Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ORGANISASI INFORMAL
Disusun untuk memenuhi UAS Semester 1

Di susun oleh

Sabilla Dewanty A.W


(20.01.55.3014/A2 SI DlC)

Universitas Stikubank Semarang


UNISBANK Kampus Mugas, Jl. Trilomba Juang No 1 Semarang
50241
UNISBANK Kampus kendeng, Jl.Kendeng 5 ,Semarang 50233

ABSTRAK

Organisasi informal muncul dari respons terhadap kebutuhan sosial


sebagai kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain. Determinan
penting yang memunculkan organisasi informal menurut Scott (1993)
adalah lokasi, pekerjaan, kepentingan, dan isu-isu khusus (special
issues).
Organisasi informal merupakan agen kontrol sosial, dan pada
organisasi formal biasanya aturan-aturan mengenai kontrol sosial
tersebut tidak lengkap atau tidak diatur. Bentuk-bentuk
keterhubungan antar manusia pada organisasi informal memerlukan
analisis yang berbeda dari hubungan manusia yang diplot atau
dirancang pada organisasi formal. Metodenya biasa disebut sebagai
analisa sosiometrik. Organisasi informal memiliki sistem status dan
komunikasi yang khusus, dan tidak selalu berasal dari sistem formal.
Keberlangsungan hidup organisasi informal membutuhkan stabilitas
hubungan diantara orang-orang yang berada didalamnya, dengan
demikian organisasi informal selalu sulit untuk berubah (resists to
change).
DAFTAR ISI

Halaman judul ............................................................................................................i

Daftar isi.....................................................................................................................ii

Kata pengantar..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2

A. Sifat dasar organisasi informal .........................................................................3

B. Pengaruh organisasi informal pada organisasi formal......................................6

C. Tujuan pembahasan.....................................................................................7
BAB III PENUTUP......................................................................................................11

A. Simpulan..........................................................................................................11

B. Saran................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi informal dapat disebut sebagai bayangan organisasi formal. Tanpa


adanya organisasi informal, organisasi formal mungkin tidak ada. Meskipun
organisasi informal merupakan refleksi organisasi formal, tetapi terdapat
perbedaaan ciri-ciri organisasi yang sangat menonjol. Organisasi formal
mempunyai struktur, tujuan serta pola hubungan kerja yang teratur melalui
manajemen, organisasi informal berdiri di atas struktur yang tidak jelas,
fleksibel dan sukar didefinisikan. Keanggotaan dalam organisasi informal sukar
ditentukan dan hubungan di antara anggota terjadi tanpa tujuan yang khusus.
Dengan kata lain, keanggotaan organisasi informal tidak ditentukan atau atas
dasar kesepakatan dengan tujuan organisasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sifat dasar organisasi informal?

2. Bagaimana pengaruh organisasi informal pada organisasi formal

C. Tujuan pembahasan
1. Dapat mengetahui dan memahami isi tentang organisasi informal
2. Mampu menyimpulkan dasar-dasar organisasi informal
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat dasar organisasi informal


Organisasi informal muncul dalam kehidupan sosial untuk memenuhi
keperluan sosialnya dalam berkelompok. Pada dasar manusia ingin selalu
berkomunikasi dengan yang lainnya terutama untuk menyalurkan
kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dalam chanel-chanel resmi.
Seringkali organisasi ini lebih banyak menekankan pada aktifitas yang
sama dan terulang dibandingkan pada tujuannya.
Organisasi informal sebagai organisasi yang tercipta karena adanya
hubungan antar pribadi yang secara tidak sadar terjadi keberadaannya
tanpa didasarkan pada hubungan wewenang formal pada struktur
organisasi maupun kesepakatan tujuan bersama. Dalam organisasi formal,
tiap unsur organisasi mempunyai kedudukan tugas dan fungsi-fungsi
yang tegas. sedangkan di dalam organisasi informal, kedudukan tugas dan
fungsinya tampak kabur. Organisasi informal ini terjadi karena adanya
komunikasi antar sesama karyawan yang dengan cepat menyebarkan
informasi melalui desas-desus dari mulut kemelut. Adapun desas-desus
itu bisa saja berlebihan, salah, kurang tepat maupun merupakan
kebocoran informasi dari atasan yang mungkin benar. Untuk itulah agar
organisasi informal bermanfaat bagi perusahaan maka sudah sepantasnya
kalau setiap atasan harus bisa menggunakan segi positif keberadaan
organisasi informal ini terutama dalam rnenyampaikan perintah.
Perkembangan organisasi informal di dalam organisasi formal
dikarenakan adanya ketidakmampuan organisasi formal dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tertentu dari anggota organisasi formal itu sendiri.
Seperti yang dikatakan oleh Max Waber : “Berkembangnya organisasi
informal ini karena struktur formal tidak dapat memberikan pemenuhan
kebutuhan para anggotanya dan juga kebutuhan organisasi (formal) itu
sendiri. Keduanya yaitu organisasi formal dan organisasi informal
memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal tujuannya, mekanisme
kontrol, karakteristik dan sebagainya.”
Organisasi informal terdiri atas hubungan yang tidak resmi dan dapat
dikatakan sebagai bayangan dari organisasi yang formal. Organisasi ini
tidak akan pernah muncul tanpa adanya exixtensi organisasi formal
terlebih dahulu. Kemunculan organisasi beriringan dengan organisasi
formal dan dpata dikatakan sebagai koplemnter dari organisasi formal
yang sudah ada untuk mengakomodasi kebutuhan yang tidak dapat
terselurkan dalam organisasi formal.

SIFAT ORGANISASI INFORMAL 

Sebagaimana organisasi formal memiliki cirikahas maka organisasi informalpun


memiliki cirkhas yang tidak dimiliki oleh organisasi formal. Menurut J.
Winardi organisasi informal memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakan dari
organisasi formal, yaitu :
1.   Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara
sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu di
mana seseorang menjadi anggota organisasi tersebut.
2.   Sifat hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan
tidak terspesifikasi.
3.  Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila
hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan
terumuskan.
4.  Organisasi informal, merupakan kumpulan antar perseorangan tanpa tujuan
bersama yang disadari, meskipun pada akhirnya hubungan-hubungan yang tak
disadari itu untuk tujuan bersama.
5.  Dalam organisasi formal, tiap unsur organisasi mempunyai kedudukan tugas
dan fungsi-fungsi yang tegas, sedangkan di dalam organisasi informal,
kedudukan sarat fungsinya tampak kabur.
Sedangkan yang menjadi sifat dari organisasi informal adalah :
1.      Adanya hubungan yang bersifat spontan dan tidak teroagniair.
2.      Masalah kepemimpinan menjadi dilemma klasik
3.      Kinerja organisasi informal tidak bertitik tolak pada pengendalian manajemen
4.      Lebih menekankan aktifitas daripada tujuan organisasi

B. Pengaruh organisasi informal pada organisasi formal


Organisasi informal adalah bayangan organisasi formal, dan bahwa
kelompok informal beerkembang untuk memenuhi kebutuhan anggota yang
tidak dapat dipenuhi oleh organisasi formal. Karena kemampuan dalam
pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya, organisasi informal memainkan
peranan yang sangat penting dalam kehidupan seseorang.
Manfaat adanya organisasi informal:
1. Dukungan terhadap tujuan organisasi.
Bahwa kelompok kerja menetapkan suatu standar perilaku dimana
diharapkan para anggota melaksanakannya. Dalam kenyataan standar
tersebut menunjukkan tingginya kualitas dan kuantitas hasil. Maka, bila hal
ini terjadi kelompok informal pada kenyataannya memang membantu
organisasi formal dalam mencapai tujuannya. Bila organisasi informal
mendukung tujuan organisasi formal maka pekerjaan atasan formal menjadi
lebih mudah.
2. Alat komunikasi tambahan.
Organisasi informal memberikan saluran komunikasi tambahan bagi
organisasi (perusahaan). Meskipun manajer tradisional menganggap bahwa
sistem komunikasi “grapevine” (mendengar sesuatu bukan dari sumber
resmi, tetapi dari “slentingan” atau hanya dari mulut ke mulut) cenderung
merusak/merugikan, pada kenyataannya sistem tersebut sering dapat
menambah efektivitas organisasi. “grapevine” mempunyai keuntungan
karena lebih cepat, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa alat ini lebih
akurat tiga empat kali.
3. Alat pemuas kebutuhan sosial.
Fungsi lain organisasi informal adalah memberikan kepuasan dan stabilitas
bagi kelompok-kelompok kerja. Organisasi informal menjalankan suatu
fungsi penting dengan memberikan perasaan saling memiliki dan keamanan
bagi setiap orang dalam organisasi.
4. Membantu manajer yang kurang mampu.
Organisasi informal dapat membantu untuk mengimbangi keterbatasan
manajer. Sebagai contoh, bila seorang manajer memberikan perintah yang
keliru, bawahan dengan sukarela akan menyesuaikan diri dengan perintah
tersebut untuk kebutuhan situasi yang menyusun rencana, para pekerja dapat
membantu secara informal sehingga diperoleh perencanaan yang baik
Kesulitan yang ditimbulkan oleh organisasi informal:
1. Desas-desus.
Dalam membahas “grapevine”, hal tersebut sangat memainkan peranan
fungsional siatu organisasi. Tetapi selain itu, “grapevine” tidak jarang
menimbulkan penyebaran informasi yang merusak, menyimpang, tidak tepat
dan tidak lengkap. Hal ini yang disebut sebagai desas-desus, kabar angina,
berita burung ataupun isu.
2. Penolakan terhadap perubahan.
Salah satu alasan berkembang organisasi informal adalah untuk
melestarikan nilai-nilai budaya atau status-quo mereka. Pelestarian nilai-
nilai ini membuat kelompok cenderung menolak dengan keras setiap
perubahan. Sebagai contoh, suatu kelompok mungkin tidak setuju dengan
peningkatan kebutuhan akan pendidikan atau menentukan perubahan sistem
senioritas. Organisasi informal dibentuk melalui kebiasaan/ tata cara tertentu
dan kesepakatan bersama, sehingga perubahan yang muncul dan
membahayakan keamanan mereka akan ditentang.

ISI
Secara historis, beberapa orang menganggap organisasi informal
sebagai produk sampingan dari organisasi formal yang tidak
memadai — dengan alasan, misalnya, bahwa "hampir tidak dapat
dipertanyakan bahwa situasi ideal dalam organisasi bisnis adalah
di mana tidak ada organisasi informal". [Namun, pendekatan
kontemporer — salah satu yang disarankan sejak tahun 1925 oleh
Mary Parker Follett , pelopor pusat komunitas dan penulis karya
berpengaruh pada filosofi manajemen — adalah dengan
mengintegrasikan organisasi informal dan organisasi formal,
mengakui kekuatan dan keterbatasan setiap. Integrasi, seperti yang
didefinisikan oleh Follett, berarti memecah sumber konflik yang
terlihat menjadi elemen dasarnya dan kemudian membangun
solusi baru yang tidak memungkinkan dominasi atau memerlukan
kompromi. Dengan kata lain, mengintegrasikan organisasi
informal dengan organisasi formal menggantikan persaingan
dengan koherensi. Pada tingkat masyarakat, pentingnya hubungan
antara struktur formal dan informal dapat dilihat pada hubungan
antara masyarakat sipil dan otoritas negara. Kekuatan
mengintegrasikan organisasi formal dan organisasi informal juga
dapat dilihat di banyak bisnis yang sukses.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Proses pembentukan organisasi formal akan dikuti dengan terbentuknya


organisasi informal. Organisasi informal adalah penggabungan kegiatan-
kegiatan pribadi tanpa maksud dan tujuan yang disadari, meskipun kadang
memberikan sumbangan untuk pencapaian tujuan organisasi formal.

Kebutuhan-kebutuhan yang mendasari terbentuknya organisasi informal:

1. Kebutuhan Sosial.

2. Rasa memiliki dan pengenalan diri.

3. Pengetahuan tentang perilaku yang diterima.

4. Perhatian (simpati).

5. Bantuan dalam pencapain tujuan.

6. Kesempatan berpengaruh dan berkreasi.

7. Pelestarian nilai-nilai budaya.

8. Komunikasi dan informasi.

SARAN

Sebagai penyusun, saya akui tidak terlepas dari kesalahan dan


keterbatasan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik maupun
saran yang membangun untuk perbaikan penulisan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya
untuk menambah wawasan, ilmu, serta pemahaman tentang organisasi
informal
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Hani dan Sukanto Reksohadiprodjo. 2000. Organisasi Perusahaan.


Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Gullet, Ray dan Herbert C. Hiks. 1975. Organisation. Japan: McGraw Hill
Kogakusha
Dalton, Malvin. 1959. Men Who Manage. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Wahjono, Sentot Imam. 2010. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai