Anda di halaman 1dari 13

GAMBARAN STANDAR LAHAN PRAKTEK YANG

DITERAPKAN OLEH LAHAN PRAKTIK KLINIK


MAHASISWA KEBIDANAN
Belian Anugrah Estri, Nurbita Fajarini, Mufdlilah
belianestry@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran standar lahan praktek yang
diterapkan oleh lahan praktik klinik mahasiswa kebidanan 2013. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan waktu (metode cross sectional). Pada
penelitian ini akan dilakukan survey dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan
gambaran standar lahan praktik mahasiswa kebidanan secara jelas yang akan dilakukan di
BPS, Puskesmas, dan Rumah Sakit.
Data-data penelitian ini akan di analisis secara diskriptif narative. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui standar lahan praktik mahasiswa kebidanan di BPS, Puskesmas, dan
Rumah Sakit di Yogyakarta tahun 2013
Hasil penelitian menunjukan bahwa lahan praktik di yogyakarta ini memiliki nilai yang
baik ,hal tersebut meliputi peran dan tugas mentor/ pembimbing klinik prinsip-prinsip
bimbingan praktik klinik yang sudah berjalan baik dilahan , strategi bimbingan praktik
klinik yang sudah dilakukan di lahan dengan berbagai metode, kasus dilahan cukup
bervariasi, SDM ( mahasiswa, lahan, CI) yang sudah mencukupi, fasilitas, administrasi di
lahan sudah terpenuhi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah standar lahan praktik yang digunakan mahasiwa
sudah memenuhi persyaratan yang ada dan memang layak untuk dijadikan tempat praktik.

Kata kunci : lahan praktik, mahasiswa, standar lahan praktik

Pendahuluan. Pembangunan dalam sistem kesehatan dan memiliki


kesehatan pada hakekatnya diarahkan posisi strategis dalam penurunan
guna tercapainya kesadaran, kemauan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
dan kemampuan hidup sehat bagi Kematian Bayi (AKB) dan pelayanan
setiap orang, menyangkut fisik, Keluarga Berencana (KB) dalam
mental, maupun sosial budaya dan upaya pengendalian pertumbuhan
ekonomi. Untuk mencapai derajat penduduk, serta peningkatan
kesehatan yang optimal dilakukan kesejahteraan masyarakat khususnya
berbagai upaya pelayanan kesehatan perempuan dan anak. Bidan dalam
yang menyeluruh, terarah dan memberikan pelayanan harus mampu
berkesinambungan. Pendidikan menghadapi tuntutan yang terus
kesehatan merupakan bagian penting berubah seiring perkembangan
dalam pembangunan kesehatan guna masyarakat dan dinamika kemajuan
menghasilkan sumber daya manusia ilmu dan teknologi (IBI & AIPKIND,
kesehatan sebagai penggerak 2012).
pembangunan kesehatan. Bidan adalah Bidan diakui sebagai tenaga
salah satu tenaga kesehatan yang ada profesional yang bertanggung-jawab

Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.5 No.1, Juli 2017 62


dan akuntabel, yang bekerja sebagai tersebut 37 diantaranya merupakan
mitra perempuan untuk memberikan institusi pendidikan Kebidanan
dukungan, manajemen, pendidikan ‘Aisyiyah/Muhammadiyah yang
dan konseling selama masa hamil, tersebar di seluruh wilayah Indonesia,
masa persalinan dan masa nifas, 31 diantaranya adalah institusi
memimpin persalinan atas tanggung pendidikan kebidanan D3.
jawab sendiri dan memberikan Muhammadiyah ‘Aisyiyah memiliki
manajemen kepada bayi dan anak 52 Rumah sakit dan 311 Rumah
balita. Manajemen ini mencakup bersalin milik Muhammadiyah-
upaya pencegahan, promosi persalinan ‘Aisyiyah di seluruh Indonesia
normal, deteksi komplikasi pada ibu (Naskah akademik S2 STIKES
dan anak, dan akses bantuan medis ‘Aisyiyah Yogyakarta, 2012).
atau bantuan lain yang sesuai, serta Banyaknya institusi
melaksanakan tindakan kegawat- pendidikan kebidanan dengan jumlah
daruratan (IBI & AIPKIND, 2012). mahasiswa yang mencapai ribuan
Pendidikan kebidanan tidak seimbang dengan jumlah lahan
merupakan pendidikan vokasi yaitu praktek yang digunakan. Sebagai
suatu jenis pendidikan tinggi yang contoh beberapa lahan praktek di
mempersiapkan peserta didik untuk Yogyakarta yang digunakan untuk
memiliki pekerjaan dengan keahlian praktek mahasiswa kebidanan seperti
terapan tertentu, pelaksanaan kegiatan rumah sakit X minggu ke-2 Januari
belajar-mengajar pendidikan vokasi terdapat 6 institusi, masing-masing
berbeda dengan jenis pendidikan institusi mengirimkan 5 mahasiswa,
lainnya. jika di total dalam minggu tersebut
Kurikulum program terdapat 30 mahasiswa praktek. Kasus
pendidikan vokasi disusun sedemikian persalinan di RS tersebut selama bulan
rupa sehingga sesuai dengan maksud Desember ada 25 kasus, jika bulan
dan tujuan pendidikan vokasi antara januari ada 25 kasus juga maka tidak
lain : (a) penyampaian materi teoritis mencukupi dengan target mahasiswa.
melalui perkuliahan di kelas Berbeda dengan RS , di Puskesmas Y
sebanyak-banyaknya 25% (duapuluh bahkan dalam satu semester (6 bulan)
lima persen); (b) penyampaian materi kurang lebih ada 16 institusi yang
keahlian melalui praktek kerja, mengirimkan mahasiswanya praktek
pemagangan, dan sistem lainnya yang di sana.
sejenis sekurang-kurangnya 75% Berdasarkan dari studi
(tujuh puluh lima persen), (Munir M., pendahuluan tersebut didapatkan hasil
2009). Dengan kegiatan belajar- bahwa jumlah kasus yang ada di lahan
mengajar yang lebih didominasi praktik belum sesuai dengan jumlah
kegiatan praktek, baik praktikum yang mahasiswa kebidanan yang
dilakukan di laboratorium maupun melaksanakan praktik klinik
tempat pelayanan kesehatan, maka kebidanan. Padahal, lingkungan
mahasiswa dan dosen akan belajar (lahan praktek) sangatlah
menghabiskan sebagian besar waktu penting karena mempengaruhi
efektifnya untuk belajar dan bekerja di pendekatan belajar yang di ambil oleh
tempat-tempat praktikum dan praktik mahasiswa dan akhirnya akan
(pembelajaran klinik). mempengaruhi pencapaian
Saat ini terdapat 738 institusi kompetensi mahasiswa (Emilia, 2008).
kebidanan yang tersebar di seluruh Lingkungan belajar yang baik adalah
wilayah Indonesia Dari jumlah lingkungan yang menstimulasi rasa
Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.5 No.1, Juli 2017 63
ingin tahu dan kebutuhan untuk yang digunakan institusi kebidanan
mengerti, bukan menstimulasi belum diatur secara jelas. Oleh karena
kegelisahan dan kompetisi (Emilia, itu peneliti bermaksud untuk
2008). mengetahui “gambaran standar lahan
Persepsi mahasiswa terhadap praktek yang diterapkan oleh lahan
lingkungan belajar dianggap praktik klinik mahasiswa kebidanan”
mempunyai pengaruh yang penting
pada kualitas hasil belajar mahasiswa. Metode. Penelitian ini menggunakan
Selain itu, persepsi mahasiswa metode kuantitatif dengan pendekatan
terhadap lingkungan belajar berubah waktu (metode cross sectional). Pada
setiap mereka berpindah ke bagian penelitian ini akan dilakukan survey
lain. Menurut Patel dan Dauphinee dengan menggunakan kuesioner untuk
(1985) dikutip dariEmilia (2008) yaitu mendapatkan gambaran standar lahan
lingkungan belajar yang berbeda akan praktik mahasiswa kebidanan secara
memberikan pengalaman yang jelas yang akan dilakukan di BPS,
berbeda yang nantinya akan Puskesmas, dan Rumah Sakit.
mempengaruhi perilaku belajar Data-data penelitian ini akan di
mahasiswa. Reilly dan Oermann analisis secara diskriptif narative.
(2002), menyatakan bahwa Penelitian ini bertujuan untuk
pengalaman pembelajaran klinik mengetahui standar lahan praktik
(rumahsakit dan komunitas) mahasiswa kebidanan di BPS,
merupakan bagian penting dalam Puskesmas, dan Rumah Sakit di
proses pendidikan mahasiswa Yogyakarta tahun 2013. Populasi
kebidanan, karena memberikan adalah keseluruhan objek penelitian
pengalaman yang kaya kepada (Notoatmojo, 2005). Populasi dalam
mahasiswa tentang bagaimana cara penelitian ini adalah semua lahan
belajar yang sesungguhnya. praktik klinik yang digunakan
Pembelajaran klinik sebaiknya mahasiswa kebidanan yaitu (BPS,
mendapatkan perhatian yang serius Puskesmas, dan Rumah Sakit) di
dan persiapan yang baik. Lingkungan Yogyakarta tahun 2013 yang
belajar klinik khususnya rumah sakit berjumlah 30 lahan.
pendidikan klinik perlu dipersiapkan
dengan matang sehingga kualitas Hasil. Gambaran Tempat Penelitian
proses pendidikan menjadi bertambah Lahan praktik merupakan lahan
baik, demikian juga lulusan yang di yang digunakan oleh isntansi
hasilkan menjadi semakin memiliki pendidikan dalam mempraktikan
kompetensi yang profesional mahasiswa didikannya. hal tersebut
(Syahreni &Waluyanti, 2005). berguna dalam mencari target
IBI sebagai organisasi pencapain asuhan kebidanan yang
kebidanan dan Asosiasi Institusi sudah di targetkan. Pelaksaannya
Pendidikan Kebidanan (AIPKIND) lahan yang digunakan merupakan
sebagai organisasi seluruh institusi lahan yang memang sudah memiliki
pendidikan kebidanan telah bekerja standar tersendiri, salah satunya dalam
sama dalam menyusun draft tentang ketercapaian target mahasiswa yaitu
standar nasional pendidikan diploma jumlah kasus yang ada.
III Kebidanan. Draft standar tersebut Pelaksanaan Praktik klinik
sudah meliputi ketetapan up to date mahasiswa tersebar diberbagai daerah
ilmu kebidanan akan tetapi untuk khususnya di Yogyakarta, hal ini
standar yang mencakup lahan praktek dapat dilihat dari keterpenuhannya
Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.5 No.1, Juli 2017 64
setiap lahan yang selalu di gunakan Total 30 100.0
praktik mahasiswa dari berbagai Berdasarkan tabel distribusi
instansi, yaitu BPS, Puskesmas, frekuensi diatas mayoritas
Rumah Sakit Pemerintah , dan Rumah Pendidikan terakhir pembimbing
Sakit Swasta sejumlah 30 lahan. klinik adalah Diploma III Kebidanan
Lahan yang digunakan harus memiliki yaitu 70 % dari total keseluruhan dan
CI ( Clinical Instructur) yang sudah sisa sarjana dan pasca sarjana
berkompeten dalam membimbing sebanyak 10 %.
mahasiswa, yang ditunjukan dengan
pengalaman kerja, lama kerja, up date Tabel 3. Distribusi
ilmu yang dilakukan, pelatihan- Frekuensi Responden
pelatihan dan sertifikat yang Berdasarkan Lama Kerja
menunjang keilmuanya. serta diliihat (tahun)
dari kertecapaian kasus yg ada dilahan
No Lma Frekuen Persen
tersebut.
Kerja si
Karatkeristik Responden. Jumlah
(tahun0
responden dalam penelitian ini adalah
1 kurang 7 23.3
30 bidan yang bertuga sebagai
dari 10
pembimbing klinik dilahan praktik.
tahun
berikut tabel distribusi frekuensi
2 lebih 23 76.7
responden meliputi umur (tahun),
dari 10
pendidikan terakhir, lama berkerja
tahun
(tahun).
Total 30 100.0
Tabel 2. Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan tabel
Berdasarkan Umur distribusi frekuensi diatas
No Umur Frekuensi Persen responden dengan lama berkerja
(tahun) lebih dari 10 tahun menempati
1 <30 3 10.0 mayoritas pertama yaitu 76,7 %
tahun pembimbing klinik dan yang
2 >=30 27 90.0 kurang dari 10 tahun sebanyak
tahun 23,3 %.
Jumlah 30 100 1. Hasil Penelitian
Tabel 4. Gambaran Standar
Berdasarkan tabel distribusi Lahan Praktik Klinik
frekuensi diatas mayoritas umur Mahasiswa Kebidanan di
pembimbing klinik adalah di usia Yogyakarta
lebih dari 30 tahun yaitu 90 % dari Standar lahan baik Kurang
total keseluruhan dan sisa kurang praktik klinik
dari 30 tahun sebanyak 10 %. mahasiswa frek Prese Frek Prese
Tabel 3. Distribusi kebidanan nt nt
Frekuensi Responden
1. Peran dan 26 86.7 4 13.3
Berdasarkan Tugas
Pendidikan Terakhir mentor/
No Pendidikan Frek Persen pembimbing
Terakhir uensi klinik
2. Prinsip- 30 100 0 0
1 Diploma 3 21 70.0 prinsip
2 Sarjana 9 30.0 bimbingan
praktik klinik

Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.5 No.1, Juli 2017 65


3. Strategi 23 76.7 7 23.3 bervariasi sesuai kebutuhan
bimbingan mahasiswa selama praktik
praktik klinik
dilahan.
4. Kasus 23 76.7 7 23.3
dilahan SDM yang dimiliki
5. SDM ( 21 70.0 9 30.0 meliputi lahan, pembimbing
mahasiswa, klinik, dan mahasiswa dari
lahan, CI) hasil penelitian diatas
6. Fasilitas 30 100 0 0 menunjukan bahwa dalam
7. Administrasi 30 100 0 0 kategori baik sebanyak 21
di lahan (705) dan kategori kurang
sebanyak 9 (30%). Melihat
dari hasil diatas dapat
Dari tabel gambaran standar dikatakan jika SDM yang ada
lahan praktik klinik diatas, hasil dilahan mayoritas sudah baik.
penelitian menunjukan peran dan Fasilitas dan proses
tugas pembimbing klinik dengan administrasi di lahan praktik
hasil baik 26 (86,7%) dan hasil menunjukan sudah berjalan
kurang 4 (13,3%). Sehingga dapat dengan baik. Hal tersebut
dikatakan bahwa mayoritas peran dapat dilihat dari hasil
pembimbing dilahan sudah baik. penelitian yang semua dalam
Prinsip-prinsip bimbingan kategori baik yaitu 30 ( 100%).
praktik klinik dapat dilihat bahwa
hasil penelitian menunjukan hasil
baik sebanyak 30 (100%) dan kurang Pembahasan. Pembimbing klinik
tidak ada. Sehingga dapat diambil berdasarkan umur. Berdasarkan
kesimpulan bahwa prinsip-prinsip tabel 2 distribusi frekuensi diatas
yang dimiliki lahan sudah berjalan mayoritas umur pembimbing
dengan baik. klinik adalah di usia lebih dari 30
Strategi bimbingan tahun yaitu 90 % dari total
praktik klinik di lahan di keseluruhan dan sisa kurang dari
dapatkan hasil sebanyak 23 30 tahun sebanyak 10 %. Dpat
(76,7 % dengan kategori baik dilihat dalam hasil penelitian ini
dan sebanyak 7 (23,3 %) bahwa bidan yang menjadi
dengan kategori kurang. pembimbing klinik di lahan ber
Sehingga dapat di lihat bahwa ada pada usia lebih dari 30 tahun.
strategi bimbingan yang sudah Usia tersebut dapat dikatakan usia
diterapkan dilahan mayoritas yang matang dalam proses
sudah dijalankan dengan baik. memberikan bimbingan. Melihat
Jumlah kasus dilahan dari usia tersebut pembimbing
bisa dikatakan cukup lahan sudah memiliki
bervariasi dalam memenuhi pengalaman, pengetahuan dan
target mahasiswa. Hal itu dapat ketrampilan dilahan yang sudah
dilihat dari hasil penelitian mumpunni.
yaitu kategori baik sebanyak Pendapat tersebut sejalan
23 (76,7 %) dan kategori dengan teori menurut Hurlock
kurang sebanyak 7 (23,3 %). (1998, yaitu semakin cukup
Melihat hasil diatas dapat di umur, tingkat kematangan dan
simpulkan jika jumalah kasus kekuatan seseorang akan lebih
yang ada dilahan sudah cukup matang dalam dalam berfikir dan
Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.5 No.1, Juli 2017 66
bekerja. Dengan kualifikasi
tersebut membuat seseorang Pembimbing klinik berdasarkan
dipilih sebagai pembimbing klinik lama kerja (tahun). Berdasarkan
yang sudah dianggap mampu dan tabel 4 diatas responden dengan
mumpuni dalam hal membimbing lama berkerja lebih dari 10 tahun
mahasiswa praktik. di lahan menempati mayoritas pertama
sesuai dengan kompetensi dan yaitu 76,7 % pembimbing klinik
kewenangan dari bidan. dan yang kurang dari 10 tahun
Pembimbing klinik berdasarkan sebanyak 23,3 %. Lama berkerja
pendidikan terakhir. Berdasarkan sangat berpengaruh terkait
tabel 3 menunjukan bahwa bagaimana seseorang tersebut
seluruh bidan yang memberikan berkeja dilapangan. Bidan dengan
bimbingan praktik seluruhnya pengalaman lama kerja minimal
sudah menyelesaiakan pendidikan 10 tahun sudah memiliki kualitas
D III kebidanan. Dapat dilihat dan kuantitas yang dianggap
pendidikan terakhir pembimbing mampu menjadi pembimbing
klinik dilahan mayoritas memiliki klinik/lahan dilahan praktik.
latar belakang D III yaitu 21 (70 Pengalaman kerja untuk
%) dari total keseluruhan dan sisa pembimbing klinik diatas rata-rata
sarjana dan pasca sarjana sudah lebih dari 5 tahun berkerja.
sebanyak 9 (10 %). Dengan melihat hal tersebut
Lulusan DIII Kebidanan pembimbing klinik dilahan sudah
merupakan tenaga profesional dianggap mampu dalam
yang memliliki sikap, tingkah melakukan bimbingan sebagai
laku dan kemampuan mentor dilahan, dikarena sudah
melaksanakan asuhan kebidanan memiliki pengetahuan,
profesional. Sehingga sebagian ketrampilan dan pengalaman yang
besar pembimbing klinik pada mumpuni. Hal tersebut sejalan
institusi kesehatan masih dengan teori yang yaitu syarat
didominasi oleh bidan dengan Preceptor- Mentor menurut
latar belakang D III dengan gelar IBI& AIPKIND (2012) Memiliki
Ahli Madya Kebidanan. Hal kompetensi sebagai pembimbing
tersebut dianggap mampu klinik, Memiliki pengalaman
memberikan bimbingan klinik kerja / praktik klinis kebidanan
dilahan sesuai dengan minimal 5 tahun.
kompetensinya. 1. Gambaran Standar Lahan
Peserta didik dalam Praktik Klinik Mahasiswa
program pendidikan Diploma Kebidanan
III kebidanan harus memiliki a. Peran pembimbing klinik
pengalaman belajar yang cukup
dalam pencapaian kompetensi Dilihat berdasarkan
sesuai dengan profil lulusan, jawaban kuesioner responden
kode etik dan standar profesi. mengenai peran pembimbing
Setiap satuan pendidikan klinik didapatkan hasil yaitu
melakukan perencanaan, 26 (86,7%) responden
pelaksanaan, penilaian dan mnjawab benar sehingga
pengawasan proses pembelajaran menunjukan hasil yang baik.
agar efektif dan efisien. (IBI & Peran sebagai pembimbing
AIPKIND, 2012). klinik diantaranya sebagai
Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.5 No.1, Juli 2017 67
agen pembaharu, sebgai selama mahasiwa praktik
narasumber, manajer, mediator khususnya dalam memberikan
dan fasilitator yang sudah asuhan langsung dengan pasien
dilaksanakan dengan baik oleh dengan metode bed site
bidan yang bertugas sebagai teaching maupun DOPS.
pembimbing lahan.
Pembelajaran klinik b. Prinsip-prinsip bimbingan
adalah suatu pembelajaran praktik klinik
yang menyiapkan peserta didik
untuk mengintegrasikan ilmu Prinsip-prinsip bimbingan
pengetahuan yang sebelumnya praktik klinik dapat dilihat
sudah didapat dengan bahwa hasil penelitian
penampilan keterampilan dan menunjukan hasil baik
kompetensi yang berhubungan sebanyak 30 (100%). Sehingga
dengan asuhan klien serta dapat diambil kesimpulan
memperoleh bermacam- bahwa prinsip-prinsip yang
macam keterampilan dimiliki lahan sudah berjalan
profesional dan personal , dengan baik. Hal tersebut
penampilan dan perilaku, dapat dilihat dari jawaban
berfikir untuk memasuki kuesioner yang seluruh
sistem pelayanan ( Meleca, cit pembimbing menyamwab
Rostati, 2012). dalam setiap prisnip
Sesuai dalil al Quran Al bimbinganya selama dilahan
Mujadilah ayat 11 yang dapat dilakukan dengan tepat.
diambil pesannya yaitu, bahwa Syarat Preceptor- Mentor
hendaknya sebagai seorang menurut IBI& AIPKIND
pembimbing klinik (2012) adalah memiliki
kitahendaknya selalu kompetensi sebagai
membimbing mahasiwa sebaik pembimbing klinik. Hal ini
mungkin, memberikan ilmu, dapt dilihat dalam proses
pengetahuan dan ketrampiln bimbingan dilahan yaitu
yang dimiliki kepada pembimbing yang tidak
mahasiswa yang nantinya akan membeda-bedakan mahasiwa
dijadikan bekal dalam bimbinganya. semua mahasiwa
menjalankan tugasnya sebagai dianggap memerluan
bidan kelak setelah bimbingan dan pendampingan
menyelesaikan pendidikannya. serta ketrampilan selama
Peran ini sudah terlihat praktik dilahan. Pembimbing
dalam proses bimbingn dilahan menyusun penetapan jadwal
yaitu pembimbing memberikan piket jaga, guna memberikan
orientasi lhan saat pertama kali keadilan dan kesempatan bagi
mahasiswa datang ke lahan, setiap mahasiwswa dalam
bimbingan askeb pada setiap memperoleh kasus.
kasusnya selama praktik, Proses bimbingan selalu
melakukan evaluasi dengan dilakukan pendampingan,
cara responsi, memberikan menumbuhkan greget dalam
kesempatan mahasiwa untuk pemberian asuhan bagi
melakukan ketrampilan, dan mahasiswa, dan selalu
melakukan pendampingan membangkitan dan inisiatif
Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.5 No.1, Juli 2017 68
dalam setiap asuhan yang mahasiswa DIII kebidanan di
diberikan. Melihat dari proses lahan praktek didapatkan hasil
bimbinngan tersebut yang rata- bahwa Bedside Teacing sangat
rata sudah dilakukan oleh efektif untuk meningkatkan
pembimbing di lahan, dapat pengetahuan dan kemampuan
menghasilkan mahasiwa yang psikomotor mahasiswa.
kompeten dalam memberikan Proses bimbingan sudah
asuhan kebidanan. Dihasil berjalan dengan baik hal ini
akhir dengan bekal sesuai yang disampaikan
ketrampilan yang mumpuni pembimbing klinik, “ kalo
setiap institusi akan saya biasanya koreksi askeb
menghasilkan lulusan yang itu sekalian responsi mbak,
handal dan siap kerja. jadi tidak menumpuk, dan
biasanyanya saya janjikan
c. Strategi bimbingan praktik untuk konsul 1 minggu 2 kali.
klinik untuk BST dan Dops juga
ilakukan akan tetapi melihat
Strategi bimbingan kalo pas pasien tidak rame mb
praktik klinik di lahan di supaya lebih fokus dalam
dapatkan hasil sebanyak 23 penilaian”.
(76,7 % dengan kategori baik Diharapkan dari setiap
dan sebanyak 7 (23,3 %) bimbingan yang diberikan
dengan kategori kurang. pembimbing lahan slelau
Sehingga dapat di lihat bahwa memberikan umpan balik yang
strategi bimbingan yang sudah positif dan memberikan role
diterapkan dilahan mayoritas model yang baik, yang patut
sudah dijalankan dengan baik. ditiru menjadi suri tuladan bagi
Metode bimbingan lain mahasiswa bimbingannya.
yang dilakukan dilahan salah
satunya dengan BST (Bed site
Teaching) dan DOPS (Directly d. Kasus Kbidanan yang
Observed Prosedural Skill). tersedia di lahan
Metode bimbingan diatas
sudah di terapkan oleh Jumlah kasus dilahan bisa
mahasiswa dari institusi dikatakan cukup bervariasi
pendidikan STIKES ‘Aisyiyah dalam memenuhi target
Yogyakarta. Dalam prosesnyap mahasiswa. Hal itu dapat
pun sudah dilakukan pelatihan dilihat dari hasil penelitian
kepada pembimbing lahan di yaitu kategori baik sebanyak
yogyakarta yang diadakan oleh 23 (76,7 %). Melihat hasil
STIKES ‘Aisyiyah. Dari hasil diatas dapat di simpulkan jika
evaluasi proses bimbingan jumalah kasus yang ada
tersebut sudah berjalan dengan dilahan sudah cukup bervariasi
baik dilahan. Peneltian diatas sesuai kebutuhan mahasiswa
diperkuat oleh penelitian yang selama praktik dilahan.
dilakukan ( Puji L., 2010) yaitu Asuhan yang diberikan
“Efektifitas bedside teaching dilahan sesuai kasus yang ada
terhadap tingkat pengetahuan sesuai dengan kewenangan
dan kemampuan Psikomotor yang sudah diatur berdasarkan
Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.5 No.1, Juli 2017 69
Permenkes nomor pembimbing harus jelas. Salah
1464/menkes/per/x/2010 satunya dalam penunjukan
wewenang bidan. pelaksanaan pembimbing lahan oleh isntansi
yang sudah berjkalanuntuk pendidikan dan dari isntansi lahan
kasus bervariasi , di sini selalu memberikan SK. dimana
peran pembimbing dalam SK ini sebagai pemeberitahuan
pembagian kasus untuk akan tugas yang harus dilakukan
mahasiswa dilakukan dengan dalam membimbing. Kesesuaian
kontrak waktu di setiap awal jumlah pembimbing dibandingkan
masuk. dengan demikian jumlah mahasiswa , ini
diharapkan kasus yang ingin merupakan hal yang sangat
dicapai mahasiswa dapat penting juga dilihat secara
terpenuhi. Jumlah kasus yang kualitas maupun kuantitas. Dalam
ada dilaha bervariasi di BPS prosesnya dikatakan pembimbing
rata-rata dalam setiap bulan lahan yang ideal itu adalah
di dapatkan 5-10 persalinan, dengan perbandingan 1
pasien KB 20-50 kasus, BBL pembimbing lahan : 5 mahasiswa.
5-10 , ANC 30-40. pernyataan tersebut sejalan
Ketercapaian kasus juga dengan yang disampaikan oleh
meruakan faktor penting (IBI & AIPKIND, 2012), yang
dalam proses bimbingan , mejelaskan bahwa Ratio
akan tetapi melihat institusi Preceptor dibandingkan peserta
pendidikan kesehatan di didik pada pembelajaran
yogyakarta ini yang sudah praktikum dan praktik klinik
berkembang cukup banyak adalah 1 : 5, sedangkan ratio
membuat pembimbing harus Mentor dibandingkan peserta
pintar dalam membagi kasus didik pada pembelajaran praktik
kepada bimbinganya dan adalah 1 : 2.
harus lebih ekstra dalam
membimbing. Untuk itu perat 3. Fasilitas dan Administrasi
pembimbing lahan selain CI
yang ditunjuk pun harus ikut Fasilitas dan administrasi di
berperan aktif. lahan praktik menunjukan sudah
berjalan dengan baik. Hal tersebut
2. Sumber Daya Manusia di dapat dilihat dari hasil penelitian
Lahan yang semua dalam kategori baik
yaitu 30 ( 100%). Semua
SDM yang dimiliki meliputi Pembimbing menyampaikan jika
lahan, pembimbing klinik, dan dalam fasilitas dan proseduran
mahasiswa dari hasil penelitian untuk membimbing sudah
diatas menunjukan bahwa dalam terpenuhi.
kategori baik sebanyak 21 (705) Standar lahan praktik
dan kategori kurang sebanyak 9 mahasiswa didalamnya ada
(30%). Melihat dari hasil diatas beberapa faktor yang
dapat dikatakan jika SDM yang mempengaruhi tercapainya proses
ada dilahan mayoritas sudah baik. pembelajaran mahasiswa di lahan
SDM dikatakan baik jika (praktik) yaitu dilihat dari SDM
Pembimbing itu bekerja dengan (sumber daya manusia) didalam
tupoksinya, dimana peran SDM ini terdapat 2 komponen
Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.5 No.1, Juli 2017 70
terdiri dari mahasiswa dan tenaga belajar berubah setiap merekaber
kesehatan. Untuk tenaga pindah ke bagian lain. Menurut
kesehatan didalamnya ada Patel dan Dauphinee (1985)
beberapa tugas yang harus di dikutip dari Emilia (2008) yaitu
lakukan dalam proses bimbingan lingkungan belajar yang berbeda
mahasiswa yaitu tugas sebagai akan memberikan pengalaman
preceptor dan mentor. Factor lain yang berbeda yang nantinya akan
yang mempengaruhi adalah mempengaruhi perilaku belajar
fasilitas yang tersedia di lahan, mahasiswa. Reilly dan Oermann
kasus yang ada di lahan, dan (2002), menyatakan bahwa
proses bimbingan mahasiswa pengalaman pembelajaran klinik
selama di lahan (CI). (rumah sakit dan komunitas)
Fasilitas pembelajaran yang merupakan bagian penting dalam
mendukung salah satunya proses pendidikan mahasiswa
tersedianya mini lab untu kebidanan, karena memberikan
ketrampilan, dan hal tersebut pengalaman yang kaya kepada
sudah terfasilitasi di RS. mahasiswa tentang bagaimana
Tersedianya alat bantu dalam cara belajar yang sesungguhnya.
melakukan asuhan, tersedianya Proses secara administratif
ruang jaga yang nyaman, adanya dalam mempraktikan mahasiwa
perpustakaan mini untuk pun sudah berjalan dengan baik.
mengasah ilmu. Hampir disemua Sebelum mahasiwa diterjunkan
lahan sudah mempersiapkan dilahan ada berbagai proses yang
ruang untuk menginap yang layak harus ditempuh yaitu maping
bagi mahasiswa, didalamnya lahan yang dilakukan oleh
sudah dilengkai dengan tempat kemintraan IBI, dinkes, rumah
tidur dan almari. sakit, dan person secara langsung.
Hubungan Intitusi dengan Sehingga komunikasi sudah
Instansi lahan praktik yang terjalin dengan baik. Sebelum
digunakan selalu dengan ikatan terjun kelahan di institusi
kerja sama yang sudah disetujui pendidikan sudah melakukan
semua pihak (MoU). MouU rapat koordinasi dan persamaan
merupakan sebuah ikatan apersepsi. Setelah itu dilakukan
kerjasama yang didalamnya sudah orientasi lahan di setiap instansi.
tertuang hak dan kewajiban yang Dari hasil penelitian yang
dimana itu akan mempermudah sudah dilakukan mengenai
kita dalam menjalin hubungan gambaran standar lahan praktek
yang saling menguntungkan. yang diterapkan oleh lahan
Kerjasama dengan profesi pun praktik klinik mahasiswa
sudah terjalin dengan baik, kebidanan didapatkan hasil yang
sebagai kemitraan kerja yaitu baik, didapatkan prosentasi dari
MoU dengan profesi IBI sudah setiap pertanyaan dikuesioner
berjalan dengan baik. terjawab dengan hal postif semua.
Persepsi mahasiswa terhadap Penelitian ini mendapatkan hasil
lingkungan belajar dianggap dari setiap komponen lahan yang
mempunyai pengaruh yang digunakan mahasiwa sudah
penting pada kualitas hasil belajar memiliki nilai yang baik ,hal
mahasiswa. Selain itu,persepsi tersebut meliputi peran dan tugas
mahasiswa terhadap lingkungan mentor/ pembimbing klinik,
Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.5 No.1, Juli 2017 71
prinsip-prinsip bimbingan praktik berkisar 1-5 mahasiswa setiap
klinik yang sudah berjalan baik rotasi.
dilahan, strategi bimbingan
praktik klinik yang sudah 3. Perbandingan preseptor dan
dilakukan di lahan dengan mentor dengan mahasiswa sudah
berbagai metode, kasus dilahan , cukup baik yaitu 1:5 dimana hal
SDM ( mahasiswa, lahan, CI) tersebut dapat dikatakan
yang sudah mencukupi, fasilitas, memenuhi standar. Bimbingan
administrasi di lahan. Hasil baik praktik klinik yang sudah
diatas bukan menjadi sebuah dilakukan di lahan dengan
patokan dalam lahan paraktik berbagai metode (76,7%), kasus
yang baik, akan tetapi kita juga dilahan (76,7%), , SDM (
harus memikirkan untuk mahasiswa, lahan, CI) yang
perbaikan kualitas dimasa sudah mencukupi (70%) ,
mendatang, mengingat semakin fasilitas, administrasi di lahan
banyak institusi pendidikan dan (100%).
semakin sempit lahan yang kita
garap. Sehingga, strategi-strategi
yang baik harus diterapkan dalam Saran
proses berjalananya waktu, 1. Bagi lahan Praktik Klinik
diharapkan dengan demikian akan Lebih mempertahankan dalam
menghasilkan lahan yang memberikan bimbingan yang
kompeten untuk belajar berkualitas, dan meningkatkan
mahasiswa. kualitas SDM dengan melakukan
update ilmu, tugas belajar dan
Kesimpulan. pelatihan-pelatihan, sehingga
1. Gambaran lahan praktik di mampu menghasilkan bidan yang
yogyakarta ini memiliki nilai handal dalam memberikan asuhan
yang baik ,hal tersebut meliputi maupun bimbingan ke
peran dan tugas mentor/ mahasiswa.
pembimbing klinik (86,7%),
prinsip-prinsip bimbingan praktik 2. Bagi Bidan
klinik yang sudah berjalan baik Lebih mempertahankan dalam
dilahan (100%), strategi memberikan bimbingan yang
bimbingan praktik klinik yang berkualitas dilahan dengan cara
sudah dilakukan di lahan dengan peningkatan keilmuanya serta
berbagai metode (76,7%), kasus bervarisi dalam metode
dilahan (76,7%), , SDM ( bimbinganya.
mahasiswa, lahan, CI) yang
sudah mencukupi (70%) , 3. Bagi Institusi Pendidikan
fasilitas, administrasi di lahan Lebih aktif dalam melakukan
(100%). followup klahan sehingga fungsi
kontrol dan komunikasin dilahan
2. Mahasiwa yang praktik dilahan dapat terjalin dengan baik.
diketahui sudah termappingkan Diharpkan instansi pendidikan
oleh diklat, dinas, maupun melakukan refresh ilmu untuk CI
profesi, sehingga dilahan tidak melalui pelatihan-pelatihan serta
terjadi penumpukan mahasiswa. seminar yang diadakan oleh pihak
Mahasiswa praktik dilahan institusi. Arikunto, Suharsini, 2006,
Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.5 No.1, Juli 2017 72
Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Tinggi dan Penilaian Hasil
Praktek, Edisi Revisi VI, Rineka Cipta, Belajar Mahasiswa.
Jakarta.

BAN-PT. 2009. Naskah Akademik Moleong, L. 2004. Metodologi


Program Studi Diploma. penelitian kualitatif. Bandung
Jakarta : Badan Akreditasi : PT. Remaja Rosdakarya.
Nasional Perguruan Tinggi. Munir, M. 2009. VIsi, Misi dan
Tujuan Program Pendidikan
Emilia O. (2008). Kompetensi Dokter
Vokasi Universitas Brawijaya
dan Lingkungan Belajar
Malang
Klinik di Rumah Sakit.
2009.(http://mmunir.lecture.ub
Yogyakarta: Gadjah Mada
.ac.id/2012/04/visi-misi-dan-
University Press.
tujuan-pendidikan-
vokasi/http://vokasi.ub.ac.id),
IBI& AIPKIND. 2012. Draft Standar
diakses tanggal 23 Januari
Nasional Pendidikan Diploma
2013
III Kebidanan Indonesia.
(www. hpeq.dikti.go.id)
Nasution. 2001. Metode Reseach,
diakses tanggal 3 Januari
Jakarta : Bumi Aksara.
2013
. 2011. Draft Standar
Kompetensi Bidan. (www. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi
hpeq.dikti.go.id) diakses Penelitian Kesehatan. Jakarta.
tanggal 3 Januari 2013 Rineka Cipta.
Nurachmach, E. (2007). Paradigma
Depkes RI. 2009. Pedoman Klasifikasi pencapaian kompetensi pada
danStandar Rumah Sakit pendidikan ners dengan model
Pendidikan. Jakarta : preceptorship dan mentorship.
Direktorat Jenderal Bina Disampaikan pada Pelatihan
Pelayanan Medik Departemen Nasional Preceptorship dan
Mentorship untuk Pendidikan
Kesehatan RI
Ners. Yogyakarta, 12 – 14
Februari 2007.
Huraini E.,& Meliani H. 2010.
Peraturan Menteri Kesehatan
Mentorship Sebagai Suatu Republik Indonesia
Inovasi Metode Bimbingan Nomor
Klinik Dalam Keperawatan. 1464/Menkes/Per/X/2010
(http://repository.unand.ac.id Tentang Izin Dan
/5193/) diakses, 28 Februari Penyelenggaraan Praktik
2013. Bidan.
Reilly D.E, & Oermann. 2002
Jacob, T. 2004. Etika Penelitian
Ilmiah. Yogyakarta : Warta .Clinicalteaching in nursing
Penelitian Universitas Gadjah education . MH. MeshTerms:
Mada (Edisi Khusus). Clinical Competence
Kepmendiknas RI no. 232/U/2000 Curriculum Education,
tentang Pedoman Penyusunan Nursing/methods Education.
Kurikulum Pendidikan (www.ncbi.nlm.nih.gov/pubme
Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.5 No.1, Juli 2017 73
d/1608737), diakses 23 diakses tanggal 20 Januari
Februari 2013 2013.

Rostati, T. 2012. Metode Sugiyono, 2007. Metode Penelitian


Pembelajaran Lapangan. Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Makalah disajikan dalam Bandung: CV Alfabeta.
Rakernas AIPKEMA, Solo
Syahreni, Elfi & Waluyanti, F. T.
2012.
2005. Pengalaman Mahasiswa
Strause, S., Johnson M., Marquez C., S1 Keperawatan Program
Feldman M. 2012.
Regular Dalam Pembelajaran
Characteristics of Successful Klinik
and Failed Mentoring (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/ad
Relationships: A Qualitative min/jurnal/112074753.pdf)
Study Across Two Academic diakes 23 Januari 2013.
Health Centers. Academic
Medicine: January 2013 -
Volume 88 - Issue 1 - p 82–89
(http://journals.lww.com/acade
micmedicine/Fulltext/2013/01
000/Characteristics_of_Succes .
sful_and_Failed_Mentoring.)

Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.5 No.1, Juli 2017 74

Anda mungkin juga menyukai