENIS MANUSIA PURBA YANG DITEMUKAN DI INDONESIA 16

KEHIDUPAN MANUSIA PURBA 19

MASA KEHIDUPAN BERBURU / MAKANAN.............................................................................................19


MASA BERCOCOK TANAM......................................................................................................................20
MASA MENGENAL KEPERCAYAAN..........................................................................................................21
ANIMISME 21
DINAMISME 21
TOTEMISME 22

PERALATAN MANUSIA PURBA 22

KAPAK GENGGAM...................................................................................................................................22
ALAT SERPIH..........................................................................................................................................22
KAPAK PERSEGI.....................................................................................................................................23
KAPAK LONJONG....................................................................................................................................23
MENHIR...................................................................................................................................................23
DOLMEN..................................................................................................................................................23

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 2


SARKOFAGUS........................................................................................................................................24
ARCA.......................................................................................................................................................24
BEJANA PERUNGGU...............................................................................................................................24
KAPAK CORONG.....................................................................................................................................25

TEORI ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA 25

TEORI NUSANTARA...........................................................................................................................25
TEORI YUNAN.....................................................................................................................................26
TEORI OUT OF TAIWAN..................................................................................................................27
TEORI OUT OF AFRIKA...................................................................................................................27

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 3


TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
Bumi merupakan planet tempat tinggal kita sebagai manusia serta berbagai makhluk hidup lainnya.

Dalam Tata Surya, Bumi adalah planet ketiga dari Matahari setelah Merkurius dan Venus. Hingga

saat ini, belum ditemukan planet lain yang memiliki tanda-tanda makhluk hidup di dalamnya selain

Bumi.

Tapi, pernahkah kalian berpikir tentang teori pembentukan Bumi?

Seperti alam semesta, tentunya Tata Surya dan Bumi memiliki awal mula pembentukannya. Karena

hal tersebut tidak dapat diamati atau diuji lewat eksperimen, para ilmuwan mengemukakan teori

mengenai pembentukan Bumi. Saat ini, terdapat sebanyak 5 teori pembentukan Bumi yang umum

dikenal. Apa saja?

TEORI PASANG SURUT GAS

Teori pasang surut gas pertama kali dikenalkan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys tahun 1918.

Menurut mereka, sebuah bintang besar mendekati Matahari dalam jarak dekat dan menyebabkan

terjadinya pasang surut pada tubuh Matahari yang saat itu masih berupa gas. Saat bintang tersebut

mendekat, akan terbentuk gelombang raksasa pada tubuh Matahari yang disebabkan oleh gaya tarik

bintang. Gelombang tersebut mencapai ketinggian yang luar biasa dan menjauh dari inti Matahari

menuju bintang tersebut. Gelombang yang membentuk lidah pijar akan mengalami perapatan gas

hingga terpecah menjadi planet-planet.

TEORI LEDAKAN BESAR

Teori ledakan besar atau big bang mungkin menjadi salah satu yang paling terkenal. Teori ini

menyebutkan bahwa Bumi terbentuk selama puluhan miliar tahun. Mulanya, terdapat gumpalan kabut

raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut menyebabkan bagian-bagian kecil dan ringan

dari kabut terlempar ke luar dan berkumpul membentuk cakram raksasa. Di satu waktu, gumpalan

kabut raksasa itu meledak membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama kurang-lebih 4,6 miliar

tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk Galaksi Bima Sakti yang di dalamnya

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 4


terdapat Tata Surya. Bagian ringan yang terlempar keluar di awal mengalami kondensasi hingga

membentuk gumpalan yang mendingin dan memadat menjadi planet-planet, termasuk Bumi.

TEORI KABUT NEBULA

Teori pembentukan Bumi yang selanjutnya dinamakan dengan teori kabut nebula. Teori ini

dikemukakan oleh Immanuel Kant di tahun 1755 yang kemudian disempurnakan oleh Piere de

Laplace di tahun 1796. Karena itu, teori ini juga sering dikenal sebagai teori kabut Kant-Laplace.

Teori ini menyebutkan bahwa di alam semesta terdapat gas yang berkumpul menjadi kabut nebula.

Gaya tarik-menarik antargas membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin

cepat. Proses perputaran ini mengakibatkan materi kabit di bagian khatulistiwa terlempar dan berpisah,

kemudian memadat karena pendinginan.

TEORI PLANETESIMAL

Di awal abad ke-20, seorang ahli astronomi Amerika Forest Ray Moulton beserta ahli geologi

Thomas C. Chamberlain mengemukakan teori planetesimal. Teori ini menyebutkan bahwa Matahari

tersusun dari gas yang bermassa besar. Pada satu titik, bintang lain yang berukuran hampir sama

melintas dekat dengan Matahari sehingga hampir menjadi tabrakan. Akibatnya, gas dan materi ringan

di bagian tepi Matahari dan bintang tersebut menjadi tertarik. Materi yang terlempar mulai menyusut

dan membentuk gumpalan-gumpalan yang dinamakan dengan planetesimal. Planetesimal tersebut

mendingin dan memadat hingga akhirnya menjadi planet-planet yang mengelilingi Matahari.

TEORI BINTANG KEMBAR

Teori pembentukan Bumi yang terakhir dikenal dengan sebutan teori bintang kembar. Teori ini

dicetuskan oleh ahli astronomi Raymond Arthur Lyttleton. Menurutnya, galaksi merupakan kombinasi

dari bintang kembar. Salah satu bintang tersebut meledak dan menyebabkan banyak material yang

terlempar. Karena bintang yang tidak meledak memiliki gaya gravitasi yang kuat, sebaran pecahan

ledakan bintang lainnya mengelilingi bintang tersebut. Bintang yang tidak meledak kemudian dikenal

dengan Matahari, sementara pecahan-pecahannya adalah planet yang mengelilinginya. Pembentukan

benua yang terjadi di planet Bumi oleh beberapa ahli geologis dibedakan menjadi dua, yaitu:

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 5


TEORI CONTINENTAL DRIFT (PERGERAKAN KONTINEN ATAU BENUA).

Menurut teori continental drift, pada saat awal pembentukan benua, dahulunya enam benua yang ada

di bumi menjadi satu benua yang utuh. Kemudian, lama kelamaan benua yang menjadi satu tersebut

mengalami pergeseran atau pergerakan akibat formasi atau pembentukan susunan dasar bumi dan

menyebabkan benua tersebut memisahkan diri satu sama lain hingga sekarang menjadi enam benua

yang terpisahkan oleh lautan dan samudera.

TEORI PLATE-TECTONICS (LEMPENG TEKTONIK),

pembentukan benua yang ada di bumi disebabkan oleh adanya pergerakan jalur lempengan yang ada

di dasar permukaan bumi akibat dari pergerakan aktif sejumlah gunung berapi yang ada di bumi

dimana pergerakan aktif gunung berapi ini menyebabkan adanya gempa tektonik dengan magnitude

yang besar dan dahsyat sehingga membelah beberapa daratan menjadi beberapa benua.

TEORI TERBENTUKNYA KEPULAUAN INDONESIA


Dalam kesempatan kali ini, penjelasan berikut ini mengulas tentang sejarah proses pembentukan

kepulauan Indonesia dari sejumlah sudut pandang yang ada, beberapa diantaranya adalah sebagai

berikut ini:

1. PROSES GEOLOGIS

Pembentukan kepulauan Indonesia dapat dijelaskan dari proses geologis yang terjadi pada saat

proses pembentukan alam, yaitu proses endogen dan eksogen. Tenaga endogen adalah proses

pembentukan alam yang bersumber dari aktifitas dinamik bumi. Aktifitas ini menyebabkan adanya

deformasi kerak bumi yang mengakibatkan adanya formasi daratan akibat daya yang maha dahsyat

sehingga sejumlah pulau di Indonesia terpisah antara satu sama lain. Gerak endogen ini dapat

diketahui dari adanya letusan gunung berapi dan gempa bumi. Kedua aktifitas ini menimbulkan

adanya goncangan dan pensesaran pada permukaan daratan atau pulau yang menyebabkan adanya

peristiwa longsor di daerah yang memiliki tingkat kecuraman yang tinggi dengan keadaan batuan

yang tidak terkonsolidasi dengan baik. Sedangkan gaya eksogen merupakan proses pembentukan
RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 6
alam yang bersumber dari luar permukaan bumi. Gaya atau tenaga eksogen ini meliputi iklim, hujan,

angin, dan perubahan temperature batuan yang mengalami pelapukan atau mengalami proses

geomorfologi.

2. PROSES TEKTONIK LEMPENG

Menurut pengertian tektonik lempeng, semua kerak bumi merupakan suatu lempeng yang bersifat

kaku terhadap satu dengan lainnya di atas suatu cairan yang plastis dimana masing-masing lempeng

tersebut bergerak menjauh dari pusatnya sehingga terjadinya kemunculanyang berada di tengah

samudera atau dengan kata lain mid oceanic ridge dan kemudian menyusup ke bawah lempeng

lainnya melalui suatu jalur pembengkokan atau subduction zone atau bergeser terhadap lempeng

lainnya dengan dibatasi oleh sesar mendatar atau transfault form dengan kecepatan relatif 10 cm/th.

Sehingga proses pembentukan kepulauan Indonesia dapat terlihat pada pemunculan beberapa pulau

yang ada di sepanjang Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

3. PROSES TEKTONIK KEPULAUAN

Kepulauan Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan tektonik kepulauan yang berasal dari

proses lempeng tektonik. Berdasarkan klasifikasinya, kepulauan Indonesia terbentuk dari tiga hasil

pergerakan lempeng besar, yaitu lempeng Pasifik di sebelah barat, lempeng samudera Hindia di

sebelah selatan dan lempeng Asia di sebelah utara. Aktifitas lempeng besar tersebut telah terjadi

sejak zaman Neogen atau sekitar 50 juta tahun yang lalu dan hingga sekarang ketiga lempeng

tersebut masih aktif yang seringkali menyebabkan adanya guncangan gempa bumi yang berskala

ringan hingga berat.

Maka dari penjelasan di atas, kepulauan Indonesia terletak pada jalur lempeng samudera dan benua

dimana lempeng-lempeng tersebut beraktifitas layaknya ban berjalan atau convetor belt dan lempeng-

lempeng tersebut dipisahkan oleh adanya suatu batas lempeng yang sifat pergerakannya adalah

konvergen atau saling bertumbukan dan divergen atau sebar pisah. Akibat dari aktifitas lempeng

tersebut maka tidak mengherankan jika kepulauan Indonesia sering mengalami gempa bumi dan

letusan gunung berapi dimana dari dua aktifitas alam ini menyebabkan beberapa hal, yaitu:

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 7


 Terbentuknya pulau-pulau baru;

 Adanya deformasi atau perubahan struktur geomorfologi di sejumlah wilayah Indonesia;

 Adanya likuifaksi (tanah ambles) dan pergeseran tanah; dan

 Adanya perubahan topografi permukaan wilayah di Indonesia.

Beberapa daerah rawan gempa di Indonesia dan letusan gunung berapi diantaranya adalah Pulau

Krakatau, Pulau Alor, Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi, Pulau Jawa-Bali, Nusa Tenggara Barat dan

Timur karena pulau tersebut berada di jalur aktif lempeng bumi dan jalur pegunungan berapi. Maka,

proses pendidikan tentang mitigasi bencana di Indonesia perlu ditingkatkan dan dibudidayakan dengan

jalan sosialisasi formal.

PEMBABAGAN ZAMAN PRAAKSARA


Secara umum, definisi pengertian zaman prasejarah adalah zaman sebelum manusia mengenal tulisan.

Sebaliknya zaman sejarah merupakan zaman di mana peninggalan tertulis sudah berhasil ditemukan,

artinya pada masa ini manusia telah mengenal tulisan.

Lalu bagaimana dengan pembagian zaman prasejarah? Pembabakan zaman pra-aksara atau sebelum

manusia mengenal tulisan, secara umum dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan arkeologi (hasil

kebudayaan), dan geologi.

PEMBABAKAN ZAMAN PRASEJARAH BERDASARKAN GEOLOGI

Secara umum, pengertian ilmu geologi adalah ilmu pengetahuan tentang bumi, menyelidiki lapisan-

lapisan batuan yang ada di dalam kerak bumi. Berdasarkan geologi, pembabakan zaman praaksara

dibagi menjadi empat, meliputi :

1) ZAMAN ARKAEKUM

Zaman ini diperkirakan berlangsung kurang lebih pada 2500 juta tahun yang lalu. Di periode ini

kondisi atau keadaan bumi belum stabil. Hal ini karena masih dalam proses pembentukan bumi dan

juga udara bumi masih begitu panas. Di zaman ini sama sekali belum ada tanda-tanda kehidupan.

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 8


Zaman akraekum merupakan zaman tertua yang pernah berlangsung di bumi. Berikut ini 10 ciri-

cirinya yang telah kami rangkum secara lengkap, antara lain :

• Belum ada kehidupan di muka bumi.

• Berlangsung sekitar 2.500 juta tahun silam.

• Bumi masih berbentuk planet bola gas yang begitu panas.

• Suhu bumi tinggi dan sangatlah panas.

• Tidak ada pertanda kehidupan.

• Masa-masa pembentukan kerak bumi.

• Terbentuknya gunung api.

• Rotasi bumi sangat cepat.

• Periode pembentukan lapisan dan lempeng bumi.

• 10.Zaman tertua di dunia.

2). ZAMAN PALAEOZOIKUM

Pembagian zaman prasejarah berdasarkan geologi yang kedua yaitu zaman Palaeozoikum. Periode ini

brlangsung sekitar 340 juta tahun yang lalu. Zaman ini merupakan awal mula munculnya tanda-tanda

kehudupan, contohnya seperti binatang kecil, amfibi, ikan, reptil dan binatang tak bertulang, Masa ini

disebut sebagai zaman primer atau zaman pertama. Ciri-ciri zaman paleozoikum yaitu meliputi :

• Terjadi selama 340 juta tahun, tepatnya berlangsung dari 542 juta hingga 251 juta

• tahun silam.

• Kondisi bumi masih belum stabil.

• Curah hujan sangat tinggi.

• Iklim masih tetap berganti-ganti.

• Telah terdapat kehidupan berupa mikroorganisme.

3). ZAMAN MESOZOIKUM

Ketiga yaitu zaman Mesozoikum yang berusia kurang lebih sekitar 140 juta tahun yang lalu. Di

zaman ini mulai muncul binatang-binatang berukuran besar seperti dinosaurus dan atlatosaurus. Selain

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 9


itu, jenis-jenis burung juga sudah banyak bermunculan. Zaman mesozoikum disebut juga sebagai

zaman kedua atau zaman primer. Ciri-ciri masa Mesozoikum, yaitu meliputi :

• Terdapat banyak sekali hewan-hewan reptil seperti tyrannosaurus, spinosaurus dan

• dinosaurus.

• Iklim bumi lebih stabil dibanding periode sebelumnya serta lebih basah dan panas.

• Zaman Mesozoikum pada 252 juta hingga 66 juta tahun yang lalu.

• Perkembangan dan pertumbuhan binatang reptil dan salah satunya adalah

• dinosaurus.

• Benua di Bumi mengalami pergeseran dan saling menyatu satu dengan yang lainnya

• Pada masa mesozoikum ini terdapat kegiatan evolusi, aktivitas tektonik dan iklim.

• Munculnya mamalia berukuran kecil kurang dari 15 kg.

4). ZAMAN NEOZOIKUM

Selanjutnya yaitu zaman neozoikum atau disebut juga dengan Kainzoikum. Periode ini berlangsung

kurang lebih pada 60 juta tahun yang lalu. Zaman Neozoikum disebut juga dengan zaman

Kenozoikum atau Senozoikum. Istilah Kenozoikum berasal dari bahasa Yunani, yakni kainos yang

artinya "baru" dan zoe yang berarti "kehidupan". Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian zaman

neozoikum atau kenozoikum adalah zaman kehidupan baru

Definisi yang lebih lengkap, zaman neozoikum merupakan masa bumi baru di mana keadaan bumi

telah lebih baik karena bumi sudah terbentuk secara keseluruhan. Di zaman Neozoikum inilah cikal

bakal manusia mulai muncul dan mengalami perubahan dan perkembangan secara cepat. Hal inilah

sebab kenapa zaman neozoikum dikatakan sebagai zaman kehidupan baru. Berdasarkan ilmu geologi,

zaman neozoikum adalah periode paling akhir dari tiga masa klasik geologi yang telah disebutkan di

atas. Masa ini berlangsung mulai sejak periode Mesozoikum berakhir yang ditandai dengan

kepunahan massal dinosaurus di akhir periode kapur atau kurang lebih sekitar 65 juta tahun silam.

Zaman ini dibagi menjadi dua periode, yakni :

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 10


1. Tersier ( Zaman Ketiga )Pada zaman ini berlangsung kira-kira selama 60 juta tahunyang

lalu, zaman ini ditandai dengan berkembangnya jenis binatang menyusui sperti kera.

2. Kuartier ( Zaman Keempat )Zaman ini ditandai dengan adanya kehidupan manusia

sehingga merupakan zaman yang sanga penting, zaman ini dibagi lagi menjadi dua

zaman yaitu zaman Pleistocen dan Holocen.

2.1. Zaman Pleistocen atau Dilluvium berlangsung sekitar selama 600.000 tahun yang

ditandai dengan adanya manusia purba.

2.2. Zaman Holocen atau Alluvium berlangsung sekitar selama 20.000 tahun yang lalu

dan terus berkembang sampai dewasa ini. Pada zaman ini ditandai dengan

munculnya manusia jenis Homo Sapiens yang memiliki ciri-ciri seperti manusia yang

hidup pada zaman modern sekarang.

Ciri-ciri zaman neozoikum antara lain :

• Punahnya reptil besar dinosaurus • besar)

akibat jatuhnya meteor dalam sekala • Munculnya manusia modern, yaitu

• besar. Homo Sapiens

• Masa puncak kehidupan hewan • Kondisi alam masih liar dan labil,

mamalia di bumi lantaran seringkali terjadi aktivitas

• Dimulai pada 65 juta tahun yang lalu tektonik

• Periode di mana manusia memulai • dan vulkanik

kehidupan di bumi • Terjadinya zaman es pada kala

• Migrasi Hewan menyesuaikan dengan pleistosen

kondisi iklim

• Kemunculan hewan menyusui,

contohnya giganthropus (gorila

berukuran

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 11


PEMBABAKAN ZAMAN PRASEJARAH ARKEOLOGI / BERDASARKAN HASIL
KEBUDAYAANNYA

ZAMAN BATU

PALAEOLITHIKUM (ZAMAN BATU TUA)

Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat

tsb adalah :

KAPAK GENGGAM

banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut

“Chopper” (alat penetak/pemotong)

Dinamakan kapak genggam, karena alat tersebut serupa dengan

kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya

dengan cara menggenggam.

Kapak genggam terkenal juga dengan sebutan kapak perimbas, atau dalam ilmu prasejarah disebut

dengan chopper artinya alat penetak. Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas

salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanya sebagai tempat

menggenggam.

ALAT-ALAT DARI TULANG BINATANG ATAU TANDUK RUSA

Fungsi:

 untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah

 menangkap ikan

FLAKES

yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon,yang dapat digunakan

untuk mengupas makanan. (gb : sangiran flakes) Fungsi:

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 12


 untuk menguliti hewan buruan

 mengiris daging buruan

 memotong umbi-umbian./buah – buahan

 menangkap ikan

MESOLITHIKUM (ZAMAN BATU TENGAH)

KJOKENMODINGER

Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark (kjokken berartikan dapur, modding berarti
sampah). Jadi kjokkenmoddinger adalah sampah sampah dapur. Yang merupakan timbunan
kulit siput dan kerang yang menggunung. Dialam kjokkenmoddinger ditemukan banyak kapak
genggam. Kapak tersebut berbeda dengan chopper (kapak genggam dari Zaman
Palaeolithikum). Kapak genggam tersebut dinamakan pebble atau Kapak Sumatera
berdasarkan tempat penemuannya. Disamping pebble ditemukan pula kapak pendek (hache
courte) dan pipisan batu (batu bata penggiling beserta landasannya).
KAPAK GENGGAM (PEBLE)

KAPAK PENDEK (HACHE COURTE)

PIPISAN (BATU-BATU PENGGILING)

ABRIS SOUS ROCHE

Manusia purba menjadikan gua sebagai rumah. Kehidupan didalam gua yang cukup lama

meninggalkan sisa sisa kebudayaan dari mereka. Abris sous roche adalah kebudayaan yang

ditemukan di dalam gua gua.

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 13


Ditemukan di Gua Lawa, Sampung, Ponorogo, Jawa Timur banyak ditemukan alat alat seperti flake,

kapak, batu penggilingan, dan beberapa alat dari tulang. Karna di gua tersebut banyak ditemukan

peralatan dari tulang, disebut Sampung Bone Culture. Selain di Sampung, gua gua sebagai abris

sous roche juga ada di Besuki, Bojonegoro, dan Sulawesi Selatan. Alat-alat Kebudayaan Mesolithikum

yang ditemukan di gua-gua yang disebut Abris Sous Roche Adapun alat-alat tersebut adalah :

FLACES (ALAT SERPIH) 

yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu dan berguna untuk mengupas makanan.

UJUNG MATA PANAH

BATU PENGGILINGAN (PIPISAN)

KAPAK

ALAT-ALAT DARI TULANG DAN  TANDUK RUSA

NEOLITHIKUM (ZAMAN BATU BARU / BATU MUDA)

Zaman Neolithikum merupakan perkembangan xaman dari kebudayaan batu madya. Alat alat dari batu

yang mereka hasilkan lebih sempurna dan telah lebih halus diseuaikan dengan fungsinya. Hasil

kebudayaan yang terkenal pada Zaman Neolitikum adalah jenis kapak persegi dan kapak lonjong.

Pada masa Neolithikum, di samping ada berbagai kapak, juga ditemukan berbagai alat perhiasan.

Misalnya di Jawa ditemukan gelang gelang dari batu indah dan alat alat tembikar atau gerabah.

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 14


Pada zaman itu sudah dikenal adanya pakaian. Hal ini terbukti dengan ditemukannya alat pemukul

kulit kayu yang dijadikan sebagai bahan pakaian.

KAPAK PERSEGI

Kapak ini berbentuk persegi panjang atau trapesium. Kapak persegi

yang besar sering di sebut beliung atau pacul (cangkul). Sementara

yang berukuran kecil disebut trah (tatah) yang digunakan untuk

mengerjakan kayu. Alat alat itu terutama beliung sudah diberi tangkai.

Daerah persebaran kapak persegi adalah daerah Indonesia bagian barat seperti Sumatra, Jawa dan

Bali.

Fungsi:

1. ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai    cangkul/pacul.

2. ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk

mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.

Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu api/chalcedon.

Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari Chalcedon hanya dipergunakan sebagai alat upacara

keagamaan, azimat atau tanda kebesaran.

(Kapak Chalcedon)

Kapak Bahu

sama seperti kapak persegi ,hanya di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Hanya di

temukan di Minahasa

KAPAK LONJONG

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 15


Kapak ini dibuat dari batu lonjong yang sudah diasah halus dan

diberi tangkai. Fungsi alat ini diperkirakan untuk kegiatan menebang

pohon. Daerah persebaran kapak lonjong umumnya di daerah

Indonesia Bagian Timur, misalnya darrah Irian, Seram, Tanimbar dan

Minahasa.

PERHIASAN

ditemukan di Jawa

PAKAIAN (DARI KULIT KAYU)

TEMBIKAR (PERIUK BELANGA)

ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Melolo(Sumba)

MEGALITHIKUM (ZAMAN BATU BESAR / BATU MADYA )

Peninggalan kebudayaan megalithikum terbuat dari batu berukuran besar. Kebudayaan megalithikum

tidak hanya untuk keperluan memenuhi kebutuhan hidup manusia secara fisik. Mereka juga telah

membuat berbagai bangunan batu untuk kepentingan berbagai upacara keagamaan, di antaranya

dipergunakan dalam persembahayangan maupun untuk mengubur jenazah. Hasil hasil kebudayaan

megalithikum antara lain :

MENHIR

Adalah tiang atau tugu yang didirikan sebagai sarana untuk memuja arwah

nenek moyang. Menhir banyak ditemukan di Sumatra Selatan, Kalimantan,

dan Sulawesi Tengah.

DOLMEN

Dolmen atau stonhenge Merupakan bangunan berbentuk seperti meja batu,

berkaki menhir (menhir yang agak pendek). Bangunan ini digunakan sebagai

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 16


tempat sesaji dan pemujaan terhadap nenek moyang. Ada juga dolmen yang dibawahnya berfungsi

sebagai kuburan. Bangunan semacam ini dinamakan pandusha.

SARKOFAGUS

Adalah peti kubur batu yang bentuknya seperti lesung dan mempunyai tutup.

Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali. Bersama sarkofagus juga

ditemukan tulang tulang manusia beserta bekal kubur seperti perhiasan,

periuk dan beliung

KUBUR BATU

Hampir sama dengan sarkofagus, begitu juga dengan fungsinya. Bedanya,

kubur batu ini terbuat dari lempengan atau lembaran batu yang lepas lepas

dan dipasang pada keempat sisinya, bagian alas dan bagian atasnya. Kubur

peti batu ini banyak ditemukan di daerah Kuningan, Jawa Barat.

PUNDEN BERUNDAK

Pundak berundak adalah bangunan dari batu yang disusun secara bertingkat.

Fungsi bangunan ini adalah untuk pemujaan. Punden berundak ditemukan di

daerah Lebak Sibedug, Banten Selatan.

ARCA

Arca/patung-patung dari batu yang berbentuk binatang atau manusia. Bentuk

binatang yang digambarkan adalah gajah, kerbau, harimau dan moyet.

Sedangkan bentuk arca manusia yang ditemukan bersifat dinamis. Maksudnya,

wujudnya manusia dengan penampilan yang dinamis seperti arca batu gajah.

Arca batu gajah adalah patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang menunggang

binatang yang diburu. Arca tersebut ditemukan di daerah Pasemah (Sumatera Selatan). Daerah-daerah

lain sebagai tempat penemuan arca batu antara lain Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 17


ZAMAN LOGAM / PEUNDAGIAN

Zaman Logam, kira-kira sejak 500 SM. Disebut Zaman Logam esndiri karena pada saman itu

mayoritas peralatan yang digunakan terbuat dari perunggu lalu besi. Pada zaman ini manusia telah

mengembangkan teknologi yang cukup tinggi. Dikatakan teknologi sebab batu tinggal membentuk

sesuai kehendak pemahat. Logam sementara itu tidak dapat dipahat dengan mudah sebagaimana

halnya batu.

Manusia purba membuat peralatan dari logam seperti perunggu dan besi. Mereka telah mengolah

bahan tersebut menjadi beraneka macam bentuk. Hal ini membuktikan bahwa manusia purba telah

mengenal peleburan logam. Kebudayaan zaman logam sering juga disebut Zaman Perundagian.

Secara harafiah, perundagian berasal dari kata undagi yang berarti seseorang yang ahli dalam

melakukan pekerjaan tertentu. Pada masa ini, kehidupan masyarakat boleh dibilang telah berada di

tahap yang lebih maju, lantaran sudah memiliki keterampilan untuk membuat alat-alat dari bahan

perunggu. Adapun alat-alat tersebut nantinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Baik

untuk bertani, berburu ataupun melakukan upacara tertentu.

Dibawah ini, merupakan beberapa ciri – ciri dari zaman logam :

 Kemajuan teknologi bisa begitu meningkat dengan sangat cepat.

 Dalam adanya sebuah aktivitas perdagangan bisa berkembang begitu sangat pesat.

 Pada zaman ini, dalam penguburan jenazah dibagi menjadi dua bagian yaitu langsung

sebagai jenazah yang dikubur langsung di tanah, atau dengan memakai peti mati dalam

penguburannya dan secara gak langsung.

 Budaya Zaman Logam terus berkembang lebih baik.

 Alat buat mendukung atau mendukung kehidupan mereka jadi lebih baik dan lebih canggih.

Berikut ini corak kehidupan yang terdapat pada kehidupan masyarakat perundagian ini.

1. Menampilkan dan menunjukkan jiwa seni yang tinggi dimana dapat dilihat berbagai

kebudayaan yang dimiliki memiliki nilai seni yang tinggi, seperti contohnya arca.

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 18


2. Penemuan alat teknologi yang pesat dapat dilihat dari ditemukannya alat pembuat biih logam

sehingga banyak perkakas yang menggunakan bahan logam.

3. Terdapat pula masa perunggu, penemuan logam lebih keras yaitu terbuat dari tembaga,

sedang perunggu merupakan campuran dari timah dan tembaga.

4. Manusia sudah dapat melebur titik lebur yang tinggi pada zaman besi.

5. Terdapat banyak gerabah peninggalan pada masa ini yang sangat beragam yang tentunya

merupakan alat yang digunakan masyarakat pada masa dulu yang menjadi peninggalan

sejarah pada masa sekarang ini.

TEKNIK YANG DIGUNAKAN PADA MASA PERUNDAGIAN

Pada masa logam dikenal teknik pembuatan benda-benda dari logam dengan cara a circle

perdue dan bivalve. Berikut adalah cara pembuatan alat-alat dari logam dengan menggunakan dua

teknik tersebut

ACIRE PERDUE / CETAKAN LILIN

Teknik a circle perdue adalah teknik pembuatan benda-benda dari logam dengan cara

teknik cetak ulang. Adapun teknik ini memiliki kekurangan karena hanya dapat digunakan satu

kali dalam satu cetakan. Namun, kelebihannya adalah bentuk yang diinginkan dapat terlihat

memiliki detail yang sempurna. Berikut langkah-langkah pembuatan benda-benda dari logam

dengan cara teknik a circle perdue.

1. Hal yang pertama yang harus dilakukan adalah membuat model benda logam

yang diinginkan menggunakan bahan dasar lilin.

2. Kemudian lapisi model lilin menggunakan tanah liat hingga keras.

3. Setelah mengeras, panasi model lilin dengan api sehingga lilin mencair melalui

lubang yang sebelumnya sudah disiapkan pada bagian bawah model.

4. Masukkan logam cair pada lubang bagian atas model, diamkan hingga cairan

logam mendingin.

5. Kemudian pecahkan model dari tanah liat tersebut sehingga akan terlihat hasil bentuk yang

diinginkan.

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 19


BIVALVE / SETANGKAP

Teknik bivalve adalah teknik pembuatan benda-benda dari logam dengan cara teknik dua

setangkup. Teknik ini memiliki kekurangan, yaitu adanya rongga pada benda logam yang

sudah jadi yang mengakibatkan kurang kuatnya benda tersebut.

Namun, kelebihannya adalah cetakan dapat digunakan berulang kali. Berikut langkah-langkah

pembuatan benda-benda dari logam dengan cara teknik bivalve.

1. Buatlah cetakan model dengan bentuk yang saling ditangkupkan.

2. Tuangkan logam cair pada cetakan.

3. Kemudian kedua cetakan saling ditangkupkan.

4. Cetakan dapat dibuka setelah logam dingin dan benda logam dapat digunakan.

ZAMAN PERUNGGU

Zaman perunggu merupakan sebuah era saat orang akan akan membangun alat perunggu.

Persebaran kebudayaan perunggu di Indonesia dilakukan oleh Deutero Melayu. Kebudayaan ini

mereka bawa dari Dong Son, suatu desa di Lembah Song Hong, Vietnam sekarang. Sejak tahun

1000an SM, desa itu menjadi salah satu pusat kebudayaan perunggu di Asia. Deutero Melayu masuk

ke Indonesia sekitar tahun 300 SM dan menyebar ke berbagai pulau sambil memperkenalkan

teknologi pembuatan peralatan berbahan perunggu. Berikut hasil kebudayaan di zaman perunggu :

NEKARA DAN MOKO

Nekara bentuknya semacam genderang

(seperti dandang tertelungkup),

berpinggang pada bgian tengahnya, dan

bagian atasnya tertutup. Bagi masyarakat

praaksara, nekara dianggap sesuatu yang

suci. Di Indonesia nekara hanya

dipergunakan waktu upacara-upacara saja,

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 20


antara lain ditabuh untuk memangil arwah nenek moyang, dipakai sebagai genderang perang, dan

dipakai sebagai alat memanggil hujan. Benda ini memiliki nilai sni yang tinggi, terdapat pola hias

yang beraneka ragam. Pola hiasnya, yaitu pola gambar binatang, geometrik, burung, gajah, ikan laut,

kijang, harimau, dan manusia. Ada juga nekara yang tidak diberi hiasan. Daerah penemuan nekara di

Indonesia, antara lain, Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Sumbawa, Pulau Sangean,

Pulau Roti, Pulau Kei, dan Pulau Selayar. Nekara yang lebih kecil bentuknya disebut moko. Moko

ditemukan di Pulau Alor. Fungsinya Moko selain sebagai benda pusaka, juga dipergunakan sebagai

mas kawin.

BEJANA PERUNGGU

Bejana perunggu bentuknya seperti periuk, tetapi langsing dan gepeng.

Bejana perunggu ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatra) dan

Madura. Kedua bejana yang ditemukan itu mempunyai hiasan yang

serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar geomteri dan pilin-pilin

yang mirip huruf J. Sampai sekarang fungsi bejana perunggu tidak

diketahui secara pasti, Hal itu karena penemuan bejana yang terbatas

sehingga mempersulit penyelidikan tentang fungsi bejana dalam kehidan

masyarakat praaksara.

ARCA PERUNGGU

Secara umum arca perunggu bentuknya kecil-kecil dan

dilengkapi cincin pada bagian atasnya. Fungsi dari

cincin tersebut sebagai alat untuk menggantungkan arca

itu sehingga tidak mustahil arca perunggu yang keil

dipergunakan sebagai liontin/bandul kalung. Daerah

penemuan arca perunggu di Indonesia adalah Palembang (Sumatra Selatan), Limbangan (Bogor), dan

Bangkinang (Riau).

KAPAK CORONG

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 21


Bentuk dari kapak corong bagian tajamnya tidak jauh berbeda

dengan kapak batu, hanya bagian tangkainya yang berbentuk

corong. Corong tersebut dipakai untuk tempat tangkai kayu.

Kapak corong dibuat dengan teknik a cire perdue. Fungsi dari

kapak corong sebagai alat pertanian dan membelah kayu. kapak

corong disebut juga dengan sepatu dan tangkai kayunya

disamakan dengan kaki sehingga corong sering disebut dengan kapak sepatu. Daerah penyebaran

kapak corong di Indonesia adalah Sumatra Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,

Pulau Selayar, serta Irian dekat Danau Sentani.

PERHIASAN PERUNGGU

Jenis perhiasan dari perunggu yang ditemuka

sangat beragam bentuknya, yaitu kalung, gelang

tangan, gelang kaki, bandul kalung, cincin, dan

sebagian perhiasan ditemukan sebagai bekal

kubur. Di antara bentuk perhiasan tersebut

terdapat cincin yang ukurannya kecil sekali,

bahkan lebih kecil dari lingkaran jari anak-anak.

Untuk itu para ahli menduga fungsinya sebagai alat tukar (mata uang). Daerah penemuan perhiasan

perunggu di Indonesia adalah Bogor, Malang, dan Bali.

MANIK-NANIK

Penemuan manik-manik yang berasal dari zaman perunggu sebagian besar sebagai bekal kubur

sehingga memberikan corak istimewa pada zaman perunggu. Manik-manik dipakai sebagai perhiasan,

alat tukar, dan alat upacara. Bahan dasar manik-manik ada yang terbuat dari batu setengah permata

(akik, kalsedon), kaca, kulit kerang, atau tanah liat yang dibakar.

ZAMAN BESI

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 22


Adalah dimana manusia sudah mampu membuat peralatan dari besi yang lebih sempurna dari pada

tembaga atau perunggu. Kebudayaan besi terjadi ketika keterampilan undagi manusia semakin maju.

Membuat peralatan dari besi membutuhkan keahlian membuat tanur besi, mengolah cairan penghancur

bijih besi, membuat cetakan tempat penuangan cairan pijar besi, dan memandai besi menjadi

peralatan yang dibutuhkan. Kebudayaan besi ditandai dengan munculnya profesi pandai besi dalam

masyarakat.

Peralatan dari besi memang lebih kuat dibandingkan peralatan perunggu. Alat yang dibuat antara lain

mata tombak, mata panah, cangkul, sabit, dan mata bajak. Sayangnya, benda peninggalan dari

kebudayaan besi tidak banyak ditemukan karena sifatnya mudah berkarat. Namun masih ada

beberapa hasil peninggalan dari zaman besi yang ditemukan di Indonesia yakni :

 Mata kapak, yang dikaitkan pada tangkai dari kayu, berfungsi untuk membelah kayu

 Mata Sabit, digunakan untuk menyabit tumbuh-tumbuhan

 Mata pisau

 Mata pedang

 Cangkul, dll

Jenis-jenis benda tersebut banyak ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor, Besuki dan

Punung (Jawa Timur).

ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

A. PENEMUAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA

DEFINISI MANUSIA PURBA

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 23


Manusia purba atau manusia prasejarah adalah manusia yang hidup pada jutaan tahun yang lalu.

Secara umum, manusia purba merupakan manusia yang hidup sebelum tulisan ditemukan. Jenis-jenis

manusia purba yang ada di dunia juga memiliki banyak suku dan ras.

Beberapa peneliti mengatakan bahwa manusia purba adalah nenek moyang dari manusia modern saat

ini. Karakteristik yang menonjol dari manusia purba adalah mereka hidup secara nomaden atau hidup

berpindah tempat. Hal itu karena mereka masih hidup yang sangat bergantung dari sumber daya

alam. Saat sumber daya alam di kawasan sekitar mereka sudah habis atau sulit ditemukan, maka

mereka akan berpindah ke wilayah lain. Mereka hidup secara berkelompok sehingga mereka akan

mencari tempat yang baru secara bersama.

Dari banyaknya kelompok manusia purba di berbagai wilayah di dunia membuat banyak jenis-jenis

manusia purba. Selain dari letak geografis yang membedakan jenis-jenis manusia purba, perubahan

zaman juga memengaruhi. Terdapat begitu banyak dalam jenis fosil manusia purba yang telah

ditemukan dalam negara ini, termasuk Meganthropus Paleojavanicus dan Pithecanthropus Erectus.

Penelitian menunjukkan bahwa terdapat jenis Meganthropus Palejavanicus yakni hidup dua juta tahun

yang lalu, yang ditemukan dengan Marks pada tahun 1952 dalam bentuk rahang bawah.

Meganthropus Paleojavanicus, salah satu spesies tertua manusia purba di Indonesiayang pernah

ditemukan. Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata-kata berikut:

 Mega, yang berarti besar.

 Paleo, yang berarti tertua.

 Anthropus, yang berarti manusia.

 Javanicus, yang berarti Jawa.

Maka disimpulkan bahwa Meganthropus merupakan seorang manusia yang memiliki tubuh sangat

besar, yang merupakan yang tertua dari pulau Jawa.

SEJARAH MEGANTHROPUS PALEOJAVANICUS

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 24


Penelitian menunjukkan bahwa jenis Meganthropus Palejavanicus hidup dua juta tahun yang lalu. Fosil

mana yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1936 oleh G.H.R. ditemukan oleh Koenigswald dan

berakhir pada 1941 di situs Sangiran, rahang bawah dan atas. Jenis meganthropus ini adalah

manusia purba yang hidup di era Paleolitik atau Batu Hebat dua hingga satu juta tahun yang lalu

dan menemukan fosil serupa pada tahun 1952 oleh Marks dalam bentuk rahang bawah. Diperkirakan

bahwa spesies Megantropus ini hidup 1 hingga 2 juta tahun yang lalu, selama era Palaeolitik atau

Paleolitik. Kelebihan yang ada dalam jenis meganthropus ini, yang memiliki sebuah bentuk tubuh

yang lebih besar dari orang tua lainnya.

CIRI – CIRI MEGANTHROPUS PALEOJAVANICUS

Berikut merupakan beberapa ciri-ciri dari jenis manusia purba, diantaranya ialah sebagai berikut:

 Tulang terhadap rahang begitu kuat.

 Tidak mempunyai dagu.

 Mempunyai karakteristik manusia berupa rahang, tetapi lebih mirip monyet.

 Tubuhnya besar dan kekar.

 Tulang pipi telah mencolok dan tebal.

 Dahi juga menonjol dan tebal, seperti bagian belakang kepala.

 Dalam otot-otot yang begitu sangat kuat.

 Merupakan herbivora sebagai makanan pokok.

 Volume otak lebih kecil dari pada manusia modern, sehingga dianggap sebagai manusia

 purba paling bodoh.

 Tingginya sekitar 2,5 meter.

 Cara berjalan seperti orangutan, sedikit ditekuk, tangan menopang tubuh.

 Panjang tangannya melebihi panjang kakinya.

JENIS MEGANTHROPUS PALAEOJAVANICUS

Terdapat beberapa jenis manusia purba yakni Meganthropus, diantaranya ialah sebagai berikut:

1. ARKAIK

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 25


Manusia dalam jenis tipe homo yang ditemukan di yang tertua. Dia telah ditemukan pada lapisan

tanah liat hitam dalam pembentukan grenzbank dan pucangan di Sangiran dan pasir vulkanik di utara

Perning. Tipe ini merupakan sebuah tipe terbesar dan paling berotot dengan volume otak yakni

sekitar 870cc.

2. PROGRESIF

Progresif adalah sebuah jenis yang paling maju yang ditemukan terutama di endapan aluvial di

Ngandong (Blora), Selopuro (Ngawi) dan endapan vulkanik di Tiger Connect. Volume otak telah

mencapai 1.100 cc, dengan tengkorak yang lebih tinggi dengan wajah pudar.

3. TIPIK

Tipik merupakan sebuah tipe yang paling maju dibandingkan dengan tipe arkaik atau tipe lainnya.

Spesies ini adalah bagian terbesar dari Homo erectus di Indonesia. Penemuan ini kedungbrubus

(Madiun), Patiayam (Kudus) dan sejak 2011 kembali ditemukan di (Tegal). Konstruksi tengkorak

tersebut lebih ramping, meskipun dahi masih miring dan agak bengkok. Kapasitas otak adalah 1.000

cc.

4. MEGANTHOPUS 2

Meganthopus 2 adalah sebuah fragmen tengkorak yang pertama kali dijelaskan pada tahun 1982 oleh

Sartono. Tengkorak itu lebih dalam, lebih melengkung lebih dalam dan lebih luas dari spesimen yang

sebelumnya tidak ditemukan. Selain itu, temuan ini mempunyai sebuah lambang sagital yang sama

atau punggung temporal ganda dengan kapasitas tengkorak yakni sekitar 800-1000 cc.

5. MEGANTHOPUS 1

Spesimen Tyler ini telah digambarkan sebagai sebuah tengkorak yang hampir lengkap, tetapi

dihancurkan dalam batas-batasnya. Apa yang berbeda dari tipe atau tipe lain, adalah bahwa

spesimen ini tidak mempunyai sebuah ketinggian ganda yang memenuhi hampir di atas tengkorak

dan bagian belakang lehernya sangat tebal.

6. PITHECANTHOROPUS SOLOENSIS

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 26


Pithecanthoropus Soloensis merupakan seorang pria monyet dari solo. Jenis fosil manusia purba ini

ditemukan sekitar tahun 1931 langsung oleh Openorth dan Von Koenigswald di pulau Jawa. Sampai

tahun 1933, manusia purba serupa lainnya ditemukan di Sangiran dekat sungai di Solo. Bagian

pertama yang ditemukan ialah sebuah tulang tibialis dan tengkorak.

7. HOMO SOLOENSIS

Franz dan Koenigswald telah menemukan seorang manusia purba ini pada kisaran 1931-1934. Karena

volume otak, manusia purba ini tidak termasuk dalam kelas monyet-manusia. Mereka juga dianggap

lebih pintar dan memiliki kehidupan yang lebih baik. Fosil pertama yang ditemukan adalah tulang

tengkorak. Dan diperkirakan hidupnya terjadi antara 900.000 dan 300.000 tahun yang lalu.

Meganthropus adalah manusia purba tertua di Indonesia. Kehidupan manusia tertua di Indonesia

adalah di DAS Solo. Cara berjalan seperti orangutan, sedikit ditekuk, tangan menopang tubuh.

B. JENIS-JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA

JENIS-JENIS MANUSIA PURBA YANG DITEMUKAN DI INDONESIA

diidentifikasi berdasarkan penemuan fosil di beberapa wilayah seperti Mojokerto, Ngandong, Solo,

Pacitan dan Sangiran. Sebenarnya penemuan manusia purba di Indonesia sudah ada lama sejak

abad ke 18. Berikut beberapa jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia.

1. MEGANTHROPUS PALAEOJAVANICUS

Jenis manusia purba ini ditemukan pada sekitar tahun 1936 di kawasan Sangiran. Jenis manusia ini

diperkirakan hidup sekitar satu hingga dua juta tahun yang lalu. Fosil dari manusia Meganthropus ini

adalah manusia yang memiliki tubuh tinggi yang ditemukan oleh arkeolog asal Belanda, Van

Koenigswald. Ciri-ciri dari manusia purba ini :

• memiliki tulang pipi yang tebal,

• otot rahang kuat,

• bentuk tubuh yang tegap,

• tulang kening yang menonjol,

• tak memiliki dagu, serta

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 27


• memiliki bentuk kepala dengan tonjolan di belakang yang tajam.

2. PITHECANTHROPUS ERECTUS

Jenis-jenis manusia purba selanjutnya adalah Pithecanthropus Erectus yang diperkirakan hidup di

Indonesia pada satu hingga dua juta tahun yang lalu. Fosil pertamanya ditemukan pada fosil bagian

geraham di daerah Lembah Bengawan Solo, daerah Trinil. Penemunya ialah Eugene Dubois tahun

1890. Pithecanthropus Erectus memiliki ciri – ciri :

• tengkuk dan geraham (gigi) yang kuat,

• tubuhnya belum tegap sempurna,

• hidungnya tebal,

• dahinya lebih menonjol dan lebar,

• rata-rata tingginya 165 cm sampai 180 cm

• memiliki otak sekitar 750 cc hingga 1350 cc.

3. PITHECANTHROPUS SOLOENSIS

Fosil manusia purba ini ditemukan di daerah Ngandong, Solo. Diberi nama Pithecanthropus Soloensis

karena ditemukan di Solo. Ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Soloeinsis ini yaitu :

• memiliki tulang belakang menonjol,

• rahang bawah yang kuat,

• hidungnya lebar dan tulang pipi yang kuat serta menonjol

• memiliki perkiraan tinggi sekitar 165 hingga 180 cm.

• ia adalah pemakan tumbuhan dan kerap juga berburu hewan untuk dijadikan santapan

• fosilnya ditemukan sekitar tahun 1931 hingga 1933 oleh Openorth dan Van Koenigswald.

4. PITHECANTHROPUS MOJOKERTENSIS

Tak hanya di Solo, di daerah Mojokerto juga ditemukan fosil manusia purba. Van Koenigswald

kembali menemukan fosil pada tahun 1939 di Mojokerto, Jawa Timur. Pertama kali ia menemukan

fosil manusia purba yang diperkirakan masih berusia 6 tahun. Lalu tahun 1936, Widenreich

menemukan fosil lagi di kota yang sama. Ciri-ciri Pithecanthropus Mojokertensis yaitu :

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 28


• memiliki tulang tengkorak yang tebal,

• tingginya sekitar 165 sampai 180 cm,

• tak memiliki dagu dan memiliki badan tegap.

Saat penemuan, fosil Pithecanthropus Mojokertensis hancur saat sedang proses penggalian.

5. HOMO FLORESIENSIS

Menggunakan sebutan ‘homo’ karena pada manusia purba ini telah memiliki kebiasaan yang hampir

mirip dengan manusia modern saat ini. Mereka telah mengerti berbagai kegiatan dan disebut juga

sebagai mahkluk ekonomi.

Homo Floresiensis ditemukan di Pulau Flores Nusa Tengara dan diperkirakan hidup 12 ribu tahun

yang lalu. Jenis manusia purba ini telah mampu hidup berdampingan dengan jenis- jenis manusia

purba lainnya. Ciri-ciri manusia purba ini yaitu :

• hanya memiliki tinggi badan satu meter,

• bentuk dahinya sempit dan tak menonjol,

• tulang rahangnya menonjol,

• volume otak 380 cc, serta

• tengkorak kepalanya yang kecil.

6. HOMO WAJAKENSIS

Manusia purba Homo Wajakensis hidup di zaman yang lebih modern dari sebelumnya. Hal ini

dibuktikan dengan penemuan peralatan yang bersamaan dengan fosil ini. Eugene Dubois menemukan

fosil Homo Wajakensis di daerah Campur Darat Tulungagung Jawa Timur.

Ciri-cirinya :

• ia memiliki bentuk wajah dan hidung datar dan lebar,

• tulang pipinya menonjol ke samping,

• letak hidung dan mulut sedikit jauh,

• tinggi 130 sampai 210 cm, dan

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 29


• mampu berjalan tegap.

7. HOMO SOLOENSIS

Selain Pitecanthropus (manusia kera), di Solo juga ditemukan fosil Homo Soloensis. Dikategorikan

‘homo’ karena manusia purba ini tergolong lebih cerdas. Weidenrich dan Koenigswald menemukannya

tahun 1931. Mereka diperkirakan hidup sekitar 300.000 sampai 900.000 tahun yang lalu.

Ciri-ciri manusia purba ini :

• memiliki volume otak 1000cc hingaa 1300 cc

• tinggi badannya mencapai 130 hingga 210 cm

• tubuhnya tegap, dan

• memiliki struktur tulang wajah yang tidak mirip dengan manusia kera.

8. HOMO SAPIENS

Pasti kalian sudah tak asing dengan nama manusia purba satu ini. Jenis manusia purba ini adalah

jenis manusia purba yang usianya paling muda ditemukan dan mendekati seperti manusia modern

saat ini. Ciri – cirinya :

• ia telah mengenal kehidupan sosial dan berpikir cerdas.

• bentuknya juga mirip dengan manusia seperti bentuk tengkuk yang sudah kecil,

• tulang wajah tidak menonjol,

• memiliki dagu dan tulang rahang yang tidak terlalu kuat, dan

• volume otak antara 1000 sampai 1200 cc.

Kehidupan Manusia Purba


Manusia purba mempunyai cara hidup yang sangat sederhana dan masih bergantung dengan alam.

Berikut ini adalah beberapa paparan mengenaai corak kehidupan manusia purba :

Masa Kehidupan berburu / Makanan

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 30


Dalam corak kehidupan manusia Untuk mengumpulkan makanan (food gathering) dibagi menjadi 2

bagian. Yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana dan tingkat lanjut.

Ciri-ciri kehidupan manusia purba saat zaman berburu dan mengumpulkan makanan, sebagai berikut :

• Belum mempunyai tempat tinggal

• Hidup sendiri atau dengan kelompok kecil

• Menggunakan senjata kapak genggam untuk berburu hewan

• Tempat berlindung di dalam goa

• Membuat lukisan berupa cap jari tangan dan babi rusa dalam keadaan terpanah, biasanya

menggunakan warna hitam, putih, dan merah.

• Mengumpulkan makanan seperti umbi-umbian

Masa Bercocok Tanam

Salah satu ahli menyatakan bahwa manusia purba lebih dahulu mengenal beternak hewan.

Dibandingkan dengan mengenal bercocok tanam atau membuat ladang.

Beberapa ahli lainnya, juga menyatakan bahwa keadaan yang terjadi sebelum munculnya beternak

dan bercocok tanam pada manusia purba. Adalah bermukim dan semakin bertambahnya jumlah

penduduk pada zaman itu.

Bertambah besarnya anggota kelompok dalam kehidupan manusia purba menyebabkan kondisi

makanan yang awalnya melimpah menjadi lebih sedikit. Dan bahkan berkurang pada daerah

pemukiman manusia purba.

Karena hewan-hewan sering diburu dan masa reproduksinya cukup lambat menjadikan manusia beralih

ke bercocok tanam. Jenis tanaman yang pertama kali dalam bercocok tanam, menurut Vishu Mitre

adalah Jawawut (pearl millet). Dan juga sorgum, Wijen, Kurma, serta Kacang-kacangan.

Namun, juga ada pendapat lain tentang jenis makanan yang pertama kali ditanam oleh manusia

purba dalam bercocok tanam. Yaitu Pohon Ara (fig tree) yang mempunyai buah banyak dan rasanya

sedikit manis.

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 31


Pada sekitar tahun 10.000 SM mulai beralih ke tanaman gandum dan jenis-jenis tanaman yang

tumbuh liar. Seperti buncis, kacang p[olong, labu botol, kentang, labu, jagung, dan lain-lain.

Ciri-ciri kehidupan manusia purba saat zaman bercocok tanam, sebagai berikut :

• Hidupnya sudah mulai menetap pada suatu tempat dan melakukan kegiatan bercocok tanam

• Sudah mulai memakai pakaian yang terbuat dari kulit hewan maupun kulit kayu

• Membangun rumah atau tempat tinggal dari kayu

• Membuat alat-alat bercocok tanam, seperti : mata panah, beliung persegi, kapak lonjong, dan

perhiasan.

Masa Mengenal Kepercayaan

Seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir manusia-manusia purba. Mereka mulai mengenal

kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dalam dirinya. Sehingga mereka melakukan

upacara atau ritual khusus, untuk menjalankan kepercayaan yang diyakininya memberi kekuatan.

Ciri-ciri kehidupan manusia purba saat zaman mengenal kepercayaan, sebagai berikut :

• Melaksankan upacara-upara khusus, untuk bukti adanya kekuatan yang melebihi mereka.

• Mulai terdapat bangunan-bangunan besar untuk dijadikan sebagai tempat melakukan pemujaan

maupun upacara.

Sistem kepercayaan yang di percaya manusia pada masa prakasara atau masa prasejarah antara lain

animisme, dinamisme, totemisme, dan totemisme

Animisme

adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang mempengaruhi kehidupan mereka.

Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak mengganggu adalah dengan memberikan sesaji.

Dinamisme

adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang mempunyai sifat gaib. Manusia purba

melakukanya dengan cara menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut, gua, keris, jimat, dan

patung.

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 32


Totemisme

adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki kekuatan. Dalam melakukan

upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana atau tempat. Mereka membangun

bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar. Masa ini di sebut sebagai kebudayaan

Megalitikum (kebudayaan batu besar).

Peralatan Manusia Purba


Di Indonesia sampai hari ini masih sering lho ditemukan berbagai macam perkakas yang diperkirakan

itulah benda yang pernah digunakan manusia purba. Berikut jenis-jenis alat dan penjelasannya:

Kapak Genggam

Pertama adalah kapak genggam yang digunakan

oleh manusia jenis Pithecanthropus untuk berburu.

Struktur dan bentuknya masih sangat sederhana,

ada satu bagian yang tajam yaitu hanya terdapat

di satu sisi saja. Kapak ini digunakan dengan cara

digenggam dan ditemukan di beberapa tempat,

yaitu di Trunyan (Bali), Awangbangkal (Kalimantan

Selatan), dan Kalianda (Lampung).

Alat Serpih

Kedua, adalah alat serpih. Alat ini digunakan oleh

manusia purba untuk menusuk, memotong dan

melubangi kulit binatang, dan terbentuk dari batu.

Diperkirakan, alat ini merupakan serpihan-serpihan

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 33


dari batu yang dibuat sebagai kapak genggam. Alat ini pernah ditemukan di Sangiran dan Gombong

(Jawa Tengah), serta Cabbenge (Flores).

Kapak Persegi

Ketiga adalah kapak persegi, kapak ini merupakan

alat yang terbuat dari batu dan digunakan oleh

manusia untuk mencangkul, memahat, dan berburu.

Alat ini terbuat dari batu berbentuk segi empat

yang kedua sisinya diasah halus. Pada salah satu

sisi pangkal, ada bagian berlubang untuk tangkai.

Sementara pangkal lainnya adalah bagian yang tajam. Alat ini banyak ditemukan di berbagai tempat

di Indonesia lho, mulai dari Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi.

Kapak Lonjong

Keempat adalah kapak lonjong. Pangkal kapak

tersebut lebar dan tajam, sedangkan ujungnya

runcing dan diikatkan pada gagang. Alat ini terbuat

dari batu yang telah diasah sampai halus. Kapak

lonjong zaman praaksara pernah ditemukan di

Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Menhir

Kelima adalah menhir yang merupakan tugu batu

yang tinggi. Diperkirakan menhir digunakan sebagai

tempat pemujaan oleh manusia prasejarah.

Dolmen

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 34


Keenam adalah dolmen yaitu meja yang terbuat

dari batu, diperkirakan digunakan oleh manusia pra

sejarah sebagai tempat menyimpan sesaji untuk

sesembahan.

Sarkofagus

Ketujuh adalah sarkofagus yaitu peti mati yang

terbuat dari batu. Pasti tahu kan ya peti mati

digunakan untuk apa

Arca

Arca merupakan batu yang dibentuk hingga

menyerupai makhluk hidup tertentu.

Bejana Perunggu

Kesembilan adalah bejana perunggu, bejana ini

merupakan benda yang terbuat dari perunggu.

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 35


Bentuknya mirip dengan gitar Spanyol tanpa gagang. Alat ini hanya ditemukan di dua tempat yaitu di

Madura dan Sumatra.

Kapak Corong

Kesepuluh, sekaligus terakhir adalah kapak corong

yang terbuat dari perungu dan bentuk bagian atas

mirip dengan corong. Alat ini pernah ditemukan di

Jawa, Bali, Sulawesi, dan Papua.

TEORI ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

TEORI NUSANTARA

Teori Nusantara Dalam teori nusantara menyebutkan jika nenek moyang bangsa Indonesia berasal

dari wilayah kepulauan Indonesia. Tidak berasal dari luar dan mereka menetap serta berkembang di

wilayah Indonesia itu sendiri. Di mana teori tersebut didasarnya pada banyak fosil manusia purba

yang ditemukan di Indonesia. Tokoh-tokoh pendukung teori Nusantara seperti M. Yamin, Sutan Takdir

Alisjahbana, Gorys Keraf. Pada teori tersebut didasari jika bangsa Melayu merupakan bangsa yang

berperadaban tinggi. Selain itu adanya kemungkinan jika orang Melayu adalah keturunan dari Homo

Soloensis dan Homo Wajakensis.

Teori ini dilandasi oleh beberapa argument, antara lain :

• Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban tinggi. Peradaban ini tidak mungkin

dapat dicapai apabila tidak melalui proses perkembangan dari kebudayaan sebelumnya.

• Bahasa Melayu memang memiliki kesamaan dengan bahasa Champa (Kamboja), namun

persamaan ini hanyalah suatu kebetulan saja.

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 36


• Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan dari Homon soloensis dan Homo

wjakensis.

• Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang di Nusantara dengan

bahsa Indo-eropa yang berkembang di Asia Tengah.

TEORI YUNAN

Teori ini menyatakan bahwa asal-usul nenek moyang kita berasal dari Yunnan, China. Teori ini

didukung oleh Moh. Ali, yang berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang

terdesak oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat sehingga melakukan migrasi menuju ke selatan.

Ada pula R.H Geldern dan J.H.C. Kern yang juga mendukung teori ini. Dasar pendapat mereka

berdua adalah :

• Ditemukannya kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki kemiripan dengan kapak tua

yang ada di kawasan Asia Tengah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa telah tejadi

migrasi penduduk dari Asia Tengah ke Kepulauan Nusantara.

• Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara memiliki kemiripan dengan bahasa champa

yang ada di Kamboja. Hal ini membuka kemungkinan bahwa penduduk champa yang ada di

Kamboja berasal dari dataran Yunnan dengan menyusuri sungai Mekong. Arus perpindahan

ini selanjutnya diteruskan ketika sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan sampai

ke wilayah Nusantara.

Menurut teori ini, migrasi penduduk dari Yunnan menuju Kepulauan Nusantara ini melalui tiga

gelombang, yaitu ; perpindahan orang negrito, proto melayu dan juga deutro nelayu.

• Orang Negrito Orang negrito diperkirakan sudah memasuki Kepulauan Nusantara sejak 1000

SM. Mereka diyakini sebagai penduduk paling awal Kepulauan Nusantara. Hal ini dibuktikan

dengan penemuan arkeologi di gua Cha, Malaysia. Pada perkembangannya, orang Negrito

menurunkan orang Semang. Cirri-ciri fisik orang Negrito yaitu berkulit gelap, rambut keriting,

hidung lebar dan bibir tebal.Di Indonesia, ras ini sebagian besar mendiami daerah Papua.

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 37


Keturunan ras ini terdapat di Riau (pedalaman) yaitu suku Siak (Sakai), serta suku Papua

melanosoid mendiami Pulau Papua dan Pulau Melanesia.

• Proto Melayu Migrasi orang proto Melayu ke Kepulauan Nusantara diperkirakan memasuki

wilayah Nusantara pada 2500 SM. Sebutan Proto Melayu adalah untuk menyebutkan orang-

orang yang melakukan migrasi pada gelombang pertama ke Nusantara. Yang termasuk orang-

orang Proto Melayu adalah suku Toraja, Dayak, Sasak, Nias, Rejang, dan Batak. Orang

proto Melayu memiliki keahlian lebih baik dalam hal bercocok tanam bila dibandingkan

dengan orang Negrito.

• Deutro Melayu Deutro Melayu adalah sebutan untuk orang-orang yang melakukan gelombang

migrasi pada gelombang kedua ke Nusantara. Kedatangan Deutro Melayu ke Nusantara

diperkirakan pada 1500 SM. Suku bangsa yang termasuk Deutro Melayu di Indonesia, antara

lain Minangkabau, Aceh, Sunda, Jawa, Melayu, Betawi, dan Manado.

C. TEORI OUT OF TAIWAN

Teori ini berpandangan bahwa bangsa yang ada di Nusantara ini berasal dari Taiwan bukan Daratan

Cina. Teori ini didukung oleh Harry Truman Simanjuntak. Menurut pendekatan linguistic, dijelaskan

bahwa dari keseluruhan bahasa yang dipergunakan suku-suku di Nusantara memiliki rumpun yang

sama, yaitu rumpun Austronesia. Akar dari keseluruhan cabang bahasa yang dipergunakan leluhur

yang menetap di Nusantara berasal dari rumpun Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun

Taiwan. Selain itu, menurut riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan

kecocokan pola genetika dengan wilayah Cina.

TEORI OUT OF AFRIKA

Teori ini menyatakan bahwa manusia modern yang hidup sekarang berasal dari Afrika. Dasar dari

teori ini adalah berdasarkan ilmu genetika melalui penelitian DNA mitokondria gen perempuan dan

gen laki-laki. Menurut ahli dari Amerika Serikat, Max Ingman, manusia modern yang ada sekarang ini

berasal dari Afrika antara kurun waktu 100-200 ribu tahun lalu. Dari Afrika, mereka menyabar ke luar

Afrika. Dari hasil penelitian Ingman, tidak ada bukti yang menunjukan bahwa gen manusia modern

bercampur dengan gen spesies manusia purba.

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 38


Manusia Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika diperkirakan berlangsung sekitar 50.000- 70.000

tahun silam. Tujuannya adalah menuju Asia Barat. Jalur yang mereka tempuh ada dua, yaitu

mengarah ke Lembah Sungai Nil, melintasi Semenanjung Sinai lalu ke utara melewati Arab Levant

dan yang kedua melewati Laut Merah. Pada 70.000 tahun yang lalu bumi memasuki zaman glacial

terakhir dan permukaan air laut menjadi lebih dangkal karena air masih berbentuk gletser. Dengan

keadaan seperti ini mereka sangat memungkinkan menyeberangi lautan hanya dengan menggunakan

perahu primitif.

Setelah memasuki Asia, beberapa kelompok tinggal sementara di Timur Tengah, sedangkan kelompok

lainnya melanjutkan perjalanan dengan menyusuri pantai Semenanjung Arab menuju ke India, Asia

Timur, Indonesia, dan bahkan sampai ke Barat Daya Australia, yaitu dengan ditemukannya fosil laki-

laki di Lake Mungo. Jejak paling kuat untuk membuktikan bahwa manusia Afrika telah bermigrasi

hingga ke Australia adalah jejak genetika.

RAHMASARI INDAH NUR CHOFIFAH 39

Anda mungkin juga menyukai