Anda di halaman 1dari 16

MENTERI PEKERJAAN UMUM

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


NOMOR 01/PRT/M/2012

TENTANG

PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN JALAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 118, Pasal 119, dan


Pasal 120, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006
tentang Jalan perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum tentang Pedoman Peran Masyarakat
dalam Penyelenggaraan Jalan;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang


Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 86,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4655);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
4. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
08/PRT/M/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
21/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG


PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM
PENYELENGGARAAN JALAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :

1. Masyarakat Pemanfaat Jalan adalah masyarakat


bukan pelaku perjalanan tetapi mendapatkan manfaat
baik secara langsung maupun tidak langsung dari
jalan untuk pemenuhan kepentingannya.

2. Masyarakat Pengguna Jalan adalah semua


masyarakat pelaku perjalanan yang menggunakan
jalan baik perorangan, kelompok, maupun badan
usaha.

3. Peran Masyarakat Secara Langsung adalah kegiatan


masyarakat yang dapat mendukung pemerintah
dalam penyelenggaraan jalan yang dilakukan secara
langsung bertatap muka dengan penyelenggara jalan.

4. Peran Masyarakat Secara Tidak Langsung adalah


kegiatan masyarakat yang dapat mendukung
pemerintah dalam penyelenggaraan jalan yang
dilakukan secara tidak langsung bertatap muka
dengan penyelenggara jalan yang dilakukan
menggunakan berbagai media komunikasi baik cetak
maupun elektronik.
5. Penyelenggara Jalan adalah pihak yang melakukan
pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan
pengawasan jalan sesuai dengan kewenangannya.

6. Penyelenggaraan Jalan adalah kegiatan yang meliputi


pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan
pengawasan jalan.

7. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan


urusan pemerintahan di bidang Pekerjaan Umum.

Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman
bagi masyarakat dalam Penyelenggaraan Jalan.

(2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk mengatur


peran masyarakat dalam Penyelenggaraan Jalan
nasional, provinsi, kabupaten/kota dan desa agar
tertib dan teratur.

Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi klasifikasi
masyarakat, peran masyarakat, dan prosedur peran
masyarakat dalam Penyelenggaraan Jalan.

BAB II
PERAN MASYARAKAT DAN KEWAJIBAN
PENYELENGGARA JALAN
Bagian Kesatu
Peran Masyarakat

Pasal 4
(1) Dalam Penyelenggaraan Jalan, masyarakat dapat
berperan pada setiap tahapan Penyelenggaraan Jalan
yang dilaksanakan oleh Penyelenggara Jalan.
(2) Tahapan Penyelenggaraan Jalan yang diberikan
sebagai ruang untuk peran masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dari tahap
pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan
pengawasan.

(3) Peran dalam Penyelenggaraan Jalan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) digolongkan atas Masyarakat
Pengguna Jalan dan Masyarakat Pemanfaat Jalan.

(4) Peran masyarakat dalam membantu meningkatkan


mutu Penyelenggaraan Jalan, dapat diberikan untuk
jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten/kota,
dan jalan desa.

Pasal 5
Klasifikasi masyarakat, bentuk peran serta, dan tata cara
dalam memberikan peran dalam setiap tahapan
Penyelenggaraan Jalan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Kedua
Kewajiban Penyelenggara Jalan

Pasal 6
(1) Fasilitas dan pelayanan kepada masyarakat tentang
hal yang berhubungan dengan Penyelenggaraan Jalan
diberikan oleh Penyelenggara Jalan.

(2) Fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh


Penyelenggara Jalan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dimanfaatkan penuh oleh masyarakat
untuk memberikan peran dalam Penyelenggaraan
Jalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

(3) Fasilitas yang disediakan Penyelenggara Jalan untuk


masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. penyediaan fungsi pelayanan masyarakat dalam
Penyelenggaraan Jalan;
b. penyediaan media komunikasi baik cetak maupun
elektronik;
c. penetapan standar operasi dan prosedur
mekanisme pelaksanaan peran masyarakat dalam
Penyelenggaraan Jalan;
d. penetapan dan pemublikasian standar pelayanan
minimal di bidang jalan;
e. pelaksanaan konsultasi publik sebagai bagian dari
tahapan Penyelenggaraan Jalan;dan
f. pelaksanaan sosialisasi Penyelenggaraan Jalan.

(4) Pelayanan yang disediakan Penyelenggara Jalan untuk


masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. penyediaan sistem informasi;
b. penyampaian data dan informasi;
c. penerimaan usulan, saran, dan kritik;
d. pelayanan kajian;
e. pelayanan pengujian;
f. pelaksanaan penelitian dan pengembangan;
g. pemberian izin/rekomendasi/dispensasi
pemanfaatan dan/atau penggunaan bagian-bagian
jalan; dan
h. Penyedian bimbingan dan penyuluhan kepada
masyarakat dalam hal keterlibatkan langsung
masyarakat dalam penyelenggaraan jalan.

(5) Penyediaan fungsi pelayanan masyarakat dalam


Penyelenggaraan Jalan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf a diinformasikan kepada masyarakat
agar mudah diketahui keberadaannya.

BAB III
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 7
Pedoman peran masyarakat dalam Penyelenggaraan Jalan
dimuat secara lengkap dalam Lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 8
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Januari 2012
MENTERI PEKERJAAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

DJOKO KIRMANTO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 16 Januari 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 72

Salinan sesuai dengan aslinya


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Kepala Biro Hukum,

ttd

Ismono
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR
TENTANG
PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM
PENYELENGGARAAN JALAN

1 Pendahuluan

Jalan merupakan kekayaan atau aset yang sangat besar yang secara
tradisional dikelola dan dibiayai oleh pemerintah sebagai layaknya
prasarana pelayanan publik lainnya, dengan pelaksanaan
pemeliharaan yang relatif kurang memadai. Pelaksanaan pemeliharaan
jalan tersebut sebagai salah satu akibat dari rendahnya alokasi dana
untuk pemeliharaan akan menyebabkan kerugian baik pemerintah
maupun masyarakat. Hal ini akan terjadi penurunan kualitas kondisi
jalan yang berdampak pada penurunan nilai kekayaan atau aset jalan.

Sebagai salah satu sarana transportasi dalam kehidupan berbangsa


peranan jaringan jalan pada hakekatnya menyangkut hajat hidup
orang banyak. Dengan kedudukan dan peran jalan tersebut hak
penguasaan jalan ada pada negara. Pemerintah sebagai pemegang
kekuasaan peran pemerintahan negara memiliki hak penyelenggaran
jalan secara umum. Adapun masyarakat merupakan subjek
pembangunan yang harus dilibatkan dan diberdayakan dalam
penyelenggaraan jalan. Selain itu masyarakat memiliki hak dan
kewajiban dalam penyelenggaraan jalan. Keterbatasan dana
pemerintah khususnya untuk pemeliharaan jalan memerlukan
keterlibatan peran masyarakat.

Selain hal tersebut, kurang memadainya kondisi jalan mengakibatkan


meningkatnya biaya operasi kendaraan (BOK), yang sangat merugikan
masyarakat pengguna jalan. Kerugian masyarakat dalam transportasi
akan berpengaruh pada penurunan kualitas kehidupan sosial ekonomi
masyarakat serta menurunkan produktifitas dan daya saing
masyarakat tersebut.

Untuk meningkatkan mutu pemeliharaan jalan, maka diperlukan pola


Penyelenggaraan Jalan yang terpadu antara pemerintah, masyarakat
pengguna jalan, dan masyarakat pemanfaat jalan, sehingga tercipta
suatu kinerja Penyelenggaraan Jalan yang lebih berhasil guna.
Adapun pola peran masyarakat dalam Penyelenggaraan Jalan yaitu
masyarakat dilibatkan secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyelenggaraan jalan. Masyarakat dilibatkan dalam setiap tahap
Penyelenggaraan Jalan mulai dari pengaturan, pembinaan,
pembangunan, dan pengawasan. Peran masyarakat dapat berbentuk
apapun seperti sumbangan material, finansial, maupun pemikiran.

Dengan mengatur prosedur peran masyarakat dalam penyelenggaraan


jalan, diharapkan masyarakat dapat berperan secara maksimal dalam
penyelenggaraan jalan, sehingga perlu diupayakan berbagai
kemudahan agar masyarakat dapat memberikan perannya baik secara
langsung maupun tidak langsung. Prosedur peran masyarakat ini
dijabarkan dalam media peran masyarakat, bentuk peran masyarakat,
serta tata cara peran masyarakat.

2 Klasifikasi masyarakat

Masyarakat berperan dalam penyelenggaraan jalan, dapat bersifat:


a. perorangan;
b. kelompok; dan
c. badan usaha

Tiap sifat tersebut dapat digolongkan sebagai:


a. masyarakat pengguna jalan; dan
b. masyarakat pemanfaat jalan.

3 Peran Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Jalan

3.1 Peran masyarakat pada jalan nasional, provinsi, dan


kabupaten/kota

Peran masyarakat dalam Penyelenggaraan Jalan nasional, provinsi


dan kabupaten/kota meliputi:
a. Masyarakat dapat ikut berperan dalam pengaturan, pembinaan,
pembangunan, dan pengawasan jalan. Peran masyarakat dapat
dilakukan pada jalan nasional, jalan provinsi, jalan
kabupaten/kota, dan jalan desa.
b. Dalam pengaturan jalan masyarakat, dapat berperan dalam
penyusunan kebijakan perencanaan dan perencanaan umum.
Dalam pembinaan jalan masyarakat dapat berperan dalam
pelayanan, pemberdayaan, serta penelitian dan
pengembangan.Dalam pembangunan jalan masyarakat dapat
berperan dalam penyusunan program, penganggaran,
perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, serta
pengoperasian dan pemeliharaan. Dalam pengawasan jalan
masyarakat dapat berperan dalam pengawasan fungsi dan
manfaat jalan, serta pengendalian fungsi dan manfaat.
c. Peran masyarakat dalam pengaturan jalan serta pelayanan dan
pemberdayaan dapat berupa pemberian usulan, saran, atau
informasi. Peran masyarakat dalam penelitian dan
pengembangan dapat berupa pemberian usulan, saran,
informasi, pendanaan dan atau melakukan sendiri.
d. Peran masyarakat dalam penyusunan program dan perencanaan
teknis dapat berupa pemberian usulan, saran, dan informasi.
Peran masyarakat dalam penganggaran dapat berupa pemberian
usulan, saran, dan informasi.
e. Peran masyarakat dalam pelaksanaan konstruksi, serta
pengoperasian dan pemeliharaan dapat berupa pemberian
usulan, saran, informasi, pendanaan dan atau melakukan
langsung.
f. Peran masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian dapat
berupa pemberian usulan, saran, laporan atau informasi.
Masyarakat berhak melaporkan penyimpangan terhadap
pemanfaatan dan atau penggunaan ruang manfaat jalan, ruang
milik jalan, dan ruang pengawasan jalan kepada penyelenggara
jalan.

Peran masyarakat dalam Penyelenggaraan Jalan nasional, provinsi,


dan kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1 - Peran masyarakat dalam penyelenggaraan jalan

Penyelenggaraan Kegiatan Peran


Jalan
Pengaturan perumusan kebijakan pemberi usulan, saran,
perencanaan dan informasi
penyusunan perencanaan
umum
Pembinaan pelayanan, pemberdayaan pemberi usulan, saran,
informasi
penelitian dan pemberi usulan, saran,
pengembangan informasi, pendanaan,
pelaksanaan penelitian
sendiri
Pembangunan penyusunan program pemberi usulan, saran,
informasi
penganggaran pemberi usulan, saran,
informasi
perencanaan teknis, pemberi usulan, saran, dan
informasi, pendanaan
pelaksanaan konstruksi, pemberi usulan, saran, dan
pengoperasian dan informasi, pendanaan,
pemeliharaan pelaksana pekerjaan
langsung.
Pengawasan Pengawasan fungsi dan pemberi usulan, saran,
manfaat jalan, serta laporan, dan informasi.
pengendalian fungsi dan
manfaat

3.2 Peran masyarakat pada jalan desa

Peran masyarakat pada jalan desa meliputi :


a. Partisipasi, masyarakat terlibat secara langsung dalam kegiatan
mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, supervisi maupun
pemanfaatan serta pemeliharaannya; dan
b. Keswadayaan, kemampuan masyarakat menjadi faktor
pendorong utama dalam keberhasilan kegiatan, baik proses
perencanaan, pelaksanaan, supervisi maupun pemanfaatan serta
pemeliharaannya.

Pemilihan kegiatan berdasarkan musyawarah sehingga


memperoleh dukungan masyarakat. Pengelolaan kegiatan
dilakukan secara terbuka, dapat dipertanggungjawabkan, serta
dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara
berkelanjutan, baik dalam lingkungan internal maupun
eksternal.

Pola pelaksanaan kegiatan prinsipnya dilakukan oleh masyarakat


mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi. Jika dalam tahap pelaksanaan terdapat
kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan oleh masyarakat sendiri,
maka dapat dilakukan oleh pihak ketiga melalui berbagai bentuk
perjanjian seperti kontrak konstruksi atau Kerja Sama
Operasional (KSO).

4 Prosedur peran masyarakat dalam penyelenggaraan jalan

Masyarakat diharapkan dapat berperan semaksimal mungkin dalam


penyelenggaraan jalan, sehingga perlu diupayakan berbagai
kemudahan agar masyarakat dapat memberikan perannya baik secara
langsung maupun tidak langsung.

4.1 Media peran masyarakat

Dalam Penyelenggaraan Jalan masyarakat dapat berperan secara


langsung dengan penyelenggara jalan, melalui fungsi pelayanan
yang tersedia untuk melayani peran masyarakat. Peran
masyarakat secara langsung dapat berupa penyampaian
informasi, saran, usulan, kritik, dana, materi, lahan, serta
berperan aktif melakukan kegiatan penyelenggaraan jalan.

Dalam Penyelenggaraan Jalan masyarakat dapat berperan secara


tidak langsung melalui berbagai media komunikasi:
a. media elektronik: telepon, faksimil, pesan singkat, radio,
televisi, internet, email, website, dan lain-lain; dan
b. media cetak: surat, surat kabar, majalah, buletin, dan
sebagainya.
Peran masyarakat secara tidak langsung dapat berupa
penyampaian informasi, usulan, saran, dan kritik.

Pelaksanaan peran masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai


media sebagaimana tertera pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2 – Media peran masyarakat

Pengaturan Pembinaan Pembangunan Pengawasan Media

Langsung Informasi, Informasi, Informasi, Informasi, Tatap


Usulan, Usulan, Usulan, Usulan, muka,
Saran, Saran, Saran, Saran, Forum
Kritik, Kritik, Kritik, Kritik, dialog,
Dana, Dana, Laporan Konsultasi
Pelaksanaan Pelaksanaan publik,
langsung di
lokasi
melalui unit
yang
melayani
peran
masyarakat
Tidak Informasi, Informasi, Informasi, Informasi, Media
langsung Usulan, Usulan, Usulan, Usulan, komunikasi
Saran, Saran, Saran, Saran, cetak dan
Kritik Kritik Kritik Kritik elektronik

4.2 Bentuk peran masyarakat

Peran masyarakat dalam penyelenggaran jalan dapat dilakukan


dalam berbagai bentuk.
a. Dalam pengaturan jalan, masyarakat dapat berperan dalam
perumusan kebijakan perencanaan dan penyusunan
perencanaan umum.

Bentuk peran masyarakat dalam perumusan kebijakan


perencanaan dan penyusunan perencanaan umum dapat
berupa:
1) penyadaran, pemberian motivasi, arahan, dan fasilitasi
dalam pemberdayaan masyarakat; dan
2) berperan aktif pada penyuluhan sehingga masyarakat
menjadi peduli dalam penyelenggaraan jalan.
b. Dalam pembinaan jalan, masyarakat dapat berperan dalam
pelayanan, pemberdayaan, serta penelitian dan
pengembangan.
Bentuk peran masyarakat dalam pelayanan dan
pemberdayaan dapat berupa:
1) pemberian masukan atau usulan dalam penyusunan dan
penetapan norma, standar, kriteria, pedoman; dan
2) pemberian masukan dalam pengembangan sistem
bimbingan
a) usulan bentuk pelayanan; dan
b) penyebaran informasi.

Bentuk peran masyarakat penelitian dan pengembangan


dapat berupa:
1) melakukan sendiri penelitian dan pengembangan;
2) melakukan kajian; dan
3) memfasilitasi peralatan dan pendanaan.

c. Dalam pembangunan jalan, masyarakat dapat berperan


dalam penyusunan program, penganggaran, perencanaan
teknis, pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan
pemeliharaan.

Bentuk peran masyarakat dalam penyusunan program dapat


berupa: usulan, saran dan informasi tentang program
pembangunan jalan yang akan dilaksanakan.

Bentuk peran masyarakat dalam penganggaran dapat


berupa: usulan, saran dan informasi tentang anggaran
pembangunan jalan yang akan disusun.

Bentuk peran masyarakat dalam perencanaan teknis dapat


berupa:
1) pemikiran, usulan, saran dan informasi dalam
perencanaan teknis jalan; dan
2) pendanaan perencanaan teknis.

Bentuk peran masyarakat dalam pelaksanaan konstruksi


dapat berupa:
1) usulan, saran dan informasi dalam pelaksanaan
konstruksi;
2) pendanaan pelaksanaan konstruksi;
3) bahan bangunan / material;
4) tenaga;
5) peralatan; dan
6) melakukan konstruksi secara langsung.

Bentuk peran masyarakat dalam pengoperasian dan


pemeliharaan dapat berupa:
1) pelaporan kerusakan jalan;
2) pemeliharaan drainase, bahu jalan, rambu dan lain-lain;
dan
3) pendanaan pengoperasian dan pemeliharaan jalan.

Bentuk peran masyarakat dalam penanggulangan keadaan


darurat di jalan secara langsung maupun tidak langsung,
dapat berupa:
1) pelaporan keadaan darurat di jalan; dan
2) bantuan penanggulangan atau menanggulangi secara
langsung.

d. Dalam pengawasan jalan, masyarakat dapat berperan dalam


pengawasan fungsi dan manfaat jalan, serta pengendalian
fungsi dan manfaat jalan.

Bentuk peran masyarakat dalam pengawasan fungsi dan


manfaat jalan dapat berupa:
1) pelaporan penyimpangan pemanfaatan ruang manfaat
jalan, ruang milik jalan dan ruang pengawasan jalan
kepada penyelenggara jalan;
2) saran, usulan, informasi atas penggunaan dan
pemanfaatan jalan;
3) pengaturan lalu lintas oleh masyarakat harus mendapat
izin dari penyelenggara jalan, pembina lalu lintas dan
angkutan jalan; dan
4) mematuhi peraturan penggunaan dan pemanfaatan jalan.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut:
a. Masyarakat dapat memperoleh penggantian lahan untuk
pembangunan jalan berupa uang, pembangunan fasilitas
umum atau fasilitas sosial antara lain: sekolah, masjid,
poliklinik, fasilitas olah raga.
b. Masyarakat dapat menghibahkan tanah/lahan tanpa
ganti rugi yang harus dibuat pernyataan tertulis dari
pemilik tanah dan ahli waris.
c. Masyarakat dapat berperan dalam pendanaan
pembangunan jalan, pelaksanaan konstruksi jalan.
d. Badan usaha dapat berperan dalam pendanaan
pembangunan jalan, pelaksanaan konstruksi jalan
melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
e. Pengembang perumahan, perkebunan, pertambangan,
industri, dapat berperan dalam pembangunan jalan
khusus yang disinkronkan jaringannya dengan jalan
umum.
f. Dana masyarakat langsung digunakan untuk
pembangunan jalan yang dilakukan oleh masyarakat,
atau kontraktor. Pengadaan kontraktor harus mengikuti
peraturan perundang-undangan jasa konstruksi. Kontrak
konstruksi ditandatangani oleh kontraktor dan
penyandang dana disaksikan oleh penyelenggara jalan.

4.3 Tata cara peran masyarakat

Sesuai kewenangan penyelenggaraan jalan, masyarakat dalam


melakukan perannya wajib berhubungan dengan penyelenggara jalan
masing-masing melalui unit yang berfungsi melayani peran
masyarakat dalam penyelenggaraan jalan.

Peran masyarakat terhadap jalan nasional harus dikomunikasikan


kepada Menteri Pekerjaan Umum atau Direktur Jenderal Bina Marga.

Peran masyarakat terhadap jalan Provinsi harus dikomunikasikan


kepada gubernur atau kepala dinas yang bertanggung jawab dalam
bidang jalan Provinsi.
Peran masyarakat terhadap jalan kabupaten/kota harus
dikomunikasikan kepada bupati/walikota atau kepala dinas yang
bertanggung jawab dalam bidang jalan kabupaten/kota.

Peran masyarakat terhadap jalan desa harus dikomunikasikan


kepada bupati atau kepala dinas yang bertanggung jawab dalam
bidang jalan melalui perangkat desa.

Pelaksana penyelenggara jalan harus mempunyai standar operasi dan


prosedur mekanisme pelaksanaan peran masyarakat dalam
penyelenggaraan jalan.

Pelaksana penyelenggara jalan sesuai kewenangannya dapat dilihat


pada Tabel 3.

Tabel 3 – Pelaksana penyelenggara jalan

Penyelenggara
Status jalan Pelaksana Penyelenggara Jalan
jalan
Kepala Balai Besar/ Balai Pelaksana
Jalan Nasional Menteri PU
Jalan Nasional atas nama Direktur
Jendral Bina Marga
Kepala Dinas yang berwenang dalam
Jalan Provinsi Gubernur
Penyelenggaraan Jalan Provinsi
Kepala Dinas yang berwenang dalam
Jalan Bupati
Penyelenggaraan Jalan Kabupaten
Kabupaten
Kepala Dinas yang berwenang dalam
Jalan Kota Walikota
Penyelenggaraan Jalan Kota
Jalan Desa Bupati Kepala Desa

MENTERI PEKERJAAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

DJOKO KIRMANTO

Salinan sesuai dengan aslinya


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Kepala Biro Hukum,

ttd

Ismono

Anda mungkin juga menyukai