“ANTHROPOMETRI”
Oleh :
Kelompok 8 ( K3-5D )
ii
3.2 Prosedur Pelaksanaan Praktikum .............................................................................. 20
3.3 Flow Chart Pelaksanaan Praktikum .......................................................................... 21
4 BAB 4 TABEL REKAP DATA ...................................................................................... 22
4.1 Rekap Data Anthropometri ....................................................................................... 22
4.1.1 Anthropometri Tubuh ........................................................................................ 22
4.1.2 Anthropometri Tangan ....................................................................................... 23
4.1.3 Anthropometri Kepala ....................................................................................... 24
4.1.4 Anthropometri Kaki ........................................................................................... 25
4.2 Rekap Data Berdasarkan Variabilitas ....................................................................... 25
4.2.1 Rekap Data Anthropometri Bagian Tubuh ........................................................ 25
4.2.2 Data Antropometri Bagian Tangan .................................................................... 27
4.2.3 Data Antropometri Bagian Kepala..................................................................... 27
4.2.4 Data Antropometri Bagian Kaki ........................................................................ 28
4.3 Uji Keseragaman Data Berdasarkan Variabilitas ...................................................... 29
4.3.1 Keseragaman Anthropometri Tubuh Pria .......................................................... 29
4.3.2 Keseragaman Anthropometri Tubuh Wanita ..................................................... 34
4.3.3 Keseragaman Anthropometri Tangan Pria......................................................... 40
4.3.4 Keseragaman Anthropometri Tangan Wanita ................................................... 43
4.3.5 Keseragaman Anthropometri Kepala Pria ......................................................... 47
4.3.6 Keseragaman Anthropometri Kepala Wanita .................................................... 49
4.3.7 Keseragaman Anthropometri Kaki Pria ............................................................. 53
4.3.8 Keseragaman Anthropometri Kaki Wanita ........................................................ 54
4.4 Rekap Data Berdasarkan Variabilitas Setelah di Lakukan Uji Keseragaman dan
Perhitungan Percentile ......................................................................................................... 56
4.4.1 Anthropometri Tubuh Pria dan Wanita.............................................................. 56
4.4.2 Anthropometri Tangan Pria dan Wanita ............................................................ 57
4.4.3 Anthropometri Kepala Pria dan Wanita ............................................................. 58
4.4.4 Anthropometri Kaki Pria dan Wanita ................................................................ 60
4.5 Uji Korelasi ............................................................................................................... 62
4.5.1 Uji Korelasi Dimensi Tubuh Utama Berdasarkan Variabilitas.......................... 63
4.6 Koefisien Determinasi Tubuh ................................................................................... 63
4.7 Regresi ....................................................................................................................... 64
4.7.1 Regresi Linier Pria ............................................................................................. 64
4.7.2 Regresi Linier Wanita ........................................................................................ 66
5 BAB 5 ANALISA DATA ................................................................................................ 70
5.1 Rekap Data dan Antropometri................................................................................... 70
5.2 Rekap Data Anthropometri Berdasarkan Variabilitas ............................................... 70
iii
5.3 Uji Keseragaman Data .............................................................................................. 71
5.4 Perhitungan Percentil ................................................................................................ 72
5.5 Uji Korelasi ............................................................................................................... 73
5.6 Koefisien Determinasi Tubuh ................................................................................... 73
5.7 Persamaan Regresi Linier.......................................................................................... 74
6 BAB 6 .............................................................................................................................. 76
6.1 Kesimpulan................................................................................................................ 76
6.2 Saran .......................................................................................................................... 76
iv
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (KERJA) dan
NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-
aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi,
psikologi, engineering, manajemen dan desain / perancangan. Ergonomi berkenaan
pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di
tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi(Nurmianto Eko, 2008).
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari diadakannya praktikum Anthropometri ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui cara pengukuran dimensi tubuh manusia, tangan, kepala dan kaki
untuk kepentingan ergonomi.
b. Membuat table antropometri yang digolongkan berdasarkan sumber
variabilitasnya
c. Mengetahui hubungan dan pengaruh antar segmen tubuh
1.4 Manfaat
Dari hasil perhitungan data anthropometri yang akan dipraktekkan, maka diharapkan:
1. Praktikan dapat mengukur dimensi tubuh, tangan, kepala, dan kaki manusia untuk
kepentingan ergonomi.
2. Praktikan mampu membuat table anthropometriyang digolongkan berdasarkan
sumber variabilitasnya
3. Praktikan mampumengetahui hubungan dan pengaruh antar segmen tubuh
1.5 Batasan
Dalam penulisan laporan ini perlu adanya batasan yang akan dianalisa. Batasan-
batasan tersebut antara lain:
2
1.6 Asumsi
Dalam pengukuran ini diasumsikan :
1. Peralatan yang digunakan pada praktikum ini dalam keadaan baik dan normal
2. Data yang diambil dianggap telah memenuhi sehingga dapat digunakan untuk
pengolahan lebih lanjut
3. Operator dalam keadaan fit.
3
2 BAB 2
DASAR TEORI
Data anthropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam
hal :
a. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil dll)
b. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan
sebagainya
c. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja, komputer
dll
d. Perancangan lingkungan kerja fisik
4
2.2.1 Anthropometri dinamis terdapat 3 kelas pengukurannya yaitu :
a. Pengukuran tingkat keterampilan. Sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan
mekanis dari suatu aktifitas. Contoh : dalam mempelajari performa atlet.
b. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contoh : jangkauan dari
gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau
duduk.
c. Pengukuran variabilitas kerja. Contoh : analisis kinematika dan kemampuan jari
jari tangan dari seorang juru ketik atau operator computer.
5
Gambar 2.2 Distribusi Normal dengan Data Anthropometri 95-th Percentile
Sumber : (Wignjosoebroto, 2006)
Pada penetapan data antropometri, pemakaian distribusi normal umum
ditetapkan. Distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata – rata dan
simpangan standartnya dari data yang ada. Berdasarkan nilai data tersebut, maka
persentil (nilai yang menunjukkan presentase tertentu dari orang yang memiliki
ukuran pada atau dibawah nilai tersebut) bisa ditetapkan sesuai table probabilitas
distribusi normal. Jika diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasi 95% dari
populasi yang ada maka diambil rentang 25th dan 97,5th persentil sebagai batas –
batasnya. (Sritomo, 2004).
Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean (rata – rata) dan
SD (Standar Deviasi). Sedangkan percentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa
percentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih
rendah dari nilai tersebut. Misalnya : 95% populasi adalah sama dengan atau lebih
rendah dari 95 percentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari
5 percentil. Besarnya nilai percentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi
normal. (Nurmianto, 2004).
Secara statistik sudah diperlihatkan bahwa data hasil pengukuran tubuh
manusia pada berbagai populasi akan terdistribusi dalam grafik sedemikian rupa
sehingga data – data yang bernilai kurang lebih sama akan terkumpul di bagian tengah
grafik. Persentil menunjukkan jumlah bagian per seratus orang dari populasi yang
memiliki ukuran tubuh tertentu. Tujuan penelitian, dimana sebuah populasi dibagi –
bagi berdasarkan kategori – kategori dalam jumlah keseluruhan 100% dan diurutkan
mulai dari populasi terkecil hingga terbesar berkaitan dengan beberapa pengukuran
tubuh tertentu.
Sebagai contoh, bila dikatakan persentil ke 95 dari suatu pengukuran tinggi
badan yang bernilai lebih besar dari suatu populasi dan 95% populasi merupakan data
tinggi badan yang bernilai sama atau lebih rendah dari populasi tersebut. Ada dua hal
penting yang harus diingat bila menggunakan persentil. Pertama, suatu persentil
antropometri dari tiap individu hanya berlaku untuk satu data dimensi tubuh saja.
Kedua, tidak dapat dikatakan seseorang memiliki persentil yang sama, ke 95, atau ke
90 atau ke 5, untuk keseluruhan dimensi. Pemakaian nilai – nilai persentil yang umum
diaplikasikan dalam perhitungan data antropometri, ditunjukkan dalam table berikut.
6
Tabel 2.1 Macam Persentil dan Cara Perhitungan dalam Distribusi Normal
PERCENTILE CALCULATION
1st X – 2,325 σx
2,5th X – 1,960 σx
5th X – 1,645 σx
10th X – 1,280 σx
50th X
90th X + 1,280 σx
95th X + 1,645 σx
97,5th X + 1,960 σx
99th X + 2,325 σx
(Sumber data : Nurmianto,1991)
7
2.4.1 Dimensi Tubuh Manusia
8
D17 Tebal dada
D18 Tebal perut
D19 Jarak dari siku ke ujung kaki
D20 Lebar kepala
D21 Panjang tangan
D22 Lebar tangan
D23 Jarak bentang dari ujung tangan kanan ke ujung tangan
kiri
D24 Tinggi pegangan tangan pada posisi tangan vertical keatas
dan berdiri tegak
D25 Tinggi pegangan tangan pada posisi tangan vertical keatas
dan duduk
D26 Jarak genggaman tangan ke punggung pasa posisi tangan
kedepan.
9
Tabel 2.3 Antropometri Kepala
Kode Dimensi
H1 Panjang Kepala
H2 Lebar Kepala
Diameter maksimum dari
H3
dagu
H4 Dagu ke puncak kepala
H5 Telinga ke puncak kepala
H6 Telinga ke belakang kepala
H7 Antara dua telinga
H8 Mata ke puncak kepala
H9 Mata ke belakang kepala
H10 Antara dua pupil mata
H11 Hidung ke puncak kepala
H12 Hidung ke belakang kepala
H13 Mulut ke puncak kepala
H14 Lebar mulut
Sumber : (Nurmianto Eko, 2008)
10
Tabel 2.4 Antropometri Tangan
Kode Dimensi
T1 Panjang Tangan
T2 Panjang telapak tangan
T3 Panjang ibu jari
T4 Panjang jari telunjuk
T5 Panjang jari tengah
T6 Panjang jari manis
T7 Panjang jari kelingking
T8 Lebar ibu jari
T9 Tebal ibu jari
T10 Lebar jari telunjuk
T11 Tebal jari telunjuk
T12 Lebar telapak tangan
T13 Lebar telapak tangan (sampai ibu jari)
T14 Lebar telapak tangan minimum
T15 Tebal telapak tangan
T16 Tebal telapak tangan (sampai ibu jari)
Lebar maksimum (ibu jari ke jari
T18
kelingking)
Sumber : (Nurmianto Eko, 2008)
11
Tabel 2.5 Antropometri Kaki
Kode Dimensi
F1 Panjang telapak kaki
F2 Panjang telapak lengan kaki
F3 Panjang kaki sampai jari kelingking
F4 Lebar kaki
F5 Lebar tangkai kaki
F6 Tinggi mata kaki
F7 Tinggi bagian tengah telapak kaki
F8 Jarak horizontal tangkai mata kaki
Sumber : (Nurmianto Eko, 2008)
12
2.5.3 Usia
Digolongkan atas beberapa kelompok usia, yaitu :
a. Balita
b. Anak-anak
c. Remaja
d. Dewasa
e. Lanjut usia
2.5.4 Pakaian
Hal ini juga merupakan sumber variabilitas yang disebabkan oleh
bervariasinya iklim/musim yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya terutama
untuk daerah dengan 4 musim. Misalnya pada waktu musim dingin manusia akan
memakai pakaian yang relatif lebih tebal, dan ukuran yang relatif lebih besar. Adapun
untuk para pekerja dipertambangan, pengeboran lepas pantai, pengecoran logam.
Bahkan para penerbang dan astronotpun harus mempunyai pakaian khusus.
13
2.6.1 Perancangan fasilitas berdasarkan individu yang ekstrim
Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang dirancang
tersebut dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh sebagian besar orang-orang yang
akan memakainya (biasanya minimal oleh 95% pemakai).
Dalam perancangan ini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi dua sasaran
produk yaitu :
a. Biasa sesuai dengan untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi
ekstrim dalam arti terlalu besar atau terlalu kecil bila dibandingkan dengan rata-
ratanya.
b. Tetap bisa digunakan untuk memnuhi ukuran tubuh yang lain.
Agar bisa memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran yang diaplikasikan
diterapkan dengan cara:
Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan produk
umumnya didasarkan pada nilai percentiles yang terbesar seperti 90-th, 95-th atau
99-th percentile.
Untuk dimensi maksimim yang harus ditetapkan diambil berdasarkan
nilai percentile yang plaling rendah (1-th, 5-th,10-th percentile) dari distribusi
data anthropometri yang ada. Hal ini diterapkan dalam penetapan jarak jangkau
dari suatu mekanisme kontrol yang harus dioperasikan oleh seorang pekerja.
Secara umum aplikasi data antropometri untuk perancangan produk ataupun
fasilitas kerja akan menetapkan nilai 2-th percentile untuk dimensi maksimum
dan 95-th untuk dimensi minimumnya.
14
Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perncanagan tersebut, dalam hal
ini juga diperlukan apakah harus menggunakan data structural body
dimension ataukah function body dimension.
Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi diakomodasi dan
menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.
Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti apakah rancangan tersebut untuk ukuran
individual ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel atau ukuran rata-rata.
Pilih persentase populasi yang harus diikuti: 90-th, 95-th, 99-th ataukah
nilai percentile yang lain yang dikehendaki.
Untuk setiap dimensi tubuh yang telah di identifikasi selanjutnya pilih/tetapkan nilai
ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai.
c. Tentukan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB)
dengan formula sebagai berikut :
d. Cek apakah nilai rata-rata dari setiap grup yang diperoleh telah berada
didalam batas kontrol
Keterangan :
SD = standar deviasi
xi = data ke-i
x= mean data
n = jumlah data
BKA = batas kendali atas
BKB = batas kendali bawah
15
2.7.1 Korelasi, koefisien determinasi, dan regresi menggunakan Program Minitab
1. Kolerasi
Kolerasi (colleration) dalam ilmu statistik berarti hubungan antara dua
variabel atau lebih. Hubungan antara dua variabel disebut kolerasi bivariat (bivariate
correlation). Kolerasi lebih dari dua variabel disebut multivariate correlation.
Koefisien korelasi 0,000 sampai ±1,000 disebut korelasi positif. Koefisien korelasi
positif yaitu koefisien dimana kenaikan variabel pertama diikuti dengan kenaikan
nilai variabel kedua atau sebailknya, menurunnya nilai variabel pertama diikuti
dengan menurunnya nilai variabel kedua. Koefisien korelasi 0,000 sampai -1,000
disebut korelasi negatif. Korelatif negatif adalah kolerasi dimana kenaikan nilai
variabel pertama diikuti dengan menurunnya nilai variabel pertama diikuti dengan
meningkatnya nilai variabel kedua. Untuk koefisien kolerasi 0,000 hendaknya ini
ditafsirkan tidak terdapat hubungan linier antara variabel pertama dengan variabel
kedua.
Koefisien kolerasi adalah suatu angka yang menunjukkan tinggi rendahnya
derajat hubungan antara dua variable atau lebih. Koefisien kolerasi besarnya antara 1
dan +1. r<1 = derajat hubungan antara dua variable menunjukkan hal yang
berlawanan(Koefisien kolerasi negative).Pada grafik garis regresi miring ke atas
kanan r>0 = derajat hubungan antara dua variable menunjukkan hal yang sejajar
(Koefisien kolerasi negative). Pada grafik garis regresi miring ke atas kanan r=0 =
tidak ada hubungan sama sekali antara dua variable. Pada grafik tidak ada korelasi
linear.
2. Regresi
Regresi linier adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk
model hubungan antara variabel terikat (dependent; respon : Y) dengan satu atau
lebih variabel bebas (independent, predictor : X). Apabila banyaknya variabel bebas
hanya ada satu, maka disebut sebagai regresi linier sederhana, sedangkan apabila
terdapat lebih dari 1 variabel bebas, disebut sebagai regresi linier berganda. Analisis
regresi setidak-tidaknya memiliki 3 kegunaan, yaitu untuk tujuan deskripsi dari
fenomena data atau kasus yang sedang diteliti, untuk tujuan kontrol, serta untuk
tujuan prediksi.
Yang akan dilakukan uji Regresi Linear hanya antar dimensi tubuh yang memiliki
R2>0,5. Untuk melakukan regresi linear, masukkan data mentah hasil pengukuran.
16
Independent variable (X) adalah Dimensi tubuh utama dan Dependent variable (Y)
adalah dimensi tubuh.
b. Nilai 0≤ R² ≤ 1
R2 = 0, berarti tidak ada hubungan antara X dan Y, atau model regresi yang
terbentuk tidak tedapat untuk meramalkan Y.
R2 = 1, garis regresi yang terbentuk dapat meramalkan Y secara sempurna.
Data Minitab dapat berasal dari file atau dimasukkan dari keyboard. File data
dapat berupa file minitab ( mempunyaiextention MTV) atau file ASCII (mempunyai
extention DAT). Data dalam minitab dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu :
konstanta (K1, K2, K3,…), kolom (C1, C2, C3,….) dan matriks (M1, M2, M3,…).
a) Klik Start
b) Pindahkan pointer ke Program kemudian geser ke grup Minitab
c) Klik icon Minitab
17
Setelah langkah – langkah diatas dilakukan maka anda akan berhadapan
dengan layar minitab, yaitu layar sesi command, layar worksheet dan baris menu.
Tampilan tersebut dapat anda perhatikan pada gambar berikut :
2. Klik Stat -> Control Chart -> Variables Chart for Individuals -> individuals
19
3 BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Peralatan
1. Anthropometer
2. Meteran
3. Mistar
4. Jangka sorong
5. Observation sheet
6. Program Ms.Excel, MINITAB, SPSS
21
4 BAB 4
TABEL REKAP DATA
22
4.1.2 Anthropometri Tangan
23
4.1.3 Anthropometri Kepala
24
4.1.4 Anthropometri Kaki
25
Tabel 4.5 Perhitungan Antropometri Tubuh Pria
26
4.2.2 Data Antropometri Bagian Tangan
Data antropometri didapatkan dari hasil pengukuran pada bagian tangan pria dengan
jumlah 10 orang dan wanita berjumlah 18 orang, dengan dimensi tangan yang berjumlah 18
macam. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 4.9 dan 4.10
27
Tabel 4.12 Data Pengukuran Bagian Kepala Wanita
28
Tabel 4.14 Data Pengukuran Bagian Kaki Wanita
29
Gambar 4.5 I-Chart D5 pria Gambar 4.6 I-Chart D6 pria
30
Gambar 4.11 I-Chart D11 pria Gambar 4.12 I-Chart D12 pria
Gambar 4.13 I-Chart D13 pria Gambar 4.14 I-Chart D14 pria
Gambar 4.15 I-Chart D15 pria Gambar 4.16 I-Chart D16 pria
31
Gambar 4.17 I-Chart D17 pria Gambar 4.18 I-Chart D18 pria
Gambar 4.19 I-Chart D19 pria Gambar 4.20 I-Chart D20 pria
Gambar 4.21 I-Chart D21 pria Gambar 4.22 I-Chart D22 pria
32
Gambar 4.23 I-Chart D23 pria Gambar 4.24 I-Chart D24 pria
Gambar 4.25 I-Chart D24 iterasi 1 pria Gambar 4.26 I-Chart D25 pria
Gambar 4.27 I-Chart D25 iterasi 1 pria Gambar 4.28 I-Chart D25 iterasi 2 pria
33
Gambar 4.29 I-Chart D26 pria
34
Gambar 4.34 I-Chart D5 wanita Gambar 4.35 I-Chart D5 iterasi 1 wanita
Gambar 4.38 I-Chart D7 iterasi 1 wanita Gambar 4.39 I-Chart D7 iterasi 2 wanita
35
Gambar 4.40 I-Chart D8 wanita Gambar 4.41 I-Chart D8 iterasi 1 wanita
Gambar 4.44 I-Chart D9 iterasi 2 wanita Gambar 4.45 I-Chart D10 wanita
36
Gambar 4.46 I-Chart D11 wanita Gambar 4.47 I-Chart D11 iterasi 1 wanita
Gambar 4.48 I-Chart D12 wanita Gambar 4.49 I-Chart D13 wanita
Gambar 4.50 I-Chart D14 wanita Gambar 4.51 I-Chart D15 wanita
37
Gambar 4.52 I-Chart D16 wanita Gambar 4.53 I-Chart D16 iterasi 1 wanita
Gambar 4.54 I-Chart D17 wanita Gambar 4.56 I-Chart D18 wanita
Gambar 4.57 I-Chart D19 wanita Gambar 4.58 I-Chart D20 wanita
38
Gambar 4.59 I-Chart D21 wanita Gambar 4.60 I-Chart D22 wanita
Gambar 4.61 I-Chart D22 iterasi 1 wanita Gambar 4.62 I-Chart D23 wanita
Gambar 4.63 I-Chart D24 wanita Gambar 4.64 I-Chart D25 wanita
39
Gambar 4.65 I-Chart D25 iterasi 1 wanita Gambar 4.66 I-Chart D25 iterasi 2 wanita
Gambar 4.67 I-Chart D26 wanita Gambar 4.68 I-Chart D26 iterasi 1 wanita
40
Gambar 4.71 I-Chart T3 pria Gambar 4.72 I-Chart T4 pria
41
Gambar 4.77 I-Chart T9 pria Gambar 4.78 I-Chart T10 pria
Gambar 4.79 I-Chart T10 iterasi 1 pria Gambar 4.80 I-Chart T11 pria
Gambar 4.81 I-Chart T12 pria Gambar 4.82 I-Chart T13 pria
42
Gambar 4.83 I-Chart T14 pria Gambar 4.84 I-Chart T15 pria
Gambar 4.85 I-Chart T15 iterasi 1 pria Gambar 4.86 I-Chart T16 pria
43
Gambar 4.89 I-Chart T3 wanita Gambar 4.90 I-Chart T4 wanita
44
Gambar 4.95 I-Chart T8 wanita Gambar 4.96 I-Chart T8 iterasi 1 wanita
Gambar 4.99 I-Chart T10 wanita Gambar 4.100 I-Chart T11 wanita
45
Gambar 4.101 I-Chart T12 wanita Gambar 4.102 I-Chart T13 wanita
Gambar 4.103 I-Chart T14 wanita Gambar 4.104 I-Chart T15 wanita
46
4.3.5 Keseragaman Anthropometri Kepala Pria
47
Gambar 4.112 I-Chart H7 pria Gambar 4.113 I-Chart H8 pria
Gambar 4.116 I-Chart H11 pria Gambar 4.117 I-Chart H11 iterasi 1 pria
48
Gambar 4.118 I-Chart H12 pria Gambar 4.119 I-Chart H13 pria
49
Gambar 4.123 I-Chart H2 iterasi 1 wanita Gambar 4.124 I-Chart H2 iterasi 2 wanita
50
Gambar 4.129 I-Chart H7 wanita Gambar 4.130 I-Chart H7 iterasi 1 wanita
Gambar 4.133 I-Chart H9 iterasi 1 wanita Gambar 4.134 I-Chart H10 wanita
51
Gambar 4.135 I-Chart H10 iterasi 1 wanita Gambar 4.136 I-Chart H11 wanita
Gambar 4.137 I-Chart H12 wanita Gambar 4.138 I-Chart H13 wanita
Gambar 4.139 I-Chart H13 iterasi 1 wanita Gambar 4.140 I-Chart H14 wanita
52
4.3.7 Keseragaman Anthropometri Kaki Pria
53
Gambar 4.147 I-Chart F7 pria Gambar 4.148 I-Chart F8 pria
54
Gambar 4.153 I-Chart F4 wanita Gambar 4.154 I-Chart F5 wanita
Gambar 4.157 I-Chart F6 iterasi 1 wanita Gambar 4.158 I-Chart F6 iterasi 2 wanita
55
Gambar 4.159 I-Chart F7 wanita Gambar 4.160 I-Chart F8 wanita
Tabel 4.15 Gambar anthropometri tubuh pria setelah dilakukan uji keseragaman dan
peritungan percentile
56
Tabel 4.16 Gambar anthropometri tubuh wanita setelah dilakukan uji keseragaman dan
perhitungan percentile
Tabel 4.17 Gambar anthropometri tangan pria setelah dilakukan uji keseragaman dan
perhitungan percentile
57
Tabel 4.18 Gambar anthropometri tangan wanita setelah dilakukan uji keseragaman dan
perhitungan percentile
Tabel 4.19 Gambar anthropometri kepala pria setelah dilakukan uji keseragaman dan
perhitungan percentile
58
Tabel 4.20 Gambar anthropometri kepala wanita setelah dilakukan uji keseragaman dan
perhitungan percentile
59
4.4.4 Anthropometri Kaki Pria dan Wanita
Tabel 4.21 Gambar anthropometri kaki pria setelah dilakukan uji keseragaman dan
perhitungan percentile
60
Tabel 4.22 Gambar anthropometri kaki wanita setelah dilakukan uji keseragaman dan
perhitungan percentile
61
4.5 Uji Korelasi
Uji korelasi didapatkan dari hasil pengolahan data yang dilakukan sebelumnya
dengan menggunaka software exel. Hasil pengolahan dipengolahan yang diperoleh
untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan dan arah antara 2 variabel dimensi tubuh
yang dimiliki.
62
4.5.1 Uji Korelasi Dimensi Tubuh Utama Berdasarkan Variabilitas
Uji korelasi dimensi tubuh utama didapatkan dari table uji korelasi diatas,
dimana dimensi tubuh utama yaitu D1, D3, D6, D15, D26 yang selanjutnya disebut
U1, U2, U3, U4, U5. Hasil dari uji korelasi tubuh utama dengan dimensi tubuh yang
lain dapat dilihat pada table dibawah ini :
63
Tabel 4.29 Uji koefisien determinasi tubuh pria
4.7 Regresi
Metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara
variabel terikat (dependent; respon : Y) dengan satu atau lebih variabel bebas
(independent, predictor : X). Analisis regresi setidak – tidaknya memiliki 3 kegunaan,
yaitu untuk tujuan deskripsi dari fenomena data atau kasus yang sedang diteliti, untuk
tujuan control, serta untuk tujuan prediksi. Sedangkan untuk memperoleh regresi linier
dengan memasukkan data Independent (hasil korelasi yang nilainya > 0,5), hasilnya
seperti table berikut ini :
4.7.1 Regresi Linier Pria
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) -5.812 26.885 -0.216 0.835
64
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) -28.937 26.421 -1.095 0.305
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.697 10.101 0.663 0.526
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) -96.159 48.560 -1.980 0.083
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) -0.302 8.829 -0.034 0.974
65
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.446 4.814 0.508 0.625
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.278 0.553 11.347 0.000
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) -7.061 55.594 -0.127 0.902
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 9.754 10.072 0.968 0.346
66
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 13.669 18.141 0.753 0.460
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 31.664 14.142 2.239 0.038
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) -18.804 4.742 -3.965 0.001
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) -51.147 5.634 -9.078 0.000
67
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) -12.402 9.930 -1.249 0.228
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) -4.581 9.623 -0.476 0.640
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.645 2.591 1.407 0.176
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8.181 1.485 5.507 0.000
68
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) -83.151 36.331 -2.289 0.034
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) -68.443 27.912 -2.452 0.025
69
5 BAB 5
ANALISA DATA
70
5.3 Uji Keseragaman Data
Data hasil pengukuran selanjutnya dilakukan uji keseragaman dimana proses ini
dilakukan dengan menggunakan software Minitab. Dari proses uji keseragaman
didapatkan beberapa nilai yang ekstrem. Untuk menunjukan nilai ekstrem yang perlu
dilakukan iterasi pertama diberi warna merah sedangkan untuk data ekstrem yang perlu
dilakukan iterasi kedua diberi warna biru. Hasil pengukuran yang sudah diuji
keseragamannya menunjukan ada beberapa nilai ekstrem dan harus dilakukan iterasi
sebanyak dua kali yaitu pada dimensi tubuh Pria D25, dimensi tubuh Wanita D7, D9,
dan D25. Dimensi tangan Wanita T8. Dimensi kepala Wanita H2. Dimensi kaki Wanita
F6. Jika nilai ekstrim tidak dihilangkan dapat mempengaruhi nilai deviasi sebenarnya.
Contoh dimensi tubuh pria :
Gambar 5.1 I-Chart D25 pria belum di iterasi Gambar 5.2 I-Chart D25 iterasi 1 pria
71
5.4 Perhitungan Percentil
Perhitungan awal yang dilakukan adalah mencari rata – rata pada setiap dimensi
anthropometri. Perhitungan rata – rata dilakukan untuk mencari seberapa besar ukuran
dimensi jika akan digunakan dalam perancangan yang ditujukan untuk suatu populasi
tertentu. Pada hasil praktikum pengukuran dimensi tubuh, tangan, kepala, dan kaki nilai
percentile data pria memiiki rata-rata lebih besar dibandingkan dengan nilai percentile
wanita.
Data di atas digunakan untuk membuat perancangan suatu produk yang ergonomis
berdasarkan dimensi tubuh yang di dapatkan.
72
5.5 Uji Korelasi
Uji korelasi ini diperoleh untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan dan arah antara
2 variabel yaitu laki – laki dan perempuan di dimensi tubuh yang dimiliki oleh masing -
masing. Koefisien korelasi disimbulkan dengan huruf “r”. Besarnya koefisien korelasi
akan berkisar antara -1 ( negatif 1) menunjukan hubungan lemah sampai +1 (positif 1)
menunjukan hubungan kuat dan nilai 0 menunjukan tidak adanya hubungan. Misal pada
tabel 4.27 memiliki nilai r = 0.8856 berarti menunjukan bahwa variable X dan Y
berkolerasi linier positif dan tinggi. Pada table 4.28 memiliki nilai r = -0.132 berarti
menunjukan variabel X dan Y berhubungan tetapi tidak searah.
Tabel 5.5 Uji korelasi dimensi tubuh utama pria
73
Tabel 5.7 Koefisien determinasi tubuh pria
Dengan adanya persamaan tersebut dapat dicari nilai suatu variable tak bebas
(dependent) dari nilai-nilai satu atau lebih variable bebas (independent).
Contoh:
D2 = 0.671U1 + 0.351U2 – 5.812
Variabel dependent = D2
74
Variabel independent= D1 dan D3
Apabila kita sudah mengetahui nilai dari D1 dan D3 dapat diperkirakan nilai dari D2
melalui persamaan diatas.
75
6 BAB 6
KESIMPULAN dan SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan maka kita mendapatkan data dimensi
tubuh manusia berdasarkan variabilitas. Data yang telah didapatkan diolah
menggunakan minitab untuk mengetahui data extrim yang dapat mempengaruhi
perhitungan. Maka data extrim dihilangkan, kemudian mengolah data untuk
mengetahui hubungan. Dari data korelasi diketahui bahwa data yang mendekati nilai 1
maka besar hubungan kuat dan arah positif atau independen dan dependen searah. Dan
jika data nilai mendekati -1 maka hubungan kuat tapi arah berlawanan arah. Jika data
kurang dari 1 maka data tersebut memiliki hubungan yang lemah. Kemudian
melakukan uji koefisien determinasi untuk menghasilkan besar pengaruh independent
terhadap dependent. Sehingga hasil data yang kita peroleh dapat digunakan unutuk
memprediksi suatu produk yang akan kita desain.
6.2 Saran
Berdasarkan praktikum Anthropometri yang telah dilakukan dan dilanjutkan
dengan pengolahan data, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada saat melakukan praktikum sebaiknya praktikan dapat berkonsentrasi penuh
sehingga data yang diambil bisa valid.
2. Pada saat praktikum disediakan alat yang lebih banyak sehingga tidak terjadi proses
menunggu dengan kelompok lain yang juga sedang melaksanakan praktikum yang
sama
76
DAFTAR PUSTAKA
Nurmianto Eko. (2008). ERGONOMI, Konsep Dasar dan Aplikasinya. (I. K. Gunarta, Ed.)
(2nd ed.). Surabaya: PT Guna Widya.
Wignjosoebroto, S. (2006). ERGONOMI, STUDI GERAK DAN WAKTU. (I. K. Gunarta, Ed.)
(2nd ed.). Surabaya: Guna Widya.